• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI ALGORITMA C4.5 DENGAN NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA TEPAT WAKTU DI PTS “KZX” Satrio Agung Prakoso

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPARASI ALGORITMA C4.5 DENGAN NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA TEPAT WAKTU DI PTS “KZX” Satrio Agung Prakoso"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

103 KOMPARASI ALGORITMA C4.5 DENGAN NAÏVE BAYES UNTUK KLASIFIKASI

KELULUSAN MAHASISWA TEPAT WAKTU DI PTS “KZX Satrio Agung Prakoso1 , Eli Tias Tutik 2

[email protected] Abstrak

Perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang menjadi terminal terakhir bagi seseorang yang berpeluang belajar setinggi-tingginya melalui jalur pendidikan sekolah (Nawawi & Martini, 1994). Perguruan tinggi saat ini dituntut untuk memiliki keunggulan bersaing dengan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki.Sistem informasi adalah salah satu sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing.

Tingginya tingkat keberhasilan mahasiswa dan rendahnya tingkat kegagalan mahasiswa merupakan cermin kualitas dari suatu perguruan tinggi. Tingkat kelulusan dianggap sebagai salah satu efektivitas kelembagaan (Qudri & Kalyankar, 2010). Sehingga memerhatikan jumlah kelulusan suatu perguruan tinggi menjadi hal penting. Saat ini perguruan tinggi berada dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Setiap perguruan tinggi berusaha untuk terus memperbaiki manajemennya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Data mining merupakan analisis dari peninjuauan kumpulan data untuk menemukan hubungan yang tidak diduga dan meringkas data dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, yang dapat dipahami dan bermanfaat bagi pemilik data (Larose, 2005). Salah satu teknik data mining adalah teknik klasifikasi..

Teknik klasifikasi adalah teknik pembelajaran untuk mengklasifikasikan suatu nilai dari target variabel kategori. Algoritma yang digunakan dalam teknik klasifikasi adalah algoritma C4.5 dan Naïve Bayes. Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang digunakan untuk membentuk decision tree. Sedangkan klasifikasi Bayesian adalah pengklasifikasian statistik yang dapat digunakan untuk memprediksi probabilitas keanggotaan suatu class

Kata kunci : Tingkat kelulusan, Datamining,Klasifikasi, C4.5, Bayesian.

1. Pendahuluan

Kebutuhan akan informasi pada saat

ini semakin meningkat bersamaan dengan

perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Semakin banyak informasi yang dibutuhkan

maka data yang dibutuhkan juga semakin

banyak dan jumlahnya akan semakin besar.

Kebutuhan akan jumlah data yang besar dapat

ditemukan dalam dunia pendidikan. Hal ini

dikarenakan, setiap tahun ajaran terjadi

peningkatan data. Terutama data-data siswa

dan mahasiswa yang terus bertambah dari

tahun ke tahun. Jumlah data yang terus

meningkat ini memerlukan beberapa metode

untuk mengolah dan mengambil kesimpulan

dan informasi dari data tersebut. Banyak

sekali data-data yang dihasilkan oleh

teknologi informasi mengenai mahasiswa dan

(2)

103 Tingginya tingkat keberhasilan

mahasiswa dan rendahnya tingkat kegagalan

mahasiswa merupakan cermin kualitas dari

suatu perguruan tinggi. Tingkat kelulusan

dianggap sebagai salah satu efektivitas

kelembagaan (Qudri & Kalyankar, 2010).

Sehingga memerhatikan jumlah kelulusan

suatu perguruan tinggi menjadi hal penting.

Saat ini instansi perguruan tinggi berada

dalam lingkungan yang sangat kompetitif.

Setiap perguruan tinggi berusaha untuk terus

memperbaiki manajemennya untuk

meningkatkan mutu.Selain itu wisuda tepat

waktu merupakan isu yang penting karena

tingkat kelulusan sebagai dasar efektifnya

suatu perguruan tinggi. Namun, kendala yang

sering terjadi adalah banyaknya mahasiswa

yang tidak lulus sesuai dengan waktu studi

yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui

tingkat kelulusan mahasiswa dalam satu tahun

ajaran dapat dilakukan suatu klasifikasi

berdasarkan data-data mahasiswa pada tingkat

atau tahun ajaran pertama.

Data mining merupakan analisis dari

peninjuauan kumpulan data untuk menemukan

hubungan yang tidak diduga dan meringkas

data dengan cara yang berbeda dari

sebelumnya, yang dapat dipahami dan

bermanfaat bagi pemilik data (Larose, 2005).

Salah satu teknik data mining adalah teknik

klasifikasi. Teknik klasifikasi adalah teknik

pembelajaran untuk prediksi suatu nilai dari

target actor i kategori. Algoritma yang

digunakan dalam teknik klasifikasi adalah

algoritma C4.5 dan Naïve Bayes. Algoritma

C4.5 merupakan algoritma yang digunakan

untuk membentuk decision tree. C4.5 adalah

algoritma yang sudah banyak dikenal dan

digunakan untuk klasifikasi data yang

memiliki atribut-atribut actor dan

kategorial. Sedangkan klasifikasi Bayesian

adalah pengklasifikasian actor ic yang

dapat digunakan untuk memprediksi

probabilitas keanggotaan suatu class.

