LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR : 144 TAHUN 2003
Tanggal 1 Okt ober 2003 TENTANG
PENETAPAN KABUPATEN KAPUAS HULU SEBAGAI KABUPATEN KONSERVASI BAB I
PENDAHULUAN A. Pendahuluan
Penyelenggaraan Pemerint ah Daerah, sebagaimana diat ur dal am UU Nomor 22 Tahun 1999 dengan t it ik berat pada pelaksanaan asas desent ralisasi, memberikan kel eluasan dan kewenangan yang cukup luas kepada Daerah unt uk menyel enggarakan urusan rumah t angganya sendiri. Ot onomi Daerah yangdiberikan dipahami sebagai pemberian kewenangan unt uk menent ukan dan melaksanakan kebij akan pemerint ah di Daerah, menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evakuasi.
Terselenggaranya kepemer i nt ahan yang baik (good gover mance) merupakan persyarat an bagi set iap pemerint ah unt uk mewuj udkan aspirasi masyarakat dalam mencapai t uj uan sert a cit a-cit a bernegar a. Unt uk mencapai t uj uan t ersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sist em pert anggung j awaban yang t epat , j elas, dan nyat a, sehingga penyel enggaraan Pemerint ah dan pelaksanaan
pembangunan dapat berl angsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih ddan bert anggung j awab(account able). Pemberian kewenangan yang luas kepada Daerah mengakibat kan t erj adinya berbagai perubahan yang cukup mendasar. Perubahan t ersebut diant aranya t erj adi peningkat an percepat an pembangunan di daerah, melalui pemnf aat an sumberdaya alam yang dimiliki. Salah sat u sumberdaya al am yang banyak dimanf aat kan adalah sumber daya hut an, karena pemanf at an hasil-hasil hut an t idak senan t iasa memerlukan t eknologi t inggi sert a modal yang cukup besar. Sej umlah areal hut an t elah mengalami perubahan baik dari segi perunt ukkannya (karena dikonversi unt uk kegunaan lain) maupun dari segi j umlah sert a habit at yang ada didal amnya.
Fenomena ini perlu dicermat i secara sungguh-sungguh, mengingat akt ivit as
pemanf aat an sumberdaya hut an, khususnya pengembangan hut an, konversi lahan dan sebagainya, dapt menimbulkan dampakyang cukup besar dan bersif at global .
Kabupat en Kapuas Hulu merupakan sal ah sat u daerah yang memiliki areal hut an cukup luas. Oleh karena it u daerah ini memilikkii kharakt er t ersendiri, sehingga sering dij uluki sebagai “The Hear t of Bor neo” Areal hut anyang dimiliki cukup menj anj ikan unt uk kemaj uan Kabupat en Kapuas Hulu di masa yang akan dat ang .
Hal ini disebabkan karena, hut an yang ada memil iki kekayaan yang t inggi dan beraneka ragam, baik f lora maupun f auna.
Namun demikian mengingat f ungsi hut an t idak semat a-mat a hanya unt uk kepent ingan ekonomis, sert a pemanf aat annya dapat berdampak secara global, maka Pemerint ah Kabupat en Kapuas Hulu, mel al ui sej umlah pert imbangan, mengusulkan suat u program konversi alam yang wilayah cakupnya adal ah seluruh wilayah Kabupat en Kapuas Hulu. Konversi Alam t idak hanya diart ikan semat a-mat a menj aga dan memelihara hut an yang ada, namun yang dikedepankan j ust ru pemanf aat an j asa lingkungan yang dihasilkan ol eh kekayaan hut an yang dimili ki. Tent u saj a hal ini sangat t ergant ung pada peran sert a dari seluruh pihak yang ada, karena j asa lingkungan yang diberikan t idak hanya dirasakan oleh Kabupat en Kapuas Hulu, namun j uga akan dirasakan secara regional. Nasional maupun global.
Sebagaimana diket ahui bahwa dari luas 29. 842 km2 (20, 33% dari l uas Propinsi Kalimant an Barat ) seluas 1. 686. 318 ha at au 56, 51 % dari wilayah Kabupat en Kapuas Hulu merupakan kawasan l indung at au kawasan konversi. Kawasan Lindung/ Kawasan Konversi yang ada t erdiri at as : 2 Unit Taman Nasional, 25 unit hut an lindung, daerah resapan air sert a lahan gambut . Taman Nasional yang ada di Kabupat enKapuas Hulu t erdiri at as 2 (dua) unit dengan luas t ot al 932. 000 ha (55, 27 % dari kawasan lindung/ konservasi) yait u :
a. Taman Nasional Bet ung Kerihun merupakan habit at hut an huj an t ropis yang masih t ersisa di t at aran sunda, dan diyakini sebagai paru-paru dunia. b. Taman Nasioanl Danau Sent arum merupakan habit at ikan air t awar yang
t erlengkap di dunia. Melalui konveksi UNESCO, Taman Nasional Danau Sent arum t elah dit et apkan sebagai kawasan lahan basah (r amsar si t e). Keberadaan Taman Nasional, di sat u sisi merupakan suat u kebanggaan karena merupakan asset Nasional bahkan Int ernasional. Namun di sisi lain, mau t idak mau mengurangi ket ersediaan lahan unt uk budi daya. Selain it u pemanf aat an sumberdaya alam yang t ersedia di kawasan Taman Nasional, menj adi sangat t erbat as, mengingat pemanf aat an sumberdaya al am yang ada secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ekosist em di kawasan Taman Nasional.
Adapun hal-hal yang mendasari pengusulan penet apan Kabupat en Kapuas Hulu sebagai Kabupat en Konservasi, dapat diuraikan sbb:
3. Dari sisi let ak geograf is, Kabupat en Kapuas Hulu merupakan daerah perhul uan sungai Kapuas, sehingga secara ekologos berf ungsi sebagai pengat ur t at a air bagi daerah hilirnya. Perlu diket ahui bahwa sungai kapuas mempunyai ar t i pent ing bagi Propinsi Kalimant an Barat , karena sungai ini melint asi 5 kabupat en/ kot a yait u : Kapuas Hulu, Sint angSangau, Kabupat en Pont ianak dan Kot a Pont ianak selain sungai Kapuas, masih t erdapat beberapa sungai yang berhulu di wilayah Kapuas Hulu, yait u : Sungai Mahakam dan Bat ang Ai ( Serawak-Malaysia). Apabila keseimbangan air t ergant ung akibat kerusakan hut an dampak yang t imbul t idak hanya dirasakan oleh Kabupat en Kapuas Hulu, namun beberapa daerah l ainnya di Pulau Kalimant an j uga t urut menanggung akibat nya.
4. Karena let aknya yang cukup j auh dihadapankan dengan kondisi inst rukt ur dasar yang masih t erbat as, dari segi penanaman modal/ invest asi, menj adi kurang diminat i. Hal ini disebabkan karena penanaman modal dianggap memerlukan biaya produk yang cukup t inggi, khususnya unt uk t ransport asi hasil menuj u pasar yang diharapkan. Hingga saat ini banyak pihak swast a yang hanya menj adikan wil ayah Kapuas Hul u sebagai pemasok bahan baku, sedangkan deluruh proses produksi dilaksanakan di daerah lainnya(khususnya indust ri pengelolan kayu). 5. Dengan luas kawasan lindung yang ada sekarang ini (56, 51% dari seluruh luas wil ayah) mengakibat kan t ugas dan t anggung j awab yang diemban dirasakan cukup berat . Pengamanan t erdapat kawasan lindung (t aman nasional dan hut an lindung) pada prinsipnya masih berada di t angan Pemerint ah Pusat dal am hal ini Depart emen Kehut anan pada kenyat aannya, aparat yang ada di daerah t i dak mampu melakukan t ugas secara opt imal, akibat kekurangan
personal, peralat an sert a dana. Unt uk seluruh kawasan lindung yang ada, baru Taman Nasional Bet ung Kerihun yang memiliki unit pengelola yang berkedudukan di Kapuas Hulu, meskipun dengan berbagai ket erbat asan yang dimiliki, sedangkan kawasan l ainnya masih dikelol a langsung oleh BKSDA dengan kedudukan di Pont ianak (ibukot a Propinsi Kalimant an
Barat ). Namun demikian, akibat t erj adinya pengrusakan hut an di kawasan lindung ol eh pihak-pihak yang t idak bert anggung j awab, Pemerint ah Daerah sering dit uding t idak proakt if unt uk mengat asinya, bahkan cenderung dipersalahkan.
6. Luas Areal hut an yang ada meruapaka pabr ik raksasa pengol ah sej umlah gas-gas buangan (ut amanya CO2) menj adi Oksigen (O2) yang sangat diperlukan bagi kehidupan seluruh mahl uk di dunia. Oleh karena it u, Kalimant an Barat secara umum dengan luas areal hut an yang ada sering dij uluki paru-par u duni a. Secara inilah dipercaya bahwa t umbuhan meampu menyerap CO2 yang merupakan zat yang sangat di perlukan unt uk kehidupan. Semakin
gas-gas buangan. yang lebih lanj ut dapat menimbulkan ef ek gas rumah kaca(grk). Peran hut an dalam hal ini unt uk mengonversinya t idak dapat t ergant ikan. Oleh karena it umelalui Prot okol Kyot o (Pemerint ah Indonesia hingga saat ini belum merat if ikasinya), mewaj ibkan negara-negara maj u (yang t ergabung dalam Annex 1 Prot okol Kyot o) menginvest asikan sebagian keunt ungan unt uk penyelamat an lingkungan. Adapun negara t uj uannya adal ah negara-negara berkembang, yang masih memiliki areal hut an cukup luas.
7. Pemberian kewenangan yang lebih luas kepada Daerah, melalui UU Nomor 22 Tahun 1999, memberikan konsekuensi t anggung j awab yang t inggi, t ermasuk dal am upaya
penyelamat an huat an dan lingkungan hidup. Kewenangan yang diberikan meliput i seluruh urusan pemerint ah, kecuali :
per t ahanan dan keamanan, pol i t i k hubungan l uar neger i , monet er , per adi l an dan agama
Hal ini t idak j arang berdampak pada sumberdaya yang dimilik. Sebab sebagian Konsekuensi pemberian kewenangan t ersebut , kepada Daerah diwaj ibkan Unt uk mengembangkan sumber-sumber pendapat an yang berasal dari sumberdaya yang dimiliki sebagai Pendapat an Asli Daerah. Pemanf at an sumberdaya alam l angsung at au t idak l angsung akan berdampak pada perubahan lingkungan. Pemanf aat an hasil hut an kegiat an mengkonversi hut an unt uk kepent ingan lain, pemanf at an kekayaan bahan t ambang sert a sej umlah akt ivit as lainnya, akan berdampak pada hilangnya sej uml ah habit at yang dimiliki sert a berkurangnya kemampuan unt uk mengkonversi gas-gas bungan menj adi oksigen.
Belum lagi sej umlah dampak negat if lainnya sepert i : bencana banj ir, kurangnya persediaan air t erj adinya lahan krit is dan sebagainya. Oleh karena it u pemanf aat an sumberdaya alam yang dimiliki menunt ut kearif an dari semua pihak.
BAB II
KAWASAN KONSERVASI DI KABUPATEN KAPUAS HULU A. Taman Nasional Bet ung Keruhun
Secara ast ronomi Taman Nasional Bet ung Keribun t erl et ak pada 00 401-1035 1LU dan 1120151-1140101 BT, dengan ket inggian dari permukaan laut 200-1. 960m. Taman Nasional Bet ung Kerihun secara administ rat if t erlet ak pada 4(empat ) wilayah kecamat an, yait u: Kecamat an Put ussibau, Kedamin, Embal oh Hilir dan Embaloh Hulu. Adapun luas wilayah Taman Nasional Bet ung Kerihun meliput u 800. 000 ha. Taman Nasional Bet ung Kerihun dit et apkan dengan SK Ment eri Kehut anan Nomor: 467/ Kpt s-II/ 1995 t anggal 5 Sept ember. Daerah penyangga Taman Nasional Bet ung Kerihun t erlet ak di Ut ara Sungai Kapuas yang j uga merupakan areal hut an lindung Bukit Tenobang. kawasan penyangga Taman Nasional Bet ung Kerihun t erlet ak dalam Daerah Aliran Sungai(DAS) Kapuas Hulu, dengan 5 Sub DAS yait u Sub DAS Embaloh dibagian Barat , Sub DAS Sibau, Sub DAS Menyakan dan Sub DAS Mendalam di bagian Tengah, sert a Sub DAS Kapuas Koheng dan Sub DAS Bungan di bagian Timur.
Berdasarkan l et ak ket inggiannya, Daerah Penyangga Taman Nasional Bet ung Kerihun dapat dikelompokan ke dalam Hut an Huj an Dat aran Rendah. Sedangkan komunit as daerah Merant i Merah daerah penyangga didominasi oleh j enis Merant i Merah (shor ea l epr usul a). Asosiasi j enis veget asi adal ah (shor ea l epr usul a), Kapur (dr yobal anops beccar i i).
Kawasan yang berbat asan dengan Mal aysia t erdapt at raksi budaya masyarakat Dayak Iban dan Tamamaloh yang masih asli, selain it u j uga dapat dengan mudah dit emukan berbagai sat wa liar sepert : Orang Ut an, kelasi, kelemiau dan burung enggang. Di bagian Timur kawasan yang berbat asan dengan Propinsi Kal imant an Timur t erdapat panorma Sungai Kupuas yang spekt akul er dengan sej umlah riam di DAS Kapuas dan Sub DAS Bungan. Rut e ini merupakan rut e f enomenal seorang Dokt er asal Belanda (1984) Sedangkan di bagian Tengah Kawasan menyaj ikan kegiat an wisat a al am bernuansa ekologis, aliran Sungai Sibau yang t enang dengan j eram-j eram besar. B. Taman Nasional Danau Sent arum
Secara ast ronomis Taman Nasional Danau Sent arum t erlet ak pada 004813011-005212011 LU dan 10805910011-10900710011 BT Ket inggian dari permukaan laut ant ara 100–150 m. Taman Nasional Danau Sent arum, dit et apkan melalui Surat Keput usan Ment eri
Kehut anan dan Perkebunan Nomor: 34/ Kpt s-II/ 1999. Ekosist em Danau Sent arum sangat kmpleks, kondisi kawasannya dibat asi oleh bukit -bukit dan dat aran t inggi yang mengelilingi sehingga merupakan daerah t angkapan air (wat er Cat chment Ar ea) dan sekaligus sebagai pengat ur t at a air bagi Daerah Aliran Sungai kapuas. Dengan demikian daerah di hilir aliran kapuas sangat t ergant ung pada f lukasi j umlah air yang
dit ampung ol eh Taman Nasional Danau Sent arum. Sedangkan kondisi hut an di Taman Nasional Danau Sent arum merupakan hut an huj an t ropis yang j auh lebih lebat dibandingkan dengan hut an rawa disekit arnya.
Kawasan Taman Nasional Danau Sent arum ini secara administ rat if t ermasuk kedalam 7 (t uj uh) wilayah kecamat an yait u : Kecamat an Badau,
Empanang, Semit au, Suhaid, Embau, Bunut Hilir dan Bat ang Luper. Veget asi di Kawasan Penyangga Taman Nasional Danau Sent ar um didominasi oleh Jenis Bint angur
(col ophyl um i nophyl l um). Asosiasi j enis veget asi ini ialah Bint angur(col ophyl um i nophyl l um)- Kamsia(mesua xesapet alum)-Cerincok(shor ea semi ni s). Disamping kaya akan f l ora, kawasan Taman Nasional Danau Sent arum memiliki sej umlah f auna yang beraneka ragam. Khususnya unt uk f auna, kawasan Taman Nasional Danau Sent arum t ercat at sebagai salah sat u habi t at i kan ai r t awar t er l engkap di duni a.
Pada kawasan ini t ercat at paling t idak 120 j enis ikan, t ermasuk j enis yang langka sert a bernilai t inggi yait u ikan Arwana(Scl er opages f or mosus) sert a t erdapat beberapa j enis spesies yang hanya dimiliki oleh Danau Sent arum dalam art ian t idak dit emukan di bel ahan dunia lain.
Berdasarkan hasil laporan penelit ian yang t elah dilakukan Pusat Lapangan Taman Nasional Danau Sent arum, t erdapat beberapa asesies yang masih merupakan cat at an karena belum ada nama lainnya. Sebagai habit at ikan air t awar t erlengkap
didunia, Kawasan Taman Nasional Danau Sent arum menj adi derah penyedia sekaligus sebagai pemasok t erbesar ikan hias air t awar diant ar anya adalah Arwana (Scleropages f ourmosus) dan Ul angUli (Bot ia macracrant hus) yang berhasil menembus pasaran int ernasional dan memiliki nilai ekonomis yang t inggi. Disamping pot ensi perikanan, kawasan Taman Nasional Danau Sent arum j uga memiliki pot ensi unt uk dikembangkan sebagai salah sat u obyek wisat a andalanbagi Kabupat en Kapuas Hulu dengan
memanf aat kan keaneka ragaman hayat isert a keindahan panorama alam dengan beberapa Pul au-pulau kecil di sekit arnya, sepert i Pulau Melayu, Pulau Sepandan at aupun Pulau Bukit Tekenang.
C. Kawasan Hut an Lindung
Kawasan Hut an Lindung dan daerah penyangga sebagian dari kawasan konservasi di Kabupat en Kapuas Hulu secara administ rasi t ermasuk dalam Unit Pengelolaan Hut an Lindung (UPHL)IV, dengan luas wilayah + 677. 090 km2. Unit Pengelola Hut an Lindung (UPHL)IV t erbagi dal am 2 Bagian Unit Pengelolaan Hut an Lindung (BUPHL) 12 Resort Unit Pengelolaan Hut an Lindung (RUPHL) dan mencakup 25 Unit Hut an Lindung (UHL).
BAB III
A. Umum
Negara Republik Indonesia merupakan salah sat u negara mega –biodiversit y, dengan memiliki 90 ekosist em, 35 spesies [ rimat a, 515 mamalia, 1. 531 spesies burung. 270 amphibi sert a 38. spesies t umbuhan. Keanekaragaman hayat i ini merupakan aset yang sangat berharga, bagi pembangunan nasional, yang dapat menghasilkan produk dan j asa baik unt uk pangan, sandang, papan dan obat -obat an sert a j asa ekowisat a. Manf aat ekol ogis hut an dirasakan mel alui f ungsinya senagai penyedia j asa lingkungan sepert i pengat ur t at a air, pengendali iklim mikro, habit at hidupan air, sumber pl asma nuf t ah sert a f ungsi sosial budaya bagi masyarakat sekit arnya.
Menyadari hal-hal t ersebut , maka Kabupat en Kapuas Hulu dengan l uas kawasankonservasi 56, 51% memberanikan di ri unt uk dit et apkan sebagai Kabupat en Konservasi di Indonesia.
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, Konservasi Sumberdaya Alam Hayat i diart ikan sebagai Pengel ol aan Sumber daya Al am Hayat i yang pemanf aat annya di l akukan secar a bi j aksana menj ami n kesi nambungan per sedi aannya dengan t et ap memel i har a dan meni ngkat kan kual i t as keanekar agaman ni l ai nya, Terkait dengan pengert ian ini, maka pengert ian konservasi meliput i kegiat an –kegiat an:
1. Melindungi sist em penyangga kehidupan
2. Pengawet an keanekaragaman j enis t umbuhan dan sat wa sert a ekosist emnya 3. Pemanf aat an secara lest ari sumberdaya al am hayat i dan ekosist em yang
dimiliki.
Menyimak pengert ian diat as, maka Kabupat en Konservasi secara sederhana dapat diart ikan sebagai suat u wilayah Kabupat en yang dinyat akan sebagai kawasan konservasi secara keseluruhan, dimana akt ivit as pembangunannya bert umpu pada pemanf aat an secara bij aksana sumber daya al ami hayat i yangdimiliki dengan prinsip kehat i-hat ian dan kelest ariannya.
Akt ivit as pembangunan yang bert umpu pada penyel amat an lingkungan t idak dapat diart ikan semat a-mat a pada upaya menj aga kelest arian sert a rehabilit asi hut an t anpa memanf aat kan sumberdaya alam yang dimil iki. Pemanf aat an sumber daya alam hut an dilakukan dengan prinsip kehat i-hat ian sert a keseimbangan ekosist em yang ada. Laj u akt ivit as konser areal hut an sebanding dengan akt ivit as rehabilit asi hut an, sehingga set iap akt ivit as pemanf aat an sumberdaya hut an t idak menimbul kan t erj adinya sej uml ah lahan krit is dan mengganggu keseimbangan ekosist em lingkungan. Masyarakat dalam hal ini memiliki peranan pent ing dalam mewuj udkan Kabupat en Konservasi Akt ivit as-akt ivit as yang dil akukan t idak hanya mengandal kan kearif an t radisional, yait u memanf aat kan hasil-hasil hut an unt uk membiayai keberlangsungan kehidupan. Kearif an t radisional dimaksudkan sebagai upaya memanf aat kan hut an unt uk kepent ingan t ert ent u, misalnya l adang berpindah mel alui suat u sikl us al am. Pembent ukan Kabupat en Konservasi yang mengacu pada akt ivit as yang lebih bersahabat dengan al am, merupakan suat u konsep maj u, yang mengedepankan suat u inovasi dan kreat ivit as dalam penyelamat an lingkungan. Pemanf aat an sumberdaya hut an melalui mekanisme hut an kemasyarakat an merupakan sal ahsat u bent uk upaya konservasi.
Disamping akt ivit as yang berhubungan dengan pemanf aat an dan penyelamat an lingkungan, pembent ukan Kabupat en Konservasi j uga mensyarat kan pert umbuhan sej umlah akt ivit as indust ri yang ramah li ngkungan sert a adanya upaya yangsungguh-sungguh dalam hal menekan peningkat an emisi gas rumah kaca (ERK).
B. Masalah yang dihadapi
1. Meskipun diakui sebagai paru-paru dunia, namun keberpihakan Pemerint ah Pusat dan Dunia Int ernasional t erhadap daerah yang memiliki areal hut an cukup luas, belumdiwuj udkan dalam t indakan nyat a. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya kompensasi t erhadap keberadaan kawasan lindung/ konservasi yang dimiliki suat u daerah, Pemerint ah kompensasi dianggap pent ing dengan t uj uan agar daerah-daerah yang memiliki kawasan lindung/ konservasi t idakmengabaikan st at us hukum t ersebut , dengan kegiat an-kegiat an yang kont rapdukt if , Karena sesungguhnya, unt uk Kabupat en Kapuas Hulu, sumberdaya alam pot ensial j ust ru t erdapat di kawasan t ersebut .
2. Sebagian besar masyarakat Kapuas Hulu masih menggant ungkan mat a pencahariannya secara langsung pada hasil-hasil alam. Kondisi yang ada sekarang apabil a t erus dipert ahankan, lambat laun akan mengakibat kan t ekanan pada daya dukung lingkungan semakin berat . Kegiat an perambahan hut an, pert ambangan rakyat , penangkapan ikan secara besar-besaran dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup serius.
3. Masyarakat belum memiliki ket erampilan yang cukup unt uk mengalihkan mat a pencahariannya ke arah mat a pencahar ian yang menet ap dan lebih inovat if . Unt uk it u dil akukan upaya pemberdayaan masyarakat , melalui pemberian ket erampil an, penyediaan lapangan pekerj aan sert a pemberian kesempat an berusaha yang luas dengan t et ap memperhat ikan kel est arian lingkungan. 4. Adanya f enomena ladang berpindah, illegal loging dsb, dapat mengancam
kelest arian hut an dan t at a air yang l ebih l anj u berakibat pada kerusakan lingkungan secara global.
5. Kurangnya personil, peralat an dan dana yang t ersedia mengakibat kan lemahnya pengawasan t erhadap sej umlah akt ivit as pengrusakan hut an olehsekel ompok oarang yang t idak bert anggung j awab.
C. Fakt or-f akt or apenunj ang Pembent ukan Kabupat en Konservasi
Ide Pembent ukan Kabupat en Kapuas Hulu sebagai Kabupat en aKonservasi didasarkan pada kenyat aan bahwa t erdapat berbagai kondisi eksist ing yang dimiliki Kabupat en Kapuas Hulu, sert a f akt or ekst ernal lainnya, yang dapat mendukung usaha int ergrasi pembent ukannya sebagai Kabupat en Konservasi.
Fakt or-f akt or t ersebut ant ara lain :
1. Luas t ot al Kabupat en Kapuas Hulu adalah 29. 842 km2, diamana 1. 686. 318 ha at au 56, 51 % merupakan kawasan lindung at au kawasan konservasi.
2. Di Propinsi Kalimant an Barat t erdapat beberapa Taman Nasional yait u:
Taman Nasional Bukit Baka Raya, Taman Nasional Gunung Palung, Taman Nasional Bet ung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sent arum. Dari keseluruhan t aman nasional yang ada di Kalimant an Barat , Kabupat en Kapuas Hulu memiliki wilayah t aman nasional t erluas yait u 932. 000 ha
3. Keberadaan Taman Nasional Bet ung Kerihun yang let aknya berbat asan langsung dengan kawasan Konservasi di Serawak, yait u Taman Negara Bat ang Ai dan Lanj ak Ent imau Wildlif e Scant ury (LEWS). Merupakan kawasan konservasi lint as bat as (Tr ansf r ont i er r eser ve) pert ama di Asia. Hal ini lebih lanj ut dapat dikembang dal am bent uk kerj asama pengembangan wilayah berbasis konsernasi alam di wilayah perbat asan, misalnya : Pengembangan Ekowisat a dan Wisat a Budaya.
Pengembangan Keanekaragaman Hayat i (Cent er f or Resear h and Devel opment of Bi odi ver si t y).
5. Sebagai derah ot onomi yang memiliki kawasan hut an cukup l uas, bahkan sering dij uluki t he heart of bomeo, maka t anggung j awab pengelolaan kehut anan menj adi pent ing unt uk diperhat ikan. Dari segi posisi geograf is, let ak Kabupat en Kapuas Hulu yang diperhuhuluan memiliki art i pent ing sebagaipenyangga t at a guna air bagi wilayah di hilirnya. Unt ukit u hut an sebagaipengat ur at au st abilisat or ekosist em yang ada keberadaannya t erus dipert ahankan, dalam art i pemanf aat an hut an dengan mengkonversi lahan, hendaknya dilakukan dengan mengacu pada prinsip kehat i-hat ian dandil akukan secara opt imal.
6. Melalui Prot okol Kyot o, t erdapat suat u mekanisme yang mewaj ibkan negara – negara maj u (t ermasuk dalam Annex/ Pr ot okol Kyot o) sert a lembaga-lembaga lingkungan int ernat ional unt uk memberikan bant uan kepada negara-negara berkembang yang melakukan perlindungan dasn konversi sumberdaya al am dan keragaman hayat i yang dimiliki/ Lembaga-lembaga lingkungan Int ernasional t ersebut ant ara lain : USAID(Amerika), DFID(Inggris), DANIDA(Denmark, JICA(Jepang), UNDP, UNESCO, IUCN, UNEP, World Bank, Asian Development Bank (ADB), ITTO, The Global Environment al Faccilit y (TNC).
BAB IV ARAH KEBIJAKAN A. Tuj uan Pembent ukan Kabupat en Konservasi
Didasarkan pada pot ensi sumberdaya al am yang dimiliki sert a let ak geograf is Kabupat en Kapuas Hulu, adalah suat u usaha yang rasional apabil a dilakukan pergeseran paradigma pembangunan yang bert umpu pada ekst raksi sumberdaya al am unt uk mendapat kan dana pembangunan at au orient asi pada produksi (maximum sust ainabilit y yield) ke paradigma pembangunan yang melihat sumberdaya al am sebagai bagian dari pembangunan it u sendiri at au orient asi pada keberl anj ut annya. Dengan kat a lain, sumberdaya al am yang ada dikelola dan dimanf aat kan dengan t et ap menerapkan prinsip-prinsip pelest arian alam sehingga t erj adi keseimbangan ant ara konservasi dan kegiat an pemanf aat an sumberdaya al am unt uk menunj ang pembangunan guna meningkat kan kesej aht eraan masyarakat .
Dengan prinsip t ersebut , maka t uj uan pembent ukan Kabupat en Kapuas Hulu sebagai Kabupat en Konservasi, dapat dibagi dua, yait u t uj uan dengan skala makro dan t uj uan dengan skala mikro.
Tuj uan dengan skal a makr o adalah :
1. Membangun suat u model pembangunan wilayah yang memadukan ant ara konservasi alam dan kegiat an pembangunan (i nt egr at ed conser vat i on and devel opment pr oj ect / ICDP).
2. Meningkat kan t anggung j awab dan peranan masyarakat dalam usaha perl indungan dan konservasi alam mel alui pengelolaan hut an yang berbasis kemasyarakat an (communi t y-based conser vat i on/ CBC).
3. Melalui penerapan ICDP dan CBC sebagai pendekat an pembangunan, diharapkan t erj adinya keseimbangan ant ara pemanf aat an dan usaha perl indungan t erhadap sumberdaya al am, sehingga t erwuj ud pembangunan berkelanj ut an (sust ai nabl e devel opment ) yang pada akhirnya menj amin t erj adinya peningkat an kesej aht eraan masyarkat secara berkel anj ut an pul a
(sust ai nabl e l i vel i hoods).
t erj adinya kerusakan hut an dan lingkungan (def or est at i on dan f or est degr adat i on).
5. Meningkat kan hubungan kerj asama ant ara Pemerint ah Kabupat en Kapuas Hulu dengan dunia int ernasional dalam rangka pengelolaan hut an sert a habit at nya, melalui suat u mekanisme yang dikenal dengan Clean Development Mechanism-CDM.
6. Tersedianya dukungan dana dal am penyel enggaraan pembangunan sebagai kompensasi at as kesediaan Kabupat en Kapuas Hul u melakukan kegiat an konservasi alam yang bermanf aat bagi seluruh mahluk yang ada di muka bumi ini.
Tuj uan dengan skal a mi kr o, adal ah :
7. Memant apkan f ungsi kawasan konservasi sekaligus mengamankannya dari berbagai akt ivit as il legal
8. Mencipt akan peluang/ kesempat an (oppurt unit y) ekonomi bagi daerah unt uk mengembangkan kemampuannya mengelol a sumberdaya alam yang dimiliki secara kreat if dan inovat if guna meningkat kan Pendapat an Daerah sert a kesej aht eraan masyarakat .
9. Menigkat kan nilai t ambah (added value) t erhadap produk-produk hasil hut an sebagai bahan baku indust ri di seluruh wilayah Kabupat en Kapuas Hulu. 10. Membangun sist em ekonomi rakyat yang berbasis pengelolaan hasil-hasil non
kayu.
11. Meningkat kan peran masyarakat dal am perlindungan, pelest arian dan pengawasan sumberdaya al am (hut an dan keanekaragaman hayat i).
B. St rat egi Kebij akan
Sehubungan dengan usulan pembent ukan Kabupat en Kapuas Hulu sebagai Kabupat en Konservasi, st rat egi kebij akan yang akan dil aksanakan meliput i :
1. Mengupayakan agar seluruh program pembangunan daerah mengacu pada pemanf aat an j asa secara berkelanj ut an, Sehubungan dengan ini diadakan reorient asi program pembangunan, melalui revisi t erhadap Pola Dasar Pembangunan Daerah, Program Pembangunan Daerah dan Rencana St rat egis Daerah sert a dokumen perencanaan pembangunan daerah yang lainnya Kesemuanya ini bert uj uan unt uk menj amin t erwuj udnya Kabupat enKapuas Hulu sebagai Kabupat en Konservasi.
2. Meningkat kan kesej aht eraan masyarakat , melalui penyediaan l apangan kerj a dan pencipt aan kesempat an unt uk berusaha. Tanpa adanya usaha yang sungguh-sungguh unt uk meningkat kan kesej aht eraan masyarakat , maka masyarakat akan t et ap pada pola hidup yang ada saat ini, yait u menggant ungkan hidupnya pada pot ensi sumberdaya alam yang t ersedia. Peningkat an kesej aht eraan ini dil aksanakan melalui upaya-upaya:
a. Peningkat an ket erampil an t enaga kerj a.
b. Pencipt aan lapangan pekerj aan yang lebih baik, menet ap dan berwawasanl ingkungan.
c. Penyediaan sarana pendidikan dan kesehat an yang memadai.
d. Penyediaan Inst rukt ur dasar yang mendukung aksesbilit as penduduk t erhadap sarana pendidikan, kesehat an, pemerint ah sert a pasar produkyang dihasilkan.
t uj uannyasecara opt imal, Khususnya dalam penyel amat an lingkungan seluruh elemen yang ada, baik program maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) diharapkan memberikan kont ribusi sesuai dengan f ungsinya masing-masing. 4. Mengupayakan konpensasi yang waj ar dari Pemerint ah Pusat , t erhadap
penet apan t erhadap kawasan Lindung/ Konservasi di daerah. Kompensasi ini pent ing karena bagaimanapun j uga Kabupat en Kapuas Hulu mendapat kan dana unt uk membangun guna mengej ar peninggalan dari daer ah-daerah lainnya.
5. Menggugah part isipasi negara maj u dan sej umlah lembaga donor, sebagimana diisyarat kan pr ot ocol kyot o dalam upaya penyelamat an hut an. sebagi paru-paru dunia. Upaya ini dil akukan mengingat kont ribusi yang cukupt inggi dari Kapuas Hulu sebagai pemilik areal hut an yang cukup luas, t erhadap j asa lingkungan yang diberikan berupa upaya pelest arian hut an sert akeanekaragaman f lora dan f auna yang dimilikinya.
6. Melakukan kerj asama(Joi n Management) pengembangan dengan Lanj ak Ent i mau Wi l dl i f e Sant uar y dan Taman Negar a Bat ang Ai (Mal aysi a) Pada saat ini t elah diupayakan penj aj akan unt uk melakukan kerj asama dengan kedua kawasan konservasi ini, Unt uk diket ahui, ITTO t el ah t urut memf asilit asi pembangunan kawasan konservasi LEWS, TNBA (Mal aysia) dan TN Bet ung Kerihun. Sebagai daerah yang berdampingan, dimana LEWS dan TNBA j uga memiliki ket ergant ungan dengan TN Bet ung Kerihun, maka t elah dilakukan sej umlah upaya kerj asama. Di Indonesia, WWF t elah t urut memf asil it asi pengembangan TN Bet ung Kerihun dan saat ini sedang berada pada phase II Kerj asama ant ara LEWS, TNBA di Mal aysia dengan TN Bet ung Kerihun di Indonesia di wuj udkan ant ara l ain dal am bent uk:
a. Pelaksanaan st udi banding pengelol aannya b. Melaksanakan pat roli pengamanan bersama
c. Melaksanakan manaj emen pengelol aan secara t erpadu. C. Alt ernat if Sumber Pembiayaan
1. Chean Development Mechanism (CDM)
Clean Development Mechanism (CDM) at au mekanisme pembangunan bersih merupakan mekanisme dari Prot okol Kyot o dalam rangka mencapai t arget penurunan emisi. Sebagaimana diket ahui bahwa dalam Prot okol Kyot o t erdapat t iga kegiat an dalam mekanisme, yait u : Join Impl ement at ion (JI) yang diuraikan pada pasal 6, Clean Development Mechanism (CDM) yang diuraikan pada pasal 12, dan Emisiin Trading (ET) yang diuraikan pada pasal 17. Meskipun saat ini Indonesia bel um merat if ikasi Prot okol Kyot o, namun sehubungan dengan pembent ukan Kabupat en Konservasi, hal ini sangat relevanunt uk dipert imbangkan. Tuj uan dari CDM, sebagaimana dij elaskan pada pasal 12 Prot okol Kyot o, adalah :
a. Membant u Negara Annex I (negar-negara maj u) unt uk mencapai komit men pengurangan emisi Gas Rumah Kaca sebesar minimal 5 % dari l evel emisinya pada t ahun 1990
b. Membant u negara-negara non ANNEX I unt uk mencapai t uj uan pembangunan secara berkelanj ut an di masing0masing negaranya. Adapun mekanisme pendanan CDM dit empuh melal ui 3 cara yait u :
Bilat eral yait u ant ar pemerint ah, ant ar swast a dengan perset uj uan pemerint ah dan ant ara swast a dan pemerint ah. Mult ilat eral yait u dana dari negara at au pihak swst a di
berkembang melal ui “ Lembaga t ert ent u” yang bert indak sebagai f asilisat or penyalur bant uan.
Unilat eral yait u negara ber kembang menyelenggarakan sendiri proyek CDMnya, kemudian menawarkan hasilnya ke invest or (negara/ swast a) di negara maj u yang berminat unt uk mendanainya.
Dengan merat if ikasi Pr eot okol Kyot o ini, Indonesia akan dapat melaksanakan CDM sert a memperoleh manf aat ant ara lain:
c. Adanya t ambahan invest asi dari negara at au swast a negara maj u t erdapat upaya-upaya pembangunan yang melandaskan diri pada konservasi sumber daya al am hayat i dan ekosist emnya.
d. Adanya peningkat an mut u lingkungan sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Peningkat an mut u lingkungan ini diperoleh melalui kegiat an reboisasi rehabilit asi lahan krit is sert a kegiat an pendukung l ainnya. e. Adanya peningkat an t araf perekonomian masyarakat melalui
penyerapan t enaga kerj a yang dibiaya mel alui invest asi dalam upaya penyel amat an lingkungan.
f . Adanya peningkat an kesadaran dan komit men masyarakat t erhadap upaya pelest arian sumberdaya al am dan ekosist emnya.
g. Adanya peningkat an kemampuan adapt asi t erdapat berbagai perubahan sebagai akibat perubahan ikl im.
h. Adanya peningkat an int ensit as kemit raan ant ar pemerint ah-swast a-masyarakat , khususnya unt uk mendukung upaya t ercapainya pembangunan berkelanj ut an.
i. Penerapan prinsip-prinsip CDM dal am upaya pembangunan berkelanj ut an dil akukan melalui :
Meminimanisasi dampak negat if dari set iap akt ivit as t erdapat daya dukung
Mengut amakan penggunaan t eknologi yang ramah lingkungan, dalam art i menghasilkan emisi yang rendah.
Adanya part isipasi dari seluruh pihak yang t erkait (Pemerint ah, lembaga, swadaya masyarakat dan kelompok masyarakat )
Peningkat an Upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengikut sert aan masyarakat dal am set iap akt ivit as pembangunan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Penyerapan Tenaga Kerj a yang lebih lanj ut berakibat pada peningkat an pendapat an masyarakat .
dapat dilakukan ant ara Pemerint ah dengan Indust ri pengemisi karbon, berupa invest asi dalam proyek-proyek peningkat an kapasit as penyerapan dan at au penyimpanan karbon, pencegahan emisi karbon dari hut an maupunpemberian kompensasi at as hilangnya manf aat lain dari hut an yang dimiliki, berkenaan dengan penyediaan j asa dimaksud. Alt ernat if lain dal am sumber keuangan bagi pembangunan di bidang kehut anan dengan nuansa konservasi sumberdaya al ami hayat i dan ekosist emnya, ant ara l ain:
b. Debt f or Nat ure Swap (DNS). c. Conservat ion Consession d. Bio Prosppect ing
e. Jas air (pemanf aat an air unt uk indust ri, pert anian, perikanan, t rnsport asi, air minum dan pembangkit t enaga l ist rik).
f . Jasa Pemilik Hut an (Penyerapan karbon, pencegahan bencana al am, wisat a al am sert a kenyamanan lingkungan.
BAB V PENUTUP
1. Pemerint ah Pusat diharapkan menyiapkan perangkat perat uran perundang-undangan yang memadai dalam rangka pembent ukan Kabupat en Kapuas Hul u sebagai Kabupat en Konservasi di Indonesia.
2. Adanya dana khusus yang memadai bagi daerah-daerah yang memiliki kawasan l indung/ konservasi sebagai konpensasi akibat berkurangnya l ahan yang dapat digunakan unt uk usaha ekonomi produkt if sert a sebagai imbal an j asa lingkungan yang diberikan.
3. Seluruh inst ansi pemerint ah di t ingkat Propinsi dan Pusat hendaknya memberikan dukungan penuh dalam bent uk program-pr ogram yang dapat mendukung per wuj udkan Kabupat en Konservasi.
4. Set iap lembaga swadaya masyarakat (LSM) para pakar sert a pihak yang memiliki kepedulian t erdapat penyelamat an lingkungan dihadapkan memberikan kont ribusi sesuai dengan f ungsinya masing-masing.
5. Pemerint ah Pusat diharapkan memf asil it asi Kabupat en Kapuas Hulu maupun daerah lainnya, agar dapat memperoleh bant uan dari l embaga Int ernasional maupun negara donor yang bersedia mendukung upaya pelest arian lingkungan.