• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Kuasi Eksperimen di SMAN 5 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

WINDI WIJAYANTI 0901071

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penggunaan Mobile Learning Berbasis Web

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif Pada Mata pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Oleh

Windi Wijayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Windi Wijayanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

WINDI WIJAYANTI 0901071

PENGGUNAAN MOBILE LEARNING BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF PADA

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (Kuasi Eksperimen di SMAN 5 Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh :

PEMBIMBING 1

Dr. H. Rudi Susilana, M.Si 19661019 199102 1 001

PEMBIMBING 2

Hj. Ellina Rienovita, M.T 19751116 200801 2 009

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Dr. Toto Ruhimat, M. Pd 19591121 198503 1 001

Ketua Prodi

(4)

ABSTRAK

Windi Wijayanti (0901071). Penggunaan Mobile Learning Berbasis Web dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Mata Pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) (Kuasi Eksperimen di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kota Bandung).

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Latar belakang dilakukan penelitian ini diantaranya adalah dunia pendidikan yang selalu dituntut untuk menciptakan inovasi untuk proses pembelajaran, pengguna telepon seluler banyak dari kalangan pelajar akademisi, dan hanya digunakan untuk mengakses jejaring sosial atau ajang pamer semata.

Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK?”. Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari (1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek remembering (mengingat) pada mata pelajaran TIK?; (2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek understanding (memahami) pada mata pelajaran TIK?; (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek application (menerapkan) pada mata pelajaran TIK?; (4) Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning berbasis web yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan?.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain One Group

Time Series menggunakan satu kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan

berupa tes objektif dan angket. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

Cluster Random Sampling. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov

Smirnov, Uji hipotesis menggunakan Uji T Paired Sample T Test, dan Angket menggunakan Skala Likert yang dijadikan dalam skala presentase.

Kesimpulan umum hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis

web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran TIK.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Mobile Learning, Mobile Learning Berbasis

(5)

ABSTRACT

Windi Wijayanti (0901071). Mobile Web-based Learning in improving student

learning outcomes in the cognitive domain on the ICT subject (Information and Communication Technology) (A quasi experiment in Senior High School 5

Bandung).

Thesis of Curriculum and Educational Technology Major, Faculty of Education, Indonesian University of Education, by 2013.

This research aims to describe the educational world who always be required to create innovation for the learning process. Many of the cell phone users among students and academicians and used only for accessing social networking or the sheer exhibitionist.

This research indicated to the problems that have been formulated, there is

“Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain on ICT subject? In more detail the problem formulation consists of (1) Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain in remembering aspect on ICT subject? (2) Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain in understanding aspect on ICT subject? (3) Whether there is a significant increase between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain in application subject on ICT subject? (4) How response students to mobile learning media web based that uses in research as treatment?

This research used quasi experiment method with design One Group Time Series that uses one class experiment. The instrument used objective test and question form. The technique sampling used Cluster Random Sampling. normality test data using the Kolmogorov Smirnov, Hypothesis test using T Paired Sample T Test, the question form using Linkert Scale used as a percentage.

General conclusions results of this research is ‘There is a significant increase

between before and after using mobile learning web based to student learning outcomes in cognitive domain on ICT subject.

Key words: Learning Media, Mobile Learning, Mobile Learning Web, Student

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ...x

DAFTAR GRAFIK ...xi

DAFTAR TABEL ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...4

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Hasil Penelitian ...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Konsep Pembelajaran ...8

1. Definisi Belajar dan Pembelajaran ...8

B. Konsep Media Pembelajaran ...10

1. Definisi Media Pembelajaran ...10

2. Manfaat Media Pembelajaran ...13

3. Klasifikasi Media Pembelajaran ...15

C. Mobile Learning ...17

1. Pengertian Mobile Learning ...17

2. Kelebihan dan Kekurangan Mobile Learning ...19

(7)

4. Konten Mobile Learning ...21

5. Kerangka Mobile Learning ...22

D. Mobile Learning Berbasis Web ...24

1. Pengenalan LMS Moodle ...24

2. Kelebihan LMS Moodle ...25

3. Pengaturan Alur Moodle ...27

4. Tingkat Pengguna Pada Moodle ...28

5. Perangkat Yang Dibutuhkan ...29

E. Hasil Belajar ...29

1. Pengertian Hasil Belajar ...29

2. Hasil Belajar Ranah Kognitif ...30

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...33

F. Mata Pelajaran TIK ...33

1. Deskripsi dan Karakteristik Mata Pelajaran TIK ...33

2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran TIK ...34

3. Tujuan Mata Pelajaran TIK ...34

4. Standar Kompetensi dan Kompetesi Dasar ...34

G. Keterkaitan Penggunaan Mobile Learning Berbasis Web dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa ...35

H. Asumsi ...36

I. Hipotesis ...37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi ...40

1. Lokasi Penelitian ...40

2. Subjek Populasi ...40

B. Desain Penelitian ...41

C. Metode Penelitian...43

D. Definisi Operasional...45

E. Instrumen Penelitian...46

(8)

2. Angket ...48

F. Pengembangan Instrumen ...50

1. Uji Validitas Konstrak...50

2. Uji Validitas Alat Ukur ...51

3. Uji Reliabilitas ...52

4. Tingkat Kesukaran Soal ...53

5. Daya Pembeda ...54

G. Teknik Pengumpulan Data ...55

1. Tes Obyektif Hasil Belajar ...56

2. Angket ...56

H. Teknik Analisis Data ...56

1. Tes Obyektif ...56

a. Uji Normalitas ...56

b. Uji Hipotesis ...57

2. Angket ...58

I. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Obyektif...59

1. Uji Validitas ...59

2. Uji Reliabilitas ...60

3. Tingkat Kesukaran Soal ...61

4. Daya Pembeda ...61

J. Prosedur Penelitian...62

1. Tahap Persiapan ...62

2. Tahap Pelaksanaan ...63

3. Tahap Pelaporan ...63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ...65

1. Hasil Belajar Siswa ...65

2. Respon Siswa Terhadap Penggunaan M-learning Berbasis Web ...69

B. Uji Hipotesis Data ...72

(9)

2. Hipotesis Kedua ...75

3. Hipotesis Ketiga ...78

4. Hipotesis Keempat ...80

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...87

B. Saran ...87

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat

pesat sulit terbendung dalam sisi kehidupan manusia. Percepatan

perkembangan tersebut menciptakan kultur baru bagi semua orang di seluruh

dunia, sehingga timbullah ketergantungan yang luar biasa melanda manusia

terhadap perangkat TIK yang mengiringi percepatannya.