2. Kajian Pustaka

Literatur mengenai pembahasan

klasifikasi kelulusan mahasiswa telah

banyak dilakukan dengan beberapa

metode. Berikut dijabarkan beberapa

metode yang pernah digunakan untuk

menyelesaikan masalah kelulusan

mahasiswa al:

Penelitian yang dilakukan oleh Qudri dan

(3)

104 Drop Out Feature of Student Data for

Academic Performance Using Decision Tree techniques. Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi akademik siswa sangat

penting bagi lembaga pendidikan karena

program-program strategis dapat

direncanakan untuk meningkatkan atau

mempertahankan kinerja siswa selama

periode mereka studi. Kinerja akademik

dalam penelitian ini diukur oleh indek

kumulatif rata-rata setelah lulus. Hal ini

penting untuk memahami actor-faktor

penentu tingkat penyelesaian yang sukses

dan tepat waktu. Metode yang digunakan

adalah Decision Tree, yakni algoritma

C4.5. Hasil penelitian ini adalah sebuah

pohon keputusan yang dapat dijadikan rule

bagi prediksi siswa yang putus sekolah

(Qudri & Kaylanyar, 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Suhartina

dan Ernastuti pada tahun 2010 dengan

judul Graduation Prediction of

Gunadarma University Students Using Algorithm and Naïve Bayes C4.5

Algoritmh. Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya mahasiswa yang tidak

lulus sesuai dengan waktu studi yang telah

ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat

kelulusan mahasiswa dalam satu tahun

ajaran dapat dilakukan suatu prediksi

berdasarkan data-data mahasiswa pada

tingkat atau tahun ajaran pertama.

Algoritma yang digunakan adalah C45 dan

naïve bayes. Hasil dari penelitian ini

adalah akurasi dengan dua metode tersebut

yakni akurasi untuk metode naïve bayes

adalah 80,85% dengan presentasi

kesalahan 19,05% Akurasi ketepatan hasil

prediksi C4.5 85.7%, dan presentasi

kesalahannya adalah 14,3% (Suhartina &

Ernastuti, 2010)

2.1 Kelulusan Mahasiswa

Dalam setiap fakultas ataupun

(4)

105 sekali bahkan tidak pernah terjadi dimana

jumlah mahasiswa yang diterima akan

mengakhiri masa perkuliahannya pada

waktu bersamaan dengan jumlah yang

sama pula pada saat diterima di fakultas

tersebut (Siregar, 2006).

Kelulusan mahasiswa adalah hal

yang penting diperhatikan, karena

penurunan jumlah kelulusan akan

menghilangkan jumlah pendapatan

institusi dan mempengaruhi penilaian

pemerintah serta memperngaruhi status

akreditasi institusi (Karamouiz & Vrettos,

2008). Beberapa faktor dapat

mempengaruhi kelulusan mahasiswa

antara lain adalah nilai akhir SMA,

Indeks Prestasi Semester (IPS), gaji orang

tua dan pekerjaan orang tua (Suhartinah

& Ernastuti, 2010).

Pada penelitian ini parameter yang

digunakan adalah usia, jenis kelamin, indeks

prestasi

2.2.Data Mining

Data mining adalah proses yang

menggunakan statistik, matematika,

kecerdasan buatan, dan machine learning

untuk mengekstraksi dan

mengidentifikasi informasi yang

bermanfaat dan pengetahuan yang terkait

dari berbagai database besar (Turban,

dkk, 2005).

Data mining merupakan proses untuk

mendapatkan informasi yang berguna

dari gudang basis data yang besar (Tan,

2006). Data mining, sering juga disebut

knowledge discovery in database (KDD),

adalah kegiatan yang meliputi

pengumpulan, pemakaian data historis

untuk menemukan pola keteraturan, pola

hubungan dalam set data berukuran besar

(Santosa, 2007). Proses KDD secara garis

besar dapat dijelaskan sebagai berikut

(Fayyad, 1996) :

(5)

106 Pemilihan (seleksi) data dari

sekumpulan data operasional perlu

dilakukan sebelum tahap

penggalian informasi dalam KDD

dimulai. Data hasil seleksi yang

akan digunakan untuk proses data

mining, disimpan dalam suatu

berkas, terpisah dari data

operasional.

2. Pre- processing / Cleaning

Sebelum proses data mining dapat

dilaksanakan, perlu dilakukan

proses cleaning pada data yang

menjadi fokus KDD. Proses

cleaning mencakup antara lain

membuang duplikasi data,

memeriksa data yang inkonsisten,

dan memperbaiki kesalahan pada

data, seperti kesalahan cetak

(tipografi). Juga dilakukan proses

enrichment, yaitu proses

memperkaya data yang sudah ada

dengan data atau informasi lain

yang relevan dan diperlukan untuk

KDD, seperti data atau informasi

eksternal.

3. Transformation

Coding adalah proses transformasi

pada data yang telah dipilih,

sehingga data tersebut sesuai untuk

proses data mining.

4. Data Mining

Adalah proses mencari pola atau

informasi menarik dalam data

terpilih dengan menggunakan

teknik atau metode tertentu.

Teknik, metode, atau algoritma

dalam data mining sangat

bervariasi. Pemilihan metode atau

algoritma yang tepat sangat

bergantung pada tujuan dan proses

KDD secara keseluruhan.

(6)

107 Pola informasi yang dihasilkan dari proses

data mining perlu ditampilkan dalam bentuk

yang mudah dimengerti oleh pihak yang

berkepentingan. Tahap ini merupakan bagian

dari proses KDD yang disebut interpretation.

Tahap ini mencakup pemeriksaan apakah pola

atau informasi yag ditemukan bertantangan

dengan fakta atau hipotesis yang ada

sebelumnya

Sejarah Data mining bukanlah suatu

bidang yang sama sekali baru. Gambar

2.1 menunjukkan bahwa data mining

memiliki akar yang panjang dari bidang

ilmu seperti kecerdasan buatan (artificial

intelligent), machine learning, statistic,

database dan juga information retrieval

(Pramudiono, 2006).

Gambar 2.1 Hubungan Data Mining

dengan bidang ilmu lain

2.3.Metode Pelatihan

Metode pelatihan adalah cara

berlangsungnya pembelajaran atau

pelatihan dalam data mining. Secara garis

besar metode pelatihan dibedakan ke

dalam dua pendekatan :

a. Pelatihan yang terawasi

(Supervised learning)

Pada pembelajaran terawasi,

kumpulan input yang digunakan,

(7)

108 b. Pelatihan tak terawasi

(Unsupervised Learning)

Dalam pelatihan tak terawasi, metode

diterapkan tanpa adanya latihan (training) dan

tanpa ada guru (teacher). Guru disini adalah

label dari data.

