Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA
SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh
Verani Anggara Jaya Tea
0905853
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA
SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Oleh
Verani Anggara Jaya Tea
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Verani Anggara Jaya Tea 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
VERANI ANGGARA JAYA TEA
0905853
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA
SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
Dr. Momo Rosbiono, M.Pd., M.Si
NIP. 195712111982031006
Pembimbing II,
Dr. Hernani, M.Si
NIP. 196711091991012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
FPMIPA UPI
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang umumnya tidak melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mengakibatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai proses serta hasil pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam konteks penanganan limbah cucian. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang melibatkan siswa SMA kelas XII-IPA di salah satu SMA di Kota Bandung yang berjumlah 44 orang serta guru yang menerapkan pembelajaran problem
solving tipe Bransford. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format
penilaian performa guru, format penilaian performa siswa dan butir soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tergolong kategori sangat baik. Performa siswa ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah (kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kategori baik. Hasil belajar pada tahap mengidentifikasi masalah tergolong kategori tinggi (N-gain = 0,7), mendefinisikan masalah dikategorikan sedang gain = 0,4), mencari solusi dikategorikan sedang
(N-gain = 0,4), melaksanakan strategi dikategorikan sedang (N-(N-gain = 0,4), dan
mengevaluasi strategi dikategorikan sedang (N-gain = 0,3). Secara umum proses pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam konteks penanganan limbah cucian dapat terlaksana dengan sangat baik, layak diterapkan di Sekolah baik dari segi waktu maupun dalam meningkatkan performa guru dan siswa.
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT
This research is background by learning that generally doesm’t train students' ability to solve problems in daily life , thus caused students ability to solve real- life problems to be low. The objective of this study was to obtain information on the process and learning outcomes of problem solving Bransford type in the waste handling of laundry context. This research is an evaluative methode which is involving high school students of 12 grade of science class at one high school in Bandung, which amounted 44 people and teacher who implement problem solving Bransford type learning. The research instrument used are a teacher's performance appraisal form, performance appraisal format students and the problem items. The results showed that the performance of the teacher in planning and implementing learning are classified in very well category. Student performance in terms of problem-solving abilities (cognitive) classified in wellcategory, the attitude for learning and performance is very well and performance while doing experiments classified as well category. Learning outcomes at the stage of identifying the problems is on high category (N - gain = 0.7), defines the problem being considered (N - gain = 0.4), find solutions categorized as moderate (N - gain = 0.4), implementing strategies categorized moderate (N - gain = 0.4), and evaluating strategies categorized moderate (N - gain = 0.3). In general, the learning process of problem solving of type Bransford in the context waste handling of laundry can be done very well , in the School feasible both in terms of time as well as in improving the performance of teachers and students .
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PEMBELAJARAN
PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM
KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN” ini dan seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung
risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis curahkan kepada nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai
akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford pada Siswa SMA dalam Konteks Penanganan Limbah Cucian” disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia di jurusan
kimia FPMIPA UPI. Skripsi ini mengkan keterlaksanaan serta hasil pembelajaran
problem solving tipe Bransford. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta
menjadi sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan, terutama pendidikan
kimia.
Bandung, Januari 2014
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa adanya dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Momo Rosbiono, M.Pd., M.Si selaku pembimbing I skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan selama
menyusun skripsi ini.
2. Ibu Dr. Hernani, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan skripsi serta
sebagai pengganti pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan
selama penulis belajar di Jurusan Pendidikan Kimia.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Mudzakir, M. Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
FPMIPA UPI yang telah memberikan bantuan selama penulis menempuh studi
di Jurusan Pendidikan Kimia.
4. Bapak dan Ibu Staf dosen Jurusan Pendidikan Kimia, yang telah membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama masa kuliah, serta
staf tata usaha dan laboran di Jurusan Pendidikan Kimia, terima kasih atas
bantuannya kepada penulis.
5. Bapak Enceng Sanjaya, S.Pd selaku guru pembimbing pelaksana penelitian di
SMAN 24 BANDUNG yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian di kelas XII IPA 1.
6. Siswa-siswi kelas XII IPA 1 SMAN 24 BNDUNG yang telah membantu penulis
dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu
penulis untuk menyelesaikann skripsi ini.
Terimakasih banyak atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat-Nya dan membalas segala amal
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran yang umumnya tidak melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mengakibatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai proses serta hasil pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam konteks penanganan limbah cucian. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang melibatkan siswa SMA kelas XII-IPA di salah satu SMA di Kota Bandung yang berjumlah 44 orang serta guru yang menerapkan pembelajaran problem
solving tipe Bransford. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format
penilaian performa guru, format penilaian performa siswa dan butir soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tergolong kategori sangat baik. Performa siswa ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah (kognitif) tergolong kategori baik, sikap selama pembelajaran tergolong sangat baik dan kinerja saat melakukan eksperimen tergolong kategori baik. Hasil belajar pada tahap mengidentifikasi masalah tergolong kategori tinggi (N-gain = 0,7), mendefinisikan masalah dikategorikan sedang gain = 0,4), mencari solusi dikategorikan sedang
(N-gain = 0,4), melaksanakan strategi dikategorikan sedang (N-(N-gain = 0,4), dan
mengevaluasi strategi dikategorikan sedang (N-gain = 0,3). Secara umum proses pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam konteks penanganan limbah cucian dapat terlaksana dengan sangat baik, layak diterapkan di Sekolah baik dari segi waktu maupun dalam meningkatkan performa guru dan siswa.