Saat ini, pemanfaatan TIK telah tersebar, diantaranya untuk berbagai

keperluan, seperti bisnis, perdagangan, tukar menukar informasi, pendidikan

dan pemerintahan, yang dikenal dengan trade (perdagangan elektronik),

e-bussiness (bisnis yang berbasis elektronik), e-shop (toko yang berbasis

elektronik), e-learning (pembelajaran elektronik), dan lain-lain. Dunia

pendidikan tak luput dari sentuhan perkembangan TIK. Integrasi teknologi

informasi ke dalam dunia pendidikan telah menciptakan pengaruh besar.

Kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh perkembangan TIK saat ini

mendorong dunia pendidikan agar lebih berkembang. Hal ini bertujuan untuk

meningkatan mutu pendidikan. Pada zaman sekarang ini dunia pendidikan

selalu menuntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang

ada, khususnya untuk penyesuaian proses pembelajaran.

Di tengah kemelut dunia pendidikan yang ada di Indonesia, kehadiran

TIK menjadi salah satu tolak ukur yang diharapkan dapat memberi

sumbangan positif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu caranya

yaitu menciptakan satu inovasi pembelajaran dengan pemanfaatan perangkat

TIK untuk mempermudah proses pembelajaran.

Pada zaman globalisasi yang ditandai dengan pesatnya produk dan

pemanfaatan teknologi informasi, oleh karena itu konsepsi penyelenggaraan

pembelajaran telah bergeser pada upaya perwujudan pembelajaran jarak jauh

dengan menggunakan perangkat TIK. Sekarang ini, seorang guru dinilai

(11)

menggunakan metode ceramah dan menghafal, karena hal ini dapat

mengakibatkan murid cepat merasa bosan.

Perubahan akan tuntutan itu menjadikan proses pembelajaran dalam

dunia pendidikan memerlukan inovasi dan kreativitas, karena banyak orang

mengusulkan pembaharuan pendidikan dan pengajaran, tapi sedikit sekali

orang yang berbicara tentang solusi pemecahan masalah yang sesuai dengan

tuntutan global saat ini. Salah satu pemecahan masalah tersebut diantaranya

adalah pemanfaatan media pembelajaran yakni penggunaan perangkat mobile

seperti smartphone (telepon cerdas) atau tabletPC.

Secara bahasa Latin, media merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”. Maksudnya perantara yaitu sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Media ini dapat meminimalisir masalah-masalah belajar yang sering

dialami oleh siswa. Misalnya, pada saat jam pelajaran berlangsung, banyak

siswa yang kurang fokus terhadap materi yang disampaikan guru. Hal

tersebut dikarenakan sibuk menggunakan atau memainkan handphone. Jika

fenomena masalah belajar yang ada sekarang seperti itu, maka alangkah

baiknya apabila perangkat handphone yang dimiliki siswa digunakan untuk

proses pembelajaran agar lebih bermanfaat.

Saat ini, banyak berkembang pembelajaran jarak jauh (e-learning)

dengan menggunakan media TIK, khususnya handphone, smartphone

ataupun tablet dalam mengakses internet. E-learning merupakan cara baru

dalam proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik, khususnya

internet sebagai sistem pembelajaran. E-learning merupakan dasar dan

konsekuensi logis dari perkembangan TIK untuk pendidikan.

Penggunaan TIK di dunia pendidikan terus berkembang dalam berbagai

strategi dan pola. Saat ini, banyak berkembang penggunaan media mobile

learning. Mobile learning adalah sebuah media pembelajaran yang

mengadopsi perkembangan perangkat genggam yakni teknologi seluler cerdas

atau smartphone di mana teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk media

(12)

Pengguna perangkat seluler sebagai media pembelajaran tidak

berlebihan apabila kita melihat fakta-fakta berikut.

1. “Pengguna telepon seluler di Indonesia mencapai lebih dari 96.410.000,

teledensitas 36,39% dengan tingkat presentase pertumbuhan pelanggan

telepon seluler mencapai 28,26% per tahun” (Puslitbang Kominfo,

2011:18). Sebagian besar dari jumlah pengguna telepon seluler ini adalah

seorang pelajar/peserta didik dan kalangan akademisi dengan tipe telepon

seluler berfitur canggih dan memiliki kapabilitas untuk menjalankan

konten-konten berupa multimedia maupun aplikasi software.

2. Akses internet melalui perangkat telepon seluler cerdas atau smartphone

dan tablet menjadi hal yang lumrah belakangan ini.

3. Akses dan transfer data menggunakan jaringan telepon seluler cerdas atau

smartphone yang semakin murah dan cepat.

4. Penggunaan smartphone dan tablet di SMAN 5 Bandung sudah bukan hal

yang langka, dan hampir semua murid di SMAN 5 Bandung telah

menggunakan perangkat smartphone dan tablet. Perangkat tersebut sering

digunakan dan digemari oleh para pelajar.

5. Tidak sedikit pelajar yang memanfaatkan perangkat smartphone, tablet, dll

hanya untuk mengakses jejaring sosial dan ajang pamer semata.

Fenomena-fenomena tersebut menjadi pertimbangan penulis untuk

mengembangkan mobile learning di Indonesia, khususnya di SMAN 5

Bandung yang menjadi tempat penelitian. Siswa akan mendapatkan hasil

belajar yang lebih optimal, jika ditunjang dengan bahan ajar dan media

pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran, maka untuk pemilihan

materi. Ms. Excel dinilai cocok untuk diaplikasikan dengan menggunakan

bahan ajar dan media pembelajaran mobile learning berbasis web, karena Ms.

