PENGGUNAAN MEDIA WINGEOM
UNTUK MENINGKATKAN
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA MATERI GEOMETRI BANGUN RUANG
SKRIPSI
Oleh
Akhmad Safroni
D54211083
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENGGUNAAN MEDIA WINGEOM
UNTUK MENINGKATKAN
KETUNTASAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA MATERI GEOMETRI BANGUN RUANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Ilmu Tarbiyah
Oleh
Akhmad Safroni
D54211083
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Akhmad Safroni, 2016. Penggunaan Media Wingeom Untuk Meningkatkan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Geometri Bangun Ruang.
Dosen Pembimbing : Ahmad Lubab, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan bagaimana peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika pada materi geometri bangun ruang kubus dan balok beserta sifat-sifatnya di kelas IV MI. Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo setelah diterapkannya media software wingeom.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode ini pada hakikatnya adalah perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang tergabung dalam satu siklus. Hasil refleksi pada siklus tersebut akan digunakan sebagai bahan rujukan untuk pelaksanaan siklus berikut, sehingga proses dan hasil pelaksanaan siklus selanjutnya akan lebih baik. Siklus akan dihentikan apabila target kinerja yang ditentukan dapat tercapai, subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI. Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo yang berjumlah 41 siswa, yang terdiri atas 27 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan pembelajaran dan media yang digunakan atau diberikan memiliki dampak terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa. Dari data nilai pada pra siklus jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 12 siswa dari 41 siswa atau 29% dari jumlah siswa.Hasiltes pada siklus I menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 73% atau 30 siswa.Hasil tes pada siklus II menunjukkan bahwa presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 92% atau 38 siswa. Hal ini melebihi target minimum keberhasilan penelitian yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada pra siklus, siklus I dan siklus II tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan penggunaan media software wingeom pada pembelajaran matematika materi geometri bangun ruang kubus dan balok beserta sifat-sifatnya dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV di MI. Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah atas kehaditar Allah SWT,
hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Penggunaan Media Wingeom Untuk Meningkatkan
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Geometri Bangun Ruang”
dengan tepat waktu.
Skripsi ini diajukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program strata satu ilmu pendidikan guru madrasah
ibtidaiyah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dengan tulus yang dalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. A’la, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
3. Bapak Dr. Kusaeri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan
IPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
4. Ibu Yuni Arrifadah, M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Matematika Fakultas
5. Bapak Ahmad Lubab, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan kontribusi tenaga dan pikiran, guna
memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan tepat waktu.
6. Bapak Drs. Jumakir, MM, selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Babatan Jati Sidoarjo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
mengikuti perkuliahan dan sekaligus melaksanakan penelitian di MI Ma’arif
Babatan Jati Sidoarjo.
7. Seluruh jajaran Dosen Progsus Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
8. Semua rekan dewan guru di MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo yang ikut
memberikan sumbangsi pemikiran selama penulis melakukan penelitian di
MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo.
9. Seluruh siswa di MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo, khususnya siswa kelas IV
yang ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian yang dilakukan oleh
penulis.
10. Kedua orang tua, keluarga kecilku dan khususnya bidadariku tercinta yang
selalu mendo’akan dan memberikan semangat demi terlaksananya dan
suksesnya penulis dalam menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya.
11. Kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, baik secara
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
selalu penulis harapkan.
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Dalam ………... i
Halaman Moto ……… ii
Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi ..……… iii
Lembar Pengesahan Tim Penguji Skripsi ……… iv
Halaman Persembahan ……….. v
Abstrak ……… vi
Kata Pengantar ……… vii
Daftar Isi ………. ix
Daftar Tabel ……… xiii
Daftar Diagram ………... xiv
Daftar Lampiran ………. xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Lingkup Pembatasan Masalah ………. 4
C. Rumusan Masalah ……… 5
D. Tindakan Yang Dipilih ……… 5
E. Tujuan Penelitian ………. 6
F. Lingkup Penelitian ……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar ………. 8
B. Hasil Belajar Matematika ……… 13
C. Media Pembelajaran Wingeom ………... 16
D. Geometri Bangun Ruang ………... 21
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 24
B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ……... 25
1. Setting Penelitian ……….. 25
2. Karakteristik Subjek Penelitian ………. 25
C. Variable Yang Diselidiki ……… 26
D. Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Penelitian ……….. 26
1. Siklus I ……….. 27
a. Perencanaan ……… 27
b. Pelaksanaan Tindakan ……… 28
c. Observasi ……… 30
d. Refleksi ……….. 30
2. Siklus II ………. 30
a. Perencanaan ……… 31
b. Pelaksanaan ……… 31
c. Observasi ……… 32
d. Refleksi ……….. 32
1. Data ……….. 32
2. Cara Pengumpulan Data ………... 33
a. Tes Tulis ………. 33
b. Observasi ……… 33
3. Teknik Analisis Data ……… 33
a. Tes Tulis ………. 33
b. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ………. 34
F. Indikator Kinerja ……… 35
G. Tim Peneliti dan Tugasnya ………. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 38
1. Hasil Pelaksanaan Pra PTK ………... 38
2. Hasil Penelitian Siklus I ……… 42
a. Tahap Perencanaan ………. 42
b. Pelaksanaan Tindakan ……… 43
c. Refleksi ……….. 49
3. Hasil Penelitian Siklus II ………. 52
a. Tahap Perencanaan ……… 52
b. Pelaksanaan Tindakan ……… 53
c. Refleksi ……….. 61
B. Pembahasan ... 62
B. Saran ……….. 66
Daftar Pustaka ……….. 67
Pernyataan Keaslian Tulisan
Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Klasifikasi Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Guru dan Siswa ….. 35
4.1 Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ………... 39
4.2 Hasil Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Siklus I ……….. 47
4.3 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus I ……….. 51
4.4 Hasil Rekapitulasi Penilaian hasil Belajar Siklus II ………. 58
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
2.1 Bangun Ruang Kubus ………. 22
2.2 Bangun Ruang Balok ……….. 22
3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ……….. 26
4.1 Diagram Perbandingan Prosentase Ketuntasan Pra Siklus Dengan
Siklus I ……… 52
4.2 Diagram Perbandingan Prosentase Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I,
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. RPP Siklus I
2. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
4. Daftar Anggota Kelompok Siklus I
5. Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I
6. Tes Akhir Siklus I
7. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I
8. Pekerjaan Rumah
9. Kunci Jawaban Pekerjaan Rumah
10. RPP Siklus II
11. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
13. Daftar Anggota Kelompok Siklus II
14. Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II
15. Tes Akhir Siklus II
16. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
17. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
18. Hasil Belajar Siswa Siklus I
19. Hasil Belajar Siswa Siklus II
21. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
22. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai selain membaca
dan menulis1. Menguasai ilmu matematika berarti mempunyai harapan untuk
mudah memahami ilmu pengetahuan yang lain. Oleh karena itu matematika
merupakan mata pelajaran yang wajib ditempuh mulai dari tingkat Sekolah
Dasar sampai ke Perguruan Tinggi.