Kata kunci: Pemecahan Masalah, Limbah cucian, Tipe Bransford
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
v
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford ... 6
B. Perencanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford ... 9
C. Pelaksanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford ... 11
D. Penilaian Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford ... 13
E. Kemampuan Memecahkan Masalah ... 14
F. Tinjuan Konteks dan Materi Penyelesaian Limbah Cucian ... 16
1. Limbah Cucian dan Dampaknya ... 16
2. Pengolahan Limbah Cucian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 22
B. Desain Penelitian ... 22
C. Alur Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 25
E. Definisi Operasional ... 26
F. Instrumen Penelitian ... 27
G. Validasi Instrumen ... 29
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
I. Pengolahan dan Analisis Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Proses Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford dalam Konteks Penanganan Limbah Cucian ... 33
1. Performa Guru pada Proses Pembelajaran ... 33
a. Perencanaan Pembelajaran problem Solving Tipe Bransford dalam Konteks Penanganan Limbah Cucian ... 33
b. Pelaksanaan Pembelajaran problem Solving Tipe Bransford dalam Konteks Penanganan Limbah Cucian ... 37
2. Performa Siswa pada Proses Pembelajaran ... 44
a. Kegiatan Pembukaan ... 44
b. Kegiatan Inti ... 45
c. Kegiatan Penutup ... 75
B.Hasil Belajar Problem Solving Tipe Bransford dalam Konteks Penanganan Limbah cucian ... 76
1. Mengidentifikasi Masalah ... 76
2. Mendefinisikan Masalah ... 79
3. Mencari Solusi ... 82
4. Melaksanakan Strategi ... 86
5. Mengevaluasi Strategi ... 89
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 95
B.Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 101
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. 1 Langkah-langkah pembelajaran problem solving tipe Bransford ... 13
2. 2 Kegiatan dalam pengolahan limbah ... 18
3. 1 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3. 2 Skala Kategori Kemampuan ... 31
3. 3 Interpretasi Skor Gain Ternormalisasi ... 32
4. 1 Hasil Penilaian terhadap RPP Problem Solving Tipe Bransford ... 34
4. 2 Hasil Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Problem Solving Tipe Bransford ... 38
4. 3 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.1 pada LKS 1 ... 46
4. 4 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.2 pada LKS 1 ... 48
4. 5 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.3 pada LKS 1 .. 51
4. 6 Kunci Jawaban Pertanyaan Nomor 3 ... 53
4. 7 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.4 pada LKS 1 ... 54
4. 8 Kunci Jawaban Pertanyaan Nomor 4 ... 55
4. 9 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.5 pada LKS 1 ... 56
4.10 Kunci Jawaban Pertanyaan Nomor 5 ... 56
4.11 Rancangan Percobaan yang Diajukan Kelompok 2 dan 5 ... 59
4.12 Prosedur Percobaan yang Dibuat Guru ... 60
4.13 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.1-3 pada LKS 2 ... 66
4.14 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.4-6 pada LKS 2 ... 67
4.15 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.7-9 pada LKS 2 ... 69
4.16 Jawaban Setiap Kelompok dalam Menjawab Soal No.10-11 pada LKS 2 ... 71
4.17 Perbandingan Jawaban siswa Kategori Peningkatan Tinggi dalam Mengidentifikasi Masalah ... 77
4.18 Perbandingan Jawaban siswa Kategori Peningkatan Tinggi dalam Mendefinisikan Masalah ... 80
4.19 Perbandingan Jawaban siswa Kategori Peningkatan Tinggi dalam Mencari Solusi ... 84
4.20 Perbandingan Jawaban siswa Kategori Peningkatan Tinggi dalam Melaksanakan Strategi ... 88
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. 1 Dampak pembuangan limbah ke dalam badan ... 17
3. 1 Alur Penelitian ... 24
4. 1 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok dalam Mengidentifikasi Masalah ... 46
4. 2 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok dalam Mendefinisikan Masalah... 48
4. 3 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok dalam Mencari Solusi ... 51
4. 4 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok dalam Melaksanakan Strategi ... 58
4. 5 Nilai Rata-rata Setiap Kelompok dalam Mengevaluasi Strategi ... 65
4. 6 Nilai N-gain Setiap Siswa dalam Mengidentifikasi Masalah ... 77
4. 7 Nilai N-gain Rata-rata Siswa dalam Mendefinisikan Masalah ... 80
4. 8 Nilai N-gain Rata-rata Siswa dalam Mencari Solusi ... 83
4. 9 Nilai N-gain Rata-rata Siswa dalam Melaksanakan Strategi ... 87
4.10 Nilai N-gain Rata-rata Siswa dalam Mengevaluasi Strategi... 90
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKPENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 101
A.2 Naskah Bahan Ajar ... 119
A.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 126
B.1 Lembar Observasi Penilaian Performa Guru (RPP) ... 135
B.2 Lembar Observasi Penilaian Performa Guru (Pelaksanaan Pembelajaran) 137 B.3 Format Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 140
B.4 Kriteria Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 144
B.5 Lembar Observasi Sikap ... 153
B.6 Lembar Observasi Kinerja ... 156
B.7 Soal Tes ... 159
B.8 Kriteria Penilaian Soal Tes ... 165
C.1 Hasil Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 179
C.2 Hasil Observasi Sikap ... 185
C.3 Hasil Observasi Kinerja ... 187
C.4 Hasil Penilaian Kemampuan Mengidentifikasi Masalah ... 191