Excel adalah materi pembelajaran pengaplikasian untuk menghasilkan produk

dari pengolahan data dan angka. Penelitian ini dilakukan di kelas X semester

dua di SMAN 5 Bandung, dengan judul “Penggunaan Mobile Learning

Berbasis Web Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada

(13)

Penggunaan handphone (telepon genggam), smartphone (telepon

cerdas), dan tablet sebagai perangkat pembelajaran, diharapkan dapat

menambah minat dan motivasi belajar siswa yang berakibat pada peningkatan

hasil belajarnya.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, masalah yang akan di kaji adalah “Apakah terdapat

peningkatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan

mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada

mata pelajaran TIK?”

Secara lebih rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan,

sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa

ranah kognitif aspek remembering (mengingat) pada mata pelajaran TIK?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa

ranah kognitif aspek understanding (memahami) pada mata pelajaran TIK?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar siswa

ranah kognitif aspek aplication (menerapkan) pada mata pelajaran TIK?

4. Bagaimana respon siswa terhadap media mobile learning berbasis web

yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan?

Menyadari akan luasnya persoalan tersebut, maka penelitian ini dibatasi

dalam beberapa hal sebagai berikut.

1. Penggunaan media difokuskan pada perangkat mobile

(handphone/smartphone dan tablet) yang mendukung fasilitas browser.

2. Hasil belajar dalam penelitian ini, dibatasi dalam satu ranah yaitu ranah

kognitif aspek remembering (mengingat) C1, understanding (memahami)

(14)

3. Materi pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengolah

dokumen pengolah angka dengan teks, tabel, grafik, gambar dan diagram

dalam Microsoft Excel pada mata pelajaran TIK.

4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-H di

SMAN 5 Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya,

penelitian ini tentunya mempunyai tujuan. Tujuan umum penelitian ini adalah

mengetahui apakah terdapat peningkatan yang signifikan antara sebelum dan

sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar

siswa pada ranah kognitif pada mata pelajaran TIK.

Secara lebih khusus, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap

hasil belajar siswa ranah kognitif aspek remembering (mengingat) pada

mata pelajaran TIK.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap

hasil belajar siswa ranah kognitif aspek understanding (memahami) pada

mata pelajaran TIK.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning berbasis web terhadap

hasil belajar siswa ranah kognitif aspek application (menerapkan) pada

mata pelajaran TIK.

4. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap media mobile

learning berbasis web yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

(15)

langsung, terutama dalam meningkatkan hasil belajar. Penelitian diharapkan

memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan sarana penerapan sekaligus pendalaman

teori keilmuan yang didapatkan selama mengikuti perkuliahan di Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, khususnya dalam segi

pengembangan teknologi untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan

memberikan gambaran jelas tentang media yang dikembangkan. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada

pengembangan wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teori

dan pelaksanaan perancangan teknologi pembelajaran yang lebih baik dan

produktif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, membantu meningkatkan proses pembelajaran. Penggunaan

mobile learning berbasis web dapat menjadi salah satu alternatif untuk

mendukung proses pembelajaran sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi guru, meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran

di dalam dan di luar kelas. Dengan menggunakan mobile learning

berbasis web, guru dapat memberikan variasi dan inovasi dalam proses

pembelajaran, yaitu teknik pengajaran dengan menggunakan media

yang dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun.

c. Bagi sekolah, setelah menggunakan mobile learning berbasis web,

diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar siswa, sehingga kualitas

pembelajaran di sekolah lebih efektif, efisien, dan tentunya dapat

memenuhi tujuan kurikulum yang telah ditetapkan.

d. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, penelitian ini

diharapkan dapat menambah kajian keillmuan dalam disiplin ilmu

Kurikulum dna Teknologi Pendidikan, khususnya pada aspek

(16)

e. Bagi peneliti, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah menggunakan mobile learning berbasis web pada mata

pelajaran TIK.

f. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan rujukan atau bahan

kajian lebih lanjut bagi peneliti yang berniat memilih dan

(17)

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah

Menengah Atas Negeri 5 Bandung di Jalan Belitung No. 8 Kota Bandung.

2. Subjek Populasi

Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas

sehingga generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara

akurat. Menurut Sugiyono (2013:117) “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi ini ditentukan berdasarkan pemenuhan kriteria untuk

responden penelitian.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas X SMAN 5 Bandung

No Kelas Jumlah

1 X-A 32

2 X-B 31

3 X-C 33

4 X-D 33

5 X-E 33

6 X-F 33

7 X-G 33

8 X-H 33

9 X-I 32

10 X-J 33

Jumlah 326

(18)

Penelitian akan lebih mudah dan efektif dilaksanakan dengan adanya

sampel penelitian. Menurut Sugiyono (2013:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Apa yang di dapat dari hasil penelitian pada sampel, maka kesimpulannya akan

dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus benar-benar representatif (mewakili).

Berdasarkan metode kuasi eksperimen yang ciri utamanya tanpa

penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada, maka

teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti yaitu cluster

random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk populasi target

tertentu yang tidak memiliki strata, dengan jumlah siswa yang relative

homogen dan menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai

sampel. Jadi kesimpulannya, cluster random sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang dilakukan secara acak berdasarkan sekelompok

individu (kelas), bukan diambil secara individu.

Karena penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen

dengan desain one group time series yang hanya menggunakan satu kelas,

maka sampel untuk penelitian ini adalah satu kelompok atau kelas.

Langkah pengambilan sampel tersebut dilakukan dalam satu tahap,

yaitu secara acak dari populasinya. Jadi dari populasi yang berjumlah 10

kelas, dipilih satu kelas secara random untuk dijadikan sampel sebagai

kelompok eksperimen yakni kelompok yang menggunakan mobile

learning berbasis web. Dipilih kelas X-H SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013 yang dijadikan sampel sebagai kelas eksperimen. Alasan

pemilihan kelas tersebut karena sampelnya bersifat homogen yang ditinjau

berdasarkan data nilai ulangan tengah semester.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One

Group Time Series Pretest-Posttest Design. “Pada desain ini, sebelum diberi

(19)

mengetahui kestabilan dan jelasan keadaan kelompok sebelum diberi

perlakuan” (Sugiyono, 2013:115). Bila hasil pretest selama tiga kali ternyata

nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak

menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat

diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain jenis ini hanya

dilakukan pada satu kelompok dengan perlakuan yang diulang-ulang.

