• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kantor Wilayah Kementerian Agama. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kantor Wilayah Kementerian Agama. Proinsi Nusa Tenggara Timur Kupang 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kantor Wilayah Kementerian Agama. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kantor Wilayah Kementerian Agama. Proinsi Nusa Tenggara Timur Kupang 2015"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. i Kantor Wilayah Kementerian Agama

Proinsi Nusa Tenggara Timur Kupang

2015

R E N C A N A STRATEGIS 2015-2019

Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur

(2)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. ii Kantor Wilayah Kementerian Agama

Proinsi Nusa Tenggara Timur Kupang

2015

R E N C A N A STRATEGIS 2015-2019

Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Nusa Tenggara Timur

(3)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. iii

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat perkenan- Nya Rencana Strategis (Renstra) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019 dapat terwujud.

Substansi Rencana Strategis ini telah dibahas oleh para Kepala Bidang dan Pembimbing di lingkungan Kanwil; para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan para Kepala Madrasah Negeri –se Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam Rapat Kerja Daerah yang berlangsung di Asrama Haji, Kupang, dari tanggal 10 sampai dengan 12 Juni 2015.

Sebagai instansi vertikal Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama ini disusun sesuai Rencana Strategi Kementerian Agama Tahun 2015-2019 dan menjadi acuan bagi seluruh satuan kerja di lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam menyusun rencana kerja dan kegiatan tahun 2015- 2019 pada satuan kerjanya masing-masing.

Semoga Renstra 2015-2015 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dapat mendorong tercapainya reformasi birokrasi di lingkup Kementerian Agama di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja menerbitkan Renstra ini bagi kita sekalian.

Kupang, 21 Juni 2015

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Drs. SARMAN MARSELINUS

(4)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

SURAT KEPUTUSANKEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA ROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR: KW 20.1/OT.01.1/4919b/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015-2019

1

LAMPIRAN 5

BAB 1 PENDAHULUAN 5

1.1 Umum 5

1.1.1 Latar Belakang 7

1.1.2 Tujuan dan Manfaat 6

1.1.3 Ruang Lingkup 6

1.1.4 Pengertian-Pengertian 6

1.2 Landasan Filosofis dan Konstitusional 8 1.3 Tugas dan Fungsi Kantor Wilayah

kementerian Agama Provinsi NTT

9 1.4 Kondisi Umum Provinsi NTT di bidang

Agama

10 1.5 Kondisi Umum Pelaksanaan Renstra 2009-

2014 Kanwil Kementerian Agama NTT

14 1.6 Potensi dan Permasalahan Pelaksanaan

Renstra 2009-2014

38 BAB 2 VISI,MISI,TUJUAN DAN SASARAN 52 2.1. Visi, Misi dan Agenda Pembangunan

Nasional

52 2.2 Visi, Misi Kementerian Agama 56 2.3 Visi,Misi, Tujuan dan Sasaran Renstra

2015-2019 Kanwil Agama NTT

57 2.3.1 Visi Kanwil Kementerian Agama NTT 57 2.3.2 Misi Kanwil Kementerian Agama NTT 58

2.3 Tujuan dan Sasaran 59

(5)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. v

2.3.1 Tujuan 59

2.3.1.1 Tujuan Pembangunan Bidang Agama 59 2.3.1.2 Tujuan Pembangunan Bidang Pendidikan 60

2.3.2 Sasaran Strategis 61

2.3.2.1 Sasaran Bidang Agama 61

2.3.2.2 Sasaran Bidang Pendidikan 63 BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA

REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

66

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi 66 3.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang Agama 66 3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Bidang

Pendidikan

68

3.2. Kebijakan dan Strategi 70

3.2.1 Kebijakan 70

3.2.2 Strategi 90

3.2.2.1 Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya

90 3.2.2.2 Program Kerukunan Umat Beragama 91 3.2.2.3 Program Pendidikan Islam 91 3.2.2.4 Program Haji dan Umroh 92

3.2.2.5 Program Bimas Islam 93

3.2.2.6 Program Bimas Kristen 93 3.2.2.7 Program Bimas Katolik 94

3.2.2.8 Program Bimas Hindu 94

3.2.2.9 Program Bimas Budha 95

3.3 Kerangka Regulasi 96

3.4 Kerangka Kelembagaan 99

3.4.1 Penataan Struktur Organisasi dan Tata Kerja

99 3.4.2 Penataan Program dan Kegiatan 100 3.4.3 Peningkatan Kualitas SDM Aparatur 101 3.4.4 Peningkatan Komunikasi dan Transparansi

Publik

102 3.4.5 Peningkatan Fungsi Pengawasan dan

Pembinaan Internal

103 BAB 4 TARGET KINERJA DAN KERANGKA

PENDANAAN

105

4.1 Target Kinerja 105

(6)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. vi

4.1.1 Target Kinerja Sasaran Strategis 105

4.1.1.1 Bidang Agama 105

4.1.1.2 Bidang Pendidikan 106

4.1.2 Target Kinerja Sasaran Program dan Kegiatan

109 4.1.2.1 Program Dukungan Manajemen dan Tugas

Teknis Lainnya

109 4.1.2.2 Program Kerukunan Umat Beragama 112 4.1.2.3 Program Pendidikan Islam 113 4.1.2.4 Program Haji dan Umroh 127

4.1.2.5 Program Bimas Islam 129

4.1.2.6 Program Bimas Kristen 134 4.1.2.7 Program Bimas Katolik 139

4.1.2.8 Program Bimas Hindu 145

4.1.2.9 Program Bimas Budha 149

4.2 Kerangka Pendanaan 153

BAB 5 PENUTUP 155

(7)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 1

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

NOMOR: KW 20.1/OT.01.1/4919b/2015 TENTANG

RENCANA STRATEGIS

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015-2019 KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Agama RI Nomor 39 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019, perlu menetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur tentang Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015- 2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

3. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4421);

(8)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 2

4. PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405);

5. PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Perencanaan

Pembangunan (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663);

6. PP Nomor 90 Tahun 2010 tentang P e n y u s u n a n R e n c a n a K e r j a d a n A n g g a r a n Kementerian / Lembaga (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178);

7. Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara;

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

9. Keputusan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi dan Kantor

Departemen Agama Kabupaten/Kota 10. KMA RI Nomor 39 Tahun 2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019

(9)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 3

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TENTANG RENCANA STRATEGIS 2015-2019 KANTOR

WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KE SATU : Menetapkan Rencana Strategis Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019

sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini;

KEDUA : Rencana Strategis Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019 ini disusun sebagai pedoman untuk:

1. Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019;

2. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019;

3. Pengukuran dan Pelaporan kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019;

KETIGA : Ketentuan yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur dan ditetapkan kemudian melalui petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis;

(10)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 4

KEEMPAT : Keputusan mulai berlaku sesuai dengan masa pelaksanaan Rencana Strategis ini, yakni terhitung mulai Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2019;

Ditetapkan di Kupang Pada tanggal 21 Juni 2015 KEPALA KANTOR WILAYAH

KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SARMAN MARSELINUS

(11)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 5

Lampiran Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nomor: KW

20.1/OT.01.1/4919b/2015, Tanggal 21 Juni 2015 , Tentang Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. UMUM

1.1.1. Latar Belakang

Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perencanaan Stratejik (Renstra) merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh setiap instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional regional bahkan global dengan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya.

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, adalah instansi vertikal Kementerian Agama di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan tugas dan fungsi membantu Pemerintah Daerah melaksanakan pembangunan bidang Agama sesuai dengan Kebijakan Menteri Agama dan UU yang berlaku. Agar pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut, lebih fokus, terarah, tepat sasaran dan akuntabel, maka perlu disusun Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai acuan bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam menyusun perencanaan program, kegiatan dan anggaran yang terkait dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019 ini merupakan kelanjutan dari Rencana Strategis Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2009-2014 yang telah diubah dan disempurnakan sesuai dengan Rencana Strategis

Kementerian Agama RI 2015-2019 sebagaimana tertuang dalam KMA Nomor 39 Tahun 2015.