Dalam kenyataanya, meskipun matematika adalah ilmu yang penting,
tetapi pelaksanaan pendidikan matematika masih memiliki berbagai masalah.
Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi
peserta didik. Mereka merasa bahwa mata pelajaran matematika sulit dan
tidak menarik, sehingga mengurangi motivasi peserta didik untuk mengikuti
pelajaran ini.
Kurangnya motivasi peserta didik, menyebabkan hasil belajar kurang
memuaskan. Hal inilah yang perlu mendapat perhatian khusus dari guru
selaku pendidik untuk menggunakan metode pengajaran yang tepat dan
sesuai dengan materi dan bahan yang diberikan kepada peserta didik. Di
samping menguasai metode pembelajaran seorang guru juga harus menguasai
teknik menerangkan, mengajarkan konsep matematika, cara membangkitkan
1
2
motivasi peserta didik, cara menggunakan alat bantu dan teknik mengevaluasi
seberapa jauh proses belajar mengajar dalam kelas telah tercapai.
Berdasarkan data dan informasi yang kami dapat dari guru matematika
kelas IV di MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo, nilai matematika merupakan
nilai yang kurang memuaskan jika dibandingkan dengan nilai mata pelajaran
yang lain. Nilai rata-rata peserta didik belum sesuai dengan indikator
keberhasilan pembelajaran. Selain itu, keterbatasan belajar matematika yang
belum sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah. Nilai ketuntasan belajar
individu yang ditetapkan sekolah adalah minimal 75, dan prosentase jumlah
siswa yang tuntas belajar minimal 75%.
Salah satu kesulitan peserta didik adalah memecahkan masalah yang
berkaitan dengan bangun ruang dan menentukan sifat-sifatnya.Geometri
bangun ruangmerupakan salah satu materi pokok matematika di kelas IV.
Materi pokok yang sulit dipahami oleh siswa kelas IV di MI Ma’arif Babatan
Jati Sidoarjo. Akibatnya lebih dari 60% peserta didik belum tuntas.Rata-rata
nilai ulangan harian siswa kurang dari 75.Kurang dari 70% peserta didik aktif
ketika proses pembelajaran berlangsung2.
Masalah diatas dapat diatasi dengan cara meningkatkan kualitas
pembelajaran, salah satunya dengan cara merubah model pembelajaran yang
awalnya berpusat pada guru, menjadi pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik.Dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik guru
2
3
diposisikan sebagai fasilitator dan motivator.Pesertadidik yang aktif dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar.
Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan memilih media yang
tepat. Salah satu media yang bisa digunakan dalam pembelajaran geometri
adalah wingeom.wingeomini akan sangat membantu dalam merancang
pembelajaran geometri yang interaktif, dimana siswa dapat berekplorasi
dengan program tersebut. Wingeom mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan file-file yang dinamis.
Wingeom sebagai sebuah alat kognitif, dynamics geometry software
memungkinkan pengguna membuat kontruksi yang cepat dan akurat yang
melibatkan siswa dalam interaksi dengan sajian visual beraneka ragam dari
konsep matematis yang menawarkan kesempatan baru yang menyenangkan
bagi pembelajaran aktif tentang geometri3.
Software wingeom dapatmeningkatkan siswa untuk berfikir kritis dan
self-efficacy matematis siswa, wingeom mempermudah siswa dalam
mengenal suatu bangun ruang beserta sifat-sifatnya.Wingeom ini dapat
digunakan untuk menggambarkan bangun-bangun dimensi dua seperti
segitiga, segi empat, dan lingkaran.Wingeom memungkinkan pula untuk
menentukan jarak dari titik ke titik lain, titik ke garis, atau titik ke bidang
dalam bangun ruang. Disamping itu wingeom memungkinkan bangun-bangun
berdimensi tiga untuk diputar, sehingga visualisasinya akan nampak begitu
jelas. Software ini menampilkan gambar-gambar atau presentasi yang hidup
3
4
dan penuh warna sehingga kemampuan visual siswa dapat terbantu
didalamnya.
Guru dalam penggunaan media wingeom, bisa berperan sebagai penyaji
masalah, fasilitator, membantu peserta didik memecahkan masalah, dan
menjadi salah satu sumber belajar peserta didik. Selain itu, guru memberikan
dukungan, motivasi dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan
intelektual peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA WINGEOM UNTUK
MENINGKATKAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA MATERI GEOMETRI BANGUN RUANG”.
B. Lingkup Pembatasan Masalah
Agar lebih efektif dan terarah maka perlu adanya pembatasan masalah.
Dalam penelitian ini difokuskan pada :
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV MI MI Ma’arif Babatan Jati
Sidoarjo.
2. Materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran matematika
5
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran geometri
bangun ruang balok dan kubus pada siswa kelas IV MI Ma’arif Babatan
Jati Sidoarjo dengan menggunakan software wingeom?
2. Bagaimana peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran geometri bangun ruang balok dan kubus pada
siswa kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo dengan menggunakan
software wingeom?
D. Tindakan yang Dipilih
Masalah yang terjadi di MI. Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo adalah
kurangnya tingkat hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika
dengan materi geometri bangun ruang balok dan kubus beserta sifat-sifatnya,
masih banyaknya siswa yang mendapakkan nilai dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) nilai yang ditetapkan adalah 75, kurang dari 70%
siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika, maka dari itu
lebih dari 60% siswa belum mencapai ketuntasan belajar.
Maka peneliti menggunakan media wingeom sebagai tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika materi
6
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran geometri
bangun ruang balok dan kubus pada siswa kelas IV MI Ma’arif Babatan
Jati Sidoarjo dengan menggunakan software wingeom.
2. Untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran geometri bangun ruang balok dan kubus pada
siswa kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo dengan menggunakan
software wingeom.
F. Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan hanya sebatas siswa-siswi setingkat SD / MI
kelas IV, karena keterbatasan waktu, penelitian ini hanya membahas
peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika tentang
geometri bangun ruangbalok dan kubus beserta sifat-sifatnya yang
menggunakan software wingeom.
G. Signifikansi Penelitian
Dengan dilaksanakannya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat
7
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bukti dalam
bidang pengajaran, bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dapat
dipengaruhi oleh faktor media pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi, ide
dan gagasan untuk lebih giat lagi melakukan penelitian pada bidang
studi yang lain.
b. Bagi siswa kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar dikarenakan media
pembelajaran yang digunakan menarik.
c. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
rangka mencari alternatif media pembelajaran untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
d. Bagi peneliti lain, diharapkan hasilnya dapat menjadi bahan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar merupakan tuntutan bagi setiap manusia yang menjalani proses
hidup didunia, tidak memandang kecil atau besar dan muda ataupun tua,
manusia hidup selalu membutuhkan yang namanya belajar, sebab dengan
belajar kita dapat tahu akan hal dan perubahan yang baru1.
Belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap
atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman-pengalaman yang terorganisasi.
Belajarmerupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang
berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Dengan belajar matematika
berarti mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi keadaan di
dalam dunia yang selalu berubah-ubah, melalui latihan dasar pemikiran logis
dan rasional, perhitungan secara analitis dan sistematis, misal menghitung
luas, isi, berat dan sebagainya2.
1
Trianto, S.Pd., M.Pd., Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. (Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher, 2007). 1.
2
9
Belajaradalah suatu perilaku,pada saat orang belajar, maka responsnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya
menurun3.
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa
kapabilitas. Setelah belajar seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan,
sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang
berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar.
Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah
sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru dan belajarmerupakan proses perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya. Setelah belajar seseorang akan mengalami perubahan tingkah
laku.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan belajar berarti usaha mengubah
tingkah laku. Jadi belajar akan membawa perubahan pada individu-individu
yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak, serta penyesuaian diri.Terlebih lagi
dalam mempelajari matematika yang struktur ilmunya berjenjang dari yang
paling sederhana sampai yang paling kompleks, dari yang konkret sampai ke
abstrak.4
3
Siregar, dkk. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
4
10
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat peneliti
simpulkanbahwa belajar suatu proses aktivitas manusia secara aktif,
melibatkan unsur jasmani maupun rohani untuk menghasilkan
perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap.
Perubahan-perubahan itu bersifat relatif konstan dan menetap sehingga
dibutuhkan suatu minat agar mendapatkan sikap belajar yang baik dapat juga
belajar diartikan sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk mengetahui
dan menguasai ilmu pengetahuan sehingga dapat menerapkan dalam
kehidupannya, belajar juga merupakan perubahan-perubahan tingkah laku
berkat pengalaman dan latihan dari hasil usaha individu dalam memperoleh
kepandaian ilmu, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penyesuian diri, serta aspek dalam pribadi seseorang yang meliputi aspek
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
Faktor-faktoryangmempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal siswa, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta
didik sendiri, meliputi :
a. Aspek fisiologis (yangbersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apabila
11
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajaripun kurang
atau tidak berbekas.
b. Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
Banyak faktor yang termasuk faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
peserta didik. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah peserta didik
pada umumnya dipandang lebih esensial itu sebagai berikut :
1) Intelegensi peserta didik
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
2) Sikap peserta didik
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
(responsetendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap
objek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun
negatif.
3) Bakat peserta didik
Secara umum, bakat (aptitude) adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
12
4) Minat peserta didik
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau besar terhadap sesuatu.
5) Motivasi peserta didik
Motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk
bertingkah laku secara terarah5.
2. Faktor eksternal siswa, yaitu kondisi lingkungan di sekitar peserta didik,
terdiri atas dua macam yaitu :
a. Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah sepertipara guru, para tenaga
kependidikan, teman-teman sekelas, masyarakat, tetangga dan
teman-teman sepermainan.
b. Faktor lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta
didik6.
3. Faktor pendekatan belajar, yaitu segala cara atau strategi yang digunakan
peserta didik dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat
5
Muhibbin Syah, PsikologiPendekatanDenganPendekatanBaru(Bandung: Remaja RosdaKarya, 2013), 130-134.
6
13
langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu7.
B. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang
ditentukan dalam bentuk angka yang didasarkan pada kemampuan siswa
setelah menjalani proses pembelajaran.
Hasilbelajar dikelompokkan menjadi 5 macam kemampuan8 yaitu :
1. Keterampilan intelektual (merupakan hasil belajar terpenting dari sistem
lingkungan sekolah).
2. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan cara berpikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,
kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
4. Keterampilan motorik yang diperoleh dari sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
5. Emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.
Hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar.