C.5 Hasil Penilaian Kemampuan Mendefinisikan Masalah ... 194
C.6 Hasil Penilaian Kemampuan Mencari Solusi ... 197
C.7 Hasil Penilaian Kemampuan Melaksanakan Strategi ... 200
C.8 Hasil Penialain Kemampuan Mengevaluasi Strategi ... 203
C.9 Hasil Rancangan Percobaan Kelompok ... 206
D.1 Bukti Validasi Instrumen ... 209
D.2 Bukti Jawaban LKS Setiap Kelompok ... 226
D.3 Surat Izin Penelitian ... 244
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kimia memiliki potensi yang besar dan peranan strategis dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era
industrial dan globalisasi. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan kimia
mampu memberikan pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tuntutan
zaman. Pengalaman belajar ini diperoleh siswa dari proses pembelajaran di
sekolah. Oleh sebab itu, proses pembelajaran di sekolah menjadi sorotan penting
untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Indikator keberhasilan proses pembelajaran kimia salah satunya adalah
siswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapinya, baik dalam bentuk soal maupun permasalahan yang berasal dari
kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pendapat Gagne (Susiana, 2010: 73) bahwa
inti dari pendidikan adalah untuk mengajarkan siswa berpikir, menggunakan
kekuatan rasional mereka, dan menjadi problem solver yang lebih baik. Hal ini
juga ditegaskan oleh Jonassen (Susiana, 2010: 73) bahwa seharusnya fokus utama
dari pembelajaran adalah menyelesaikan masalah, mengingat setiap orang selalu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-harinya. Namun pada
kenyataannya, siswa di Indonesia umumnya hanya mampu mengingat fakta,
terminologi dan hukum sains serta menggunakan pengetahuan sains yang bersifat
umum (Nugroho, 2004). Dengan kata lain, siswa di Indonesia pada umumnya
tidak dapat mengaitkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya untuk
menyelesaikan masalah baru yang dihadapinya terutama masalah yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu Hertiavi, dkk (2010: 54)
menemukan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah.
Padahal salah satu tujuan dari mata pelajaran kimia adalah memahami konsep,
prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dalam penerapannya
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi
2
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kurangnya kemampuan siswa mengaitkan dan menggunakan konsep kimia
untuk menyelesaikan masalah diakibatkan strategi pembelajaran yang digunakan
di sekolah kurang tepat. Selama ini strategi pembelajaran yang digunakan kurang
melatih siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara ilmiah. Hal ini karena
pembelajaran yang dilaksanakan tidak berangkat dari suatu permasalahan yang
dekat dengan siswa, pembelajaran saat ini lebih cenderung menyampaikan
konsep, prinsip, teori dan hukum dengan ceramah. Hal tersebut didukung oleh
penelitian Sadia (2008: 228) yang menemukan bahwa strategi pembelajaran yang
paling dominan digunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran adalah
ekspositori (ceramah, diskusi, tanya jawab) dengan persentase 45,6%. Oleh sebab
itu, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang cocok sehingga siswa dapat
berlatih mengaitkan serta menggunakan konsep-konsep kimia untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Problem solving merupakan strategi pembelajaran yang didasarkan pada
masalah. Strategi pembelajaran ini berlandaskan pada paradigma konstruktivisme,
dimana siswa dituntut untuk berperan aktif dalam membangun pemahaman
mereka sendiri tentang pengetahuan yang dipelajarinya. Pada pembelajaran
problem solving aktivitasnya bertumpu pada masalah dengan penyelesaiannya
dilandaskan atas konsep-konsep generik atau konsep dasar bidang ilmu
(Rosbiono, 2007: 9).
Menurut Sanjaya (2007: 218) pembelajaran problem solving memiliki
keunggulan diantaranya meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami isi
pelajaran, meningkatkan aktivitas siswa, melatih siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan, mengembangkan minat
siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir. Dengan pembelajaran problem solving pengetahuan kimia
yang siswa peroleh akan sangat aplikatif untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Banyak para ahli yang merumuskan langkah pemecahan
masalah, salah satunya dikembangkan oleh Bransford pada tahun 1984
(Rosboino,2007: 3). Problem solving tipe Bransford ini terdiri dari lima tahap
3
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melaksanakan strategi, dan mengevaluasi strategi. Problem solving tipe Bransford
ini memiliki keunggulan diantaranya menurut Kirkley (Wena, 2011: 91)
menyimpulkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap strategi
problem solving tipe Bransford yaitu strategi ini lebih unggul dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA dibandingkan dengan
strategi pemecahan masalah lain, penerapan strategi problem solving tipe
Bransford terbukti signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
memecahkan masalah bidang IPA, baik untuk tingkat SMA maupun pendidikan
tinggi. Problem Solving tipe Bransford didesain untuk dapat mengidentifikasi dan
memahami bagian-bagian yang berbeda dari setiap sub penyelesaian masalah
(Susiana, 2010), sehingga akan mudah dipahami oleh siswa yang baru pertama
kali menyelesaikan masalah.