Berikut adalah gambaran umum bagan desain penelitian ditunjukan

pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Desain Penelitian One Group Time Series Kelompok Pretest Treatment Posttest

E O1 X O4

E O2 X O5

E O3 X O6

Keterangan :

E = kelompok eksperimen

O1, O2, O3 = pretest

O4, O5, O6 = posttest

X = perlakuan (treatment)

Langkah-langkah dalam melakukan desain ini adalah :

a. Memilih satu kelompok subyek eksperimen untuk dijadikan sampel

b. Mengadakan pretest (O1, O2, O3)

c. Memberikan perlakuan (X)

d. Mengadakan posttest (O4, O5, O6) setelah pemberian perlakuan

e. Menganalisis data dengan menggunakan metode statistika yang sesuai

f. Menarik kesimpulam berdasarkan hasil analisis data

Jadi, penelitian ini dilakukan sebanyak tiga seri. Pada seri pertama

sebelum diberi perlakuan (X), kelompok eksperimen diberikan pretest

terlebih dahulu dengan maksud untuk mengetahui nilai awal sebelum diberi

perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada

(20)

Hal berikutnya yang dilakukan adalah kelompok ekperimen diberikan

posttest, sehingga di peroleh gain/selisih antara skor pretest dan posttest.

Kemudian dilakukan seri kedua dan ketiga dengan langkah yang sama dengan

seri pertama.

C. Metode Penelitian

Secara umum, Sugiyono (2013:3) mengartikan “metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sukmadinata (2008:52) mengemukakan bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari

oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis

pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian

ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

karena pemecahan masalah yang dijabarkan dalam rumusan masalah

memerlukan perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian

terhadap hipotesis yang telah ditetapkan.Pandangan mengenai penelitian

kuantitatif sebagai sebuah pendekatan ini tidak jauh berbeda dengan yang

diungkapkan oleh Arifin (2011:29)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin memperoleh

informasi terhadap suatu media yang diterapkan, yaitu untuk mengetahui

apakah mobile learning berbasis web memberikan peningkatan yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa ranah kogntitif pada mata pelajaran

TIK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini dalam pelaksanaannya

(21)

dilakukannya penugasan random ini disebabkan peneliti tidak dapat

mengubah kelas siswa yang sudah terbentuk sebelumnya, guna menentukan

subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen.

Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen sebenarnya. Hal ini

diungkapkan Ali (2010:101) bahwa “perbedaan metode eksperimen sejati dan

metode kuasi eksperimen terletak pada pemilihan subyek sampel secara random dan penugasan subyek secara random”. Dalam pemilihan subyek pada eksperimen, perandoman dilakukan terhadap setiap individu subyek

anggota populasi. Sedangkan pada kuasi eksperimen, tidak dilakukannya

penugasan secara random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah

ada (intact group).

Kelompok dalam suatu kelas biasanya sudah seimbang, sehingga

apabila peneliti membentuk kelompok baru tentunya akan menyebabkan

rusaknya suasana kealamiahan kelas tersebut. Oleh sebab itu, peneliti

menggunakan metode kuasi eksperimen dengan menggunakan kelas yang

sudah ada.

Penggunaan mobile learning berbasis web sebagai media pembelajaran

dilakukan di satu kelas yakni kelas eksperimen untuk melihat hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah menerima perlakuan (treatment).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas atau

independent variabel (X) dan variabel terikat atau dependent variabel (Y).

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

timbulnya variabel terikat. Sebagaimana yang diungkapkan Sudjana dan

Ibrahim (2009: 12)

Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independent variable) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variable) sering diberi notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan

(22)

belajar ranah kognitif siswa kelas X SMAN 5 Bandung. Secara lebih khusus

variabel terikat ini dibagi menjadi tiga sub variabel, yaitu hasil belajar pada

aspek mengingat, aspek memahami dan aspek menerapkan.

Hubungan variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada tabel

berikut.

Dari tabel di atas terdapat variabel-variabel yang dikaji, yaitu variabel

bebas adalah pembelajaran dengan menggunakan media Mobile Learning

berbasis Web pada kelas eksperimen (X). Variabel terikatnya adalah hasil

belajar siswa aspek mengingat, aspek memahami dan aspek menerapkan.

D. Definisi Operasional

Kekeliruan dan salah pengertian dalam penelitian ini sangat bergantung

pada pemahaman konteks permasalahan penelitian, untuk itu perlu adanya

penjelasan istilah-istilah yang ada dalam variabel penelitian ini.

1. Mobile Learning

Mobile learning adalah media pembelajaran yang menggunakan perangkat mobile, yaitu handphone berfasilitas browser, smartphone, dan tablet yang

dipakai oleh siswa selama penelitian sebagai media perlakuan.

2. Web

(23)

terjadinya proses pembelajaran dengan pertukaran atau penyerapan

pengetahuan. Melalui web havefunlearn.gnomio.com siswa dapat

mengakses materi-materi pembelajaran secara mobile menggunakan

handphone berfasilitas browser, smartphone, atau tablet yang dapat

diakses kapan pun dan dimana pun.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia menerima

dan melakukan serangkaian perlakuan yang diberikan dengan bantuan

media mobile learning berbasis web, kemudian diberikan tes individu.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi dalam satu ranah

yaitu ranah kognitif aspek remembering (mengingat) C1, understanding

(memahami) C2 dan application (menerapkan) C3.

4. Mata Pelajaran TIK

TIK merupakan mata pelajaran yang menerapkan teknologi sebagai media

pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar mampu

mengantisipasi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi saat ini. Pada mata pelajaran ini, siswa dituntut untuk

mengenal, menggunakan dan merawat peralatan TIK serta menggunakan

segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri. Mata

pelajaran TIK dalam penelitian ini adalah mata pelajaran yang diteliti di

SMAN 5 Kota Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian dibutuhkan untuk membuktikan

hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan data yang

digunakan dan untuk mendapatkan jawaban penelitian maka digunakan

instrumen penelitian. Instrumen penelitian diartikan sebagai alat yang

mampu menampung sejumlah data yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan dan hipotesis penelitian.

