• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR FEDERASI AIRSOFT INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANGGARAN DASAR FEDERASI AIRSOFT INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR

FEDERASI AIRSOFT INDONESIA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

(1). Bahwa Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga adalah peraturan tertinggi, yang memuat prinsip-prinsip dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi.

(2). Bahwa Federasi Airsoft Indonesia adalah Cabang Induk Olahraga Airsoftgun, berdasarkan Surat Keputusan Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia Nomor: SKTA-02/Pengnas FORMI/I/2014.

(3). Bahwa Musyawarah Nasional II memutuskan mencabut Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga 10 Juli 2015 dalam akta notaris Muhammad Riduan No: 2 dinyatakan tidak berlaku, dan seketika menggantikannya dengan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Federasi Airsoft Indonesia ini.

Pasal 2

(1). Bahwa olahraga airsoftgun mempunyai ciri khusus:

a. Menggunakan sarana senjata mainan yang disebut airsoftgun.

b. Obyek sasaran adalah manusia yang bergerak dalam area tertentu.

(2). Bahwa pengembangan olahraga airsoftgun kedepannya baik mengenai jenis unit airsoftgun yang dipergunakan, maupun obyek sarana target akan mengikuti kebutuhan atlit.

(2)

BAB II

NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN, DAN ASAS Pasal 4

Organisasi ini bernama Federasi Airsoft Indonesia

Pasal 5

Federasi Airsoft Indonesia dideklarasikan tanggal 21 Januari 2012 di Resimen Induk Infantri Kodam IV/Diponegoro Semarang Provinsi Jawa Tengah, dan disahkan pada tanggal 19 Januari 2013 dalam Musyawarah Nasional I di Batalyon Infantri 301/Prabu Kian Santang Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Pasal 6

Tempat kedudukan Federasi Airsoft Indonesia di wilayah hukum Negara Republik Indonesia.

Pasal 7

Federasi Airsoft Indonesia berasaskan Pancasila

BAB III

MAKSUD TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 8

Maksud didirikannya Federasi Airsoft Indonesia adalah untuk mengembangkan olahraga rekreasi dan prestasi di Indonesia sebagaimana dalam UU. RI No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Pasal 9

Tujuan didirikannya Federasi Airsoft Indonesia adalah untuk mengembangkan olahraga airsoftgun di Indonesia.

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(3)

Pasal 10

Fungsi didirikannya Federasi Airsoft Indonesia adalah sebagai tempat pembinaan para atlit dan penggiat olahraga airsoftgun.

BAB IV

KEDAULATAN DAN PERMUSYAWARATAN Pasal 11

Kedaulatan organisasi ada ditangan anggota dan dilakukan melalui permusyawaratan anggota secara berjenjang, yaitu:

(1). Ditingkat Nasional melalui Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

(2). Ditingkat Provinsi melalui Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.

BAB V KEANGGOTAAN

Pasal 12

Keanggotaan Federasi Airsoft Indonesia terdiri atas:

(1) Anggota klub adalah klub yang berhimpun dalam Federasi Airsoft Indonesia.

(2) Anggota perorangan adalah anggota klub yang berhimpun dalam Federasi Airsoft Indonesia.

Pasal 13

(1). Anggota Federasi Airsoft Indonesia mempunyai hak:

a. Memperoleh perlakukan yang sama dari organisasi.

b. Mengeluarkan pendapat , usulan, dan saran dalam menentukan arah kebijakan organisasi.

2. Anggota berkewajiban:

(4)

a. Mentaati Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan Organisasi.

BAB VI KEPENGURUSAN

Pasal 14

Dalam menjalankan roda organisasi, maka dibentuklah badan kepengurusan secara berjenjang yaitu:

(1). Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia adalah badan pelaksana organisasi di tingkat nasional bersifat kolektif kolegian.

(2). Pengurus Daerah Federasi Airsoft Indonesia adalah badan pelaksana organisasi di tingkat provinsi bersifat kolektif kolegian.

(3). Pengurus Cabang Federasi Airsoft Indonesia adalah badan pelaksana organisasi di tingkat Kota/Kabupaten.

BAB VII

TATA URUTAN PERATURAN ORGANISASI Pasal 15

Semua peraturan yang lebih rendah kedudukannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya, dengan tata urutan peraturan sebagai berikut:

(1) Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga.