7
Muhibbin Syah, PsikologiPendekatanDenganPendekatanBaru(Bandung: Remaja RosdaKarya, 2013), 136.
8
14
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil tersebut dapat muncul dalam
berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang.9
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik baik yang dikehendaki
maupun tidak dikehendaki yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Dimaksud dengan hasil belajar matematika adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik baik yang dikehendaki maupun
tidak dikehendaki yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, dalam pola pikir secara logis atau istilah yang didefinisikan
dapat dibuktikan secara logis dan akurat. Serta ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu
sama lain dengan jumlah yang banyaknya terbagi dalam tigabidang yaitu
aljabar, analitis dan geometri.
Penilaian merupakan salah satu cara mengetahui hasil belajar. Secara
umum penilaian bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik,
dalamrangka mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada
masyarakat, danuntuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan.Secara
khusus bertujuan untukmengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar, penentuan kenaikan kelas,
danmemotivasi belajar peserta didik.
9
15
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran
matematika,yaitu10:
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengankegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan,dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilankeputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internalsekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar dapat di katagorikan sebagai
berikutantara lain11 :
1. Memberikan umpan balik, agar mengetahui kekuatan dan kelemahan
peserta didik dalam pencapaian kompetensi sehingga terdorong untuk
meningkatkan danmemperbaiki proses dan hasil belajar pada masa yang
akan datang dan bagi guna memperbaiki metode pembelajaran.
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik,
sehingga dapatdilakukan program pengayaan atau remedial.
10
Sudjana , Penilaian hasil proses belajar mengajar , Jakarta : CV Rajawali :2001
11
16
3. Masukan bagi pendidik dalam merancang kegiatan belajar, sehingga
peserta didik dapatmencapai kompetensi belajar.
4. Memberikan informasi kepada orang tua efektivitas pendidikansehingga
partisipasi orang tua madrasah dapat ditingkatkan.
C. Media Pembelajaran Wingeom
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar demi
mencapai tujuan belajar.
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
kata "medium" yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar,
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Kemudian media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak, maupun pandang atau dengar,
termasuk teknologi perangkat keras (Hardware) seperti halnya komputer.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
17
"Projected Motion Media", contoh: film, TV, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya. Dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya
bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media
yang bersifat interaktif.
1. Komputer
Kata "komputer" diambil dari bahasa latin "computare" yang
berarti "menghitung" atau dalam bahasa Inggris "to compute". Dengan
demikian sesuai ejaan aslinya, komputer dapat diartikan sebagai alat
hitung elektronik yang dapat menerima, menyimpan, mengolah,
menampilkan proses secara visual dan menyajikan data, serta bekerja
dibawah kendali program yang tersimpan di dalamnya (stored program).
Komputeradalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mengolah
data dengan menggunakan perantaraan sekumpulan program dan mampu
memberikan informasi penting dari hasil pengolahan data tersebut.
Komputer adalah alat elektronik yang terdiri atas hardware
(perangkat keras) yang artinya perangkat komputer yang dapat dipegang
oleh anggota badan kita, dan software (perangkat lunak) yang artinya
perangkat komputer yang tidak dapat dipegang oleha anggota badan kita
namun dapat dijalankan.
Berbagai penelitian pendidikan menyebutkan bahwa komputer
adalah media yang dapat digunakan untuk (1) Meningkatkan perhatian
dan konsentrasi peserta didik pada materi pembelajaran, (2)
18
materi dengan kemampuan belajar peserta didik, (4) Mereduksi
penggunaan waktu penyampaian materi dan (5) Membuat pengalaman
belajar lebih menyenangkan peserta didik. Dalam pembelajaran
matematika, komputer banyak digunakan unntuk materi yang
memerlukan gambar, animasi visualisasi dan warna misalnya geometri,
lebih lanjut pembelajaran geometri dengan komputer perlu dilakukan,
dengan komputer peserta didik dapat termotivasi untuk menyelesaikan
masalah-masalah geometri. Satu hal yang paling penting adalah
komputer dapat membuat konsep matematika (khususnya geometri) yang
abstrak dan sulit menjadi lebih kongkrit dan jelas.
2. Media Wingeom
Program wingeommerupakan salah satu perangkat lunak komputer
matematika dinamik (dynamic mathematic software) untuk topik
geometri.Program ini dibuat oleh Richard Parris dan dijalankan under
windows. Secara umum ada dua versi Wingeom, yaitu yang dijalankan
dengan Window 3.1 (versi compile terakhir: 2 Agustus 2001) dan
dijalankan dengan Windows 95/98/ME/2K/Vista (versi compile terakhir:
4 April 2008). Programwingeom merupakan yang dapat diperoleh dan
digunakan secara gratis (totally freeware) dengan mengunduh
(download) dari website.
Program ini memuat program Wingeom 2-dim untuk geometri
19
jendela yang terpisah12. Fasilitas program wingeom cukup lengkap, baik
untuk dimensi dua atau untuk dimensi tiga. Salah satu fasilitas yang
menarik yang dimiliki program ini adalah fasilitas animasi yang begitu
mudah. Misalnya benda-benda dimensi tiga dapat diputar, sehingga
visualisasinya akan nampak begitu jelas.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
merambah ke segala aspek kehidupan, mulai dari dunia bisnis sampai
dunia pendidikan. Penggunaan komputer dalam pembelajaran
matematika merupakan suatu hal yang menarik terutama bagi peserta
didik, karena kemampuan komputer untuk memvisualisasikan bentuk
abstrak ke bentuk nyata dan tepat.
Materi geometri khususnya geometri dimensi tiga (bangun ruang)
cenderung sulit dipahami karena pada pembelajaran bangun ruang ini
dibutuhkan objek yang nyata berupa alat peraga, yaitu model-model
bangun ruang (model kubus, balok, prisma, limas, kerucut dsb). Dalam
kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara, tapi
kenyataannya masih ada kendala yang menghambat proses pembelajaran
terutama dalam proses penyajian alat peraga tersebut.
