KESENIAN DOD-DOD PADA ACARA SYUKURAN PANEN (RASULAN) DI
KAMPUNG PAMATANG KECAMATAN SAKETI KABUPATEN PANDEGLANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Seni Musik
Oleh
PRIMA SUCI LESTARI
0900927
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
KESENIAN DOD-DOD PADA ACARASYUKURAN PANEN (RASULAN)DI
KAMPUNG PAMATANG KECAMATAN SAKETI KABUPATEN PANDEGLANG
Oleh
Prima Suci Lestari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
©Prima Suci Lestari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang .
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRAK
Kesenian Dod-dod pada Syukuran Panen (Rasulan) di kampung Pamatang Desa Mekarwangi Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang adalah judul penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan struktur penyajian, fungsi alat dan peranan lagu yang disajikan dalam kesenian Dod-dod pada acara Syukuran Panen (Rasulan). Metode yang digunakan deskriptif kualitatif yang dibantu dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Hasil temuan yang didapat adalah struktur penyajian yang memiliki bagian awal, inti dan akhir, fungsi alat
yang terdiri dari ritmis dan melodis dan peranan lagu yang bermakna sebagai do’a. Data-data tersebut diharapkan berkontribusi bagi repertoar khasanah budaya dan pendidikan di masyarakat.
ABSTRACT
The Art of Dod-dod on thanksgiving harvest party (Rasulan) in Pamatang Village Mekarwangi, distric Saketi Pandeglang, is the title of the research aims to describe the structure of the presentation, the function of musical Instrumen and the role of the song presented in the art of
Dod-Dod on thanksgiving harvest party (Rasulan). The method is a descriptive qualitative
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………..……… i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL……… viii
DAFTAR GAMBAR……… Ix DAFTAR LAMPIRAN……… X BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….………. 1
B. Rumusan Masalah …….……..……… 4
C. Tujuan Penelitan………..……… 4
D. Manfaat Penelitian …….………. ……… 5
E. Sisetematika Penulisan...………... 6
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Kesenian Tradisional ………. 8
B. Kesenian Dod-dod……….. 10
C. Kesenian Dod-dod Pada Rasulan…………..………. 12
E. Konsep Dasar Fungsional………... 17
F. Fungsi Kesenian Dod-dod di Masyarakat……….. 18
G Teori Musikasilas Seni Tradisional... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek penelitian………. 24
B. Metode Penelitian………... 24
C. Definisi Oprasional……… 25
D. Teknik Pengumpula Data………... 26
1. Teknik Observasi ……….…..…..… 26
2. Teknik Wawancara ………...…... 27
3. Dokumentasi………... 28
4. Studi Literatur………... 28
E. Teknik Pengolahan Data……… 29
F. Prosedur Penelitian………. 30
G. Instrumen Penelitian………... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kesenian Dod-dod……… 32
1. Tempat dan Waktu Pertunjukan……….. 35
2. Nayaga Kesenian Dod-dod pada Saat Penyajiann……….. 35
3. Tata Busana ……….…………... 36
4. Alat yang Digunakan……… 36
5. Lagu-lagu………... 39
6. Tahap Penyajian……….. 39
a. Pembukaan………. 40
b. Penyajian Kidung Lutung Kasarung……… 40
c. Penutup……… 40
C. Alat musik yang dimainkan pada kesenian Dod-dod dalam Rasulan…… 41
D. Peranan Lagu……….. 47
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……….. 54
B. Rekomendasi……… 55
DAFTAR PUSTAKA……….. 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 57
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1 Sistem Tanam Padi 1 Tahun……….... 33
[image:9.612.120.525.213.612.2]DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 saat pertunjukan Dod-dod………. 14
2.2 Musikalitas pada pola ritmik ……… 21
4.1 Tata Busana………. 36
4.2 Bedug Indung, Kurulung dan Ketuk……….….………… 37
4.3 Angklung Enclok 1, 2 dan Nying-nying……… 37
4.4 Angklung Gong 1 dan gong 2……… 38
DAFTAR LAMPIRAN
A. PEDOMAN WAWANCARA……….. 58
B. PEDOMAN OBSERVASI ………. 60
C. DATA HASIL WAWANCARA……….. 61
D. DOKUMENTASI VISUAL HASIL PENELITIAN………. 66
E. PARTITUR INSTRUMEN LAGU LUTUNG KASARUNG….. 71
F. PARTITUR VOKAL LAGU LUTUNG KASARUNG….………72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai
sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya,
menyarankan, mendidik, dan berpesan kepada masyarakat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008: 1036).