(12)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 6

1.1.2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari penyusunan Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019 ini adalah:

a.

Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja di lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam

penyusunan Rencana Strategis 2015-2019 Satuan Kerja masing- masing;

b.

Sebagai Pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019

c.

Sebagai Pedoman dalam melakukan evaluasi dan pelaporan kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019.

1.1.3. Ruang lingkup

Dokumen Rencana Strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015-2019 ini memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi atau cara mencapai tujuan yang dijabarkan dalam kebijakan dan program strategis yang dijalankan setiap satuan/unit kerja di lingkup Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur kurun waktu 2015-2019.

1.1.4. Pengertian-pengertian

Dalam dokumen ini, yang dimaksudkan dengan :

a. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, adalah instansi vertikal Kementerian Agama RI di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mempunyai tugas dan fungsi membantu Pemerintah Nusa Tenggara Timur

melaksanakan sebagian tugas umum pemerintahan di bidang agama sesuai kebijakan Menteri Agama dan peraturan

perundangan yang berlaku

b. Satuan Kerja di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah satuan-satuan di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur yang melaksanakan administrasi tertentu yang tidak memenuhi unsur-unsur yang menangani administrasi kepegawaian, keuangan dan umum.

c. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertangungjawaban atau menjawab dan menerangkan kerja

(13)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 7

dan tindakan organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

d. Sistem Akuntalibilitas Instansi Pemerintah adalah instrumen yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan mulai dari Perencanaan Stratejik (Rencana Strategis), Perenjanaan Kinerja (Rencana Kinerja), Pengukuran Kinerja dan Pelaporan Kinerja yang digunakan oleh setiap

instansi/organisasi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi dan misinya.

e. Rencana Stratejik (Rencana Strategis) adalah perencanaan yang berorientasi pada hasil yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun yang disusun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

Rencana Strategis memuat visi-misi, tujuan, sasaran strateji (kebijakan dan program) serta ukuran keberhasilan dan kegagalan pelaksanaannya.

f. Rencana Kinerja adalah proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis. Hasil dari proses ini berupa Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

g. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan

berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan dan sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi-misi dan tujuan organisasi.

1.2.

LANDASAN FILOSOFIS DAN KONSTITUSIONAL

Agama memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Secara filosofis pengakuan akan kedudukan dan peran penting agama ini tercermin dari penetapan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama falsafah Negara Pancasila, yang juga dipahami sebagai sila yang menjiwai ke- empat sila lainnya. Oleh sebab itu pembangunan agama bukan

hanya merupakan bagian integral pembangunan nasional, melainkan juga bagian yang seharusnya melandasi dan menjiwai keseluruhan arah dan tujuan pembangunan nasional untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi.

(14)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 8

Secara konstitusional pengakuan terhadap peran dan

kedudukan agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga dijamin oleh Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD 1945. Dalam pasal 29 UUD 1945 (ayat 1) dinyatakan bahwa Negera Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dan dalam ayat 2,

ditegaskan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Jaminan itu ditegaskan pula pada bagian lain, yaitu Pasal 28 E UUD 1945 Ayat 1 dan 2 yang menyatakan bahwa “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali,” dan “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.”

Selain itu, konstitusi juga menegaskan bahwa hak beragama adalah bagian dari hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun; bahwa setiap warga berhak mendapat perlindungan dari setiap perlakuan diskriminatif; dan bahwa perlindungan dan penegakan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28 I UUD 1945 Ayat 1, 2, dan 4).

Bahwa Agama menjadi landasan filosofis bagi keseluruhan arah dan gerak pembangunan nasional, tercemin dalam tekad pemerintah untuk:

1. Memberikan penghormatan dan perlindungan atas hak kebebasan beragama sebagai bagian dari hak asasi warga negara sesuai amanat konstitusi.

2. Menjadikan agama sebagai sumber nilai spiritual, moral dan etik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Membangun Kerukunan Umat Beragama sebagai pilar penting bagi terwujudnya persatuan, kesatuan, dan ketahanan nasional, sekaligus menjadi prasyarat mutlak bagi terwujudnya stabilitas politik dan keamanan yang niscaya bagi terselenggaranya pembangunan nasional yang berkelanjutan.

4. Mengembangan karakter dan jati diri bangsa yang tidak hanya bertumpu pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga bertumpu pada keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia.

(15)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 9

5. Menyediakan fasilitas dan pelayanan bagi umat beragama sebagai upaya pemenuhan hak beragama warga negara dalam bentuk regulasi.

1.3.

TUGAS KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Sesuai amanat konstitusi, negara dan pemerintah

berkewajiban memberikan jaminan dan perlindungan atas hak setiap warganya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, serta memberikan fasilitasi dan pelayanan untuk pemenuhan hak dasar warga negara tersebut. Kementerian Agama mempunyai tugas dan fungsi membantu pemerintah menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pembangunan agama dan keagamaan.

Sedikitnya terdapat lima hal pokok yang menjadi tanggungjawab Kementerian Agama dalam penyelenggaraan pembangunan bidang agama, yakni :

1. Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama 2. Peningkatan Kerukunan Umat Beragama

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan 4. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Haji

5. Penciptaan Tata Kelola Pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Kelima tugas pokok ini diimplementasikan dan dilaksanakan oleh seluruh instansi vertikal Kementerian Agama di seluruh

Indonesia. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, berdasarkan PMA Nomor 13 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai tugas membantu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam menyelenggarakan pembangunan di bidang agama dan keagamaan.

1.4.

KONDISI UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA NUSA TENGGARA TIMUR

Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 1.192 pulau (besar dan kecil), 473 pulau bernama, 50 buah pulau telah berpenghuni. Terdapat 5 Pulau besar yaitu Flores, Sumba, Timor, Alor, Lembata. Provinsi ini terletak di selatan

katulistiwa pada posisi antara 7º2’25”-11º LS dan 11º10'-7º30'LS

(16)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 10

118º 30' - 125º 20' BT. Luas wilayah laut/ perairan adalah ±200.000 Km2 atau ±75%, sisanya 25% adalah wilayah daratan atau sebesar ± 48.718.10 km2 (18,810.16 mil²). Sekalipun luas lautan melebihi luas daratan akan tetapi yang menjadi pijakan perekonomian

masyarakatnya adalah pertanian. Potensi lahan kering merupakan andalan masyarakat. Sektor lainnya menjadi penunjang kehidupan masyarakat.

Menurut hasil Sensus tahun 2010 Provinsi ini terdiri dari 1 kota, 21 kabupaten, 186 kecamatan dan 2650 desa/kelurahan.

Penduduknya berjumlah sebanyak 4.683.827 jiwa dengan kepadatan penduduk 96/km2 (250/sq mi). Dari jumlah tersebut, jumlah umat Katolik adalah sebanyak 2.802.493 jiwa.

Kelompok etnis di NTT amat beragam sesuai jumlah suku- suku yang ada seperti Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Larantuka, Solor, Alor, Rote, Timor, Sabu, Sumba, Lamaholot, dll.

Setiap kelompok etnis memiliki beragam bahasa, tradisi, sistem kepercayaan, perilaku, norma-norma tersendiri pula.

Profil Keagamaan

Provinsi NTT tidak hanya multicultural tetapi juga multireligus.

Terdapat Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha dengan jumlah bervariasi. Penganut terbesar adalah umat Katolik dengan Prosentase 55,15%, diusul Kristen (35,29%), Islam (9,3%), Hindu (0,21%), Budha (0,01%). Komposisi pendudukn NTT menurut agama dapat dilihat pada table di bawah ini.

