• Tidak ada hasil yang ditemukan

A00145

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " A00145"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

Mannek Dan Manfaatnya Sebagai Obat Tradisional

Ema Sarimole1*, Martanto Martosupono1, Haryono Semangun1, dan Jubhar Christian Mangimbulude

1

Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50712

*

e-mail: emasarimole@yahoo.co.id

Mendengar kata “ Mannek” bagi mereka yang mengerti dengan kata itu

akan berasosiasi pada hal-hal yang tabu dan terkejut, karena kata “Mannek”

dalam bahasa daerah Suku Betew di desa Yenbekwan dan beberapa desa di

Kabupaten Raja Ampat berarti “pantat”. Diberi nama demikian itu karena

kalau dimakan buahnya yang masak cairan buahnya akan meninggalkan

bekas warna merah di jari, bibir, gigi, dan lidah.

Mannek di tulisan ini adalah pohon Buni atau Antidesma bunius.

Gbr 1. Pohon tumbuhan buni Gbr 2. Buah buni yang sudah masak Yang tumbuh liar di hutan

(2)

2

Tumbuhan buni menghasilkan buah yang dapat dimakan, namun

anak-anak di Raja Ampat hanya mengambil buah dari pohon buni untuk bermain,

jarang sekali mereka makan. Menurut pengetahuan lokal masyarakat di sana

akar dari tumbuhan ini mengandung racun. Namun di balik ketidaktahuan

mereka, sebenarnya semua bagian tumbuhan buni sangat bermanfaat dan

mengandung zat yang dapat digunakan untuk obat tradisional atau obat

herbal.

Deskripsi Tumbuhan

Tumbuhan Buni dikenal di Indonesia dengan nama lokal yang berbeda-beda

yaitu: Wuni (Jawa), Barune, Huni, Gedeh, Were (Sunda), Burneh (Madura),

Katakuti, Kutikata (Maluku), Bune tedong (Makasar), dan Mannek (Raja Ampat

di Kampung Yenbekwan).

Tumbuhan buni tumbuh liar di hutan pada ketinggian 150-250 m dari

permukaan laut dengan ciri-ciri pohon, tinggi 1,5 - 3 m, batang pohon sedang,

daun tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sungsang sampai

lanset, panjang 9,25 cm, tepi rata agak bergelombang, ujung meruncing,

pangkal tumpul. Daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau

tua. Buni berumah dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di

ujung percabangan (lihat gambar 2).

Buahnya kecil-kecil bentuknya elips berdiameter antara 0,8 - 1 cm (Gambar

2). Pada proses pematangan, buah buni mengalami tiga kali perubahan

warna, yaitu yang pertama buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna

merah, dan setelah masak buah berwarna ungu kehitaman. Buah rasanya

manis sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah

muda dapat dirujak dengan buah lain sedangkan yang masak dapat dimakan

langsung, dan diekstrak untuk dibuat selai atau sirop. Daunnya oleh pembuat

jamu disebut mojar, bisa dipakai untuk campuran ramuan jamu kesehatan.

Buni tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar di

hutan atau ditanam di halaman rumah. Dapat ditemukan dimana saja di

(3)

3

sekitarnya belum digunakan secara maksimal, sedangkan untuk masyarakat

luas sudah menggunakan tumbuhan buni sebagai tumbuhan obat tradisional,

untuk menyembuhkan beberapa penyakit di antaranya: kanker, kurang darah,

jantung berdebar, sifilis, dan darah tinggi, (Wijayakusuma et al. 2002). Di

Afrika hanya pohonnya saja yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional, di

Filipina buahnya difermentasi menjadi alkohol.

Beberapa penemuan dan penelitian tentang kandungan dan senyawa

kimia, yang terdapat pada tumbuhan buni sudah digunakan oleh klinik-klinik

pengobatan secara tradisional.

KANDUNGAN

Daun dan kulit batang tanaman buni mengandung alkaloida, saponin,

tanin, dan flavanoid, sedangkan akarnya mengandung senyawa saponin dan

tanin (Arland, 2006).

Sifat kimiawi dan efek farmakologis: Peluruh keringat, penawar racun, dan

meningkatkan sirkulasi darah.

Selama ini mayarakat kampung Yenbekwan dan sekitarnya tidak

mengetahui manfaat dari tumbuhan buni sehingga mereka tidak

memanfaatkan dengan baik. Sementara yang digunakan oleh masyarakat

kampung Yenbekwan sebagai obat tradisional hanya satu jenis yaitu

mannektuan (buni pantai) yang dipakai untuk menyembuhkan tulang patah.

Tumbuhan buni (A. Bunius) atau mannek hutan belum dimanfaatkan sebagai

tumbuhan obat di Yenbekwan.

PENUTUP

Tumbuhan buni (A. bunius) mempunyai peranan yang sangat penting bagi

kesehatan manusia. Penggunaannya perlu disosialisasikan akan manfaatnya

sebagai obat tradisional terutama di daerah-daerah termasuk Kampung

(4)

4

halaman rumah dan dilestarikan, sehingga dapat digunakan dan dirasakan

manfaatnya.

Daftar Pustaka

Arland. 2006. Iptek Obat: buni

Wijayakusuma MH, Dalimatra S, & Wiran, A. 1996. Tanaman berkhasiat Obat di Indonesia Jilid IV. Jakarta: Puspita Kartini.

Wijoyo.P, 2008. Sehat dengan Tanaman Obat.

Penerbit: Bee Media Indonesia Jakarta.

Www. Pernapasan. Com. Blogspot , 2013. Karya Ilmiah Tahun 2012, Tanaman Obat Alternatif dalam Pelestarian dan Rehabilitasi Hutan Sebagai Obat Tradisional.

Referensi

Dokumen terkait

Terlihat 2 buah Page yang dimasukkan pada sebuah menu, dimana dapat diatur posisi dari page link tersebut, untuk membuat sub menu cukup klik pada Move= Under Sample Page

The limitation is done to get the actual result about the techniques implemented by the teacher in teaching speaking, the problems faced by the teacher and students in

Rencana Strategis Bappeda Kabupaten Sleman tahun 2016-2021 adalah dukumen perencanaan pembangunan jangka menengah SKPD, memuat antara lain visi daerah, misi daerah,

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas menyusun rencana dan program serta melaksanakan kebijakan pemerintah daerah di Kecamatan, fasilitator pemerintah Desa, bimbingan

Berdasarkan surat penetapan penyediaan barang dan jasa Nomor 20/PPJB.04.01/III/2015 tanggal 27 Maret 2015, dengan ini pejabat pengadaan barang dan jasa Dinas pertanian

Kao drugi pokuˇsaj nalaˇzenja rjeˇsenja i otkrivanja ˇsto se dogada na podruˇcju moˇzemo re´ci da je rjeˇsenje linearne jednadˇzbe prometnog toka (4.1), koriste´ci poˇcetni uvjet

Objektif bagi projek pembangunan e-pembelajaran ini ialah untuk membangunkan sebuah web portal dengan menggunakan Moodle sebagai Learning Management System (LMS) bagi topik

Hasil analisis ujian-t ke atas sikap guru Bahasa Melayu yang pernah menghadiri kursus ICT dengan guru Bahasa Melayu tidak pernah menghadiri kursus ICT telah menunjukkan