Negara Indonesia kaya akan ragam suku bangsa, sehingga dari keberagaman
tersebut lahirlah banyak kesenian tradisi yang bersifat unik dan khas baik yang
tercipta melalui bahasa suara, bunyi, bahasa gerak, bahasa rupa dan bahasa kata.
Semua karya tersebut dibentuk menjadi sebuah karya seni. Kesenian sebagai
pencerminan dan identitas suatu suku bangsa, salah satunya adalah musik Dod-dod,
musik Dod-dod merupakan bagian dari penyajian kesenian Dod-dod yang merupakan
kesenian tradisional di kampung Pamatang desa Mekarwangi kecamatan Saketi
kabupaten Pandeglang-Banten Selatan.
Berdasarkan pernyataan Bapak Surani, selaku pimpinan dalam kesenian
Dod-dod pada Februari 2013 lalu, Dod-dod adalah salah satu alat musik sejenis
bedug yang digabungkan dengan berbagai jenis angklung dengan tonalitas yang
dibuat sendiri, dalam penyajiannya musik dod-dod dipadupadankan dengan alat
musik lainnya yang berupa angklung dan bedug, sehingga menjadi satu kesatuan
yang bernama seni Dod-dod (sesuai dengan alat musik khasnya). Disamping sajian
musik, kesenian dod-dod ini pun memadukan unsur gerak (tari bertema sebagai
pelengkap dalam kesenian tersebut), dimana musik vokal, dan musik Instrumen (yang
berasal dari suara angklung dan tabuhan bedug) tersebut, menjadi musik pengiring
2
Namun dalam hal ini, peneliti hanya akan membahas mengenai musik dalam
kesenian Dod-dod. Kemudian dalam seni Dod-dod diungkap pula tentang makna dari
seni Dod-dod tersebut, yaitu Dod-dod memiliki arti “Dadasar”, ada tiga lagu yang
biasa dipertunjukan dalam kesenian Dod-dod yaitu: Lutung Kasarung (Kidung
Buhun), Lagu Jalan dan Lagu Reog, tapi biasanya tergantung pada acara yang ada,
jika di luar pesta panen biasanya membawakan lagu-lagu yang bernuansa Islami dan
lagu-lagu Sunda.
Sejalan dengan alur jaman yang berjalan sampai saat ini, kondisi kesenian
Dod-dod hanya berkembang di kecamatan Saketi saja, karena alat dari seni ini juga
tidak mudah atau bahkan sulit untuk dibuat jika ingin seperti yang aslinya, bahkan
kebanyakan masyarakat lebih memilih musik modern sebagai acara hiburan atau
pertunjukan pada event-event yang ada. Dengan kondisi seperti itu, ada kehawatiran
yang dirasakan selaku peneliti seni, maka untuk itulah, peneliti merasa termotivasi
untuk melakukan penelitian secara langsung yang terkait dengan seni musik dod-dod,
mengapa peneliti perlu membahas kesenian ini, karena sebagai salah satu wahana
untuk mengkaji keilmuan terkait dengan bidang seni musik yang peneliti fahami
selama ini, selain ingin melestarikan kebudayaan daerah agar generasi muda dapat
mengenal dengan baik kesenian daerahnya masing-masing dan tidak hilang begitu
saja.
Seperti hal nya untuk memperkuat paparan tersebut di atas, telah ditulis
pada UUD 45 No. 11, tahun 2010, pasal 56 tentang cagar budaya yang menyebutkan, “Setiap orang dapat berperan serta melakukan perlindungan cagar budaya”. Sebenarnya, solusi untuk melakukan pelestarian kesenian daerah dapat ditempuh
dengan dua hal, yaitu: Pertama mengenali dan bangga akan budaya daerah, suatu
yang patut disayangkan ternyata ada kecendrungan bahwa masyarakat kita tidak
bangga dengan produk dan budaya sendiri. Sebaliknya kita lebih bangga dengan
budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang
3
Budaya daerah banyak yang hilang dikikis zaman, oleh sebab kita sendiri
yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya.
