• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI)."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh : RENI SUSANTI

0905668

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

(2)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

Oleh :

Reni Susanti

0905668

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Reni Susanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

(3)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

RENI SUSANTI NIM. 0905668

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI).

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. H. Heri Sutarno, M.T NIP. 195607141984031002

Pembimbing II,

Harsa W. Prabawa, S.Si, M.Pd NIP. 198008102009121003

Mengetahui,

(4)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(5)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN

INFORMASI (KKPI)

Reni Susanti, 0905668, 0905668@gmail.com

ABSTRAK

Menurut Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Depdiknas tahun 2004 dan 2006 bahwa siswa dituntut untuk berkompeten, kreatif, apresiasif dan mandiri. Namun kecenderungan pola pembelajaran saat ini masih bersifat transmisif dan relative monoton dan tanpa inovasi sehingga sebagian siswa merasa pasif dan enggan untuk bertanya. Hal tersebut mengakibatkan materi pelajaran tidak terserap dengan baik. Dengan demikian mata pelajaran KKPI dirasa sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari rendahnya siswa terhadap pemahaman konsep. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui informasi perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep serta 2) untuk mengetahui informasi mengenai kondisi peningkatan kemampuan

pemahaman konsep. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

Pre-Experimental Design dengan design One-Group Pretest-Postest Design.

(6)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

(7)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN

INFORMASI (KKPI)

Reni Susanti, 0905668, 0905668@gmail.com

ABSTRACT

(8)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

(9)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Model Pembelajaran ... 8

B. Model Pengajaran Langsung... 9

C. Pemahaman ... 15

D. Media Pembelajaran ... 17

E. Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

(10)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu viii

viii

B. Sampel Penelitian ... 23

C. Instrumen Penelitian ... 24

D. Pengembangan Bahan Ajar ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 38

F. Teknik Analisa Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Tahap Persiapan Penelitian ... 46

B. Tahap Pelaksanaan ... 62

C. Tahap Analisa Data (Hasil Penelitian) ... 64

D. Analisis dan Uji Hipotesis ... 72

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 94

(11)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ix

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pengajaran Langsung ... 10

Tabel 3.1 Desain Penelitian dan Rancangan Anova 1 Jalur ... 22

Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas... 26

Tabel 3.3 Tabel Kriteria Reliabilitas ... 28

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran... 29

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ... 30

Tabel 3.6 Sumber Varian ... 43

Tabel 4.1 Storyboard Multimedia Interaktif ... 52

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Pretes ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Postes ... 56

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Soal Uraian ... 57

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Soal Uraian ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda ... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Uraian ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Uraian ... 61

Tabel 4.11 Tabel Pembantu Untuk Membagi Kelompok ... 65

Tabel 4.12 Deskripsi Umum Data Skor Total ... 66

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Soal Pilihan Ganda ... 69

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Soal Uraian ... 69

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Soal Pilihan Ganda ... 71

Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Soal Uraian ... 71

Tabel 4.17 Hasil Uji Anova Satu Jalur ... 72

Tabel 4.18 Hasil Metode Tukey-Kramer Postes ... 73

(12)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu x

x

(13)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan pengembangan pembelajaran multimedia interaktif ... 35

Gambar 3.2 Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket ... 45

Gambar 4.2 Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 53

(14)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xii

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Perbandingan Hasil Pretes ... 67

Diagram 4.2 Perbandingan Hasil Postes ... 67

Diagram 4.3 Perbandingan Hasil Gain Ternormalisasi ... 67

Diagram 4.4 Gain Ternormalisasi Soal Pilihan Ganda ... 75

Diagram 4.5 Gain Ternormalisasi Soal Uraian ... 76

Diagram 4.6 Gain Skor Total (PG & Uraian) ... 77

Diagram 4.7 Perbandingan Gain PG, Uraian dan Skor Total ... 78

Diagram 4.8 Jawaban Siswa Pada Soal Pilihan Ganda ... 84

Diagram 4.9 Jawaban Siswa Untuk Soal A ... 86

Diagram 4.10 Jawaban Siswa Untuk Soal B ... 86

Diagram 4.11 Jawaban Siswa Untuk Soal C ... 87

(15)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

A. LAMPIRAN A : Multimedia ... 94

1. Storyboard ... 95

2. Interface Multimedia ... 108

B. LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian ... 111

1. Silabus ... 112

2. RPP ... 113

3. Kisi-kisi Instrumen Tes (Soal) ... 140

4. Rubrik Skoring ... 146

5. Soal pretes ... 148

6. Soal postes ... 162

7. Lembar Judgement Soal ... 176

8. Judgement Soal ... 188

9. Wawancara + Kisi-kisi angket ... 206

10. Lembar Angket ... 209

11. Lembar Judgement Multimedia ... 212

12. Judgement Multimedia ... 218

C. LAMPIRAN C : Analisa Hasil Uji Coba Instrumen... 232

1. Uji Validitas ... 233

2. Uji Reliabilitas ... 237

3. Uji Tingkat Kesukaran ... 240

4. Uji Daya Pembeda ... 240

D. LAMPIRAN D : Analisa Hasil Penelitian ... 247

1. Nilai Awal Siswa ... 248

2. Rekapitulasi Nilai Siswa ... 249

3. Pembagian Kelompok ... 253

(16)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xiv

xiv

5. Uji Homogenitas ... 264

6. Uji Anova Satu Jalur ... 270

7. Hasil Angket ... 283

E. LAMPIRAN E : Jawaban Siswa... 285

1. Jawaban Siswa Hasil Uji Instrumen ... 286

2. Jawaban Siswa Hasil Penelitian ... 290

3. Jawaban Siswa Terhadap Angket ... 295

F. LAMPIRAN F : Dokumentasi ... 304

1. Surat Izin Penelitian ... 305

2. Surat Balasan Penelitian ... 306

(17)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xv

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Surat Keputusan Kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006) menyatakan bahwa

