• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESAN DAKWAH TABLOID MODIS : SEMIOTIK RUBRIK WOMEN COMMUNITY EDISI 155 MINGGU I-II JUNI 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PESAN DAKWAH TABLOID MODIS : SEMIOTIK RUBRIK WOMEN COMMUNITY EDISI 155 MINGGU I-II JUNI 2014."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PESAN DAKWAH TABLOID MODIS

(Semiotik Rubrik Women Community

Edisi 155 Minggu I-II Juni 2014)

S K R I P S I

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Gelar Program Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

SUAIBATUL ISLAMIYAH NIM : B01211031

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Naskah Skripsi atas nama saudari:

Nama : Suaibatul Islamiyah

NIM : B01211031

Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam

Judul Skripsi : Pesan Dakwah Tabloid Modis (Semiotik Rubrik Women Community Edisi 155 Minggu I-II Juni 2014)

Telah diperiksa dan diadakan perbaikan untuk dapat diujikan guna memenuhi Satuan Kredit Semester Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Surabaya, 29 Juli 2015 Menyetujui Pembimbing

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Suaibatul Islamiyah

, NIM. B01211031, 2015. PESAN DAKWAH TABLOID

MODIS (SEMIOTIK RUBRIK WOMEN COMMUNITY EDISI 155

MINGGU I-II JUNI 2014)

Skripsi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci :

Pesan Dakwah, Semiotik, Rubrik Women Community dalam

Tabloid Modis.

Adapun penelitian ini mengambil fokus : Bagaimana pesan dakwah rubrik

“Women Community” Tabloid Modis Edisi 155 Minggu I-II Juni 2014 ?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang

disajikan kemudian dianalisis menggunakan analisis semiotik model Charles

Sanders Peirce, yang sering dikenal dengan

“triangle meaning”

atau segitiga

makna, yakni tanda, objek, dan interpretan. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk

fisik yang bisa dirasakan panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang

merepresentasikan diluar dirinya sendiri. Objek atau acuan tanda adalah konteks

social yang menjadi referensi dari tanda. Sedangkan interpretan konsep pemikiran

dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkanya kepada suatu makna

tertentu.

Dari penelitian tersebut, peneliti menentukan bahwa setiap paragraph atau

kalimat dalam Rubrik Women Community Tabloid Modis Edisi 155 Minggu I-II

Juni 2014 terdapat nilai dakwah. Yaitu pesan dakwah tentang Syari’ah dan pesan

dakwah tentang Akhlaqul Karimah (Budi Pekerti). Namun pada hasil penelitian

ini condong pada Pesan dakwah tentang Akhlaqul Karimah (Budi Pekerti).

Diantaranya pesan dakwah tentang berbusana, peran aktif atau potensi diri,

memilih nama yang baik, menjaga silaturahim, member santunan terhadap anak

yatim-piatu, fakir-miskin, dan berbagi ilmu. Banyak pesan dakwah yang dapat

dijadikan tauladan bagi para muslimah dalam menggunakan hijab dengan baik

dan benar sesuai yang di syari’atkan agama.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. RumusanMasalah... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Konseptual ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Tentang Pesan Dakwah... 17

1. Definisi Dakwah ... 17

2. Pengertian Pesan Dakwah ... 18

3. Macam-macam Pesan Dakwah... 20

B. Kajian Mengenai Tabloid dan Rubrik ... 28

1. Definisi Tabloid ... 28

(7)

3. Kelebihan dan Kekurangan Tabloid ... 30

4. Tabloid sebagai Media Dakwah ... 31

5. Definisi Rubrik ... 33

a. Rubrik Informasi ... 34

b. Rubrik Edukasi... 34

c. Rubrik Rekreasi... 35

C. Komunikasi Massa... 35

1. Pengertian Komunikasi Massa ... 35

2. Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 36

3. Fungsi Komunikasi Massa ... 39

D. Kajian terdahulu yang Relevan ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 44

B. Tinjauan Mengenai Semiotika ... 48

1. Pengertian ... 48

2. Semiotika Charles Sanders Pierce ... 52

C. Unit Analisis ... 59

D. Jenis dan Sumber Data ... 60

E. Tahap-tahap Penelitian... 61

F. Teknik Pengumpulan Data ... 62

G. Teknik Analisis Data... 63

H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data... 63

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 65

1. Sekilas sejarah Tabloid Modis ... 65

2. Profil Lembaga... 65

3. Susunan Redaksi Tabloid Modis ... 67

4. Materi atau Isi Tabloid Modis ... 70

(8)

6. Lokasi Pendistribusian Tabloid Modis... 74

7. Segmen Pembaca Tabloid Modis... 75

8. Tarif Iklan di Tabloid Modis ... 76

9. Produk Iklan di Tabloid Modis ... 77

B. Penyajian Data ... 78

1. Isi Rubrik Women Community Edisi 155 ... 78

C. Analisis Data ... 82

1. Bentuk Isi Pesan Dakwah di Rubrik Women Community Edisi 155 ... 82

2. Pembahasan ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama dakwah, mewajibkan umatnya untuk melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisasi syari'at Islam dengan berbagai metode dan media yang besumber pada Al-Qur'an, sebagai kitab dakwah, Sunnah Rasulullah kepada mad'u (umat manusia). Hal ini sebagai ikhtiar muslim untuk membuat syri'at Islam untuk menjadi kenyataan dalam kehidupan syakhsiyah (individu), usrah (keluarga), jama'ah (komunitas), dan ummah (khalayak) secara berjama'ah sehingga terwujud khair al-ummah (ummat terbaik) yang berkehidupan

hasanah di dunia kini dan hasanah di akhirat kelak.1

Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami.2

Dalam agama Islam, Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad SAW. merupakan sumber rujukan utama dalam menjalani kehidupan. Di dalamnya termuat tuntunan-tuntunan beserta aturan-aturan yang harus dilakukan agar manusia dalam kehidupannya selalu dicintai oleh Allah SWT. Ajaran-ajaran yang termuat baik tersurat maupun tersirat dalam

1

Asep Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 8-9

2

(10)

kedua sumber itulah yang nantinya akan disampaikan kepada seluruh umat manusia. Dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran 104 dijelaskan tentang perintah berdakwah :

Artinya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang

beruntung.” 3

Ayat tersebut menyeru agar semua umat Islam untuk melakukan dakwah, dan mereka digolongkan pada orang-orang yang beruntung. Dari situ dapat dipahami bahwa dakwah merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam agama Islam. Dengan dakwah Islam dapat diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh manusia dari generasi ke generasi berikutnya. Dakwah berfungsi menata kehidupan yang agamis menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan bahagia.4

Dunia sekarang telah memasuki era informasi, maka peran profesi jurnalistik–pers dalam masyarakat sangatlah penting, sama pentingnya dengan peran yang di dimainkan oleh para ilmuwan, cendikiawan dan para ulama. Perannya dalam mencari, memburuh, menggali dan mengolah

3

Yayasan Penyelenggara/Penafsir Al-Qur’an Departemen Agama RI,1989

4

(11)

3

informasi lalu menyebarkan ke tengah-tengah masyarakat luas, merupakan salah satu pilar sistem pendidikan.5

Terjadi transformasi yang mendalam pada kehidupan manusia. Kemajuan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong berbagai kemajuan, terutama dalam bidang komunikasi. Melalui sarana komunikasi, khususnya media massa, baik berupa media cetak maupun elektronik, suatu pesan atau berita dapat dengan mudah disebarkan kepada masyarakat luas dalam tempo yang amat singkat.6

Media cetak terdiri dari berbagai jenis seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya, pada dasarnya media cetak memiliki segmen yang berbeda, seperti surat kabar, biasanya bersegmen kepada pada berita ekonomi, sosial, budaya, politik. Sedangkan pada majalah biasanya bersegmen khusus pria, wanita, remaja, anak-anak, dan lainnya. Terbaginya segmen pembaca tersebut menunjukkan bahwa jenis pembacanya berbeda umur, sosial, kultural, pekerjaan,dan latar belakang yang berbeda yang dapat mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi suatu media.

Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Meskipun 88% penduduknya beragama Islam7, Indonesia bukanlah negara Islam. Muslim di Indonesia juga dikenal dengan sifatnya yang moderat

5

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 129

6

Hilmi Muhammadiyah, Syamsudin, Dakwah dan Globalisasi (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Sosial 2000), h. 21

7

(12)

4

dan toleran.8 Besarnya jumlah pemeluk Islam di Indonesia tentunya berpengaruh pada kultur masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan muslimah. Muslimah di Indonesia menggunakan pakaian panjang atau pakaian muslimah dan jilbab sebagai salah satu alternatif untuk menutup aurat. Tahun 1970-an tercatat sebagai tahun munculnya gelombang kebangkitan pemeluk Islam di dunia internasional yang gaungnya merambah ke segala penjuru, termasuk ke Indonesia. Selama dalam waktu tahun 80 sampai 90-an jumlah pemakai jilbab terus bertambah, utamanya di kalangan mahasiswa dan pelajar.9

Jilbab di Indonesia menurut Suzanne April Brenner, merupakan suatu peristiwa “100% modern bahkan terlampau modern” dimana perempuan berjilbab adalah sebagai suatu tanda globalisasi, suatu lambang identifikasi orang Islam di Indonesia dengan umat Islam di negara-negara lain di dunia modern ini, menolak tradisi lokal, dalam hal berpakaian dan sekaligus juga menolak hegemoni Barat. Oleh karena itu jilbab saat ini sudah menjadi bagian dari kultur masyarakat. Berkembangnya cara pemakaian jilbab dan pakaian muslimah saat ini mulai mengikuti mode fashion yang berlaku di masyarakat. Jadi Jilbab dan pakaian muslimah itu sendiri tidak lagi dikatakan sebagai pakaian yang ketinggalan zaman,

8

http://www.seasite.niu.edu, diakses pada 02 Maret 2015 pukul 08.56

9

(13)

5

malah saat ini mengikuti trend fashion sehingga sudah layak untuk disebut sebagai pakaian yang modern.10

Sampai hari ini pandangan orang tentang busana muslimah (jilbab) terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yang tampaknya merupakan kelompok mayoritas adalah kelompok perempuan Islam yang senantiasa mengikuti perkembangan mode tanpa mempedulikan ketentuan – ketentuan syariat dalam hal menutup aurat. Mereka beranggapan bahwa busana muslimah itu kuno, out of date, ketinggalan zaman, dan sebutan – sebutan lain yang kurang simpatik.

Kelompok kedua diisi oleh perempuan–perempuan yang mengenakan busana muslimah secara kaku tanpa mempedulikan, bahkan menafikan pentingnya mode busana, karena selama ini istilah “mode” seperti mengandung konotasi jahili. Di antara kedua kelompok ini berkumpul wanita - wanita Islam yang merasa terpanggil untuk berbusana muslimah sesuai dengan tuntutan syariat, tetapi tidak menjauhkan diri dari mode busana wanita yang tengah berkembang.11

Melihat konteks Indonesia, lebih banyak hadir sebagai cerminan diri serta wadah aktualisasi maupun hasrat diri. Lahirnya komunitas dengan basis budaya, kesukuan, etnik, hingga komunitas hobi, gaya hidup, serta komunitas fashion menjadi marak. Kecenderungan pergeseran dalam tinjauan masyarakat postmodern salah satunya adalah gerakan berbasis

10

Washburn, Karen E, Jilbab Kesadaran : Post-Kolonial dan Aksi Tiga Prempuan (Jawa) dalam Monika Eviandaru, dkk., Perempuan Postkolonial dan Identitas Komoditi Global

(Yogyakarta : Kinisius 2001), h. 111

11

(14)

6

komunitas yang sesuai dengan identitas dan pilihan pribadi. Kelompok mana yang membuat mereka nyaman dan memberikan kepuasan psikologis yang akan mereka ikuti.12

Baru-baru ini yang selalu hangat dan menjadi sorotan public adalah komunitas jilbab kontemporer atau sering disebut “Hijabers”. Dalam beberapa tahun ini komunitas ini berkembang dan menjadi besar serta membuat sebuah ternd baru dalam berkerudung bagi muslimah Indonesia. Penulis melihat ini sebagai sebuah fenomena yang pantas dan patut untuk dibahas.13

Dipilihnya Tabloid Modis dalam penelitian ini, karena Tabloid Modis merupakan salah satu tabloid yang baru saja beredar. Tabloid Modis adalah salah satu dari sekian banyak media massa yang secara resmi didirikan pada tahun 2008. Tabloid Modis merupakan kategori terbit dua minggu sekali (satu bulan terbit dua edisi) yang mendidik, memotivasi, menginformasi dan mengingatkan pembaca tentang makna hidup yang berkembang pada era globalisasi ini. Diterbitkan setiap hari Rabu, beritanya dikemas sedemikian praktis dan lengkap dengan informasi-informasi terbaru.

Tabloid Modis yang merupakan media yang berdiri di bawah naungan Tabloid Nurani, yang masih salah satu group dari Jawa Pos yang merupakan induk dari group Berlian, yang satu-satunya tabloid Muslim terbesar di wilayah Jawa. Tabloid Modis di dalamnya terdapat banyak

12

Tori Nuariza Sutanto, Fenomena Komunitas Hijabers dalam Tinjauan Masyarakat Postmodern, https://www.academia.edu/, diakses pada 16 Maret 2015 pukul 17.14

13

(15)

7

tentang rubrik-rubrik yang bernuansa Islami, diantaranya gaya Islami, Hijab Story, Make Up, Make Over, Kepribadian, Modis Event, Profil, Womenet, “Women Community” , Selebriti, Hijab, Traveling, Kuliner, Fashion on The Street, dan masih banyak lagi. Tabloid Modis diterbitkan salah satu tujuannya adalah sebagai media yang memberikan informasi-informasi terbaru tentang mode Islami, yang memberikan tetap tampil modis dengan nuansa Islami.

Women Community merupakan salah satu rubrik yang ada pada Tabloid Modis, yang menggambarkan tentang wanita muslimah berhijab dengan berbagai kegiatan positifnya tergabung dalam suatu komunitas. Di dalam rubrik Women Community ini tentang Komunitas Hijab di Malang.

Rubrik Women Community ini menarik untuk diteliti, dikarenakan isinya menyangkut tentang komunitas para wanita muslimah yang berhijab dengan berbagai kegiatan positif.

(16)

8

Secara khusus ialah sebuah wadah bagi setiap muslimah yang mencintai hijab dan peduli dengan pengembangan terselenggaranya kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan guna membangun silaturrahim yang bermanfaat. Diantaranya mengadakan tausiyah di masjid-masjid, kunjungan ke panti asuhan untuk berbagi asih dengan anak-anak yang membutuhkan dan kurang mampu dan menjaga silaturrahim. Menumbuhkan potensi keberagaman bakat, keterampilan, kewirausahaan, dan pengetahuan setiap muslimah. Mengembangkan program-program dan membina strategis yang saling menguntungkan dengan kalangan pemerintah, sektor wisata, organisasi sosial, dan lembaga lainnya.

Oleh karena itu, peneliti berusaha memberikan pemahaman terhadap para pembaca khususnya agar bisa mencermati dan menghayati pesan yang terkandung di dalamnya dan bisa mengaktualisasikan terhadap kehidupan sehari-hari. Terpenuhinya kebutuhan pembaca akan informasi yang dibutuhkan inilah yang menjadi kriteria pemanfaatan media.