(2) Ketetapan Musyawarah Nasional dan atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

(3) Peraturan Organisasi.

(4) Ketetapan Mahkamah Kian Santang.

(5) Keputusan Pengurus Besar.

(6) Keputusan Komisi Displin dan Komisi Marshall Nasional.

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(5)

(7) Ketetapan Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.

(8) Keputusan Pengurus Daerah.

(9) Keputusan Pengurus Cabang.

(10) Keputusan Klub.

BAB VIII ATRIBUT Pasal 16

Organisasi memiliki atribut yang terdiri dari lambang, bendera, pakaian seragam, dan sesuatu yang dianggap penting di atur dalam Peraturan Organisasi.

BAB IX

KEUANGAN DAN KEKAYAAN Pasal 17

Keuangan dan kekayaan organisasi diperoleh dari, sebagai berikut:

1. Iuran Anggota perorangan dan anggota klub.

2. Usaha-usaha yang sah.

3. Bantuan atau sumbangan lainnya.

BAB X

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN FEDERASI AIRSOFT INDONESIA

Pasal 18

Anggaran Dasar dapat dirubah berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa, yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Daerah, dan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah suara yang hadir menghendaki untuk itu.

(6)

Pasal 19

Organisasi ini dapat dibubarkan berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional Luar Biasa, yang wajib dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Pengurus Daerah, dan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah suara yang hadir menghendakinya.

BAB XI PENUTUP

Pasal 20

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur kemudian dalam Anggaran Rumah Tangga.

2. Anggaran Dasar ini dibuat bersama-sama dengan Anggaran Rumah Tangga Federasi Airsoft.

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(7)

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI AIRSOFT INDONESIA

BAB I KEANGGOTAAN

Pasal 1

(1) Klub adalah perkumpulan atlit dan penggiat olahraga airsoftgun yang berhimpun dalam Federasi Airsoft Indonesia dengan syarat:

a. Menyatakan diri bergabung dalam Federasi Airsoft Indonesia b. Memiliki Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga klub

berbentuk akta, atau waarmerking, atau yang disahkan oleh Pengurus Besar.

c. Memiliki sekurang-kurangnya 10 anggota klub.

(2) Klub yang dinyatakan menjadi anggota Federasi Airsoft Indonesia akan mendapatkan Kartu Tanda Anggota Klub, dengan masa berlaku 1 (satu) periode kepengurusan Pengurus Besar.

(3) Pengurus Besar dapat mencabut atau membekukan salah satu klub yang berhimpun dalam Federasi Airsoft Indonesia dengan alasan:

a. Secara langsung dianggap bertindak untuk dan atas nama klub melanggar Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Federasi Airsoft Indonesia atau merusak nama baik organisasi.

b. Secara tidak langsung melalui anggotanya dianggap melanggar Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Federasi Airsoft Indonesia atau merusak nama baik organisasi.

(4) Pencabutan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Komisi Disiplin.

Pasal 2

(1) Perorangan dapat kehilangan keanggotaannya dikarenakan:

(8)

a. Meninggal dunia.

b. Mengucapkan atau menyampaikan isu suku, agama, rasa, dan antar golongan dalam bentuk apapun dilingkungan organisasi.

c. Mengucapkan atau menyampaikan dukungan terhadap sparatis anti NKRI dan atau teorisme dalam bentuk apapun dilingkungan organisasi.

d. Melanggar Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga.

e. Merusak nama baik organisasi.

f. Menyalahgunakan unit airsoftgun untuk keperluan tindak pidana tertentu dan telah diputus bersalah oleh Pengadilan.

g. Tidak aktif.

(2) Pemberhentian terhadap seseorang dapat dilakukan oleh Pengurus Besar setelah mendapatkan pertimbangan dari Komisi Disiplin.

BAB II

PELAKSANAAN PERMUSYAWARATAN ANGGOTA Pasal 3

(1) Musyawarah Nasional diadakan 4 tahun sekali oleh Pengurus Besar dengan tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan perubahan, penyempurnaan atas Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga.

b. Membuat dan menetapkan program kerja nasional.

c. Memilih dan mengangkat Ketua Umum.

(2) Peserta terdiri dari Pengurus Besar dan Pengurus Daerah.

(3) Peninjau adalah Pengurus Cabang, klub dan atau perorangan yang diundang untuk itu.