Pembelajaran problem solving berlandaskan pada masalah sehingga dalam
pembelajarannya diperlukan suatu masalah yang berasal dari kehidupan
sehari-hari siswa. Menurut Koschmann et al. (Rosbiono, 2007: 10) masalah yang
diangkat harus memiliki kriteria: 1) memerlukan banyak informasi, 2) tidak
memerlukan waktu penyelesaian terlalu lama, 3) bersifat fleksibel dalam
penyediaan sarana sumber penyelesaian, 4) membuka peluang untuk diperbaiki
dan dikembangkan, dan 5) mengintegrasikan antara tuntutan dan keterampilan
pemecahan masalah dan belajar konten.
Limbah cucian merupakan salah satu masalah yang memenuhi kriteria
permasalahan yang diajukan oleh Koschmann, et al. Selain itu, masalah limbah
cucian perlu diselesaikan dengan segera dan menyeluruh oleh seluruh lapisan
masyarakat termasuk siswa mengingat hasil temuan Kementrian Lingkungan
Hidup (KLH) yang menyatakan bahwa penyebab utama pencemaran air ini
berasal dari limbah domestik (Aulia, 2012). Limbah cucian dapat dikategorikan ke
dalam limbah domestik karena dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, laundry,
asrama, dan hotel. Selain itu, masalah limbah cucian merupakan masalah yang
cukup kompleks sehingga sesuai untuk diterapkan dengan pembelajaran problem
solving tipe Bransford karena menurut Wena (2011: 89) pada pembelajaran
4
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masalah yang lebih sederhana pada tahap mendefinisikan masalah yang
selanjutnya dapat diselesaikan secara menyeluruh.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul “PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN
LIMBAH CUCIAN ”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang
digunakan pada proses pembelajaran tidak melatih kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya kemampuan
pemecahan masalah ini penting dimiliki siswa untuk menunjang kehidupan siswa
setelah selesai belajar pada pendidikan formal. Peranan strategi pembelajaran
problem solving tipe Bransford adalah untuk melatih kemampuan pemecahan
masalah siswa dengan pembelajaran yang didasarkan pada masalah kimia. Salah
satu masalah yang melibatkan ilmu kimia untuk menyelesaikannya adalah
masalah limbah cucian. Masalah limbah cucian ini menjadi momok yang cukup
besar bagi lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
terutama lingkungan air.
Rumusan masalah umum yang diteliti adalah “Bagaimana Proses dan Hasil
Pembelajaran Problem solving tipe Bransford pada SMA dalam Konteks
Penanganan Limbah cucian?”. Agar penelitian lebih terarah, maka dari rumusan
masalah umum tersebut diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut.
1. Bagaimana performa guru (perencanaan dan pelaksanaan) dan performa
siswa pada proses pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam
konteks penanganan limbah cucian?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life terkait
dengan konsep-konsep kimia yang melandasi penyelesaian masalah limbah
5
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk:
1. Memperoleh gambaran tentang performa guru dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam konteks
penanganan limbah cucian.
2. Memperoleh gambaran tentang performa siswa selama proses pembelajaran
problem solving tipe Bransford dalam konteks penanganan limbah cucian.
3. Memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah real life menggunakan konsep-konsep kimia yang melandasi
pemecahan masalah limbah cucian.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Memberikan gambaran nyata mengenai penerapan pembelajaran problem
solving sehingga dapat menjadi masukan atau alternatif bagi guru dalam
menumbuhkan inovasi pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Meningkatkan keterampilan berpikir, rasa ingin tahu, percaya diri, dan
mampu membuat keputusan sehingga dapat memecahkan masalah dengan tepat.
3. Bagi Peneliti
Menambah kompetensi dan pengalaman dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran problem solving.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian dapat menjadi masukan dan salah satu rujukan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang penerapan pembelajaran problem
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung.
Subyek penelitian pada penelitian ini yaitu:
1. Guru yang menerapkan pembelajaran problem solving, subyek ini dipilih
untuk dapat menjawab rumusan masalah pertama mengenai performa guru
dalam merancanakan dan melaksanakan pembelajaran problem solving.
2. Siswa berjumlah 44 orang yang telah belajar konsep kimia yang melandasi
penyelesaian masalah limbah cucian yaitu sifat koloid, pH dan gaya antar
molekul. Subyek ini dipilih untuk dapat menjawab rumusan masalah pertama
dan kedua yaitu mengenai performa siswa selama proses pembelajaran
problem solving serta kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real
life terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
evaluatif. Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi
dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan
nilai atau manfaat dari suatu praktik pendidikan (Sukmadinata, 2005: 120).
