• Tidak ada hasil yang ditemukan

LM Tahun 2013 Setelah Audit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LM Tahun 2013 Setelah Audit"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Manajemen Perusahaan Tahunan tahun 2013 merupakan laporan kegiatan

pengelolaan Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dan merupakan realisasi

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2013 untuk periode 1 Januari 2013 s.d

31 Desember 2013.

Laporan Manajemen Perusahaan Tahunan tahun 2013 disusun berdasarkan kerangka

Laporan Manajemen Perusahaan Tahunan sebagaimana tercantum pada lampiran II Surat

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN / Kepala Badan Pembinaan BUMN No.

Kep.211/M-MBUMN/1999 tanggal 24 September 1999 tentang Laporan Manajemen

Perusahaan BUMN. Sedang penilaian tingkat kinerja BUMN berpedoman pada Keputusan

Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat

Kesehatan Perusahaan.

Pada tahun buku 2013 perusahaan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp. 63,13

milyar atau 26,25 % dari RKAP tahun 2013 sebesar Rp. 240,51 milyar, dan bila

dibandingkan dengan laba tahun 2012 mengalami penurunan 74,91 %. Laba Komprehensif

mencapai Rp. 20,59 milyar atau 11,42 % dari RKAP dengan pajak penghasilan sebesar Rp.

42,53 milyar.

Semarang, Februari 2014

(3)

LAPORAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

TAHUN 2013

HAL

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Kondisi Umum 1

1.2. Gambaran Singkat Kinerja Perusahaan 2

1.3. Strategic Business Unit (SBU) 3

1.4. Pengembangan Industri Hilir 3

1.5. Pengembangan Wisata Agro 3

1.6. Pengembangan Usaha Lain 4

1.7. Upaya Pengembangan Perusahaan 4

BAB II KINERJA PERUSAHAAN TAHUN 2013

2.1. Pemasaran 5

2.2. Produksi 23

2.3. Teknologi 24

2.4. Penelitian dan Pengembangan 27

2.5. Logistik (Pengadaan Barang dan Jasa) 28

2.6. Manajemen, Organisasi, dan Sistem 28

2.7. Sumber Daya Manusia 30

2.8. Satuan Pengawasan Intern 32

2.9. Keuangan dan Akuntansi 32

2.10. Investasi dan Sumber Pembiayaan 34

2.11. Laporan Keuangan 36

2.12. Tingkat Kinerja Perusahaan 46

2.13. Pajak, Deviden, dan Devisa 47

2.14. Dana Pensiun 48

2.15. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 48

(4)

3.1. Kerjasama Sesama BUMN 51

3.2. Kerjasama dengan Mitra Usaha Lain 51

3.3. Kerjasama Luar Negeri 52

3.4. Anak Perusahaan dan Afiliasi 52

BAB IV RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI

4.1. Restrukturisasi 53

4.2. Privatisasi 53

BAB V TINDAK LANJUT TERHADAP TEMUAN KAP SERTA

KEPUTUSAN DAN ARAHAN

5.1.

5.2.

Tindak lanjut Terhadap Temuan KAP Audit Tahun Buku

2012

Tindak Lanjut Keputusan RUPS Tentang Persetujuan

RKAP dan RKA – PKBL Tahun 2013

54

64

5.3. Tindak Lanjut Keputusan RUPS Tentang Persetujuan

laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan

Tahun Buku 2012 68

BAB VI EVALUASI RENCANA JANGKA PANJANG PERUSAHAAN

6.1. Pencapaian Realisasi Terhadap RJP 2010 - 2014 72

6.2. Statistik Perusahaan 10 (Sepuluh) Tahun 74

BAB VII PENUTUP

7.1. Kesimpulan 75

7.2. Usulan Kepada RUPS 77

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. KONDISI UMUM

1.1.1. KONDISI EKSTERNAL

Krisis perekonomian global yang terjadi masih berdampak pada kondisi

perekonomian di tahun 2013. Berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara

maju baik melalui kebijakan fiskal di AS maupun program austerity di Eropa

belum memberikan dampak yang cukup berarti. Pada negara-negara berkembang

dibayangi risiko penurunan pertumbuhan ekonomi dan pelemahan nilai tukar,

serta tren harga jual komoditas yang cenderung turun, kecuali minyak.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2013 mencapai 5,7%, menurun dari tahun

sebelumnya akibat tertekannya kinerja ekspor karena melemahnya permintaan

dan penurunan harga jual komoditas. Kurs nilai tukar rupiah ditutup pada angka

Rp. 12.189 per USD atau mengalami depresiasi dari tahun sebelumnya. Selain itu

biaya produksi cenderung mengalami peningkatan akibat kenaikan upah serta

kenaikan harga barang bahan sebagai dampak dari kenaikan harga BBM.

1.1.2. KONDISI INTERNAL

 Produksi

Realisasi produksi tahun 2013 dibanding RKAP untuk karet mencapai

100,15%, teh mencapai 94,84 % akibat adanya serangan frost dan kemarau

yang tegas pada bulan Agustus s.d. September yang berdampak pada

pertumbuhan pucuk, dan komoditi kopi mencapai 80,61% karena kondisi

tanaman dan buah yang kurang baik serta adanya gangguan keamanan. Untuk

komoditi gula eks tebu dan tetes milik PG masing-masing mencapai 65,00 %

dan 80,61% dari RKAP. SHS eks raw sugar mencapai 115,08% dari RKAP.

 Kondisi Pabrik Gula

Pabrik Gula yang dimiliki PTPN IX (Persero) pada umumnya sudah tua,

perawatan yang dilakukan hanya sebatas mempertahankan agar pabrik bisa

beroperasi karena terbatasnya dana. Hal ini menyebabkan jam berhenti giling

(6)

 Modal Kerja

Modal Kerja untuk memproduksi gula dicukupi dengan Kredit Komersial

Perbankan untuk PTPN dan KKP untuk Petani. Total beban bunga mencapai

Rp. 69,98 milyar atau setara dengan Rp. 862/kg gula.

1.2. GAMBARAN SINGKAT KINERJA PERUSAHAAN

1.2.1. Gambaran hasil usaha tahun 2013 sebagai berikut (Rp. milyar) :

Jumlah Laba sebelum pajak terinci sebagai berikut (Rp. milyar) :

Realisasi 2013 RKAP 2013

 Tanaman Semusim ( Rp. 131,78 ) Rp. 54,43

 Tanaman Tahunan Rp. 194,91 Rp. 186,08

 Laba ( Rugi ) Rp. 63,13 Rp. 240,51

Realisasi laba sebelum pajak dibandingkan RKAP lebih kecil Rp. 177,38 milyar

dan rinciannya selisih adalah sebagai berikut (dalam Rp. Milyar) :

 Pendapatan penjualan ( Rp. 189,19 )

 Beban pokok penjualan Rp. 34,06

 Beban usaha Rp. 14,29

 Pendapatan non usaha ( Rp. 7,44 )

 Beban non usaha ( Rp. 29,10 )

 Pendapatan Luar Biasa Rp. 0

J u m l a h ( Rp. 177,38 )

1.2.2. Beban Bunga

Realisasi bunga kredit modal kerja di Divisi Tanaman Semusim sebesar Rp. 69,98

milyar dengan RKAP sebesar Rp. 59,19 milyar atau Rp. 10,46 milyar di atas

(7)

1.2.3. Likuiditas

Kondisi likuiditas belum baik dimana Current Ratio hanya 69,52 %.

1.2.4. Tingkat Kesehatan Perusahaan

Penilaian tingkat kesehatan perusahaan dihitung berdasarkan SK Menteri BUMN

KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 mencapai nilai 67,10 dengan kategori

tingkat kesehatan SEHAT (A)menurun dibandingkan capaian tahun 2012 dengan

nilai 90,25 dengan kategori tingkat kesehatan SEHAT (AA).

1.3. STRATEGIC BUSINESS UNIT (SBU)

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) dalam operasionalnya dibagi menjadi 2 SBU

yang disebut Divisi yaitu Divisi Tanaman Semusim dan Divisi Tanaman Tahunan.

Masing-masing Divisi mengelola unitnya mulai dari kegiatan memproduksi sampai

menjual. Laporan kegiatan masing-masing SBU dibuat terpisah, sampai kepada laporan

laba/rugi. Selanjutnya laporan ke Pemegang Saham digabung menjadi satu.

1.4. PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR

Pengembangan produk hilir untuk Kopi Banaran, Teh Kaligua, Teh Semugih, Gula 9 dan

Sirup Pala 9 difokuskan pada efisiensi biaya terutama harga pokok penjualan (HPP)

untuk memperoleh harga jual yang kompetitif, memperlancar distribusi pengiriman

barang dan promosi produk melalui media internet, brosur, leaflet serta mengikuti

event-event pameran untuk mengembangkan pemasaran dan meningkatkan penjualan, serta

bekerjasama dengan pihak III sebagai distributor produk hilir.