mata palajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu

fasilitas untuk menghasilkan siswa yang berkompeten. Maksudnya, siswa tidak

hanya mampu merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, desentralisasi, dan hak asasi manusia, tapi juga mampu menggali,

menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh

meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, siswa memiliki

bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan

masalah yang dihadapinya.

Surat Keputusan Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) menyatakan bahwa

Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi sangat penting untuk diajarkan di

sekolah karena pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bertujuan agar

siswa memiliki kemampuan memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi,

mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi, mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam

penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan menghargai karya cipta di

bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan memiliki

kemampuan-kemampuan berikut siswa diharapkan memiliki bekal untuk menyesuaikan diri

dalam kehidupan global serta dapat beradaptasi dengan dunia perkerjaan dan

perkembangan dunia.

Namun kecenderungan pola pembelajaran saat ini masih bersifat

(19)

2

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2

Dalam pandangan ini, siswa secara pasif “menyerap” struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran. Pembelajaran hanya

sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan kepada siswa

(Clements & Battista dalam Trianto,2010 :18).

Kondisi serupa juga muncul saat peneliti melakukan observasi lapangan di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bandung pada tahun 2012.

Dalam kegiatan observasi tersebut terlihat bahwa proses kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan relatif monoton dan tanpa inovasi, sehingga siswa

bersifat pasif dan terkadang siswa menjadi malu atau enggan untuk bertanya.

Adapun sebagian siswa mendapatkan kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal

atau permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru adapula siswa yang

terkecoh akan soal yang diberikan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan materi

pelajaran tidak terserap dengan baik. Dengan demikian siswa merasakan bahwa

mata pelajaran KKPI dirasa sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari rendahnya

siswa terhadap pemahaman konsep, sehingga diperlukan berbagai cara untuk

meningkatkan pemahaman konsep tersebut diantaranya adalah penggunaan

sebuah strategi pembelajaran yang cocok diterapkan untuk mata pelajaran

Keterampikan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

Menurut Arikunto (2009:259), terdapat istilah kedudukan siswa dalam

kelompok, yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompoknya adalah

letak seseorang siswa di dalam urutan tingkatannya. Dengan kata lain, didalam

suatu kelas terdapat 3 kemampuan yang dimiliki oleh siswa yaitu siswa dengan

kemampuan tinggi, siswa dengan kemampuan sedang dan siswa dengan

kemampuan rendah. Tiap kemampuan memiliki perbedaan dalam proses

(20)

3

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3

siswa memahami suatu materi pembelajaran yang dialami siswa tidak

semata-mata karena lemahnya proses berfikir siswa akan tetapi banyak faktor yang

menyebabkan kesulitan dan kelemahan tersebut yaitu mulai dari guru, media

yang digunakan sampai variansi model pembelajaran yang diterapkan kepada

siswa. Perlu diingat bahwa tingkat kemampuan penyerapan siswa terhadap

informasi yang diberikan oleh guru itu berbeda-beda, baik oleh siswa yang

terdapat pada kelompok atas, sedang atau bawah. Pengajaran Langsung atau

Direct Instruction merupakan suatu model pengajaran yang bersifat teacher

center. Model pengajaran langsung (direct instruction) adalah salah satu

pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar

siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,

selangkah demi selangkah. (Arend dalam Trianto, 2009 : 41).

Model ini difokuskan pada konseptualisasi kinerja siswa melalui

pelaksanaan penyelesaian persoalan-persoalan yang diberikan oleh guru untuk

mencapai tujuan yang akan dicapai oleh siswa serta dengan diberikannya

tugas-tugas latihan kepada siswa untuk mematangkan penguasaan siswa terhadap tugas-tugas

yang diberikan oleh guru. Model Pengajaran Langsung lebih menekankan pada

interaksi dan komunikasi dalam proses pembelajaran serta menekankan pada

proses pembentukan pengetahuan secara aktif oleh siswa. Seperti yang

diungkapkan oleh Taylor & Graves (dalam Indrawati,2007 : 8) “Model

Pembelajaran Direct Instruction sangat cocok jika guru menginginkan siswa

menguasai informasi konsep atau prinsip”.

Menurut Lisdayanti (2009) yang telah melakukan penelitian dengan

(21)

4

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4

meningkatkan penguasaan konsep fisika. Secara umum, penguasaan konsep fisika

siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diterapkan model

pembelajaran direct instruction. Adapun penelitian lainnya yaitu Mardiyah (2010)

mengungkapkan bahwa dengan model pengajaran langsung (direct instruction),

pengetahuan dan keterampilan dapat diterima dan terserap dengan baik oleh

seluruh siswa.