2.3.1 Metode Klasifikasi Data Mining Klasifikasi merupakan salah satu

tujuan yang banyak dihasilkan dalam data

mining. Klasifikasi merupakan proses

pengelompokkan sebuah variabel

kedalam kelas yang sudah ditentukan

(Larose, 2005: 95). Data mining mampu

mengolah data dalam jumlah besar, setiap

data terdiri dari kelas tertentu bersama

dengan variable dan faktor faktor penentu

kelas variabel tersebut. Dengan data

mining, peneliti dapat menentukan suatu

kelas dari variabel data yang dimiliki.

Proses klasifikasi didasarkan pada empat

komponen mendasar:

1. Kelas: variabel dependen dari

model yang merupakan variabel

kategori mewakili yang 'label'

memakai objek setelah

klasifikasinya. Contoh kelas

adalah: adanya infark miokard,

loyalitas pelanggan, kelas bintang

(galaksi), kelas gempa bumi

(badai), dll.

2. Prediktor: variabel bebas dari

model-diwakili oleh karakteristik

(atribut) dari data yang harus

diklasifikasikan dan berdasarkan

klasifikasi yang dibuat. Contoh

prediktor tersebut adalah:

merokok, konsumsi alkohol, darah

tekanan, frekuensi pembelian,

status perkawinan, karakteristik

(satelit) gambar, catatan geologi

tertentu, dan kecepatan angin

arah, musim, lokasi fenomena

(8)

109 3. Training dataset: training dataset

yang merupakan sekumpulan data

yang berisi nilai untuk dua

sebelumnya komponen, dan

digunakan untuk 'pelatihan' model

untuk mengenali sesuai kelas,

berdasarkan prediksi tersedia.

Contoh set tersebut adalah:

kelompok pasien diuji pada

serangan jantung, kelompok

pelanggan dari supermarket

(diselidiki oleh internal polling).

4. Pengujian dataset: pengujian

dataset yang berisi data baru yang

akan diklasifikasikan oleh

(classifier) Model dibangun di

atas, dan akurasi klasifikasi

(kinerja model) sehingga dapat

dievaluasi (Gorunescu, 2011).

2.4 Algoritma C4.5

2.5 Decision tree merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat

dan terkenal. Metode decision tree

mengubah fakta yang sangat besar

menjadi pohon keputusan yang

merepresentasikan aturan. Aturan dapat

dengan mudah dipahami dengan bahasa

alami. Decision tree juga berguna untuk

mengeksplorasi data, menemukan

hubungan tersembunyi antara sejumlah

calon variabel input dengan sebuah

variabel target. Karena decision tree

memadukan antara eksplorasi data dan

pemodelan. Decision tree digunakan

untuk kasus-kasus dimana outputnya

bernilai diskrit.

Sebuah decison tree adalah sebuah

struktur yang dapat digunakan untuk

membagi kumpulan data yang besar

menjadi himpunan-himpunan record yang

lebih kecil dengan menerapkan

serangkaian aturan keputusan. Dengan

(9)

110 anggota himpunan hasil menjadi mirip

dengan yang lain (Berry & Linoff, 2004).

Proses pada decision tree adalah

mengubah bentuk data (tabel) menjadi

model pohon, mengubah model pohon

menjadi rule, dan menyederhanakan rule

(Basuki & Syarif, 2003).

Sebuah model decision tree terdiri

dari sekumpulan aturan untuk membagi

sejumlah populasi yang heterogen

menjadi lebih kecil, lebih homogen

dengan memperhatikan pada variabel

tujuannya. Variabel tujuan biasanya

dikelompokkan dengan pasti dan lebih

mengarah pada perhitungan probabilitas

dari tiap-tiap record terhadap

kategori-kategori tersebut atau untuk

mengklasifikasi record dengan

mengelompokkannya dalam satu kelas.

Data dalam decision tree biasanya

dinyatakan dalam bentuk tabel dengan

atribut dan record. Atribut menyatakan

suatu parameter yang dibuat sebagai

kriteria dalam pembentukan pohon.

Atribut ini juga memiliki nilainilai yang

terkandung didalamnya yang disebut

instance. Dalam decision tree setiap

atribut akan menempati posisi simpul.

Selanjutnya setiap simpul akan memiliki

jawaban yang dibentuk dalam

cabang-cabang, jawaban ini adalah instance dari

atribut (simpul) yang ditanyakan. Pada

saat penelusuran, pertanyaan pertama

akan ditanyakan pada simpul akar.

Selanjutnya akan dilakukan penelusuran

ke cabang-cabang simpul akar dan

simpul-simpul berikutnya. Penelusuran

setiap simpul ke cabang-cabangnya akan

berakhir ketika suatu cabang telah

menemukan simpul kelas atau obyek

yang dicari.

Algoritma C4.5 merupakan algoritma

yang cocok digunakan untuk

(10)

111 kedalam kelas kelas tertentu berdasarkan

pola data yang ada (Wu & Kumar, 2009 :

7). Di dalam data mining dan machine

learning C4.5 digunakan untuk

mempelajari data dalam jumlah besar,

membuat model pembelajaran berupa

pohon keputusan yang dapat diterapkan

untuk memprediksi data yang belum

muncul.

Algoritma C4.5 merupakan algoritma

yang digunakan untuk membentuk

decision tree. C4.5 adalah algoritma yang

sudah banyak dikenal dan digunakan

untuk klasifikasi data yang memiliki

atribut-atribut numerik dan kategorial.

Hasil dari proses klasifikasi yang berupa

aturan-aturan dapat digunakan untuk

memprediksi nilai atribut bertipe diskret

dari record yang baru. Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam membuat

decision tree, yaitu :

a. Atribut mana yang akan dipilih untuk

pemisahan obyek.

b. Urutan atribut mana yang akan

dipilih terlebih dahulu.

c. Struktur tree.

d. Kriteria pemberhentian.

e. Pruning.