1.5. PENGEMBANGAN WISATA AGRO

Realisasi pengembangan fasilitas berdasarkan masterplan Kakoba, di antaranya

penambahan 3 kamar grand duluxe Banaran 9 Resort dan fasilitas pendukungnya (seperti

landscape, interior, amenities, sarana pendukung). Pembangunan Banaran 9 Coffee and

Tea di kebun Krumput dan fasilitas pendukungnya, serta penambahan fasilitas yang

memberikan kontribusi pendapatan jangka pendek bagi unit wisata agro dan fasilitas

penunjang lainnya secara bertahap di Banaran 9 Coffee and Tea Gemawang, Warnasari,

wisata agro Kaligua, dan Semugih. Promosi wisata agro melalui website, leaflet, event

(8)

1.6. PENGEMBANGAN USAHA LAIN

Pengembangan diversifikasi usaha antara lain melalui :

1. Penanaman tanaman hortikultura jeruk di kebun Kaligua, Semugih dan Jollong.

2. Penggemukan sapi potong di kebun Sukamangli, Ngobo dan Getas.

3. Pemanfaatan asset non produktif serta kerjasama pemanfaatan lahan untuk menara

telekomunikasi, dan pengembangan Banaran 9 Coffee and Tea dengan mitra bisnis.

1.7. UPAYA PENGEMBANGAN PERUSAHAAN

Gambaran hasil usaha yang telah dicapai perusahaan selama periode tahun 2009 – 2013

adalah sebagai berikut (Rp. milyar) :

Struktur Ekuitas PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) menunjukkan perkembangan

dari tahun ke tahun.

Manajemen telah menyusun upaya-upaya pengembangan perusahaan yang dapat

memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Selama tahun 2013 upaya yang telah

dilaksanakan antara lain :

1. Pengembangan wisata agro Kampoeng Kopi Banaran dengan menambah fasilitas

baru sebagai sarana penunjang, seperti penambahan kamar Banaran 9 Resort Hotel

serta fasilitas pendukung lainnya.

2. Pengembangan wisata agro Kaligua dengan menambah sarana penunjang dan

penataan kawasan melalui penyusunan Master Plan Wisata Agro Kaligua oleh

konsultan.

3. Pengembangan wisata agro Semugih dengan menambah fasilitas pendukung seperti

sarana permainan anak berupa trampolin.

4. Pengembangan wisata agro Jollong dengan fasilitas existing yang sudah ada.

5. Melaksanakan pengujian mutu produk hilir sesuai kelayakan konsumsi berdasarkan

SNI.

6. Perpanjangan kerjasama dengan PT. Solusindo Kreasi Pratama, PT. RCTI, PT. XL

Axiata dalam pemanfaatan lahan untuk menara telekomunikasi.

7. Penanaman tanaman hortikultura.

(9)

BAB II

KINERJA PERUSAHAAN TAHUN 2013

2.1. P E M A S A R A N

2.1.1. SITUASI PASAR INDUSTRI SECARA UMUM

 KONDISI PASAR INTERNASIONAL

Penyelesaian krisis di Eropa dan AS yang belum tuntas menahan laju

pertumbuhan di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia, yang

berakibat pada pertumbuhan kinerja ekspor yang rendah dan diikuti

penurunan harga jual komoditas. Kinerja ekspor PTPN IX (Persero) pada

tahun 2013 sebagai berikut :

K a r e t : Tahun 2013, volume penjualan ekspor mengalami penurunan

1,78% dari realisasi tahun 2012, dan diikuti dengan penurunan

harga jual rata-rata yang mencapai 13,04%.

T e h : Volume penjualan ekspor mengalami penurunan 32,26% dan

penurunan harga jual rata-rata mencapai 4,60% dari realisasi

tahun 2012.

K o p i : Volume penjualan ekspor menurun 22,22% dan harga jual

mengalami penurunan 6,34% dari realisasi tahun 2012.

 KONDISI PASAR DALAM NEGERI

Untuk komoditas Tanaman Tahunan, terjadi peningkatan volume penjualan

pada semua komoditas pokok (karet, teh dan kopi) dibandingkan realisasi

tahun 2012. Harga jual penjualan lokal komoditas teh mengalami peningkatan

dari realisasi tahun 2012, sedangkan karet dan kopi mengalami penurunan

yang cukup.

Pada Tanaman Semusim volume penjualan pada komoditi gula dan tetes

mengalami peningkatan karena adanya penjualan gula eks raw sugar. Harga

jual rata-rata untuk gula dan tetes mengalami penurunan, dibandingkan

(10)

2.1.2. KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN PANGSA PASAR

Disamping mengikuti tender di KPB, PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)

telah melaksanakan ekspor sendiri dengan total ekspor berdasarkan negara tujuan

sebagai berikut (Rp. 000) :

K A R E T :

T E H :

(11)

2.1.3. VOLUME PENJUALAN

Realisasi volume penjualan ekspor dan lokal tahun 2013 dibandingkan dengan

(12)
(13)
(14)

Penjelasan :

EKSPOR

1. KARET

 Konvensional

Realisasi volume penjualan ekspor mengalami penurunan 1,78 % dari realisasi

tahun 2012 dan hanya mencapai 59,44 % dari RKAP sebesar 16.336 ton karena

adanya aturan pajak sehingga menyebabkan menurunnya tutupan kontrak

ekspor.

 Lateks Pekat

Realisasi volume penjualan ekspor nihil dan dalam RKAP tidak dianggarkan.

2. T E H

Realisasi volume penjualan ekspor mengalami penurunan 32,26 % dari realisasi

tahun 2012 dan hanya mencapai 49,03 % dari RKAP sebesar 1.302 ton karena

produksi tidak mencapai anggaran dan sebagian kontrak ekspor sebanyak + 938 ton

(15)

3. K O P I

 Robusta

Realisasi volume penjualan ekspor menurun 22,22 % dari realisasi tahun 2012

dan hanya mencapai 58,33 % dari RKAP sebesar 180 ton karena produksi tidak

mencapai anggaran.

 Arabica

Realisasi dan RKAP volume penjualan nihil.

LOKAL

1. GULA

Realisasi volume penjualan meningkat 35,27 % dari realisasi tahun 2012, karena

adanya penjualan gula eks raw sugar, namun hanya mencapai 76,58 % dari RKAP

sebesar 96.538 ton karena produksi gula eks tebu tidak mencapai anggaran.

2. TETES

Realisasi volume penjualan meningkat 17,23% dari realisasi tahun 2012 dan

mencapai 159,55 % dari RKAP sebesar 42.799 ton.

3. KARET

 Konvensional

Realisasi volume penjualan mengalami peningkatan 13,02 % dari realisasi tahun

2012 dan mencapai 185,52 % dari RKAP sebesar 8.725 ton.

 Lateks Pekat

Realisasi volume penjualan mengalami peningkatan 20,11 % dari realisasi tahun

2012 dan mencapai 72,88 % dari RKAP sebesar 1.763 ton.

4. T E H

Realisasi volume penjualan meningkat 51,01 % dari realisasi tahun 2012 dan

mencapai 147,13 % dari RKAP sebesar 868 ton, karena sebagian berasal dari

pengalihan penjualan ekspor.

5. K O P I

 Robusta

Realisasi volume penjualan meningkat 31,19 % dari realisasi tahun 2012 dan

mencapai 147,99 % dari RKAP 432 ton.

 Arabica

Realisasi volume penjualan mengalami peningkatan 32,97 % dari realisasi tahun

(16)

6. PRODUK HILIR

 Teh Celup

Realisasi volume penjualan meningkat 27,10 % dari realisasi tahun 2012 dan

mencapai 135,62 % dari RKAP sebesar 2.490 kg.

 Teh Seduh

Realisasi volume penjualan mengalami peningkatan 9,80 % dari tahun 2012 dan

mencapai 103,70 % dari RKAP sebesar 6.510 kg.

 Kopi Bubuk

Realisasi volume penjualan meningkat 14,39 % dari realisasi tahun 2012 dan

mencapai 159,20% dari RKAP sebesar 15.896 kg.

 Gula Kemasan

Realisasi volume penjualan mengalami penurunan 45,62 % dari realisasi tahun

2012 dan hanya mencapai 11,90 % dari RKAP sebesar 1.168 ton dikarenakan

menurunnya daya serap gula 9 di pasaran.

 Sirup Pala

Realisasi volume penjualan meningkat 17,32 % dari realisasi tahun 2012 dan

(17)

2.1.4. PENERIMAAN PENJUALAN

Penerimaan penjualan ekspor dan lokal tahun 2013 dibanding realisasi tahun 2012

(18)
(19)
(20)

Penjelasan :

EKSPOR

1. KARET

 Konvensional

Realisasi penerimaan penjualan ekspor menurun 5,40 % dari realisasi tahun

2012 dan hanya mencapai 61,22 % dari RKAP sebesar Rp. 459.261 volume

penjualan tidak mencapai anggaran dan harga jual mengalami penurunan.

 Lateks Pekat

Realisasi penerimaan penjualan nihil dan dalam RKAP tidak dianggarkan.

2. T E H

Realisasi penerimaan penjualan ekspor menurun 27,53% dari realisasi tahun 2012

dan hanya mencapai 54,45 % dari RKAP sebesar Rp. 23.548 juta karena sebagian

(21)

3. K O P I

 Robusta

Realisasi penerimaan penjualan ekspor menurun 16,17 % dari realisasi tahun

2012 dan hanya mencapai 66,56 % dari RKAP sebesar Rp. 4.230 juta karena

volume penjualan tidak mencapai RKAP.

 Arabica

Realisasi dan RKAP penerimaan penjualan nihil.

LOKAL

1. GULA

Realisasi penerimaan penjualan lokal meningkat 23,68 % dari realisasi tahun 2012

namun hanya mencapai 75,85 % dari RKAP sebesar Rp. 820.575 juta karena

volume penjualan gula eks tebu tidak mencapai anggaran.

2. TETES

Realisasi penerimaan penjualan mengalami peningkatan 9,01 % dari realisasi

tahun 2012 dan mencapai 153,19% dari RKAP sebesar Rp. 47.079 juta.