Sudjana dan Ibrahim (2009:97) menjelaskan “keberhasilan penelitian

(24)

menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen”.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:133) bahwa “jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada

jumlah variabel yang diteliti”. Jadi, jumlah instrumen penelitian tergantung

pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.

Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel

penggunaan mobile learning berbasis web dan variabel hasil belajar, maka

jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian ada dua. Instrumen yang

digunakan adalah berupa tes obyektif untuk mengukur hasil belajar dan

berupa angket atau kuesioner untuk mengukur perlakuan pengguanaan mobile

learning berbasis web.

1. Tes Obyektif

Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009:100) instrumen tes adalah “alat

ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban

yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan”.

Penggunaan tes sebagai instrumen dimaksudkan untuk mengukur

penguasaan siswa terhadap mata pelajaran TIK. Tes dalam penelitian ini

digunakan sebagai alat pengumpul data. Sudjana dan Ibrahim (2009:261)

mengemukakan bahwa

Dalam menilai hasil belajar, khususnya dibidang kognitif, alat penilaian yang paling banyak digunakan adalah tes tertulis. Dilihat dari bentuknya, soal-soal tes tertulis dikelompokkan atas soal-soal bentuk uraian (essay) dan soal-soal bentuk objektif.

Adapun tes yang diberikan adalah dalam bentuk tes objektif (pilihan

ganda) yang item-item soalnya diambil dari mata pelajaran TIK

kompetensi dasar mengolah dokumen pengolah angka dengan teks, tabel,

grafik, gambar dan diagram. Pada soal tersebut terdapat lima alternatif

(25)

Berikut langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang

digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah:

a. Menetapkan bahan penelitian dengan terlebih dahulu berkonsultasi

dengan dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran TIK

mengenai masalah-masaslah pembelajaran.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran

yang telah ditentukan.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasarserta indikator materi pembelajaran yang telah

ditentukan.

d. Menyusun instrumen penelitian berbentuk tes objektif dengan 5 (lima)

pilihan jawaban.

e. Membuat kunci jawaban.

f. Melakukan expert judgement kepada ahli, untuk tes obyektif pada

penelitian ini dilakukan expert judgement pada guru mata pelajaran TIK

Kelas X di SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel yaitu pada

kelas X-A SMAN 5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

h. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas,

dan tingkat kesukaran soal untuk mendapatkan instrument penelitian

yang baik.

i. Melaksanakan penelitian pada kelas sampel yaitu kelas X-H di SMAN

5 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013..

j. Menganalisis hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.

2. Angket

(26)

responden, dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket ini diharapkan peneliti dapat menggali informasi dari subjek

yang berkaitan secara langsung dengan penggunaan media mobile learning

berbasis web.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,

dimana pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal

dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau

respon lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Skala

yang digunakan dalam angket ini menggunakan skala likert.

Sugiyono (2013:134) menjelaskan bahwa

Skala likert digunkan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dalam Penskoran Skala Likert, digambarkan dalam bentuk tabel 3.4 berikut ini:

Sesuai dengan skala likert, angket penelitian ini dibuat dalam bentuk

check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai. Dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Tidak Setuju

(TS).

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket perlakuan dari

penggunaan mobile learning berbasis web yang digunakan sebagai

(27)

a. Menetapkan bahan penelitian dengan terlebih dahulu berkonsultasi

dengan dosen pembimbing dan ahli media mengenai masalah-masalah

media pembelajaran.

b. Menyusun kisi-kisi instrumen.

c. Menyusun pernyataan yang relevan dengan indikator dan mudah

dipahami responden.

d. Menyusun instrumen penelitian berbentuk angket dengan empat pilihan

jawaban berbentuk check list.

e. Melakukan expert judgement kepada ahli media, untuk instrumen

angket pada penelitian ini dilakukan expert judgement pada Dosen Ahli

Media Kurikulum dan Teknologi Pendidikan di Universitas Pendidikan

Indonesia.

f. Setelah angket diberi penimbangan dari expert judgenent, maka angket

diperbanyak sesuai dengan kebutuhan atau sebanyak jumlah responden

yang telah ditetapkan untuk kemudian diberikan kepada siswa di

SMAN 5 Kota Bandung.

g. Pengumpulan data, menganalisis hasil penelitian dan menyimpulkan

hasil penelitian.

F. Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Konstrak

Validitas konstrak adalah kesesuaian antara pertanyaan atau soal-soal

dalam instrumen dengan konsep dan susunannya dari variabel yang akan

diukur. “Konstrak bisa dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian berbagai

teori terkait atau berdasarkan hasil studi lapangan” menurut Ali

(2010:295). Menurut Sugiyono (2013:177) “untuk menguji validitas

konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement expert)”. Jadi, uji

validitas konstrak dilakukan agar mengetahui kesesuaian instrument

penelitian dengan kisi-kisi instrument. Kesesuaian tersebut dapat diketahui

melalui kegiatan bimbingan dengan dosen pembimbing dan judgement

(28)

2. Uji Validitas Alat Ukur

Menurut Arikunto (2010:211) “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Maka

sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti mengukur terlebih

dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu.

Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang

menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur. Prinsip

suatu tes adalah valid, tidak universal. Validitas suatu tes yang perlu

diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa suatu tes hanya valid untuk suatu

tujuan tertentu saja. Tes yang valid untuk satu bidang studi belum tentu

valid untuk bidang studi yang lain.

Arifin (2009:247) menjelaskan bahwa

Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut.Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.

Tingkat kevalidan instrumen dihitung dengan menggunakan korelasi

Product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumus korelasi

Product Moment adalah sebagai berikut :

� = n XY− ( X)( Y)

n X2− ( X )2 n Y2− ( Y )2

Arifin (2009:254)

Keterangan :

� = Koefisien korelasi yang dicari N = Banyaknya subjek (peserta tes)

= Skor tiap butir soal/skor item tes

= Skor responden

(29)

Menurut Arifin (2009:257) “untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien yang ditemukan tersebut tinggi atau renda maka dapat

berpedoman pada table 3.5.

Tabel 3.5

Kriteria Acuan Validitas Soal

Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,81 – 1,00

0,61 – 0,80

0,41 – 0,60

0,21 – 0,40

0,00 – 0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Arifin (2009:257)

Setelah itu diuji tingkat signifikasinya dengan menggunakan rumus :

� =r n−2 1− r2

Sugiyono (2011:257)

Keterangan :

t = nilai t hitung

r = koefisisen korelasi

n = jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05

dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 Apabila thitung > ttabel, berarti

korelasi tersebut signifikan / berarti.

3. Uji Reliabilitas

Arikunto (2010:221) menjelaskan bahwa

(30)

Arifin (2009:258) “reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi

suatu instrumen”. Reliabilitas tes berkenaan dengan suatu tes yang diteliti

dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Suatu tes dapat

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan

pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Reliabilitas soal dimaksudkan untuk melihat keajegan atau

kekonsistenan soal dalam mengukur respon siswa sebenarnya. Reliabilitas

menunjuk pada suatu pengertian instrumen dapat diercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik.

Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki tingkat keajegan dalam

hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk memperoleh gambaran

keajegan suatu instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat

pengumpul data. Uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Spearman Brown. Adapun rumus Spearman Brown adalah:

r11= 2 x r1/21/2 1+r1/21/2

Keterangan:

r½½ = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Arikunto (2010:223)

Teknisnya soal-soal dibagi menjadi dua kelompok (bagian) yaitu satu

kelompok soal ganjil (X) dan satu lagi kelompok soal genap (Y),

kemudian dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan rumus product

moment. Hasil korelasi antar skor dimasukan ke dalam rumus Spearman

Brown dan hasilnya dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai reliabilitas

lebih besar dari nilai rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel.

4. Tingkat kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab

(31)

terlalu sukar. Sedangkan hasil analisis terhadap butir soal digunakan untuk

mengetahui layak tidaknya suatu soal dipakai sebagai instrumen

penelitian, dan kemudian berguna untuk mengetahui soal mana yang layak

dipakai dan soal mana yang dibuang atau diganti. Untuk mencari indeks

WH : Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

nL : Jumlah kelompok bawah nH : Jumlah kelompok atas n : 27% X n

TK : Tingkat kesukaran

Adapun kriteria yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kesukaran

soal adalah sebagai berikut:

Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah.

Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang.

Jika jumlah persentase 73% keatas termasuk sukar

Arifin (2009:270)

5. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan

antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik

yang kurang menguasai kompetensi Semakin tinggi koefisien daya

pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan

antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik

yang kurang menguasai kompetensi tersebut.

(32)

Keterangan:

DP = daya pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

n = 27% X n

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat

digunakan kriteria pada tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Kriteria Koefisien Daya Pembeda

Index of discrimination Item evaluation 0.40 and up Very good items

0.30 – 0.39 Reasonably good, but possibly subject to improvement

0.20 – 0.29 Marginal items, usially needing and being subject to improvement

Below – 0.19 Poor items, to be rejected or improved by revision

Arifin (2009:274)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting untuk

peneliti ketahui karena tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2013:308) bahwa “teknik

pengumpulan data merupakan langkah paling utama di dalam penelitian,

karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data”.

Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan karena data yang

diperoleh dari lapangan melalui instrument penelitian, diolah dan dianalisa

agar hasilnya dapat dipergunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

serta memecahkan masalah penelitian, adapun teknik yang digunakan dalam

(33)

1. Tes Obyektif

Teknik pengumpulan data yang pertama adalah tes hasil belajar yaitu

untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam suatu bidang tertentu

yang diperoleh setelah mempelajari bidang tersebut. Bentuk tes dalam

penelitian ini berupa tes objektif tertulis pilihan berganda dengan lima

pilihan jawaban. Tes diadakan pada saat pretest dan posttest.

2. Angket

Teknik pengumpulan data yang selanjutnya adalah angket. Angket

digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap penggunaan media

Mobile Learning berbasis Web. Angket yang digunakan dalam penelitian

ini berbentuk tertutup dengan empat pilihan jawaban dalam bentuk check

list (√). Angket disebar kepada siswa yang dijadikan sampel penelitian dan dilakukan setelah tes obyektif untuk mengukur hasil belajar (pretest,

treatment dan posttest) telah selesai dilaksanakan.

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian

selanjutnya diolah dan dianalisis, dengan maksud untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat menggambarkan

apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau ditolak. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis, yaitu tes obyektif dan angket,

maka teknik analisis datanya berbeda.

1. Tes Obyektif

Pengolahan data tersebut dilakukan menggunakan prosedur statistika

dengan langkah sebagai berikut;

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan/normalitas sampel. Pengujian normalitas dilakukan untuk

mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Sugiyono

(34)

Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data.

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan cara

menghitung gain atau selisih antara skor pretest dan posttest. Skor gain

ini kemudian dianalisis normalitasnya.

Uji normalitas sangat penting untuk diketahui hal ini berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistik. Dalam penelitian ini pengujian

dilakukan dan dibantu oleh program pengolah data SPSS 20 (Statistical

Product and Service Solution) untuk menguji normalitas melalui uji

normalitas one sample Kolomogorov Smirnov.

Adapun criteria pengujiannya sebagai berikut :

Terima H0 jika a1 maksimal <Dtabel

Tolak H0 jika a1 maksimal > Dtabel

Kriteria pengujiannya uji normalitas one sample Kolmogorov

Smirnov adalah jika nilai Sig (signifikansi) atau nilai probabilitas <

0.05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai Sig.

(signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05 maka distribusi adalah

normal. Santoso (2003:168).

b. Uji Hipotesis

Menguji hipotesis pada setiap aspek kognitif dengan menggunakan

uji t satu kelompok (paired sample t test) dengan syarat bahwa data

yang digunakan berdistribusi normal. Uji t pada uji hipotersis ini

menggunakan rumus:

(35)

T = Nilai t yang di hitung, selanjutnya di sebut t hitung X = Rata –rata X

µ = Nilai yang di hipotesiskan S = Simpangan baku

N = Jumlah anggota sampel

Pada teknisnya, peneliti menggunakan program komputer untuk

perhitungan statistik uji t ini, yaitu menggunakan program pengolah

data SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution). Hal ini

dilakukan agar memudahkan peneliti untuk mengolah data hasil

penelitian.