(4) Ketua Umum atas segala pertimbangan dapat memperpanjang masa kepengurusannya selama-lamanya 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal berakhirnya kepengurusan Pengurus Besar dimaksud,

(9)

dan selama antara waktu itu Pengurus Besar wajib melaksanakan Musyawarah Nasional.

Pasal 4

(1) Musyawarah Nasional Luar Biasa adalah pemusyawaratan setingkat Musyawarah Nasional dan dapat dilaksanakan apabila:

a. Pengurus Besar melanggar Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga sebagaimana Putusan Mahkamah Kian Santang.

b. Tidak melaksanakan Musyawarah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) Anggaran Dasar.

c. Atas usul tertulis sekurang-kurangnya setengah jumlah Pengurus Daerah.

d. Jika dalam waktu satu bulan sejak permintaan tertulis disampaikan, tetapi Musyawarah Nasional Luar Biasa tidak dilaksanakan oleh Pengurus Besar, maka salah satu Pengurus Daerah pengusul dapat mengambil alih penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa tanpa keterlibatan Pengurus Besar sekalipun.

(2) Pelaksana adalah Komisi Disiplin dan penyelenggaraannya dapat dilaksanakan tanpa kehadiran Pengurus Besar sekalipun.

(3) Peserta adalah Pengurus Besar dan Pengurus Daerah.

(4) Pengurus Besar tidak memiliki suara.

(5) Peninjau adalah Pengurus Cabang, Klub, dan perorangan yang diundang untuk itu.

Pasal 5

(1) Musyawarah Daerah diadakan 4 (empat) tahun sekali dengan tugas dan tanggungjawab:

a. Menyusun program kerja daerah dalam rangka pelaksanaan program kerja nasional.

(10)

b. Memilih dan mengangkat Ketua.

(2) Setelah lewat waktu 1 (satu) tahun sejak berakhirnya masa kepengurusan Pengurus Daerah, maka Musyawarah Daerah hanya dapat dilaksanakan oleh Pelaksana Tugas Pengurus Daerah, dan dalam Musyawarah Daerah ini Pengurus Daerah tidak memiliki hak suara.

(3) Peserta adalah Pengurus Besar, Pengurus Daerah, Pengurus, dan klub.

(4) Peninjau adalah perorangan yang diundang untuk itu.

(5) Musyawarah Daerah sah jika dihadiri oleh Ketua Umum atau yang mewakilinya.

Pasal 6

Musyawarah Daerah Luar Biasa adalah pemusyawaratan setingkat Musyawarah Daerah dapat dilaksanakan apabila:

(1) Diusulkan oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah klub di daerah dimaksud, dengan alasan-alasan tertentu dan telah mendapatkan persetujuan Pengurus Besar.

(2) Penyelenggaraan dapat dilaksanakan Pengurus Besar tanpa kehadiran Pengurus Daerah bersangkutan.

(3) Peserta adalah Pengurus Besar, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, dan klub.

(4) Pengurus Daerah tidak memiliki hak suara.

(5) Peninjau adalah anggota klub yang diundang untuk itu.

(6) Musyawarah Daerah sah jika dihadiri oleh Ketua Umum atau yang mewakilinya.

BAB III

TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MUSYAWARAH Pasal 7

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(11)

(1) Hak bicara adalah hak yang dimiliki oleh peserta dan peninjau dalam mengemukakan pendapat, usulan, atau saran dalam setiap permusyawaratan.

(2) Hak suara peserta Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa terdiri atas:

a. Ketua Umum memiliki 3 (tiga) hak suara.

b. Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum memiliki masing-masing 1 (satu) hak suara.

c. Ketua dan Sekretaris Pengurus Daerah memiliki masing-masing 1 (satu) hak suara.

(3) Hak Suara peserta Musyawarah Daerah dan Musyawarah Daerah Luar Biasa diatur terdiri atas:

a. Ketua Pengurus Daerah memiliki 2 (dua) hak suara.

b. Sekretaris Pengurus Daerah memiliki 1 (satu) hak suara.

c. Ketua Pengurus Cabang dan Ketua Klub memiliki masing-masing 1 (satu) hak suara.

(4) Penggunaan hak suara tidak dapat diwakilkan kecuali atas persetujuan Pengurus Besar.