Kedua yaitu Kebijakan Pemerintah, Pemerintah memiliki kebijakan yang cukup
strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah di tanah air. Pemerintah harus
menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan
nasional. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah penampilan
kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap acara-acara akbar nasional. Misalnya
tari-tarian dan sajian lagu daerah.
Pada awalnya, kesenian dod-dod ini hanya difungsikan untuk mengiringi acara
upacara ritual panen padi, disamping sebagai wahana hiburan bagi seniman atau bagi
pelaku yang menyajikannya. Sejalan dengan roda zaman kehidupan, kesenian
dod-dod mengalir mengikuti arus kehidupan dan kebutuhan masyarakat setempat,
sehingga mampu bertahan hidup dan menyesuaikannya dengan sistem budaya
masyarakat komunitasnya. Dalam hal ini, perkembangan kesenian Dod-dod masih
bisa ditampilkan dalam upacara-upacara adat atau syukuran seperti perkawinan,
khitanan, panen raya, penyambutan tamu, walaupun tidak terlalu sering. Para pemain
Dod-dod dalam mementaskannya biasanya memilih tema yang sesuai dengan upacara
yang diselenggarakan.
Dilihat dari aspek pertunjukannya, kesenian Dod-dod memiliki bentuk dan
proses yang berbeda pada setiap acara. Oleh karena itu, melalui kajian mendalam,
peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai struktur penyajian, fungsi alat musik
serta peranan lagu yang disajikan. Pada kesenian dod-dod, khususnya seni Dod-dod
yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, saat pertunjukan Dod-dod pada
Syukuran Panen (Rasulan) di Kampung Pamatang, Desa Mekarwangi, Kecamatan
Saketi, Kabupaten Pandeglang, sehingga didapat pengetahuan dan wawasan dari
kesenian Dod-dod tersebut, sebagai wujud dari keinginan tersebut, dilakukan
4
(Rasulan) di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang”.
Dengan harapan, hasil penelitian dapat berguna bagi para pencinta seni, khusus seni
tradisional sebagai wahana untuk menambah repertoire (daftar nama lagu-lagu)
khasanah budaya masyarakat di Indonesia, sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai
referensi bagi perluasan wawasan seni di dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah “Bagaimana Kesenian Dod-dod Pada Syukuran Panen (Rasulan)
di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, dapat berperan dalam perkembangan masyarakat pendukungnya?”.
Dari rumusan masalah di atas, pengkajiannya lebih difokuskan pada hal-hal
yang dapat diungkap dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Struktur Penyajian Kesenian Dod-dod pada Acara Syukuran Panen
(Rasulan) di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang?
2. Alat musik apa saja yang Disajikan pada Kesenian Dod-dod pada Acara
Syukuran Panen (Rasulan) di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten
Pandeglang?
3. Bagaimana peranan lagu yang disajikan pada Kesenian Dod-dod pada Acara
Syukuran Panen (Rasulan) di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten
Pandeglang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
5
Untuk mengetahui, menganalisis, menggambarkan, dan mendeskripsikan tentang
Kesenian Dod-dod Pada Acara Syukuran Panen (Rasulan) di Kampung Pamatang
Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
2. Tujuan Khusus
Secara operasional, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
menjawab pertanyaan penelitian tentang:
a. Struktur Penyajian Kesenian Dod-dod Pada Syukuran Panen (Rasulan) di
Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang,
b. Alat musik apa saja Disajikan pada Musik Dod-dod Pada Syukuran Panen
(Rasulan) di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang,
c. Peranan Lagu Kesenian Dod-dod pada Syukuran Panen (Rasulan) di Kampung
Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini berakhir, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya :
1. Peneliti, dapat menambah pengalaman langsung dalam mengkaji, serta dapat
dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
pendidikan seni, terutama kesenian tradisional.
