• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Disusun oleh:

NAMA : BALQIS MAHARANI PUTRI NIM : 1970111093

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 2022

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Laporan ini berisikan tentang Pengujian Kadar air, Pengujian Berat Jenis Tanah, Pengujian Konsistensi Atternberg Batas cair, Pengujian Sand Cone

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan Laporan ini.

Harapan penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk ataupun isi laporan yang telah ia buat.

Akhir kata, semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang khususnya pembaca dan semoga Allah SWT. senantiasa meridhai segala urusan kami. Aamin.

Jakarta, 11 Februari 2022

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... 2

KATA PENGANTAR... 3

DAFTAR ISI ... 4

Pemeriksaan KADAR AIR TANAH ... 5

Pemeriksaan BERAT JENIS TANAH ... 8

Pemeriksaan KONSISTENSI ATTERBERG BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) ... 12

Pemeriksaan KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND-CONE ... 16

(6)

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Laboratorium adalah tempat bekerja / praktikum, karenanya : a. Jagalah sopan satun kerja di laboratorium

b. Berpakainlah yang biasa didalam Laboratorium (bukan pakaian pesta, pakaian olahraga dan juga bukan memakai sandal dan sebagainya)

c. Dilarang makan/minum/merokok didalam laboratorium

d. Dilarang membawa tas dan barang-barang lain yang tidak perlu ke dalam laboratorium.

2. Mahasiswa praktikum diwajibkan datang dan melakukan percobaan seperti yang direncanakan bagianya. Kalau tidak, akan diberi angka nol untuk percobaan yang bersangkutan.

3. Waktu praktikum: 08.00 s/d 16.00

4. Serahkan kartu praktikum saudara kepada asisten yang

bersangkutan sebelum saudara melakukan percobaan. Bawalah buku catatan (journal).

5. Mintalah kembali kartu praktikum sebelum meningggalkan laboratorium.

6. Jagalah keamanan alat-alat yang saudara pinjam. Untuk meminjam alat-alat disedikan BON PEMINJAM. Laporkan segara kepada asisten kalau ada kerusakan/kehilangan alat-alat.

7. Tiap percobaan tidak boleh dilakukan oleh lebih dari dua orang bersama. Hasil pengamatan ditulis pada KERTAS PENGAMATAN yang telah tersedia.

8. Masing-masing praktikum harus membuat/meyerahkan risalah sendiri-sendiri. Risalah harus singkat, jelas dan ditulis pada kertas yang baik ikutilah petunjuk-petunjuk asisten:

a. Nama, Nim, bagian, nomor dan tanggal percobaan, nama teman kerja dan nama asisten.

b. Tujuan melakukan percobaan.

c. Alat-alat yang dipakai, ditulis pula nomor alat-alatnya.

d. Hasil-hasil pengamatan yang tersusun secara tabel.

e. Prisip-prisip dan teori-teori.

f. Perhitungan dan hasil-hasilnya. Bila perlu dengan memakai kertas grafik (gambar grafik)

g. Jawab semua pertanyaan-pertayaan.

h. Kesimpulan-kesimpulan, pembahasan-pembahsan, sumber-sumber kesalahan, pengaruh terhadap hasil akhir dan sebagainya.

9. Waktu penyerahan risalah ditentukam satu minggu. Risalah yang terlambat diserahkan, nilainya dikurangi.

10. Nilai (angka-angka) praktikum :

a. Pemberian nilai berdasarkan atas persiapan, kecakapan melakukan percobaan, ketelitian hasil-hasilnya, isi risalah, hasil-hasil perhitungan dan nilai tes.

(7)

b. Tes/ujian tertulis.

c. Nilai rata-rata diberikan setelah selesai dengan jumlah percobaan yang diwajibkan 11. Bacalah setiap kali pengumuman-penguman pada papan

pengumuman (didalam dan diluar laboratorium) kalau ada perubahan daftar, alat-alat, pengumuman lainya dan sebagainya.