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan suatu kajian yang berjudul “Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct instruction)

Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan

Informasi (KKPI).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka terdapat

rumusan masalah yaitu :

1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

antara siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang dalam pembelajarannya

menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia

interaktif?

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa antara

(22)

5

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5 C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar, maka masalah dalam penelitian dibatasi.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Materi yang digunakan adalah “materi form dan report”

2. Multimedia pembelajaran dibuat dengan menggunakan Macromedia Flash

CS 6 dan media tersebut hanya bersifat sebagai pendukung atau alat bantu

pembelajaran (berbantuan multimedia)

3. Software tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft

Access 2007

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui informasi mengenai perbedaan peningkatan kemampuan

pemahaman konsep antara siswa kelompok atas, sedang dan bawah yang

dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan

berbantuan multimedia interaktif.

2. Untuk mengetahui informasi mengenai bagaimanakah peningkatan

kemampuan konsep siswa antara kelompok atas, kelompok sedang dan

kelompok bawah.

E. Manfaat Penelitian

(23)

6

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 6

1. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini maka dapat menambah

pengetahuan peneliti akan model-model pembelajaran dan dapat mengetahui

penggunaan model pengajaran langsung (direct instruction) dalam

menyelesaikan permasalahan pembelajaran.

2. Bagi Guru

Melalui penelitian ini guru akan mendapatkan pengetahuan lebih

tentang model pembelajaran khususnya model pengajaran langsung (direct

instruction) dan mengetahui model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan

di Sekolah dalam upaya meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Guru akan mendapatkan pencerahan dalam proses

belajar mengajar, yang biasanya guru hanya melakukan pembelajaran dengan

media saja sekarang dengan bantuan multimedia yang mana akan membuat

guru lebih mudah dalam memberikan pengajaran.

3. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini, siswa dapat mempelajari materi pembelajaran

yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sehingga, siswa diharapkan dapat

dengan mudah dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan dibuktikan

(24)

7

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7

H0 : “Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman

konsep siswa antara kompok atas, sedang dan bawah yang dalam

pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia interaktif”.

H1 : “Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

siswa antara kompok atas, sedang dan bawah yang dalam

pembelajarannya menggunakan model pengajaran langsung dengan berbantuan multimedia interaktif”.

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran mengenai istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian ini dan juga memudahkan dalam menjelaskan

apa yang sedang dibahas sehingga menjadi lebih terarah. Adapun beberapa

istilah-istilah yang umum digunakan dalam penelitian ini akan dijelaskan pada

definisi operasional sebagai berikut :

1. Model Pengajaran Langsung ( Direct Instruction)

Model pengajaran langsung (direct instruction) tersebut disajikan dalam 5

(lima) tahap atau fase, diantaranya (a) Tahap pertama adalah

menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (b) Tahap kedua adalah

mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (c) Tahap ketiga

adalah membimbing pelatihan siswa, (d) Tahap keempat adalah mengecek

pemahaman dan memberikan umpan balik, dan (e) Tahap kelima adalah

(25)

8

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8

2. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Multimedia pembelajaran interaktif menggabungkan dan mensinergikan

semua media yang terdiri dari : a) Teks; b) Grafik ; c) Audio, dan d)

interaktivitas.

3. Pemahaman Konsep

Terdapat 3 indikator kemampuan pada pemahaman konsep yaitu : a)

Translasi (Kemampuan menterjemahkan), b) Interpretasi (kemampuan

(26)

8

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 8 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif yaitu Pre-Experimental Design. Sugiyono (2011 : 109) menyatakan

bahwa :

“ Dikatakan pre-experimental design, karena desian ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Mengapa? Karena masih terdapat variable luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variable dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variable control, dan sampel tidak dipilih secara random ”.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Group

Pretest-Postest Design. Sugiyono (2011 : 110) menyatakan bahwa :

“ Pada desain ini terdapat pretes, sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.”

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian anova satu jalur

yang memiliki beberapa kategori dalam menguji apakah terdapat perbedaan

dalam varian antara kelompok atas, sedang dan bawah. berikut adalah desain

penelitian dan rancangan dari anova satu jalur :

Tabel 3.1

Desain Penelitian dan Rancangan Anova 1 Jalur

Model Kelompok Pretes Variabel Postes

(27)

23

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 23 Keterangan :

Model DI : Model DI adalah Model Pengajaran Langsung atau

Direct Instruction merupakan model yang digunakan dalam penelitian ini.

Kelompok Atas : Kelompok atas merupakan kumpulan dari siswa

yang memiliki nilai murni di atas 81.

Kelompok Sedang : Kelompok sedang merupakan kumpulan dari siswa

yang memiliki nilai murni antara 42 sampai 80

Kelompok Bawah : Kelompok bawah merupakan kumpulan dari siswa

yang memiliki nilai murni dibawah 41

X : Perlakuan yang diberikan kepada ketiga kelompok

tersebut yaitu kelompok atas, sedang dan bawah

dengan model pengajaran langsung (direct

instruction) berbantuan multimedia interaktif

O1 : Tes awal sebelum perlakuan (pretes)

O2 : Tes akhir setelah perlakuan (postes)

Untuk melihat pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok

bawah terlampir pada bab 4 di tabel 4.11.