3. KARET

 Konvensional

Realisasi penerimaan penjualan lokal meningkat 3,42 % dari realisasi tahun

2012 dan mencapai 177,49 % dari RKAP sebesar Rp. 242.411 juta.

 Lateks Pekat

Realisasi penerimaan penjualan lokal meningkat 12,35 % dari realisasi tahun

2012 namun mencapai 76,37 % dari RKAP sebesar Rp. 52.432 juta.

4. T E H

Realisasi penerimaan penjualan lokal meningkat 62,70 % dari realisasi tahun 2012

dan mencapai 167,13 % dari RKAP sebesar Rp. 12.424 juta karena adanya

pengalihan dari penjualan ekspor.

5. K O P I

 Robusta

Realisasi penerimaan penjualan lokal mengalami peningkatan 27,45 % dari

realisasi tahun 2012 dan mencapai 161,91 % dari RKAP sebesar Rp. 8.185 juta.

 Arabica

Realisasi penerimaan penjualan lokal mengalami peningkatan 43,88 % dari

(22)

karena produksi tidak mencapai anggaran dan sebagian produksi digunakan

sebagai bahan baku kopi bubuk.

6. PRODUK HILIR

 Teh Celup

Realisasi penerimaan penjualan meningkat 25,62 % dari realisasi tahun 2012

dan mencapai 124,18 % dari RKAP sebesar Rp. 198 juta.

 Teh Seduh

Realisasi penerimaan penjualan meningkat 9,30 % dari realisasi tahun 2012 dan

mencapai 99,21 % dari RKAP sebesar Rp. 249 juta.

 Kopi Bubuk

Realisasi penerimaan penjualan meningkat 16,98 % dari realisasi tahun 2012

dan mencapai 155,54 % dari RKAP sebesar Rp. 784 juta.

 Gula Kemasan

Realisasi penerimaan penjualan mengalami penurunan 43,52 % dari realisasi

tahun 2012 dan hanya mencapai 12,73% dari RKAP sebesar Rp. 15.233 juta

karena rendahnya daya serap pasar.

 Sirup

Realisasi penerimaan penjualan meningkat 16,00 % dari realisai tahun 2012 dan

(23)

2.1.5. HARGA JUAL RATA-RATA

a. E K S P O R

Realisasi harga jual rata-rata ekspor tahun 2013 dibandingkan dengan

realisasi tahun 2012 dan RKAP tahun 2013 sebagai berikut :

(24)
(25)
(26)
(27)

2.2. P R O D U K S I

Realisasi produksi dan produktivitas tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi tahun

2012 dan RKAP tahun 2013 sebagai berikut :

Penjelasan :

1. BUDIDAYA TEBU

Realisasi produktivitas hablur mencapai 73,82% dari RKAP karena pencapaian

rendemen 76,67% dari RKAP, disebabkan curah hujan yang cukup tinggi sehingga

pelaksanaan tebang tidak sesuai degan kemasakan tebu karena truk tidak bisa masuk

kebun

2. BUDIDAYA KARET

Realisasi produksi mencapai 100,15 % dari RKAP.

3. BUDIDAYA TEH

Realisasi produksi mencapai 94,84 % dari RKAP 2013 disebabkan adanya serangan

frost di kebun Kaligua serta musim kemarau yang tegas dari bulan Agustus s.d.

(28)

4. BUDIDAYA KOPI

Realisasi produksi mencapai 80,61% dari RKAP 2013 karena kondisi tanaman

maupun buah pada tahun 2013 kurang baik, serta adanya gangguan keamanan.

2.3. TEKNOLOGI

2.3.1. G U L A

Penjelasan :

1. PSHK tahun 2013 menurun 18,9 % dari tahun 2012 dan mencapai 80,45 %

dari RKAP.

2. HPB total tahun 2013 menurun 2,74 % dari tahun 2012 dan mencapai 96,41%

dari RKAP.

3. Winter rendemen tahun 2013 menurun 4,13 % dari tahun 2012 dan mencapai

96,34 % dari RKAP. Winter rendemen sangat dipengaruhi oleh operasional

proses pengolahan, peralatan PG dan kualitas bahan baku.

4. Efisiensi pabrik mengalami penurunan 6,93 % dari tahun 2012 dan mencapai

92,09 % dari RKAP 2013.

2.3.2. K A R E T

Realisasi pengolahan Karet tahun 2013 dibandingkan realisasi tahun 2012 dan

RKAP tahun 2013 adalah sebagai berikut (kg) :

Realisasi prestasi pengolahan untuk masing-masing mutu Karet tahun 2013

dibanding tahun 2012, sheet mengalami penurunan 3,32%., sedangkan untuk latek

pekat, pale crepe, brown crepe dan skim meningkat masing-masing 18,18%;

(29)

2.3.3. T E H

Realisasi pengolahan Teh tahun 2013 dibanding realisasi tahun 2012 dan RKAP

tahun 2013 adalah sebagai berikut (kg) :

Realisasi produksi teh tahun 2013 mengalami peningkatan untuk semua mutu

dibandingkan dengan realisasi tahun 2012. Peningkatan untuk mutu I, mutu II dan

mutu III masing-masing 7,75% ;19,45% dan 21,47%.

2.3.4. K O P I

Realisasi pengolahan Kopi tahun 2013 dibanding realisasi tahun 2012 dan RKAP

tahun 2013 adalah sebagai berikut (kg) :

Realisasi produksi kopi tahun 2013 untuk robusta mengalami penurunan dari

realisasi tahun 2012, sedangkan arabika mengalami peningkatan.

2.3.5. KAPASITAS PABRIK

Jumlah pabrik yang dioperasikan dalam tahun 2013 sebagai berikut :

a. Tanaman Semusim : Pabrik Gula 8 unit / lokasi.

Sampai dengan akhir tahun 2013 semua PG sudah selesai giling / berproduksi.

Besarnya kapasitas giling per hari tahun 2013 dibanding realisasi tahun 2012

(30)

b. Tanaman Tahunan : 28 unit / lokasi, terdiri dari :

 Pabrik Sheet : 15 unit / lokasi

 Pabrik Lateks Pekat : 1 unit / lokasi

 Pabrik Pale Crepe : 1 unit / lokasi

 Pabrik Brown Crepe : 5 unit / lokasi

 Pabrik Teh : 3 unit / lokasi

 Pabrik Kopi : 3 unit / lokasi

Dengan komposisi sebagai berikut :

Penjelasan :

Pabrik Sheet :

 Terdapat 15 unit pabrik sheet pada 11 kebun karet, dengan kapasitas total

kebun yang terendah 5 ton kering/hari dan tertinggi 26 ton kering/hari.

 Telah diupayakan optimalisasi pengolahan RSS.

Pabrik Lateks Pekat :

 1 unit kapasitas 15 ton kering/hari.

 Tahun 2012 dioperasikan tetapi tidak full capacity karena produksi lateks

pekat menyesuaikan permintaan pasar dengan produksi rata-rata 5,22 ton

kering/hari.

Pabrik Pale Crepe :

 1 unit, kapasitas 4,30 ton kering/hari.

 Kapasitas terpakai rata-rata hanya 0,91 ton kering per hari karena

menyesuaikan dengan permintaan pasar.

Pabrik Brown Crepe :

 Ada 5 unit, kapasitas terpasang 13,25 ton

 Kapasitas terpakai rata-rata 20,11 ton kering/hari.

Pabrik Teh :

 3 unit/lokasi, kapasitas terpasang 12,10 ton

 Kapasitas terpakai rata-rata 7,48 ton kering/hari karena kuantum produksi

(31)

Pabrik Kopi :

 Ada 3 unit, kapasitas terpasang 47,60 ton/hari.

 Kapasitas terpakai rata-rata 1,85 ton kering/hari.

2.4. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

2.4.1. Guna peningkatan produktivitas tanaman tebu, melakukan penelitian untuk

penyediaan bibit tebu dengan tingkat kemurnian varietas unggul baru di LPT3

Comal. Melalui kultur jaringan dan penjenjangan kebun bibit (KBP, KBN, KBI

serta KBD) di pabrik gula terhadap varietas tebu unggul diskriminatif.

2.4.2. Melakukan percobaan-percobaan yang terkait dengan parameter produktivitas.

2.4.3. Melakukan kerjasama dengan lembaga penelitian, antara lain :

 Balit Sungei Putih, terkait dengan upaya peningkatan produktivitas tanaman

karet, analisa daun, dosis pemupukan dan sistem sadap yang tepat.

 Puslit Getas, terkait dengan investasi tanaman karet, penelitian mengenai

hama penyakit, klon unggulan, lilit batang dan pemilihan klon tanaman sesuai

agronomi dan unsur hara.

 Puslit Koka, terkait dengan pengembangan investasi dan eksploitasi tanaman

kopi.

 Puslit Gambung, terkait dengan pengembangan investasi terutama dalam

penyediaan bibit unggul dan peningkatan produktivitas tanaman teh.

 Balitjestro, terkait pengembangan hortikultura.

(32)

2.5. LOGISTIK (PENGADAAN BARANG DAN JASA)

Realisasi pengadaan barang dan jasa tahun 2013 dibandingkan realisasi tahun 2012 dan

RKAP tahun 2013 sebagai berikut (Rp. 000,-) :

2.6. MANAJEMEN, ORGANISASI DAN SISTEM

2.6.1. DEWAN KOMISARIS

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor

SK-389/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan Anggota-anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perkebunan Nusantara IX, susunan Dewan Komisaris sebagai

berikut :

Komisaris lama :

Komisaris Utama : AM. Hasan Sayuti.

