• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum KoperasiUKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum KoperasiUKM"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I X

PROGRAM FASI LI T ASI PEM BI AY AAN BAGI K U M K M

A. T U J UAN PROGRAM

Usaha mikro dan kecil umumnya mengandalkan pada modal sendiri dalam menjalankan bisnisnya, dan sering terjebak dengan keterikatan pada rentenir mengingat masih rendahnya aksesabilitas terhadap sumber-sumber pembiayaan formal. Adapun upaya pemerintah dalam bentuk kredit program dan subsidi bunga bagi kredit usaha mikro dan kecil sering tidak tepat sasaran dan justru menciptakan ketergantungan. Usaha menengah juga masih bermasalah dalam mengakses sumber pembiayaan usaha yang umumnya dikarenakan persoalan penjaminan kredit serta ketidakmampuan menyusun kelayakan usaha.

Sedangkan bagi koperasi, baik yang bergerak di bidang serba usaha, produksi maupun simpan pinjam masih mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya karena modal harus diakumulasi dari anggota sendiri. Berbagai terobosan telah diupayakan oleh gerakan koperasi, namun belum optimal serta belum mantapnya regulasi menyebabkan bermacam penyimpangan.

Berdasarkan argumentasi tersebut, tujuan fasilitasi pembiayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah:

(1) Meningkatkan aksesabilitas KUKM terhadap sumber-sumber pembiayaan. (2) Memperluas sumber pembiayaan bagi KUKM, baik bank maupun nonbank. (3) Memantapkan mekanisme regulasi dan supervisi untuk LKM.

Adapun sasaran program tersebut pada periode tahun 2005 – 2009, adalah:

1. Menumbuhkembangkan 100 KSP/USP–Koperasi berkualitas paling maju dan 2000 KSP/USP-Koperasi berkualitas maju, melalui pembinaan manajemen dan teknologi.

2. Meningkatkan perkuatan permodalan untuk 10.000 KSP/USP Koperasi dengan mekanisme “lingkages” dengan sumber pembiayaan perbankan maupun non-bank dan atau memanfaatkan jaringan koperasi sekunder.

3. Memberdayakan 1.000 Koperasi Jasa Keuangan Syariah serasa memantapkan regulasi dan supervisi yang mengaplikasikan prinsip syariah.

(2)

4. Mentransformasikan 10.000 Lembaga Keuangan Mikro non-formal, seperti BKD, LDKP, BMT, dan sebagainya menjadi KSP/USP-Koperasi yang berbadan hukum sejalan dengan keinginan para anggotanya.

5. Memfasilitasi pendirian 10 Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) untuk UMKM di propinsi yang maju perekonomiannya, dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

B. PROGRAM PEN I N GK ATAN AK SESABI LI TAS

Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapabilitas dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah baik yang berbadan hukum koperasi atau pun lainnya, dalam upaya memperlancar dan mempermudah akses ke lembaga pembiayaan mikro, baik perbankan maupun non-bank. Selain itu, program ini juga dimaksudkan untuk mendorong pihak lembaga pembiayaan usaha agar berperan aktif dalam perkuatan permodalan khususnya bagi usaha mikro/usaha informal.

Aktifitas yang mendukung program ini adalah:

1. Memantapkan regulasi/deregulasi sistem penjaminan kredit usaha mikro dan kecil.

2. Memfasilitasi penyediaan dana penjaminan bagi lembaga penjaminan kredit usaha seperti PT. Sarana Pengembangan Usaha serta Perum Pegadaian. 3. Mendorong terbentuknya Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) untuk

pemberdayaan UMKM setempat, seraya meningkatkan peran serta pemerintah daerah.

4. Memfasilitasi sertifikasi tanah bagi pengusaha mikro dan kecil yang terkait dengan penjaminan kredit usaha di perbankan, bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional dan Departemen Dalam Negeri.

C. PROGRAM PERLUASAN SU M BER PEM BI AYAAN

Program ini dimaksudkan untuk menambah jumlah UMKM, baik yang perorangan, berbadan hukum koperasi ataupun lainnya, yang memerlukan dana bagi modal kerja dan investasi untuk pengembangan usahanya. Untuk itu diperlukan diversifikasi sumber lembaga pembiayaan maupun keragaman jenis serta mekanisme penyaluran kreditnya.

Aktivitas dari program ini dapat berupa :

1. Penyediaan dana bergulir bagi perkuatan permodalan usaha mikro dan kecil melalui perbankan (termasuk Bank Pembangunan Daerah) maupun KSP/USP – Koperasi

(3)

2. Penyediaan dana bergulir dengan sistem bagi hasil untuk perkuatan permodalan usaha mikro dan kecil melalui lembaga keuangan syariah seperti Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri

3. Fasilitasi kredit usaha untuk UKM yang berorientasi ekspor bekerjasama dengan Bank Ekspor Indonesia

4. Fasilitasi sumber dana non-kredit seperti sistem gadai, anjak piutang, pasar modal dan dana pensiun

5. Fasilitasi : “start-up Loan” dengan modal ventura untuk menumbuhkan unit usaha baru, khususnya yang berbasis teknologi dan mempunyai pasar, bekerja sama dengan PT. Bahana Artha Ventura

D. PROGRAM PEM BERDAYAAN LEM BAGA

K EUAN GAN M I K RO

Program ini dimaksudkan untuk intensifikasi dan penataan ulang kelembagaan pembiayaan usaha mikro sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan sekaligus dapat efektif mengurangi peran para lintah - darat yang memiskinkan rakyat dipedesaan maupun di daerah tertinggal. Program ini meliputi rintisan regulasi dan supervisi yang sejalan dengan kondisi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di daerah-daerah, sehingga terjadi keseimbangan antara asas prudensial (kehatia-hatian) dengan luasnya jangkauan nasabah (outreach).

Aktivitas dari Program ini meliputi :

1. Menyusun kebijakan nasional yang disepakati oleh pihak pemerintah, perbankan dan pelaku usaha, tentang pemberdayaan lembaga keuangan untuk pembiayaan usaha mikro

2. Mengembangan sistem monitoring dan evaluasi dari dana-dana perkuatan untuk LKM, baik dari pemerintah maupun lembaga donor internasional. Kegiatan ini termasuk pengawasan dan pengendalian KSP/USP - Koperasi yang efektif dan perintisan sistem informasi nasabah (kredit biro)

3. Memfasilitasi berfungsinya Second-tier bank seperti Bank Koperasi ataupun

APEX non bank seperti PT. Permodalan Nasional Madani untuk Lembaga

Keuangan Mikro yang formal dan tersebar di seluruh wilayah

4. Meningkatkan permodalan LKM melalui berbagai instrumen yang efisien seperti pasar modal dan pemanfaatan dana pensiun serta asuransi

(4)

5. Membina kerjasama internasional tentang LKM, baik beberapa bencmarking, pelatihan kejuruan maupun pengadaan dana khusus untuk permodalannya seperti dari Bank Dunia, JBIC, ADB dan KfW

Matrik Program Fasilitas Pembiayaan Bagi KUMKM dapat diikuti pada lampiran 3.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk populasi yang belum diketahui jumlahnya maka L.R.GAY (2006) memberikan suatu ketentuan yaitu untuk memilih jumlah sampel minimal 30 subjek, merujuk pendapat

Following the ap- proach suggested in Mester (1996) we show that if risk and quality factors are not taken into account optimal bank size tends to be overstated. That is, optimal

[r]

Pada akhir video dicantumkan credit title atau ucapan terimakasih kepada narasumber (Gicela Miftanisa) beberapa brand local yang telah ditampilkan di video (Omutt,

Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara rubrik Heroes Among Us dalam

Kemudian harga K ini disubstitusikan ke persamaan (g), sehingga diperoleh bentuk persamaan arus pada rangkaian apabila saklar ditutup adalah :.. Rangkaian seperti di

Berdasarkan pembelajaran siklus I, masih terdapat banyak kekurangan- kekurangan yang harus diperbaiki untuk pembelajaran pada siklus berikutnya. Perbaikan

Terjadi interaksi antara varietas dan konsentrasi larutan hara, konsentrasi larutan hara yang baik untuk varietas Tosakan adalah 6 ml/L, hal tersebut ditunjukkan oleh