BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode survei yang termasuk kedalam pendekatan kuantitatif non-eksperimen. Peneliti tidak memberikan perlakukan terlebih dahulu dalam bentuk kegiatan belajar mengajar, yang terpenting adalah siswa sudah mendapatkan materi mengenai konsep medan listrik, potensial listrik dan energi potensial listrik.
Penelitian survei adalah suatu metode penelitian yang mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut (Cresswell, 2013, hlm. 216). Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu (Sukmadinata, 2012, hlm54). Desain penelitian yang digunakan disesuaikan dengan bentuk metode non-eksperimen. Karena pengambilan data hanya dilakukan sekali maka pola penelitiannya dapat digambarkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Pola penelitian One Shoot Design
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat pada penelitian ini adalah seluruh kelas XII IPA di empat sekolah Madrasah Aliyah Negeri yang terdapat di Kabupaten dan Kota Cirebon, jumlah partisipan sebanyak 414 siswa. Pemilihan kelas XII karena sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan listrik statis yang mencakup medan listrik, potensial listrik dan energi potensial listrik. Standar Kompetensi (SK) yang digunakan adalah
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah pada KD 2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik, serta
penerapannya pada keping sejajar. Peneliti menganggap pada kelas XII materi yang telah didapatkan oleh siswa sudah medalam terkait konsep medan listrik, potensial listrik dan energi potensial listrik.
Penentuan atau pemilihan sekolah ditingkat SMA/MA yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian lebih mengarah kepada sedikitnya penelitian ditingkat Madrasah Aliyah, jadi peneliti mencoba melakukan penelitian di sekolah Madrasah Aliyah. Selama ini pemilihan sekolah lebih menjurus di Sekolah Menengah Atas.
C. Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di empat sekolah Madrasah Aliyah (MA) Kabupaten/Kota Cirebon, Jawa Barat.
2. Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA yang terdapat di empat Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten dan Kota Cirebon dengan jumlah 414 siswa. Empat sekolah yang dipilih merupakan sekolah yang mudah diakses untuk dilakukan penelitian. Teknik untuk mengambil sampel dengan menggunakan sampel bertujuan (purposive sample). Sampel bertujuan (purposive sample) dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010, hlm. 183).
Teknik tersebut termasuk kedalam nonprobability sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010, hlm. 84). Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi dan memiliki keuntungan terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2010, hlm. 183).
Peneliti menentukan banyaknya sampel berdasarkan tingkat kepercayaan atau ketelitian hasil penelitian. Berdasarkan petimbangan
waktu, tenaga dan dana peneliti menentukan jumlah sampel dengan tingkat kepercayaan 90% dengan taraf kesalahan 10%. Banyaknya sampel ditentukan dengan menggunakan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael berdasarkan rumus yang dikembangkan oleh keduanya (Sugiyono, 2010, hlm. 86-87).
Berdasarkan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael maka jumlah sampel dari populasi 414 orang kurang lebih sekitar 164 orang, banyaknya sampel berdasarkan rumus tersebut diberi lambang (Ntabel), untuk menentukan banyaknya sampel dari tiap sekolah dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus:
Ns = x Ntabel (persamaan 3.1)
Dengan :
Ns = Jumlah sampel di tiap sekolah
N = Jumlah siswa ditiap sekolah
Ntabel = jumlah sampel berdasarkan tabel
Sehingga jumlah sampel tiap sekolah dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini
Tabel 3.1 Jumlah Sampel Tiap Sekolah
Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas XII (N) Jumlah Sampel (Ns)
MA N 1 Cirebon 78 orang 31 orang
MA N 2 Cirebon 106 orang 42 orang
MA N 3 Cirebon 77 orang 30 orang
MA N Ciwaringin 153 orang 61 orang
Jumlah Total (∑) 414 orang 164 orang
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes soal konsep pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban yang disertai tingkat keyakinan, instrumen ini mengadaptasi dari The Electric Potential and Electric Potential Energy Concept Test (EPEPECT). Soal konsep yang digunakan adalah sebanyak 20 soal, dengan rincian 10 soal hasil terjemahan yang terdapat di tesis Vatansever (2006, hlm. 94-103) dan 10 soal lagi disusun oleh peneliti. Penambahan 10 soal tersebut bertujuan untuk menggali miskonsepsi tentang kuat medan listrik
pada dipol, penerapan potensial listrik pada generator Van de Graff, hubungan antara usaha dengan potensial listrik, hubungan medan listrik dengan bahan dielektrik pada plat kapasitor, garis-garis medan listrik pada muatan titik, menentukan usaha dalam bidang ekipotensial, dan medan listrik dalam bidang ekipotensial. Tes menggunakan adaptasi instrumen EPEPECT digunakan hanya sekali yakni setelah materi pembelajaran dijelaskan.
Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan materi potensial listrik, medan listrik dan energi potensial listrik.
b. Membuat kisi-kisi soal yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
c. Membuat soal berdasarkan kisi-kisi soal yang telah ditentukan dan membuat kunci jawaban.
d. Mengkonsultasikan soal-soal instrumen kepada dosen pembimbing kemudian melakukan perbaikan atas hasil konsultasi tersebut.
e. Meminta pertimbangan (judgement) kepada dua orang dosen bidang fisika terkait materi potensial, medan dan energi potensial listrik, kemudian melakukan revisi atas hasil judgement tersebut.
f. Melakukan uji instrumen kepada 78 orang siswa kelas XII yang berada di sekolah yang akan dialukan penelitian secara acak, yang sebelumnya telah mempelajari materi tentang medan listrik, potensial listrik dan energi potensial listrik.
g. Menganalisis hasil uji instrumen berupa validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Setelah itu peneliti mengkonsultasikan hasil tersebut dengan dosen pembimbing.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terbagi kedalam tiga tahap, diantaranya tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap ahir penelitian. Adapun uraian dari ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap ini diawali dengan menetukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada materi listrik statis. Kemudian menentukan kisi-kisi soal yang sesuai dengan SK dan KD pada materi tersebut. Setelah itu mulai mengkonstruksi soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Soal yang dibuat berupa pilihan ganda berjumlah 20 soal yang sebagian soal (10 soal) merupakan adaptasi dari tesis Vatansever (2006, hlm. 94-103) yang berjudul “Effectiveness Of Conceptual Change Instruction On Overcoming Students Misconceptions Of Electric Field, Electric Potential And Electric Potential Energy At Tenth Grade Level”. Langkah selanjutnya soal di-judgement oleh dua orang dosen ahli dibidangnya (kelistrikan) untuk menentukan sesuai atau tidak berdasarkan indikator pencapaian kompetensi, susunan kalimat yang terdapat pada soal tersebut serta isi dari materi yang digunakan layak atau tidak untuk dibuat soal. Selanjutnya, soal yang telah di-judgement direvisi dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Soal yang telah direvisi kemudian diujikan ke 78 siswa kelas XII di sekolah yang akan diadakan penelitian untuk melihat hasil pemahaman siswa terhadap soal serta dilihat pula dari tingkat kesukakaran, daya pembeda, validitas soal dan reliabilitasnya.
Setelah diujikan dan dilakukan analisis hasilnya dikonsultasikan kembali dengan dosen pembimbing mengenai kelayakan dan tingkat keajegan soal tersebut.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di empat sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten/Kota Cirebon, Jawa Barat. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat miskonsepsi siswa, sebelumnya siswa telah mempelajari materi mengenai potensial listrik, medan listrik dan energi potensial listrik, data yang akan diambil hanya sekali yakni setelah pembelajaran mengenai materi tersebut.
3. Tahap Akhir Penelitian
Tahap ahir penelitian, peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian yakni melihat tingkat miskonsepsi siswa menggunakan Electric
Potential and Electric Potential Energy Concept Test (EPEPECT). Kemudian melakukan analisis terhadap hasil penelitian serta mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing. Setelah itu menarik kesimpulan terhadap data yang telah diambil dan menyusun laporan penelitian.
F. Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni berupa tes pilihan ganda, dengan lima pilihan jawaban dan pada tiap soal disertai dengan tingkat keyakinan untuk menjawab soal. Adapun analisis uji instrumen soal konsep meliputi analisis validitas butir soal, analisis reliabilitas, analisis daya pembeda, dan analisis tingkat kesukaran. Untuk penjelasan masing-masing analisis dapat dilihat dibawah ini:
1. Analisis validitas butir soal
Validitas adalah salah satu bentuk uji instrumen untuk mengukur kevalidan atau kesahihan instrumen penguasaan konsep. Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Menurut Arikunto (2009, hlm. 64), agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya harus valid.
Di dalam penelitian ini, untuk mendapatkan validitas butir soal, peneliti menggunakan bantuan data analisis yang tersedia di dalam Microsoft Excel 2013. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
1. Masukkan data pada lembar kerja, lalu beri nama. 2. Klik data pada menu bar, lalu klik data analysis.
3. Klik correlation, tunggu sampai muncul kotak dialog yang meminta untuk memasukkan range data.
4. Klik OK, kemudian ceklis label in first now jika nomor soal ingin diikutsertakan.
Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai Kriteria 0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009, hlm. 75) 2. Analisis reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan tingkat keajegan suatu soal dan menjadi salah satu syarat untuk suatu perangkat tes. Reliabilitas dapat menunjukkan kestabilan suatu soal jika soal tersebut akan diujikan kembali kepada siswa dalam waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas yang dilakukan yakni dengan internal consistency, menurut Sugiyono (2010, hlm. 131), pengujian reliabilitas dengan internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan nilai reliabilitas yakni dengan menggunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson). Adapaun persamannya adalah sebagai berikut:
r11
= (
)
(persamaan 3.2)dimana:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1− p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes Nilai Kriteria 0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009, hlm. 75) 3. Analisis daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009, hlm. 211). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :
(persamaan 3.3)
dengan :
D = Daya pembeda J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto, 2009, hlm. 213)
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk
0,00 – 0,20 Buruk
0,20 – 0,40 Sedang
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,70 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2009, hlm. 218)
4. Analisis tingkat kesukaran butir soal
Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Menurut Arikunto (2009, hlm. 206), soal yang baik adalah soal yang mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai berikut :
P =
(persamaan 3.4)
dengan :
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2009, hlm. 208)
Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0% – 5% Sangat sukar 6% – 30% Sukar 31% - 70% Sedang 71% - 85% Mudah 86% - 100% Sangat Mudah (Arikunto, 2009, hlm. 210)
G. Hasil Uji Instrumen
Soal konsep yang diujikan pada uji instrumen adalah soal yang telah direvisi. Baik revisi dari dosen pembimbing maupun berdasarkan hasil judgment (pertimbangan) yang dilakukan oleh dua orang dosen yang
berkompeten dibidang kelistrikan. Setelah soal direvisi, peneliti melakukan uji instrumen kepada 78 siswa Madrasah Aliyah kelas XII yang terdapat di Kabupaten/Kota Cirebon yang diambil secara random (acak) mengenai konsep medan listrik, potensial listrik, dan energi potensial listrik.