2. Lembaga Akademik
a. Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI, penelitian ini diharapkan dapat
menambah wacana seni dari salah satu kajian skripsi ilmu pengetahuan dan
pengalaman tentang adanya kesenian Dod-dod. Selain itu juga, dapat
dijadikan sebagai wahana guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni
6
b. Sekolah, dengan adanya penelitian mengenai kesenian tradisisonal dapat
dijadikan bahan pembelajaran musik nusantara sebagai salah satu kajian
muatan lokal untuk referensi kurikulum KTSP yang berbasis etnik yang
berasal dari Provinsi Banten.
c. Pemerintah Daerah, sebagai dokumentasi atas pelestarian kesenian tradisional
daerah bahwa kesenian daerah yang ada di Pandeglang begitu layak untuk
dipertahankan bahkan dapat dikembangkan untuk sumber ajar bagi
masyarakat di sekitar Pandeglang yang ingin mengenal kesenian ini.
3. Masyarakat
a. Pelaku (Grup Kesenian Dod-dod Sang Hiyang Sri), hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan dan melestarikan
kesenian Dod-dod.
b. Penikmat Kesenian Dod-dod/Apresiator, dapat menambah wawasan dan
informasi tentang kekayaan kesenian tradisional di Kabupaten
Pandeglang-Banten, terutama kesenian Dod-dod.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisannya disusun sesuai tahapan permasalahan berikut:
BAB I PENDAHULUAN, meliputi:
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian
dan Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II TINJAUAN TEORETIS, dengan ruang lingkup masalah:
Kesenian Tradisional, Kesenian Dod-dod, kesenian Dod-dod pada Rasulan, Konsep
Struktur Seni Pertunjukan, Konsep Dasar Fungsional, Teori Musikalitas Seni
7
BAB III METODE PENELITIAN, yang meliputi bagian:
Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Tahap
Pengolahan Data, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, dan Tahap Analisis
Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian, membahas tentang:
a. Struktur Penyajian Kesenian Dod-dod pada Syukuran Panen (Rasulan) di
Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
b. Alat musik apa saja yang Disajikan pada Kesenian Dod-dod pada Syukuran
Panen (Rasulan) di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten
Pandeglang.
c. Peranan Lagu Kesenian Dod-dod pada Syukuran Panen (Rasulan) di
Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Gambaran Umum kesenian Dod-dod, Penyajian Kesenian Dod-dod, Fungsi Alat
pada kesenian Dod-dod, Peranan Lagu,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menyimpulkan tentang:
[image:18.612.117.528.220.615.2]24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di kediaman Bapak Surani sebagai narasumber
utama, terkait dengan kesenian Dod-dod yang ada di Kampung Pamatang, Desa
Mekarwangi, Kabupaten Pandeglang- Banten Selatan. Beliau adalah pemimpin dari
kesenian Dod-dod sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang. Pemilihan lokasi
penelitian dipilih karena di kampung itulah terdapat kesenian Dod-dod yang asli dan
alat-alat musiknya pun masih asli atau orisinil dan belum dimodifikasi sebagaimana
jaman dulu yang digunakan oleh para leluhurnya.
Subjek penelitian ini yakni grup kesenian Dod-dod Sang Hiyang Sri. Grup ini
adalah satu-satunya grup kesenian Dod-dod di Kabupaten Pandeglang, yang
memiliki keunikan tersendiri dari kekhasan kesenian inilah yang membuat tertarik
untuk dikaji, salah satu bentuk keunikan itu adalah terkait dengan alat yang
digunakan. Menurut Surani selaku pemimpin kesenian Dod-dod (Maret 2013)
dikatakan bahwa kesenian dod-dod ini terjadi sejak awal adanya kesenian Dod-dod
ini pada tahun 1858 yang lalu.