(5) Setiap orang mencalonkan diri sebagai calon Ketua Pengurus Daerah wajib mendapatkan persetujuan dari Ketua Umum.

BAB IV

STRUKTUR KEPENGURUSAN Pasal 8

(1) Komposisi Kepengurusan Pengurus Besar minimal terdiri atas:

a. 1 (satu) orang Ketua Umum.

b. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum.

c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum.

d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris Umum.

(12)

e. 1 (satu) orang Bendahara Umum.

f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara Umum.

g. Biro - Biro terdiri atas:

- Biro Keanggotaan.

- Biro Wargame.

- Biro Promosi.

- Biro Rekomendasi.

h. Biro dapat ditambah sesuai kebutuhan.

(2) Ketua Umum dipilih dan disahkan oleh Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa berdasarkan tata tertib yang dibuat khusus untuk itu.

(3) Calon Ketua Umum adalah anggota Federasi Airsoft Indonesia yang pernah menduduki jabatan kepengurusan di tingkat Pengurus Daerah.

(4) Pengurus Besar lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Umum, dan wajib dilaporkan dalam Musyawarah Nasional, atau Musyawarah Nasional Luar Biasa, atau Rapat Kerja Nasional.

(5) Surat menyurat yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar wajib ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum, jika berhalangan dapat diwakili menurut tingkatannya.

(6) Kedudukan atau domisili Pengurus Besar dapat bertempat di seluruh Ibu Kota Provinsi.

Pasal 9

(1) Komposisi Kepengurusan Pengurus Daerah minimal terdiri atas:

a. 1 (satu) orang Ketua.

b. 1 (satu) orang Wakil Ketua.

c. 1 (satu) orang Sekretaris.

d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris.

e. 1 (satu) orang Bendahara.

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(13)

f. 1 (satu) orang Wakil Bendahara.

g. Bidang-bidang terdiri atas:

- Keanggotaan.

- Wargame.

- Promosi.

- Umum.

h.Bidang dapat ditambah sesuai kebutuhan.

(2) Calon Ketua Pengurus Daerah wajib memilik Kartu Tanda Anggota Identitas yang masih berlaku.

(3) Ketua Pengurus Daerah dipilih dan disyahkan oleh Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerahlub, berdasarkan tata tertib yang dibuat khusus untuk itu.

(4) Pengurus Pengurus Daerah lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Pengurus Daerah dan wajib mendapat persetujuan Pengurus Besar.

(5) Surat menyurat yang dikeluarkan oleh Pengurus Daerah wajib ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris, jika berhalangan dapat di wakili menurut tingkatannya.

(6) Kedudukan atau domisili Pengurus Daerah bertempat di Ibu Kota Provinsi atau pada kota atau kabupaten.

Pasal 10

(1) Komposisi Pengurus Cabang minimal terdiri atas:

a. 1 (satu) orang Ketua.

b. 1 (satu) orang Sekretaris.

c. 1 (satu) orang bendahara.

d. Bidang-bidang terdiri atas - Keanggotaan.

- Wargame.

(14)

- Promosi.

- Umum.

(2) Kepengurusan dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.

(3) Ketua Pengurus Cabang adalah anggota Federasi Airsoft Indonesia yang ditunjuk dan diberhentikan oleh Pengurus Daerah atas persetujuan Pengurus Besar.

(4) Surat menyurat yang dikeluarkan oleh Pengurus Cabang wajib ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris atau diwakili sesuai tingkatannya.

(5) Kedudukan atau domisili Pengurus Cabang bertempat di kota atau kabupaten.

BAB V

WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PEMBINA, PENASEHAT, PENGURUS

Pasal 11

Tugas tanggungjawab Pembina dan Penasehat sebagai berikut : (1) Ditingkat Pengurus Besar terdiri atas :

a. Pembina Utama.

b. Pembina.

c. Penasehat Utama.

d. Penasehat.

(2) Ditingkat Pengurus Daerah dan Pencab terdiri atas:

a. Pembina.

b. Penasehat.

(3) Dewan Pembina Utama dan Pembina memberikan pembinaan secara umum kepada pengurus di tingkatan masing-masing, baik diminta maupun tidak diminta oleh Pengurus.

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(15)

(4) Dewan Penasehat Utama dan Penasehat memberikan petunjuk dan nasehat kepada pengurus di tingkatan masing-masing, baik diminta maupun tidak diminta oleh Pengurus.