Setelah didapatkan hasilnya, peneliti melakukan analisis terhadap hasil uji instrumen tersebut, maka didapatkan sebagai berikut :
Tabel 3.6 Rekapitulasi Analisis Uji Instrumen
Berdasarkan perhitungan statistik, dengan menggunakan rumus yang telah dibahas sebelumnya maka didapat nilai reliabilitas dari 20 soal tersebut adalah
No. Soal
Reliabilitas Validitas Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Keterangan Angka Kategori Angka Kategori Angka Kategori Angka Kategori
1
0.5905 Cukup
0.4723 Valid 0.4103 Baik 0.4359 Sedang Digunakan 2 0.3731 Valid 0.2821 Sedang 0.2436 Sukar Digunakan
3 0.1599
Tidak
Valid 0.0769 Buruk 0.2949 Sukar
Tidak Digunakan 4 0.1989 Valid 0.1538 Buruk 0.3846 Sedang Digunakan
5 0.1130
Tidak
Valid 0.0769 Buruk 0.1410 Sukar
Tidak Digunakan 6 0.2632 Valid 0.0769 Buruk 0.0897 Sukar Digunakan
7 0.1228
Tidak
Valid 0.0256 Buruk 0.1923 Sukar
Tidak Digunakan 8 0.2632 Valid 0.1795 Buruk 0.0897 Sukar Digunakan 9 0.4448 Valid 0.3590 Sedang 0.3333 Sedang Digunakan 10 0.2790 Valid 0.1795 Buruk 0.1410 Sukar Digunakan
11 0.1670
Tidak
Valid 0.1795 Buruk 0.2179 Sukar
Tidak Digunakan
12 0.1745
Tidak
Valid 0.1026 Buruk 0.1795 Sukar
Tidak Digunakan 13 0.2195 Valid 0.0769 Buruk 0.1154 Sukar Digunakan
14 0.1740
Tidak
Valid 0.1795 Buruk 0.2949 Sukar
Tidak Digunakan 15 0.4624 Valid 0.3846 Sedang 0.2179 Sukar Digunakan 16 0.2759 Valid 0.2308 Sedang 0.2179 Sukar Digunakan
17 0.0538
Tidak
Valid 0.1026 Buruk 0.3846 Sedang
Tidak Digunakan 18 0.0271 Tidak Valid -0.0769 Sangat Buruk 0.2179 Sukar Tidak Digunakan 19 0.3038 Valid 0.1795 Buruk 0.4231 Sedang Digunakan
0,5905 menurut Tabel 3.3 mengenai interpretasi reliabilitas bahwa nilai tersebut termasuk kedalam kategori cukup, yang dapat diartikan sebagai soal yang telah diujikan cukup ajeg bila ingin diujikan kembali secara berulang dengan siswa berbeda.
Dapat dilihat pula pada Tabel 3.6 terdapat 8 soal yang tidak valid, yakni nomor 3, 5, 7, 11, 12, 14, 17 dan 18. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat beberapa hal yang kurang mampu untuk mengukur apa yang akan diteliti, setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing kedelapan soal tersebut sebaiknya tidak digunakan.
Berdasarkan Tabel 3.6 tersebut bahwa daya pembeda pada 20 soal masih jauh dari yang diharapkan, ada 1 soal yang dikategorikan dengan daya pembeda yang baik, yakni nomor 1, 5 soal kategori sedang yakni nomor 2, 9, 15-16 dan 20, 13 soal kategori buruk yakni nomor 3-8, 10-14, 17 dan 19, dan terdapat 1 soal yang dikategorikan sangat buruk yakni nomor 18. Soal tersebut masih sulit membedakan kelompok siswa yang pandai dan kelompok siswa yang kurang pandai.
Berdasarkan Tabel 3.6 untuk tingkat kesukaran dengan jumlah 20 soal terdapat 15 soal yang sukar sedangkan sisanya adalah sedang. 15 soal yang sukar adalah nomor 2-3, 5-8, 10-16, 18 dan 20. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi diantaranya siswa yang lupa akan konsep dan sebagian guru yang jarang menjelaskan mengenai konsep khususnya potensial listrik, medan listrik dan energi potensial listrik.
Merujuk pada Tabel 3.6 tentang rekapitulasi analisis uji instrumen, peneliti mengambil kesimpulan soal yang akan dijadikan untuk penelitian adalah sebanyak 12 soal yang terdiri dari 7 soal berasal dari Vatansever dan 5 soal berasal dari peneliti. Pada Tabel 2.5 mengenai penyelidikan miskonsepsi dengan menggunakan EPEPECT, pada tabel tersebut terdapat jawaban yang merupakan miskonsepsi ditiap-tiap konsepnya. Dari 7 soal yang digunakan peneliti terutama penggunaan EPEPECT mencakup 80% dari keseluruhan jawaban yang merupakan miskonsepsi siswa.