B. Metode Penelitian
Penelitian kesenian dod-dod menggunakan pendekatan kualitatif dengan bantuan
metode deskriptif, metode tersebut digunakan, karena dianggap relevan untuk
menggali semua data yang telah diteliti dapat dipaparkan, dan dapat mempermudah
dalam member gambaran tentang musik Dod-dod pada acara Syukuran Panen
(Rasulan), di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
Langkah awal yang dilakukan adalah menjaring data tentang musik dod-dod
25
dan mendeskripsikan data-data sesuai dengan rumusan masalah yang diungkap, yaitu
terkait dengan struktur penyajian, alat apa saja yang digunakan dan Bentuk secara
sistematis dan akurat tentang kesenian dod-dod, khususnya pada musik dod-dod itu
sendiri.
C. Definisi Oprasional
Untuk menyamakan persepsi terkait dengan masalah judul yang diteliti, maka
peneliti merasa perlu untuk memberikan batasan istilah-istilah, yaitu:
1. Kesenian: Suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana
kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya,
menyarankan, mendidik, dan berpesan kepada masyarakat (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1036).
2. Dod-dod: Sebuah kesenian dari masyarakat desa Pamatang, dimainkan oleh 15
orang atau lebih (disesuaikan dengan tema dan kebutuhan acara),
dengan jumlah pemusik 12 orang dan sisanya adalah penari dan vokal,
kesenian ini biasanya yang ditampilkan dalam hari-hari besar agama
islam, perkawinan, khitanan, panen raya, penyambutan tamu, naik tahta
dan lain-lain. (Wawancara, Surani: tanggal 27 Februari 2013)
3. Syukuran: Rasa terimakasih kepada Allah. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2005: 1115)
4. Panen : Pemungutan (pemetikan) hasil dari sawah atau ladang. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005: 822)
5. Rasulan : Upacara ritual panen dan penyimpanan padi di Lumbung. Dalam
perkkembangannya, diselenggarakan sebagai upacara ritual tahunan saat
26
Jadi, dari pemaparan di atas, disimpulkan bahwa Seni Musik Dod-dod pada acara
Rasulan merupakan satu kesenian yang dimiliki masyarakat daerah Kabupaten
Pandeglang yang diadakan pada ritual panen dan penyimpanan padi di Lumbung
yang diselenggarakan setiap tahunnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi lapangan dalam pengamatan
langsung observasi, wawancara, dokumentasi serta data-data yang dapat membantu
dalam mengumpulkan data. Proses dilaksanakan dengan beberapa teknik, seperti
yang diungkapkan Sugiyono (2007:63) dalam prastowo menjelaskan tentang masalah
yang berhubungan dengan macam-macam teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu
bahwa: „Bermacam-macam teknik pengumpulan data, bahwa pada umumnya ada 4
teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan‟. Dalam hal ini pula, ada teknik lain, yang biasa disebut dengan teknik Triangulasi,
seperti yang dikemukakan Sugiyono (2007:83) dalam Prastowo (2010:289), bahwa, „teknik triangulasi merupakan teknik pangumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada‟.
Dengan demikian, jika peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas
data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data. Teknik-teknik pengumpulan data tersebut diantaranya:
1. Teknik Observasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 794) bahwa, “Observasi adalah peninjauan secara cermat dan kegiatan mengobservasinya ialah mengawasi dengan teliti (mengamati)”.
Observasi dilakukan di lokasi yang berhubungan dengan pertunjukan
27
proses pengumpulan data ini, peneliti hanya berfungsi sebagai pengamat yang tidak
memiliki keterlibatan secara langsung dalam proses permainan kesenian Dod-dod.
Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (1992:61) dalam Prastowo (2010:60),
bahwa:
„Keterlibatan pasif, yaitu peneliti tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh para pelaku yang diamatinya, dan juga tidak melakukan sesuatu bentuk interaksi sosialdengan pelaku atau pun para pelaku yang diamatinya. Keterlibatan dengan pelaku, terwujud dalam bentuk keberadaan dalam arena kegiatan yang diwujudkan oleh tindakan-tindakan pelakunya‟.
Data-data yang diobservasi, yaitu mengenai apakah masih adanya kesenian
Dod-dod di Kampung pamatang, siapa pemimpin kesenian Dod-dod pada periode
saat ini dan berbagai hal untuk kepentingan persiapan dalam penelitian kesenian
Dod-dod, observasi ini dilaksanakan di Kampung Pamatang, Desa Mekarwangi,
Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang-Banten Selatan pada Desember 2012,
dengan langkah yang ditempuh dengan cara mencari nomor kontak, serta orang yang
kenal dekat dengan pihak narasumber untuk tujuan menghubungkan peneliti dengan
narasumber.
2. Teknik Wawancara
“Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono, 2006:260).
Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur,
artinya pertanyaan diajukan setelah disusun terlebih dahulu oleh peneliti, yang
dirumuskan dalam pedoman wawancara. Dalam hal ini, peneliti mencoba melakukan
pencarian informasi mengenai asal mula adanya kesenian Dod-dod dan proses dalam
pertunjukan kesenian Dod-dod seperti apa, dengan inovasi yang di lakukan lewat
wawancara, yang dirancang dilakukan dengan Bapak Surani selaku pemimpin dalam
kesenian Dod-dod dan beberapa pemain dalam kesenian Dod-dod, yaitu Misjaya dan
28
Wawancara pertama dimulai pada 27 Februari 2013 lalu, di kediaman bapak
Surani selaku pemimpin dalam kesenian Dod-dod, selanjutnya wawancara
dilakukan sesuai dengan schedule kegiatan peneliti (terlampir). bahan wawancaranya
adalah mengenai sejarah kesenian dod atau latar belakang adanya kesenian
dod-dod, sejarah adanya acara rasulan, lagu apa saja yang selalu dibawakan dan alat
musil atau unsur apa saja yang ada pada kesenia dod-dod.
3. Dokumentasi
Tahap pengumpulan data lainnya dalam penelitian ini adalah
pendokumentasian data-data yang diperlukan dalam bentuk rekaman audio-visual,
khususnya mengenai konsep serta struktur pertunjukan seni Dod-dod.
Dokumentasi berupa audio-visual tersebut merupakan media informasi
sebagai data faktual yang penting dalam pengkajian, serta sangat bermanfaat dalam
melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian Musik Dod-dod, pada Acara
Syukuran Panen (Rasulan) di Kampung Pamatang, Kecamatan Saketi, Kabupaten
Pandeglang.
Dokumentasi di sini merupakan data yang diperoleh dari penelitian yang
berupa dokumen (foto) dan informasi dari masyarakat yang berhubungan dengan
obyek penelitian, yaitu mengambil gambar (foto) saat pertunjukan dan merekam
hasil wawancara menggunakan audio. Selain itu, peneliti juga mengambil
dokumentasi yang sudah ada yang dibuat pada tahun 2010 pada berbagai acara seni
dod-dod di Desa Mekarwangi, untuk kebutuhan studi oleh Kasmahidayat. Selain itu
juga, peneliti pun melakukan perekaman video pada pertengahan Maret lalu, pada
acara Rasulan di Desa mekarwangi, Kecamatan Saketi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan media alat rekam
audio-visual dan kamera. Dokumentasi yang dilakukan ada dua, yaitu dokumentasi dengan
mengambil gambar atau audio-visual ke lapangan dan yang kedua, yaitu dengan
meminjam audio-visual yang sudah ada atau yang pernah direkam sebelumnya oleh
29
4. Studi Literatur
Studi Literatur dimaksudkan untuk mempelajari sumber kepustakaan tentang
semua persoalan yang berhubungan dengan kesenian tradisional maupun tentang
fokus masalah penelitian yang ada, baik berupa buku-buku maupun media bacaan
lainnya yang berguna dan membantu dalam mencari sumber informasi mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan, yaitu: Kamahidayat, dengan buku
“Agama dalam transformasi Budaya Nusantara” (2010:96), tentang struktur
penyajian kesenian Dod-dod.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Syaodih (2005:94) penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah
orang-orang yang diajak wawancara, diobservasi, diminta memberikan data,
pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan partisipan” tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa.
Pengolahan data yang dilakukan yaitu dengan pengolahan data pendekatan
kualitatif ini bertujuan untuk mengerti atau memahami gejala yang ditelitinya.