Anggota Komisaris : Irvan Eddyson.

Zaenal Bachruddin.

Soebagdja.

A.Z. Siregar.

Dwi Ary Purnomo.

Komisaris baru :

Komisaris Utama : AM. Hasan Sayuti.

Anggota Komisaris : Irvan Eddyson.

Zaenal Bachruddin.

Dwi Ary Purnomo.

(33)

2.6.2. DIREKSI

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN RI Nomor

SK-94/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan

Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan

Nusantara IX, Direksi PTPN IX (Persero) sebagai berikut :

Direktur Utama : Adi Prasongko.

Direktur Keuangan : Natsir Tarigan.

Direktur Produksi : Slamet Poerwadi .

Direktur Renbang : Hanung Trihutomo.

Direktur SDM & Umum : Ishak Z. Soediredja.

Sesuai dengan Risalah RUPS Nomor PTPN IX.0/RIS/002/2013.SM tentang

Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku

2012, ditetapkan gaji Direktur Utama per 1 Januari 2013 sebesar Rp. 73.500.000

(Tujuh Puluh Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah). Untuk gaji anggota Direksi

ditetapkan sebesar 90% dari Gaji Direktur Utama, honorarium Komisaris Utama

ditetapkan 40% dari Gaji Direktur Utama dan Komisaris sebesar 36% dari Gaji

Direktur Utama.

Dalam mengelola perusahaan, Direksi dibantu oleh 1 (satu) Sekretaris

Perusahaan, 1 (satu) Kepala SPI dan 13 (tiga belas) Kepala Bagian di Kantor

Direksi, 8 Administratur Pabrik Gula dan 15 Administratur Kebun.

2.6.3. BAGAN ORGANISASI

Struktur Organisasi Perusahaan yang diterapkan pada tahun 2013 menggunakan

Struktur Organisasi sesuai SK Direksi No PTPN IX.0/SK/284/2013 tentang

Pengembangan Struktur Organisasi Setingkat Urusan PT. Perkebunan Nusantara

IX (Persero) tanggal 23 Agustus 2013.

Direksi merupakan Board of Director dipimpin oleh Direktur Utama yang pada

prinsipnya masing-masing mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang

(34)

2.7. SUMBER DAYA MANUSIA

2.7.1. FORMASI KARYAWAN

Realisasi formasi karyawan tahun 2013 dibandingkan realisasi tahun 2012 dan

RKAP tahun 2013 sebagai berikut :

TANAMAN SEMUSIM

 Karyawan golongan III A – IV D

Realisasi tahun 2013 terjadi penambahan karyawan 25 orang dari tahun 2012

karena adanya rekrutmen karyawan baik internal maupun eksternal untuk

menggantikan jumlah karyawan yang pensiun/meninggal. Namun bila

dibandingkan RKAP 2013 mencapai 91,13%.

 Karyawan golongan IA – II D

Realisasi tahun 2013 bertambah 11 orang dari tahun 2012 namun bila

dibanding RKAP lebih rendah 50 orang atau mencapai 97,90 %.

 Karyawan Kampanye

Realisasi tahun 2013 berkurang 148 orang dibanding tahun 2012 dan lebih

(35)

 PKWT Harian DMG

Tahun 2013 lebih tinggi 148 orang dari tahun 2012 dan bila dibandingkan

dengan RKAP mencapai 90,52 %.

LMG

Tahun 2013 lebih rendah 8 orang dibanding tahun 2012 dan bila dibanding

dengan RKAP 2013 lebih rendah 465 orang atau 44,38 %.

TANAMAN TAHUNAN

 Karyawan golongan III A – IV D

Tahun 2013 berkurang 18 orang dari tahun 2012 karena adanya penambahan

karyawan dari rekruitmen internal sebanyak 3 orang dan karyawan yang

pensiun/meninggal 21 orang dan bila dibandingkan dengan RKAP lebih

rendah 25 orang atau 89,22 %.

 Karyawan golongan IA – II D

Tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 lebih rendah 189 orang karena adanya

penambahan karyawan sebanyak 288 orang dan karyawan yang

pensiun/meninggal sebanyak 477 orang, dan bila dibandingkan dengan RKAP

2013 lebih rendah 663 orang atau tercapai 88,96%.

 Harian Lepas Kebun

Tahun 2013 lebih rendah 248 orang dibandingkan tahun 2012 dan bila

dibandingkan dengan RKAP 2013 mencapai 95,69 %.

2.7.2. Peningkatan Motivasi dan Profesionalisme

Guna meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan Sumber Daya

Manusia, dalam tahun 2013 PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) telah

mengikutsertakan karyawan untuk mengikuti program pendidikan, pelatihan,

seminar, simposium dan lain-lain dengan rincian sebagai berikut (Rp.000,-) :

URAIAN PESERTA BIAYA

PENDIDIKAN

JUMLAH

PENJUALAN %

Tanaman Semusim 840 1.477.866 700.750.034 0,21

Tanaman Tahunan 2.074 3.845.177 824.005.172 0,47

(36)

2.8. SATUAN PENGAWASAN INTERN

2.8.1. Kegiatan SPI dalam tahun 2013 :

a. TANAMAN SEMUSIM

Dalam tahun 2013 telah dilaksanakan pemeriksaan operasional maupun

keuangan/umum sejumlah 39 LHP atau 100 % dari PKPT sejumlah 39 LHP.

b. TANAMAN TAHUNAN

Dalam tahun 2013 telah dilaksanakan pemeriksaan operasional maupun

keuangan/umum sejumlah 23 LHP atau 100,00 % dari PKPT sejumlah 23

LHP.

Secara keseluruhan pemeriksaan yang telah dilaksanakan sejumlah 62 LHP atau

100,00% dari PKPT 62 LHP.

2.8.2. Kegiatan Manajemen Risiko tahun 2013

Dasar implementasi Manajemen Risiko di PTPN IX (Persero) pada tahun 2013

adalah Peraturan Menteri BUMN Nomor : Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus

2011. Pada Tahun 2013 telah dilakukan risk assessment terhadap risiko yang

berpotensi signifikan, penilaian implementasi manajemen risiko (maturity level)

oleh BPKP Provinsi Jawa Tengah, penambahan wawasan financial risk oleh nara

sumber, sosialisasi manajemen risiko oleh Kementerian BUMN. Laporan hasil

risk assessment untuk masing-masing unit kerja (14 bagian Kantor Direksi, 15

unit Kebun dan 8 Pabrik Gula) maupun korporat yang signifikan dipantau

mitigasinya melalui monitoring triwulanan yang dapat mengurangi dampak

kerugian bagi perusahaan dan mengetahui efektivitas dari mitigasi risiko yang

telah dilakukan.

2.9. KEUANGAN DAN AKUNTANSI

2.9.1. PEDOMAN PEMBUKUAN

Pembukuan perusahaan didasarkan pada Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan

Berbasis IFRS (International Financial Reporting Standards).

2.9.2. METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan

Pedoman Administrasi dan Kebijakan Akuntansi sesuai dengan Surat Keputusan

Direksi nomor: PTPN.IX.0/SK/527/2012 dan PTPN IX.0/SK/528/2012 tanggal 14

(37)

2.9.3. PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BIAYA

 Pada tahun 2013 penjualan gula milik PG/PTPN seluruhnya dilakukan sendiri

oleh PTPN IX (Persero), sedangkan gula milik petani dilakukan oleh petani

sendiri. Pendapatan diakui pada saat DO diterbitkan, demikian pula penjualan

tetes.

 Pendapatan penjualan asset dibukukan rekening pendapatan non usaha,

sedang nilai buku diakui sebagai biaya non usaha.

 Pengakuan pendapatan penjualan eksport adalah kontrak penjualan dan Letter

of Kredit (L/C) tahun yang bersangkutan dengan pertimbangan bahwa kontrak

dengan pembeli tidak akan dibatalkan apabila pihak pembeli telah membuka

L/C pada tahun yang bersangkutan.

 Penjabaran valuta asing dalam rupiah dengan kurs pada saat transaksi terjadi.

 Pengakuan pendapatan atas penjualan lokal tanaman tahunan atas dasar nota

penjualan yang diterbitkan.

 Pengakuan pendapatan dan beban atas dasar accrual basis.

 Pemisahan beban pokok produksi gula dan tetes dengan metode joint cost

yang didasarkan pada nilai pasar hipotesis.

 Beban pokok penjualan adalah persediaan awal ditambah biaya produksi

dikurangi persediaan akhir.

 Persediaan gula dan tetes dicatat dengan metode pencatatan fiskal dan dinilai

yang lebih rendah antara harga jual dan pokok produksinya.

 Persediaan karet, teh, kopi dan kakao dinilai dengan net reliazable value.

 Persediaan barang/bahan perlengkapan dinilai dengan menggunakan metode

rata-rata bergerak (moving average).

 Beban umum dan administrasi Kantor Direksi dialokasikan sebagai beban

usaha.

