MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 08/M/PER/VII/2006
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI AGRO TEKNOLOGI TERPADU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,
Menimbang : a. bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 140 Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indone-sia Nomor 62 Tahun 2005, dan dalam rangka meningkatkan
daya dukung dan daya guna kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi bag! percepatan penerapan dan alih agroteknologi
terpadu, perlu membentuk Balai Agroteknologi Terpadu; b. bahwa untuk memenuhi sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, maka dipandang perlu menetapkan organisasi dan tata kerja Balai Agroteknologi Terpadu;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005
tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun
2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;
4. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 02/M/
PER/III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Riset dan Teknologi;
Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dalam surat Nomor B/1661-1/M.PAN/6/2006;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA
BALAIAGROTEKNOLOGI TERPADU.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Balai Agroteknologi Terpadu (Agrotechnopark - ATP) yang selanjutnya dalam
Peraturan ini disebut Balai ATP adalah Unit Pelaksana Teknis penerapan dan alih teknologi di bidang pertanian, peternakan dan perikanan secara
terpadu, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Deputi Bidang Pengembangan Sistem llmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari berkoordinasi dengan Asisten Deputi Urusan Sistem Jaringan llmu Pengetahuan dan Teknologi, Deputi Bidang
Pengembangan Sistem llmu Pengetahuan dan Teknologi Nasional.
Pasal2
Balai ATP mempunyai tugas melaksanakan penerapan dan alih teknologi
pertanian, peternakan dan perikanan secara terpadu kepada masyarakat.
Pasal3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai ATP
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program, anggaran dan laporan Balai;
b. pemberdayaan potensi lahan kering baik di dalam maupun di luar kawasan
melalui penerapan teknologi pertanian, peternakan dan perikanan secara terpadu;
c. pemberdayaan potensi lahan rawa baik di dalam maupun di luar kawasan melalui penerapan teknologi pertanian, peternakan dan perikanan secara
terpadu;
d. penyelenggaraan kerjasama dalam rangka alih teknologi pertanian terpadu
bag! masyarakat;
e. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, perlengkapan, dan ketatausahaan Balai.
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 4
Balai ATP terdiri dari:
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Seksi Teknologi Budidaya Lahan Kering;
c. Seksi Teknologi Budidaya Lahan Rawa;
d. Seksi Kerjasama dan Alih Teknologi;
e. Kelompokjabatan Fungsional.
Pasal 5
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
(2) Seksi Teknologi Budidaya Lahan Kering mempunyai tugas melakukan
kegiatan penerapan dan alih teknologi di bidang budidaya pertanian lahan kering dan teknologi pengolahan hasil budidaya lahan kering meliputi
pertanian, peternakan dan perikanan secara terpadu.
(3) Seksi Teknologi Budidaya Lahan Rawa mempunyai tugas melakukan kegiatan
penerapan dan alih teknologi di bidang budidaya pertanian lahan rawa dan teknologi pengolahan hasil budidaya lahan rawa meliputi pertanian,
peternakan dan perikanan secara terpadu.
(4) Seksi Kerjasama dan Alih Teknologi mempunyai tugas melakukan kerjasama teknis, promosi dan pemasaran, serta penyelenggaraan alih teknologi.
Pasal6
(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional peneliti dan
perekayasa teknologi dan sejumlah jabatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kelompok jabatan fungsional peneliti dan perekayasa teknologi mempunyai tugas:
a. melakukan penerapan teknologi guna perbaikan mutu benih dan sistem produksi dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan dan pengolahan;
b melakukan rekayasa teknologi guna meningkatkan produktivitas dan
efisiensi pertanian, peternakan, perikanan serta pengolahan.
(3) Kelompok jabatan fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 7
(1) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang
tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Balai.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
BAB III
TATA KERJA
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan
Koordinator kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan satuan organisasi pada Balai ATP
maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing.
Pasal 9
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Balai ATP wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar
mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 10
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Balai ATP bertanggung jawab
memimpin, mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan
bimbingan, serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 11
Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Balai ATP wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk, dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing.
Pasal 12
Kepala Subbagian, Kepala Seksi, dan Koordinator kelompok jabatan fungsional
wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala, baik berkala atau sewaktu-waktu.
Pasal 13
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan
untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
Pasal 14
BAB IV
ESELONISASI
Pasal 15
(1) Kepala Balai adalah jabatan struktural eselon lll.b. (2) Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IV.b.
(3) Kepala Seksi adalah jabatan struktural eselon IV.b.
BAB V
LOKASI
Pasal 16
Lokasi Balai ATP terletak di Provinsi Sumatera Selatan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Perubahan organisasi dan tata kerja menurut Peraturan Menteri ini ditetapkan
oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan
Aparatur Negara.
Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 31 Juli 2006
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Ttd
LAMPIRAN
Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor : 08/M/Per/VII/2006
Tanggal : 31 Juli 2006
STRUKTUR ORGANISASI BALAI AGROTEKNOLOGI TERPADU
KEPALA
Seksi Teknologi Budidaya
Lahan Kering
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Seksi
Teknologi Budidaya Lahan Rawa
Seksi Kerjasama dan Alih
Teknologi Sub bagian Tata Usaha
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Ttd