(8)

KADAR AIR TANAH

1. MAKSUD :

Pemeriksaan ini dimaksud untuk menentukan kadar air tanah. Yang dimaksud dengan kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut dinyatakan dalam persen.

2. PERALATAN :

a. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°

C.

b. Cawan kedap udara dengan tidak berkarat, dengan ukuran yamg cukup, Cawan dapat terbuat dari gelas atau logam misalnya aluminium.

c. i. Neraca dengan ketelitian 0.01 gram.

ii. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.

iii. Neraca dengan ketelitian 1 gram.

iv. Desikator

3. BENDA UJI :

Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa : dengan ketelitian sperti daftar no. 1

Daftar No. 1.

Ukuran butiran maksimum Jumlah benda uji minimum Ketelitian 3/4

Lewat Saringan No : 10 Lewat Saringan No : 40

1000 gram 100 gram

10 gram

1 gram 0.1 gram 0.01 gram

4. CARA MELAKUKAN :

a. Benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering dan diketahui beratnya.

b. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan berat dicatat.

(9)

c. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven atau pengering lainnya paling sedikit 4 jam (untuk oven) atau sampai berat konstant.

d. Cawan dititip kemudian didinginkan dalam desiktator.

e. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.

5. PERHITUNGAN :

Kadar air dapat dihitung seperti berikut :

Berat cawan + tanah basah...=W₁ gram Berat cawan + tanah kering...=W₂ gram

Berat cawan kosong ...=W₃ gram Berat air ...=(W₁-W₂) gram

Berat bahan kering ...=(W₁-W₃) gram Kadar air...=𝑊1−𝑊2

𝑊2−𝑊3𝑥100%

6. PELAPOR :

Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian satu angka dibelakang koma.

7. CATATAN :

a. Jika tidak terdapat oven pengeringan, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan cara :

i. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat di lakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spritus. Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang-ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstant.

ii. Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan spritus, tetapi harus dikeringkan dengan kompor dengan temperatur tidak lebih dari 60°C.

b. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang diberi tanda dan tidak boleh sampai tertukar.

(10)

c. Untuk tiap benda uji harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat diambil rata-rata.

d. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji dalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak tergantung, serta saluran udara harus dibuka.

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

KONSISTENSI ATTERBERG BATAR CAIR

1. MAKSUD :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair. Batas cair ialah kadar air terbatas dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.

2. PERALATAN : a. Alat batas cair setandar

b. Alat pembuat alur (grooving tool) c. Sendok dempul

d. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm

e. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram f. Cawan kadar air minimal 4 buah g. Spatula dengan panjang 12,5 cm h. Botol tempat air suling

i. Air suling

j. Oven, yang dilengkapi dengan pengukuran suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C

3. BENDA UJI :

Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh PB-0105-78 dan PB-0106-76 atau langsung seperti berikut :

a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm (no. 40). Dalam hal ini benda tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (no.40)

b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang lebih kasar dari seringan 0,42 mm (no.40)

Keringkan contoh diudara sampai bisa disaring, Ambil benda uji yang lewat seing 0,42 mm (no.40)

(18)

4. CARA MELAKUKAN :

a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan dalam plat kaca pengaduk b. Dengan menggunakan sepatula aduklah benda uji tersebut dengan menambah air

suling sedikit demi sedikit, sampai homogen

c. Setelah contoh menjadi camourab yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan letakan diatas mangkok alat batas cair, retakan permukaan sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alay, bagian paling tebal harus ± 1cm

d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur (groving tool) melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuatan alur (groving tool) harus tegak lurus permukaan mangkok

e. Pitarlah alat sedemikian, sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan 2 putaran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan

f. Ulangi pekerjaan (c) sampai dengan (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan ± sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang telah dipersiapkan.

Maka periksalah kadar airnya

g. Kembalikan benda uji keatas kava pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merobah kadar airnya. Kemudian ulangi langkah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut dengan vatiasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8-10

5. PERHITUNGAN :

Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang

bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukul sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa. Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu, Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak, terletak pada satu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut. Tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukul 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair (liquid

(19)

limit) dari benda uji tersebut.