B. Sampel Penelitian

Sugiyono (2011 :117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Kemudian Sugiyono pun mengatakan bahwa

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Dalam pengambilan data, peneliti akan mengambil populasi di salah

satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Bandung dengan sampel

kelas XI. Dilakukan dengan teknik Purposive Sampling yang mana nantinya

akan mengambil 1 Kelompok besar / 1 sampel yang terdiri dari 2 kelas agar

(28)

24

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 24

tersebut, peneliti meminta kesediaan guru mata pelajaran untuk terlibat dalam

pemilihan sampel penelitian. Setelah berkonsultasi dengan guru mata

pelajaran KKPI maka sampel penelitian diperoleh kelas XI TKR 1 dan XI

TSM 6.

C. Instrumen Penelitian

1. Validasi Ahli

Validasi ahli atau judgement instrumen merupakan hal yang

penting sebelum peneliti melakukan penelitian. Judgement instrumen

dilakukan untuk mengukur apakah instrumen tersebut layak digunakan

atau tidak. Untuk instrumen soal dilakukan kepada 3 orang para ahli

materi yaitu dua dosen dan satu guru KKPI di sekolah. Sedangkan untuk

multimedia dilakukan kepada 2 orang para ahli media yaitu 1 staf Dirtik

UPI Bandung dan satu guru KKPI di sekolah.

2. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa yang telah

mendapatkan materi ini sebelumnya. Kelas tersebut adalah kelas XI dan

kelas XII.

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

Pada tahap analisis hasil uji coba isntrumen, peneliti menggunakan

instrumen tes dan non tes. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012 :177)

mengatakan bahwa uji validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji

data yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk melihat

pertanyaan dalam kuesioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau

(29)

25

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 25

a. Test

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui

kelayakan-kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam

mendefinisikan suatu variable. Daftar pertanyaan ini pada

umumnya mendukung suatu kelompok variable tertentu. Uji

validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji

validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana

df=n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid.

(Sujarweni dan Endrayanto,2012 :177)

Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis soal yang di ujikan

yaitu soal berbentuk pilihan ganda dan soal berbentu uraian

(essay). Untuk menghitung validitas instrument kedua bentuk soal

tersebut yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas

menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :

= −( )( ) 2 2{ 2( )2}

(3.1)

(Sujarweni dan Endrayanto,2012 :177)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variable y

n = Jumlah siswa

∑x = Jumlah skor distribusi x

(30)

26

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 26

Setelah diketahui koefisien korelasi (r) kemudian

dilanjutkan dengan taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan

rumus distribusi t, yaitu :

= −2

1− 2 (3.2)

(Sugiyono, 2012: 230)

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden yang di uji coba

Kemudian jika ttabel < thitung maka dapat disimpulkan butir

soal tersebut valid pada taraf yang ditentukan.

Menurut Arikunto (2009:75), untuk mengadakan

interprestasi besarnya koefisien korelasi, digunakan kriteria sebagai

berikut :

Tabel 3.2

Kriteria Koefisien Korelasi Validitas

(31)

27

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 27

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012 :186), reabilitas

(kehandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variable dan

disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Pengujian reliabilitas untuk soal berbentuk pilihan ganda

menggunakan rumus KR 20 (Kurder Richardson) sebagai berikut :

(3.3)

(Sugiyono,2012 : 359)

Keterangan :

k = Jumlah butir dalam instrument

pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada butir 1

qi = 1 - pi

Sedangkan untuk menghitung uji reliabilitas soal uraian,

peneliti menggunakan rumus Alfa Cronbach seperti yang

dijelaskan oleh Sugiyono (2012 :365) yaitu “Pengujian reliabilitas

� = ( 1)

2

� �

(32)

28

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 28

dengan teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval/essay”. Berikut adalah rumus dari Alfa Cronbach :

� =( 1) 1− � 2

�2 (3.6)

(Sujarweni dan Endrayanto,2012 :188)

Keterangan :

r = Koefisien reliability instrument (cronbach alfa)

k = banyaknya butir pertanyaan

�2 = total varians butir

�2 = total varians butir

Sebagai acuan untuk menafsirkan nilai koefisien reliabilitas

digunakan kriteria seperti dibawah ini:

Tabel 3.3

Tabel Kriteria Reliabilitas

Reliabilitas Interprestasi

< 0,200 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Cukup

0,600 – 0,799 Tinggi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi

3) Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk

menyatakan bahwa butir soal adalah mudah, sedang dan sukar.

Tingkat kesukaran untuk soal yang berbentu pilihan ganda dapat

(33)

29

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 29

= +

+ (3.7)

(Arifin, 2009:266)

Keterangan :

WL = 27% jumlah jawaban salah kelompok bawah WH = 27% jumlah jawaban salah kelompok atas nL = 27% jumlah dari kelompok bawah

nH = 27% jumlah dari kelompok atas

Sedangkan untuk menentukan tingkat kesukaran soal

berbentuk uraian digunakannya rumus lain yaitu :

Tingkat Kesukaran = −

� � (3.8)

(Arifin, 2009 :135)

Untuk menentukan apakah soal tersebut memiliki tingkat

kesukaran yang sukar, sedang atau mudah maka dilakukan

penafsiran dengan melihat kriteria tingkat kesukaran pada Tabel

3.4:

Tabel 3.4

Kriteria Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,71 < TK < 1,00 Mudah

0,31 < TK < 0,70 Sedang

0,00 ≤ TK < 0,30 Sukar

4) Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran dari seberapa jauh

(34)

30

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 30

yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat

menjawab soal tersebut. Untuk soal yang berbentuk pilihan ganda,

daya pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

�= − (3.9)

(Arifin, 2009:273)

Keterangan :

DP = Daya pembeda

WL = Jumlah jawaban salah kelompok bawah

WH = Jumlah jawaban salah kelompok atas

n = 27% x N

Sedangkan untuk soal berbentuk uraian, daya pembeda

dapat dihitung dengan rumus :

(35)

31

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 31

Menurut Arifin (2009 :133), sebagai acuan untuk

mengklarifikasi dan hasil penelitian dapat digunakan kriteria

sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda

Rentang Nilai Daya Pembeda (D) Klasifikasi

D < 0,19 Kurang baik

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.

Dalam angket ini, peneliti menggunakan 20 pernyataan.

Berikut adalah pernyataan tersebut :

a) KKPI adalah mata pelajaran yang membuat saya mendapatkan

pengetahuan tentang komputer

b) Mata pelajaran KKPI membuat saya tidak gaptek akan

komputer

c) Saya lebih suka pelajaran KKPI dibandingkan pelajaran lainnya

d) Saya senang belajar KKPI di laboratorium dibandingkan

(36)

32

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 32

e) Pelajaran KKPI membuat saya bosan

f) Saya tidak tertarik dengan pembelajaran KKPI yang monoton

(ceramah, praktikum, latihan)

g) Mata pelajaran KKPI yang dilaksanakan melalui model

Pengajaran Langsung (Direct Instruction) membuat saya

memiliki kemauan tinggi untuk mengikuti pelajaran

h) Mata pelajaran KKPI yang dilaksanakan melalui model

Pengajaran Langsung (Direct Instruction) sangat menarik dan

tidak membosankan

i) Saya merasa senang mengikuti mata pelajaran KKPI dengan

menggunakan model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)

j) Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) membuat

mata pelajaran KKPI sulit dipahami.

k) Saya merasakan ketertarikan atau minat terhadap mata

pelajaran KKPI menggunakan model Pengajaran Langsung

(Direct Instruction) sama dengan pembelajaran yang biasa

dilakukan

l) Saya lebih mudah mengerti mata pelajaran KKPI jika

pembelajaran menggunakan model Pengajaran Langsung

(Direct Instruction)

m) Sedikit pun saya tidak memahami materi pembelajaran ini

n) Pertama kali saya melihat multimedia pembelajaran ini saya

percaya bahwa saya akan belajar materi KKPI dengan mudah

o) Pada awal pembelajaran dengan menggunakan multimedia ini

membuat saya tertarik untuk mempelajari materi KKPI

p) Materi pembelajaran KKPI dengan menggunakan multimedia

(37)

33

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 33

q) Saya tidak suka dengan penggunaan multimedia dalam proses

pembelajaran

r) Cerita, gambar, video dan interaksi didalam multimedia ini

membuat materi pelajaran KKPI semakin menarik minat

belajar saya

s) Multimedia ini membuat pembelajaran menjadi lama dan tidak

menarik untuk diikuti

t) saya senang belajar KKPI dengan menggunakan model

Pengajaran Langsung (Direct Instruction) dan dibantu dengan

multimedia pembelajaran ini.

2) Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti. (Sugiyono, 2011

:194). Peneliti menggunakan wawancara untuk mengetahui sejauh

mana responden mengenal materi yang telah diberikan terdahulu.

Wawancara digunakan peneliti kepada responden yang mengalami

kesulitan dalam menjawab soal (dalam kasus ini responden uji

instrument).

Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan 4 pertanyaan.

Berikut adalah pertanyaan tersebut :

a) Dari soal pilihan ganda, soal mana saja yang dirasa sulit?

b) Dari soal uraian, soal mana saja yang dirasa sulit?

c) Apa kendala yang dirasakan ketika menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut?

d) Setelah melihat tabel hubungan soal pilihan ganda dengan soal

(38)

34

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 34 D. Pengembangan Bahan Ajar

1. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu

perangkat yang terpenting dalam proses pembelajaran, karena dengan RPP

seorang guru ataupun peneliti yang akan melakukan proses pembelajaran

direncanakan dari awal sebelum melakukan tahap pelaksanaan mengajar

dikelas maupun dilaboratorium.