Komputer dengan dilengkapi aplikasi-aplikasi softwarenya mampu
mengatasi permasalahan di atas. Program Wingeom merupakan salah
satu perangkat lunak komputer matematika dinamik (dynamic
12
20
mathematics software) untuk topik geometri. Program ini dapat
digunakan untuk membantu pembelajaran geometri dan pemecahan
masalah geometri. Keberadaan program ini akan sangat membantu dalam
merancang pembelajaran geometri yang interaktif dimana peserta didik
dapat bereksplorasi dengan program tersebut. Pembelajaran dengan
wingeom ini diharapkan akan membuat peserta didik lebih tertarik dan
senang belajar matematika.
Dewasa ini semakin banyak program-program aplikasi yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaraan yang interaktif, diantara sekian
banyak program tersebut ada satu program untuk pembelajaran
matematika dua dimensi maupun tiga dimensi yaitu Wingeom. Wingeom
ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan file-file yang dinamis.
Pembelajaran menggunakan file-file yang dinamis seperti wingeom ini
diharapkan juga akan membuat peserta didik lebih tertarik dan senang
belajar matematika.
3. Manfaat Media Wingeom
Manfaat yang didapat dari penggunaan aplikasi software media
wingeom adalah, sebagai berikut :
a. Dengan adanya media wingeom siswa akan lebih banyak mengikuti
pembelajaran matematika dengan gembira sehingga dalam
mempelajari mata pelajaran matematika materi bangun ruang kubus
21
b. Penggunaan media wingeom, pada siswa akan meningkatkan
pemahaman dalam menentukan sifat-sifat dari bangun ruang kubus.
c. Siswa mengetahui manfaat lain dari komputer, selain sebagai
pembuat data, berhitung dan membuat grafis.
d. Siswa lebih bersemangat dalam menyelesaikan masalah pada mata
pelajaran matematika materi geometri bagun ruang kubus beserta
sifat-sifatnya.
D. Geometri Bangun Ruang Kubus dan balok
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki
rusuk, sisi dan titik sudut. Bentuk–bentuk bangun ruang mulai dikenal peserta
didik duduk dikelas IV SD adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut,
limas, dan bola. Dalam penelitian ini, bangun ruang yang dipelajari adalah
bangun ruang kubus dan balok.Adapun pengertian dari bangun ruang kubus
dan balok adalah sebagai berikut : (a) Kubus yaitu sebuah benda ruang yang
dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing berbentuk persegi yang
sama dan sebangun atau kongruen. Mempunyai6 sisi 12 rusuk dan 8 titik
sudut serta diagonalnya sama panjang. (b) Balok yaitu sebuah benda ruang
yang dibatasi oleh 6 sisi datar yang masing-masing berbentuk persegi panjang
22
Berikut ini adalah gambar bangun ruang kubus dan balok :
Gambar 2.1
Bangun Ruang Kubus
Gambar 2.2
Bangun Ruang Balok
Terkait dengan keabstrakan dari geometri ruang ini yang berarti bahwa
matematika merupakan kreasi pemikiran manusia pada intinya terkait dengan
ide-ide, proses-proses dan penalaran.Bangun-bangun ruang seperti kubus,
balok, tabung, limas, kerucut dan sebagainya pada dasarnya didapat dari
benda-benda kongkrit dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi.
Abstraksi adalah proses memperhatikan, menentukan sifat, atribut
ataupun karakteristik khusus yang penting dengan mengesampingkan hal-hal
yang berbeda yang tidak penting, contoh tempat kapur, dadu dan sebagainya
adalah benda-benda nyata pada dimensi tiga, manusia mengembangkan
pengetahuan yang terkait dengan benda-benda nyata tersebut yang diberi
23
Idealisasi adalah proses menganggap bahwa segala sesuatu dari
benda-benda kongkrit itu ideal, contoh tempat kapur yang tidak sama sisi dianggap
sama sisi, berdasarkan proses idealisasi tersebut di atas dapat diasumsikan
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab metode penelitian ini akan diuraikan pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliti dan lokasi penelitian, data dan sumber data,
instrumen penelitian, pengembangan instrumen, teknik analisis data, pengecekan
data, tahap-tahap penelitian dan kriteria keberhasilan.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action
research) yang dilaksanakan dengan beberapa siklus. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah pengenalan
penggunaan aplikasi software media wingeom untuk siswa didik kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah.
Adapun desain penelitian tindakan yang ditempuh dalam penelitian ini
mengikutialur penelitian tindakan yang meliputi 4 komponen antara lain: (1)
kegiatan perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.1
Keempat komponen tersebut membentuk suatu siklus dan dalam
pelaksanaannya kemungkinan membentuk lebih dari satu siklus yang
mencakup keempat komponen tersebut.
1
25
B. Setting Penelitian dan karakteristik Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Tempat Penelitian dilaksanakan di MI Ma’arif Babatan Jati
Sidoarjo, Ds. Babatan RT.07 / RW.03 Jati Sidoarjo, Telephone :
031-8948433. Alasan penulis melaksanakan penelitian di sekolah ini adalah
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab penulis sebagai guru di MI
Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo untuk memperbaiki praktek pengajaran di
kelas, karena perbaikan pengajaran di kelas merupakan tanggung jawab
penulis, serta memperkenalkan manfaat komputer bagi pelajaran yang
lain.
Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada minggu pertama sampai
dengan minggu keempat, dalam semester genap tahun ajaran 2014 /
2015.
2. Karakteristik Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MI Ma’arif
Babatan Jati Sidoarjo, dengan jumlah peserta didik 41 orang, laki-laki
sebanyak 24 anak dan perempuan sebanyak 17 anak, dengan
pertimbangan bahwa kelas IV ini sudah mampu untuk menggunakan
komputer sehingga akan memudahkan dalam proses pembelajaran
dengan berbantuan komputer.
