• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan Maret 2016 Kota Padang dan Kota Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,55 persen dan 1,18 persen.

 Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 4 (empat) kelompok pengeluaran antara lain; kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,70 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,54 persen; kelompok sandang sebesar 0,42 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,13. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,17 persen dan -0,05 persen. Sedangkan 1 (satu) kelompok yaitu kelompok Pendidikan, rekreasi, dan Olahraga tidak mengalami perubahan.

 Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Maret 2016 Kota Padang sebesar 1,42 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 1,26 persen. Laju inflasi year on year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) Kota Padang sebesar 6,55 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 7,20 persen.

 Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 18 kota diantaranya mengalami inflasi, dan 5 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,04 persen. Kota Padang menduduki posisi ke-6 di Sumatera dan posisi ke-8 dari seluruh kota yang mengalami inflasi secara Nasional. Sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi ke-1 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera dan juga secara Nasional.

No. 20/4/13/Th XIX, 1 April 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

S

UMATERA

B

ARAT

MARET 2016 INFLASI KOTA PADANG SEBESAR 0,55 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2016 secara umum menunjukan adanya peningkatan. Di Kota Padang pada bulan Maret 2016 terjadi inflasi sebesar 0,55 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,21 pada bulan Februari 2016 menjadi 128,91 pada bulan Maret 2016. Laju inflasi tahun kalender Kota Padang sampai Maret 2016 adalah sebesar1,42 persen sedangkan laju inflasi year on year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 6,55 persen.

(2)

Tabel 1

Inflasi Kota Padang Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahanbakar 121.85 121.90 121.69 -0.17 -0.13 2.57 4. Sandang 109.92 111.31 111.78 0.42 1.69 1.65 5. Kesehatan 123.74 125.16 125.32 0.13 1.28 4.69 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 127.26 127.13 127.13 0.00 -0.10 7.88 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 130.03 129.90 129.84 -0.05 -0.15 3.76

*) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 ***) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK bulan Maret 2015

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan Maret 2016 terjadi inflasi sebesar 1,18 persen,

atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,62 pada bulan Februari 2016

menjadi 123,05 pada bulan Maret 2016. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Maret 2016

sebesar 1,26 persen, dan laju inflasi

year on year

(Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 7,20

persen.

Di Kota Bukittinggi inflasi terjadi pada 5 (lima) kelompok pengeluaran dan 2 (dua)

kelompok mengalami deflasi. Kelompok yang mengalami inflasi antara lain; kelompok bahan

makanan sebesar -4,25 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar

0,41 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen; kelompok

sandang sebesar 0,41 persen; dan kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen. Sedangkan kelompok

yang mengalami deflasi antara lain kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar -0,01

persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,04 persen.

Tabel 2

Inflasi Kota Bukittinggi

Maret

2016, Tahun Kalender 2016, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 116.81 118.13 118.61 0.41 1.54 7.95 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahanbakar 121.24 121.50 121.52 0.02 0.23 3.49 4. Sandang 106.05 106.96 107.40 0.41 1.27 3.56 5. Kesehatan 116.60 116.65 116.72 0.06 0.10 2.22 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 117.21 117.28 117.27 -0.01 0.05 5.88 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 123.28 121.68 121.63 -0.04 -1.34 1.04

I

(3)

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan

Maret

2016 di kota Padang antara lain: beras, cabai merah, bawang merah, rokok kretek filter, rokok putih, rokok kretek, sepat siam, bawang putih, jeruk, anak sala, cabe hijau dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: daging ayam ras, tarif listrik, telur ayam ras, daun singkong, tomat sayur, kentang, batu bata/batu tela dan beberapa komoditi lainnya.

Dikota Padang pada bulan Maret 2016, 4 (empat) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar 0,46 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,03 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan deflasi masing-masing sebesar -0,03 persen dan -0,01 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak memberikan andil.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di kota Bukittinggi bulan Maret 2016 antara lain: cabai merah, beras, bawang merah, apel, rokok kretek filter, emas perhiasan, cabe hijau, mie, tuna dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah; daging ayam ras, kentang, tomat sayur dan beberapa komoditi lainnya.