 Untuk Produk Hilir pemakaian bahan baku untuk memproduksi produk hilir

(38)

2.10. INVESTASI DAN SUMBER PEMBIAYAAN

2.10.1. INVESTASI TANAMAN

Realisasi biaya investasi tanaman tahun 2013 dibanding realisasi tahun 2012

dan RKAP tahun 2013 adalah sebagai berikut (Rp.000):

2.10.2. INVESTASI NON TANAMAN

Realisasi biaya Investasi Non Tanaman tahun 2013 dibanding realisasi tahun

2012 dan RKAP tahun 2013 adalah sebagai berikut (Rp.000) :

2.10.3. SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

A. Sumber dana ( Rp. 000 )

1. Dari Operasi Sendiri

 Laba bersih setelah PPh Rp. 20.598.570,-

 Penyusutan Rp 48.189.962,-

Jumlah Rp. 68.788.932,-

2. Sumber-sumber lainnya Rp. 143.830.510,-

(39)

B. Penggunaan Dana

1. Investasi Pada Entitas Asosiasi Rp. 36.447.399,-

2. Aset Tetap Rp. 196.400.457,-

3. Aset Tidak Berwujud Rp. 5.243.778,-

4. Aset Tidak Lancar Lainnya Rp. 51.455.944,-

5. Perubahan Ekuitas Rp. 32.369.140,-

Jumlah Penggunaan Dana Rp. 321.916.718,-

C. Surplus (Defisit) Dana ( Rp. 109.297.676,- )

2.10.4. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

Jumlah Investasi pada penyertaan asosiasi terinci sebagai berikut :

a. PT. Industri Gula Nusantara

Penyertaan sebesar 36% dari komposisi modal saham pada saat pendirian

PT. Industri Gula Nusantara sebesar Rp. 52.370.000 ribu. Nilai pada akhir

tahun 2013 sebesar Rp. 91.462.174 ribu.

b. PT. Bakti Usaha Menanam Nusantara Hijau Lestari II

Penyertaan saham sebesar Rp. 2.678.000 ribu atau 25,50% dari komposisi

(40)

2.11. LAPORAN KEUANGAN

2.11.1. PERHITUNGAN LABA/RUGI

Pencapaian Laba (Rugi) tahun 2013 dibanding realisasi tahun 2012 dan RKAP

(41)

2.11.2. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan tahun 2013 dibanding dengan realisasi tahun 2012

dan RKAP tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut (Rp. 000):

2.11.3. ARUS KAS

Saldo Kas/Bank tahun 2013 dibandingkan realisasi tahun 2012 dan RKAP

(42)

2.11.4. SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Sumber dan Penggunaan Dana tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi tahun

2012 dan RKAP tahun 2013 adalah sebagai berikut (Rp. 000) :

2.11.5 BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK

Realisasi biaya produksi dan harga pokok tahun 2013 dibanding tahun 2012 dan

RKAP tahun 2013 adalah sebagai berikut :

KOMODITI POKOK

(43)

Rincian Harga Pokok Produksi Gula (Rp/Kg)

Rincian Biaya Produksi Tetes (Rp.000)

(44)

Rincian Biaya Produksi Karet (Rp.000)

Rincian Harga Pokok Produksi Karet (Rp./Kg)

(45)

Rincian Harga Pokok Produksi Teh (Rp./Kg)

Rincian Biaya Produksi Kopi (Rp.000)

(46)

PRODUK HILIR

Rincian Biaya Produksi Teh Seduh (Rp.000)

Rincian Harga Pokok Produksi Teh Seduh (Rp./Kg)

(47)

Rincian Harga Pokok Produksi Teh Celup (Rp./Kg)

Rincian Biaya Produksi Kopi Bubuk (Rp.000)

(48)

Rincian Biaya Produksi Gula Kemasan (Rp.000)

Rincian Harga Pokok Produksi Gula Kemasan (Rp./Kg)

(49)

Rincian Harga Pokok Produksi Sirup Pala (Rp./Kg)

Rincian Biaya Produksi Kakoba dan Agrowisata (Rp.000)

2.11.8. PERUBAHAN EKUITAS

Perubahan Ekuitas tahun 2013 digambarkan sebagai berikut (Rp. 000) :

 Saldo awal Rp. 783.935.539

 Deviden Hasil RUPS ( Rp. 33.922.292 )

 Kapitalisasi Hutang Pemerintah Rp. 1.554.000

 Kapitalisasi Cadangan ( Rp. 848 )

 Penambahan Laba tahun ini Rp. 20.598.570

(50)

2.11.9. RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan PTP. Nusantara IX (Persero) tahun 2013 adalah sebagai berikut :

2.12. TINGKAT KINERJA PERUSAHAAN

Kinerja Perusahaan dihitung menggunakan pedoman SK Menteri BUMN RI No. KEP –

100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002. Kinerja PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)

tahun 2013 dalam kategori SEHAT (A) dengan total nilai 67,10, dibandingkan tahun

2012 dengan kategori SEHAT (AA) dengan total nilai 90,25 dan dengan RKAP 2013

(51)

2.13. PAJAK, DEVIDEN DAN DEVISA

2.13.1. P A J A K

Realisasi penyetoran uang ke kas negara untuk pembayaran pajak/retribusi tahun

2013 menurun 52,41 % dari realisasi tahun 2012 terdiri dari (Rp. 000) :

2.13.2. DEVIDEN

Deviden diusulkan sebesar 10% dari laba komprehensif, karena rencana investasi

PTPN IX (Persero) tahun 2014 cukup besar.

2.13.3. D E V I S A

Realisasi penerimaan Valuta Asing dari penjualan komoditi ekspor tahun 2013

dibanding realisasi tahun 2012 dan RKAP tahun 2013 dengan rincian sebagai

berikut ( USD ) :

Realisasi penerimaan devisa mencapai USD 28.549.151 atau 56,36% dari RKAP

(52)

tidak mencapai anggaran sebagai dampak dari krisis global di Eropa yang

berpengaruh terhadap kinerja ekspor dan penurunan harga jual komoditas.

2.14. DANA PENSIUN

Realisasi setoran Iuran Dana Pensiun tahun 2013 baik Iuran Normal maupun Iuran

Tambahan sebagai berikut (Rp.000) :

2.15. PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Realisasi penerimaan dan pengeluaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun

2013 dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 dan RKAP 2013 sebagai berikut

(Rp.000) :

 Realisasi penerimaan tahun 2013 sebesar Rp. 4,84 milyar atau 45,01% dari anggaran

sebesar Rp. 10,75 milyar, karena rencana alokasi laba untuk Program Kemitraan dan

Program Bina Lingkungan masing-masing sebesar Rp. 3,14 milyar tidak terealisasi.

(53)

 Program Kemitraan sebanyak 36 (tiga puluh enam) Mitra Binaan senilai Rp.

1.330.000.000,-, meliputi :

 Sektor Industri 1 MB : Rp. 40.000.000,-

 Sektor Perdagangan 12 MB : Rp. 350.000.000,-

 Sektor Peternakan 12 MB : Rp. 535.000.000,-

 Sektor Perkebunan 1 MB : Rp. 40.000.000,-

 Sektor Perikanan 2 MB : Rp. 80.000.000,-

 Sektor Jasa 5 MB : Rp. 135.000.000,-

 Sektor Pertanian 3 MB : Rp. 150.000.000,-

 Sektor Lainnya 0 MB : Rp. 0,-

Total 36 MB : Rp. 1.330.000.000,-

 Program Bina Lingkungan BUMN Pembina :

 Sarana & Prasarana Umum : Rp. 275.000.000,-

 Bidang Pendidikan : Rp. 442.766.500,-

 Bantuan Bencana Alam : Rp. 247.333.000,-

 Bidang Kesehatan : Rp. 198.460.000,-

 Sarana Ibadah : Rp. 250.500.000,-

 Pelestarian Alam : Rp. 25.000.000,-

Rp. 1.439.059.500,-

 Program Bina Lingkungan BUMN Peduli :

 Bantuan Tunai BUMN Peduli : Rp. 0,-

Jumlah Rp.

1.439.059.500,- Akumulasi dana yang telah disalurkan melalui Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) s.d. tahun 2013 sebagai

berikut :

 Program Kemitraan

 Real s.d. tahun 2012 : 1.338 Mitra Binaan, senilai Rp. 22.586.314.000,-

 Real tahun 2013 : 36 Mitra Binaan, senilai Rp. 1.330.000.000,-

Jumlah : 1.374 Mitra Binaan, senilai Rp. 23.916.314.000,-

 Program Bina Lingkungan

 Real s.d. tahun 2012 : Rp. 11.719.913.463,-

 Real tahun 2013 : Rp. 1.439.059.500,-

(54)

1.16. INDUSTRI HILIR

1.16.1. Jenis Produk Hilir

a. Teh Seduh

b. Teh Celup

c. Kopi Bubuk

d. Gula Kemasan

e. Sirup Pala

1.16.2. Volume Penjualan (Kg)

1.16.3. Penerimaan Penjualan (Rp.000)

1.16.4. Harga Jual (Rp/kg)

Realisasi penerimaan penjualan Produk Hilir tahun 2013 untuk teh seduh, teh celup, kopi

bubuk dan sirup pala mengalami kenaikan dari realisasi tahun 2012. Sedangkan untuk

gula kemasan mengalami penurunan dari realisasi tahun 2012. Total penerimaan

penjualan Produk Hilir mengalami penurunan 24,88 % dari realisasi tahun 2012 dan

(55)

BAB III

KERJASAMA DAN ANAK PERUSAHAAN

3.1. KERJASAMA SESAMA BUMN

1. Kerjasama penggunaan lahan dengan Perum Perhutani untuk tanaman tebu.

2. Kerjasama dengan PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, PT. RNI, Perum Jasa Tirta I, PT.

Petro Kimia Gresik dan Perum Perhutani dalam pendirian PT. Bakti Usaha Menanam

Nusantara Hijau Lestari II.