Uji t dilakukan satu kelompok karena peneliti menggunakan time

series design, yaitu penelitian satu kelompok sampel dengan waktu

yang berulang. Peneliti melaksanakan tiga seri penelitian, untuk dapat

melihat perkembangan hasil belajar siswa, sehingga mampu mengukur

peningkatan hasil belajar siswa.

2. Angket

Dalam penelitian ini, angket digunakan sebagai data pelengkap untuk

mengukur perlakuan dari penggunaan media mobile learning berbasis web.

Adapun langkah-langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut;

a. Data yang diperoleh dari angket dikelompokan sesuai dengan bentuk

instrumen yang digunakan. Pengelompokan disini maksudnya,

hal-hal apa saja yang menjawab Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang

Setuju (KS) atau Tidak Setuju (TS).

b. Setelah dikelompokan, data dari angket tersebut dijumlahkan

berdasarkan pilihan jawabannya, dengan skor yang digunakan

berdasarkan skala likert, yakni Sangat Setuju diberi skor 4, Setuju

diberi skor 3, Kurang Setuju diberi skor 2 dan Tidak Setuju diberi

skor 1.

c. Setelah data dari angket dikelompokan dan dijumlahkan semuanya,

maka data tersebut dianalisis dan diambil kesimpulannya yang

(36)

I. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Objektif

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen

yang akan diberikan kepada kelompok eksperimen. Uji coba instrumen

dilakukan kepada siswa kelas X-A SMAN 5 Kota Bandung yang berjumlah

32 orang siswa. Berdasarkan hasil uji coba, dapat diketahui validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda instrumen sebagai berikut.

1. Uji Validitas

a. Validitas Alat Ukur

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

empiris. Berdasarkan hasil perhitungan validitas alat ukur dengan

menggunakan rumus product moment correlation yang kemudian

diuji signifikansinya dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai

ttabel pada taraf nyata 0,05 Alat pengumpul data dinyatakan valid

apabila thitung>ttabel Analisis perhitungan uji validitas terlampir dan

ringkasan hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3.7

Ringkasan Perhitungan Uji Validitas Instrumen rxy Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan 0,771 Tinggi 6,627 1,697 Signifikan

Koefisien korelasi rxy = 0.771 diperoleh dari hasil perhitungan

korelasi antara jumlah skor benar nomor ganjil dengan jumlah skor

benar nomor genap. Berdasarkan kriteria koefisien korelasi r = 0.771

berada pada tinggi. Selanjutnya hasil uji tingkat signifikansi dengan

menggunakan uji t diperoleh thitung = 6.627 pada taraf nyata 0,05

dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 apabila thitung > ttabel

(6.627>1,697) berarti korelasi tersebut signifikan. Berdasaarkan hasil

pengujian tersebut maka, dapat disimpulkan bahwa uji signifikansi

(37)

Sedangkan untuk validitas konseptual, peneliti melakukan

expert judgement instrumen penelitian kepada guru Mata Pelajaran

TIK agar mengetahui kevalidan isi konsep instrumen. Adapun

hasilnya adalah instrumen dapat dikatakan valid dan dapat

digunakan. Hasil validitas konseptual atau expert judgement

instrumen penelitian kepada guru Mata Pelajaran TIK lebih rincinya

dapat di lihat di lampiran.

b. Validitas Butir Soal

Perhitungan hasil uji coba instrument untuk validitas butir soal

dengan menggunakan aplikasi pengolah angka Microsoft Office

Excel. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas rhitung >

rtabel. Soal yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

Analisis perhitungan uji validitas butir soal selengkapnya terlampir

dan ringkasan hasil perhitungan uji validitas butir soal dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Dari hasil pengujian validitas butir soal, diperoleh 9 soal yang

tidak valid, yaitu no 6, 12, 17, 25, 30, 37, 40, 46, dan 54. Soal yang

tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas yang digunakan adalah belah dua atau split-half

method. Hasil uji reliabilitas item tes yang dihitung dengan menggunakan

rumus Spearman Brown, diperoleh indeks sebesar 0.871. Hasil

perhitungan antara rhitung dan rtabel diperoleh kesimpulan rhitung>rtabel

artinya instrumen penelitian ini tergolong baik sebab reliabilitasnya

tinggi. Analisis perhitungan uji reliabilitas terlampir dan ringkasan hasil

perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.8

Ringkasan Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen

Rhitung

Rtabel

Keterangan

(38)

3. Tingkat Kesukaran Soal

Analisis tingkat kesukaran soal dipergunakan untuk mengukur

seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Adapun kriteria tingkat

kesukaran soal yaitu jika jumlah persentase soal 0% - 27% maka soal

tersebut dikategorikan termasuk mudah, jika jumlah persentase soal 28%

- 72% maka soal terebut termasuk kategori sedang dan jika jumlah

persentase soal 73% keatas maka soal termasuk dalam kategori sukar.

Dari hasil pengujian tingkat kesukaran soal, diperoleh 8 butir soal

dikategorikan mudah, 44 soal dikategorikan sedang dan 2 soal

dikategorikan sukar. Data hasil uji tingkat kesukaran soal terlampir.

Berikut ini merupakan ringkasan uji tingkat kesukaran soal.

Tabel 3.9

Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukaran

Tingkat

Perhitungan daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana

suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah

menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum atau kurang

menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Dalam analisa butir

soal untuk daya pembeda dijelaskan bahwa Item soal yang memiliki

indeks sebesar 0,00 - 0,19 maka soal tersebut termasuk kategori jelek

(poor items), jika item soal memiliki indeks sebesar 0,20 - 0,29 maka

(39)

memiliki indeks sebesar 0,30 – 0,39 maka soal tersebut termasuk baik

(reasonably good) dan jika item soal memiliki indeks sebesar 0,40 keatas

maka soal tersebut termasuk sangat baik (very good items). Dari hasil

pengujian daya pembeda, diperoleh 5 soal termasuk kategori jelek (poor

items), 6 soal termasuk kategori cukup (marginal items), 8 soal termasuk

kategori baik (reasonably good), dan 35 soal temasuk kategori sangat

baik (very good items). Soal yang dipergunakan dalam uji coba penelitian

ini sebanyak 54 soal. terlampir.