(17)

9

yang tidak bertahan lama dan hanya mengutamakan dalam hal fashion saja.

Analisis Semiotik dilakukan untuk mengidentifikasi banyaknya ruang dan pesan yang dimuat dalam Rubrik Women Community dalam Tabloid Modis serta kategori apa saja yang diberitakan. Metode analisis semiotik ini merupakan teknik penelitian yang obyektif, sistematis dan terperinci tentang isi media.14

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahannya yang menjadi pokok kajian penulis dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pesan dakwah rubrik “Women Community” Tabloid Modis Edisi 155 Minggu I-II Juni 2014 ?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan materi dan rumusan yang telah terpaparkan di atas maka penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut : Untuk menggali pesan dakwah rubrik “Women Community” Tabloid Modis Edisi 155 Minggu I-II Juni 2014.

14

(18)

10

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi seluruh akademika mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai bahan referensi mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ingin mengetahui metode analisis semiotik terhadap pesan dakwah pada sebuah rubrik surat kabar.

2. Praktis

a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat melakukan analisis semiotik terhadap pesan dakwah rubrik “Women Community” dalam Tabloid Modis.

b. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak Tabloid Modis dalam meningkatkan mutu penerbit.

E. Definisi Konseptual

Konsep pada hakikatnya merupakan istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan).15 Untuk mendapatkan pemahaman khusus dan menghindari kesalah pahaman dalam menarik suatu makna dan persepsi setelah membaca judul yang telah disajikan, berikut ini akan peneliti jelaskan

15

(19)

tentang kerangka berfikir peneliti dalam upaya mendeskripsikan definisi konsep judul penelitian ini yang meliputi antara lain :

1. Pesan Dakwah

Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.16 Dakwah bisa diartikan sebagai aktifitas mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan, kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.17

Hal ini senada dengan firman Allah dalam surat An-Nahl 125 :

Artinya:

“Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, mauidzoh hasanah dan bermujadalahlah dengan cara sebaik-baiknya. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk”.

Jalan Allah itu tidak lain adalah agama Islam. Sedangkan pesan dakwah merupakan pesan yang didalamnya berisikan ajakan kepada

16

Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 18.

17

(20)

12

kebaikan yang disampaikan da’i kepada mad’u yang mana pada penelitian ini menjadi fokus penelitian.

Dakwah adalah komunikasi, akan tetapi komunikasi belum tentu dakwah. Adapun yang membedakannya adalah terletak pada isi dan orientasi pada kegiatan dakwah dan kegiatan komunikasi. Pada komunikasi isi pesannya umum bisa juga berupa ajaran agama, sementara orientasi pesannya adalah pada pencapaian tujuan dari komunikasi itu sendiri, yaitu munculnya efek dan hasil yang berupa perubahan pada sasaran. Sedangkan pada dakwah isi pesannya jelas berupa ajaran Islam dan orientasinya adalah penggunaan metode yang benar menurut ukuran Islam. Dakwah merupakan komunikasi ajaran-ajaran Islam dari seorang da’i ummat manusia dikarenakan didalamnya terjadi proses komunikasi.

(21)

13

2. Analisis Semiotik

Secara etimologi, istilah Siemiotik berasal dari kata Yunan semion yang berarti “tanda”. Tanda disini didefinisikan sebagaik sesuatu yang atas dasar konvensi social yang terbangun sebelumnya, dapat sianggap mewakili sesuatu yang lain. Sedangkan secara terminology dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.18 Menurut Charles Morris mengatakan “bahasa sebagai satu system sign dibedakan atas signal dan symbol. Akan tetapi, semiotic berhubungan dengan isyarat-isyarat non bahasa dalam komunikasi antar manusia.19

Semiotik sendiri secara sederhana didefinisikan sebagai teori tentang tanda atau system tanda. Sedangkan tanda sign adalah sesuatu yang memiliki makna, yang mengkomunikasikan pesan-pesan kepada seseorang. Oleh karena itu, segala sesuatu bias menjadi sebuah tanda, misalnya buku, orang, bangunan, dan juga film. Sebuah tanda (sign) dalam system makna dipisahkan ke dalamadalah materi yang membawa makna, sedangkan signified adalah maknanya. Signifier menunjuk pada dimensi konkrit dari tanda, sedangkan signified merupakan sisi abstrak tanda, makna yang diletakkan pada tanda.20

Dalam hubungannya dengan penelitian ini, analisis semiotik dimaksudkan untuk mengetahui makna pesan dakwah yang terkandung

18

Alex Sobur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001) hal. 95

19

J. D. Parera, Teori Semantik, (Jakarta : Erlangga Rosdakarya, 2001), h. 13

20

(22)

14

dalam Tabloid Modis Rubrik Women Community Edisi 155 Minggu I-II Juni 2014.

3. Rubrik Women Community

Rubrik dapat diartikan sebagai suatu karangan tertentu yang biasanya disuguhkan pada sebuah surat kabar (tabloid).21Rubrik yang ingin dikaji peneliti adalah pada Tabloid Modis. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan penelitian ini lebih menemukan titik fokus.

Women Community adalah salah satu rubrik yang terdapat dalam Tabloid Modis yang menurut asumsi peneliti berisi tentang profil komunitas muslimah berhijab dengan berbagai macam kegiatan positifnya.

4. Tabloid Modis

Adalah bentuk dan nama media cetak yang dijadikan oleh peneliti sebagai obyek kajian dalam pembahasan penelitian ini. Menurut asumsi peneliti didalamnya banyak kajian informasi-informasi aktual tentang fashion muslim yang terjadi di masyarakat.

Tabloid Modis terdapat banyak tentang rubrik-rubrik bernuansa Islami, tabloid ini sengaja terbit, salah satu tujuannya adalah sebagai media yang memberikan informasi-informasi terbaru tentang trend mode Islami.

21

(23)

15

F. Sistematika Penelitian

Agar penelitian ini menjadi lebih lengkap dan sistematis maka diperlukan adanya sistematika penulisan. Penelitian ini terdiri dari lima bab yang dipaparkan sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN

Ada enam hal pokok yang perlu dikemukakan dalam bab inim yaitu (a) latar belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian (e) definisi konseptual, dan (f) sistematika pembahasan. Hal-hal tersebut pada dasarnya sama dengan isi bagian pendahuluan skripsi hasil penelitian kuantitatif dan kualitatif.22

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Bab ini terdiri atas Kajian tentang Pesan Dakwah, Kajian Tabloid sebagai Media, Kajian tentang Komunikasi Massa. Selain itu juga membahas tentang kajian mengenai semiotik, Semiotika Charles Sanders Pierce.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian yang dipakai, metode penelitian yang dipakai oleh peneliti. Dan pada bab III ini akan membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, unit

22

(24)

16

analisis, tahapan penelitian, dan teknik analisis data yang akan dipakai dalam penelitian. 23

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab penyajian dan analisis data ini menjelaskan sekilas tentang Tabloid Modis, susunan redaksi, produk Tabloid Modis, Media partner dan iklan di Tabloid Modis. Sekaligus pesan dakwah yang disampaikan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan. Yang perlu diingat bahwa kesimpulan harus sinkron dengan rumusan masalah, baik dalam hal urutan atau jumlahnya. Bagian rekomendasi mengemukakan beberapa anjuran bagi kemungkinan dilaksanakannya penelitian lanjutan berdasarkan kesimpulan yang dihasilkan.24

23

Ibid, h. 38.

24

(25)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Pesan Dakwah

1. Definisi Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah”. Dakwah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan

wawu.25 Dari ketiga huruf asal ini terbentuk beberapa kata dengan

beragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundanng, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh dating, mendorog, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, mengisi dan meratapi.