3. Kerjasama dengan PT. BRI Tbk dan PT. Bank Mandiri Tbk dalam pemanfaatan

lahan untuk ATM di Kampoeng Kopi Banaran.

4. Kerjasama dengan PT. BRI, Tbk dalam penyaluran Program Kemitraan kepada

petani tebu.

3.2. KERJASAMA DENGAN MITRA USAHA LAIN

1. Kerjasama dengan PT. Multi Manis Mandiri, membentuk PT. Industri Gula

Nusantara untuk mengoperasikan kembali PG. Cepiring.

2. Kerjasama dengan CV. Hatraco dalam distribusi penjualan gula 9.

3. Kerjasama dengan PT. Solusindo Kreasi Pratama (Indonesian Tower) dalam

pemanfaatan lahan untuk menara telekomunikasi bersama di kebun Ngobo.

4. Kerjasama dengan PT. Smart Fren dalam pemanfaatan lahan untuk BTS di kebun

Sukamangli.

5. Kerjasama dengan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia dalam pemanfaatan lahan

untuk tower dan jaringan listrik di kebun Krumput.

6. Kerjasama dengan PT. Mitrayasa Sarana Informasi dalam pemanfaatan lahan untuk

BTS di kebun Siluwok.

7. Kerjasama dengan PT. Dayamitra Telekomunikasi dalam pemanfaatan lahan untuk

menara telekomunikasi di Sedandang Kebun Sukamangli.

8. Kerjasama dengan CV. Dayana Lestari dalam pengembangan Banaran 9 Coffee and

Tea di Banyumanik Semarang.

9. Kerjasama dengan PT. Sejahtera Alam Energi untuk pengembangan panas bumi di

kebun Kaligua.

10.Kerjasama dengan PDAM kabupaten Banyumas dalam rangka pembangunan sarana

air bersih.

(56)

3.3. KERJASAMA LUAR NEGERI

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) sedang tidak mengadakan kerjasama dengan luar

negeri.

3.4. ANAK PERUSAHAAN DAN AFILIASI

3.4.1. Anak Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) tidak mempunyai anak perusahaan.

3.4.2. Perusahaan Afiliasi

PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) memiliki perusahaan afiliasi dengan

kepemilikan saham kurang dari 50%, meliputi :

1. Indoham

Nilai penyertaan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 73.923 ribu dengan

persentase kepemilikan 2,40%.

2. PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Nilai penyertaan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 6.884.000 ribu dengan

persentase kepemilikan 6,67%.

3. PT. Riset Perkebunan Nusantara

Nilai penyertaan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 7.349.367 ribu.

4. PT. Bakti Usaha MenanamNusantara Hijau Lestari II

Nilai penyertaan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 2.678.000 ribu dengan

persentase kepemilikan 25,50%.

5. PT. Industri Gula Nusantara

Nilai penyertaan per 31 Desember 2012 sebesar Rp. 91.462.174 ribu dengan

(57)

BAB IV

RESTRUKTURISASI DAN PRIVATISASI

4.1. RESTRUKTURISASI

Program restrukturisasi dilaksanakan baru sampai tahap profitisasi. Untuk

mempertahankan dan meningkatkan profit telah diambil langkah – langkah sebagai

berikut :

1. Implementasi RUTR dan DED Kampoeng Kopi Banaran dan Wisata Agro Kaligua

secara bertahap.

2. Melanjutkan pengembangan industri hilir kopi, teh dan gula, serta resto dan coffee

shop sebagai tempat distribusi industri hilir.

3. Mengembangkan perusahaan melalui bisnis yang menguntungkan guna

meningkatkan income perusahaan, pemberdayaan asset non produktif, pemberdayaan

idle capacity, optimalisasi organic growth, meningkatkan bisnis dari produk,

keragaman bisnis (portofolio bisnis) dana minimalisasi resiko serta relokasi sumber

daya manusia.

4.2. PRIVATISASI

(58)

BAB V

TINDAK LANJUT TERHADAP

TEMUAN KAP SERTA KEPUTUSAN DAN ARAHAN RUPS

5.1. TINDAK LANJUT TERHADAP TEMUAN KAP AUDIT TAHUN BUKU 2012

Tindak lanjut Temuan KAP Audit tahun buku 2012 PT. Perkebunan Nusantara IX

(Persero), yang telah dilaksanakan sebagai berikut :

1. Pengadaan 1 (satu) unit Kereta Wisata seharga Rp. 74.690.000,- dilaksanakan

dengan cara menunjuk langsung CV. Al Barokah Pati tidak sesuai dengan SK

Direksi Nomor PTP IX.0/SK/204/2009 tanggal 23 April 2009 tentang Pedoman

Pengadaan Barang dan Jasa, serta kelengkapan surat-surat kendaraan tidak sesuai

dengan spesifikasi teknis dan fisik sebenarnya, dan belum diatas namakan PTPN IX

(Persero).

Rekomendasi KAP :

 Mengurus bukti kepemilikan (STNK dan BPKB) kereta wisata sebagai aset

tetap PTPN IX (Persero) Kebun Jollong.

 Memberikan teguran tertulis kepada panitia pengadaan barang/jasa atas

pelaksanaan pengadaan kereta wisata yang tidak sesuai dengan Pedoman

Pengadaan Barang dan Jasa.

Tindak Lanjut :

STNK dan BPKB kereta wisata sedang dalam proses pengurusan.

2. Pengadaan barang di kebun Semugih tidak sesuai dengan SK Direksi No. PTPN

IX.0/SK/204/2009 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa, meliputi :

Jenis Pengadaan Rekanan Cara Pengadaan Harga

(Rp.)

 ATV Agrowisata Toko Taruna

Nusantara

Pembelian Langsung

44.946.000

 Permainan Anak

Agrowisata

CV Usaha Jaya, Tegal

Pengadaan Langsung

55.660.000

 Kayu Sawmil Kopkar Pengadaan

Langsung

395.920.000

(59)

Surat penegasan Direksi atas pekerjaan tersebut menyebutkan agar proses

pelaksanaan berpedoman pada SK Direksi No. PTPN IX.0/SK/204/2009 tanggal 23

April 2009.

Rekomendasi KAP :

Administratur Kebun Semugih agar dalam pengadaan barang dan jasa berpedoman

pada petunjuk pengadaan barang dan jasa sesuai SK Direksi No. PTPN

IX.0/SK/204/2009 tanggal 23 April 2009.

Tindak Lanjut :

Telah dilaksanakan.

3. Rekanan (PT. Cipta Tehnik Abadi) menjual Roll Gilingan dan Pressure Feeder baru

untuk 7 (tujuh) Pabrik Gula PTPN IX (Persero) dengan nilai (Excl. PPN 10%) Rp.

4.211.257.150,-. Batas waktu penyerahan barang ditetapkan dalam Kontrak No HO -

KONTR/2011.077.INV, adalah tanggal 29 Februari 2012 dan tidak dapat ditunda

kecuali disebabkan hal-hal force majeure (Kontrak pasal 2 butir 2 dan 3). Dari hasil

pemeriksaaan menunjukkan bahwa pembelian Roll Gilingan dan Pressure Feeder

tersebut telah diadakan Addendum Kontrak dua kali untuk memperpanjang

(pengunduran) batas waktu penyerahan barang yang bukan disebabkan hal-hal force

majeure. Oleh karena itu kepada PT Cipta Tehnik Abadi seharusnya dikenakan

denda keterlambatan pekerjaan berdasarkan batas waktu penyerahan barang dalam

kontrak yaitu tanggal 29 Februari 2013.

Rekomendasi KAP :

Direksi agar mengenakan denda keterlambatan pekerjaan kepada PT. Cipta Tehnik

Abadi, berdasarkan perhitungan sebesar Rp. 149.384.597,-.

Tindak Lanjut :

Telah dibuat surat denda keterlambatan penyerahan barang kepada PT. Cipta Tehnik

Abadi.

4. Rekanan (CV. Herman Jaya Technik) mengerjakan Pekerjaan Pengadaan dan

Pemasangan KTR (Boiler) kapasitas 8 ton untuk PG. Gondang Baru berdasarkan

Kontrak No. HO-KONTR/2012.061.INV tanggal 20 April 2012 dengan nilai (excl.

PPN 10%) sebesar Rp. 4.500.000.000,-, yang terdiri harga barang sebesar Rp.

3.690.045.248,- dan jasa sebesar Rp. 809.954.752,-. Terhadap harga barang tersebut

(60)

Technik No. 018/HJT-PTPN-IX/PG-GB/II/2012 tanggal 22 Februari 2012 tidak

dilengkapi kuantum barang, dan dalam pembuatan Berita Acara Penyerahan Fisik

pun tidak dicantumkan kuantum barang yang diterima. Batas waktu penyerahan

pekerjaan ditetapkan dalam kontrak adalah tanggal 1 Juli 2012 dan tidak dapat

ditunda kecuali terjadi force majeure (kontrak pasal 2 butir 2 dan 3). Dari

pemeriksaan menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut telah diadakan Addendum

Kontrak dengan pengunduran waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan semula

tanggal 1 Juli 2012 berubah menjadi 1 Agustus 2012, yang disebabkan pengadaan

material impor terlambat. Dari hal tersebut di atas menunjukkan pengunduran waktu

penyelesaian pekerjaan bukan didasarkan keadaan force majeure. Pekerjaan baru

selesai pada musim giling 2012 sedang berjalan dan terlambat selama 47 hari.

Rekanan memberikan jaminan/garansi satu kali masa giling, yaitu untuk giling tahun

2013.