2. Soal Pretes dan Postes

Soal merupakan salah satu perangkat yang tidak kalah penting,

karena dengan soal kita dapat mengukur hasil tes siswa baik itu dalam

melakukan pretes maupun postes. Berikut adalah rumus untuk menghitung

skor total pada soal pilihan ganda dan soal uraian :

Skor Pilihan Ganda = Jumlah benar

Skor ideal 10 + 10 (3.11)

Skor Uraian = Jumlah benar

Skor ideal 80 (3.12)

3. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Suatu multimedia interaktif yang dikembangkan harus memenuhi

beberapa kriteria. Thorn dalam Munir (2009:219-220) mengajukan enam

kriteria untuk menilai miltimedia interaktif, yaitu :

a. Kriteria penilaian pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah CD

interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga mahasiswa

dapat memperlajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang

(39)

35

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 35

b. Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. Dalam arti adanya

kandungan pengetahuan yang jelas.

c. Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, yang digunakan untuk

menilai isi dan program CD interaktif itu sendiri

d. Kriteria keempat adalah integrasi media, dimana media harus

mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.

e. Kriteria kelima adalah artistik dan estetika. Untuk menarik minat

belajar, maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan

estetika yang baik.

f. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan,

dengan kata lain program yang dikembangkan harus memberikan

pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.

Newby dalam Munir (2009:220), menggambarkan proses

pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia dilakukan

dalam empat tahapan dasar, yaitu :

a. Planning, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan

kurikulum dan tujuan (instructional).

b. Instructional design, perencanaan direalisasikan dalam bentuk

rancangan.

c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk

purwarupa.

d. test, purwarupa yang dihasilkan kemudian diujicoba, ujicoba dilakukan

(40)

36

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 36

Planning

Instructional Design

Prototype

Test

Gambar 3.1

Tahapan pengembangan pembelajaran multimedia interaktif

Tahapan perencanaan terdiri atas:

 Penentuan tujuan pembelajaran

 Membuat profil pengguna

 Menentukan data

 Menentukan biaya dan waktu

Tahapan desain instruksional, terdiri atas:

 Perencanaan pembelajaran

 Desain peta pembelajaran

 Pengumpulan isi (content)

Storyboard dan penulis

Tahapan prototype, terdiri atas:

(41)

37

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 37

 Navigasi

 Pertemuan 1,2,3 dan seterusnya

Langkah-langkah yang digambarkan oleh Newbi di atas, kemudian

dikembangkan oleh Tropin dalam Munir (2009:221-222) bentuk proses

perancangan multimedia, sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.6

Proses perancangan multimedia

PROSES PERANCANGAN MULTIMEDIA Stage (Issues and Decisions) Instructional Design Role

1. Analysis: Context vs. Content

a. Curriculum

2. Technology Selection Consulting (team resource)

3. Development Strategy and

Process

Strategic (active team role)

4. Design/Build/Test Design & Develop (major team role)

a. Analisis

Dalam tahapan ini, pemilihan kurikulum, menjadi gerak awal dari

serangkaian proses berikutnya. Bagian mana dari kurikulum tersebut yang

berpeluang untuk dikembangkan dengan teknologi multimedia. Teknologi

multimedia ini akan memberikan dampak bagi kurikulum. Oleh karena itu

seorang instructional designer harus melakukan diagnosa pada bagian dari

isi kurikulum yang sebaiknya disentuh oleh multimedia, tujuan

pembelajaran apa yang akan dicapai dan bagaimana perbandingannya

(42)

38

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 38

b. Pemilihan Teknologi

Pada tahapan ini, ditentukan teknologi apa yang akan digunakan

untuk merelasasikan analisis kurikulum yang telah dilakukan. Pemilihan

produk ini, khususnya dilakukan untuk menentukan :

1) Antarmuka pengguna (the user interface)

2) Kapabilitas sistem (system capabilities)

3) Bagaimana pengguna (learners) menggunakan dan belajar

melakukan navigasi system

4) Bagaimana elemen-elemen program dan interaktivitas umum

diintegrasikan, dengan link-link yang baik.

5) Aturan-atruran fasilitator, latihan, dukungan teknis dan

adminitratornya

6) Penggunaan grafik

7) Penggunaan audio dan video

Disamping itu, pemilihan teknologi hardware dan software akan

menentukan strategi belajar apa yang bisa dan tidak bisa digunakan. Oleh

karena itu seorang instructional designer harus menetukan semuanya itu

berdasarkan isi dan target audien yang akan menggunakannya.

c. Strategi Pengembangan dan Proses

Berbagai tahapan pengembangan dan uji akhir terhadap audiens

merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan multimedia. Stretegi

ini tidak hanya berhubungan dengan bagian teknologi mana yang akan

diuji, tetapi juga berhubungan dengan bagianperancangan yang akan diuji

sebelum pengembangan utuh dilakukan.

(43)

39

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 39

Pada bagian ini, merupakan bagian proses yang sebagain besarnya

dilakukan di laboratoriumm. Dalam proses ini project leader harus

mengetahui bagaimana hubungan kontribusi masing-masing anggota

dalam memproduksi suatu program jadi. Umumnya instructional designer

merupakan suatu tim, yang menjamin integritas isi media dan keteraksesan

program oleh pengguna (learner).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa tahapan, berikut ini adalah proses tahapan yang akan dilakukan

yaitu:

1. Tahapan persiapan penelitian

Pada tahap ini dilakukannya mulai dari penentuan populasi dan

sampel, membuat instrument penelitian, melakukan validasi kepada ahli

(judgement) baik soal maupun media, melakukan uji instrumen dan

diakhiri dengan melakukan analisa data uji coba instrumen yang meliputi

uji validiats, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda.