Sedangkan menurut para ahli :26

a. Musyawarah Kerja Nasional – I PTDI Jakarta (1968) merumuskan dakwah adalah “mengajak atau menyeru untuk melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran, mengubah umat dari satu situasi kepada situasi lain yang lebih baik dalam segala bidang, merealisasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang pribadi, keluarga, kelompok atau massa, serta bagi kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia”.

25

M. Ali Aziz, Imu Dakwah edisi revisi, (Jakarta : Kencana, 2009), h. 6

26

(26)

18

b. Masdar Helmy (1973 : 31), dakwah adalah “mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah (Islam), termasuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkaruntuk bias memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat”.

c. Abu Risman (1985 : 12), dakwah Islam adalah “segala macam usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih untuk merangsang orang lain untuk memahami, meyakini, dan kemudian menghayati ajaran Islam sebagai pedoman hidup dan kehidupannya”.

Secara umum, definisi dakwah yang dikemukakan para ahli di atas menunjukkan pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Karena tujuannya baik, maka kegiatannya juga harus baik. Ukuran baik dan buruk adalah syariat Islam yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits.

B. Pengertian Pesan Dakwah

Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah massage, yaitu symbol-simbol. Dalam literatur berbahsa Arab, pesan dakwah disebut

maudlu’ al-da’wah. Istilah ini lebih tepat dibandingkan dengan istilah

“materi dakwah” yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab menjadi maaddah al-da’wah. Sebutan yang terakhir ini bisa menimbulkan

(27)

19

lebih tepat untuk menjelaskan, “isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.” Jika dakwah melalui tulisan umpamanya, maka yang ditulis itu pesan dakwah. Jika dakwah melalui lisan, maka yang diucapkan itulah pesan dakwah. Jika melalui tindakan maka perbuatan baik yang dilakukan itulah pesan dakwah.

Pada prinsipnya, pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Dengan demikian, semua pesan yang bertentangan terhadap Al-Qur’an dan hadits tidak dapat disebut sebagai pesan dakwah. Semua orang dapat berbicara tentang moral, bahkan dengan mengutip ayat Al-Qur’an sekalipun. Akan tetapi, jika hal itu dimaksudkan untuk pembenaran atau dasar bagi kepentingan nafu-nya semata, maka demikian itu bukan termasuk pesan dakwah. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama (Al-Qur’an dan Hadits) dan pesan tambahan atau penunjang (selain Al-Qur’an dan Hadits). Diantaranya :27

1. Ayat-ayat Al-Qur’an 2. Hadits Nabi SAW

3. Pendapat Para Sahabat Nabi SAW 4. Pendapat Para Ulama

5. Hasil Penelitian Ilmiah

6. Kisah dan Pengalaman Teladan

27

(28)

20

7. Berita dan Peristiwa 8. Karya Sastra 9. Karya Seni

C. Macam-macam Pesan Dakwah

Sebenarnya pesan dakwah dalam Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai.28 Keseluruhan pesan yang lengkap dan luas akan menimbulkan tugas bagi da’i untuk memilih dan menentukan materi dakwah, sehingga dapat disesuaikan dengan memperhatikan sikon dan timing yang ada. Dan juga harus diadakan prioritas-prioritas mana yang wajib disampaikan dan mana yang sunnah disampaikan.29

Agar dapat mempermudah dalam pengambilan dari sebuah pesan yang disampaikan, maka secara umum Muhammad Munir dalam bukunya Manajemen Dakwah mengatakan bahwa pesan dakwah dapat diklarifikasikan menjadi empat pokok penting, yaitu :30

1. Keimanan (Akidah) 2. Syari’ah

3. Muamalah 4. Akhlak

Menurut M. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, pesan dakwah dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

28

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah……. H. 60

29

Muhfud Syamsul Hadi, dkk, Rahasia Keberhasilan Dakwah, (Surabaya : Ampel Suc, 1994) h. 122-123

30

(29)

21

1. Tentang Aqidah (Keimanan)

Kata aqidah berasal dari bahasa arab aqidah, yang bentuk jama’nya adalah aqa’id dan berarti faith, belief (keyakinan dan kepercayaan). Namun menurut Louis Ma’luf adalah ma uqida ‘alayh qalb wa al-dhamir, yang artinya sesuatu yang mengikat hati dan perasaan.31

Berdasarkan pengertian secara etimologi di atas bisa disimpulka bahwa yang dimaksud dengan aqidah ialah keyakinan atau keimanan; dalam hal itu diistilahkan dengan aqidah karena ia mengikat hati seseorang kepada sesuatu yang diyakini dan ikatan tersebut tidak boleh dilepaskan selama hidupnya. Inilah makna asal “aqidah” yang artinya mengikat.

Sedangkan aqidah menurut Muhammad Syaiful, adalah merupakan sisi teoritis yang harus pertama kali diyakini dengan sebuah keyakinan yang benar-benar serius dan mantab tanpa adanya keraguan sedikitpun.

Aqidah dalam Islam bersifat I’tiqad bathini yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun Iman.32M. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah33 berpendapat bahwa, aqidah atau keimanan.

Pada garis besarnya dapat dikelompokkan jadi enam kelompok, yaitu iman kepada Khaliq, iman kepada Malaikat Allah, iman kepada

31

Study Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Study Islam, (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2005), h 57

32

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, h 94

33

(30)

kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul Allah, dan iman kepada qadla dan qadar.

Hal ini sesuai dengan beberapa ayat Al-Qur’an salah satunya adalah dalam surat Al-Baqarah 2 : 285 :

Artinya :

“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat’. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya

Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”34

Yang merupakan materi pokok dakwah adalah aqidah Islamiyah, dan itu merupakan aspek aqidah yang akan membentuk moral (akhlak) manusia, maka dari itu yang menjadi pertama kali akan dijadikan materi dakwah Islam adalah masalah akidah atau keimanan. Akidah membedakannya dengan kepercayaan agama lain35, yaitu :

Sebuah keterbukaan yang melalui persaksian (syahadat). Maka dengan demikian, seorang muslim harus selalu jelas yang menjadi

34

https://www.tafsiralquran2.wordpress.com, Surat Al-Baqarah [2:285],diakses pada tanggal 18 Juni 2015 pukul 09.15

35

(31)

23

materi utama itu mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan kepercayaan agama lain, ialah :

a) Sebuah keterbukaan yang melalui persaksian (syahadat). Maka dengan demikian, seornag muslim identitas keagamaan orang lain (non muslim).

b) Sebuah pandangan yang sangat luas dengan dapat memperkenalkan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam semesta

c) Kekuatan atau ketahanan antara iman dan Islam, atau antara iman dan amal perbuatan.

2. Tentang Syari’ah

Secara bahasa, kata syari’ah berarti “jalan tempat keluarnya air untuk minuman”, dan kemudian dari bangsa Arab meggunakan kata ini untuk konotasi jalan lurus.

Syari’ah adalah sebuah media dan atau katalisator yang digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai kebenaran ilahi. Namun pada saat akan digunakan daam sebuah pembahasan hukum, maka menjadi “segala sesuatu yang disyari’atkan Allah kepada hamba-hamba-Nya,” sebagai jalan lurus untuk memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak.36

36

(32)

24

Dalam hal ini dari tim penyusun Study Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya dalam bukunya Pengantar Study Islam mengutip pendapat Mahmud Shaltout,37 menyatakan syari’ah adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah, atau hasil pemahaman oleh umat manusia lainnya (orang Islam, dan non muslim) dengan alam maupun dalam menata kahidupan sehari-hari. Pengertian yang dikemukakan Shaltout diatas telah menjelaskan tentang dua jenis syari’ah, diantaranya ;

a. Ketentuan-ketentuan yang diturunkan serta dikeluarkan oleh Allah dan Rasul-rasul-Nya, serta norma-norma hukum hasil kajian para ulama mujtahid, baik melalui qiyas maupun melalui masalah. Kemudian pengertiannya juga membatasi tangan Tuhannya, dengan manusia lain, alam, dan lingkungan sosial. b. Syariah yang berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam

rangka mentaati semua peraturaan/hukum Allah guna mengatur hubuangan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.

Demikian juga ada larangan-larangan Allah seperti mabuk karena minum-minuman beralkohol, berzina, mencuri dan lain sebagainya.

Dasar utama menebarkan nilai keadilan diantara manusia, membuat system hubungan yang baik antara kepentingan individu

37

(33)

25

dan sosial. Pada garis besarnya syari’ah dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Ibadah (dalam arti khas) meliputi : a. Thaharoh

b. Sholat c. Zakat d. Shaum e. Haji

2. Muamalah (dalam arti luas) meliputi : a. Al-Qununul Khas Hukum Perdata :

Muamalah (Hukum Niaga) Munakahat (Hukum Nikah) Waratsah (Hukum Waris) b. Al-Qununu’am (Hukum publik)

Hinayah (Hukum Pidana) Khilafah (Hukum Negara) Ihad (Hukum Perang dan Damai)

Sedangkan materi dakwah yang bersifat syari’ah sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan.

(34)

26

1) Syari’ah ini bersifat universal, yang menjelaskan tentang hak-hak umat Muslim dan non-Muslim, bahkan hak seluruh umat manusia. 2) Dengan adaya materi syari’ah ini, maka tatanan duania akan teratur dan sempurna. Syari’ah Islam juga mengembangkan hokum bersifat komprehensif yang meliputi segenap kehidupan manusia yang diciptakan untuk memenuhi ketentuan yang membentuk kehendak Illahi.

Materi dakwah yang menyajikan unsur syari’ah Islam harus dapat menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas dibidnag hokum dalam bentuk status hokum yang bersifat waib, mubah (diblehkan), mandub dianjurka (dianjurkan), makruh (dianjurkan supaya tidak dilakukan), an haram (dilarang).

3. Akhlaqul Karimah (Budi Pekerti)

Akhlaq secara etimologis berasal dari bahasa Arab, Akhlaq yang merupakan bentuk jama’ dari “khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persamaan dan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan Khaliq yang berarti pencipta, dan

“makhluq”yang berarti yang diciptakan.38

Sedangkan secara terminology, pembahasan akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperature batin yang

38

(35)

27

mempengaruhi perilaku manusia. Ilmu akhlak bagi Al-Farabi, tidak lain dari bahasan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidupnya yang tertinggi, yaitu kebahagiaan, dan tentang berbagai kejahatan atau kekurangan yang dapat merintangi usaha pencapaian tujuan tersebut.

Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan eksperesi dari kondisi kejiwaannya. Manusia yang paling benar aktifitas berpikirnya dan paling mulia ikhtiarnya [akhlaqnya].39

Dengan demikian, orang bertaqwa adalah orang yang mampu menggunakan akalnya dan mengaktualisasikan pembinaan akhlak mulia yang menjadi ajaran paling dasar dalam Islam. Karena tujuan ibadah dalam Islam, bukan semata-mata diorientasikan untuk menjauhkan diri dari neraka dan masuk surge, tetapi tujuan kepentingan dan pembinaan akhlak yang menyangkut kepentingan masyarakat. Masyarakat yang baik dan bahagia adalah masyarakat yang anggotanya memiliki akhlak mulia dan budi pekerti luhur.

39

(36)

28

D. Tabloid sebagai Media Dakwah

1. Definisi Tabloid

i. Onong Uchayana berpendapat dalam buku kamus Komunikasi, Tabloid adalah surat kabar yang berukuran separoh dari ukuran standart yang biasanya memuat berita yang sensasional.40 ii. Menurut Teguh Mainenda dalam Buku Pengantar Ilmu

Komunikasi, menyatakan tabloid adalah Koran yang terbit dengan oplah yang kacil.

Dari pendapat tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tabloid merupakan surat kabar yang berukuran dan oplahnya kecil. Dengan demikian maka tabloid itu adalah salah satu bagian dari pers. Dalam arti sempit yang terbatas pada media massa cetak yang dapat digunakan sebagai media komunikasi massa.

Tabloid adalah surat kabar ukuran kecil (setengah dari ukuran surat kabar biasa) yang banyak memuat berita secara singkat, padat dan bergambar.41 Tabloid ini adalah saah satu bentuk media massa yang berupa media cetak, dan merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara serentak, yang berbeda-beda dan tersebar dari berbagai tempat.

Tabloid Modis merupakan salah satu tabloid yang baru saja beredar. Tabloid Modis adalah salah satu dari sekian banyak media massa yang secara resmi didirikan pada tahun 2008. Tabloid Modis

40

Onong Uchayana, Kamus Komunikasi( Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1989) h. 355

41

(37)

29

merupakan kategori terbit dua Minggu sekali (satu bulan terbit dua edisi) yang mendidik, memotivasi, menginformasi dan mengingatkan pembaca tentang makna hidup yang berkembang pada era globalisasi ini. Diterbitkan setiap hari Rabu, beritanya dikemas sedemikian praktis dan lengkap dengan informasi-informasi terbaru.

2. Komponen-komponen Tabloid

Komponen-komponen tabloid diantaranya : a. Pesan

Pesan adalah isi atau materi yang disampaikan dalam berita tersebut. Pesan yang disajikan harus mengandung nilai-nilai yang dapat membangkitkan perhatian khalayak. Sehingga bila salah mengambil pesan dapat mengakibatkan keberadaan tabloid akan terancam.

b. Komunuikan

Komunikan adalah pembaca atau orang yang mengkonsumsi suatu berita.

c. Komunikator

(38)

30

3. Kelebihan dan Kekurangan Tabloid

Tabloid merupakan media dakwah yang bersifat tulisan. Tabloid memiliki kelebihan, yaitu dapat dibaca berulang kali, kapan saja dan dimana saja. Sehingga mudah difahami atau dihafal secara mendetail.

Namun selain memiliki kelebihan, tabloid juga mempunyai kekurangan, diantaranya memiliki keterbatasan pada mereka yang tidak bias membaca yang dapat memhami bahasa pers.

Tabloid dapat disajikan media dalam berdakwah. Para da’i dapat meyampaikan pesan dakwahnya ataupun ide-idenya melalui taboid tersebut. Hal ini karena berdakwah melalui media jauh lebih efektif dan efesien, terutama bagi khalayak umum (mad’u) yang sibuk seperti sekarang ini. Karena mad’u yang sibuk tidak mungkin untuk mengikuti atau mendengarkan secara langsung pesan-pesan da’i, maka dari itu tabloid sangat diperlukan. Sehingga semua pesan dakwah dapat tersampaikan ke seluruh pelosok bumi ini.

Proses komunikasi peasan dna informasi dapat diserap dan dihayati orang lain, agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana membantu proses komunikasi, yang disebut media.

MC. Quail, dalam bukunya “Mass Communicaton Theories” menjelaskan tentang peran media,

(39)

31

b. Media juga sering dianggap sebagai mirror of events in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai peristiwa

yang ada di masyarakat dan dunia yang merefleksikan apa adanya. c. Memandang media massa sebagai filter atau gate keeper yang

meyeleksi berbagai hal untuk diperhatian atau tidak.

d. Eida acap kali pula dipandang sebagai guide, petunjuk jalan, atau interpreter yang menerjemahkan dan menunjukkan arah, atas berbagai ketidakpastian atau alternative yang beragam.

e. Melihat media massa sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan timbal balik.

f. Media massa sebagai interlocutory yang tidak hanya sekedar tempat berlalu lalangnya informasi tetapi patner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif.42

4. Tabloid Sebagai Media Dakwah

Menurut Onong Uchyana, tabloid adalah surat kabar yang berukuran separoh dari ukuran standar yang biasanya memuat berita yang sensasional.43

42

Dennis. MC. Quail, Teori Komnikasi Massa(Jakarta : Erlangga, 1987) h. 2

43

(40)

32

Menurut Teguh Mainenda dalam buku pengantar ilmu komunikasi, menyatakan tabloid adalah Koran yang terbit dengan oplah yang kecil.

Pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tabloid merupakan surat kabar yang berukuran dan oplahnya kecil, dengan demikian berarti tabloid adalah salah satu bagian dari media massa. Tabloid dapat dijadikan sebagai media dalam berdakwah, para da'I dapat menyampaikan pesan dakwah ataupun ide-idenya melalui tabloid.

Dengan memanfaatkan berbagai kolom atau rubrik yang ada dalam tabloid tersebut. Hal ini karena dakwah melalui media massa jauh lebih efektif dan efisien, terutama bagi khalayak (mad'u) yang sibuk seperti sekarang ini. Karena mad'u yang sibuk dengan segala aktifitasnya tidak mungkin untuk mengikuti atau mendengarkan secara langsung pesan-pesan da'I dalam sebuah mimbar. Maka dari itu, tabloid sangat diperlukan. Sehingga semua pesan dakwah dapat tersampaikan ke seluruh pelosok bumi ini.

Begitu pula dengan tabloid modis, tabloid ini merupakan salah satu bentuk media massa cetak yang di dalamnya memuat beberapa rubrik, seperti rubrik gaya Islami, relax, make up, profil, kuliner, kepribadian dan masih banyak lagi.

(41)

33

Yang dimaksud komunikan di sini adalah orang yang menyampaikan sebuah berita atau inforamsi dalam kegiatan komunikasi, yaitu redaksi (meliputi: wartawan, editor tabloid modis).

b) Pesan

Pesan adalah isi atau materi yang disampaikan dalam berita tersebut, pesan yang disajikan harus mengandung nilai-nilai yang dapat membangkitkan perhatian khalayak. Sehingga jika salah mengambil pesan dapat mengakibatkan keberadaan tabloid akan terancam.

Adapun pesan dalam penelitian ini adalah apa yang ada dalam rubrik modis, yang berisi tentang amar ma'ruf nahi mungkar (menyeruh manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran).

c) Komunikan

Komunikasn disini adalah pembaca atau orang yang mengkonsumsi berita. Dimana komunikan dalam penelitian ini adalah seluruh pembaca tabloid modis.

E. Definisi Rubrik

(42)

34

media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat; misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik pendapat pembaca dan sebagainya.44

Sementara itu, dikutip dari Kamus Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS. Poerwardaminta dijelaskan, “Rubrik adalah kepala (ruangan) karangan dalam surat kabar, tabloid, dan lain sebagainya.45

Jenis-jenis rubrik dijelaskan sebagai berikut : 1. Rubrik Informasi

a. Perihal Keluarga (pertunangan, perkawinan, kelahiran, kematian)

b. Kesejahteraan (koperasi, fasilitas dari organisasi, kredit rumah) c. Pengumuman pimpinan organisasi

d. Peratran

e. Surat keputusan f. Pergantian pemimpin g. Kepindahan pegawai

h. Pertemuan (rapat kerja, penataran, konferensi, dll) 2. Rubrik Edukasi

a. Tajuk rencana

b. Artikel (pengetahuan keterampilan, keagamaan, dll)

44

Totok Djuroto, Teknik Mencari dan Menulis Berita, (Semarang : Dahara Prieze, 2003) h. 15

45

(43)

35

c. Kutipan pendapat tokoh (keahlian, kemasyarakatan, keagamaan)

3. Rubrik Rekreasi

a. Cerita pendek b. Anekdot

c. Pojok ata sentilan

d. Kisah minat insane (human interest)

Seperti pada media missa lain, tabloid Modis juga menyajikan rubric, salah satunya “Woman Community” ini merupakan berita Islami yang penting disetiap edisinnya.

F. Komunikasi Massa

1. Pengertian Komunikasi Massa

Memahami komunikasi massa tidak lepas dari pengertian komunikasi secara umum, yaitu proses mentransformasikan pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang berakibat terntentu.46

Media massa tradisional (teater rakyat, juru dongeng keliling, jum pantun dan lain-lain) seperti diungkapkan oleh Everert M. Rongers,

46

(44)

36

tidak tergolong dalam komunikasi massa.47 Hal ini untuk lebih bisa dipahami oleh publik bahwa media massa tradisional tersebut bukanlah termasuk dalam komunikasi massa seperti halnya rapat umum di sebuah lapangan.48

Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kaanya menyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-saran yang sering tertunda), proses komunikasi didoinasi oleh lembaga, karena lebagalah yang menentukan agendanya.49

2. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Untuk lebih mengenal komunikasi massa akan diperkenalkan ciri-ciri dan karakteristik dari komunikasi massa yang meliputi sifat-sifat unsur yang dicakupkan seperti sifat komunikan, sifat media massa, sifat pesan, sifat komunikator, dan sifat efek.

a. Sifat Komunikan

Komunikan dalam hal ini adalah khalayak yang berjumlah besar, heterogen dan anonym. Jumlah besar hanya untuk membedakan komunikasi massa dengan komunikasi lain yang lebih kecil.

47

Onong, Uchana. Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi(Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), h. 79

48

Onong, Uchana. Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993), h. 50

49

(45)

37

Sementara heterogen berarti bahwa khalayak komunikasi massa berbeda jauh dalam hal kelompok, usia, jenis kelamin, masyarkat, pendidikan, pekerjaan dan latar belakang sosial lainnya. Namun mereka mempunyai satu tujuan yang sama mengetahui berita atau informasi yang disampaikan oleh media massa meskipun segmentasinya berbeda-beda sesuai dengan latar belakang sosial tersebut.

Jelasnya, komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu niat yang sama yang mempunyai bentuk dan tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama.50

b. Sifat Media Massa

Media yang digunakan dalam komunikasi massa ini bersifat cepat dan serempak (simultaneity). Yang dimaksud serempak ialah keserempakan kontak antara komunikator dengan komunikan yang demikian besar jumlahnya.

c. Sifat Pesan

Media massa merupakan sarana penyampaian informasi kepada semua orang bukan hanya untuk kalangan tertentu. Sehingga pesan-pesan yang ditampilkan bersifat umum dan untuk

50

(46)

38

kepentingan umum.51 Pesan media massa dapat dinikmati dan dikonsumsi oleh semua kalangan umur, jenis kelamin, maupun kelompok. Bukan untuk kalangan terbatas dan sempit. Meskipun segmentasinya berbeda-beda.

Selain itu sifat pesan dalam komunikasi massa adalah sejenak (transient), hanya untuk sajian seketika. Misalnya surat kabar, setelah orang membaca pesan yang ada maka pesan akan menjadi basi sehingga surat kabar akan digunakan untuk fungsi lain.

d. Sifat Komunikator

Semua komunikator yang ada dalam komunikasi massa statusnya terlembagakan (institutionalized communicator) karena media massa merupakan institusi ataupun lembaga. Baik wartawan, penyiar radio atau televisi selalu membawa visi dan misi lembaga masing-masing. Jadi, semua hasil produksi media massa berasal dari paradigma yang digunakan oleh media tersebut.

e. Sifat Efek

Efek yang terjadi akibat adanya komunikasi massa adalah bersifat umpan balik yang tertunda (delayed feedback), bahkan mungkin tidak terjadi feedback.

51

(47)

39

3. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa yang utama adalah untuk menyiarkan (to inform), mendidik (to educate), dan untuk menghibur (to entertain).52

Sementara itu lebih lengkap Joseph A. Devito menjelaskan bahwa ada enam fungsi pokok dan paling penting media massa yaitu ; menghibur, meyakinkan, menginformasikan, menganugerahkan status, membius dan menciptakan rasa persatuan.53

a. Fungsi Menghibur (to Entertain)

Media mendesain program-program mereka untuk menghibur. Mereka member hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat enjual hal ini kepda para pengiklan. Inilah sebab utama adanya komunikasi massa.

b. Fungsi Menyakinkan (to Persuade)

Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur, fungsi yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade). Persuasi dapat datang dalam banyak hal bentuk :

Menggukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;

Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu;

52

Onong, Uchana. Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993), h. 54-55

53

(48)

40

c. Fungsi Menginformasikan (to Inform)

Menyiarkan informasi merupakan fungsi utama media massa. Dengan menyarkan informasi kepada khalayak, maka akan muncul fungsi-fungsi selanjutnya seperti khalayak dapat memperoleh hiburan, pengetahuan, dan pendidikan. Khalayak atau komunikan yang membutuhkan informasi-informasi berkaitan dengan banyak hal.

d. Fungsi Menganugerahkan Status

Daftar status orang terpenting di dunia hamper pasti berisi nama-nama orang yang banyak dimuat dalam media. Tanpa pemuatan ini orang-orang tersebut tentulah tidak penting setidak-tidaknya di mata masyarakat.

e. Fungsi Membius

Salah satu fungsi komunikasi massa adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. Seseorang yang menonton televisi akan menjadi bagian dari yang lain.

f. Fungsi Menciptakan Rasa Persatuan

(49)

41

4. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Perlu dijelaskan bahwa kajian kepustakaan pada dasarnya untuk memparkan dan menjelaskan berkenaan penelitian-penelitian terdahulu apakah ada atau tidak berkenaan dengan penelitian penulis yang juga menjadi sebuah bukti konkrit bahwasanya penelitian ini sebelumnya belum ada yang membahas, kalaupun pernah terangkat tentunya dipaparkan perbedaan baik dari sisi metode, obyek penelitian atau yang lain. Setelah peneliti meneliti dan mengamati hasil tujuan penelitian kepustakaan ada beberapa judul penelitian antara lain :

No Nama Judul Tahun Hasil Penelitian

1. Erfan Maulana Malik Effendi

Megengan antar rofan dan Trensendental (Analisis Semiotik Rubrik Religi di Tabloid

blogBojonegoro Edisi Agustus 2011)

2013 Membahas tentang makna atau pesan yang dikandung dalam pesan tradisi ”Megengan”. Teori yang dipakai interaksio simbolik dan teori acuan sebagai kerangka teoritisnya.

2. Rizki Haqul Yakin Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Buku Kumpulan Cerpen

(50)

42

Mas Mantri Menjenguk Tuhan Karya Ahmad Tohari

semiotic buku kumpulan Cerpen Mas Mantri Menjenguk Tuhan Karya Ahmad Tohari

3. Abdul Halim Analisis Semiotik Pesan Dakwah Dalam Rubrik Humaniora Di Harian Kompas Pada Tanggal 07 Bulan November 2008

2009 Membahas tentang Isi pesan dakwah pada rubrik Humaniora jika dianalisis dengan semiotik dan makna simbol-simbol yang ada dalam rubrik Humaniora Juma’at di Koran Kompas.

(51)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk mengungapkan realitas sosial yang ada, maka seseorang harus menggunakan berbagai jenis metodelogi penelitian, dengan melalui sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang diarahkan ada latar dan individual secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Peelitian deskriptif dalam melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskfipsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistemtik sehingga dapat lebiih muda untuk dipahami dan disimpulkan.54

Menurut Lexsy J. Moleong dengan mengutip pendapatnya Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yag meghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.55

Menurut Dedy Mulyana metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan untuk mencari jawaban.56 Sementara, menurut Wardi Bahtiar metodologi merupakan seperangkat pengalaman tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya.

54

Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003) h. 6

55

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2002) h. 3

56

(52)

44

Metodologi penelitian berfungsi sebagai pedoman filosofis dalam melakukan penelitian ini akan menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan program sehingga dapat menarik sebuah kesimpulan.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu proses dan prosedur yang dilakukan melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.57

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan analisis seemiotik dari Charles Sanders Pierce. Analisis semiotik merupakan varian dari analisis wacana. Analisis wacana sendiri merupakan salah satu dari analisis teks selain analisis isi kuantitatif.

Analisis wacana lebih memperhitungkan permaknaan teks dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.58 Disamping itu, pendekatan kualitatif sendiri dianggap sesuai untuk memberikan gambaran yang menyeluruh (holistic) mengenai realitas yang dikonstruksikan ke dalam suatu wacana media cetak. Realitas yang dikonstruksikan ini diasumsikan bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah), dan kebenarannya bersifat relative.59

57

Cholid Narbuko & H. Abu Achamadi, Metodologi Penelitian(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.2.

58

Eryanto, Analasis Wacana : Pengantar Analisis Tekas Media. Cetaan Keempat, (PT. Lkis Pelangi Aksara : Yogyakarta, 2005) h. 335

59

(53)

45

Dasar dari analisis wacana adalah interprestasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan (interprestasi) si peneliti. Setiap teks dalam analisis wacana pada dasarnya bisa dimaknai secara berbeda, dapat ditafsirkan, secara beraneka ragam. Analisis wacana berpretensi memfokuskan pada pesan yang tersembunyi (latent), karena banyak sekali teks komunikasi yang disampaikan secara implicit. Yang tampak nyata dalam sebuah teks melainkan harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Potensi analisis wacana adalah pada muatan nuansa dan makna yang laten dalam suatu teks, maka di dalam analisis wacana unsur yang terpenting adalah penafsiran (interpretasi). Tanda dan elemen yang terdapat dalam suatu teks dapat ditafsirkan secra mendalam oleh peneliti.

Disamping itu, analisis wacana menyelidiki ‘bagaimana ia dikatakan “how” dan tidak berpetensi melakukan generalisasi.60 Karena itulah, analisis wacana hanya bisa dilakukan dengan metode penelitiaan kualitatif, dan dalam penelitian ini analisis wacana yang dipilih adalah Semiotika Charles Sanders Peirce. Judistira K. Garna menyebutkan bahwa61

“Pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan peneliti yang berupaya memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi, atau karena gejala-gejala tersebut tidak dimungkinkan untuk diukur secara tepat”.

Sedangkan menurut Mulyana menyatakan :62

“Metode penelitian kualitatif tidak perlu mengandalkan bukti berdasarkan logika metematis, prinsip angka, atau metode statistik. Pembicaraan yang

60

Eriyanto, Op.Cit, Hal. 337-340.

61

Garna, Judistira K. Metode Penelitian Kualitatif.: Primaco Akademika; Bandung, 1999) Hal. 32

62

(54)

46

sebenarnya, isyarat, dan tindakan sosial lainnya adalah bahan mental untuk analisis kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif.”

Adapun cara atau metode yang akan dilakukan adalah pengamatan secara mendalam terhadap symbol-simbol yang ada di dalam rubric humaniora jum’at yang ada di Tabloid Modisdengan model analisis wacana pada media cetak (analisis semiotik Charles Sanders Peirce). Melalui metode semiotika, tanda dan makna yang terkandung dalam sebuah berita akan dapat dipelajari dan dianalisis. Dalam penerapannya, metode semiotik menuntut adanya pengamatan secara menyeluruh dari semua isi teks berita, termasuk cara penyajiannya, dan istilah-istilah yang digunakannya, dalam arti seorang peneliti diharuskan untuk memperhatikan koherensi makna antar bagian dalam suatu teks dan koherensi teks dengan konteksnya.63

Disamping itu, semiotik melihat teks media sebagai sebuah struktur keseluruhan. Ia mencari makna yang laten atau konotatif. Semiotik jarang bersifat kuantitatif dan bahkan kerap menolak pendekatan kuantitatif.

Semiotik juga menekankan pada signifikasi yang muncul dari ”pertemuan” antara pembaca (reader) dengan tanda-tanda (signs) di dalam teks.64 Dimensi teks, menurut Van Dijk terdiri dari 3 (tiga) struktur, yaitu:65

1. Struktur Makro, merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/tema yang diangkat oleh suatu teks, bersifat

63

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Cetakan Kedua, (PTRemaja Rosdakarya ; Bandung, 2004) Hal. 148

64

Ibid. Hal. 145-146.

65

(55)

47

tematik (tema/topik yang dikedepankan dalam suatu teks) dan sintaksis (bagaimana kalimat atau bentuk, susunan yang dipilih). 2. Superstruktur, merupakan kerangka suatu teks, seperti bagian

pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan, bersifat skematik (bagaimana bagian dan urutan teks dikemaskan dalam suatu teks secara utuh), dan stilistik (bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam suatu teks).

3. Struktur Mikro, merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks, bersifat semantik (makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks), dan retoris (bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan).

Adapun analisis penelitian ini akan difokuskan pada struktur makro, yaitu tema beberapa kalimat, kata, atau gambar, yang mengarah kepada tema umum dari berita tersebut. Berita memiliki sejumlah makna pesan yang disampaikan melalui sejumlah tanda dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, bagaimana data diinterpretasi dan bagaimana pesan dalam sebuah berita dalam media cetak dikupas sangat bergantung pada landasan teori yang dipergunakan dalam suatu penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, berita yang terpilih sebagai objek penelitian dalam penelitian ini akan dianalisis melalui analisis wacana semiotika.

(56)

48

pesan dibuat, simbol-simbol apa yang digunakan untuk mewakili pesan-pesan melalui media cetak yang disusun pada saat disampaikan kepada khalayak. Tanda yang digunakan dalam teks berita kemudian akan diinterptretsikan sesuai dengan konteks yang ada sehingga makna beriata yang disajikan tersebut akan dapat dipahami baik pada tataran pertama (denotatif) maupun pada tataran kedua (konotatif). Namun hasil yang akan diperoleh akan bersifat relatif dan tidak digeneralisasikan.

1. Tinjauan Mengenai Semiotik

Kehidupan intelektual dan sosial manusia didasarkan pada pembuatan, penggunaan, dan pertukaran tanda. Ketika kita memberikan isyarat, berbicara, menulis, membaca, menonton acara televisi, mendengarkan musik, atau melihat lukisan, kita terlibat dalam perilaku yang didasarkan atas tanda.66

A. Pengertian

Secara etimologis kata “semiotik” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti penafsiran “tanda”. Dan secara termenologi semiotik dapat difinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.67

Analisis semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam

66

Marcel Danesi, Pengantar Semiotika Media, (Yogyakarta : Jalasutra 2010), h. 33

67

(57)

49

upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai halhal (things). Memaknai dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan. Memaknai berarti bahwa objek tidak hanya membawa informasi,dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.

Lechte mendifinisikan semiotik adalah teori tentang tanda dan penanda lebih jelasnya lagi semiotik adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs ‘tanda-tanda’ dan berdasarkan pada sign system (code) sistem tanda. Sedangkan menurut Charles Sanders Peirce semiotik adalah suatu hubungan di antara tanda, objek, dan makna.68

Yang perlu kita garis bawahi dari berbagai difinisi di atas adalah bahwa para ahli melihat semiotika atau semiosis itu sebagai ilmu atau proses yang berhubungan dengan tanda.

Sekurang-sekurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang kita kenal sekarang ini yaitu:

1. Semiotik Analitik, yakni semiotik yang menganalisis system tanda. Peirce menyatakan bahwa semiotik berobjekan tanda dan

68

(58)

50

menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu.

2. Semiotik Deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan system tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang di saksikan sekarang.misalnya langit yang mendung menandakan bahawa hujan tidak lama lagi akan turun.

3. Semiotik Faunal (zoosematic), yakni semiotik yang khusus memperhatikan system tanda yang di hasilkan oleh hewan. 4. Semiotik Kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah system

tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.telah diketahui bahwa masyarakat sebagai mahluk social memiliki budaya tertentu yang telah turun-temurun di pertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyarakt yang juga merupakan system itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakan dengan masyarakat yang lain.

(59)

51

6. Semiotik Natural, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dihasilkan oleh alam. Air sungai yang keruh menandakan di hulu sungai telah turun hujan.

7. Semiotik Normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang di buat oleh manusia yang berwujut norma-norma. Seperti rambu-rambu lalulintas.

8. Semiotik Sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujut kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat.

9. Semiotik Struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah system tanda yang dimanefestasikan melalui struktur bahasa. Semenjak kemunculan tokoh-tokoh dalam bidang semiotik, setidaknya memberi warna tersendiri dalam pengkajiannya. Bidang kajian ini telah menjamur dalam khasanah keilmuan mahasiswa terlebih dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan semiotik.

(60)

52

B. Charles Shander Peirce

Semiotika yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sstem apa pun yang memunginkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna. Jika kita mengikuti Charles S. Pierce maka semiotika tidak lain daripada sebuah nama lain bagi logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda” (the formal doctrine of signs).69

Agar tidak terlanjur terjatuh ke dalam kehancuran konseptual, semiotika sebagai sebuah pendekatan perlu terlebih dahulu ditempatkan di dalam tradisi pemikiran Charles Sanders Peirce. Dengan berbekal gagasan-gagasan Peircian ini sedikit-banyak kita dapat mulai memasuki beragam teori semiotika yang lain.70

Siapakah Peirce? Charles Sanders Peirce adalah seorang filsuf Amerika yang paling orisinal dan multidimensioanl. Bagi teman -teman sejamannya ia terlalu orisional. Dalam kehidupan bermasyarakat, teman-temannya membiarkannya dalam kesusahan dan meninggal dalam kemiskin-an. Perhatian untuk karya-karyanya tidak banyak diberikan oleh teman -temannya.

69

Kris Budiman, Semiotika Visual-Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas (Yogaya

Gambar

Gambar. 1.1
Gambar 1.2 Logo Modis
Gambar 1.3  Struktur Redaksi
Tabel 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

untuk kegiatan pameran hasil kegiatan wirausaha bertanya jawab tentang formulir, siswa dapat menjelaskan mengamati contoh-contoh formulir peserta pameran pameran yang sesuai

Isu tentang keagamaan memang lebih banyak berkaitan dengan simbolisasi yang mengarah kepada relasi sosial, yaitu terwujudnya kerukunan di antara umat beragama (M. Ridwan

abad ke-21 dengan pemanasan global dan naiknya permukaan laut seluruh dunia [7]. Contoh Bukti-bukti penurunan tanah di daerah eksploitasi minyak dan gas bumi terlihat di

Jika diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar awal antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka penelitian dapat dilanjutkan dengan

Problematika pendidikan agama dalam keluarga Muslim di Desa Pulutan dapat teratasi dengan baik apabila orang tua bisa menerapkan peran orang tua dengan sebaik- baiknya dan anak

Peneliti memberikan gambaran mengenai situasi komunikasi dalam keluarga single parent, hubungan yang terjalin di antara anak remaja dengan orangtua tunggal dalam

Ayat diatas menegaskan bagaimana kewajiban orang tua terhadap anaknya, oleh karena itu hendaknya orang tua mendidik anaknya dengan baik, Akan lebih mudah lagi apa bila

Dalam hal manajemen tata kelola pasar yang dilakukan baik dinas perindag dan UPT (Unit Pengelola Teknis) sudah sesuai dengan peraturan daerah nomor 4 tahun 2010 tentang