Desicion Tree menyerupai struktur

flowchart, yang masing-masing internal

node-nya dinyatakan sebagai atribut

pengujian, setiap cabang mewakili output

dari pengujian, dan setiap node daun

(terminal node) menentukan label class.

Node paling atas dari sebuah pohon

adalah node akar (Han & Kamber, 2007).

Salah satu metode klasifikasi yang

menarik melibatkan konstruksi pohon

keputusan, koleksi node keputusan,

terhubung oleh cabang-cabang,

memperpanjang bawah dari simpul akar

sampai berakhir di node daun. Dimulai di

(11)

112 ditempatkan di bagian atas dari diagram

pohon keputusan, atribut diuji pada node

keputusan, dengan setiap hasil yang

mungkin dihasilkan dalam suatu cabang.

Setiap cabang kemudian mengarah baik

ke node lain keputusan atau ke node daun

untuk mengakhiri (Larose, 2005).

Gambar 2.3 Contoh Decision

Tree

Algoritma C4.5 dan pohon keputusan

(decision tree) merupakan dua mode yang

tidak terpisahkan, karena untuk

membangun sebuah pohon keputusan,

dibutuhkan algoritma C4.5.

Ada beberapa tahap dalam membuat

sebuah pohon keputusan dengan

algoritma C4.5 (Kusrini & Lutfi, 2009),

yaitu:

1. Menyiapkan data training. Data

training biasanya diambil dari data

histori yang pernah terjadi

sebelumnya dan sudah

dikelompokan ke dalam kelaskelas

tertentu.

2. Menentukan akar dari pohon. Akar

akan diambil dari atribut yang

terpilih, dengan cara menghitung

nilai gain dari masing-masing

atribut, nilai gain yang paling tinggi

yang akan menjadi akar pertama.

Sebelum menghitung gain dari

atribut, hitung dahulu nilai entropy

(12)

113 Entropy(S) =

Keterangan: S : himpunan kasus

A : atribut

N : jumlah partisi S

Pi : proporsi dari Si terhadap S

3. Kemudian hitung nilai gain dengan

metode informasi gain:

Gain(S,A) = Entropy(S) -

4. Ulangi langkah ke-2 hingga semua

tupel terpartisi.

5. Proses partisi pohon keputusan akan

berhenti saat:

a. Semua tupel dalam node N

mendapat kelas yang sama.

b. Tidak ada atribut di dalam

tupel yang dipartisi lagi.

c. Tidak ada tupel di dalam

cabang yang kosong.

2.5.1 Proses Pengujian Atribut

Dalam proses pengujian atribut,

cabang baru yang terbentuk akan

diperhatikan dari tipe atribut (Han &

Kamber, 2006 : 307). Berikut 3 jenis

cabang yang mungkin muncul dalam

pohon keputusan adalah :

a. Jika atribut bernilai diskrit, maka

cabang yang terbentuk akan selalu

sama dengan jumlah variasi nilai yang

terdapat pada atribut tersebut.

Gambar 2.4 Cabang pohon

(13)

114 b. Jika cabang bernilai kontinyu, maka

akan dipecahkan menurut titik

perpecahan, sedangkan titik

perpecahan dikalkulasi dengan

masing masing algoritma penyusun

pohon keputusan. Cabang perpecahan

yang terbentuk akan berpola seperti ≤

attribute, dan satu cabang lagi >

attribute.

Gambar 2.5 Cabang pohon keputusan yang dibuat

dari nilai kontinyu

c. Jika atribut yang diuji bernilai biner,

maka cabang yang terbentuk pasti dua

dan melibatkan nilai ya atau tidak.

Gambar 2.6Cabang pohon

yang terbentuk dari nilai

biner

2.5.2 Prunning pada Pohon Keputusan

Ada dua pendekatan pruning yang

digunakan :

a. Prepruning menghentikan proses

pembuatan cabang pada titik tertentu.

Semakin besar perulangan pembuatan

cabang yang diperbolehkan, semakin

besar pula kompleksitas dari pohon

keputusan yang didapat jika data

(14)

115 perulangan terlalu kecil, diagram

pohon yang dihasilkan menjadi kurang

akurat.

b. Postpruning memotong cabang pohon

yang kurang mereprensentasikan data

setelah sebuah pohon keputusan

terbentuk. Biasanya cabang yang

dipotong adalah cabang yang

mengandung persentase klasifikasi

benar yang paling kecil. Kelas yang

diberikan akan diukur dari jumlah

persebaran label yang ada pada cabang

tersebut.

Gambar 2.7 Pohon keputusan dengan cabang dari atribut A5

tidak konsisten

Gambar 2.8 Pohon keputusan

setelah di pruning

Algoritma C4.5 menggunakan

pessimistic pruning yang mampu

mengkalkulasi tingkat error yang

digunakan sebagai acuan dalam

pemangkasan cabang pohon keputusan.

Baik postpruning dan prepruning dapat

(15)

116 yang lebih baik antara keduanya (Han &

Kamber, 2006 : 310). Karena itu pohon

keputusan yang rumit, ataupun cabang

yang kurang berpengaruh biasany

dipruning agar menghasilkan model yang

lebih baik dan lebih mudah dibaca.

2.6 Algoritma Naïve Bayes

Teorema keputusan bayes adalah

pendekatan statistik yang fundamental

dalam pengenalan pola (pattern

recoginition). Klasifikasi Bayes juga

dikenal dengan Naïve Bayes, memiliki

kemampuan sebanding dengan dengan

pohon keputusan dan neural network

(Han & Kamber, 2007). Klasifikasi Bayes

adalah pengklasifikasian statistik yang

dapat digunakan untuk memprediksi

probabilitas keanggotaan suatu kelas

(Kusrini, 2009).

Menurut Larose (Larose, 2007: 205),

pendekatan Bayesian digunakan untuk

menentukan kemungkinan terhadap

asumsi disekitarnya. Dalam statistik

Bayesian, parameter dipertimbangkan

terhadap variabel yang acak dan data

dipertimbangkan terhadap hasil

kemungkinan.

Teknik Naïve Bayes (NB) adalah

salah satu bentuk sederhana dari Bayesian

yang jaringan untuk klasifikasi. Sebuah

jaringan Bayes dapat dilihat sebagai

diarahkan sebagai tabel dengan distribusi

probabilitas gabungan lebih dari satu set

diskrit dan variabelstokastik (Pearl 1988)

(Liao, 2007).

Penggunaan teorema Bayes pada

algoritma Naïve Bayes yaitu dengan

mengkombinasikan prior probability dan

probabilitas bersyarat dalam sebuah

rumus yang bisa digunakan untuk

menghitung probabilitas tiap klasifikasi

yang mungkin (Bramer, 2007). model

independence ini menghasilkan

(16)

117 Bayes didasarkan pada teorema Bayes,

diambil dari nama seorang ahli

matematika yang juga menteri

Prebysterian Inggris, Thomas Bayes

(1702-1761), yaitu (Bramer, 2007):

P(x|y) =

Keterangan :

y = Data dengan kelas yang

belum diketahui

x = Hipotesis data y merupakan

suatu kelas spesifik.

P(x|y) =Probabilitas hipotesis x

berdasarkan kondisi y (posteriori

probability)

P(x) = Probabilitas hipotesis x (prior

probability).

P(y|x) = Probabilitas y berdasarkan

kondisi pada hipotesis x.

P(y) = Probabilitas dari y.

Naïve bayes adalah penyederhanaan

metode bayes. Teorema bayes

disederhanakan menjadi:

P(x|y) = P(y|x) P(x)

Beberapa keuntungan dari algoritma

klasifikasi Naive Bayes adalah (Gorunescu, 2011) :

1) Kuat terhadap pengisolasi

gangguan pada data

2) Jika terjadi kasus missing value

ketika proses komputasi sedang

berlangsung, maka objek tersebut

akan diabaikan

3) Dapat digunakan untuk data yang

tidak relevan

y

x4

x3

x2

x1

(17)

118 Gambar 2.9 Relasi Variabel Pada Naïve

Bayes

Diberikan sebuah sampel x dengan nilai probabilitas prior terbesar. Dimana

sampel x dapat dihitung berdasarkan teorema Bayes sebagai berikut:

Dimana P(x) adalah konstan untuk semua kelas, hanya saja P(Ci|x)=P(x|Ci)P(Ci) membutuhkan nilai maksimum. Asumsi

sederhana yang di ambil dari atribut,

dimana k adalah kondisi yang independen.

Jika banyak atribut memiliki kondisi

probabilitas 0, maka klasifikasi Naive Bayes menjadi:

Gunakan sebuah estimator dengan

menambahkan 1 pada kasus yang lain:

Selanjutnya gunakan probabilitas estimasi

M:

Dimana nc adalah total nilai dari contoh sampel pada atribut yang dimiliki kelas

C, n merupakan total nilai pada keseluruhan sampel yang berada pada

kelas C dan m adalah sebuah nilai ekivalen yang konstan dari ukuran sampel

yang diberikan. Sedangkan p adalah probabilitas prior yang menggunakan set

1/k sebagai informasi tambahan dimana k adalah nilai dari kemungkinan yang

muncul pada atribut-atribut pada sampel

(18)

119 3. Metode

3.1. Metode Pengumpulan Data

Metode dalam hal ini adalah cara yang

digunakan untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data.

1. Metode Pengamatan (observasi)

Observasi adalah teknik atau pendekatan

untuk mendapatkan data primer dengan

cara mengamati langsung obyek datanya

(Jogiyanto, 2005).

2. Wawancara (Interwiew)

Wawancara adalah komunikasi dua arah

untuk mendapatkan data dari responden

(Jogiyanto, 2005). Wawancara dilakukan

dengan nara sumber .

3. Studi Pustaka

Merupakan adalah metode pengumpulan

data yang berbentuk tulisan, yang

meliputi surat-surat, catatan harian,

laporan-laporan dan foto (Marzuki, 2002:

59).

3.2.Sumber Data

Sumber data meliputi sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang

diperoleh secara langsung dari sumber,

diamati dan dicatat untuk pertama

kalinya. Data tersebut akan menjadi

sekunder kalau dipergunakan orang

yang tidak berhubungan langsung

dengan penelitian yang bersangkutan

(Marzuki, 2002: 55).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang

diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya melainkan dengan pihak

lain atau apa yang diperoleh dari

sumber lain diluar lokasi penelitian.

Data ini diperoleh dari buku maupun

literatur lain seperti internet yang

berhubungan dengan masalah yang

dibahas (Marzuki, 2002: 56). 4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan analisa yang terjadi salah satu

faktor yang menentukan kualitas perguruan

tinggi adalah kemampuan mahasiswa untuk

menyelesaikan studi tepat waktu. Masalah

kegagalan studi siswa dan faktor-faktor

penyebabnya menjadi topik yang menarik

untuk diteliti (Marquez-Vera, Romero, &

Ventura, 2011). Salah satunya masalah

keterlambatan atau kegagalan studi mahasiswa

dan faktor-faktor penyebabnya perlu di deteksi

perilaku mahasiswa yang memiliki status “tidak diinginkan” tersebut sehingga dapat diketahui faktor-faktor penyebab

(19)

120 mahasiswa diantaranya rendahnya

kemampuan akademik, faktor pembiayaan,

status yang dimiliki dan faktor faktor lainnya.

