• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAMA PERENDAMAN ENTRES DENGAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN SAMBUNG SAMPING KAKAO (Theobroma cacao L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LAMA PERENDAMAN ENTRES DENGAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN SAMBUNG SAMPING KAKAO (Theobroma cacao L.)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAMA PERENDAMAN ENTRES DENGAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN SAMBUNG SAMPING KAKAO

(Theobroma cacao L.)

SKRIPSI

Oleh

SURIANTI

0910211011

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

x PENGARUH LAMA PERENDAMAN ENTRES DENGAN AIR KELAPA

TERHADAP PERTUMBUHAN SAMBUNG SAMPING KAKAO (Theobroma cacao.L)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan lama perendaman entres terbaik dengan air kelapa terhadap pertumbuhan sambung samping kakao (Theobroma cacao. L). Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun petani Kabupaten Padang Pariaman, Kecamatan Sungai Geringging dari bulan Mei sampai Oktober 2013. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 4 taraf perlakuan 6 kelompok. Perlakuan adalah variasi lama perendaman yang terdiri dari: tanpa perendaman dengan air kelapa, perendaman entres selama 6 jam, perendaman entres selama 12 jam, perendaman entres selama 18 jam. Data hasil pengamatan dianalisis secara sidik ragam dengan uji F dan dilanjutkan bila F hitung lebih besar dari F table maka dilanjutkan dengan

Duncan’s New Multipe Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Berdasarkan hasil

percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa lama perendaman entres 12 jam dan 18 jam menggunakan air kelapa, memberikan pertumbuhan terbaik terhadap panjang tunas dan panjang daun terpanjang.

(3)

xi EVALUATION OF COCONUT WATER SOAKING TIME ON GROWTH

OF COCOA (Theobroma cacao. L) LEAF BUD GRAFTS

Abstract

This research was performed in a farmer’s garden in Sungai Geringging district Padang Pariaman. The aim was to determine the best soaking time for growth of cocoa grafts. Leaf buds were selected to form six uniform groups. Randomized treatments within each group were: 0, 6, 12 and 18 hours soaking in coconut water. Four weeks after grafting the percentage of grafts still alive and the percentage of growing buds were recorded. Three months after grafting the following parameters were measured: number of leaves, length of the longest leaf,width of the widest leaf and lenght of the longest shoot. Analysis of variencewas used to determine whether the measurted parameters were statistically significantly different at the 5% level. Subsequent analysis used Duncan’s New Multiple Range Test also at the 5% level. Soaking for 12 and 18 hours resulted in the longest shoots and leaves.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

perkebunan rakyat. Tanaman ini menjadi andalan bagi petani dan berperan

penting bagi perekonomian masyarakat. Tanaman kakao berperan besar dalam

penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan petani dan sumber devisa Negara

di samping mendorong perkembangan agribisnis dan agroindustri kakao. Oleh

karena itu, tidak mengherankan bila sejak awal tahun 1970-an perkembangan

kakao di Indonesia sangat pesat. Keadaan iklim dan kondisi lahan yang sesuai

untuk pertumbuhan kakao telah mendorong pengembanggan perkebunan kakao

Indonesia.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa tanaman kakao merupakan tanaman

per-kebunan yang sesuai untuk perper-kebunan rakyat. Dalam pemeliharaan dapat

dila-kukan dengan sederhana dan mudah. Di samping itu tanaman ini dapat berbunga

dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian

atau mingguan bagi petani. Akan tetapi produksi dan pendapatan yang diperoleh

petani kakao belum optimal karena dalam usaha budidaya kakao, petani sebagian

menggunakan benih atau bibit yang kurang bermutu. Di samping itu dari

penga-matan di lapangan banyak tanaman kakao yang tidak produktif dan banyak pula

tanaman kakao petani yang sudah tua sehingga produktivitasnya hanya tinggal

setengah dari potensinya. Di samping itu asal bibit yang di tanam petani mulai

dari tahun 1978, di antaranya ada yang tidak jelas asal-usulnya dan saat ini umur

tanaman tersebut sudah tua, tanaman kakao yang berasal dari sumber-sumber

yang berbeda-beda produktivitasnya juga berbeda-beda dan rendah.

Keadaan demikian menyebabkan petani mencari alternatif peremajaan

namun yang dikhawatirkan akan kehilangan pendapatan saat penanaman baru.

Pada prinsipnya petani berupaya mengganti dengan klon unggul tetapi keberatan

untuk menebang tanaman lama. Perkembangan teknologi budidaya terakhir

mem-berikan jawaban terhadap masalah yang dihadapi oleh petani. Ternyata sambung

samping adalah salah satu alternatif melakukan peremajaan pada tanaman tanpa

(5)

2 sebelum sambung samping berproduksi maka tanaman lama masih dapat

dipeli-hara dan memberikan hasil. Ternyata petani lebih tertarik melakukan sambung

samping untuk rehabilitasi tanaman kakao yang kurang produktif atau yang sudah

tua dibanding dengan cara membongkar dan tanam ulang. Sambung samping

yang dilakukan dapat juga digunakan untuk memperbaiki tanaman yang rusak

se-cara fisik, menambah jumlah klon dalam populasi tanaman, mengganti klon, dan

pemendekan tajuk tanaman.

Prinsip dasar rehabilitasi dengan metode sambung samping adalah

penya-tuan kambium dari entres dengan kambium batang bawah. Dianjurkan

penggu-naan entres dari klon-klon unggul agar memberikan dampak positif terhadap

pe-ningkatan produksi dan mutu hasilnya. Alternatif rehabilitasi dengan

mengguna-kan metode sambung samping dianggap cukup efektif karena petani dengan

mu-dah dapat melakukan sendiri serta waktu yang dibutuhkan relatif singkat.

Pada tahun 2008 produktivitas kakao Sumatera Barat rata-rata 989

kg/ha/tahun atau meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Meskipun

demi-kian produktivitas kakao masih di bawah potensi yang mungkin dicapai. Potensi

produktivitas perkebunan kakao di Sumatera Barat dapat mencapai 2.000

kg/ha/tahun, tetapi dengan kondisi bahan tanam yang ada saat ini dan kemampuan

petani mengelola kebun kakaonya, maka produktivitas yang mungkin dicapai

be-berapa tahun ke depan diperkirakan baru mencapai 1.250 kg/ha/tahun. Untuk

mencapai peningkatan produktivitas rata-rata sekitar 25% tersebut diperlukan

ber-bagai upaya. Salah satunya dengan memperbaiki bahan tanam kebun kakao yang

sudah ada melalui sambung samping kakao (Herman dan Damanik, 2009).

Metode sambung samping mempunyai keunggulan adalah 1) Lebih murah

dan tanaman kakao lebih cepat berproduksi dibanding cara tanam ulang, 2) Area

pertanaman kakao dapat direhabilitasi dalam waktu yang singkat, 3) Diperoleh

tanaman tahan terhadap berbagai gangguan iklim, 4) Sementara batang atas hasil

sambung samping belum berproduksi, hasil buah batang bawah masih dapat

di-pertahankan, 5) Batang bawah atau batang utama berfungsi sebagai penaung yang

(6)

meng-3 ganti klon-klon yang telah ditanam apabila tanaman tersebut sudah tidak

menguntungkan.

Pengamatan lapangan yang telah dilakukan pada lembaga perkebunan

kakao rakyat diketahui bahwa persentase tumbuh dan keberhasilan sambung

samping kakao masih belum optimal sehingga masih merupakan satu masalah

perbanyakan kakao secara sambung. Keberhasilan pertautan dari bagian tanaman

yang disambung ditentukan oleh kemampuan sel atau jaringan pada bagian

tanaman yang dipertautkan dalam bentuk sel-sel atau jaringan fungsional.

Proses pertautan pada bagian tanaman yang diawali oleh respon sel atau

ja-ringan pada bagian yang terluka. Pelukaan pada jaja-ringan tanaman yang

disam-bung menyebabkan sejumlah sel-sel pada entres dan batang bawah rusak dan

mati. Guna mendukung pembelahan dan pembesaran sel pada kambium pada

ja-ringan yang terluka maka dibutuhkan energi baik dalam bentuk nutrisi maupun

senyawa biokimia seperti karbohidrat, protein, auksin, sitokinin, dan giberelin.

Perendaman entres dengan air kelapa sebelum penyambungan diharapkan

dapat membantu dalam penyembuhan luka pada jaringan yang disambung. Air

kelapa yang mengandung berbagai jenis sitokinin alami yang dapat meningkatkan

pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan.

Pada pertumbuhan dan perbanyakan tanaman peran dari zat pengatur

tum-buh sangat besar. Hal ini memberikan peluang terhadap keberhasilan sambung

samping kakao. Air kelapa mengandung unsur K yang tinggi sehingga dapat

me-micu pertumbuhan tanaman. Fungsi K pada tanaman yaitu memperkuat tumbuh

tanaman karena dapat menguatkan serabut-serabut akar, dapat memperlancar

me-tabolisme dan mempengaruhi penyerapan hara (Hendaryono dan Wijayani, 1994).

Air kelapa mengandung auksin dan sitokinin. Auksin yang berfungsi dalam

menginduksi pemanjangan sel, mempengaruhi dominasi apikal penghambat pucuk

aksilar dan adventif serta inisiasi pengakaran sedangkan sitokinin berfungsi untuk

merangsang pembelahan sel dalam jaringan dan merangsang pertumbuhan tunas.

Oleh karena itu penggunaan air kelapa diharapkan dapat merangsang

(7)

4 Berdasarkan hal-hal di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul

“ Pengaruh Lama Perendaman Entres dengan Air Kelapa terhadap

Pertumbuhan Sambung Samping Kakao (Theobroma cacao L)”.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menda-patkan lama perendaman entres terbaik dengan air kelapa terhadap pertumbuhan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk Mahasiswa yang akan menempuh mata kuliah elektif agar mendaftar di Bagian Akademik Fakultas Peternakan Univ.. Untuk Mata Kuliah Elektif, kuliah dan praktikum

Akses yang diberikan oleh pemerintah berupa pembentukan sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pendidikan yang memberikan

Pandangan Kuntowijoyo di atas, selaras dengan yang disampaikan Syahrin Harahap bahwa salah satu ciri dari masyarakat industrial adalah terciptanya budaya dunia yang

Pada penelitian ini, perlakuan vaksinasi AI meningkatkan jumlah eritrosit dan hemoglobin ayam broiler diperkirakan terkait dengan fungsi eritrosit dalam sistem

Akan tetapi indikator tersebut relevan dijadikan sebagai ukuran dasar pengelolaan hutan lestari untuk aspek produksi karena indikator tersebut merupakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai Bank BJB Syariah Cabang Bekasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada

Pada pengamatan hari ke-0 hingga hari ke-5 untuk perlakuan dengan menggunakan sedimen bakau dan sedimen rawa jumlah bakteri masih sedikit, hal ini disebabkan

Salah satu kendala pemasaran pangan organik di Indonesia adalah consumer confidence (Noorjannah, 2012). Kendala lainnya adalah terbatasnya informasi mengenai produk