J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh

dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga tahap, sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

a. Mengobservasi sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian.

b. Studi literatur mengenai materi yang diajarkan dalam pembelajaran

mata pelajaran TIK.

c. Menetapkan standar kompetensi, kompetensi dasar serta pokok bahasan

dan sub pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator materi pembelajaran

yang telah ditentukan.

e. Persiapan dalam merancang pengembangan mobile learning berbasis

web berdasarkan pada kriteria pemilihan media yang baik.

f. Membuat kisi-kisi instrumen.

g. Membuat instrumen penelitian berbentuk tes obyektif.

h. Membuat kunci jawaban.

i. Melakukan uji coba instrumen penelitian diluar kelas sampel.

j. Menganalisis item-item soal dengan cara menguji validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya beda untuk mendapatkan instrumen

(40)

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, peneliti terjun langsung ke

lapangan. Dalam hal ini sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian.

Tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengambil sampel penelitian berupa kelas yang sudah ada.

b. Memberikan pretest.

c. Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning berbasis

web kepada kelompok eksperimen selama 3 (tiga) kali pertemuan.

d. Memberikan posttest.

Secara lebih rinci pelaksanaan pada tiap pertemuan akan dijelaskan

berikut ini:

Pertemuan Pertama

1) Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning

berbasis web dengan pokok bahasan pertemuan pertama.

3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.

Pertemuan Kedua

1) Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning

berbasis web dengan pokok bahasan pertemuan kedua.

3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.

Pertemuan Ketiga

1) Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen.

2) Melaksanakan pembelajaran menggunakan mobile learning

berbasis web dengan pokok bahasan pertemuan ketiga.

3) Memberikan posttest kepada kelompok eksperimen.

3. Tahap Pelaporan

a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian.

(41)

Gambar 3.1

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Analisis data hasil penelitian Kelompok Eksperimen Pertemuan 3 (RPP 3) Kelompok Eksperimen Pertemuan 2 (RPP 2) Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 (RPP 1)

Instrumen Penelitian Analisis Instrumen

Sampel Uji coba Instrumen

Pembuatan Kisi-kisi

dan Penyusunan

Instrumen

Populasi Observasi awal

 Menetapkan pokok bahasan  Menyusun RPP

pretest

pretest pretest

Kesimpulan

posttest

posttest

posttest perlakuan

perlakuan

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengolahan dan pengujian

hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang

signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan mobile learning

berbasis web terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran

TIK di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Kota Bandung.

Kesimpulan diatas dapat diuraikan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar

siswa ranah kognitif aspek remembering (mengingat) C1 pada mata

pelajaran TIK.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar

siswa ranah kognitif aspek understanding (memahami) C2 pada mata

pelajaran TIK.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

menggunakan mobile learning berbasis web terhadap hasil belajar

siswa ranah kognitif aspek application (menerapkan) C3 pada mata

pelajaran TIK.

4. Siswa merespon dengan baik media mobile learning berbasis web

yang digunakan dalam penelitian sebagai perlakuan.

B. Saran

Penulis mencoba mengemukakan saran, yaitu sebagai berikut.

1. Pihak sekolah

a. Dalam proses belajar mengajar penggunaan media mobile learning

berbasis web hendaknya dioptimalkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan

(43)

b. Bagi guru, diharapkan dapat memanfaatkan pada proses

pembelajaran agar lebih efektif dan efisien serta lebih

menyenangkan.

2. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin

ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi konsentrasi Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam mengembangkan media pembelajaran

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi penelitian

lebih lanjut yang berminat dan memanfaatkan media mobile learning

berbasis web dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih kreatif

dalam mengembangkan media mobile learning berbasis web dengan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2010). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Amirah. (2012). Membangun E-Learning dengan Learning Management System

Moodle. Jakarta: PT Berkah Mandiri Globalindo.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Renaja Rosdakarya.

Arifn, Z. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarata: PT RajaGrafindo Persada.

Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamalik, O. (2003). Media Pendidikan. Bandung: PT Cipta Adiya bakti.

Hosseini, M. (2005). Mobile Learning Framework. Espo: Helsinki University of Technology.

Lehner, F., Nosekabel, H., and Lehmann, H. (2001). Wireless E-learning and

Communication Environment. Germany : University of Regensburg.

Menteri Pendidikan Nasional. (2006). Permendiknas No. 23 Tahun 2006, Jakarta: Mendiknas.

Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Pribadi, B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Riyanto, B., Tamimudin, M. And Widayati, S. (2006). Perancangan Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java, Konferensi Nasional Teknologi Informasi

dan Komunikasi untuk Indonesia, Aula Barat dan Timur Institut Teknologi

Bandung, 3-4 Mei 2006. [Online].

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S. (2013). SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sarwosri., Hoirul, B.A. and Prihastomo, J. (2010). Aplikasi Mobile Learning

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas X SMAN 5 Bandung
Tabel 3.3 Hubungan Antar Variabel
Tabel 3.4 Skala Likert
Tabel 3.5 Kriteria Acuan Validitas Soal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh pengungkapan kualitas laba dengan dua pengukuran yang dipilih yaitu persistensi laba dan prediktabilitas laba terhadap

Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam. ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi

Menurut Young dan O’Byrne (2001: 18) EVA merupakan alat komunikasi yang efektif baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Enam Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas (26-04-2013), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Kualifikasi Nomor 25-TU/PBJ-PDD/2013

dasar menjadi bentuk lain dengan. dasar menjadi bentuk

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

[r]

Oleh karena itu, seharusnya Hakim didalam menjatuhkan sanksi terhadap Terdakwa Anak dalam Putusan Nomor 3/Pid.Sus.Anak/2014/PN.Dps berupa mewajibkan Terdakwa