Analisis yang dilakukan yakni pada jawaban siswa dan tingkat keyakinan menjawab soal dengan menggunakan ketentuan dari Vatansever. Pada tesis
Vatansever (2006, hlm. 39-40) menjelaskan, jika siswa menjawab benar atau salah dan siswa memilih tingkat keyaninan “Tidak Tahu” maka diberi kode 0 yang berarti tidak ada miskonsepsi. Jika siswa menjawab benar dan siswa memilih tingkat keyakinan “Yakin” maka diberi kode 0 juga yang mengindikasikan tidak ada miskonsepsi. Tetapi jika siswa menjawab dengan benar dan memilih tingkat keyakinan “Tidak Yakin” maka diberi kode 1 yang mengindikasikan terdapat miskonsepsi. Jika siswa menjawab salah dan memilih tingkat keyakinan “Tidak Yakin” maka diberi kode 2 yang mengindikasikan relatif terjadi miskonsepsi. Terahir, jika siswa menjawab salah dan memilih tingkat keyakinan “Yakin” maka diberi kode 3 yang mengindikasikan memiliki peluang besar terjadi miskonsepsi. Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan melalui Tabel 3.7:
Tabel 3.7 Respons Siswa Terhadap Peluang Terjadinya Miskonsepsi Jawaban dan Respons Siswa
Terhadap Soal Kode
Peluang Terjadi Miskonsepsi
Benar atau salah+Tidak Tahu, atau
Benar+Yakin
0 no existing misconception
Benar+Tidak Yakin 1 existing misconception
Salah+Tidak Yakin 2 relatively greater
misconception
Salah+Yakin 3 greatest possible
misconception
Setelah semua data dimasukkan (jawaban+respons siswa) dan diberi kode sesuai kriteria pada tabel 3.7, maka peneliti menjumlahkannya satu persatu. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah soal yang terdapat pada thesis Vatansever (2006, hlm. 39) sebanyak 10 soal dan memiliki rentang miskonsepsi dari 0 sampai 30, maka harus ada konversi nilai untuk menghitung tingkat miskonsepsi 12 soal. Berdasarkan hasil uji instrumen dan konsultasi dengan dosen pembimbing yang digunakan untuk penelitian sebanyak 12 soal. Untuk perhitungan mencari tingkat miskonsepsi terdapat pada bab sebelumnya, akan tetapi untuk lebih jelasnya dapat dilakukan sebagai berikut,
Gambar 3.2 Konversi Skala Vatansever
Ambil batas maksimal dari 10 soal dan 12 soal, kemudian bandingkan dan dikali dengan jumlah yang didapat pada tingkat miskonsepsi yang akan dicari. Sehingga menjadi:
(persamaan 3.5)
atau dapat disederhanakan menjadi
dimana:
N = jumlah yang didapat pada tingkat miskonsepsi yang akan dicari.
Dengan perhitungan tersebut, akan mempermudah untuk menyetarakan nilai 12 soal dengan 10 soal yang telah ditetapkan oleh Vatansever.
H. Definisi Operasional
1. Tingkat Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah penafsiran terhadap suatu konsep yang bertentangan dengan para ahli atau pakar yang ahli dibidang tersebut. Miskonsepsi yang akan diteliti yakni berkaitan dengan materi listrik statis mencakup konsep medan listrik, potensial listrik dan energi potensial listrik. Maksud dari tingkat miskonsepsi adalah melihat tinggi atau rendahnya siswa yang mengalami miskonsepsi berdasarkan ketetapan dari Vatansever. Instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang disebut EPEPECT. Pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui tingkat miskonsepsi
0 0
adalah mengacu pada perhitungan yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni dengan mengkombinasikan jawaban benar atau salah dengan tingkat keyakinan yang dipilih oleh responden.
2. Adaptasi Instrumen EPEPECT
EPEPECT sendiri kepanjangan dari Electric Potential and Electric Potential Energy Concept Test. Adaptasi instrumen EPEPECT merupakan adaptasi instrumen yang berupa pilihan ganda mencakup konsep medan listrik, potensial listrik dan energi potensial listrik, instrumen tersebut bertujuan untuk membedakan responden yang benar-benar mengalami miskonsepsi (greatest possible misconception) atau sekedar menebak (luck of knowledge). Selain itu instrumen tersebut dapat mengukur tingkat miskonsepsi responden. Maksud dari adaptasi adalah menterjemahan ke dalam Bahasa Indonesia, menambahkan pilihan jawaban pada format aslinya, dan menambahkan 10 soal yang setara dengan EPEPECT dengan tujuan menggali miskonsepsi pada konsep medan listrik, potensial listrik, dan energi potensial listrik.