Wilayah

Persentase pemeluk agama (Persen)

Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jmlah 2015 2015 2015 2015 2015 2015 Sumba

Barat 5.84 66.68 27.19 0.28 0.01 100 Sumba

Timur 20.22 55.3 23.9 0.55 0.03 100 Kupang 1.77 87.35 10.75 0.12 0 100 Timor

Tengah Selatan

3.03 82.73 14.19 0.04 0 100 Timor 1.47 7.48 90.94 0.11 0 100

(17)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 11

Tengah Utara

Belu 2.62 9.88 87.34 0.13 0.03 100 Alor 27.11 69.64 3.18 0.07 0 100 Lembata 28.27 1.53 70.11 0.07 0.01 100 Flores

Timur 18.56 1.1 80.29 0.05 0 100 Sikka 11.27 1.86 86.66 0.18 0.03 100 Ende 27.89 2.18 69.81 0.12 0 100 Ngada 6.88 1.49 91.52 0.11 0 100 Manggarai 5.92 0.84 93.13 0.12 0 100 Rote Ndao 6.92 90.92 2.09 0.08 0 100 Manggarai

Barat 22.71 0.82 76.38 0.09 0 100 Sumba

Tengah 1.05 92.86 6.04 0.04 0 100 Sumba

Barat Daya

1.68 48.92 49.35 0.05 0 100 Nagekeo 10.81 0.87 88.29 0.03 0 100 Manggarai

Timur 8.27 0.77 90.92 0.05 0 100 Sabu

Raijua - 98.2 1.76 0.04 0 100

Malaka 0.66 7.56 91.75 0.03 0 100 Kota

Kupang 10.09 71.32 17.05 1.53 0.01 100 Nusa

Tenggara Timur

9.3 35.29 55.19 0.21 0.01 100

Sumber : BPS, 2014

Jauh sebelum Indonesia merdeka, NTT telah menjadi wilayah pengembangan Missie Katolik dan Zending Kristen Protestan serta sedikit Islam, sedangkan Agama Hindu hadir di Wilayah NTT sesudah kemerdekaan.

(18)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 12

Persebaran penduduk menurut agama di NTT sangat dipengaruhi oleh sejarah masuknya agama-agama ke wilayah ini pada abad 16/17 dan Perjanjian Lisabon (1859) yang ditandai dengan pembagian wilayah Timor dan sekitarnya ke dalam domain- domain agama (Katolik di Flores, Kepulauan Solor dan Timor bagian Timur Katolik, sedangkan Kristen di Sumba, Alor dan Timor bagian Barat). Flores dan sekitarnya (Solor, Adonara, Lembata) yang dijajah oleh bangsa Portugal yang Katolik kemudian menjadi daerah Katolik.

Sumba, TTS, Kupang, Rote Ndao, Sabu Raijua dan Alor yang dijajah oleh Belanda menjadi wilayah Kristen. Agama Islam umumnya menyebar di daerah-daerah pesisir NTT.

1.5.

KONDISI UMUM PELAKSANAAN RENSTRA 2009- 2014 KANWIL KEMENTERIAN AGAMA NTT

Dalam periode pembangunan 2009-2014 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan visinya mewujudkan “Masyarakat NTT BERNAS: Beriman, Cerdas, Rukun dan Sejajhtera”, fokus dari pelaksanaan Tusi Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam periode ini adalah kualitas imtaq, imteq, kerukunan dan kesejahteraan hidup antar umat beragama keesesuai dengan kebijakan dan emphasis nasional pada waktu visi ini

disusun.

Ideal Masyarakat BERNAS yang mau dicapai dalam periode pembangunan 2009-2014 adalah : Masyarakat Nusa Tenggara Timur yang:

1. Memiliki keberagamaan yang holistik, yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang benar dan utuh tentang agama yang

dianutnya;

2. Menjadikan agama yang dianutinya sebagai pedoman dalam hidupnya pribadi dan bersama;

3. Memiliki Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan yang memadai sesuai UU Sisdiknas

4. Kerukunan hidupnya tidak lagi didasari toleransi negative dalam arti sekadar tenggang rasa tepo seliro, tetapi suatu saling

pengertian yang mendalam untuk menerima dan menghargai perbedaan agama sebagai anugerah Tuhan;

5. Umat beragamanya sehati sesuara meletakkan agamanya sebagai landasan moral, etik dan spiritual bersama bagi kehidupan

(19)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 13

berbangsa dan bernegara tanpa takut kehilangan jati diri dan otonomitas masing-masing.

Dengan demikian diharapkan cita-cita kehidupan sosial yang hakiki yaitu Nusa Tenggara Timur yang BERNAS dapat digapai dan dialami secara nyata oleh setiap orang yang mendiami Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sejumlah program dan perkembangan penting yang telah dicapai Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam periode 2009-2014 menurut 5 bidang prioritas

pembangunan bidang agama sebagai berikut dengan bertumpuh pada 3 pilar Program yakni: 1) Peningkatan layanan prima melalui Penataan 13 Aspek manajemen Perkantoran; Peningkatan

Kerukunan Hidup Umat Beragama dan Penataan jejaringan kerja.

1.5.1. Bidang Kehidupan Beragama

Program Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragana tahun 2009-2014 diarahkan untuk mengatasi problem masih rendahnya pemahaman dan pengamalan keagamaan sebagian umat beragama;

belum optimalnya pembinaan umat; kurangnya pemberdayaan lembaga sosial keagamaan; rendahnya mutu pembinaan keluarga;

dan belum optimalnya pelayanan administrasi keagamaan.

Dalam periode 2009-2014 terdapat tiga prioritas unggulan sebagai upaya peningkatan pemahaman dan pengamalan agama antara, yakni: Peningkatan kualitas tenaga penyuluh agama,

Penyelenggaraan festival keagamaan, dan Pemberdayaan lembaga sosial keagamaan.

Penyuluh agama merupakan salah satu ujung tombak dalam upaya peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama kepada masyarakat. Penyuluh Non PNS yang direkrut Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur berasal dari sebagian pemuka dan ahli agama yang telah melakukan upaya secara mandiri maupun berkelompok dalam meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama yang berisi nilai-nilai ketuhanan dan merupakan kebutuhan dasar setiap umat manusia.

Untuk meningkatkan peran penyuluh, Kantor wilayah

Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah memberikan bantuan berupa tunjangan bulanan, dan bantuan sarana dan

prasarana seperti kendaraan bermotor roda dua bagi penyuluh agama. Selain itu juga dilakukan berbagai orientasi dan konsultasi penyuluh agama sebagai bentuk peningkatan kompetensi bagi para

(20)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 14

penyuluh agama. Dalam rangka mengintensifkan peran penyuluh agama telah dilakukan program pemberian honor insentif bagi penyuluh agama Islam non-PNS setiap tahun.

Penyelenggaraan festival keagamaan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan ritual keagamaan bagi umat beragama yang berperan penting dalam penanaman nilai-nilai ajaran agama.

Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan keagamaan, terutama kegiatan

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) bagi masyarakat Islam; Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) bagi masyarakat Kristen, Lomba Bulan Kitab Suci Nasional bagi masyarakat Katolik dan kegiatan Utsawa Dharma Gita serta Jambore Pasraman bagi Masyarakat Hindu.

Pemberdayaan Lembaga Sosial Keagamaan juga menjadi salah satu titik program unggulan dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan keagamaan adalah melalui upaya lembaga sosial keagamaan. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menjalin kemitraan dengan ormas-- ormas keagamaan, baik tingkat Provinsi maupun

kabupaten/kota, lembaga sosial keagamaan, yayasan keagamaan dan lembaga-lembaga terkait lainnya, dalam penanggulangan problematika umat.

Kemitraan yang dikembangkan mencakup orientasi, koordinasi, sosialisasi dan pemberian bantuan. Beberapa kegiatan orientasi dan koordinasi mencakup penanganan aliran keagamaan bermasalah, serta koordinasi organisasi keagamaan wanita dan pengarusutamaan gender.