Karakteristik siswa di MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo berada di
kota pinggiran atau pedesaan yang jauh dari keramaian kota, sehingga
26
putrinya, lambat menerima informasi media, malas belajar yang
semuanya itu pula ada bimbingan khusus agar tujuan dari pembelajaran
itu dapat dicapai.
C. Variabel yang Diselidiki
Variabel yang menjadi sarana pembelajaran dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah hasil belajar matematika materi bangun ruang balok dan
kubus beserta sifat-sifatnya menggunakan media wingeom di kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo.
D. Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Penelitian
Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan
penelitian dijabarkan sebagai berikut2 : 1) Perencanaan; 2) Pelaksanaan; 3)
Observasi; 4) Refleksi.
2
27
Perencanaan adalah suatu rencana tindakan yang mencakup semua
langkah tindakan secara rinci, mulai dari materi bahan ajar, rencana
pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar, instrumen observasi
atau evaluasi. Juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada
saat pelaksanaan berlangsung.
Pelaksanaan adalah merupakan tindakan dari semua rencana yang
dibuat yang berlangsung di dalam kelas. Langkah-langkah yang dilakukan
harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Hasil yang diharapkan berupa
peningkatan efektifitas belajar mengajar di kelas.
Observasi (pengamatan) adalah kegiatan yang dilakukan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan. Dalam tahap observasi, guru dibantu oleh
pengamat dari luar dan PTK yang dilaksanakan bersifat kolaboratif.
Refleksi adalah tahapan untuk memproses data yang didapat saat
dilakukan pengamatan. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman,
pengetahuan dan teori instruksional relevan dengan tindakana kelas yang
dilaksanakan untuk ditarik kesimpulan yang benar. Dengan suatu refleksi
yang terpercaya akan didapat suatu masukan yang berharga dan akurat bagi
penentuan langkah tindakan selanjutnya.
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan
adalah :
28
- Menentukan skenario pembelajaran (RPP) sesuai dengan media
pembelajaran yang sesuai, dalam hal ini adalah pengenalan dan
pembelajaran menggunakan media aplikasi software wingeom.
- Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan,
seperti proyektor, labtop, kertas HVS dan pensil warna.
- Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).
- Menyusun format observasipengamatan aktivitas peserta didik
(absensi).
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan awal
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
- Menyiapkan media pembelajaran berupa proyektor, labtop,
kertas HVS dan pensil warna.
- Guru menjelaskan materi pelajaran tentang materi yang akan
dipelajari dengan menggunakan media proyektor.
- Dengan menggunakan media gambar bangun ruang balok dan
kubus pada proyektor guru menanyakan bangun datar apa yang
menyusun bangun ruang tersebut.
- Guru menjelaskan sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus.
Kegiatan Inti
29
- Guru menunjukkan bagian bangun ruang balok dan kubus
melalui media wingeom berupa gambar bangun ruang pada
proyektor yang disajikan.
- Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
- Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai.
- Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan atau tugas.
- Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil karyanya
dalam memecahkan masalah.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, dan memberikan tugas individual sesuai
dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
30
c. Observasi
Observasi dilakukan pada saat guru melaksanakan proses
belajar mengajar. Guru mencatat tentang situasi dan kondisi belajar
peserta didik berdasarkan lembar observasi yang sudah disiapkan
dalam hal ini mengenai kehadiran peserta didik, perhatian,
antusiasme dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses
belajar mengajar.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan
dianalisis. Pada tahap ini, dari hasil tersebut diadakan refleksi yaitu
pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.
Sementara itu menentukan tindakan pada kegiatan selanjutnya dalam
rangka tujuan pencapaian akhir. Oleh sebab itu, refleksi pada
penelitian ini dilakukan pada setiap akhir tindakan pada tiap siklus
akhir. Hasil refleksi ini akan dipergunakan sebagai bahan untuk
perbaikan tindakan pada siklus berikutnya.
2. SIKLUS II
Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus II ini relatif sama
dengan perencanaan pada siklus 1, memperhatikan dengan kenyataan
31
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum
teratasi berikut penetapan alternatatif pemecahannya.
- Merumuskan rencana pembelajaran sebagai kelanjutan sekaligus
perbaikan dari rencana pada siklus sebelumnya.
- Pengembangan program tindakan yang perlu untuk mengatasi
masalah yang muncul ataupun yang belum teratasi melalui
tindakan pada siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini mengacu pada
identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan
alternatif pemecahan masalah yang ditentukan, antara lain :
- Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan
apersepsi secara lisan.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dicapai siswa setelah pembelajaran.
- Guru menjelaskan kembali materi pelajaran tentang bangun
ruang balok dan kubus beserta sifat-sifatnya dengan
menggunakan media proyektor dan menjelaskan proses
32
- Siswa mengamati sifat-sifat dari bangun ruang balok dan kubus.
- Guru bersama siswa menarik kesimpulan.
- Siswa mengerjakan tes formatif siklus II.
a. Observasi
Pada dasarnya observasi pada siklus II sama dengan observasi
yang dilakukan sebelumnya, dan semua temuan pada saat
pembelajaran.
b. Refleksi
Tahap ini juga sama seperti pada siklus I, yaitu meliputi
kegiatan-kegiatan antara lain :
- Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II
berdasarkan data yang terkumpul.
- Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada
siklus II.
Hasil refleksi pada siklus II akan dijadikan acuan perbaikan
pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Pada penelitian ini data yang dibutuhkan adalah data hasil belajar
siswa dan data aktifitas guru dan siswa. Data hasil belajar digunakan
untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, sedangkan data aktifitas guru
33
2. Cara Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini diperoleh melalui :
a. Tes Tulis
Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar
siswa, bentuk tes yang digunakan adalah isian dan uraian yang di
dapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data aktifitas guru
dan siswa, metode ini membutuhkan instrument berupa lembar
observasi aktifitas guru dan lembar observasi aktifitas
siswa.Observasi ini digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian apa
saja yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.
3. Teknik Analisis Data
a. Tes Tulis
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar
dapat digunakan rumus sebagai berikut3 :
Nilai rata-rata dari hasil tes formatif dirumuskan4 :
̅ = ∑
Chabib Thoha, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996), hal.94
4
34
Untuk menghitung prosentase ketuntasan hasil belajar siswa
maka diperlukan rumus sebagai berikut :
Pk = ∑
∑ x 100%
Pk = Prosentase ketuntasan klasikal
Hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut diklasifikasikan
kedalam bentuk penyekoran nilai siswa dengan menggunakan
kriteria keberhasilan sebagai berikut :
90% ≤ P ≤ 100% = Sangat baik
80% ≤ P < 89% = Baik
65% ≤ P < 79% = Cukup
55% ≤ P < 64% = Kurang
0 ≤ P <55% = Sangat Kurang
b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa
Analisis terhadap data yang diproleh dari lembar observasi
aktivitas guru dan siswa dirumuskan seperti di bawah ini :
Skor Akhir (SA) =
x skala (4)
35
Tabel 3.1
Klasifikasi Penilaian Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa5
Interval Skor Akhir (SA) Klasifikasi
3,25<SA≤4,00 Sangat Baik (SB)
2,50<SA≤3,25 Baik (B)
1,75<SA≤2,50 Cukup (C)
1,00<SA≤1,75 Kurang (K)
0,00≤SA≤1,00 Gagal (G)
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini dalam
meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas6. Indikator
kinerja dikatakan berhasil apabila 75 % dari jumlah peserta didik sudah
memenuhi KKM. Maka diperlukan indikator diantaranya nilai rata-rata siswa
kelas IV MI. Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo pada mata pelajaran matematika
materi geometri bangun ruang kubus beserta sifat-sifatnya dengan kreteria
ketuntasan minimum (75).
5
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di sekolah. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2014), 144.
6
36
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Untuk memperlancar proses penelitian ini dan pembuatan PTK
(Penelitian Tindakan Kelas), peneliti membentuk sebuah tim kecil yang
memiliki tugas masing-masing, antara lain :
1. Akhmad Safroni (ketua penelitian) :
a. Identifikasi permasalahan di kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati
Sidoarjo, tentang mata pelajaran matematika dengan materi bangun
ruang beserta sifat-sifatnya.
b. Sama-sama guru mata pelajaran matematika kelas IV MI Ma’arif
Babatan Jati Sidoarjo mendesain, memuat dan membuat proposal.
c. Bersama-sama guru mata pelajaran matematika kelas IV MI Ma’arif
Babatan Jati Sidoarjo, merencanakan dan membuat proses
pembelajaran.
d. Bersama-sama dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV MI
Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo, melaksanakan observasi dan evaluasi
dalam pelaksanaan tindakan.
e. Melaksanakan analisa data dan refeleksi menyusun laporan
penelitian.
2. Abdul Choliq Anwar (Guru Mata Pelajaran Matematika dan anggota) :
a. Bersama-sama peneliti mendesain dan membuat proposal.
b. Bersama-sama peneliti merancang dan membuat proses
37
c. Melaksanakan tindakan pembelajaran yang dirancang bersama
peneliti.
d. Bersama-sama peneliti melaksanakan analisis dan refleksi untuk
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan pelaksanaan
perbaikan hasil belajar matematika materi geometri bangun ruang kubus dan
balok beserta sifat-sifatnya pada semester genap tahun pelajaran 2014 / 2015 yang
dilakukan dalam 2 siklus pembelajaran, pada peningkatan hasil belajar siswa
menggunakan media aplikasi software wingeom.
Hasil penelitian diuraikan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari
siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Data
yang diperoleh berupa data tes hasil belajar siswa setiap siklus, data hasil
observasi aktifitas guru, dan data hasil observasi aktifitas siswa. Berikut ini
data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan.
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pelaksanaan Pra PTK
Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan terkait dengan
strategi, metode atau media pembelajaran yang digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika khususnya dalam materi geometri
bangun ruang beserta sifat-sifatnya di kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati
Sidoarjo. Metode pembelajaran yang digunakan pada pra siklus adalah
39
Kendala yang muncul dalam proses pembelajaran matematika
tentang materi geometri bangun ruang beserta sifat-sifatnya yaitu siswa
terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif. Hal ini berkaitan pada hasil
belajar siswa, terbukti terdapat data siswa yang hasil belajarnya masih
belum mencapai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.
Dari hasil pras siklus dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
siswa kelas IV MI Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo masih di bawah rata-rata
atau rendah. Data hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Kelas IV tentang materi geometri bangun ruang
beserta sifat-sifatnya pra siklus
No Nama Siswa L/P KKM Nilai
Ket
T TT
1 Siswa 1 L 75 80 √
2 Siswa 2 P 75 60 √
3 Siswa 3 L 75 90 √
4 Siswa 4 L 75 40 √
5 Siswa 5 L 75 90 √
6 Siswa 6 P 75 90 √
7 Siswa 7 P 75 80 √
8 Siswa 8 P 75 100 √
40
10 Siswa 10 P 75 60 √
11 Siswa 11 L 75 60 √
12 Siswa 12 L 75 90 √
13 Siswa 13 P 75 80 √
14 Siswa 14 L 75 50 √
15 Siswa 15 L 75 50 √
16 Siswa 16 L 75 40 √
17 Siswa 17 L 75 30 √
18 Siswa 18 L 75 20 √
19 Siswa 19 L 75 80 √
20 Siswa 20 L 75 60 √
21 Siswa 21 L 75 90 √
22 Siswa 22 L 75 40 √
23 Siswa 23 L 75 50 √
24 Siswa 24 L 75 60 √
25 Siswa 25 L 75 30 √
26 Siswa 26 L 75 40 √
27 Siswa 27 P 75 50 √
28 Siswa 28 P 75 100 √
29 Siswa 29 P 75 40 √
30 Siswa 30 P 75 50 √
41
32 Siswa 32 L 75 60 √
33 Siswa 33 P 75 50 √
34 Siswa 34 P 75 50 √
35 Siswa 35 L 75 30 √
36 Siswa 36 P 75 40 √
37 Siswa 37 P 75 30 √
38 Siswa 38 L 75 50 √
39 Siswa 39 L 75 40 √
40 Siswa 40 P 75 60 √
41 Siswa 41 P 75 60 √
Jumlah Nilai 2.410
Nilai Rata-rata 58,78
Jumlah Siswa Tuntas 12
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 29
Prosentase Ketuntasan Klasikal 29%
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih
sedikit dibandingkan siswa yang belum tuntas. Dari jumlah 41 siswa,
hanya 13 siswa yang berhasil mencapai KKM, 28 siswa belum mencapai
KKM. Prosentase ketuntasan yang diperoleh hanya sebesar 29%, dan
nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas IVadalah 58,78. Jadi hasil
belajar masih belum mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah. Nilai
42
berhasil atau tuntas. Dengan melihat hasil dari data di atas perlu adanya
tindakan perbaikan dalam pembelajaran menggunakan software wingeom
sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Hasil Penelitian Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan penetapan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran matematika
kelas IV. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mengikuti
kurikulum yang digunakan oleh sekolah yaitu KTSP. Materi yang
dipilih yaitu materi geometri bangun ruang beserta sifat-sifatnya.
Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan indikator yang ingin dicapai memuat
pada siklus I. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun harus
selaras dengan penggunaan software wingeom. Rencana pelaksanaan
pembelajaran juga dilengkapi dengan lembar kinerja, yang
digunakan dalam penerapan pembelajaran ini dan dikerjakan siswa
secara individu, lembar kinerja sebagai penilaian dari hasil belajar
siswa. Selain menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, peneliti
juga menyusun lembar observasi.
Penyusunan instrument observasi digunakan untuk mengetahui
keaktifan pelaksanaan pembelajaran. Lembar observasi kinerja
43
Tahap terakhir dalam perencanaan ini adalah menetapkan
kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa
dikatakan berhasil apabila hasil belajar semua siswa telah mencapai
kriteria ketuntasan minimal dengan nilai 75.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah tahap perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah
action. Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Penelitian siklus I
dilaksanakan pada hari Rabu, 05 Agustus 2015 di kelas IV MI
Ma’arif Babatan Jati Sidoarjo pada jam pelajaran pertama sampai
keempat pada pukul 07.00 – 08.10 WIB dengan alokasi waktu 2 x 35
menit.
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti bertindak sebagai guru,
dibantu oleh Bapak Abdul Choliq Anwar sebagai pengamat
(observer), beliau adalah guru mata pelajaran kelas IV.Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun
dan dibuat. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang disusun.
Kegiatan pembelajaran dilakukan menjadi 3 tahap. Tahap
tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan awal
adalah guru mengucapkan salam dan mengajak semua siswa berdo’a
44
sungguh-sungguh. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa
menggunakan buku absensi. Pada saat guru menanyakan kehadiran
siswa, tidak ada siswa yang tidak hadir.
Sebagai apersepsi, untuk membangkitkan semangat siswa
diawal pelajaran, guru mengajak siswa untuk menyebutkan bangun
ruang yang ada pada sekitar kita. Ketika guru mengajak siswa untuk
menyebutkan bangun ruang yang ada pada sekitar, siswa merespon
dengan baik dan menyebutkan banyak sekali contoh-contoh bangun
ruang dan mereka menyebutkannya dengan semangat.
Guru meminta beberapa siswa untuk menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang. Ada beberapa siswa yang bingung menjawabnya.
Kemudian peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa hari ini
pembelajaran kita mengenai bangun ruang dan sifat-sifatnya, dengan
bantuan menggunakan media software wingeom.
Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran dilakukan
dengan melalui tiga tahap yaitu pada tahap pertama siswa
mengamati, tahap kedua mendiskusikan dengan kelompok dan tahap
ketiga menyimpulkan dan menyampaikannya didepan kelas dengan
perwakilan kelompok.
Langkah pertama guru membagi siswa menjadi 6 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri atas 6-7 anak. Setelah kelompok
terbentuk guru membagikan bahan yang diperlukan dalam kegiatan
45
guru meminta kepada semua kelompok untuk memperhatikan
tampilan proyektor yang ada didepan kelas dan memperkenalkan
kepada siswa tentang software wingeom beserta kegunaannya secara
sederhana. Guru mengajak siswa memperhatikan proses pembuatan
gambar geometri bangun ruang kubus pada program software
wingeom sambil menjelaskan satu persatu bagian yang menyusun
bangun kubus.
Langkah selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa bagian
penyusun bangun kubus, kemudian masing-masing kelompok
mendiskusikan bagian-bagian penyusun bangun ruang kubus dan
sifat-sifat yang terdapat pada bangun ruang tersebut. Salah satu
siswa perwakilan kelompok menggambarkan dan menuliskannya
bangun ruang kubus beserta bagian penyusun serta sifat-sifatnya
pada kertas HVS yang telah dibagi pada masing-masing kelompok,
untuk lebih jelasnya gambar tersebut diberi warna yang dapat
mempermudah mengetahui penyusun bangun ruang kubus.
Kemudian perwakilan anggota dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil pengamatan beserta kelompoknya di depan
kelas kepada seluruh anggota kelompok lain tentang bangun ruang
kubus dan sifat-sifatnya yang mereka kuasai. Setelah seluruh
perwakilan kelompok selesai mempersentasikan hasilnya satu
persatu, kemudian guru menguji penguasaan materi tersebut secara