Dikota Bukittinggi pada bulan Maret 2016, 3 (tiga) kelompok pengeluaran memberikan sumbangan inflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 dan kelompok sandang sebesar 0,03 persen. Sementara kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,01 persen dab 3 (tiga) kelompok lainnya yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memberikan sumbangan inflasi dan deflasi dengan angka mendekati 0,00 persen.

Tabel 3

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Padang Dan Kota Bukittinggi Maret 2016 (persen)

Kelompok Pengeluaran

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0.10 0.08 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar -0.03 0.00

4. Sandang 0.03 0.03

5. Kesehatan 0.01 0.00

(4)

Gambar 1

Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Maret 2016

(2012=100)

Gambar 2

Perkembangan Inflasi Umum Kota Padang dan Kota Bukittinggi2014-2016

(2012=100)

URAIAN MENURUT

KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

(5)

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,46 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain; beras 0,25 persen, cabai merah 0,18 persen, bawang merah 0,11 persen, bawang putih, jeruk, anak sala, cabe hijau masing-masing 0,01 persen dan beberapa komoditi lainnya di bawah 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah daging ayam ras -0,09 persen, telur ayam ras -0,03 persen, daun singkong, tomat sayur dan kentang masingmasing 0,02 persen, batu bata/batu tela -0,01 persen dan beberapa komoditi lainnya dibawah --0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di Kota Padang pada bulan Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,54 persen, atau mengalami kenaikan indeks dari 124,53 bulan Februari 2016 menjadi 125,20 pada bulan Maret 2016. Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada pada kelompok ini, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi antara lain; subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,20 dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,89 persen, sementara subkelompok makanan jadi mengalami deflasi sebesar -0,01 persen.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan antara lain rokok kretek filter 0,04 persen, rokok putih dan roko kretek masing-masing 0,02 persen, dan beberapa komoditi lainnya dengan andil di bawah 0,01 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Maret 2016 di Kota Padang mengalami deflasi sebesar -0,17 persen, atau mengalami penurunan indeks dari 121,90 pada bulan Februari 2016 menjadi 121,69 pada bulan Maret 2016. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini 2 (dua) subkelompok mengalami deflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal sebesar -0,09 persen dan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar -0,60 persen, sementara 2 (dua) subkelompok lainnya mengalami inflasi antara lain yaitu subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,32 persen dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,24 persen.

Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,03 persen dengan komoditas penyumbang antara lain; tarif listriksebesar 0,03 persen, batu bata/batu tela 0,01 persen dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan deflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

4.

S a n d a ng

Kelompok sandang pada bulan Maret 2016 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,42 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 111,1 pada bulan Februari 2016 menjadi 111,78 pada bulan Maret 2016. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada, 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi, yaitu subkelompok sandang anak-anak sebesar 0,01 persen, dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 1,53 persen, sementara subkelompok sandang laki-laki dan subkelompok sandang wanita tidak mengalami perubahan

(6)

5.

K e s e h a t a n

Pada bulan Maret 2016 kelompok kesehatan di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,13 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 125,16 persen pada bulan Februari 2016 menjadi 125,32 pada bulan Maret 2016. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini, 3 (tiga) subkelompok tidak mengalami perubahan, sementara subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami inflasi sebesar 0,30 persen.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang adalah sabun mandi dan beberapa komoditas lainnya dengan angka di bawah 0,01 mengalami deflasi sebesar -0,05 persen atau mengalami perubahan indek harga dari 129,90 pada bulan Februari 2016 menjadi 129,84 pada bulan Maret 2016. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini hanya 1 (satu) subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transpor sebesar -0,06 persen. Sementara 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi dengan angka -0,01 persen. Komoditas penyumbang antara lain; bensin dan komoditas lainnya dengan andil dibawah 0,01 persen.