Meski kategorisasi dan lingkupnya berbeda-beda, lembaga sosial keagamaan yang ada telah cukup memberi gambaran dinamika kelompok agama dalam mengorganisasikan/mengelola berbagai aspirasi umatnya dalam pemenuhan dan peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

Disamping penyediaan Penyuluh, Festival Keagamaan dan Pemberdayaan Lembaga Keagamaan, Upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan kehidupan umat Islam, Kristen,

Katolik, Hindu dan Budha di NTT dilakukan menurut masing-masing bidang teknis yang meliputi: Bantuan kegiatan keagamaan;

Peningkatan kualitas bimbingan dan konsultasi keagamaan;

Penyelenggaraan peringatan hari-hari besar keagamaan;

(21)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 15

Penyelenggaraan berbagai lomba keagamaan; Peningkatan

pembinaan penyuluh dan Penghulu; Pemanfaatan mediamassa, cetak dan elektronik sebagai wahana pembinaan umat; pengembangan sistem informasi keagamaan; Peningkatan pembinaan keluarga, serta bantuan rehabilitasi dan pembangunan rumah ibadat; pembangunan gedung KUA; dan optimalisasi pengelolaan dana sosial keagamaan dan Peningkatan Zakat yang dikelolah oleh Badan Amil Zakat Provinsi Nusa Tenggara Timur; Pemberdayaan wakaf untuk kepentingan produktif.

Pencapaian dari upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama ini tampak dari meningkatnya gairah keagamaan umat beragama di NTT dalam bentuk : Meningkatnya kualitas bimbingan dan konsultasi keagamaan; Meningkatnya kualitas penyuluh agama;

Meningkatnya sumber informasi keagamaan; Meningkatnya fungsi tempat ibadah; Meningkatnya pembinaan keluarga dan

Meningkatnya partisipasi lembaga sosial keagamaan sebagai agen pembangunan.

1.5.2. Bidang Kerukunan Umat Beragama

Sebagai Provinsi multietnik, multikultur, dan memiliki keragaman keyakinan keagamaan, kerukunan umat beragama menjadi hal sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembangunan Bidang Kerukunan Umat Beragama masih difokuskan pada dialog intern dan antar umat beragama. Dialog kerukunan intern umat beragama dilakukan masing-masing bidang teknis.

Sementara untuk dialog lintas agama pelaksanaannya melalui Sub Bagian Hukmas dan Kerukunan Umat Beragama pada Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Untuk meningkatkan kerukunan umat beragama di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir telah dilakukan langkah-langkah antara lain: Peningkatan pemahaman agama berwawasan multikultural melalui dialog pengembangan wawasan multikultural di kalangan pemuda, guru agama dan penyuluh agama lintas agama; Penguatan peran tokoh-tokoh agama dan pemuka agama; Penguatan dan pemberdayaan nilai-nilai kearifan lokal

melalui dialog lintas agama; Penguatan kualitas dan kapasitas forum dan LSM Keagaman/Lintas Agama; Dialog Pemuka Agama dengan Pemerintah; Pemberdayaan dan Penguatan Tempat Ibadah sebagai pusat Kerukunan; Sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 tentang Pedoman

(22)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 16

Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama; Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadahdan Pelaksanaan Kemah Pemuda Lintas Agama tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sejalan dengan berbagai perubahan lingkungan strategis, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur mengimplementasikan arah kebijakan pembangunan kerukunan dengan melakukan perubahan paradigm dari paradigma formal- birokratis menjadi paradigm humanis-kultural, yang lebih bernuansa bottom up.

Kegiatan Kerukunan yang boleh dicatat sebagai kegiatan spektakuler di bidang kerukunan adalah; Lomba Cipta Himne dan Mars Kerukunan; pembentukan Group Olahraga Lintas Agama : Garuda; Paduan Suara Lintas Agama Pelangi, Perhelatan Paskah Oekumene Akbar, Kongres Kerukunan Umat Beragama dan Pemban gunan Gedung FKUB Provinsi Nusa Tenggara Timur.

1.5. 3. Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan

Pembangunan bidang agama tidak dapat dilepaskan dari pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan agama,

pendidikan keagamaan, dan pendidikan umum berciri khas agama seperti madrasah. Secara Nasional Penetapan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan didasarkan pada kebutuhan berupa:

Tersedianya layanan pendidikan agama yang bermutu dan

berkualitas bagi semua peserta didik pada semua jenis, jenjang, dan satuan pendidikan; Tersedianya lembaga pendidikan agama yang bermutu dan berkualitas yang menghasilkan ahli agama yang menguasai dan mengamalkan ajaran agama secara komprehensif, mendalam, dan profesional; Tersedianya program pendidikan agama dan lembaga pendidikan keagamaan yang bermutu bagi masyarakat dalam rangka mencerdaskan dan meningkatkan kualitas kehidupan bangsa serta daya saing nasional. Di tingkat Kanwil upaya

pencapaian tujuan pendidikan agama dan keagamaan secara nasional ini dilaksanakan oleh Bidang Pendidikan Islam, Bimas Kristen, Bidang Pendidikan Katolik dan Bimas Hindu

Secara khusus pembangunan bidang pendidikan agama dan keagamaan yang telah dilaksanakan melalui program pendidikan agama dan keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

(23)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 17

a. Pendidikan Agama & Keagamaan Islam

Dalam menyelenggarakan Kependidikan Agama Islam, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan pembinaan guru agama Islam secara terbatas sesuai keterbatasan sumber dana yang ada. Dan dalam rangka penguatan pendidikan juga telah dilakukan upaya-upaya serius pengembangan keterampilan agama melalui Pekan Keterampilan dan Seni

Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAIS), POSPEDA dan Perkemahan Pramuka Santri.

Secara umum dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan pendidikan nasional, Kantor Wilayah Kementerian Agama Povinsi Nusa Tenggara Timur juga melaksanakan berbagai program antara lain: Perluasan dan pemerataan akses pendidikan: Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing serta Penguatan tatakelola,

akuntabilitas dan pencitraan publik terhadap madrasah dan lembaga pendidikan lain di bawah binaan Kementerian Agama.

Dalam rangka menyediakan layanan pendidikan sesuai standar nasional pendidikan serta peningkatan mutu proses pendidikan pada semua jenjang madrasah seperti: Bantuan pembangunan dan

rehabilitasi ruang kelas; Bantuan peningkatan mutu; Bantuan perpustakaan; Bantuan laboratorium; Peningkatan mutu layanan pendidikan; dan penegerian. Pada periode ini terdapat cukup banyak madrasah yang berhasil dinegerikan.

b. Pendidikan Agama dan Keagaman Kristen

Pendidikan Agama Kristen berkembang sangat signifikan, hal itu sangat didukung oleh kebijakan pemerintah dengan menetapkan atau dikeluarkannya PP nomor 55 tahun 2007 yang mengakomodir lembaga pendidikan non muslim. Hal tersebut telah memungkinkan telah dibukanya satu Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN Kupang) dan empat belas Sekolah Menengah Teologi Kristen di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan pendidikan nasional, juga dilaksanakan program perluasan dan pemerataan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi dan daya saing sekolah-sekolah Kristen.

Peningkatan mutu pendidikan Agama dan Pend. Keagamaan Kristen juga dilakukan melalui program dan kegiatan peningkatan kualifikasi akademik, kompetensi dan kesejahteraan guru serta tenaga

kependidikan, yang meliputi pemberian bantuan kepada Guru Berprestasi, beasiswa program S1 bagi guru yang sedang kuliah (ijin

(24)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 18

belajar). Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui program sertifikasi guru baik yang PNS maupun non PNS. Selain itu Wadah KKG, MGMP dan Pokjawas diberdayakan dengan support dana peningkatan kualitas jalinan kerjasama antara mereka. Peningkatan kesejahteraan guru dilakukan antara lain melalui pemberian subsidi tunjangan fungsional guru Non-PNS; tunjangan kependidikan bagi seluruh guru PNS; subsidi dan tunjangan profesi kepada guru yang telah lulus sertifikasi dan memenuhi persyaratan lainnya.

c. Pendidikan Agama & Keagamaan Katolik

Dalam menyelenggarakan Pendidikan Agama Katolik, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan: Penyediaan tenaga pendidikan dan kependidikan agama Katolik; Pembinaan bagi para guru agama Katolik; Penyempurnaan kurikulum pendidikan agama Katolik; Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan agama.