2. Tahapan pelaksanaan penelitian

Pada tahap ini dimulai dengan pemberian tes awal untuk mengukur

pengetahuan awal siswa sebelum diberikannya perlakukan. Setelah itu,

diberikannya perlakuan terhadap ketiga kelompok yaitu kelompok atas,

kelompok sedang dan kelompok bawah menggunakan model pengajaran

langsung (direct instruction) dengan berbantuan multimedia pembelajaran

interaktif. Jika sudah diberikan perlakuan maka langkah selanjutnya adalah

diberikannya tes akhir untuk mengetahui nilai akhir siswa. Selanjutnya

(44)

40

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 40

pembelajaran serta multimedia yang digunakan. Langkah terkahir dari

tahapan pelaksanaan adalah melakukan wawancara kepada siswa.

3. Tahapan analisa data

Pada tahap ini dilakukan dengan mengelompokan data berdasarkan

variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan.

4. Tahapan uji hipotesis

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk melihat

penolakan atau penerimaan hasil hipotesis berdasarkan hasil analisa data.

5. Tahapan penarikan kesimpulan

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan

tahapan uji hipotesis.

F. Teknik Analisa Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Menurut Somantri dan Muhidin (2006:289) menyatakan bahwa

pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya

suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan

(45)

41

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 41

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus chi-square

untuk menghitung uji normalitas. Salah satu fungsi dari chi-square

adalah uji kecocokan (goodness of fit). Dalam uji kecocokan akan

dibandingkan antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi

harapan/teoritis. Apakah frekuensi hasil observasi menyimpang atau tidak dari freakuensi yang diharapkan. Jika nilai χ2

kecil, berarti

frekuensi hasil observasi sangat dekat dengan frekuensi harapan, dan hal ini menunjukan adanya kesesuaian yang baik. Jika nilai χ2

besar,

berarti frekuensi hasil observasi berbeda cukup besar dari frekuensi

harapan, sehingga kesesuainya buruk.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk pengujian

normalitas adalah :

1) Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi – skor terendah (3.13)

2) Menentukan banyak kelas interval

k = 1 + 3,3 log n (3.14)

3) Menentukan panjang kelas interval (p)

= = (3.15)

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menghitung rata-rata (mean X)

(46)

42

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 42

6) Menghitung simpangan baku (SD)

= � � 2

� � 2

( −1) (3.17)

7) Menentukan batas atas dan batas bawah kelas interval

8) Menghitung harga baku (Z)

= ( 1,2− ) (3.18)

9) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval ( )

Untuk luas daerah dilakukan dengan mencari selisih dari

kedua batas daerah setelah dilakukannya perhitungan pada point 6.

Batas daerah ditentukan dengan menggunakan tabel luas daerah

dibawah lengkung normal standar dari 0 ke z. Dan berikut adalah

rumus dari menghitung luas daerah tiap-tiap intercal adalah :

= Ztabel(2) – Ztabel(1) (3.19)

10)Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi diharapkan)

Ei = n x l (3.20)

12)Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada

derajar kebebasan dk = k -1 dan taraf kepercayaan 95%.

(47)

43

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43

b. Uji Homogenitas

(Somantri dan Muhidin,2006:294), persyaratan uji parametrik

yang kedua adalah homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa

skor setiap variable memiliki varians yang homogen.

Menurut Purwanto (2011 :176), pengujian homogenitas varians

dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok yang

dibandingkan merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai

varinas homogen. Uji barlet digunakan apabila kelompok-kelompok

yang dibandingkan mempunyai jumlah sampel yang tidak sama besar.

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk melakukan uji

homogenitas :

χ2

= (ln 10) − − 1 log 2 . (3.22)

dimana ln 10 = 2,303

Kelompok-kelompok yang dibandingkan dinyatakan

mempunyai varians yang homogen apabila χ2hitung < χ2tabel pada taraf

kesalahan tertentu.

2. Uji Hipotesis

a. Anova 1 Jalur

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus anova satu

jalur untuk melihat kecocokan dan perbedaan pada kelompok atas,

sedang dan bawah setelah diberikan perlakuan dengan model

(48)

44

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44

Seperti yang diungkapkan Purwanto (2011 :206) , anova satu

jalur adalah anova untuk perbandingan beberapa kelompok yang

mempunyai satu jalur. Dan menurut Susetyo (2010 :260) pengujian

anova satu jalur menggunaan satu faktor, yang memiliki beberapa level

atau kategori dengan menguji apakah terdapat perbedaan dalam varian

antaara berbagai macam perlakuan. Uji satu faktor ini disebut juga

dengan uji anova desain random keseluruhan.