Pasal 12

Wewenang dan tanggungjawab Pengurus Besar:

(1) Menjalankan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, Ketetapan Musyawarah Nasional, Musyawarah Nasional Luar Biasa, Peraturan Organisasi, serta Keputusan lainnya.

(2) Membekukan kepengurusan Pengurus Daerah dengan alasan:

a. melanggar Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga.

b. Melanggar Ketetapan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

c. Melanggar Peraturan Organisasi.

d. Tidak aktif atau selama dua tahun berturut-turut Pengurus Daerah dimaksud tidak melaporkan laporan tahunannya.

(3) Mengambilalih kepengurusan Pengurus Daerah dikarenakan masa kepengurusan Pengurus Daerah telah berakhir dan atau secara nyata terjadi kekosongan kepengurusan, maka seketika Pengurus Besar dapat menunjuk Pelaksana Tugas Pengurus Daerah dengan tugas pokok:

a. Menjalankan kepengurusan Pengurus Daerah b. Melaksanakan Musyawarah Daerah.

(4) Perberhentian Pelaksana Tugas Pengurus Daerah dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh Pengurus Besar tanpa alasan sekalipun.

(5) Atas segala pertimbangan Pengurus Besar dapat membentuk Lembaga atau Badan atau Komisi tertentu dalam organisasi atas persetujuan Komisi Disiplin.

(16)

Pasal 13

Wewenang dan tanggungjawab Pengurus Daerah:

(1) Melaksanakan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, serta Keputusan-keputusan Pengurus Besar.

(2) Membawahi Pengurus Cabang.

(3) Mengembangkan olahraga airsoftgun di wilayah Provinsi.

Pasal 14

Wewenang dan tanggungjawab Pengurus Cabang:

(1) Melaksanakan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Keputusan Organisasi.

(2) Membantu tugas-tugas Pengurus Daerah.

(3) Mengembangkan olahraga kegemaran airsoftgun di Kota/Kabupaten.

BAB VI RAPAT - RAPAT

Pasal 15

(1) Rapat Kerja Nasional dilaksanakan oleh Pengurus Besar 1 (satu) kali dalam satu tahun dengan peserta terdiri atas:

a. Pengurus Besar.

b. Pengurus Daerah.

c. Pengurus Cabang atau klub yang diundang.

(2) Rapat-rapat lain dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan.

Pasal 16

(1) Rapat Kerja Daerah dilaksanakan oleh Pengurus Daerah sekurang- kurangnya 1 (satu) kali dalam satu tahun dengan peserta terdiri atas:

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(17)

a. Pengurus Daerah.

b. Pengurus Cabang.

c. Klub.

(2) Rapat-rapat lain dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan.

BAB VII ATRIBUT

Pasal 17

Organisasi memiliki atribut yang terdiri dari lambang, bendera, pakaian seragam, dan sesuatu yang dianggap penting, akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VIII

PENYELESAIAN SENGKETA DAN PENGAWASAN INTERNAL ORGANISASI

Pasal 18

(1) Penyelesaian sengketa dalam organisasi akan dilakukan oleh sebuah badan independen yang bernama Mahkamah Kian Santang terdiri atas:

a. 1 (satu) orang dari unsur Pembina atau Penasehat Pengurus Besar.

b. 1 (satu) orang dari unsur Biro Hukum Pengurus Besar.

c. 1 (satu) orang dari unsur Ketua Komisi Disiplin atau yang mewakilinya.

d. 1 (satu) orang dari unsur Ketua Komisi Marshall Nasional atau yang mewakilinya.

e. 1 (satu) orang Ketua Pengurus Daerah yang ditunjuk oleh Pengadu.

(3) Jika salah satu unsur tidak berhadir maka Ketua Umum akan menunjuk Ketua Klub untuk menggantikannya.

(18)

(2) Mahkamah Kian Santang bersifat ad hoc dibentuk oleh Komisi Disiplin atas adanya aduan dari berkepentingan atas hal:

a. Bersangkutan diberhentikan dari anggota oleh Pengurus Besar.

b. Bersangkutan selaku Pengurus Daerah dibekukan oleh Pengurus Besar.

c. Dugaan pelanggaran oleh Pengurus Besar, Komisi Disiplin, dan atau Komisi Marshall dalam menjalankan tugasnya.