Khusus Pendidikan Tinggi Agama Katolik, telah dilakukan pembenahan dan pemberdayaan Lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi Keagamaan khususnya Sekolah Tinggi Pastoral yang ijin operasional berada di bawah kewenangan Menteri Agama, melalui peningkatan mutu pendidik, penguatan kajian keagamaan, pengembangan

pendidikan, peningkatan kecakapan hidup dan kewirausahaan serta perbaikan sarana dan prasarana bagi STIPAS.

Peningkatan mutu pendidikan Agama dan Pend. Keagamaan juga dilakukan melalui peningkatan kualifikasi akademik, kompetensi dan kesejahteraan guru serta tenaga kependidikan. Peningkatan

kualifikasi dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti pemberian bantuan kepada Guru Berprestasi, beasiswa program S1 bagi guru yang sedang kuliah (ijin belajar). Peningkatan kompetensi guru dilaksanakan melalui program sertifikasi guru baik yang PNS maupun non PNS. Selain itu Wadah KKG, MGMP dan Pokjawas diberdayakan dengan support dana peningkatan kualitas jalinan kerjasama antara mereka. Peningkatan kesejahteraan guru dilakukan antara lain melalui pemberian subsidi tunjangan

fungsional guru Non-PNS; tunjangan kependidikan bagi seluruh guru PNS; subsidi dan tunjangan profesi kepada guru yang telah lulus sertifikasi dan memenuhi persyaratan lainnya.

Satu kemajuan besar dalam bidang pendidikan Kristen pada periode ini mulai bermunculan SMAK – Sekolah Menengah Agama Katolik.

Berbeda dengan SMTK sebagai sekolah Keagamaan Kristen, SMAK justeru mengambil pola seperti Madrasah yakni Sekolah Umum berciri Katolik.

(25)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 19

d. Pendidikan Agama & Keagamaan Hindu dan Budha Program pendidikan agama dan keagamaan Hindu dan Budha

diarahkan pada tersedianya program pendidikan agama dan lembaga pendidikan keagamaan Hindu dan Buddha yang bermutu bagi

masyarakat dalam rangka mencerdaskan dan meningkatkan kualitas Umat Hindu dan Buddha di Nusa Tenggara Timur.Dalam

penyelengaraan pendidikan agama bagi umat Hindu dan Budha, Bimbingan masyarakat Hindu dan Buddha pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan berbagai kegiatan antara lain: Menyediakan dan membina guru agama; Medisrtibusikan buku – buku pelajaran agama, serta Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan agama, termasuk sarana ibadah.

Sementara itu, dalam menyelenggarakan pendidikan keagamaan, Bimbingan masyarakat Hindu dan Buddha terus membenahi dan memberdayakan lembaga– lembaga pendidikan keagamaan seperti Pasraman, TK Hindu dan satuan pendidikan keagamaan lainnya.

Sebagai pencapaian dari upaya penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan nampak dalam hal semakin meningkatnya akses pendidikan, meningkatnya mutu proses pendidikan pada sekolah minggu, pasraman, tersalurnya bantuan guru berprestasi, adanya kualifikasi guru serta guru sertifikasi.

1.5.4. Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh

Sebagai program nasional yang dilsaksanakan secara terpadu dalam lima tahun terakhir Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan langkah

pembenahan sistem manajemen penyelenggaraan ibadah haji sesuai amanat UU Nomor13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji yang harus dilaksanakan sesuai dengan asas keadilan,

profesionalitas dan kuntabilitas dengan prinsip nirlaba.

Sejumlah langkah yang ditempuh dalam lima tahun terakhir antara lain:Melaksanakan pendaftaran haji dengan prinsip first come first served. Sistem ini telah dapat memberikan kepastian keberangkatan pada calon jamaah dan terpenuhinya rasa keadilan.

Salah satu bentuk kegiatan yang merupakan penerapan dari first come first served adalah pengembangan Sistem Komputerisasi Haji (SISKOHAT) yang dilaksanakan sejak tahun 1425H/2004M. Sistem ini dapat melindungi jemaah dengan menghilangkan praktek

(26)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 20

percaloan jual beli kuota oleh oknum yang tidak bertanggung jawab mengingat semakin panjangnya daftar tunggu (waiting list) di NUSA TENGGARA TIMUR; Melaksanakan sistem pembayaran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) melalui sistem pembiayaan langsung (directcost) dan tidak langsung (indirectcost). Dengan sistem ini, jemaah haji hanya membayar komponen biaya langsung, sedangkan komponen biaya tidak langsung dibebankan pada APBN dan hasilataumanfaat dari dana setoran awal jemaah haji. Laporan BPIH disusun tepat waktu dan neraca keuangannya disampaikan kepada masyarakat luas melalui media massa nasional;

Meningkatkan bimbingan jemaah haji melalui penambahan frekuensi bimbingan dari yang semula tigakali ditingkat

Kabupaten/Kota menjadi empat belas kali. Di KUA Kecamatan sebanyak sepuluh kali, empat kali ditingkat Kabupaten/Kota. Dua kali untuk daerah yang masih memerlukan tambahan bimbingan.

Peningkatan kualitas petugas haji melalui rekrutmen berbasis kompetensi dan psikotes, serta pelatihan secara intensif untuk memperoleh petugas yang profesional dan dedikatif; Meningkatkan kuota haji Provinsi Nusa Tenggara Timur yang semula hanya 450 jamaah bertambah menjadi 708 jamaah haji hampir memenuhi dua kloter dan tetap diupayakan untuk mencapai dua kloter.

Beberapa dampak positif dari langkah-langkah pembenahan tersebut diatas antara lain pembinaan yang makin meningkat, pelayanan yangsemakin baik, adanya perlindungan dan rasa adil bagi jamaah, serta peningkatan manajemen penyelenggaraan haji khususnya dibidang organisasi, tatalaksana, SDM dan pengelolaan BPIH yang lebih transparan dan akuntabel.

1.5.5. Bidang Tata Kelola Kepemerintahan

Sebagai upaya mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berwibawa, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur melakukan secara internal melakukan penataan pada 13 Aspek Perkantoran modern yang meliputi Penataan Organisasi, Peningkatan Kualitas SDM aparatur, Peningkatan

Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN), Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Kinerja, serta Optimalisasi

Perencanaan Program dan Pengelolaan Anggaran.

Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya lembaga birokrasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Sejumlah langkah yang ditempuh

(27)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 21

dalam upaya penguatan tatakelola kepemerintahan di lingkungan Kementerian Agama.

1. Tata Kelola Perencanaan Program

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004,

perencanaan merupakan pijakan awal untuk menentukan arah pembangunan nasional melalui penetapan kebijakan dan program yang tepat dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dan melibatkan pelaku pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan yang menjadi tugas utama Kementerian Agama merupakan bagian tidak terpisahkan dari perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan tersebut dimaksudkan untuk menentukan arah dan rupa kehidupan beragama bangsa Indonesia ke depan dan bersifat sangat strategis.

Dalam rangka peningkatan efektifitas, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan program yang terkandung dalam dokumen perencanaan, sesuai dengan kebijakan perencanaan Kementerian Agama telah mulai melakukan restrukturisasi program dan anggaran sejak tahun 2010 dan secara efektif mulai diterapkan pada tahun 2011. Restrukturisasi program dan anggaran dimaksudkan untuk menjamin terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agama secara efektif, efisien, terpadu, menyeluruh, berkeadilan dan akuntabel dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah diamanatkan dalam konstitusi negara.

Melalui restrukturisasi program dan anggaran tersebut dapat dipastikan bahwa, sebuah program memiliki

penanggungjawab atas capaian kinerjanya. Ini yang disebut Program berbeasis eselon I. Dengan demikan perencanaan Kanwil juga

melakukan sinkronisasi program berbasis eselon I.