6. PELAPORAN :

Catatlah pada formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau telah kering udara, disaring atau tidak. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat.

7. CATATAN :

a. Alat-alat yang akan dipai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus dalam keadaan bersih dan kering

i. Periksa tinggi jatuh mangkok alat batas cair apakah sudah tepat 1,0 cm mangkok ini harus bersih, kering dan tidak goyang

ii. Alat pembuat alur harus bersih, kering dan tidak aus

iii. Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya

b. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadang- kadang jika terlalu banyak atau lama pengadukannya akan berubah sifat. Agar pengadukan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan dulu dan dititip dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam dulu selama 24 jam

c. Beberapa jenis tanah lempung menunjukan bahwa pada waktu pemukulan ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah diatas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil, Jumlah pukulan yang betul adalah jika prosesnya berimpitnya dasar alur disebabkan massa tanah seolah-olah mengalir dan bukan karena bergeser.

Kalu ternyata terjadi pergeseran, maka percobaan harus diulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda dan kalu masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh

d. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh dibiarkan mengalir atau terjadi perubahan kadar air

e. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antar 60-40, 40-30, 30-20, 20-10, sehingga akan diperoleh 4 titik

(20)

f. Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah kohesive. Alat pembuat alus ASTM untuk tanah kepasiran

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

BERAT JENIS TANAH

1. MAKSUD :

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran lewat saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan isi sama pada suhu tertentu.

2. PERALATAN :

a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100ml atau botol ukur dengan kapasitas minimum 50 ml

b. Desiktator

c. Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5)°C

d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram

e. Termometer ukur 0° - 50° C dengan ketelitian pembaca 1° C f. Saringan no.4, no.10, no.40 dan penadahnya

g. Botol berisi air suling h. Bak perendam

i. Pompa hampa udara (vacuum, 1-1 ½ PK) atau tungku listrik (KookPlaat)

3. BENDA UJI :

Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut :

a. Saringalah bahan yang akan diperiksa dengan saringan no.4 jika ternyata bahan tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan no.4 maka pemeriksaan berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB-0202-76 jika bahan yang akan diperiksa mengandung campuran butir yang tertahan dan yang lewat dari saringan no.4 tersebut makan berat jenis butir yang tertahan pada saringan no.4 diperiksa menurut cara pemeriksaan PB-0202-76 sedang yang melalui saring no.4 diperiksa dengan pemeriksaan PB-0108-76 . berat jenis bahan adalah harga rata- rata (sebanding dengan presentase berat kering masing-masing ukuran) yaitu yang dicantumkan pada pemeriksaan PB-0201-76.

(26)

b. Untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan analisa hidrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui saringan no.10 atau no.4 kemudian pemeriksaan dilakukan dengan prosedur PB-0108-76

c. Perolehan contoh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan yang lewat saringan no.4 atau no.10 benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh kurang dari 10 gram untuk botol ukur, dan 50 gram untuk piknometer

d. Keringkan benda uji pada 105 - 110°C dan dinginkan sesudah itu dalam desikator e. Atau benda uji dalam keadaan tidak dikeringkan (lihat catatan b.ii)

4. CARA MELAKUKAN:

a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan, Timbang piknometer dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1)

b. Masukkan benda uji kedalam piknometer dan timbang bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W2)

c. Tambahkan air suling hingga piknometer terisi dua pertiga. Untuk bahan yang mengandung lempung diamkan benda uji terndam selama paling sedikit 24 jam d. Didihkan isi piknometer dengan hati hati selama minimal 10 menit, dan miringkan

botol sekali-kali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara tang tersekap e. Didalam hal mempergunakan pompa vacum tekanan udara didalam piknometer

atau botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudianisilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstant didalam benjana air atau dalam kamar. Sesudah suhu konstant

tambahkan air suling seperlunya samoai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah.

Piknometer , keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01gram (W3). Ukur suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 1°C

f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut.

Kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang suhunya sama dengan suhu pada c dengan ketelitian 1°C dan pasang tutupnya.

Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram, dan koreksi terhadap suhu, lihat catatan (W4)

g. Pemeriksaan dilakukan ganda (duplo)

(27)

5. PERHITUNGAN :

Hitung berat jenis contoh denga rumus dibawah ini :

Gs = 𝑊2−𝑊1

(𝑊4−𝑊1)−(𝑊3−𝑊2)

W1 = berat piknometer (gram)

W2 = berat piknometer dan bahan kering (gram) W3 = berat piknometer, bahan dan air (gram) W4 = berat piknometer dan air (gram)

Apabila jasil kedua pemeriksaan berbeda dengan rumus dibawah ini : Ambil harga rata-rata dari hasil kedua pemeriksaan tersebut

6. PELAPORAN :

Berat jenis dilaporkan dalam dua angka dibelakang koma, sesuai dengan from PB-0108-76

7. CATATAN :

a. kalibrasi piknometer :

i. Piknometer diberihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W1).

Piknometer diidi air suling, dan dimasukkan kedalam benjana air pada suhu 25°C tutupnya dipasang. Bagian luar piknometer dikeringkan dengan piknometer beserta isinya ditimbang (W25)

ii. Dari nilai W25 yang di tentukan pada 25° C, susunlah tabel harga W4 untuk suatu urutan suhu kira-kira antara 18°C sampai dengan 31°C

Harga-harga W4 dihitung sebagai berikut : W4 = W25 x K

W4 = berat piknometer dan air yang telah dikoreksi W25 = berat piknometer dan air pada suhu 25°C K = faktor koreksi (Daftar No.1)

iii. Faktor koreksi = K Suhu = T

(28)

Daftar No.1

T 18 19 20 21 22 23 24

K 1.0015 1.0014 1.0012 1.0010 1.0007 1.0005 1.0003

t 25 26 27 28 29 30 31

K 1.0000 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983

b. Untuk benda uji kering.

i. Benda uji kering sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan kedalam oven kembali sampai beratnya konstant

ii. Untuk benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya dengan perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagi (W2-W1)

(29)
(30)
(31)
(32)

Pemeriksaan

KEPADATAN LAPANGAN DENGAN SAND-CONE

1. MAKSUD:

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butir kasar tidak lebih dari 5 cm. kepadatan lapangan adalah berat kering dibagi satuan isi.

2. PERALATAN

a. Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi ± 4 (empat liter).

b. Corong kalibrasi pasir diameter 16,51 cm

c. Pelat untuk corong pasir ukuran (30,48 x 30,48) cm dengan lubang berdiamater 16,51 cm

d. Peralatan kecil yaitu:

Palu, sendok, kuas, pahat dan peralatan untuk mencari kadar air

e. Timbangan dengan kapasitas 10 kg, dengan ketelitian sampai 1,00 gram.

f. Timbangan dengan kapasitas 500gram dengan ketelitian sampai 0,10 gram.

Pasir bersih kering, keras, dan bisa mengalir bebas tidak mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan no.10 (2,00 mm), dan tertahan pada saringan no. 200 (0,075 mm),

3. BENDA UJI

4. CARA MELAKUKAN:

a. Menentukan berat jenis pasir

1. Menimbang gelas ukur + pasir (A gram) 2. Menimbang gelas ukur saja (B gram) 3. Akan didapat pasir dengan jalan (A — B)

4. Volume pasir diketahui sebanyak 1000 cm3 yaitu dengan jalan mengiSikan pasir ke dalam gelas ukuł sebanyak 1000c

5. (A — B) dibagi (C), akan didapat berat jenis pasir.

b. Menentukan berat pasir dalam corong

1. Kita timbang botol + corong + pasir mula — mula yang masih di dalam botol

= D gram,

2. Kemudian botol kita gulingkan sehingga mulut corong menghadap ke bawah dan diletakkan di atas dasar yang rata.

3. Kita buka kran sehingga pasir mengalir keluar sampai memenuhi corong, lalu kita tunggu beberapa saat sampai pasir tidak turun lagi.