Penelitian ini diharapkan membantu admisi

perguruan tinggi untuk memberikan

peringatan dini dan pembimbingan awal bagi

mahasiswa yang kemungkinan tidak dapat

lulus tepat waktu dan membantu perguruan

tinggi dalam membuat kebijakan untuk bisa

meningkatkan kelulusan tepat waktu

mahasiswa. Database PTS “KZX” menyimpan

data akademik, data kelulusan, administrasi

dan biodata mahasiswa, dari data tersebut

apabila digali dengan tepat maka dapat

diketahui pola atau pengetahuan untuk

mengambil keputusan. Penelitian ini

menggunakan dataset yang diambil dari

dataset kelulusan mahasiswa yang memiliki

data yang besar

4.1.Evaluasi Naïve Bayes 4.1.1.Dengan Data Sampel

Pengujian menggunakan data sampel

yang diambil dari dataset dengan: 2 label

class (tepat dan terlambat), 1 record (7

class tepat dan 3 class terlambat) dan 13

attribute.

Berikut ini adalah contoh perhitungan

mencari nilai akurasi dari atribut

kelompok dengan menggunakan metode

Cross-Validation (X-Validation).

Training 1:

Tabel 4.2 : Data Training Cross Validation Naïve Bayes

Status Kelulusan Kelompok

Tepat Akademik

Tepat Reguler

Tepat Reguler

Tepat Akademik

Tepat Reguler

Tepat Akademik

Tepat Reguler

Terlambat GBAP

(20)

121 Dari data diatas didapatkan Probabilitas

kelas:

P(Tepat) = 7/9 = 0.777777777

P(Terlambat) = 2/9 = 0.222222222

Dari data diatas didapatkan Probabilitas

Kelompok terhadap masing masing kelas:

P(Akademik|Tepat) = 3/7 = 0.428571429

P(Reguler|Tepat) = 4/7 = 0.571428572

P(GBAP|Tepat) = 0/7 = 0

P(Akademik|Terlambat) = 0/2 = 0

P(Reguler|Terlambat) = 0/2 = 0

P(GBAP|Terlambat) = 2/2 = 1

Testing 1:

Data testing dari status kelulusan dengan

Kelompok GBAP:

Prediction GBAP :

P(X|Tepat) = 0/7 = 0

P(X|Terlambat) = 2/2 = 1

Perhitungan dilakukan 10 kali sampai

training 10 dan testing 10 sesuai metode

Cross-Validation (X-Validation).

Dari hasil klasifikasi menggunakan data

sample (2 label class. 1 record dan 13

attribute) dengan metode Naïve Bayes

diperoleh hasil nilai akurasi sebesar

90.00%, berikut ini hasil perhitungannya

seperti dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1: Validasi Naïve Bayes Data Sampel

=

= 0.9

= 90%

4.1.2.Dengan Data Lengkap

Hasil klasifikasi menggunakan data

lengkap (dataset) dengan metode Naïve

(21)

122 83.33%, berikut ini hasil perhitungannya

seperti dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Validasi Naïve Bayes Data Lengkap

=

= 0.8333

= 83.33%

Evaluasi dan validasi pada penelitian ini

mengikuti aturan AUC, dengan

perhitungan nilai AUC:

Gambar 4.3. AUC Naïve Bayes Data Lengkap

Kappa / AUC =

Keterangan :

Pr(a) adalah proporsi unit yang dua Rater

yang sama.

Pr(e) adalah proporsi yang diharapkan

secara kebetulan.

AUC =

(22)

123 AUC = 0.839 termasuk kategori AUC

excellent.

4.2.Evaluasi C4.5

Decision Tree yaitu metode untuk

mengubah data menjadi pohon keputusan

dengan aturan-aturannya (rules).

Algoritma C4.5 untuk model yang pertama

dilakukan. Berikut akan dibahas

langkah-langkah perhitungan klasifikasi

mahasiswa lulus tepat waktu atau tidak

dengan menggunakan algoritma C4.5.

Adapun langkah-langkah yang akan

dilakukan sebagai berikut:

1. Hitung nilai entropy keseluruhan total

kasus TEPAT lulus dan

TERLAMBAT lulus. Dari data

training yang ada diketahui jumlah

kasus yang lulus TEPAT pada

waktunya sebanyak 190 record, dan

jumlah kasus yang lulus

TERLAMBAT adalah sebanyak 20

record total kasus keseluruhan adalah

210 kasus. Sehingga didapat entropy

keseluruhan:

Entropy(S) =

=

= 0.248

2. Hitung nilai entropi dan nilai gain

masing-masing atribut. Nilai gain

tertinggi adalah atribut yang menjadi

root dari pohon keputusan yang akan

dibuat. Misalkan menghitung entropi

bagi atribut konsentrasi.

EWebDeveloping [75,14] = ( ) +

( )

= 7.653

EMobileDeveloping [51,4] = ( ) +

( )

= 0.275

ESistemEnterprise [30,1] = ( ) +

(23)

124 = 0.281

ESistemAudit [34,1] = ( )

+ ( )

= 3.058

Kemudian hitung gain konsentrasi sebagai

berikut :

Gain(S, A) = Entropy(S)

= 0.248 –

((

= 3.617

Gain atribute konsentrasi = 3.617

Dari perhitungan tersebut diperoleh pohon

keputusan seperti gambar 4.4

Gambar 4.4. Pohon Keputusan Data Kelulusan mahasiswa

Dari pohon keputusan pada gambar 4.4

didapat rule untuk prediksi data kelulusan

mahasiswa, berikut rule:

R1 = Jika IPK > 2.825 maka hasil Tepat.

R2 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Akademik maka hasil Tepat.

R3 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

GBAP dan SKS > 145 dan NIM > 22305

(24)

125 R4 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

GBAP dan SKS > 145 dan NIM ≤

223055071 dan NIM > 2225 maka hasil

Terlambat.

R5 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

GBAP dan SKS > 145 dan NIM ≤

22305071 serta NIM ≤ 222575087 maka

hasil Tepat.

R6= Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

GBAP dan SKS ≤ 145 maka hasil

Terlambat.

R7 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Reguler dan NIM >222550072.5 serta

NIM > 22309001 maka hasil Tepat.

R8 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Reguler dan NIM > 222550072.5 serta

NIM ≤ 223090012.500 dan NIM > 22300

maka hasil Terlambat.

R9 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Reguler dan NIM > 222550072.5 serta

NIM ≤ 223090012.500 dan NIM > 223065

serta NIM ≤ 223080021.500 maka hasil

Tepat.

R10 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Reguler dan NIM > 222550072.5 dan

NIM ≤ 223090012.500 dan NIM ≤

223065019 maka hasil Terlambat.

R11 = Jika IPK ≤ 2.825 dan Kelompok =

Reguler dan NIM ≤ 222550072.500 maka

hasil Tepat.

Setelah diolah maka dilakukan teknik

pengujian dengan metode cross-validation

pada tools RapidMiner diperoleh hasil

nilai akurasi sebesar 90.95%, hasil

pengujian untuk metode algoritma C4.5

(25)

126 Gambar 4.5. Cross-Validation Algoritma

C4.5 Menggunakan Data Lengkap

Evaluasi dan validasi pada pengolahan

data diatas mengikuti aturan Kappa/AUC,

berikut ini hasil perhitungannya seperti

dapat dilihat pada gambar 4.5:

Gambar 4.6 AUC Algoritma C4.5 Menggunakan Data Lengkap 4.3.Hasil Evaluasi

Metode klasifikasi bisa dievaluasi

berdasarkan kriteria seperti tingkat

akurasi, kecepatan, kehandalan, skabilitas

dan interpretabilitas (Vecellis, 2009).

Setelah data diolah maka dapat diuji

tingkat akurasinya untuk melihat kinerja

dari masing-masing metode.

Pada penelitian ini menguji

keakuratan klasifikasi kelulusan

mahasiswa dengan membandingkan hasil

algoritma Naïve Bayes dan algoritma C4.5

dari dataset yang diambil dataset kelulusan mahasiswa PTS”KZX”. Seperti diketahui sebelumnya bahwa algoritma

Naïve Bayes dan C4.5 bisa memecahkan

masalah data class imbalance. Sehingga

tidak semua atribut relevan dengan

masalah karena beberapa dari atribut

tersebut mengganggu dan dapat

mengurangi akurasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk melihat akurasi analisis kelulusan

mahasiswa di PTS”KZX”, menilai apakah

(26)

127 dapat lulus tepat waktu atau tidak serta

untuk mendapatkan model atribut

parameter yang relevan dengan algoritma

Naïve Bayes dan algoritma C4.5. Data di

analisa dengan melakukan dua

perbandingan yaitu menggunakan

algoritma Naïve Bayes dan algoritma

C4.5. Pada eksperimen tahap awal,

dilakukan untuk mencari nilai akurasi dari

masing-masing atribut yang dimiliki oleh

dataset berdasar metode X-Validation.

Hasil pengujian menggunakan metode

Naïve Bayes diperoleh accuracy 83.33%,

dan dari 210 data sebanyak 12 data

diprediksi sesuai yaitu terlambat, dan

sebanyak 27 data diprediksi terlambat

tetapi ternyata tepat, 8 data diprediksi tepat

tetapi terlambat, 163 data diprediksi tepat

tepat, seperti terlihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.3 adalah grafik AUC dari

metode algoritma Naïve Bayes dengan

nilai AUC 0.839 dan termasuk kategori

AUC excellent. Sedangkan hasil pengujian

menggunakan algoritma C4.5 diketahui

tingkat akurasinya 90.95%, dan dari 210

data sebanyak 10 data diprediksikan sesuai

yaitu terlambat dan 9 data diprediksikan

terlambat tetapi ternyata tepat, dan

sebanyak 10 data diprediksi tepat tetapi

ternyata termasuk klasifikasi terlambat,

dan sebanyak 181 data diprediksi sesuai

yaitu tepat.seperti terlihat pada Gambar

4.5 dan Gambar 4.6 adalah grafik AUC

dari metode algoritma C4.5 garis

horizontal adalah false positif dan garis

vertikal false negative dengan nilai AUC

0.722 dan termasuk kategori AUC good.

Dari hasil eksperimen tersebut dapat

disimpulkan ke dalam tabel berikut :

Tabel 4.3 : Hasil Eksperimen Dataset Kelulusan Mahasiswa

Algoritma Naïve Bayes

(27)

128

dapat diketahui metode yang terbaik

adalah metode algoritma Naïve Bayes

dengan nilai akurasi 83.33% dan AUC

0.839.

5. Kesimpulan

Dari dataset kelulusan mahasiswa pada

PTS”KZX” dapat diketahui metode

terbaik dalam klasifikasi ketepatan

kelulusan mahasiswa. Untuk

mengukur kineja model digunakan

rapidminner, dan diketahui bahwa

Metode algoritma C4.5 menghasilkan

nilai akurasi yaitu 90.95% dan nilai

AUC 0.722. Sedangkan metode naïve

bayes menghasilkan nilai akurasi yaitu

83.33% dan nilai AUC 0.839.

Dengan demikian pada penelitian ini

metode naive bayes adalah metode yang

terbaik untuk pemecahan masalah klasifikasi

ketepatan kelulusan mahasiswa dengan nilai

akurasi 83.33% dan AUC 0.839 yang

termasuk kategori AUC excellent

Sementara beberapa saran yang dapat

disampaikan adalah:

1. Membantu administrasi PTS”KZX” untuk

memberikan peringatan dini dan

pembimbingan awal bagi mahasiswa yang

kemungkinan tidak lulus tepat waktu dan

membantu perguruan tinggi dalam

membuat kebijakan untuk bisa

(28)

129 2. Penelitian ini dapat dikembangkan

dengan metode klasifikasi data mining

lainnya.

3. sistem sehingga dapat dilakukan

penyesuian terhadap sistem.

6. Daftar Pustaka

Basuki, A dan Syarif, I.2003. Decision Tree.Online: diakses dari http://www2.eepisits.edu/~basuki/lecture/

DecisionTree.pdf, pada 3 April 2017.

Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B., &

Lundell, B.Thesis Projects A Guide for Students in Computer Science and Information Systems (2nd ed.). London: Springer.2008.

Bramer, M.Principles of Data Mining.London:Springer.2007.