Dalam rangka Optimalisasi Perencanaan Program dan Anggaran, telah dilaksanakan pelbagai kegiatan yang meliputi:

Penataan data dan informasi perencanaan, Sistematisasi bentuk perencanaan yang dapat mendukung peningkatan jumlah anggaran, Penyusunan program dan rencana kerja anggaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sinkronisasi sistem perencanaan dan anggaran sampai pada tingkat satker di

(28)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 22

daerah; Penataan dokumen anggaran dan perencanaan, serta

melaksanakan Evaluasi dan pengendalian pelaksanaan program dan anggaran secara rutin; Kegiatan-kegiatan dimaksud telah

mendukung terciptanya sistem perencanaan yang akuntabel dan transparan; Sejalan dengan penambahan anggaran tersebut, telah dilakukan upaya restrukturisasi dan penajaman program dan sasaran secara lebih tepat dan terukur, termasuk pengawasan khusus fungsi pendidikan yang memperoleh alokasi terbesar anggaran Kementerian Agama.

2. Tata Kelola Kepegawaian

Dalam menjalankan tugas fungsinya, Kanwil Kementerian Agama NTT sampai dengan tahun 2014 didukung oleh 3.546 orang PNS yang memiliki berbagai kompetensi sesuai dengan bidang yang dibutuhkan, dengn komposisi golongan I: 6 orang,

Golongan II: 673 orang, Golongan III: 2.381 orang dan Golongan IV : 486 orang. Dari jumlah tersebut Pegawai yang menduduki jabatan eselon IV sampai dengan eselon II sebanyak 288 orang, JFU : 699 orang dan Analis Kepegawaian 4 orang; Guru Agama 2.261orang, pengawas 139 orang, penghulu 21 orang dan penyuluh agama 134 orang. Berdasarkan pendidikan 7 orang berpendidikan SD; SMP 8 orang, SMA 806 orang, D2 301 orang, D3 255 orang S1 2095 orang, S2 73 orang dan S3 1 orang.

Pengelolaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) Kementerian Agama diarahkan pada pembinaan aparatur yang profesional, netral, sejahtera, dan kredibel. Untuk itu Kementerian Agama telah melaksanakan Reformasi Birokrasi bidang kepegawaian melalui peningkatan kualitas mutu Sumber Daya Manusia yang memenuhi tuntutan melalui pengembangan sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMPEG) sebagai sarana pengolah data dan informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian Agama. Simpeg telah menyajikan sistem pengelolaan data yang professional, dengan menyediakan informasi data yang reliable, pengolahan data yang cepat, tepat dan akurat.

Standar operasional prosedur (SOP) juga telah disusun untuk mewujudkan sistem kepegawaian yang unified dalam arti semua layanan kepegawaian yang didukung kebijakan norma dan standar pelayanan di tetapkan secara nasional. Dalam proses pembinaan PNS di Kementerian Agama berupaya menggali

(29)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 23

secara mendasar potensi SDM yang dimiliki melalui penanaman 5 (lima) budaya kerja yakni Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan Keteladanan dilakukan melalui kegiatan seminar, workshop, sosialisasi dan orientasi kepegawaian. Nilai tersebut harus tertanam dalam kehidupan kerja pegawai sehari-hari.

Penanaman budaya kerja pegawai juga disertai pelaksanaan absen sidik jari dan sasaran kinerja pegawai (SKP) yang dimulai sejak tahun 2014.

Selanjutnya sudah mulai diterapkan langkah-langkah pemetaan pegawai melalui redistribusi pegawai berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 37 Tahun 2011 dengan demikian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pegawai tiap satuan kerja sesuai dengan analisa jabatan (Anjab) dan analisa beban kerja (ABK).

3. Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan dan BMN

Berlakunya paket Undang-Undang Keuangan Negara pada tahun 2003 memberikan kepastian dalam pelaksaan pemeriksaan, karena dapat memenuhi tuntutan fungsi pemeriksaan dalam menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara. Mulai akhir tahun 2004 Kementerian Agama secara konsisten meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan dan barang milik negara.

Kewenangan pengelolaan keuangan yang semula terpusat kemudian didistribusikan dengan membentuk Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN), serta mengangkat Kuasa Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Barang, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM), Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, dan perangkat pembayaran lainny a. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dengan menumbuhkan proses check and balances.

Dari capaian Laporan Keuangan Kementerian Agama sampai tahun 2013 yang telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP), Kanwil Kementerian Agama NTT sebagai instansi vertical telah berupaya meningkatkan opini Laporan Keuangan Kementerian Agama (LKKA) menjadi WTP.

Langkah-langkah yang ditempuh antara lain menyusun Strategy dan Action Plan Peningkatan Kualitas LKKA. Empat strategi peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian Agama dilakukan melalui

(30)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 24

rekrutmen tenaga akuntansi, penataan aset dan penyelamatan BMN, pembuatan sertifikat tanah bagi aset tanah Kementerian Agama yang belum ada bukti kepemilikannya, pengembalian aset- aset yang dikuasai oleh pihak ketiga, serta menyusun

sejumlah regulasi yang berkaitan dengan Laporan Keuangan beserta penyusunan Sistem Operational Prosedur (SOP)

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Agama pada setiap jenjang pelaporan, yaitu dari Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1), dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W).

4. Penataan Organisasi dan Tata Laksana

Pada tahun 2012 ditetapkan PMA nomor 13 Tahun 2012 tentang Tatalaksana Organisasi Instansi Vertikal Kementerian. Dengan demikian terjadi perubahan struktur pada tingkat Kanwil dan Kabupaten Kota se -NTT. Sesuai dengan PMA baru tersebut telah dilakukan impasing jabatan PNS ke dalam struktur baru.

Di samping itu, melakukan impasing jabatan juga dilakukan penataan sistem dan prosedur kerja serta peningkatan kualitas pelayanan publik yang meliputi penerapan pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan, penyusunan pedoman Standar Pelayanan Minimal, terbitnya peraturan menteri mengenai pelayanan publik di lingkungan Kementerian Agama, penyusunan pedoman penamaan singkatan dan akronim di lingkungan Kementerian Agama, dan penyusunan pedoman indeks kepuasan masyarakat.

5. Penataan Informasi dan Kehumasan

Di bidang Informasi Keagamaan dan kehumasan, sesuai dengan pilar ketiga: Penataan Jejaringan Kerja telah dilakukan:

Koordinasi dan hubungan kerja yang terus meningkat dengan

Pemerintah Daerah, Lembaga Agama, LSM Agama dan Media Massa;

Pelatihan dan Pembinaan Tenaga Protokol dan Kehumasan Pemerintah; Pelatihan Jurnalism, dan Kehumasan Pemerintah.

Dalam rangka meningkatkan tata kelola dan penyebar-luasan informasi Kantor Wilayah untuk mewujudkan masyarakat NTT yang BERNAS ; untuk pertama kalinya Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menerbitkan majalah BERNAS yang tekah mendapat sertifikat International Serial Standar Number

(31)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 25

(ISSN) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dan juga mulai dirintis Website Kanwil

Pada periode ini pula mulai ditata tatakelola informasi dan kehumasan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) sebagai sarana untuk memberi kan pelayanan kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam perkembangannya, pemanfaatan TIK mendorong terwujudnya e-government pada Kementerian Agama, baik secara internal maupun pelayanan publik.

Untuk itu, Kementerian Agama telah mengembangkan Sistem Informasi yang berbasis web service, antara lain portal

Kementerian Agama (www.kemenag.go.id). Sistem informasi ini telah terintegrasi antara lain Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (EMIS), Sistem Informasi Manajemen Nikah (SIMKAH), Sistem Informasi Masjid (SIMAS), Sistem Informasi Wakaf (SIWAK), Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg), Elektronik Monitoring Pelaksanaan Anggaran (e-MPA), eDokumen, Sertifikasi Dosen, serta SIM-BOS dan Beasiswa.