Praktik pendidikan yang dievaluasi pada penelitian ini adalah pembelajaran
problem solving tipe Bransford. Menurut Widoyoko (2009: 1) dalam kegiatan
evaluasi tidak hanya dilaksanakan pada akhir program, sebaiknya dilaksanakan
sejak awal mulai dari penyusunan rancangan, pelaksanaan serta hasil dari
program. Oleh sebab itu, pada penelitian ini hal-hal yang dievaluasi meliputi
perencanaan, pelaksanaan serta hasil pembelajaran problem solving tipe
Bransford. Adapun evaluasi pada perencanaan dilakukan dengan cara menilai
komponen-komponen pada RPP yang telah dirancang oleh guru. Sedangkan
evaluasi pada pelaksanaan dilakukan dengan cara menilai aspek-aspek
23
kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran
dilakukan dengan menilai kemampuan siswa dalam menyelesaikan tiga wacana
permasalahan yang berhubungan dengan konsep-konsep yang melandasi
penyelesaian masalah limbah cucian.
C. Alur Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan pada penelitian ini, dapat
24
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Pelaksanaan Postes Menggunakan Butir Soal
Pengolahan Data
Simpulan Analisis dan Interpretasi Data
Penilaian RPP oleh Evaluator Menggunakan
Format Penilaian Performa Guru
Pelaksanaan Pembelajaran
Problem Solving Tipe Bransford
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Problem
Solving Tipe Bransford
(Observasi guru menggunakan Format Penilaian Performa Guru,
Observasi Siswa menggunakan Format Penilaian Performa Siswa) Pelaksanaan Pretes
Menggunakan Butir Soal
Validasi Perbaikan
Instrumen Penelitian Identifikasi Permasalahan Kimia dan Pembelajaran Kimia
Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA
Analisis Solusi Alternatif Pemecahan Masalah
Analisis Pembelajaran Problem
Solving Tipe Bransford
Pembuatan Perangkat Pembelajaran (RPP, Naskah Ajar serta LKS berbasis
Problem Solving Tipe Bransford)
Pembuatan Instrumen Penelitian (Format Penilaian Performa Guru, Format Penilaian Performa Siswa, dan Butir Soal)
Perbaikan Perangkat pembelajaran
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
25
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini terbagi ke dalam tiga
tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Ketiga
tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi permasalahan kimia dan pembelajaran kimia yang cukup populer
serta dapat diselesaikan melalui pembelajaran problem solving di kelas.
b. Analisis standar isi mata pelajaran kimia terkait dengan permasalahan kimia,
analisis solusi alternatif untuk menyelesaikan permasalahan, serta analisis
mengenai pembelajaran problem solving tipe Bransford.
c. Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, serta naskah ajar
dengan langkah pembelajaran problem solving tipe Bransford serta membuat
instrumen penelitian berupa butir soal untuk tes tertulis (pretes dan postes),
Format Penilaian Performa Guru (Perencanaan dan Pelaksanaan), dan Format
Penilaian Performa Siswa (Penilaian LKS, Sikap dan Kinerja Siswa).
d. Memvalidasi perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian.
e. Memperbaiki perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian.
f. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Meminta evaluator menilaian rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
menggunakan format penilaian performa guru dalam perencanaan.
b. Melakukan pretes sebagai informasi awal untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah menggunakan butir soal.
c. Pelaksanaan pembelajaran problem solving tipe Bransford, selama
pembelajaran problem solving dilakukan observasi terhadap proses
pembelajaran melalui format penelitian performa guru dalam pelaksanaan
26
d. Melakukan postes untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah setelah dilaksanakan pembelajaran problem solving menggunakan
butir soal.
3. Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian ini, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengelola data hasil tes tertulis, hasil observasi performa guru (perencanaan
dan pelaksanaan) serta hasil observasi performa siswa (jawaban LKS, sikap
dan kinerja)
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan
c. Menarik simpulan
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan persepsi dari kajian yang dilakukan, maka
perlu untuk menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut.
1. Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran problem solving merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang berlandaskan paradigma konstruktivisme yang aktivitasnya bertumpu
kepada masalah dengan penyelesaiannya dilandaskan atas konsep-konsep generik
atau konsep dasar bidang ilmu Rosbiono (2007: 9). Dalam penelitian ini
pembelajaran problem solving merupakan suatu pembelajaran yang berorientasi
pada pemecahan masalah sehingga kedudukan problem solving adalah sebagai
suatu pendekatan. Pembelajaran mengacu pada problem solving tipe Bransford
yang terdiri atas lima langkah yaitu identifikasi masalah, mendefinisikan
masalah, mencari solusi, melaksanakan strategi dan mengevaluasi strategi.
2. Kemampuan memecahkan masalah
Menurut Mayer pemecahan masalah merupakan suatu proses banyak
langkah dengan si pemecah masalah harus menemukan hubungan antara
pengalaman (skema) masa lalunya dengan masalah yang sekarang dihadapinya
27
penelitian ini kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan pengetahuan (konsep-konsep) yang telah dimilikinya. Kemampuan
memecahkan masalah ini disesuaikan dengan tahap-tahap pada pembelajarannya
yaitu mengikuti langkah problem solving tipe Bransford.
3. Limbah cucian
Menurut Ginting (Endahwati dan Suprihatin, 2009: 80) limbah adalah
buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Sedangkan limbah cucian
merupakan limbah yang dihasilkan dari sisa air cucian. Limbah cucian yang
dimaksud pada penelitian ini adalah limbah bekas cuci pakaian atau laundry.