4. Kran kita tułup, corong + botol + pasir sisa ditimbang lagi (E gram) 5. (D — E) didapat berat pasir dalam corong.

(33)

c. Menentukan berat isi

1. Botol + corong + pasir mula — mula ditimbang di lapangan (F gram) 2. Tanah yang akan dikontrol kepadatannya diratakan sehingga waterpass.

3. Plat.berlubang lingkaran dipasang horizontal.

4. Tanah sebatas lingkaran diambil sampai kedalaman 7 - 10 cm, lalu disimpan / dimasukkan ke dalam plastik dan ditutup rapat untuk mencegah agar air tak menguap.

5. Lubang yang terbuat, langsung diisi pasir dari botol sampai memenuhi lubang dan corong, kemudian kran ditutup.

6. Botol + corong + pasir sisa ditimbang kembali (G gram) 7. (F — G) akan didapat berat pasir dalam lubang + corong 8. (F — G) — (D — E) didapat berat pasir dalam lubang 9. (𝐹−𝐺)−(𝐷−𝐸)

( 𝐴−𝐵 ) 𝐶

akan didapat volume lubang yang sama dengan volume pasir 10. Tanah basah dan plastik ditimbang (H gram)

11. Plastik saja ditimbang (I gram) 12. (H-I) akan didapat berat tanah basah.

13. ( 𝐹−𝐺)−(𝐷−𝐸)𝐻−𝐼 (𝐴−𝐵)

𝐶

akan didapat berat isi basah atau (y)

14. Kadar air sample dicari dengan cara seperti pada bab yang tersendiri ( mencari kadar air tanah W)

15. 𝑦

(1+𝑤) , akan didapat berat isi kering atau (dlap) 16. 𝑑𝑙𝑎𝑝

𝑑𝑙𝑎𝑏𝑥 100% =, di dapat derajat kepadatan lapangan (D)

(34)

5. PELAPORAN

D dilaporkan dalam bilangan bulat dalam %.

6. CATATAN

a. Dalam menentukan pemeriksaan ini jangan sampai -terjadi adanya getaran- getaran.

b. Untuk menentukan kadar air bisa kita lihat pada pemeriksaan kadar air tanah.

c. Dalam pengisian pasir, baik ke dalam wadah tempat pasir maupun ke dalam lubang, harus dilakukan dengan sangat hati-hati / pelan-pelan, agar pasir tidak memadat setempat, sedangkan kepadatan maksimum laboratorium harus diperiksa dengan cara bab Pemeriksaan Kepadatan Berat (MODIFIED).

(35)
(36)
(37)

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian pengembangan di SMP Negeri 2 Kalasan dengan judul “Pengembangan Instrumen Pengukuran Kreativitas Menulis Cerita

Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Balita dengan Diare Akut di Instalasi Rawat Inap RSUD DR.. Universitas

8 Para ilmuan pada Kementerian Agama Republik Indonesia mendefinsikan kitab kuning sebagai kitab-kitab keislaman yang ditulis dengan menggunakan bahasa Arab dan

Dari studi awal yang dilakukan dengan mempertimbangkan pernyataan visi dan misi Pegadaian secara umum, organisasi sangat mempertimbangkan model kepemimpinan transformasional. Bentuk

Gambar 4. Peta penggunaan lahan Kota Bandung dan sekitarnya. Pemukiman Industri Bandara Rumput Sawah Kebun campuran Tegalan/ladang Semak belukar Hutan Bekas TPA Jalan Jalan Tol

1) Kerusakan ekosistem terumbu Karang dan Mangrove a) Rehabilitasi terumbu karang dan mangrove a) Transplantasi terumbu karang b) Pembibitan dan penanaman

Bolaang Mongondow Utara Tahun 2014 29 Dari sisi Ijazah tertinggi yang dimiliki kondisi tahun 2014, penduduk yang berusia 10 tahun ke atas di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara