PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Kuasi Eksperimen di SMAN 5 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
WINDI WIJAYANTI 0901071
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Penggunaan Mobile Learning Berbasis Web
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif Pada Mata pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Oleh
Windi Wijayanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Windi Wijayanti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
WINDI WIJAYANTI 0901071
PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA
MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Kuasi Eksperimen di SMAN 5 Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh :
PEMBIMBING 1
Dr. H. Rudi Susilana, M.Si 19661019 199102 1 001
PEMBIMBING 2
Hj. Ellina Rienovita, M.T 19751116 200801 2 009
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Dr. Toto Ruhimat, M. Pd 19591121 198503 1 001
Ketua Prodi
ABSTRAK
Windi Wijayanti (0901071). Penggunaan Mobile Learning Berbasis Web dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) (Kuasi Eksperimen di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kota Bandung).
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.
Latar belakang dilakukan penelitian ini diantaranya adalah dunia pendidikan yang selalu dituntut untuk menciptakan inovasi untuk proses pembelajaran, pengguna telepon seluler banyak dari kalangan pelajar akademisi, dan hanya digunakan untuk mengakses jejaring sosial atau ajang pamer semata.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK?”. Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari (1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek remembering (mengingat) pada mata pelajaran TIK?; (2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek understanding (memahami) pada mata pelajaran TIK?; (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek application (menerapkan) pada mata pelajaran TIK?; (4) Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning berbasis web yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan?.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain One Group
Time Series menggunakan satu kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan
berupa tes objektif dan angket. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
Cluster Random Sampling. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov
Smirnov, Uji hipotesis menggunakan Uji T Paired Sample T Test, dan Angket menggunakan Skala Likert yang dijadikan dalam skala presentase.
Kesimpulan umum hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis
web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Mobile Learning, Mobile Learning Berbasis
ABSTRACT
Windi Wijayanti (0901071). Mobile Web-based Learning in improving student
learning outcomes in the cognitive domain on the ICT subject (Information and Communication Technology) (A quasi experiment in Senior High School 5
Bandung).
Thesis of Curriculum and Educational Technology Major, Faculty of Education, Indonesian University of Education, by 2013.
This research aims to describe the educational world who always be required to create innovation for the learning process. Many of the cell phone users among students and academicians and used only for accessing social networking or the sheer exhibitionist.
This research indicated to the problems that have been formulated, there is
“Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain on ICT subject? In more detail the problem formulation consists of (1) Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain in remembering aspect on ICT subject? (2) Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain in understanding aspect on ICT subject? (3) Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain in application subject on ICT subject? (4) How response students to mobile learning media web based that uses in research as treatment?
This research used quasi experiment method with design One Group Time Series that uses one class experiment. The instrument used objective test and question form. The technique sampling used Cluster Random Sampling. normality test data using the Kolmogorov Smirnov, Hypothesis test using T Paired Sample T Test, the question form using Linkert Scale used as a percentage.
General conclusions results of this research is ‘There is a significant increase
between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain on ICT subject.
Key words: Learning Media, Mobile Learning, Mobile Learning Web, Student
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ...x
DAFTAR GRAFIK ...xi
DAFTAR TABEL ...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1
B. Rumusan Masalah ...4
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Hasil Penelitian ...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Konsep Pembelajaran ...8
1. Definisi Belajar dan Pembelajaran ...8
B. Konsep Media Pembelajaran ...10
1. Definisi Media Pembelajaran ...10
2. Manfaat Media Pembelajaran ...13
3. Klasifikasi Media Pembelajaran ...15
C. Mobile Learning ...17
1. Pengertian Mobile Learning ...17
2. Kelebihan dan Kekurangan Mobile Learning ...19
4. Konten Mobile Learning ...21
5. Kerangka Mobile Learning ...22
D. Mobile Learning Berbasis Web ...24
1. Pengenalan LMS Moodle ...24
2. Kelebihan LMS Moodle ...25
3. Pengaturan Alur Moodle ...27
4. Tingkat Pengguna Pada Moodle ...28
5. Perangkat Yang Dibutuhkan ...29
E. Hasil Belajar ...29
1. Pengertian Hasil Belajar ...29
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ...30
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...33
F. Mata Pelajaran TIK ...33
1. Deskripsi dan Karakteristik Mata Pelajaran TIK ...33
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran TIK ...34
3. Tujuan Mata Pelajaran TIK ...34
4. Standar Kompetensi dan Kompetesi Dasar ...34
G. Keterkaitan Penggunaan Mobile Learning Berbasis Web dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ...35
H. Asumsi ...36
I. Hipotesis ...37
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi ...40
1. Lokasi Penelitian ...40
2. Subjek Populasi ...40
B. Desain Penelitian ...41
C. Metode Penelitian...43
D. Definisi Operasional...45
E. Instrumen Penelitian...46
2. Angket ...48
F. Pengembangan Instrumen ...50
1. Uji Validitas Konstrak...50
2. Uji Validitas Alat Ukur ...51
3. Uji Reliabilitas ...52
4. Tingkat Kesukaran Soal ...53
5. Daya Pembeda ...54
G. Teknik Pengumpulan Data ...55
1. Tes Obyektif Hasil Belajar ...56
2. Angket ...56
H. Teknik Analisis Data ...56
1. Tes Obyektif ...56
a. Uji Normalitas ...56
b. Uji Hipotesis ...57
2. Angket ...58
I. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Obyektif...59
1. Uji Validitas ...59
2. Uji Reliabilitas ...60
3. Tingkat Kesukaran Soal ...61
4. Daya Pembeda ...61
J. Prosedur Penelitian...62
1. Tahap Persiapan ...62
2. Tahap Pelaksanaan ...63
3. Tahap Pelaporan ...63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...65
1. Hasil Belajar Siswa ...65
2. Respon Siswa Terhadap Penggunaan M-learning Berbasis Web ...69
B. Uji Hipotesis Data ...72
2. Hipotesis Kedua ...75
3. Hipotesis Ketiga ...78
4. Hipotesis Keempat ...80
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...87
B. Saran ...87
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat
pesat sulit terbendung dalam sisi kehidupan manusia. Percepatan
perkembangan tersebut menciptakan kultur baru bagi semua orang di seluruh
dunia, sehingga timbullah ketergantungan yang luar biasa melanda manusia
terhadap perangkat TIK yang mengiringi percepatannya.
Saat ini, pemanfaatan TIK telah tersebar, diantaranya untuk berbagai
keperluan, seperti bisnis, perdagangan, tukar menukar informasi, pendidikan
dan pemerintahan, yang dikenal dengan trade (perdagangan elektronik),
e-bussiness (bisnis yang berbasis elektronik), e-shop (toko yang berbasis
elektronik), e-learning (pembelajaran elektronik), dan lain-lain. Dunia
pendidikan tak luput dari sentuhan perkembangan TIK. Integrasi teknologi
informasi ke dalam dunia pendidikan telah menciptakan pengaruh besar.
Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh perkembangan TIK saat ini
mendorong dunia pendidikan agar lebih berkembang. Hal ini bertujuan untuk
meningkatan mutu pendidikan. Pada zaman sekarang ini dunia pendidikan
selalu menuntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
ada, khususnya untuk penyesuaian proses pembelajaran.
Di tengah kemelut dunia pendidikan yang ada di Indonesia, kehadiran
TIK menjadi salah satu tolak ukur yang diharapkan dapat memberi
sumbangan positif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu caranya
yaitu menciptakan satu inovasi pembelajaran dengan pemanfaatan perangkat
TIK untuk mempermudah proses pembelajaran.
Pada zaman globalisasi yang ditandai dengan pesatnya produk dan
pemanfaatan teknologi informasi, oleh karena itu konsepsi penyelenggaraan
pembelajaran telah bergeser pada upaya perwujudan pembelajaran jarak jauh
dengan menggunakan perangkat TIK. Sekarang ini, seorang guru dinilai
menggunakan metode ceramah dan menghafal, karena hal ini dapat
mengakibatkan murid cepat merasa bosan.
Perubahan akan tuntutan itu menjadikan proses pembelajaran dalam
dunia pendidikan memerlukan inovasi dan kreativitas, karena banyak orang
mengusulkan pembaharuan pendidikan dan pengajaran, tapi sedikit sekali
orang yang berbicara tentang solusi pemecahan masalah yang sesuai dengan
tuntutan global saat ini. Salah satu pemecahan masalah tersebut diantaranya
adalah pemanfaatan media pembelajaran yakni penggunaan perangkat mobile
seperti smartphone (telepon cerdas) atau tabletPC.
Secara bahasa Latin, media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”. Maksudnya perantara yaitu sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).
Media ini dapat meminimalisir masalah-masalah belajar yang sering
dialami oleh siswa. Misalnya, pada saat jam pelajaran berlangsung, banyak
siswa yang kurang fokus terhadap materi yang disampaikan guru. Hal
tersebut dikarenakan sibuk menggunakan atau memainkan handphone. Jika
fenomena masalah belajar yang ada sekarang seperti itu, maka alangkah
baiknya apabila perangkat handphone yang dimiliki siswa digunakan untuk
proses pembelajaran agar lebih bermanfaat.
Saat ini, banyak berkembang pembelajaran jarak jauh (e-learning)
dengan menggunakan media TIK, khususnya handphone, smartphone
ataupun tablet dalam mengakses internet. E-learning merupakan cara baru
dalam proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik, khususnya
internet sebagai sistem pembelajaran. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan TIK untuk pendidikan.
Penggunaan TIK di dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai
strategi dan pola. Saat ini, banyak berkembang penggunaan media mobile
learning. Mobile learning adalah sebuah media pembelajaran yang
mengadopsi perkembangan perangkat genggam yakni teknologi seluler cerdas
atau smartphone di mana teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk media
Pengguna perangkat seluler sebagai media pembelajaran tidak
berlebihan apabila kita melihat fakta-fakta berikut.
1. “Pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai lebih dari 96.410.000,
teledensitas 36,39% dengan tingkat presentase pertumbuhan pelanggan
telepon seluler mencapai 28,26% per tahun” (Puslitbang Kominfo,
2011:18). Sebagian besar dari jumlah pengguna telepon seluler ini adalah
seorang pelajar/peserta didik dan kalangan akademisi dengan tipe telepon
seluler berfitur canggih dan memiliki kapabilitas untuk menjalankan
konten-konten berupa multimedia maupun aplikasi software.
2. Akses internet melalui perangkat telepon seluler cerdas atau smartphone
dan tablet menjadi hal yang lumrah belakangan ini.
3. Akses dan transfer data menggunakan jaringan telepon seluler cerdas atau
smartphone yang semakin murah dan cepat.
4. Penggunaan smartphone dan tablet di SMAN 5 Bandung sudah bukan hal
yang langka, dan hampir semua murid di SMAN 5 Bandung telah
menggunakan perangkat smartphone dan tablet. Perangkat tersebut sering
digunakan dan digemari oleh para pelajar.
5. Tidak sedikit pelajar yang memanfaatkan perangkat smartphone, tablet, dll
hanya untuk mengakses jejaring sosial dan ajang pamer semata.
Fenomena-fenomena tersebut menjadi pertimbangan penulis untuk
mengembangkan mobile learning di Indonesia, khususnya di SMAN 5
Bandung yang menjadi tempat penelitian. Siswa akan mendapatkan hasil
belajar yang lebih optimal, jika ditunjang dengan bahan ajar dan media
pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran, maka untuk pemilihan
materi. Ms. Excel dinilai cocok untuk diaplikasikan dengan menggunakan
bahan ajar dan media pembelajaran mobile learning berbasis web, karena Ms.
Excel adalah materi pembelajaran pengaplikasian untuk menghasilkan produk
dari pengolahan data dan angka. Penelitian ini dilakukan di kelas X semester
dua di SMAN 5 Bandung, dengan judul “Penggunaan Mobile Learning
Berbasis Web Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada
Penggunaan handphone (telepon genggam), smartphone (telepon
cerdas), dan tablet sebagai perangkat pembelajaran, diharapkan dapat
menambah minat dan motivasi belajar siswa yang berakibat pada peningkatan
hasil belajarnya.
B. Rumusan Masalah
Secara umum, masalah yang akan di kaji adalah “Apakah terdapat
peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan
mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada
mata pelajaran TIK?”
Secara lebih rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan,
sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa
ranah kognitif aspek remembering (mengingat) pada mata pelajaran TIK?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa
ranah kognitif aspek understanding (memahami) pada mata pelajaran TIK?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa
ranah kognitif aspek aplication (menerapkan) pada mata pelajaran TIK?
4. Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning berbasis web
yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan?
Menyadari akan luasnya persoalan tersebut, maka penelitian ini dibatasi
dalam beberapa hal sebagai berikut.
1. Penggunaan media difokuskan pada perangkat mobile
(handphone/smartphone dan tablet) yang mendukung fasilitas browser.
2. Hasil belajar dalam penelitian ini, dibatasi dalam satu ranah yaitu ranah
kognitif aspek remembering (mengingat) C1, understanding (memahami)
3. Materi pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengolah
dokumen pengolah angka dengan teks, tabel, grafik, gambar dan diagram
dalam Microsoft Excel pada mata pelajaran TIK.
4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-H di
SMAN 5 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya,
penelitian ini tentunya mempunyai tujuan. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan
sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar
siswa pada ranah kognitif pada mata pelajaran TIK.
Secara lebih khusus, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap
hasil belajar siswa ranah kognitif aspek remembering (mengingat) pada
mata pelajaran TIK.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap
hasil belajar siswa ranah kognitif aspek understanding (memahami) pada
mata pelajaran TIK.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap
hasil belajar siswa ranah kognitif aspek application (menerapkan) pada
mata pelajaran TIK.
4. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap media mobile
learning berbasis web yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
langsung, terutama dalam meningkatkan hasil belajar. Penelitian diharapkan
memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini merupakan sarana penerapan sekaligus pendalaman
teori keilmuan yang didapatkan selama mengikuti perkuliahan di Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, khususnya dalam segi
pengembangan teknologi untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan
memberikan gambaran jelas tentang media yang dikembangkan. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada
pengembangan wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teori
dan pelaksanaan perancangan teknologi pembelajaran yang lebih baik dan
produktif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, membantu meningkatkan proses pembelajaran. Penggunaan
mobile learning berbasis web dapat menjadi salah satu alternatif untuk
mendukung proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar.
b. Bagi guru, meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran
di dalam dan di luar kelas. Dengan menggunakan mobile learning
berbasis web, guru dapat memberikan variasi dan inovasi dalam proses
pembelajaran, yaitu teknik pengajaran dengan menggunakan media
yang dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun.
c. Bagi sekolah, setelah menggunakan mobile learning berbasis web,
diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar siswa, sehingga kualitas
pembelajaran di sekolah lebih efektif, efisien, dan tentunya dapat
memenuhi tujuan kurikulum yang telah ditetapkan.
d. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, penelitian ini
diharapkan dapat menambah kajian keillmuan dalam disiplin ilmu
Kurikulum dna Teknologi Pendidikan, khususnya pada aspek
e. Bagi peneliti, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan
sesudah menggunakan mobile learning berbasis web pada mata
pelajaran TIK.
f. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan rujukan atau bahan
kajian lebih lanjut bagi peneliti yang berniat memilih dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Bandung di Jalan Belitung No. 8 Kota Bandung.
2. Subjek Populasi
Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas
sehingga generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara
akurat. Menurut Sugiyono (2013:117) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi ini ditentukan berdasarkan pemenuhan kriteria untuk
responden penelitian.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas X SMAN 5 Bandung
No Kelas Jumlah
1 X-A 32
2 X-B 31
3 X-C 33
4 X-D 33
5 X-E 33
6 X-F 33
7 X-G 33
8 X-H 33
9 X-I 32
10 X-J 33
Jumlah 326
Penelitian akan lebih mudah dan efektif dilaksanakan dengan adanya
sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2013:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Apa yang di dapat dari hasil penelitian pada sampel, maka kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus benar-benar representatif (mewakili).
Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya tanpa
penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada, maka
teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu cluster
random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk populasi target
tertentu yang tidak memiliki strata, dengan jumlah siswa yang relative
homogen dan menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai
sampel. Jadi kesimpulannya, cluster random sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak berdasarkan sekelompok
individu (kelas), bukan diambil secara individu.
Karena penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen
dengan desain one group time series yang hanya menggunakan satu kelas,
maka sampel untuk penelitian ini adalah satu kelompok atau kelas.
Langkah pengambilan sampel tersebut dilakukan dalam satu tahap,
yaitu secara acak dari populasinya. Jadi dari populasi yang berjumlah 10
kelas, dipilih satu kelas secara random untuk dijadikan sampel sebagai
kelompok eksperimen yakni kelompok yang menggunakan mobile
learning berbasis web. Dipilih kelas X-H SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013 yang dijadikan sampel sebagai kelas eksperimen. Alasan
pemilihan kelas tersebut karena sampelnya bersifat homogen yang ditinjau
berdasarkan data nilai ulangan tengah semester.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One
Group Time Series Pretest-Posttest Design. “Pada desain ini, sebelum diberi
mengetahui kestabilan dan jelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan” (Sugiyono, 2013:115). Bila hasil pretest selama tiga kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak
menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat
diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain jenis ini hanya
dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan yang diulang-ulang.
Berikut adalah gambaran umum bagan desain penelitian ditunjukan
pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Desain Penelitian One Group Time Series Kelompok Pretest Treatment Posttest
E O1 X O4
E O2 X O5
E O3 X O6
Keterangan :
E = kelompok eksperimen
O1, O2, O3 = pretest
O4, O5, O6 = posttest
X = perlakuan (treatment)
Langkah-langkah dalam melakukan desain ini adalah :
a. Memilih satu kelompok subyek eksperimen untuk dijadikan sampel
b. Mengadakan pretest (O1, O2, O3)
c. Memberikan perlakuan (X)
d. Mengadakan posttest (O4, O5, O6) setelah pemberian perlakuan
e. Menganalisis data dengan menggunakan metode statistika yang sesuai
f. Menarik kesimpulam berdasarkan hasil analisis data
Jadi, penelitian ini dilakukan sebanyak tiga seri. Pada seri pertama
sebelum diberi perlakuan (X), kelompok eksperimen diberikan pretest
terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui nilai awal sebelum diberi
perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada
Hal berikutnya yang dilakukan adalah kelompok ekperimen diberikan
posttest, sehingga di peroleh gain/selisih antara skor pretest dan posttest.
Kemudian dilakukan seri kedua dan ketiga dengan langkah yang sama dengan
seri pertama.
C. Metode Penelitian
Secara umum, Sugiyono (2013:3) mengartikan “metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sukmadinata (2008:52) mengemukakan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari
oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis
pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.
Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian
ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis
karena pemecahan masalah yang dijabarkan dalam rumusan masalah
memerlukan perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian
terhadap hipotesis yang telah ditetapkan.Pandangan mengenai penelitian
kuantitatif sebagai sebuah pendekatan ini tidak jauh berbeda dengan yang
diungkapkan oleh Arifin (2011:29)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin memperoleh
informasi terhadap suatu media yang diterapkan, yaitu untuk mengetahui
apakah mobile learning berbasis web memberikan peningkatan yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kogntitif pada mata pelajaran
TIK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini dalam pelaksanaannya
dilakukannya penugasan random ini disebabkan peneliti tidak dapat
mengubah kelas siswa yang sudah terbentuk sebelumnya, guna menentukan
subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen.
Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya. Hal ini
diungkapkan Ali (2010:101) bahwa “perbedaan metode eksperimen sejati dan
metode kuasi eksperimen terletak pada pemilihan subyek sampel secara random dan penugasan subyek secara random”. Dalam pemilihan subyek pada eksperimen, perandoman dilakukan terhadap setiap individu subyek
anggota populasi. Sedangkan pada kuasi eksperimen, tidak dilakukannya
penugasan secara random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah
ada (intact group).
Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga
apabila peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan
rusaknya suasana kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu, peneliti
menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan kelas yang
sudah ada.
Penggunaan mobile learning berbasis web sebagai media pembelajaran
dilakukan di satu kelas yakni kelas eksperimen untuk melihat hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah menerima perlakuan (treatment).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas atau
independent variabel (X) dan variabel terikat atau dependent variabel (Y).
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
timbulnya variabel terikat. Sebagaimana yang diungkapkan Sudjana dan
Ibrahim (2009: 12)
Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan
belajar ranah kognitif siswa kelas X SMAN 5 Bandung. Secara lebih khusus
variabel terikat ini dibagi menjadi tiga sub variabel, yaitu hasil belajar pada
aspek mengingat, aspek memahami dan aspek menerapkan.
Hubungan variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada tabel
berikut.
Dari tabel di atas terdapat variabel-variabel yang dikaji, yaitu variabel
bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan media Mobile Learning
berbasis Web pada kelas eksperimen (X). Variabel terikatnya adalah hasil
belajar siswa aspek mengingat, aspek memahami dan aspek menerapkan.
D. Definisi Operasional
Kekeliruan dan salah pengertian dalam penelitian ini sangat bergantung
pada pemahaman konteks permasalahan penelitian, untuk itu perlu adanya
penjelasan istilah-istilah yang ada dalam variabel penelitian ini.
1. Mobile Learning
Mobile learning adalah media pembelajaran yang menggunakan perangkat mobile, yaitu handphone berfasilitas browser, smartphone, dan tablet yang
dipakai oleh siswa selama penelitian sebagai media perlakuan.
2. Web
terjadinya proses pembelajaran dengan pertukaran atau penyerapan
pengetahuan. Melalui web havefunlearn.gnomio.com siswa dapat
mengakses materi-materi pembelajaran secara mobile menggunakan
handphone berfasilitas browser, smartphone, atau tablet yang dapat
diakses kapan pun dan dimana pun.
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima
dan melakukan serangkaian perlakuan yang diberikan dengan bantuan
media mobile learning berbasis web, kemudian diberikan tes individu.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi dalam satu ranah
yaitu ranah kognitif aspek remembering (mengingat) C1, understanding
(memahami) C2 dan application (menerapkan) C3.
4. Mata Pelajaran TIK
TIK merupakan mata pelajaran yang menerapkan teknologi sebagai media
pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar mampu
mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi saat ini. Pada mata pelajaran ini, siswa dituntut untuk
mengenal, menggunakan dan merawat peralatan TIK serta menggunakan
segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Mata
pelajaran TIK dalam penelitian ini adalah mata pelajaran yang diteliti di
SMAN 5 Kota Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian dibutuhkan untuk membuktikan
hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan data yang
digunakan dan untuk mendapatkan jawaban penelitian maka digunakan
instrumen penelitian. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang
mampu menampung sejumlah data yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan dan hipotesis penelitian.
Sudjana dan Ibrahim (2009:97) menjelaskan “keberhasilan penelitian
menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen”.
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:133) bahwa “jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada
jumlah variabel yang diteliti”. Jadi, jumlah instrumen penelitian tergantung
pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.
Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
penggunaan mobile learning berbasis web dan variabel hasil belajar, maka
jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian ada dua. Instrumen yang
digunakan adalah berupa tes obyektif untuk mengukur hasil belajar dan
berupa angket atau kuesioner untuk mengukur perlakuan pengguanaan mobile
learning berbasis web.
1. Tes Obyektif
Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009:100) instrumen tes adalah “alat
ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban
yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan”.
Penggunaan tes sebagai instrumen dimaksudkan untuk mengukur
penguasaan siswa terhadap mata pelajaran TIK. Tes dalam penelitian ini
digunakan sebagai alat pengumpul data. Sudjana dan Ibrahim (2009:261)
mengemukakan bahwa
Dalam menilai hasil belajar, khususnya dibidang kognitif, alat penilaian yang paling banyak digunakan adalah tes tertulis. Dilihat dari bentuknya, soal-soal tes tertulis dikelompokkan atas soal-soal bentuk uraian (essay) dan soal-soal bentuk objektif.
Adapun tes yang diberikan adalah dalam bentuk tes objektif (pilihan
ganda) yang item-item soalnya diambil dari mata pelajaran TIK
kompetensi dasar mengolah dokumen pengolah angka dengan teks, tabel,
grafik, gambar dan diagram. Pada soal tersebut terdapat lima alternatif
Berikut langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah:
a. Menetapkan bahan penelitian dengan terlebih dahulu berkonsultasi
dengan dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran TIK
mengenai masalah-masaslah pembelajaran.
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran
yang telah ditentukan.
c. Menyusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasarserta indikator materi pembelajaran yang telah
ditentukan.
d. Menyusun instrumen penelitian berbentuk tes objektif dengan 5 (lima)
pilihan jawaban.
e. Membuat kunci jawaban.
f. Melakukan expert judgement kepada ahli, untuk tes obyektif pada
penelitian ini dilakukan expert judgement pada guru mata pelajaran TIK
Kelas X di SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel yaitu pada
kelas X-A SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
h. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas,
dan tingkat kesukaran soal untuk mendapatkan instrument penelitian
yang baik.
i. Melaksanakan penelitian pada kelas sampel yaitu kelas X-H di SMAN
5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013..
j. Menganalisis hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.
2. Angket
responden, dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.
Angket ini diharapkan peneliti dapat menggali informasi dari subjek
yang berkaitan secara langsung dengan penggunaan media mobile learning
berbasis web.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
dimana pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal
dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau
respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Skala
yang digunakan dalam angket ini menggunakan skala likert.
Sugiyono (2013:134) menjelaskan bahwa
Skala likert digunkan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dalam Penskoran Skala Likert, digambarkan dalam bentuk tabel 3.4 berikut ini:
Sesuai dengan skala likert, angket penelitian ini dibuat dalam bentuk
check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai. Dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju
(TS).
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket perlakuan dari
penggunaan mobile learning berbasis web yang digunakan sebagai
a. Menetapkan bahan penelitian dengan terlebih dahulu berkonsultasi
dengan dosen pembimbing dan ahli media mengenai masalah-masalah
media pembelajaran.
b. Menyusun kisi-kisi instrumen.
c. Menyusun pernyataan yang relevan dengan indikator dan mudah
dipahami responden.
d. Menyusun instrumen penelitian berbentuk angket dengan empat pilihan
jawaban berbentuk check list.
e. Melakukan expert judgement kepada ahli media, untuk instrumen
angket pada penelitian ini dilakukan expert judgement pada Dosen Ahli
Media Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di Universitas Pendidikan
Indonesia.
f. Setelah angket diberi penimbangan dari expert judgenent, maka angket
diperbanyak sesuai dengan kebutuhan atau sebanyak jumlah responden
yang telah ditetapkan untuk kemudian diberikan kepada siswa di
SMAN 5 Kota Bandung.
g. Pengumpulan data, menganalisis hasil penelitian dan menyimpulkan
hasil penelitian.
F. Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Konstrak
Validitas konstrak adalah kesesuaian antara pertanyaan atau soal-soal
dalam instrumen dengan konsep dan susunannya dari variabel yang akan
diukur. “Konstrak bisa dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian berbagai
teori terkait atau berdasarkan hasil studi lapangan” menurut Ali
(2010:295). Menurut Sugiyono (2013:177) “untuk menguji validitas
konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement expert)”. Jadi, uji
validitas konstrak dilakukan agar mengetahui kesesuaian instrument
penelitian dengan kisi-kisi instrument. Kesesuaian tersebut dapat diketahui
melalui kegiatan bimbingan dengan dosen pembimbing dan judgement
2. Uji Validitas Alat Ukur
Menurut Arikunto (2010:211) “validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Maka
sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti mengukur terlebih
dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu.
Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang
menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip
suatu tes adalah valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu
diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa suatu tes hanya valid untuk suatu
tujuan tertentu saja. Tes yang valid untuk satu bidang studi belum tentu
valid untuk bidang studi yang lain.
Arifin (2009:247) menjelaskan bahwa
Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut.Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.
Tingkat kevalidan instrumen dihitung dengan menggunakan korelasi
Product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumus korelasi
Product Moment adalah sebagai berikut :
� = n XY− ( X)( Y)
n X2− ( X )2 n Y2− ( Y )2
Arifin (2009:254)
Keterangan :
� = Koefisien korelasi yang dicari N = Banyaknya subjek (peserta tes)
= Skor tiap butir soal/skor item tes
= Skor responden
Menurut Arifin (2009:257) “untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang ditemukan tersebut tinggi atau renda maka dapat
berpedoman pada table 3.5.
Tabel 3.5
Kriteria Acuan Validitas Soal
Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,81 – 1,00
0,61 – 0,80
0,41 – 0,60
0,21 – 0,40
0,00 – 0,20
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Arifin (2009:257)
Setelah itu diuji tingkat signifikasinya dengan menggunakan rumus :
� =r n−2 1− r2
Sugiyono (2011:257)
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = koefisisen korelasi
n = jumlah banyak subjek
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05
dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 Apabila thitung > ttabel, berarti
korelasi tersebut signifikan / berarti.
3. Uji Reliabilitas
Arikunto (2010:221) menjelaskan bahwa
Arifin (2009:258) “reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi
suatu instrumen”. Reliabilitas tes berkenaan dengan suatu tes yang diteliti
dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan
pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Reliabilitas soal dimaksudkan untuk melihat keajegan atau
kekonsistenan soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya. Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian instrumen dapat diercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.
Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki tingkat keajegan dalam
hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran
keajegan suatu instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat
pengumpul data. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus
Spearman Brown. Adapun rumus Spearman Brown adalah:
r11= 2 x r1/21/2 1+r1/21/2
Keterangan:
r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan
Arikunto (2010:223)
Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu satu
kelompok soal ganjil (X) dan satu lagi kelompok soal genap (Y),
kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product
moment. Hasil korelasi antar skor dimasukan ke dalam rumus Spearman
Brown dan hasilnya dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai reliabilitas
lebih besar dari nilai rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel.
4. Tingkat kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab
terlalu sukar. Sedangkan hasil analisis terhadap butir soal digunakan untuk
mengetahui layak tidaknya suatu soal dipakai sebagai instrumen
penelitian, dan kemudian berguna untuk mengetahui soal mana yang layak
dipakai dan soal mana yang dibuang atau diganti. Untuk mencari indeks
WH : Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
nL : Jumlah kelompok bawah nH : Jumlah kelompok atas n : 27% X n
TK : Tingkat kesukaran
Adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran
soal adalah sebagai berikut:
Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah.
Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang.
Jika jumlah persentase 73% keatas termasuk sukar
Arifin (2009:270)
5. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik
yang kurang menguasai kompetensi Semakin tinggi koefisien daya
pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan
antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik
yang kurang menguasai kompetensi tersebut.
Keterangan:
DP = daya pembeda
WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas
n = 27% X n
Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat
digunakan kriteria pada tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Kriteria Koefisien Daya Pembeda
Index of discrimination Item evaluation 0.40 and up Very good items
0.30 – 0.39 Reasonably good, but possibly subject to improvement
0.20 – 0.29 Marginal items, usially needing and being subject to improvement
Below – 0.19 Poor items, to be rejected or improved by revision
Arifin (2009:274)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting untuk
peneliti ketahui karena tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2013:308) bahwa “teknik
pengumpulan data merupakan langkah paling utama di dalam penelitian,
karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data”.
Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan karena data yang
diperoleh dari lapangan melalui instrument penelitian, diolah dan dianalisa
agar hasilnya dapat dipergunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
serta memecahkan masalah penelitian, adapun teknik yang digunakan dalam
1. Tes Obyektif
Teknik pengumpulan data yang pertama adalah tes hasil belajar yaitu
untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam suatu bidang tertentu
yang diperoleh setelah mempelajari bidang tersebut. Bentuk tes dalam
penelitian ini berupa tes objektif tertulis pilihan berganda dengan lima
pilihan jawaban. Tes diadakan pada saat pretest dan posttest.
2. Angket
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya adalah angket. Angket
digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan media
Mobile Learning berbasis Web. Angket yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk tertutup dengan empat pilihan jawaban dalam bentuk check
list (√). Angket disebar kepada siswa yang dijadikan sampel penelitian dan dilakukan setelah tes obyektif untuk mengukur hasil belajar (pretest,
treatment dan posttest) telah selesai dilaksanakan.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian
selanjutnya diolah dan dianalisis, dengan maksud untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat menggambarkan
apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu tes obyektif dan angket,
maka teknik analisis datanya berbeda.
1. Tes Obyektif
Pengolahan data tersebut dilakukan menggunakan prosedur statistika
dengan langkah sebagai berikut;
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/normalitas sampel. Pengujian normalitas dilakukan untuk
mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Sugiyono
Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data.
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara
menghitung gain atau selisih antara skor pretest dan posttest. Skor gain
ini kemudian dianalisis normalitasnya.
Uji normalitas sangat penting untuk diketahui hal ini berkaitan
dengan ketepatan pemilihan uji statistik. Dalam penelitian ini pengujian
dilakukan dan dibantu oleh program pengolah data SPSS 20 (Statistical
Product and Service Solution) untuk menguji normalitas melalui uji
normalitas one sample Kolomogorov Smirnov.
Adapun criteria pengujiannya sebagai berikut :
Terima H0 jika a1 maksimal <Dtabel
Tolak H0 jika a1 maksimal > Dtabel
Kriteria pengujiannya uji normalitas one sample Kolmogorov
Smirnov adalah jika nilai Sig (signifikansi) atau nilai probabilitas <
0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig.
(signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah
normal. Santoso (2003:168).
b. Uji Hipotesis
Menguji hipotesis pada setiap aspek kognitif dengan menggunakan
uji t satu kelompok (paired sample t test) dengan syarat bahwa data
yang digunakan berdistribusi normal. Uji t pada uji hipotersis ini
menggunakan rumus:
T = Nilai t yang di hitung, selanjutnya di sebut t hitung X = Rata –rata X
µ = Nilai yang di hipotesiskan S = Simpangan baku
N = Jumlah anggota sampel
Pada teknisnya, peneliti menggunakan program komputer untuk
perhitungan statistik uji t ini, yaitu menggunakan program pengolah
data SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution). Hal ini
dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengolah data hasil
penelitian.
Uji t dilakukan satu kelompok karena peneliti menggunakan time
series design, yaitu penelitian satu kelompok sampel dengan waktu
yang berulang. Peneliti melaksanakan tiga seri penelitian, untuk dapat
melihat perkembangan hasil belajar siswa, sehingga mampu mengukur
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Angket
Dalam penelitian ini, angket digunakan sebagai data pelengkap untuk
mengukur perlakuan dari penggunaan media mobile learning berbasis web.
Adapun langkah-langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut;
a. Data yang diperoleh dari angket dikelompokan sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan. Pengelompokan disini maksudnya,
hal-hal apa saja yang menjawab Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang
Setuju (KS) atau Tidak Setuju (TS).
b. Setelah dikelompokan, data dari angket tersebut dijumlahkan
berdasarkan pilihan jawabannya, dengan skor yang digunakan
berdasarkan skala likert, yakni Sangat Setuju diberi skor 4, Setuju
diberi skor 3, Kurang Setuju diberi skor 2 dan Tidak Setuju diberi
skor 1.
c. Setelah data dari angket dikelompokan dan dijumlahkan semuanya,
maka data tersebut dianalisis dan diambil kesimpulannya yang
I. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen
yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen. Uji coba instrumen
dilakukan kepada siswa kelas X-A SMAN 5 Kota Bandung yang berjumlah
32 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba, dapat diketahui validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda instrumen sebagai berikut.
1. Uji Validitas
a. Validitas Alat Ukur
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
empiris. Berdasarkan hasil perhitungan validitas alat ukur dengan
menggunakan rumus product moment correlation yang kemudian
diuji signifikansinya dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai
ttabel pada taraf nyata 0,05 Alat pengumpul data dinyatakan valid
apabila thitung>ttabel Analisis perhitungan uji validitas terlampir dan
ringkasan hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.7
Ringkasan Perhitungan Uji Validitas Instrumen rxy Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan 0,771 Tinggi 6,627 1,697 Signifikan
Koefisien korelasi rxy = 0.771 diperoleh dari hasil perhitungan
korelasi antara jumlah skor benar nomor ganjil dengan jumlah skor
benar nomor genap. Berdasarkan kriteria koefisien korelasi r = 0.771
berada pada tinggi. Selanjutnya hasil uji tingkat signifikansi dengan
menggunakan uji t diperoleh thitung = 6.627 pada taraf nyata 0,05
dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 apabila thitung > ttabel
(6.627>1,697) berarti korelasi tersebut signifikan. Berdasaarkan hasil
pengujian tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa uji signifikansi
Sedangkan untuk validitas konseptual, peneliti melakukan
expert judgement instrumen penelitian kepada guru Mata Pelajaran
TIK agar mengetahui kevalidan isi konsep instrumen. Adapun
hasilnya adalah instrumen dapat dikatakan valid dan dapat
digunakan. Hasil validitas konseptual atau expert judgement
instrumen penelitian kepada guru Mata Pelajaran TIK lebih rincinya
dapat di lihat di lampiran.
b. Validitas Butir Soal
Perhitungan hasil uji coba instrument untuk validitas butir soal
dengan menggunakan aplikasi pengolah angka Microsoft Office
Excel. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas rhitung >
rtabel. Soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.
Analisis perhitungan uji validitas butir soal selengkapnya terlampir
dan ringkasan hasil perhitungan uji validitas butir soal dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Dari hasil pengujian validitas butir soal, diperoleh 9 soal yang
tidak valid, yaitu no 6, 12, 17, 25, 30, 37, 40, 46, dan 54. Soal yang
tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas yang digunakan adalah belah dua atau split-half
method. Hasil uji reliabilitas item tes yang dihitung dengan menggunakan
rumus Spearman Brown, diperoleh indeks sebesar 0.871. Hasil
perhitungan antara rhitung dan rtabel diperoleh kesimpulan rhitung>rtabel
artinya instrumen penelitian ini tergolong baik sebab reliabilitasnya
tinggi. Analisis perhitungan uji reliabilitas terlampir dan ringkasan hasil
perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.8
Ringkasan Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen
Rhitung
Rtabel
Keterangan3. Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran soal dipergunakan untuk mengukur
seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Adapun kriteria tingkat
kesukaran soal yaitu jika jumlah persentase soal 0% - 27% maka soal
tersebut dikategorikan termasuk mudah, jika jumlah persentase soal 28%
- 72% maka soal terebut termasuk kategori sedang dan jika jumlah
persentase soal 73% keatas maka soal termasuk dalam kategori sukar.
Dari hasil pengujian tingkat kesukaran soal, diperoleh 8 butir soal
dikategorikan mudah, 44 soal dikategorikan sedang dan 2 soal
dikategorikan sukar. Data hasil uji tingkat kesukaran soal terlampir.
Berikut ini merupakan ringkasan uji tingkat kesukaran soal.
Tabel 3.9
Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukaran
Tingkat
Perhitungan daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana
suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah
menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Dalam analisa butir
soal untuk daya pembeda dijelaskan bahwa Item soal yang memiliki
indeks sebesar 0,00 - 0,19 maka soal tersebut termasuk kategori jelek
(poor items), jika item soal memiliki indeks sebesar 0,20 - 0,29 maka
memiliki indeks sebesar 0,30 – 0,39 maka soal tersebut termasuk baik
(reasonably good) dan jika item soal memiliki indeks sebesar 0,40 keatas
maka soal tersebut termasuk sangat baik (very good items). Dari hasil
pengujian daya pembeda, diperoleh 5 soal termasuk kategori jelek (poor
items), 6 soal termasuk kategori cukup (marginal items), 8 soal termasuk
kategori baik (reasonably good), dan 35 soal temasuk kategori sangat
baik (very good items). Soal yang dipergunakan dalam uji coba penelitian
ini sebanyak 54 soal. terlampir.
J. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi
menjadi tiga tahap, sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.
b. Studi literatur mengenai materi yang diajarkan dalam pembelajaran
mata pelajaran TIK.
c. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pokok bahasan
dan sub pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran
yang telah ditentukan.
e. Persiapan dalam merancang pengembangan mobile learning berbasis
web berdasarkan pada kriteria pemilihan media yang baik.
f. Membuat kisi-kisi instrumen.
g. Membuat instrumen penelitian berbentuk tes obyektif.
h. Membuat kunci jawaban.
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel.
j. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrumen
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti terjun langsung ke
lapangan. Dalam hal ini sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian.
Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada.
b. Memberikan pretest.
c. Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning berbasis
web kepada kelompok eksperimen selama 3 (tiga) kali pertemuan.
d. Memberikan posttest.
Secara lebih rinci pelaksanaan pada tiap pertemuan akan dijelaskan
berikut ini:
Pertemuan Pertama
1) Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.
2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning
berbasis web dengan pokok bahasan pertemuan pertama.
3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.
Pertemuan Kedua
1) Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.
2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning
berbasis web dengan pokok bahasan pertemuan kedua.
3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.
Pertemuan Ketiga
1) Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.
2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning
berbasis web dengan pokok bahasan pertemuan ketiga.
3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.
3. Tahap Pelaporan
a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian.
Gambar 3.1
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Analisis data hasil penelitian Kelompok Eksperimen Pertemuan 3 (RPP 3) Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 (RPP 2) Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 (RPP 1)
Instrumen Penelitian Analisis Instrumen
Sampel Uji coba Instrumen
Pembuatan Kisi-kisi
dan Penyusunan
Instrumen
Populasi Observasi awal
Menetapkan pokok bahasan Menyusun RPP
pretest
pretest pretest
Kesimpulan
posttest
posttest
posttest perlakuan
perlakuan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian
hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning
berbasis web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran
TIK di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kota Bandung.
Kesimpulan diatas dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar
siswa ranah kognitif aspek remembering (mengingat) C1 pada mata
pelajaran TIK.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar
siswa ranah kognitif aspek understanding (memahami) C2 pada mata
pelajaran TIK.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar
siswa ranah kognitif aspek application (menerapkan) C3 pada mata
pelajaran TIK.
4. Siswa merespon dengan baik media mobile learning berbasis web
yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan.
B. Saran
Penulis mencoba mengemukakan saran, yaitu sebagai berikut.
1. Pihak sekolah
a. Dalam proses belajar mengajar penggunaan media mobile learning
berbasis web hendaknya dioptimalkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan
b. Bagi guru, diharapkan dapat memanfaatkan pada proses
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien serta lebih
menyenangkan.
2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin
ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi konsentrasi Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam mengembangkan media pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi penelitian
lebih lanjut yang berminat dan memanfaatkan media mobile learning
berbasis web dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan media mobile learning berbasis web dengan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Amirah. (2012). Membangun E-Learning dengan Learning Management System
Moodle. Jakarta: PT Berkah Mandiri Globalindo.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Renaja Rosdakarya.
Arifn, Z. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarata: PT RajaGrafindo Persada.
Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, O. (2003). Media Pendidikan. Bandung: PT Cipta Adiya bakti.
Hosseini, M. (2005). Mobile Learning Framework. Espo: Helsinki University of Technology.
Lehner, F., Nosekabel, H., and Lehmann, H. (2001). Wireless E-learning and
Communication Environment. Germany : University of Regensburg.
Menteri Pendidikan Nasional. (2006). Permendiknas No. 23 Tahun 2006, Jakarta: Mendiknas.
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
Riyanto, B., Tamimudin, M. And Widayati, S. (2006). Perancangan Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java, Konferensi Nasional Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk Indonesia, Aula Barat dan Timur Institut Teknologi
Bandung, 3-4 Mei 2006. [Online].
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Santoso, S. (2013). SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sarwosri., Hoirul, B.A. and Prihastomo, J. (2010). Aplikasi Mobile Learning