Pendekatan kualitatif, merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan deskriptif
analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh sasaran penelitian yang bersangkutan secara
tertulis atau lisan, dan perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah objek
penelitian yang utuh
Seluruh data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara tersebut
dikumpulkan, dan disusun secara sistematis. Kemudian, diolah dan dianalisis guna
memecahkan masalah yang diteliti serta dapat diketahui korelasi dalam setiap
masalah. Kegiatan selanjutnya adalah mengklasifikasikan data yang telah
30
Rinjani (2010:27), yang menyatakan langkah-langkah yang digunakan sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data,
yaitu suatu proses pemilihan, pemilahan, mengatur serta menyerderhanakan data
melalui seleksi yang ketat dengan menggolongkannya ke dalam satu pola yang lebih
luas dan sebagainya. Dengan demikian, kegiatan ini dapat memudahkan peneliti
dalam memahami data yang dikumpulkan di lapangan. Adapun aspek-aspek
permasalahan yang direduksi dalam penelitian ini, yaitu meliputi data-data yang
sesuai dengan rumusan masalah Kesenian Dod-dod pada Acara Syukuran Panen
(Rasulan) di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang yang
diperoleh melalui wawancara dengan narasumber.
2. Penyajian Data
Setelah melakukan reduksi data, kemudian menyajikan data-data musik
Dod-dod secara sistematis dan jelas, yang berkaitan dengan musik Dod-dod-Dod-dod setra mengenai
struktur penyajian, alat musik dan peranan lagu pada pertunjukan musik Dod-dod.
Dengan adanya penyajian data akan diperoleh pemahaman tentang apa yang
dilakukan lebih lanjut, sehingga akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.
3. Pengambilan Kesimpulan Sementara dan Verifikasi Data
Langkah terakhir dalam menganalisis data, yaitu pengambilan kesimpulan
sementara yang merupakan intisari dari hasil penelitian untuk memberikan gambaran
secara pasti masalah yang diteliti. Selanjutnya, verifikassi data adalah sebuah upaya
untuk mempelajari kembali data-data mengenai Struktur pertunjukan, Alat apa saja
dan peranan lagu yang disajikan dalam seni Dod-dod yang telah dikumpulkan dan
31
F. Prosedur Penelitian
Agar penelitian berhasil dengan baik, perlu dipersiapkan langkah-langkah
sebaik mungkin. Adapun langkah-langkah yang ditempuh, adalah sebagai berikut:
1. Penyusunan Proposal Penelitian
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan proposal ini adalah
sebagai berikut:
a) Pengajuan Judul
b) Penyusunan proposal yang telah disetujui oelh pihak Jurusan kemudian diajukan
ke Fakultas sampai adanya Surat Keputusan dari Fakultas.
1. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan berbagai hal, mulai dari membuat
audio-video, melihat alat-alat yang digunakan pada pertunjukan.
2. Tahap Ahkir
Setelah data-data terkumpulkan seluruhnya, maka dibuatlah deskripsi atau hasil
dari observasi dan wawancara dengan narasumber maupun berbagai macam info dari
media cetak dan lainnya guna untuk menggambarkan mengenai musik Dod-dod
dengan fokus masalah pada struktur penyajian, fungsi alat dan peranan lagu pada
musik Dod-dod tersebut.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada:
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi di sini adalah dengan melihat dan menganalisis tempat yang
akan dijadikan sumber informasi bagi peneliti pada Kesenian Dod-dod.
32
Pedoman wawancara di sini adalah dengan awal menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada narasumber, guna mengetahui informasi
mengenai masalah yang berhubungan dengan kesenian Dod-dod, terutama dalam
aspek struktur penyajian, fungsi alat, peranan lagu maupun berbagai hal mengenai
musik Dod-dod.
Kedua model Instrumen di atas, dapat berkembang sesuai dengan kondisi dan
56
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesenian Dod-dod merupakan kesenian daerah yang berkembang secara turun temurun
dalam satu lingkungan di Kampung Pamatang, Desa Mekarwangi. Kesenian Dod-dod juga
merupakan kebudayaan yang berkembang dilingkungan desa masyarakat Kabupaten Pandeglang.
Hal ini nampak pada bahasa yang terdapat dalam lagu-lagunya dengan menggunakan bahasa
yang biasa digunakan masyarakat daerah setempat. Kesenian Dod-dod memiliki fungsi dengan
tujuan untuk kepentingan orang banyak, seperti peringatan hari-hari besar, pernihakan, panen
raya dsb.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap musik Dod-dod di Kampung Pamatang,
Desa Mekarwangi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang- Banten Selatan yang telah
peneliti uraikan di atas, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Struktur penyajiannya dalam musik Dod-dod terdapat beberapa bagian yang mendasari dan
menjadi ciri khas kesenian Dod-dod, yaitu pertama struktur penyajiannya terdapat bagian
yang merupakan tahap persiapan, kemudian tahap kedua adalah bagian tengah atau bagian
inti dan yang terakhir adalah bagian penutup atau bagian akhir.
2. Fungsi Alat pada kesenian Dod-dod adalah untuk berperan mengusir hama harena suara
yang ditimbulkan dari waditra yang ditabuh atau dimainkan, dan waditra tersebut memiliki
fungsi musik yaitu fungsi ritmis dan melodis, yaitu waditra angklung sebagai ritmis dan
waditra bedug sebagi melodis dari musik Dod-dod tersebut. Setiap lagu atau setiap bagian
selalu terdapat pengulangan-pengulangan melodi atau dengan kata lain hanya menggunakan
tema yang sama.
3. Peranan lagu pada kesenian Dod-dod adalah sebagai do’a untun padi-padi yang tengah
berbuah muda, agar padi tersebut terbebas dari hama dan binatang lain, selain itu juga agar
57
B. Rekomendasi
Dari beberapa hasil penelitian yang berhasil peneliti ungkapkan dalam bentuk
kesimpulan di atas, peneliti juga berkeinginan untuk mengungkapkan beberapa saran, khususnya
untuk:
1. Kalangan Akademis, agar tetap berupaya untuk terus menggali dan meneliti keberadaan
kesenian tradisi di Indonesia, tidak hanya dengan jalur skripsi, sehingga kesenian tradisi tetap
terjaga dan lestari.
2. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, agar terus membantu melestarikan kesenian
tradisional dengan terus menerus memantau, mengembangkan dan melindungi keberadaan
kesenian tradisi agar bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.
3. Seluruh masyarakat, agar terus melestarikan dan menjaga dengan mencintai seni tradisi
bangsa sendiri.
4. Pembaca, diharapkan setelah membaca skripsi ini, dapat memahami dan menyadari
pentingnya menjaga seni tradisi bangsa sendiri, sehingga tergerak untuk mencari tahu dan
DAFTAR PUSTAKA
Budiwati, D. S. (2003). Tembang Sunda Cigawiran: Sosialisasi Nilai-nilai Budaya dan Fungsi
Tembang Sunda Cigawiran Pada Kehidupan Masyarakat Cigawir. Tesis
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005 & 2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cetakan ke tiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Erlangga. (2004). Buku Kesenian untuk SMP Kelas VIII jilid 2. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Gunara, Sandi dkk. (2011). Laporan Penelitian Inovasi Dosen Muda. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya Nusantara. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.
Firmansyah, Agus. (2009). Bentuk, Struktur dan Fungsi Seni Tanji pada Masyarakat Desa
Cikurubuk Buahdua Kabupaten Sumedang. Tesis
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi Pokok-Pokok Etnografi II. Jakarta: Rineka Cipta. 1997.
Merriam, Alan P. (1964). The Anthropology of Music. USA: Northwestern University Press.
Prastowo, Andi. (2010). Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Rinjani, A. Yayu. (2010). Penyajian Tutunggulan dalam Acara Hiburan Panen di Kampung
Sembah Dalem Desa Puspasari Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya.
Skripsi.
Rohendi, Tjetjep R. (2000). Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: STISI Press. Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfaceta. Sumardjo, Jakob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Sumardjo, Jakob. (2001). Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung: STSI Press. Supanggah, Rahayu. (2002). Bothekan Karawitan I. Jakarta: MSPI.
Soedarsono, R.M. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Syahroni. (2008). Aplikasi Praktis Pengajaran Seni Musik. Bandung: PT. Karsa Mandiri Persada.