Rekomendasi KAP :

– Mencabut/membatalkan Addendum Kontrak.

– Rekanan tetap dikenakan denda keterlambatan pekerjaan, berdasarkan

perhitungan sebesar Rp. 211.500.000,-.

– Pembayaran tahap II (10%) ditangguhkan sampai dengan selesai giling tahun

2013 karena masa jaminan/garansi adalah untuk giling tahun 2013.

Selanjutnya Direksi mengkoreksi kontrak (pasal 4 butir 3) untuk “selamba

t-lambatnya 31 Desember 2012” menjadi “selambat-lambatnya 31 Desember

2013”.

– Terhadap harga barang yang dicantumkan dalam Kontrak dan Surat

Penawaran Harga dari Rekanan supaya untuk masa yang akan datang Direksi

mempertimbangkan perlunya mencantumkan jumlah (kuantum) barang.

Tindak Lanjut :

Tindak lanjut sesuai rekomendasi KAP dalam proses pelaksanaan.

5. Pada tahun 2011 Direksi PTPN IX (Persero) memberi kuasa kepada Administratur

PG Sragi untuk mengurus sertifikat atas tanah dan bangunan milik PTPN IX

(Persero) di ex PG Comal Baru Pemalang. Pengurusan sertifikat tersebut

menggunakan jasa notaris Sugiharto SH, yang berkedudukan di Jl. Ronggolawe

Timur IA Semarang dengan surat perjanjian Nomor SRA/SPK/048/2011 tanggal 13

(61)

27 Juni 2012 telah dibayarkan kepada notaris Sugiharto,SH sebesar Rp.

1.076.000.000. Berdasarkan hasil pemeriksanaan terdapat hal-hal sebagai berikut :

– Surat Direksi kepada Administratur PG Sragi No. PTPN

IX.0/SRA/237/2010.SL tanggal 14 Desember 2010, yang berisi hasil evaluasi

dan perintah negosiasi harga dengan notaris, sedangkan surat penawaran dari

notaris Sugiharto, SH dibuat tanggal 18 Maret 2011.

– Penyelesaian pengurusan sertifikat mengalami keterlambatan, dengan dua

kali perpanjangan waktu penyelesaian. Persetuajuan terakhir diberikan oleh

PG Sragi kepada notaris Sugiharto, SH untuk penyelesaiannya

selambat-lambatnya tanggal 26 Juli 2012. Sampai dengan 21 Desember 2012 belum

terbit sertifikat (mengalami keterlambatan selama 148 hari).

– PG Sragi telah mendapatkan foto copy SK Kepala BPN No.

69/HGB/BPN/2012 tanggal 22 Juni 2012. Berdasarkan pemeriksaan foto

copy SK tersebut diragukan keasliannya karena tidak ada pengesahan dari

pejabat berwenang, tanda tangan tidak jelas, serta nama kepala BPN tertulis

”Hendrawan Supandji”, seharusnya “Hendarman Supandji”.

Rekomendasi KAP :

Dalam pengadaan barang dan jasa berpedoman pada keputusan Direksi Nomor :

PTPN IX.0/SK/204/2009 tanggal 23 April 2009 tentang Pedoman Pengadaan Barang

dan Jasa PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero).

Memberikan teguran kepada Pejabat/Petugas terkait dengan pengadaan jasa notaris

untuk pengurusan sertifikat tanah ex PG Comal Baru Pemalang, atas kelalaian dalam

mengevaluasi penawaran yang masuk.

Memberikan sanksi yang tegas kepada notaris Sugiharto, SH atas keterlambatan

penerbitan sertifikat, sesuai dengan surat perjanjian Nomor : SRA/SPK/048/2011

tanggal 13 September 2011.

Tindak lanjut :

Telah dilakukan klarifikasi dengan mendatangi kantor Notaris Sugiharto, SH pada

tanggal 7 Februari 2013, notaris minta perpanjangan waktu sampai dengan akhir

Februari. Klarifikasi kedua yang dilakukan pada tanggal 26 Februari 2013, notaris

memberikan jaminan Penerbitan SK pemberi Hak (HGB) paling lambat 30 April

(62)

ketiga pada tanggal 15 Mei 2013, jadwal ulang penerbitan SK pemberian hak kurang

lebih tanggal 31 Mei, sedangkan penerbitan sertifikat kurang lebih tanggal 30 Juni

2013.

6. Pada MT 2011/2012 terdapat piutang atas nama Nanik Purwanti sebesar Rp.

107.325.750,-, yang mengacu pada Perjanjian Hutang Nomor : TAS/SP/370/XI/2011

tanggal 30 November 2011 dengan ikatan pemasokan tebu yang sudah

ditandatangani Notaris Nomor : 2133/L/XI/2011 tanggal 30 November 2011. Piutang

tersebut tidak dapat dilunasi disebabkan tidak ada pemasukan tebu. Dari hasil

konfirmasi tidak ada pemasokan tebu akibat dari sebagian tanaman tebu yang

bersangkutan ditanam di atas lahan Perum Perhutani dan dibabat habis oleh petugas,

karena menanam tebu tanpa ijin, dan sebagian tebu lainnya lari ke PG lain.

Rekomendasi KAP :

Direksi agar mengenakan sanksi kepada pejabat/petugas PG Tasikmadu yang tidak

cermat dalam pemberian kredit serta pengawasannya.

Tindak lanjut :

Telah diberikan surat peringatan kepada yang bersangkutan, dan telah dilaksanakan

inventarisasi areal tebu milik Nanik Purwanti dengan total luasan 10 Ha.

7. Pada tanggal 13 April 2012 PG Rendeng Kudus melaksanakan pengadaan barang

dan jasa berupa pekerjaan tambahan perlengkapan/peralatan LGF dan perbaikan

rangka atap stasiun pabrik tengah senilai Rp. 350.000.000 (tidak termasuk pajak).

Pengadaan/pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV. Eka Jaya Demak dengan SPK

Nomor REN/037/SPK/2012 tanggal 13 April 2012. Berdasar SPK tersebut

seharusnya CV. Eka Jaya sudah menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan kepada

PG Rendeng selambat-lambatnya tanggal 5 Mei 2012. Dalam kenyataannya

penyerahan pekerjaan dilaksanakan dalam dua tahap, sebagai berikut :

 Tahap I, tanggal 28 September 2012, dalam berita acara dinyatakan bahwa

pekerjaan tambahan perlengkapan/peralatan LGF, selesai dikerjakan tanggal

5 Mei 20112. Perbaikan rangka atap stasiun pabrik tengah baru terlaksana

85%. Atas penyerahan tahap I telah dibayarkan kepada CV. Eka Jaya sebesar

Rp. 192.500.000 (50% dari SPK).

 Tahap II tanggal 23 Oktober 2012, dalam berita acara dinyatakan pekerjaan

tambahan perlengkapan/peralatan LGF selesai tanggal 5 Mei 2012. Pekerjaan

(63)

tahap II, telah dibayarkan kepada CV. Eka Jaya sebesar Rp. 192.500.000

(50% dari nilai SPK).

Sampai dengan tanggal 23 Oktober 2012 penyerahan pekerjaan mengalami

keterlambatan selama 171 hari atau 24,42 minggu.

Kepada CV. Eka Jaya telah dikenakan sanksi denda sebesar Rp. 8.250.000 (5% x Rp.

165.000.000). Pengenaan sanksi hanya dihitung sebesar 5% x harga/nilai pekerjaan

perbaikan rangka atap saja. Seharusnya harga pekerjaan adalah seluruh harga yang

disepakati dan tertuang dalam SPK. Sehingga terdapat kekurangan denda

keterlambatan sebesar Rp. 9.250.000 (5% x Rp. 350.000.000 dikurangi Rp.

8.250.000).

Rekomendasi KAP :

 Memberikan sanksi denda kepada CV. Eka Jaya sesuai SPK dan

memerintahkan kepada CV. Eka Jaya untuk menyetor kekurangan denda

sebesar Rp. 9.250.000.

 Dalam hal pengadaan barang dan jasa hendaknya menggunakan rekanan yang

sesuai dengan bidang usaha dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

 Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

oleh rekanan.

Tindak lanjut :

 Sedang dilaksanakan penagihan kekurangan denda kepada CV. Eka Jaya.

 CV. Eka Jaya telah dikeluarkan dari daftar rekanan

(64)
(65)

b. Meminta kepada PT KPBN pencairan bank Garansi sebesar USD 20.000.

c. Melakukan konsultasi dengan PT KPBN untuk melakukan kompensasi denda

keterlambatan tersebut dengan Sales Contract USD 203.806,80 yang telah

dibayarkan Chudicson Trading (Co) PTE LTD tetapi barangnya belum

dikapalkan.

Tindak Lanjut :

Sesuai hasil pertemuan di PT KPBN Jakarta antara PT KPBN, PTPN III, PTPN VII

dan PTPN IX diputuskan sebagai berikut :

a. Chudicson Trading (Co) Pte Ltd Singapore tidak diperbolehkan mengapalkan sisa

kontrak No. 480/2011 karet RSS 1 sebanyak 360 bales atau 40.680 kg dengan

nilai USD 203.800,80 dikarenakan Chudicson belum menyelesaikan kewajiban

denda di PTPN III, PTPN VII dan PTPN IX.

b. Sisa kontrak tersebut diatas akan dibatalkan dan PT KPBN akan menghitung

kembali besarnya denda yang menjadi kewajiban Chudicson Trading (Co) Pte Ltd

kepada PTPN IX.

c. Uang titipan penjualan Chudicson Trading (Co) Pte Ltd sebesar USD 203.800,80

di PTPN IX akan digunakan untuk menyelesaikan denda di PTPN III, PTPN VII

dan PTPN IX.

d. PT. KPBN melakukan konsultasi dan meminta persetujuan BPK RI perihal usulan

penyelesaian denda oleh Chudickson Trading (Co) Pte Ltd Singapore di PTPN III,

PTPN VII dan PTPN IX, dan sampai dengan saat ini PTPN IX (Persero) belum

menerima hasil konsultasi tersebut.