Pemanfaatan e-mail (surat elektronik) Kementerian Agama (mail.kemenag.go.id) untuk kepentingan internal.

6. Implementasi Reformasi Birokrasi

Sebagai wujud peningkatan kualitas kinerja pegawai dan pelayanan publik, Kementerian Agama telah melakukan beberapa langkah reformasi birokrasi yang dimulai sejak tahun 2009. Langkah yang paling penting dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Agama yaitu dengan memenuhi tuntutan Sembilan Program Mikro Reformasi Birokrasi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menpan dan RB Nomor 31 Tahun 2012 yang terdiri dari Manajemen Perubahan, Penataan Peraturan Perundang- undangan, Penataan dan Penguatan Organisasi, Penataan Tatalaksana, Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, serta Monitoring dan Evaluasi.

Untuk mewujudkan tata kelola kanwil kementerian Agama yang baik telah ditetapkan Rencana Aksi yang berisi tekad para pejabat di lingkungan Kanwil untuk melakukan reformasi birokrasi di lingkungan Kanwil. Rencana Aksi ini dapat dianggap sebagai sebuah upaya untuk melakukan manajemen perubahan;

Penyusunan Analisis Jabatan; Pembangunan database

(32)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 26

pegawai;Dalam program pengawasan telah dilaksanakan

pelaksanaan Audit Kinerja, pembentukan SPIKAN, penyampaian LHKPN, pengelolaan SIMAK BMN, implementasi Zona Integritas menuju WBK dan penandatanganan Pakta Integritas.

1.6. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Mempertimbangkan berbagai kondisi objektif dan hasil capaian program pembangunan bidang agama periode 2010-2014 serta tantangan pada periode 2015-2019, maka diperlukan identifikasi yang cermat terhadap potensi dan permasalahan sebagai salah satu strategi pembangunan bidang agama lima tahun mendatang, yakni periode 2015-2019.

Potensi dan permasalahan akan ditelaah berdasarkan tujuh isu strategis yang menjadi fokus pembangunan bidang agama dan pendidikan. Telaah tersebut mempertimbangkan sejumlah faktor penting yang ditengarai akan mempengaruhi pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan khususnya pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.

1.6.1 Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama

Sejumlah potensi yang dapat mendukung keberhasilan peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan keagamaan masyarakat, antara lain:

1. Pengalaman panjang masyarakat beragama di NTT dalam upaya membangun pola hubungan antara agama yang harmonis dan mewujudkan kerukunan umat beragama di tengah kemajemukan yang ada, menunjukkan keserasian antara nilai-ni l ai ag ama dan de mokra si dan

me nampil kan waj ah keberagamaan yang moderat dan toleran. Hal ini dapat menjadi modal kekuatan untuk meningkatkan peran NTT sebagai propvinsi kerukunan dalam mendorong proses demokratisasi dan mengembangkan wawasan keagamaan yang inklusif di era global.

2. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan keagamaan. Partisipasi itu terwujud dalam bentuk berbagai kegiatan bimbingan, pengajaran dan penyuluhan keagamaan yang selama ini dilakukan secara mandiri,

swadaya dan swadana oleh masyarakat, seperti pembangunan

(33)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 27

rumah ibadah bersama, menjaga keamanan hari raya keagamaan bersama dan sebagainya. Tingginya tingkat partisipasi ini dipandang sebagai potensi yang dapat memberi kontribusi penting bagi keberhasilan upaya peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan keagamaan.

Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan pemahaman dan pengamalan agama, antara lain:

1. Terlihat adanya kesenjangan yang masih cukup lebar antara nilai- nilai luhur yang terkandung dalam ajaran agama dengan perilaku umat beragama. Masih terdapat perbedaan yang menyolok antara kesalehan individu dan kesalehan sosial. Di satu sisi, berbagai kegiatan keagamaan tampak begitu semarak dan dapat dijadikan ukuran untuk menilai tingkat

kegairahan keagamaan masyarakat. Namun, di sisi lain, tingkat perilaku sosial yang menyimpang masih tetap cenderung tinggi, antara lain ditandai dengan tingginya angka kriminalitas, perdagangan orang; maraknya kasus-kasus perbuatan asusila serta jumlah kasus korupsi yang terus meningkat.

2. Masih terjadinya pola pikir negative dan prasangka terhadap penganut agama lain. Hal ini mencerminkan berkembangnya pemahaman keagamaan yang sempit, eksklusif, dan tidak toleran di kalangan masyarakat, yang dapat mengganggu keharmonisan kehidupan beragama dan pada gilirannya dapat memberi kontribusi negatif bagi keberhasilan pembangunan nasional.

1.6.2 Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama

Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, antara lain:

1. Tersedianya kerangka regulasi yang menyediakan

pedoman pelaksanaan tugas bagi kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan pendirian rumah ibadah.

2. Telah terbentuk FKUB Provinsi dan FKUB Kabupaten/kota se- NTT dan lembaga-lembaga sejenis seperti Forum

Komunikasi Lintas Agama, Pemuda Lintas Agama, kearifan local yang mengajarkan dan mengajak untuk hidup rukun;

3. Pemanfaatan dan pengembangan nilai-nilai kearifan lokal bagi pengelolaan perbedaan dan konflik di sejumlah daerah.

(34)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 28

4. Keberadaan tokoh agama-tokoh masyarakat, tokoh

perempuan, dan tokoh pemuda yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kerukunan.

5. Jalinan kerja sama dengan sejumlah media cetak dan elektronik yang turut berkomitmen dalam menyebarkan pemberitaan yang berbasis peace journalism.

Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan kerukunan umat beragama, antara lain:

1. Adanya persepsi sebagian masyarakat bahwa berbagai

program peningkatan kerukunan yang dikembangkan lapisan elite agama, baik tokoh agama maupun majelis agama, tetapi belum menjangkau masyarakat yang lebih luas. Dibutuhkan kegiatan pada level akar rumput.

2. Upaya penciptaan dan pemeliharaan kerukunan selama ini lebih menekankan pada pendekatan struktural-formal daripada pendekatan kultural-informal yang lebih

mengapresiasi peranan dan partisipasi masyarakat serta mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal.

3. Masih terdapat juru penerang/dakwah yang

menyampaikan materi penyiaran agama dengan mengabaikan realitas sosial yang plural (majemuk).

4. Rendahnya sumber daya manusia yang dapat mendukung program kerukunan.

5. Sikap sejumlah media yang kurang sensitif terhadap upaya pemeliharaan kerukunan umat beragama.

6. Dinamika internal umat beragama yang berpotensi

menimbulkan konflik internal dan eksternal umat beragama untuk kepentingan politik dan ekonomi tertentu.

7. Masih berkembangnya kelompok-kelompok yang cenderung melakukan tindakan intoleran sehingga mengganggu ketertiban umum dan kerukunan umat beragama.

1.6.3 Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan keagamaan, antara lain:

1. Tersedianya struktur organisasi Kementerian Agama yang memungkinkan penyediaan pelayanan sampai tingkat

kecamatan, seperti pelayanan administrasi keagamaan bagi umat Islam pada Kantor Urusan Agama (KUA), meliputi

(35)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 29

pelayanan pernikahan, nasihat p erkawinan, bimbingan haji, administrasi perwakafan, pembinaan keluarga sakinah serta pelayanan pembinaan umat secara umum.

2. Tingginya tingkat partisipasi masyarakat, terutama tokoh agama, juru penerang/dakwah, dan lembaga keagamaan dalam penyediaan pelayanan bagi umatnya masing-masing. Hal ini tentu menjadi potensi penting bagi keberhasilan pelayanan keagamaan mengingat terbatasnya kemampuan dan kapasitas di bidang penyediaan pelayanan keagamaan, terutama menyangkut urusan pernikahan,

penyediaan kitab suci, pengelolaan potensi ekonomi keagamaan, serta bimbingan dan penyuluhan agama.