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender bulan Maret 2016 Kota Padang sebesar 1,42 persen dan laju inflasi

year on year yaitu perubahan indeks harga bulan Maret 2016 terhadap bulan Maret 2015 adalah

sebesar 6,55 persen. Laju inflasi tahun kalender Kota Bukittinggi 1,26 persen dan laju inflasi year on

year sebesar 7,20 persen. Perbandingan laju inflasi, laju inflasi tahun kalender dan laju inflasi year on

year bulan Maret 2016 dapat dilihat pada table 4 berikut.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Year on Year,

Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Bulan Maret 2016

(7)

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Maret 2016 Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

Gambar 4

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Maret 2015 – Maret 2016) Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan Maret 2016, dari 82 kota IHK 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota IHK mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,18 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Singkawang sebesar 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar -1,22 persen dan terendah terjadi di Kota Mamuju sebesar -0,02 persen. Kota Padang menduduki urutan ke-8 dan kota Bukittinggi menduduki urutan ke-1 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

0 2 4 6 8 10

(8)

terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar -1,22 persen dan terendah di Kota Meulaboh sebesar -0,07 persen. Kota Padang menduduki posisi ke-6 dan Kota Bukittinggi menduduki posisi ke-1 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Pulau Sumatera.

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

Bila dilihat dari 26 kota IHK di pulau Jawa pada bulan Febuari 2016, 23 (dua puluh tiga) kota IHK mengalami inflasi dan hanya 3 (tiga) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,55 persen dan terendah terjadi di Kota Tangerang sebesar 0,02 persen.

(9)

Tabel 6

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera Maret 2016 (2012=100)

Kota IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2016

Inflasi Tahun keTahun

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meulaboh 122.18 -0.07 0.76 3.12

2 Banda Aceh 116.73 -0.26 0.37 3.10

3 Lhokseumawe 118.26 -0.19 -0.04 4.63

4 Sibolga 126.56 0.75 2.57 7.89

5 Pematang Siantar 127.04 0.66 0.77 6.08

6 Medan 127.42 0.88 2.18 7.41

7 Padangsidempuan 121.51 0.54 1.07 4.53

8 Padang 128.91 0.55 1.42 6.55

9 Bukittinggi 123.05 1.18 1.26 7.20

10 Tembilahan 127.48 0.27 0.68 4.00

11 Pekanbaru 123.16 0.54 0.29 4.39

12 Dumai 124.23 0.23 1.21 4.84

13 Bungo 121.38 -0.31 0.65 4.58

14 Jambi 122.79 0.26 0.90 4.99

15 Palembang 121.05 0.22 0.43 4.89

16 Lubuklinggau 121.28 0.58 0.64 6.47

17 Bengkulu 129.19 0.04 0.46 5.93

18 Bandar Lampung 124.20 0.49 0.24 5.37

19 Metro 131.84 0.13 1.20 4.83

20 Tanjung Pandan 127.63 -1.22 -0.24 3.27

21 Pangkal Pinang 125.74 0.26 1.59 6.77

22 Batam 122.93 0.26 0.32 5.76

(10)

Tabel 7

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa Maret 2016 (2012=100)

(11)

Tabel 8

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Maret 2016 (2012=100)

(12)

Tabel 9

IHK danPerubahan IHK Kota Padang Menurut Kelompok/ Sub Kelompok Padang Maret 2016 (2012=100)

Uraian IHK Inflasi/Deflasi

Padi-padian, Umbi-umbian danHasilnya 142.65 4.20 7.58 10.90 Daging dan Hasil-hasilnya 117.63 -3.55 4.00 9.81

Ikan Segar 115.04 0.52 2.17 3.57

Ikan Diawetkan 134.28 2.87 1.03 9.03

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 131.37 -1.27 -0.48 5.16

Sayur-sayuran 152.92 -1.78 -1.48 8.61

Minuman yang Tidak Beralkohol 112.49 0.20 0.48 3.23 Tembakau dan Minuman Beralkohol 143.93 1.89 3.12 8.91

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 121.69 -0.17 -0.13 2.57

Biaya Tempat Tinggal 117.86 -0.09 -0.28 2.87 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 135.27 -0.60 -0.31 1.80 Perlengkapan Rumahtangga 115.51 0.32 0.25 2.94 Penyelenggaraan Rumahtangga 114.96 0.24 1.06 2.77

IV SANDANG 111.78 0.42 1.69 1.65 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 125.53 0.30 1.35 6.17

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 127.13 0.00 -0.10 7.88

Pendidikan 128.75 0.00 0.00 12.07

Kursus-kursus / Pelatihan 134.67 0.00 0.00 0.00 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 119.18 0.00 -0.74 1.50

Rekreasi 125.44 0.00 0.00 2.74

Olahraga 118.27 0.00 0.00 0.00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 129.84 -0.05 -0.15 3.76

Transpor 142.48 -0.06 -0.25 4.93

Komunikasi Dan Pengiriman 99.30 0.00 0.00 0.00 Sarana dan PenunjangTranspor 108.53 0.00 0.40 0.86

Jasa Keuangan 109.48 0.00 1.30 1.30

(13)

Tabel 10

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi Menurut Kelompok/ Sub Kelompok Maret 2016 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 145.57 5.89 8.65 10.08 Daging dan Hasil-hasilnya 118.37 -3.04 3.45 15.48

Ikan Segar 113.85 0.90 3.78 1.30

Ikan Diawetkan 128.15 0.00 0.38 4.13

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 136.86 0.35 2.25 7.28

Sayur-sayuran 152.68 -0.81 6.73 25.99

Minuman yang Tidak Beralkohol 107.14 0.38 1.46 6.36 Tembakau dan Minuman Beralkohol 141.16 0.61 3.89 14.06

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 121.52 0.02 0.23 3.49

BiayaTempatTinggal 114.13 0.02 0.75 0.88 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 150.63 -0.01 -0.90 10.54 Perlengkapan Rumahtangga 110.56 0.00 0.07 1.87 Penyelenggaraan Rumahtangga 113.83 0.19 0.39 3.35

IV SANDANG 107.40 0.41 1.27 3.56 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 116.97 0.13 0.09 4.36 VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 117.27 -0.01 0.05 5.88

Pendidikan 123.15 0.00 0.00 9.50

Kursus-kursus / Pelatihan 119.60 0.00 0.00 4.55 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103.25 0.00 0.00 1.74

Rekreasi 115.88 -0.04 0.24 0.86

Olahraga 101.04 0.00 0.75 1.01

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 121.63 -0.04 -1.34 1.04

Transpor 130.14 -0.06 -1.94 0.76

Komunikasi Dan Pengiriman 98.06 0.00 0.00 0.18 Sarana dan PenunjangTranspor 116.58 0.03 0.07 5.36

Jasa Keuangan 123.76 0.00 2.54 2.54

(14)

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Informasi lebih lanjut hubungi:

Azwir, S.Si

Kepala Bidang Statistik Distribusi

JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161

Gambar

Tabel  1 Inflasi Kota Padang Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan
Tabel  3
Gambar 1 Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Maret 2016
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Salah satu manfaat dari metode network planning adalah dapat membantu perusahaan dalam membuat jadwal penyelesaian suatu proyek atau produksi.Untuk dapat membuat

Hasyim Asy‟ari sebagai seorang tokoh ulama Indonesia yang berkecimpung dalam dunia pendidikan islam, dan kemudian menyusun dalam sebuah karya skripsi dengan judul

Melihat potensi wakaf khususnya tanah wakaf yang ada di kabupaten Kuningan yang dapat mendukung pembangunan pendidikan akan tetapi faktanya beberapa pondok

Unit kompetensi ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan, keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan untuk membaca dan menterjemahkan gambar kerja dan

Tahapan yang dilalui dalam aplikasi metode integer programming dalam tulisan ini pertama penentuan variabel yang berpengaruh terhadap tujuan , sumberdaya yang dibutuhkan dan

Setiap posisi tersebut akan dikaitkan dengan sebuah nilai yang disebut nilai objektif atau nilai fitness yang dihitung berdasarkan fungsi objektif dari masalah optimasi

Bank Panin Cabang Tropodo harus mempertahankan inerja pemenuhan kebutuhan nasabah akan nilai manfaat pada relationship value yaitu manfaat ekonomi (kesesuaian antara

Penelitian untuk mengetahui Pengaruh cendawan endofit akar mangrove asal CAgar Alam (CA) Pulau Dua Serang Banten pada pertumbuhan tanaman kedelai secara in vitro oleh