Pengujian hanya terhadap hipotesis hanya mengetahui apakah

ada tanda sama dengan untuk rata-rata yang beda, tanpa mengetahui

rata-rata mana saja yang beda. Pengujian hipotesis dilakukan terhadap

varian, yaitu varian kelompok dengan varian dalam kelompok melalui:

=

Berikut adalah rumus dari tabel sumber varian :

(49)

45

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 45 Antar kelompok Dalam Kelompok Total

Keterangan :

dkT = derajat kebebasan total

dkA = derajat kebebasan antar kelompok

dkD = derajat kebebasan dalam kelompok

JKT = jumlah kuadrat total

JKA = jumlah kuadrat antar kelompok

JKD = jumlah kuadrat dalam kelompok

3. Gain Ternormalisasi

Gain adalah selisih skor postes dan skor pretes untuk

mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah

diberikan. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk mencari nilai

gain ternormalisasi <g> :

< > = � − (3.30)

(Meltzer ,2002)

Dimana, SMI = Skor Maksimum Ideal

4. Analisa Data Angket

Dengan melakukannya penyebaran angket kepada siswa, peneliti

ingin melihat respon siswa terhadap perlakuan yang diberikan oleh peneliti

menggunakan model pegajaran langsung menggunakan bantuan

(50)

46

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 46

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung presentase

angket tersebut adalah :

= 100% (3.31)

Keterangan :

p = presentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyaknya jawaban

Alternatif jawaban yang tersedia dibuat skala likert yang terdiri

dari SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak

setuju). Menurut Sugiyono (2011 :137), angket dipresentasikan sebagai

berikut:

a. Menghitung jumlah skor kriterium

Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir

mendapatkan skor tertinggi

Skor tertinggi x jumlah responden x jumlah butir soal

b. Menghitung jumlah skor hasil pengumpulan data

Skor-skor yang diperoleh dari responden, ditabulasikan

dalam tabel dan dihitung jumlah keseluruhan skor data kuantitatif

dari yang dipilih seluruh responden.

c. Menentukan kategori/interprestasi data

Setelah diketahui skor kriterium dan jumlah skor hasil

(51)

47

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 47

Jumlah skor hasil pengumpulan data

skor kriterium x 100% (3.32)

Sehingga diketahui presentase dari kriteria yang ditetapkan.

Secara kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai

berikut :

Gambar 3.2

(52)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 89

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian maka didapatkan beberapa

kesimpulan, dan kesimpulan tersebut adalah :

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

siswa antara kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah

yang dalam pembelajarannya menggunakan model pengajaran

langsung dengan berbantuan multimedia pembelajaran interaktif.

2. Kelompok sedang memiliki peningkatakan terbaik dibandingkan

dengan kelompok atas dan kelompok bawah. Sebagian besar kelompok

sedang cenderung memiliki pengamatan yang baik sehingga pada

tahap kedua model pengajaran langsung yaitu demonstrasi, kelompok

sedang dapat menyerap materi dengan baik dan benar.

B. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

siswa terhadap semua kelompok, tetapi yang lebih signifikan

peningkatannya itu berada pada kelompok sedang, untuk peneliti

selanjutnya disarankan untuk menggunakan model pengajaran

langsung yang dikombinasikan dengan model lainnya misalkan model

(53)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 90

90

2. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah pemahaman konsep

secara menyeluruh, untuk peneliti selanjutnya disarankan dapat

mengembangkan variable ini tetapi lebih khusus misalnya lebih kepada

(54)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 43

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N. dan Haryanto, D. (2010).Pembelajaran Multimedia di Sekolah

Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif. Jakarta :

Prestasi Pustaka.

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2002). Media Pengajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo

Depdiknas. (2006) . Kurikulum 2006 standar kompetensi mata pelajaran. Jakarta :

Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Eka. (2010). Kelebihan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).

[Online]. Tersedia :

(55)

Reni Susanti, 2013

Penerapan model pengajaran langsung berbantuan multimedia pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran keterempilan komputer dan pengolahan informasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 44

Hofstetter, Fred T. (2001). Multimedia Literacy. Third Edition. McGraw-Hill

International Edition, New York

Gambar

Tabel 4.20 Hubungan Soal Pilihan Ganda dan Soal Uraian Postes ....................... 84
Gambar 3.1 Tahapan pengembangan pembelajaran multimedia interaktif ........... 35
Tabel 3.1 Desain Penelitian dan Rancangan Anova 1 Jalur
Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangan kepada pihak pihak yang berkepentingan

(lanjutan) Perhitungan pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia bunga pisang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan periklanan pada perusahaan, untuk mengetahui serta mengukur sejauh mana hubungan periklanan pada Surat Kabar dan TV

Pengembangan Model Buku Ajar Membaca Berdasarkan Pendekatan Proses Bagi Siswa SMP , Jurnal Cakrawala Pendidikan , Th. XXXII,

populasi Alat Analisis: The Structural Equation Model (SEM) dari paket AMOS Pengujian Hipotesis:  Kualitas Hubungan Bisnis dengan Outlet berpengaruh positif terhadap

Hasil penelitian ini diantaranya menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan Missouri Mathematics Project (MMP) dapat meningkatkan proses dan hasil

Dengan adanya aplikasi program ini diharapkan dapat dengan cepat memberikan informasi yang dibutuhkan didalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah Rekam Medik, dapat

Berdasarkan kriteria Bank Dunia tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan tergolong rendah yakni 17,14% dari kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah yang