(3) Mahkamah Kian Santang dapat dibentuk oleh Pengurus Besar atas terjadinya pelanggaran berat oleh anggota dalam hal:

a. Bersangkutan diduga telah mengucapkan atau menyampaikan isu suku, agama, rasa, dan antar golongan dalam bentuk apapun dilingkungan organisasi.

b. Bersangkutan diduga telah mengucapkan atau menyampaikan dukungan terhadap sparatis anti NKRI dan atau teorisme dalam bentuk apapun dilingkungan organisasi.

(4) Sistem persidangan akan ditetapkan sendiri oleh Mahkamah Kian Santang.

(5) Putusan Mahkamah Kian Santang dapat bersifat alternatif atau komulatif dengan:

a. Memerintahkan Pengurus Besar, Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, Komisi Disiplin, dan atau Komisi Marshall untuk memulihkan hak-hak pihak yang dirugikan.

b. Memerintahkan Pengurus Besar membekukan Pengda atau Pengcab.

c. Memerintahkan Pengurus Besar memberhentikan seseorang dari jabatan kepengurusan dalam organisasi.

d. Memerintahkan Pengurus Besar mencabut status keanggotaan seseorang atau klub dari Federasi Airsoft Indonesia.

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

(19)

(6) Keputusan Mahkamah Kian Santang bersifat final dan dapat dijalankan seketika oleh Pengurus Besar.

Pasal 19

(1) Pengawasan organisasi dilakukan oleh Komisi Disiplin yang diatur dalam Peraturan Organisasi.

(2) Pengawas pertandingan Close Quarter Battle atau pertempuran jarak dekan, maupun olahraga rekreasi peperangan atau skirmish dilakukan oleh Komisi Marshall yang diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB IX

KETENTUAN LAINNYA Pasal 20

(1) Ketua Umum bertindak untuk atas nama Federasi Airsoft Indonesia diluar dan dimuka Pengadilan.

(2) Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila tidak dimungkinkan maka melalui suara terbanyak.

(3) Pengurus Besar dinyatakan demisioner setelah menyampaikan pertanggungjawaban dihadapan Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional Luar Biasa.

(4) Pengurus Daerah dinyatakan demisioner setelah menyampaikan pertanggungjawaban dihadapan Musyawarah Daerah atau Musyawarah Daerah Luar Biasa.

(20)

BAB X PENUTUP

Pasal 21

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi.

PENGESAHAN:

Ditetapkan dalam Sidang III Musyawarah Nasional II Federasi Airsoft Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presidium Musyawarah Nasional II Federasi Airsoft Indonesia Nomor: SKEP- 03/MUSYAWARAH NASIONAL II FAI/VIII/2016 tanggal 13 Agustus 2016, kemudian Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tanga ini diserahkan kepada Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia Terpilih untuk dijalankan secara konsisten dan bertanggungjawab.

tertanda

PENGURUS BESAR FEDERASI AIRSOFT INDONESIA 2016 – 2020

YANUARIS FRANS M KETUA UMUM

Presidium: Fadli Saputra PB. FAI – M. Ridho Pengda XIII FAI Sulteng - Subastian Pengda II FAI DKI Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

makanya sebelum acara dimulai Jasa Raharja memberikan statement dari ini untuk program kemitraan diberikan kepada pengusaha kecil ee yang ada kriteria, modalnya ada

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, Standarisasi Prioritas Perencanaan Pembangunan Jalan Kabupaten bagian Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah adalah

Pelaksana Sipil : Jalan Raya, Jalan Lingkungan, Jembatan, Pelabuhan atau Dermaga, Bendung, Irigasi & Drainase, Persungaian Rawa & Pantai, Bendungan, Pengerukan

Hasil pengujian secara in vivo di rumah kaca menunjukkan bahwa indeks penyakit hawar pelepah pada tanaman padi akibat perlakuan masing-masing isolat bakteri antagonis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa senyawa 2-(4’-N,N-dimetil aminobenzilidena) sikloheksana-1,3- dion tidak dapat terbentuk dari

bahan makanan sebesar 5,38 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 1,36 persen, dikuti kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,56

Berdasarkan dari latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dapat peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, Bagaimana efektivitas penerapan Undang-Undang Nomor

Seluruh Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa pendidikan, serta staf pengajar