B. Santoso.Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis. Surabaya: Graha Ilmu.2007.

Carlo Vercellis.Business Intelligent: Data Mining and Optimization for Decision Making.Southern Gate, Chichester:John Willey & Sons, Ltd.,2009.

Daniel T. Larose.Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data Mining.New Jersey:Wiley Interscience. 2005.

Daniel T. Larose.Data Mining Methods and Models.Hoboken, New Jersey:John Wiley & Sons, Inc.2007.

(n.d).Retrived from Data fakultas ilmu

komputer 2011/2014.

(n.d).Retrived from Data Perpustakaan

Universitas AKI 2014/2015.

(n.d.). Retrieved from

http://iasol.unaki.ac.id:9090/IasolWeb/.

(29)

130 http://www2.eepisits.edu/~basuki/lecture/

DecisionTree.pdf, pada 3 April 2017.

Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B., &

Lundell, B.Thesis Projects A Guide for Students in Computer Science and Information Systems (2nd ed.). London: Springer.2008.

Bramer, M.Principles of Data Mining.London:Springer.2007.

B. Santoso.Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis. Surabaya: Graha Ilmu.2007.

Carlo Vercellis.Business Intelligent: Data Mining and Optimization for Decision Making.Southern Gate, Chichester:John Willey & Sons, Ltd.,2009.

Daniel T. Larose.Discovering Knowledge in Data: An Introduction to Data Mining.New Jersey:Wiley Interscience. 2005.

Daniel T. Larose.Data Mining Methods and Models.Hoboken, New Jersey:John Wiley & Sons, Inc.2007.

E. Prasetyo.Data Mining Konsep dan Aplikasi menggunakan MATLAB.pdf. Yogyakarta: Andi.2012.

Florin Gorunescu.Data Mining: Concepts,

Model and Techniques, Prof. Janusz Kacprzyk and Prof. Lakhmi C. Jain, Eds.

Berlin. Jerman: Springer.2011.

Han J. & Kamber M.Data Mining: Concepts and Techniques (Second Edition ed.).San Francisco: Elsevier Inc.2006.

Han J, Kamber M.Data Mining: Concepts and Techniques 2nd Edition.Elsevier.2007.

(30)

131 Jiawei Han.Data Mining Concept And

Technique, 2nd ed., Asma Stephan, Ed.Champaign, United States of America: Multiscience Press.2007.

Karamouzis T. S., Vrettos A. An Artificial Neural Network for Predicting Student Graduation Outcomes.Preceeding of World Congress on Engineering and

Computer Science ,

978-988-98671-02.2008.

Kusrini, Taufiq Emha Luthfi.Algoritma Data Mining.Yogyakarta: Andi.2009.

L. Ladha and T. Deepa.Feature Selection Methods And Algorithms.International Journal on Computer Science and

Engineering (IJCSE).2011.

Liao.Recent Advances in Data Mining of

Enterprise Data: Algorithms and Application.Singapore: World Scientific

Publishing.2007.

Maimon, O., & Rokach, L. Data Mining and Knowledge Discovery Handbook (2nd ed.). Springer. 2010.

Marquez-Vera, C., Romero, C., & Ventura,

S.Predicting School Failure Using Data Mining. Department of Computer Science. 2011.

Marzuki.Metodologi Riset .Yogyakarta:BPEE-UII.2003.

M. J. A. Berry and G. S. Linoff. Data Mining Techniques For Marketing, Sales, Customer Relationship Management Second Editon.United States of America: Wiley Publishing Inc.2004.

Nawawi H, Martini M.Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia di tinjau dari Sudut Hukum.Yogyakarta:Gajah Mada University Press.1994.

(31)

132 Pramudiono. 2006. Indo Datamining. Online:

di akses dari http://datamining.japati.net,

pada 15 April 2017.

Qudri M. N., Kalyankar N. V.Drop Out Feature of Student Data for Academic Performance Using Decision Tree techniques.Global Journal of Computer Science and Technology , 2-4.2010.

Siregar A R.Motivasi Belajar Mahasiswa ditinjau dari Pola Asuh.Medan:Usu Repository.2006.

Suhartinah S M., Ernastuti.Graduation Prediction of Gunadarma University Students Using Algorithm and Naive Bayes C4.5 Algoritmh.2010.

Turban, E, dkk.Decicion Support Systems and

Intelligent Systems.

Yogyakarta:Andi.2005.

Gambar

Gambar 2.3  Contoh Decision
Gambar 2.4 Cabang pohon
Gambar 2.7  Pohon keputusan
Gambar 4.1: Validasi Naïve Bayes Data
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan realibilitasnya Berangkat dari pernyataan tersebut, peneliti akan melakukan pengamatan diantaranya dengan cara menghadiri

Tujuan : Wawancara dilakukan untuk mengetahui penagihan tunggakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada transaksi pembiayaan murabahah berdasarkan asas kepastian hukum

Design Program pembelajaran prajabatan ini dimaksudkan untuk menstandarisasi Kompetensi siswa sesuai dengan kebutuhan Kompetensi Jabatan pada Proyeksi Jabatan Pertama

daerah sebagai prosedur operasional baku Camat dan perangkat dalam melaksanakan tugas masih menjadi bahan perdebatan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, hal ini

Pada saat rasio NPM dengan BKM lebih besar dari satu, menunjukkan kondisi optimum belum tercapai, sehingga produsen yang rasional akan menambah penggunaan faktor

technologynya dari gangguan, tidak ada Disaster recovery plan dan juga tidak ada tindakan preventif untuk sesuatu yang berpotensial jadi masalah 49,27 HH Critical

Pada kotoran manusia yang merupakan campuran tinja dan air seni yang relative kaya akan senyawa nitrat, proses dekomposisi terjadi melalui siklus nitrogen.. relative kaya akan

Oleh karena itu, bagi pertanian yang bersifat land base agricultural, ketersediaan lahan merupakan syarat mutlak atau keharusan untuk mewujudkan peran sektor pertanian