9. Pengelolaan Resort 9 Asinan Kebun Getas pengelolaannya dilaksanakan oleh CV

Amadeus Corporations. Pihak pengelola harus memenuhi target net profit sampai

dengan akhir perjanjian sebesar Rp. 250.000.000 dimulai tanggal 1 Januari 2012

sampai dengan 31 Desember 2012. Dari laporan bulanan yang dibuat oleh kebun

Getas, s.d. 31 Desember 2012 Banaran 9 Resort mengalami rugi usaha sebesar Rp.

55.231.298,-. Dari bukti pengeluaran kas terdapat pembayaran service charge, dan

gaji Tim Amadeus tiap bulan yang tidak ada dasarnya dalam perjanjian (yang ada

pembayaran base management fee sebesar 7,5% pendapatan penjualan). Pihak

pengelola tidak dapat mengendalikan keluar masuknya kas karena penerimaan hasil

penjualan tidak segera disetor tetapi langsung digunakan dan sisanya baru disetor

(66)

terdapat pengembalian (lebih bayar) event yang diterimakan kepada salah satu SDM

Inti dan tidak ada tanda terima dari pihak penyelenggara event, dan

pengeluaran/pemberian discount yang tidak dikomunikasikan dengan pihak PTPN IX

atau wakilnya, dalam perjanjian pengeluaran ini tidak diatur. Selain itu terdapat

pembayaran nomor ponsel milik SDM pengelola yang tidak ada dalam perjanjian,

serta pengelola tidak membuat laporan keuangan maupun operasional mingguan dan

bulanan kepada PTPN IX (Persero).

Rekomendasi KAP :

Administratur agar melaporkan dan mengusulkan kepada Direksi untuk dilakukan

pemutusan hubungan kerja dengan CV. Amadeus Coorporation dan dalam

pengelolaan Banaran 9 Resort dilakukan sendiri oleh kebun Getas.

Tindak Lanjut :

Telah dilaksanakan pemutusan hubungan kerja dengan CV. Amadeus Coorporation,

dan pengelolaan Banaran 9 Resort dilakukan sendiri oleh kebun Getas.

10. Penyaluran Dana Sinergi PKBL dilaksanakan oleh Tim Sinergi PKBL BUMN yang

dibentuk oleh Direksi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) melalui SK Direksi

No. PTPN IX.0/SK/226/2012 tanggal 11 April 2012. Dana Sinergi PKBL diterima

langsung di Rekening PTPN IX (Persero) kantor Direksi Divisi Tanaman Semusim

sebesar Rp. 48.000.000.000,- yang dicairkan dalam 3 tahap.

Jumlah yang disalurkan kepada Pabrik Gula untuk selanjutnya diteruskan kepada

petani/kelompok tani melalui Kerjasama Operasional (KSO) sebesar Rp.

38.597.623.021,-, sedangkan sisanya sebesar Rp. 9.402.376.979,- digunakan sebagai

Modal Kerja kantor Direksi Divisi Tanaman Semusim tanpa sepengetahuan Direksi.

Menurut Perjanjian Kerjasama antara PT. BRI (Persero) Tbk dengan PTPN IX

(Persero) Nomor B.631-DIR/PRG/07/2012 dan Nomor PTPN

IX.0/KONTR/025/2012.SL tanggal 20 Juli 2012 tentang Pinjaman Program

Kemitraan Kepada Petani/Kelompok Tani, dana sebesar Rp. 48.000.000.000,-

disalurkan kepada 5 pabrik gula. Berdasarkan SK Direksi Nomor : PTPN

IX.0/SK/226/2012 tentang Pembentukan Tim Sinergi PKBL BUMN, seharusnya

Tim merencanakan dan mengelola dana dari BUMN Pembina untuk

Petani/Kelompok Petani Tebu, serta melaporkan pengelolaan dan pemakaian dana

(67)

Penyaluran dana tidak sesuai dengan perencanaannya disebabkan terdapat

Petani/Kelompok Petani yang mengundurkan diri. Sehingga penggunaan dana

sebesar p. 9.402.376.979,- tidak tepat sasaran, PG Tasikmadu yang tidak termasuk

dalam Rencana Penarikan Dana Sinergi PKBL ternyata mendapat penyaluran Dana

Sinergi PKBL, serta Direksi tidak memperoleh informasi yang akurat tentang

pengelolaan dan pemakaian Dana Sinergi PKBL.

Rekomendasi KAP :

 Direksi agar memerintahkan Kepala Bagian Pembiayaan Kantor Direksi

Divisi Tanaman Semusim untuk mengembalikan Dana Sinergi sebesar Rp.

9.402.376.979,- yng terpakai untuk modal kerja ke rekening Dana Sinergi

PKBL.

 Direksi agar memerintahkan Tim Sinergi PKBL dalam menyalurkan Dana

Sinergi untuk mentaati ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam

perjanjian.

Tindak Lanjut :

 Direksi PTPN IX (Persero) selaku BUMN penyalur telah menyampaikan

laporan penyaluran dana PKBL secara rutin setiap bulan kepada PT. BRI

(Persero) Tbk selaku BUMN Pembina.

 Realisasi penyaluran berdasarkan surat direksi sebagai berikut :

 No. PTPN IX.0/PENEG/63/2013.SL tanggal 5 Maret 2013, realisasi

penyaluran s.d. 31 Januari 2013 sebesar Rp. 45.186.346.310,-.

 No. PTPN IX.0/PENEG/071/2013.SL tanggal 18 Maret 2013, realisasi

penyaluran s.d. 28 Februari 2013 sebesar Rp. 46.162.281.760,-.

 No. PTPN IX.0/PENEG/091/2013.SL tanggal 8 April 2013, realisasi

(68)

5.2. TINDAK LANJUT KEPUTUSAN RUPS TENTANG PERSETUJUAN RKAP DAN

RKA – PKBL TAHUN 2013

Tindak Lanjut Keputusan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tentang

Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun 2013 yang telah dilaksanakan sebagai

berikut :

1. Menyetujui perusahaan sebagai penjamin (avalist) KKP-E petani tebu untuk Musim

Tanam 2012/2013 dan 2013/2014 yang dananya berasal dari pinjaman bank sebesar

Rp. 508 milyar dan PKBL BUMN Lain sebesar Rp. 304 milyar.

Tindak Lanjut :

Telah dilaksanakan.

2. Menyetujui pengagunan aktiva tetap dan aktiva lancar perusahaan senilai Rp.

928.173.500.000,- dalam rangka penarikan/perpanjangan kredit dari perbankan

sebesar Rp. 597.712.500.000,-.

Tindak Lanjut :

Telah dilaksanakan.

3. Secara prinsip menyetujui penghapusbukuan aset tanaman dan non tanaman dengan

nilai sebesar Rp. 1.826.994.592,-, yaitu aset tanaman yang sudah tua/tidak produktif,

terkena pembebasan tanah untuk jalan tol dan sebagian akan dilakukan replanting,

serta aset non tanaman berupa dapur pemanas yang rusak di kebun Jollong.

Tindak Lanjut :

Telah dilaksanakan.

4. Secara prinsip menyetujui akuisisi PT. Wana Damai Lestari untuk areal tanaman

karet di kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.

Tindak Lanjut :

Berdasarkan hasil kajian dari konsultan, proses akuisisi PT Wana Damai Lestari

tidak dilanjutkan, disebabkan terjadi tumpang tindih kepemilikan lahan. Lahan

efektif secara ekonomis tidak cukup untuk dilaksanakan pengembangan tanaman

Referensi

Dokumen terkait

IKM Ditjen SDPPI dan Unit Layanan Publik di lingkungan Ditjen SDPPI pada tahun 2013 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan IKM pada tahun 2012 (lihat

Sikap Keberagamaan Mahasiswa Fakultas Agama Islam Setelah Mengikuti Mentoring Universitas Muhammadiyah Surakrta Tahun

Skripsi berjudul “ Analisis Trend Volume Penjualan Handphone Samsung Tahun 2009-2013 di Optus Cellular Banyuwangi ” telah diuji dan disahkan pada:.. Hari, tanggal : Senin,

 Pencapaian tersebut lebih rendah 8,59 persen dibandingkan realisasi penjualan semen pada periode yang sama tahun lalu sebesar 12,8 juta ton.. Pada 2019, INTP membukukan

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa realisasi capaian indicator kesesuaian program yang direncanakan terhadap program yang dianggarkan tahun 2013, dibandingkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) volume penjualan jasa Hotel yang harus diperoleh agar memperoleh target laba yang diinginkan pada tahun 2013, (2)

Berdasarkan grafik di atas, total realisasi belanja sektor keciptakaryaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni tahun 2009 s.d 2013 adalah terdapat pada tahun 2013

No Sasaran Indikator Realisasi 2012 Realisasi 2013 Target RPJMD 2015 KET 3 Jumlah dengar pendapat dengan. masyarakat dalam penyusunan Perda 4 4 kali 20 kali  8