• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIPE SEMANTIS KOMPONEN MAKNA NOMINA BAHASA INDONESIA DALAM ANTOLOGI CERPEN JAKARTA KAFE KARYA TATYANA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TIPE SEMANTIS KOMPONEN MAKNA NOMINA BAHASA INDONESIA DALAM ANTOLOGI CERPEN JAKARTA KAFE KARYA TATYANA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. ... iii

DAFTAR ISI……… ... vii

DAFTAR TABEL……… ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. ... 1

1.2 Identifikasi Masalah……… ... 3

1.3 Rumusan Masalah……… ... 4

1.4 Tujuan Penelitian……….. ... 4

1.5 Manfaat Penelitian……… ... 4

1.6 Definisi Operasional………. ... 5

BAB 2 KOMPONEN MAKNA, KATEGORI NOMINA BAHASA INDONESIA, HUBUNGAN ANTARA MAKNA, PENAMAAN, PARAFRASIS, PENDEFINISIAN DAN PENGKLASIFIKASIAN 2.1 Pengantar……… ... 7

2.2 Komponen Makna……….. ... 8

2.3 Kategori Nomina Bahasa Indonesia……… ... 9

2.3.1 Tipe I Berciri Makna Utama [+Benda,+Orang(O)]……….. ... 10

2.3.2 Tipe ll Berciri Makna Utama[+B, +Institusi (I)] ... 12

2.3.3 Tipe III Berciri Makna Utama [+B, +Binatang(Bi)]……….. ... 12

(2)

viii

2.3.5 Tipe V Berciri Makna Utama [+B, +Buah-

buahan(Bb)]………... 14

2.3.6 Tipe VI Berciri Makna Utama [+B, +Bunga-bungaan(Bbu)……….……… ... 14

2.3.7 Tipe VII Berciri Makna Utama [+B, +Peralatan (AL)]... ... 14

2.3.8 Tipe VIII Berciri Makna Utama[+B, +Makanan-Minuman(Mm)]………..…. ... 16

2.3.9 Tipe IX Berciri Makna Utama [+B, Geografi (Ge)]... .... 17

2.3.10 Tipe X Berciri Makna Utama [+B, +Bahan Baku (Bb)]………... ... 17

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik pengumpulan Data………. 29

3.2 Teknik pengolahan Data……… . 30

(3)

ix

DAFTAR PUSTAKA……… ... 82 LAMPIRAN 1: Kartu Data……….. .... 83 LAMPIRAN 2: Bagan Hiponimi ……….. .. 94 LAMPIRAN 3: Antologi Cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana

(4)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 : Teknik Penamaan, Parafrasis, dan Pendifinisian……….. ... 35

Tabel 4.2 : Teknik Klasifikasi……… ... 52

Tabel 4.3 : Ciri Pembeda Semantis Alat Indra………. ... 65

Tabel 4.4 : Ciri Pembeda Semantis Nama Pengkerabatan………. ... 66

Tabel 4.5 : Ciri Pembeda Semantis Nama Pengganti……… ... 67

Tabel 4.6 : Ciri Pembeda Semantis Alat Rumah Tangga……… ... 68

Tabel 4.7 : Ciri Pembeda Semantis Nama Diri………. ... 69

Tabel 4.8 : Ciri Pembeda Semantis Alat Makan……… ... 70

Tabel 4.9 : Ciri Pembeda Semantis Binatang……… ... 71

Tabel 4.10 : Ciri Pembeda Semantis Buah-Buahan……… ... 72

Tabel 4.11 : Ciri Pembeda Semantis Makanan……….. ... 73

Tabel 4.12 : Ciri Pembeda Semantis Minuman………. ... 75

Tabel 4.13 : Ciri Pembeda Semantis Alat Transportasi………. ... 76

Tabel 4.14 : Ciri Pembeda Semantis Nama Jabatan……….. ... 77

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kategori kata dalam kajian gramatik bahasa Indonesia tidak pernah lepas dari pembicaraan. Begitu kompleks dan pentingnya permasalahan kategori ini sehingga tidak pernah ada kesepakatan di antara linguis. Secara umum kategori gramatikal yang banyak diikuti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) kelompok kata penuh (full word) dan (2) kelompok partikel atau kata tugas (function word). Dalam kelompok kata penuh, terdapat kategori nomina atau kata benda.

Komponen makna sering disebut dengan komponen semantik mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikalnya terdiri atas satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk makna kata atau makna unsur leksikal tersebut. Komponen makna ini dapat dianalisis, atau disebutkan satu per satu, berdasarkan pengertian-pengertian yang dimilikinya (Chaer, 2002: 318).

Setiap kata atau leksem nomina dapat dianalisis maknanya atas komponen-komponen makna tertentu sehingga terlihat perbedaan dan persamaan maknanya dengan kata atau leksem nomina yang lain. Dengan kata lain, kata atau leksem nomina dapat dianalisis secara semantis. Kata-kata atau leksem-leksem nominal dalam bahasa Indonesia secara semantik mengandung ciri makna [+Benda (B)].

(6)

Penelitian mengenai semantik khususnya mengenai tipe-tipe semantik dalam bahasa-bahasa Nusantara memang telah banyak dilakukan oleh beberapa linguis, antara lain: “Tipe-Tipe Semantik Verba bahasa Jawa” (Wedhawati, 1990), “Tipe-Tipe Semantik Adjektiva dalam bahasa Jawa” (Arifin, 1990), “Tipe Semantik Nomina Bahasa Makassar” (Hakim, 1999) dan “Tipe Semantik Nomina bahasa Mandar” (Muthalib, 2001).

Penelitian mengenai komponen makna sendiri telah dilakukan banyak ahli bahasa, seperti: Lehrer (1974), Nida (1975), Lyons (1977), dan Cruse (1986), sedangkan di Indonesia sendiri pernah dilakukan oleh Wedhawati (1988) dalam disertasinya yang berjudul “Medan Leksikal Verba Indonesia yang Berkomponen Makna Suara Insani”, juga dalam Analisis Komponensial dan Struktur Medan Leksikal Verba Indonesia yang Berkomponen Makna (+Tutur+Mitra Wicara-Serius), yang terangkum dalam Kajian Serba Linguistik (Purwo (Ed.), 2000).

Berdasarkan uraian singkat tersebut dapatlah dikemukakan bahwa kajian mengenai tipe komponen makna bukanlah hal baru. Pembicaraan mengenai fungsi suatu kategori kata dalam menerangkan tipe komponen makna ditemukan hampir pada semua karya tata bahasa Indonesia, khususnya yang menyangkut bidang semantik (dalam Pateda 2001, Suwandi 2008, dan Chaer 2002).

(7)

Kajian yang ada hanya terbatas pada deskripsi yang masih sederhana sekali. Padahal tipe semantis komponen makna nomina memiliki peranan penting dalam deskripsi tata bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang semantik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji tipe semantis nomina pada salah satu antologi cerita pendek berjudul Jakarta Kafe karya Tatyana. Sebagai contoh, berikut ini disajikan makna antara leksem dia dan mereka.

Dia Mereka

+ Benda + Benda

+ Orang + Orang

+ Nama Pengganti + Nama Pengganti

+ Bernyawa + Bernyawa

+ Konkret + Konkret

+ Tunggal - Tunggal

1.2 Identifikasi Masalah

(8)

1.3 Rumusan Masalah

Berhubungan dengan tipe semantis komponen nomina terdapat beberapa masalah yang perlu dirumuskan. Rumusan itu dapat dipaparkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

(a) Bagaimana tipe-tipe kategori nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana?

(b) Bagaimana ciri-ciri pembeda semantis komponen makna nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana? (c) Bagaimana hubungan makna antarnomina bahasa Indonesia dalam

antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana? 1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

(a) Menjelaskan tipe-tipe kategori nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana;

(b) Menjelaskan ciri-ciri pembeda semantis komponen makna nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana; (c) Menjelaskan hubungan makna antarnomina bahasa Indonesia dalam

antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana.

1.5 Manfaat Penelitian

(9)

(a) Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari deskripsi tipe semantis nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana, adalah sebagai: a. bahan pengembangan teori linguistik;

b. bahan untuk melengkapi penelitian linguistik; dan

c. salah satu acuan kajian semantik khususnya tipe semantis dan komponen makna.

(b) Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari deskripsi tipe semantis nomina bahasa Indonesia dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana, adalah sebagai: a. bahan pengajaran dan pembinaan bahasa Indonesia; dan

b. motivasi tumbuhnya kajian semantik lebih lanjut.

1.6 Definisi Operasional

Berhubungan dengan penelitian “Tipe Semantis Komponen Makna Nomina Bahasa Indonesia dalam Antologi Cerpen Jakarta Kafe Karya Tatyana”, terdapat beberapa istilah yang perlu didefinisikan. Istilah-Istilah tersebut ialah kategori semantis, dan nomina.

(10)

(b) Komponen makna (semantic feature) adalah satu atau beberapa unsur makna yang bersama-sama membentuk leksem-leksem nomina.

(c) Nomina adalah kata atau leksem yang secara semantik mengandung ciri makna [+Benda (B)]. Namun, nomina yang peneliti analisis hanya terbatas pada nomina berciri makna utama [+Benda, +Orang], [+Benda, +Institusi], [+Benda, +Binatang], [+Benda, +Buah-buahan], dan [+Benda, +Peralatan].

(11)

BAB 3

Metodologi Penelitian

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi pada metode kualitatif yang bersifat deskriptif yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikannya . Surakhmad (dalam Sigit, 2010 : 45).

Metode deskriptif kualiatif merupakan mendeskripsikan atau menjabarkan data apa yang ada dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan. (Sulipan). Objek kajian dalam penelitian ini adalah teks nomina dalam antologi cerpen, itu berarti berupa tekstual. Oleh karena itu, yang menjadi dasar penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Leksem-leksem nomina akan dideskripsikan berdasarkan tipe semantis, ciri-ciri pembeda, dan hubungan makna antar nomina.

Dalam mengumpulkan data, teknik yang peneliti gunakan adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh leksem-leksem nomina dari antologi cerita pendek Jakarta Kafe karya Tatyana.

Pengumpulan data akan dilakukan melalui tahap-tahap berikut:

(a) membaca leksem-leksem nomina yang terdapat dalam antologi cerpen Jakarta Kafe karya Tatyana;

(b) menandai leksem-leksem nomina tersebut; dan

(12)

KARTU DATA

Kopi (JK.II.20.2)

Komponen Umum: [+Benda, +Minuman, +Konkret, - Terhitung, - Hidup]

Komponen Khusus: [+Hitam, +Hangat]

(c) menyalin leksem nomina yang telah ditandai ke dalam kartu data. Misalnya:

Keterangan:

JK = Jakarta Kafe II = Bab II 20 = Halaman 20 2 = Baris 2

3.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang dipaparkan oleh Nida (Pateda, 1985:278), yakni penamaan, parafrasis, pendefinisan, pengklasifikasian dan teknik analisis komponen. Selain itu, digunakan juga teknik matriks.

(a) Teknik penamaan peneliti gunakan untuk mengetahui etimologi penyebutan leksem-leksem nominal, misalnya:

(13)

- jeruk garut, artinya sejenis jeruk yang berasal dari Garut.

(b) Teknik parafrasis peneliti gunakan untuk mengetahui deskripsi lain dari suatu leksem, misalnya:

- lemon dapat dihubungkan dengan: 1. buah yang asam rasanya 2. nama minuman dari buah

(c) Teknik pendefinisian peneliti gunakan untuk memberi pengertian pada sebuah kata dengan menyampaikan seperangkat ciri pada kata tersebut supaya dapat dibedakan dari kata-kata lainnya sehingga dapat ditempatkan dengan tepat sesuai konteks, misalnya:

- pecel adalah makanan yang terdiri atas sayur-sayuran, seperti kacang panjang, bayam, toge, dan disiram dengan kuah sambal kacang.

(d) Teknik pengklasifikasian peneliti gunakan untuk mendeskripsikan perbedaan kelompok leksem nomina, dengan cara menghubungkan leksem satu dengan leksem lainnya, misalnya:

Klasifikasi minuman akan terdapat kelompok-kelompok, sebagai berikut. - Berdasarkan suhu, minuman hangat dan dingin.

- Berdasarkan rasa, minuman manis, asam, dan pahit.

- Berdasarkan cara pembuatan, minuman tradisional dan modern.

(14)

Dia Mereka

+ Benda + Benda

+ Orang + Orang

+ Nama Pengganti + Nama Pengganti

+ Bernyawa + Bernyawa

+ Konkret + Konkret

+ Tunggal - Tunggal

(f) Teknik matriks atau tabel peneliti gunakan untuk mendeskripsikan komponen diagnostiknya melalui tabel biner, misalnya:

No. Pembeda ayam bebek

1 daging kenyal - +

2 banyak lemak - +

3 dari unggas + +

Setelah selesai pengumpulan data, menganalisis makna memerlukan langkah-langkah tertentu. Nida (1975:54-61) menyebutkan langkah-langkah-langkah-langkah untuk menganalisis komponen makna sebagai berikut.

(15)

lain: [+makanan], [+digoreng], [+unggas], [+bertulang], dan [+sedikit lemak].

2) Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain. Misalnya, ciri ‘minuman’ dapat digunakan untuk kata teh, kopi, susu dan sebagainya.

3) Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap kata. Misalnya, untuk kata ayam terdapat komponen diagnostik unggas. 4) Mendeskripsikan dalam bentuk tabel seperti pada teknik matriks.

3.3 Sumber Data dan Korpus

(16)

79 BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut.

Berdasarkan hasil teknik klasifikasi, sehingga dapat ketahui tipe-tipe kategori nomina bahasa Indonesia untuk leksem mata dan hidung merupakan tipe VII, subtipe VII l, untuk leksem mama, ibu, dan bapak merupakan tipe I, subtipe

I b, untuk leksem mereka, dia, aku, kau, dan saya merupakan tipe I, subtipe I c, untuk leksem Paul, David, Billy Joel, Asti, dan Jum merupakan tipe I, subtipe I a, untuk leksem ember, meja, dan bangku merupakan tipe VII, subtipe VII g, untuk leksem gelas, piring, cangkir, dan sendok merupakan tipe VII, subtipe VII b, untuk leksem ayam, bebek, dan merpati merupakan tipe III, untuk leksem anggur dan jeruk merupakan tipe V, untuk leksem keju, sosis, roti, pecel, lontong, nasi, coklat, gula, makaroni, kerupuk, puding, kopi, teh, dan susu merupakan tipe VIII, untuk leksem kopaja, angkutan kota merupakan tipe VII, subtipe VII h, untuk leksem dokter, pembalap, TNI, kondektur, sopir, dan polisi merupakan tipe I, subtipe I d, sementara itu, untuk leksem TK, SD, SMP dan SMA merupakan tipe

II.

(17)

pembeda jantan. Leksem mereka, dia, aku, kau dan saya terdapat ciri pembeda tunggal. Leksem Paul, David, Billy Joel, Asti, dan Jum terdapat ciri pembeda jantan, untuk leksem ember dan meja terdapat ciri pembeda kayu. Leksem gelas, piring, cangkir, dan sendok terdapat ciri pembeda berbahan kaca untuk minum. Leksem ayam, bebek, dan merpati terdapat ciri pembeda banyak lemak dan daging kenyal. Leksem anggur dan jeruk terdapat ciri pembeda berwarna terang. Leksem keju, sosis, roti, pecel, lontong nasi, coklat, gula, makaroni, kerupuk, puding, kopi, teh dan susu terdapat ciri pembeda rasa gurih, berbahan dasar terigu, rasanya manis, warna hitam, dan rasa pahit. Leksem kopaja dan angkutan kota terdapat ciri pembeda roda empat. Leksem dokter, pembalap, TNI, kondektur, sopir, dan polisi terdapat ciri pembeda berhubungan dengan kendaraan, untuk leksem TK, SD, SMP dan SMA terdapat ciri pembeda remaja.

(18)

kerupuk, puding, kopi, teh dan susu memiliki hubungan antarnomina makanan minuman. Leksem kopaja dan angkutan kota hubungan antarnomina alat transportasi. Leksem dokter, pembalap, TNI, kondektur, sopir, dan polisi memiliki hubungan antarnomina nama jabatan. Leksem TK, SD, SMP dan SMA hubungan antarnomina institusi.

5.2 Saran

(19)

82

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1981. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia II. [Cetakan I,1949]. Jakarta: Dian Rakyat.

Alwi, Hasan et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. ______________. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Syamsul et al. 1990. Tipe-tipe Semantik Adjektiva dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Depdikbud

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

___________.2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Kaswanti Purwo, Bambang (Ed.). 2000. Serba Kajian Linguistik. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Sigit. (2010). Penggunaan Kosakata Gaul dalam Novel Jomblo (Sebuah Komedi Cinta) Karya Adhitya Mulya. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana. Bandung: Yrama Widya.

Suwandi, Sarwidji. 2008. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.

Tatyana. 2004. Jakarta Kafe. Jakarta: Gramedia.

(20)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “TIPE SEMANTIS KOMPONEN MAKNA NOMINA BAHASA INDONESIA DALAM ANTOLOGI CERPEN JAKARTA KAFE KARYA TATYANA” seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau penguntipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian adanya pelanggaraan terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2010 Yang membuat pernyataan,

Referensi

Dokumen terkait

Sistem VAC berfungsi untuk menjaga agar ruangan IPLR berada pada keadaan hampa parsial terhadap tekanan udara luar ( negative pressure ), membatasi kemungkinan

Observasi yang dilakukan oleh Alliance Technologies untuk melihat komposisi utama rokok elektrik dan konsentrasi relatif lainnya yang tersimpan di dalam cartridge termasuk

Pada saat keadaan leecher, algoritma ini dipanggil setiap T detik (default = 10 detik), setiap waktu peer bergabung untuk melakukan proses download berkas, meninggalkan himpunan

Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi, dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres pertama yang menggunakan pendingin udara, sehingga

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anggota kelompok tani Sungai Menteng tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok disebabkan

Gilda, yaitu perkumpulan dari orang - orang yang mempunyai profe- si sama, maka pada waktu itu terbentuklah gilda tukang kayu, gilda tukang ro dan sebagainya... Secara

Simpulan: Ketuban pecah dini, infeksi saat hamil, sosial ekonomi, gawat janin, berat lahir bayi dan skor apgar bukan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

Berkait dengan kepribadian tokoh yang terepresentasi melalui tokoh Santiago dalam novel Sang Alkemis, dapat memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap pembaca dalam