Sejumlah permasalahan yang ditengarai dapat menghambat upaya peningkatan kualitas pelayanan keagamaan, antara lain:

1. Jumlah tenaga penyedia pelayanan keagamaan, dilihat dari distribusi dan rasio kecukupan tenaga diban ding yang dibutuhkan, masih jauh dari memadai.

2. Berkembangnya persepsi di kalangan masyarakat tentang masih rendahnya dukungan pemerintah kepada aparatur penyedia pelayanan, seperti para tenaga pembimbing dan penyuluh keagamaan, baik PNS dan honorer maupun unsur pemuka dan tokoh agama, serta penghulu dan pembantu petugas pencatat nikah (P3N).

3. Masih muncul keluhan masyarakat menyangkut

kualitas pelayanan administrasi keagamaan, seperti besaran biaya nikah, prosedur pengurusan administrasi, serta

pungutan liar (pungli).

4. Kompetensi dan profesionalisme aparat penyedia layanan secara umum belum cukup memadai.

5. Masih rendahnya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) di berbagai bidang pelayanan.

6. Pada beberapa daerah yang umat beragamanya sedikit, tidak didukung struktur organisasi minimal yang memadai.

(36)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 30

1.6.4. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan

1.6.4.1. Pendidikan Umum Berciri Agama

Sejumlah potensi yang dapat mendukung upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan umum berciri agama antar a lain:

1. Besarnya peran masyarakat dalam mendukung

penyelenggaraan pendidikan pendidikan umum berciri agama seperti RA/ BA, dan madrasah dikalangan Islam;

SMTK (Sekolah Menengah Teologi Kristen) di kalangan Umat Kristen, SMAK (Seminari Menengah Atas Katolik) di kalangan Katolik, dan pendidikan tinggi keagamaan;

2. Kualitas pembelajaran di madrasah, SMTK dan SMAK

secara umum dapat mengimbangi kualitas pembelajaran di sekolah umum, yang ditunjukkan oleh persentase kelulusan siswa madrasah dalam UN yang menyamai persentase

kelulusan siswa sekolah umum;

3. Adanya kebijakan nasional yang memposisikan pendidikan madrasah, SMTK dan SMAK setara dengan pendidikan pada sekolah umum;

Adapun sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan umum berciri agama antara lain adalah:

1. Penyelenggaraan pendidikan umum berciri agama seperti RA/BA, madrasah, SMTK, SMAK dan pendidikan tinggi keagamaan yang mayoritas dikelola oleh masyarakat/swasta dapat menimbulkan masalah terkait upaya koordinasi dan standardisasi pelayanan pendidikan umum berciri agama;

2. Sebaran madrasah, SMTK dan SMAK masih sangat

terkonsentrasi pada kabupaten tertentu sehingga layanan pendidikan belum dapat menjangkau wilayah-wilayah lain yang membutuhkan, khususnya di wilayah tertinggal, terpencil dan terluar (3T);

3. Rasio jumlah siswa-pendidik yang masih terlalu rendah

menimbulkan persoalan dalam hal efisiensi pembiayaan pendidikan;

4. Masih terbatasnya ketersediaan tenaga pendidik yang berkualitas baik dari segi jumlah maupun ketersebarannya;

5. Masih lemahnya kualitas manajemen dan masih terbatasnya ketersediaan pimpinan yang profesional pada satuan pendidikan umum berciri agama;

(37)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 31

6. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan madrasah yang dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan/atau Standar Nasional Pendidikan;

1.6.4.2 Pendidikan Keagamaan

Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu

pendidikan keagamaan antara lain: 1) Tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan keagamaan; 2) Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan keagamaan; 3) Sifat kemandirian dari lembaga-lembaga pendidikan keagamaan.

Adapun sejumlah permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi upaya peningkatan penyelenggaraan pendidikan keagamaan antara lain:

1. Tidak mudahnya upaya koordinasi dan standardisasi pendidikan keagamaan akibat penyelenggaraan pendidikan keagamaan sebagian besar dikelola swasta;

2. Masih rendahnya kualifikasi dan mutu tenaga pendidik pada lembaga pendidikan keagamaan;

3. Masih sangat terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas;

4. Masih belum jelasnya standar yang tersedia untuk menilai mutu kelembagaan maupun kualitas capaian lembaga pendidikan keagamaan;

5. Masih belum ada standarisasi yang memadai dalam penyusunan kurikulum diantara penyelenggara pendidikan keagamaan;

6. Masih terbatasnya kerangka regulasi untuk mendukung pengembangan pelembagaan pendidikan keagamaan; dan

7. Masih diperlukan berbagai perbaikan dalam hal penyediaan data dan informasi pendidikan yang diperlukan bagi perencanaan dan pengembangan pendidikan keagamaan;

8. Pendidikan keagamaan yang berlangsung selama ini hampir seluruhnya berupa pendidikan non formal. Pengalaman menunjukan bahwa pendidikan keagamaan non formal ini tidak efektif menghasilkan ahli agama.

(38)

Renstra Kanwil Kementerian Agama NTT 2015-2019. Pg. 32

1.6.4.3 Pendidikan Agama

Sejumlah potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu

pendidikan agama pada satuan pendidikan u mum, mulai jenjang pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi, antara lain:

1. A d a n y a k e r a n g k a r e g ul a s i y a n g me n j a d i d a s a r b a g i penyelenggraan pendidikan agama pada satuan pendidikan umum;

2. Meningkatnya jumlah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang berperan sebagai penyedia tenaga pendidik di bidang pendidikan agama pada satuan pendidikan umum;

3. di kalangan tenaga pendidikan agama, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama pada masing-masing agama.

Adapun masalah-masalah yang dapat menjadi kendala bagi peningkatan mutu pendidikan agama pada satuan pendidikan umum antara lain:

1. Kebutuhan akan guru dan dosen pendidikan agama pada satuan pendidikan umum belum sepenuhnya tercukupi;

2. Peserta didik pada satuan pendidikan umum beberapa umat beragama seperti Hindu, Buddha, belum cukup tersentuh

kurikulum dan penyediaan buku pelajaran agama yang memadai.

Siswa agama tersebut tidak semua dapat terlayani sehingga harus mengikuti pelajaran agama yang diselenggarakan oleh lembaga peribadatan sesuai agama bersangkutan. Akibatnya peserta didik harus menanggung biaya tambahan untuk mendapatkan pelayanan pendidikan agama.

3. Belum te rsedia standar untuk menilai capaian mutu pendidikan agama pada satuan pendidikan umum;

4. Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidikan agama yang berkualitas;

5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran pendidikan agama pada satuan pendidikan umum;

6. Masih belum efektifnya peran forum-forum seperti KKG dan MGMP Pendidikan Agama dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan agama pada satuan pendidikan umum;

7. Masih kurangnya jumlah Pengawas PA yang berkompeten shg perlu ditingkatkan kompetensinya; dan

8. Informasi pendidikan yang diperlukan bagi perencanaan dan pengembangan pendidikan agama.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

NO UNIT KOMPETENSI ELEMEN KOMPETENSI INDIKATOR KELULUSAN otomatis berikut komponen- komponennya, sistem starter, pengisian, dan pengapian, rangkaian sistem penerangan, lampu tanda,

Secara umum program kursus dan pelatihan mekanik pemula sepeda motor ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan faktual, kemampuan kerja, serta hak dan

PPK masing-masing satker melakukan pengisian capaian output dalam aplikasi SAS dengan berpedoman kepada Manual Modul Capaian Output yang disertakan satu paket dengan

4 tahun 2012 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapat dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Saat mendapat tugas yang sulit, seorang siswa yang bertanggung jawab akan berusaha .... meninggalkan tugas yang diberikan

Total Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, Bovenlich, Kaca..

adu yan %aik di unakan untuk #eawatan luka adalah manuka honey kaena memiliki smlaitas yan tini+ /iden Peksida+ menstimulasi limsit