4. Performa Guru dan Siswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Depdikbud (2008) performa
merupakan kata benda yang berarti 1) hal melakukan; hal menyelenggarakan 2)
hal memainkan dan 3) penampilan. Pada penelitian ini performa yang dimaksud
adalah penampilan guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran problem
solving tipe Bransford yang didasari oleh keterampilan guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Adapun performa guru meliputi penampilan guru saat
merencanakan serta melaksanakan pembelajaran, sedangkan performa siswa
meliputi penampilan siswa selama pembelajaran yang ditinjau dari aspek kognitif,
afektif serta psikomotor. Selain itu, yang dimaksud guru dalam penelitian ini
adalah peneliti, sehingga penilaian terhadap guru dilakukan terhadap pekerjaan
yang dilakukan oleh peneliti.
F. Instrumen Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ingin dijawab, maka instrumen yang
digunakan terbagi menjadi tiga instrumen utama yaitu format penilaian performa
guru (perencanaan dan pelaksanaan), format penilaian performa siswa (penilaian
28
1. Format Penilaian Performa Guru
Format penilaian performa guru merupakan alat yang digunakan untuk
menilai performa guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
problem solving tipe Bransford. Adapun format penilaian performa guru terbagi
menjadi dua instrumen yaitu format penilaian performa guru dalam perencanaan
pembelajaran serta format penilaian performa guru dalam pelaksanaan
pembelajaran. Format penilaian performa guru dalam perencanaan digunakan
untuk menilai RPP, penilaian terhadap RPP dilakukan oleh beberapa guru mata
pelajaran kimia, dosen serta alumni jurusan pendidikan kimia yang bertujuan
untuk menghindari subyektivitas. Sedangkan format penilaian performa guru
dalam pelaksanaan digunakan untuk menilai pelaksanaan pembelajaran, penilaian
terhadap pelaksaaan pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran kimia di
sekolah bersangkutan. Adapun kedua instrumen tersebut dapat dilihat pada
Lampiran B.1 dan B.2.
2. Format Penilaian Performa Siswa
Format penilaian performa siswa merupakan alat yang digunakan untuk
menilai performa siswa selama proses pembelajaran. Adapun hal-hal yang dinilai
selama proses pembelajaran meliputi aspek kognitif, afektif serta psikomotor.
Dengan demikian, format penilaian performa siswa terbagi atas tiga instrumen
yaitu format penilaian LKS untuk menilai aspek kognitif, lembar observasi sikap
untuk menilai aspek afektif dan lembar observasi kinerja untuk menilai aspek
psikomotor.
Format penilaian LKS merupakan alat yang digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap LKS yang telah diberikan pada siswa. Data yang diperoleh dari
format penilaian ini digunakan untuk menjelaskan performa siswa selama
pembelajaran yaitu memperlihatkan sejauh mana kemampuan kognitif siswa
selama proses pembelajaran. Dalam menilai LKS digunakan kriteria penilaian
LKS sebagai acuan dalam memberikan nilai terhadap jawaban siswa sehingga
29
mengoreksi jawaban siswa. Adapun format penilain LKS dapat dilihat pada
Lampiran B.3 sedangkan kriteria penilain LKS dapat dilihat pada Lampiran B.4.
Lembar observasi sikap dan kinerja merupakan alat yang digunakan untuk
melihat sikap dan kinerja siswa selama pembelajaran. Data yang diperoleh dari
lembar observasi ini digunakan untuk menjelaskan performa siswa selama
pembelajaran. Lembar observasi sikap dirancang mengacu pada 18 karakter
pembelajaran sedangkan lembar observasi kinerja dirancang mengacu pada
keterampilan menggunakan alat-alat laboratorium. Adapun lembar observasi sikap
dapat dilihat pada Lampiran B.5 serta lembar observasi kinerja dapat dilihat pada
Lampiran B.6.
3. Butir Soal
Butir soal digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah sebelum dan setelah pembelajaran terkait
konsep-konsep yang melandasi penyelesaian masalah limbah cucian. Butir soal
dirancang mengacu pada pemecahan masalah yang diajukan oleh Bransford. Butir
soal yang diberikan berupa uraian dengan jumlah 5 butir soal untuk
masing-masing wacana permasalahan yang berjumlah tiga wacana. Penilaian terhadap
jawaban butir soal siswa dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian butir
soal tes. Kriteria penilaian butir soal tes ini berfungsi sebagai standar atas jawaban
siswa sehingga dapat meminimalisasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penilaian saat mengoreksi jawaban siswa. Adapun butir soal yang digunakan
dapat dilihat pada Lampiran B.7 sedangkan kriteria penilaian butir soal dapat
dilihat pada Lampiran B.8.
G. Validasi Instrumen
Validitas suatu alat ukur menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur
apa yang seharusnya diukur (Firman, 2000: 106). Validitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Firman (2000: 107) validitas isi
merupakan validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi (content) bahan
30
dilakukan berdasarkan pertimbangan dosen ahli. Adapun bukti validasi instrumen
yang telah dilakukan dapat dilihat pada Lampiran D.1.
H. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tes tertulis, observasi, dan analisis
lembar kerja siswa. Keseluruhan teknik pengumpulan data dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Teknik Pengumpulan Data
No. Pengumpulan Data Jenis Data Sumber
Data Keterangan
1 Penilain RPP Skor guru dalam
merancang RPP Guru
Dilakukan sebelum
pembelajaran
2 Penilaian pelaksanaan
pembelajaran
Skor guru dalam melaksanakan pembelajaran
Guru Dilakukan selama
pembelajaran
3 Observasi sikap dan
kinerja
Skor sikap dan
kinerja siswa Siswa
Dilakukan selama
pembelajaran
4 Analisis Lembar Kerja
Siswa
skor siswa sesuai
kriteria Siswa
Dilakukan setelah
pembelajaran
5 Tes Tertulis Skor siswa dalam
menjawab butir soal Siswa
Dilakukan sebelum
dan sesudah
pembelajaran
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan dan Analisis Data untuk Format Penilaian Performa Guru
(Perencanaan dan Pelaksanaan)
Pengolahan format penilaian performa guru (perencanaan dan pelaksanaan)
dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a. Menghitung skor rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai.
b. Merubah skor ke dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut:
c. Menentukan kategori dari hasil penilaian
performa guru (perencanaan dan pelaksanaan) menggunakan skala kategori
31
Tabel 3. 2 Skala Kategori Kemampuan
Skor (%) Kategori
81-100 Sangat baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat kurang
d. Menganalisis dampak dari RPP dan pelaksanaan pembelajaran dari hasil
penilaian.
2. Pengolahan dan Analisis Data untuk Format Penilaian Performa Siswa
a. Pengolahan Format Penilaian LKS
Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Melakukan penskoran berdasarkan kriteria penilaian LKS untuk setiap
tahap problem solving.
2) Mengubah skor ke dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut.
3) Mengkategorikan variasi jawaban siswa berdasarkan kriteria pada 1.c.
4) Menganalisis dampak jawaban siswa pada LKS.
b. Pengolahan Lembar Observasi Sikap dan Kinerja Siswa
Pengolahan lembar observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah berikut.
1) Menentukan skor yang diperoleh untuk setiap kelompok.
2) Menentukan kategori dari hasil penilaian sikap dan kinerja siswa
menggunakan skala kategori pada 1.c
3) Menganalisis dampak dari sikap dan kinerja siswa selama pembelajaran.
3. Pengolahan dan Analisis Data untuk Butir Soal
Pengolahan data untuk butir soal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
32
a. Melakukan penskoran terhadap hasil pretes dan postes berdasarkan kriteria
dalam pedoman penilaian butir soal untuk setiap tahap problem solving.
b. Menghitung N-gain untuk setiap tahap problem solving dengan cara sebagai
berikut.
Keterangan:
N-gain = Gain Score ternormalisasi
<Sf> = Skor Posttest
<Sm> = skor maksimum
<St> = Skor pretest
c. Membandingkan tingkat perolehan gain score ternormalisasi dengan kriteria
[image:31.595.115.513.190.643.2]sebagai berikut.
Tabel 3. 3 Interpretasi skor Gain Ternormalisasi
Gain Score Ternormalissi Interpretasi
Tinggi Sedang Rendah
(Hake, 1998: 65)
d. Mengelompokan jawaban siswa berdasarkan variasi jawab siswa untuk setiap
tahap problem solving.
e. Menganalisis frekuensi jawaban siswa untuk setiap tahap problem solving.
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
95
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab IV,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran problem solving tipe Bransford dalam konteks
penanganan limbah cucian secara keseluruhan berjalan dengan sangat baik.
Hal tersebut tampak dari performa guru yang memperlihatkan perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran yang berada pada kategori sangat baik. Selain
itu, juga tampak dari performa siswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Performa siswa selama proses pembelajaran ditinjau dari tiga
aspek selama pembelajaran yaitu aspek kognitif, sikap dan kinerja. Pada
aspek kognitif siswa memperlihatkan kemampuan memecahkan masalah
berada pada kategori baik, sikap berada pada kategori sangat baik serta
kinerja berada pada kategori baik. Selain itu, seluruh komponen dalam RPP,
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan
kriteria pembelajaran problem solving tipe Bransford.
2. Orientasi hasil pembelajaran problem solving adalah kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah setelah dilakukan pembelajaran problem solving pada tahap
mengidentifikasi masalah tergolong kategori tinggi (N-gain = 0,7), tahap
mendefinisikan masalah tergolong kategori sedang (N-gain = 0,4), tahap
mencari solusi tergolong kategori sedang (N-gain = 0,4), tahap melaksanakan
strategi tergolong kategori sedang (N-gain = 0,4) dan tahap mengevaluasi
strategi tergolong kategori sedang (N-gain = 0,3). Berdasarkan kelima tahap
pemecahan masalah tersebut, kemampuan siswa dalam mengevaluasi strategi
paling rendah di antara tahap lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan
96
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dari penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah real life rata-rata berada
dalam kategori cukup. Hal tersebut diakibatkan jarangnya pengaplikasian strategi
pembelajaran problem solving yang berorientasi pada kemampuan pemecahan
masalah. Oleh sebab itu, diharapkan bagi Bapak/Ibu guru dapat menerapkan
pembelajaran problem solving sehingga siswa dapat memiliki kemampuan
memecahkan masalah ril yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Siswa
Kemampuan memecahkan masalah yang berada pada kategori cukup salah
satunya diakibatkan kurangnya kemampuan siswa dalam menerapkan ilmu yang
telah dipelajarinya untuk memecahkan masalah ril dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu, diharapkan para siswa belajar secara mandiri dalam menerapkan
ilmu yang dipelajarinya atau berusaha mencari tahu penggunaan ilmu yang telah
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ketika dihadapkan pada suatu
masalah siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, diharapkan siswa
dapat terus menerus mengasah kemampuannya dalam memecahkan
masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Peneliti Lain
Pembelajaran problem solving tipe Bransford merupakan pembelajaran
yang sangat menarik untuk dikaji. Begitupun dengan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, diharapkan peneliti
lain agar dapat mengkaji pembelajaran problem solving tipe Bransford dengan
menerapkannya pada masalah lain. Selain itu, dalam melaksanakan penelitian
diharapkan peneliti lain dapat mempertajam metodologi sehingga hasil penelitian
97
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M, Sudja, W.A, Ismail, A,K, Mulyono, dan Wahyu, W. (2003). Strategi
Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA
UPI.
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aulia, R. (2012). Walhi: Pencemaran Air Naik Lebih dari 30 Persen. Tempo [Online], halaman 1. Tersedia:http:// http://www.tempo.co [19 Juni 2013].
Bransford, J, Haynes, A.F, Stein, B.S, dan Lin, X. (1998). The IDEAL Workplace:
Strategies for Improving Learning, Problem Solving, and Creativity.
Washington DC: Nashvilleread.
Davis, M.L. (2010). Water and Wastewater Engineering: Design Principles and
Practice. New York: The McGraw-Hill Companies. Inc.
Delesev, F. (2008). Pengujian Alat Pendingin Adsorpsi Dua Adsorben dengan
Menggunakan Metanol 1000mL sebagai Refrigeran. [Online]. Tersedia:
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125655-R020868-Pengujian%20alat-Literatur.pdf. [26 Desember 2013].
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar Isi Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: BSNP.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar Proses. Jakarta: BSNP.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Endahwati, L dan Suprihatin. (2009). “Kombinasi proses Aerasi, Adsorpasi, dan
Filtrasi pada Pengolahan Air Limbah Industri Perikanan”. Jurnal Ilmiah
Teknik Lingkungan. 1, (2), 79-83.
EPA. (1997). Waste Water Treatment Manuals Primary, Secondary and Tertiary
Teratment. Ireland: Environmental Protection Agency.
98
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hake, R R. (1998). “Interactive-engagement versus traditional methods: A
six-thousand-studentsurvey of mechanics test data for introductory physics courses”. American Association of Physics Teachers. 66, (1), 64-74.
Hertiavi, M.A, Langlang, H, dan Khanafiyah, H. (2010). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa SMP”. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 6,
53-57.
http://makalahsekolah.wordpress.com/2011/02/21/pencemaran-air/
http://ekosistembiologi.blogspot.com/2013/02/gambar-ekosistem.html
Ibrahim, R dan Syaodih, N. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Johari dan Rachmawati. (2009). Kimia I: SMA dan MA untuk kelas X. Jakarta: Esis.
Joko, T. (2010). Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartono. (2008). “Implementasi Pembelajaran Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Kompetensi Penalaran Siswa Sekolah Dasar”. Jurnal
Penelitian Universitas Tanjungpura. 9, (1), 28-37.
Kirkley, J. (2003). Prinsiples for teaching problem solving. Indiana University: Plato Learning, Inc.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.
MENLH. (2003). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 112
tahun 2003. Jakarta: Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Mulyono. (2010). Media Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Mulyono. (2011). Handout Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Nitko, A,J and Brookhart, S.M. (2007). Educational Assesment of Students (Fifth
99
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nitko, A,J and Brookhart, S.M. (2011). Educational Assesment of Students (Sixth
Ed). Boston: Pearson Education, Inc.
Nugroho. (2004). Nilai Minimal Uan 4,01 Haruskah Ditampik?. Suara Merdeka
[Online]. _ . Tersedia:
http://www.suaramerdeka.com/harian/0405/04/opi4.htm [16 September 2013].
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005.(2005). Standar
Nasional Pendidikan.
Risdianto, D. (2007). Optimisasi Proses Koagulasi Flokulasi untuk Pengolahan
Air Limbah Industri Jamu ( Studi Kasus PT. Sido Muncul ). [Online].
Tersedia: http://eprints.undip.ac.id/17016/1/Dian_Risdianto.pdf [18 Desember 2012].
Rosbiono, M. (2007). Teori Problem solving Untuk Sains. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Depdiknas.
Ruhimat, T, Asra, Riyana, C, Sukirman, D, Darmawan, D, dkk. (2009). Kurikulum
dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadia, I.W. (2008). “Model Pembelajaran yang Efektif untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Persepsi Guru)”. Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran. (2). 219-238.
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Santrock, J.W. (2010). Psikologi pendidikan (Edisi kedua) (terjemahan). Jakarta: Kencana prenada media group.
Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Empat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiharto. (1987). Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: UI-Press.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susiana, E. (2010). “IDEAL Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika”.
Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif. 1, (2), 73-82.
100
Verani Anggara Jaya Tea,2014
PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TIPE BRANSFORD PADA SISWA SMA DALAM KONTEKS PENANGANAN LIMBAH CUCIAN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu