• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Fasilitas Sentra Pengolahan Limbah Sampah Organik di Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Perancangan Fasilitas Sentra Pengolahan Limbah Sampah Organik di Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JIME

(Journal of Industrial and Manufacture Engineering)

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jime

Perancangan Fasilitas Sentra Pengolahan Limbah Sampah Organik di Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik

Herlina*1), Siti Mundari 2)

1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Indonesia

Diterima: Januari 2022; Disetujui: Mei 2022; Dipublikasi: Mei 2022;

*Coresponding author : herlina@untag-sby.ac.id Abstrak

Desa Banyuurip, kecamatan Kedamean, kabupaten Gresik, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan penjual bunga serta tanaman hias. Dusun Miru dan Dusun Pendem di Desa Banyuurip terkenal dengan tanaman hias berkualitas ekspor. Sebagian stand bunga di Desa Banyuurip juga menawarkan jasa pembuatan taman di kota-kota sekitar. Melihat pertumbuhan yang baik dalam hal pertanian bunga dan tanaman hias maka membuka peluang bagi Desa Banyuurip untuk menjadi kampung wisata bunga di kabupaten Gresik. Dengan begitu banyaknya stand bunga di Desa Banyuurip menyebabkan banyak limbah sampah organik berupa daun-daun kering dan tanaman bunga yang telah layu. Penelitian ini bertujuan untuk merancang layout fasilitas pengolahan limbah sampah organik menggunakan metode Systematic Layout Planning. Dari hasil penelitian, didapatkan lima stasiun kerja yang dirancang antara lain tempat penampungan sampah dengan luas 3,75 m2, stasiun kerja pencacahan sampah dengan luas 5 m2, stasiun kerja pemrosesan fermentasi dengan luas 18 m2, stasiun kerja penyaringan pupuk dengan luas 10 m2, dan stasiun kerja pengemasan pupuk dengan luas 5 m2.

Kata Kunci : Fasilitas; Sampah Organik; Systematic Layout Planning; Wisata Bunga

Abstract

Banyuurip village, Kedamean sub-district, Gresik district, the majority of the population make a living as farmers and sellers of flowers and ornamental plants. Miru Hamlet and Pendem Hamlet in Banyuurip Village are famous for their export quality ornamental plants. Some flower stands in Banyuurip Village also offer gardening services in surrounding cities. Seeing the good growth in terms of flower farming and ornamental plants, it opens up opportunities for Banyuurip Village to become a flower tourism village in Gresik district.

With so many flower stands in Banyuurip Village, there is a lot of organic waste in the form of dry leaves and withered flower plants. This study aims to design the layout of the organic waste treatment facility using the Systematic Layout Planning method. From the results of the study, it was found that five work stations were designed, including a garbage collection station with an area of 3.75 m2, a waste counting work station with an area of 5 m2, a fermentation processing work station with an area of 18 m2, a fertilizer screening work station with an area of 10 m2, and fertilizer packaging work station with an area of 5 m2

Keywords : Facility; Organic Waste; Systematic Layout Planning; Flower Tourism

How to Cite: Herlinai, Mundari. S (2022). Perancangan Fasilitas Sentra Pengolahan Limbah Sampah Organik di Desa Banyuurip, Kabupaten Gresik. JIME (Journal of Industrial and Manufacture Engineering). 6 (1): 36-41

(2)

37 PENDAHULUAN

Gresik adalah salah satu wilayah kabupaten di Jawa Timur yang pertumbuhan industrinya sangat pesat.

Seiring dengat pesatnya pertumbuhan industri juga jumlah penduduknya sangat padat yang ditandai dengan tumbuhnya komplek perumahan- perumahan baru dan apartemen- apartemen baru. Selain Industri berskala besar, perekonomian di wilayah Gresik juga ditopang oleh keberadaan UMKM yang jumlahnya sangat banyak dengan hasil produksi berupa makanan, minuman dan kerajinan. Makanan khas yang terkenal dari Gresik adalah Pudak, oleh karena itu Gresik juga dikenal sebagai Kota Pudak.

Desa Banyuurip, kecamatan Kedamean, kabupaten Gresik, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan penjual bunga serta tanaman hias. Di sepanjang jalan di tiga dusun yang ada di desa Banyuurip banyak dijumpai stan-stan yang berjualan bunga dan tanaman hias.

Mayoritas penduduk di Desa Banyuurip tertarik untuk bertani dan berjualan bunga dan tanaman hias dengan harapan akan mendapatkan hasil pendapatan yang lebih banyak daripada menanam tanaman lain. Sebagian stand bunga di

Desa Banyuurip juga menawarkan jasa pembuatan taman di kota-kota sekitar.

Melihat pertumbuhan yang baik dalam hal pertanian bunga dan tanaman hias maka membuka peluang bagi Desa Banyuurip untuk menjadi kampung wisata bunga di kabupaten Gresik. Harapannya dengan adanya kampung wisata bunga di Desa Banyuurip akan mendorong pertumbuhan pariwisata di Gresik yang dapat meningkatan pendapatan dan kesejahteraan warganya.

Dari pengamatan awal yang peneliti lakukan di di Desa Banyuurip, ada banyak sampah organik yang didapat setiap harinya dari daun-daun tanaman yang kering maupun bunga-bunga yang layu. Belum ada sentra pengolahan untuk sampah-sampah organik ini. Limbah sampah organik ini jika diolah menjadi pupuk maka para penjual bunga di Desa Banyuurip diharapkan dapat memperoleh supply pupuk dengan harga yang lebih murah daripada mereka membeli pupuk jadi yang dijual oleh industri pupuk. Penelitian ini bertujuan membuat rancangan pendirian fasilitas baru sentra pengolahan limbah organik menjadi pupuk di Desa Banyuurip, Gresik serta menghitung kebutuhan luas lahan untuk pendirian sentra pengolahan limbah sampah organik.

(3)

38 METODE PENELITIAN

Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui survei atau observasi langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara secara langsung kepada beberapa UMKM di Desa Banyuurip, kecamatan Kedamean, kabupaten Gresik. Penelitian merupakan rancangan layout pendirian sentra baru pengolahan limbah sampah organik di Desa Banyuurip, Kedamean, Gresik menggunakan metode Systematic Layout Planning. Rancangan yang dibuat berdasarkan kebutuhan stasiun kerja pada sentra pengolahan limbah sampah organik yang didapatkan dari beberapa stand penjual bunga yang terdapat di sepanjang jalan Desa Banyuurip.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggali informasi dari para penjual bunga di sekitar Desa Banyuurip dengan cara wawancara langsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Activity Relation Chart (ARC) dibuat untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas yang terjadi di setiap area stasiun kerja yang satu dengan yang lainnya secara berpasangan. Hubungan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain, hubungan keterdekatan antar depertment, aliran material, peralatan yang digunakan,

manusia yang bekerja, informasi dan lingkungan. Rancangan ARC untuk sentra pengolahan limbah di Banyuurip, Gresik digambarkan dalam Gambar 1.

Tempat Penampungan Sampah

Stasiun Kerja Pencacahan Sampah

Stasiun Kerja Pemrosesan Fermentasi

Stasiun Kerja Penyaringan Pupuk

Stasiun Kerja Pengemasan Pupuk

A U

A U

U U U I

I

X

1,2

2,3

2,4 2

Gambar 1. Activity Relation Chart (ARC) Keterangan huruf dan angka pada Activity Relation Chart (ARC) dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Activity relationship diagram yang ditampilkan pada Gambar 2 dibuat berdasarkan rancangan tingkat kedekatan antar stasiun kerja

Tabel 1. Kodefikasi pada Activity Relation Chart (ARC)

Derajat

Kedekatan Deskripsi

A Mutlak perlu aktivitas- aktivitas tersebut didekatkan E Sangat penting aktivitas-

aktivitas tersebut didekatkan I Penting bahwa aktivitas-

aktivitas tersebut didekatkan O Biasanya keterdekatan dimana saja tidak ada masalah

U Tidak perlu adanya keterkaitan geografis apapun X Tidak diinginkan aktivitas-

aktivitas tersebut didekatkan

(4)

39 Tabel 2. Kode Alasan Pada ARC

Kode Alasan

1 Urutan aliran kerja

2 Kemudahan perpindahan material

3 Karyawan sama

4 Kemudahan pengawasan

Stasiun Kerja Pengemasan Pupuk

Stasiun Kerja Pemrosesan Fermentasi

Stasiun Kerja Penyaringan Pupuk

Tempat Penampungan Sampah

Stasiun Kerja Pencacahan Sampah

Gambar 2. Activity Relationship Diagram

Keterangan garis:

1. 4 garis warna merah menunjukkan tingkat derajat kedekatan A

2. 3 garis warna orange menunjukkan tingkat derajat kedekatan E

3. 2 garis warna hijau menunjukkan tingkat derajat kedekatan I

4. 1 garis warna biru menunjukkan tingkat derajat kedekatan O

5. Garis bergelombang warna coklat menunjukkan tingkat derajat kedekatan X

Kebutuhan luas ruangan untuk masing- masing stasiun kerja pada perancangan fasilitas untuk sentra pengolahan

sampah organik di Desa Banyuurip, Gresik dapat dilihat pada Tabel 3. Perancangan kebutuhan luas ruangan didasarkan pada estimasi atau perkiraan besarnya peralatan yang nantinya akan digunakan pada fasilitas baru sentra pengolahan limbah sampah organic dan volume limbah sampah organic

yang ditampung dengan

mempertimbangkan allowance untuk pergerakan jangkauan tangan dan aktivitas manusia di dalam masing-masing stasiun kerja. Tempat penampungan sampah dengan estimasi volume sampah yang dapat ditampung sebesar 2,25 m3. Stasiun kerja pencacahan sampah dengan estimasi alat berukuran 1,25 m x 1 m. Seluruh sampah-sampah yang telah dicacah akan difermentasi di stasiun kerja pemrosesan fermentasi dengan estimasi volume sampah yang dapat ditampung 14 m3. Sampah dari hasil fermentasi yang sudah selesai dan siap menjadi pupuk akan disaring menggunakan alat dengan estimasi berukuran 3 m x 1 m.

Dari hasil penyaringan sampah yang sudah halus akan dikemas dengan estimasi alat berukuran 1,25 m x 1 m.

(5)

40 Tabel 3. Kebutuhan Luas Ruangan

Lokasi Ukuran Luas Tempat

penampungan sampah

2,5 m x

1,5 m 3,75 m2 Stasiun kerja

pencacahan sampah

2,5 m x 2

m 5 m2 Stasiun kerja

pemrosesan fermentasi

6 m x 3 m 18 m2

Stasiun kerja penyaringan pupuk

5 m x 2 m 10 m2

Stasiun kerja pengemasan sampah

2,5 m x 2

m 5 m2

Gambar denah (layout) usulan untuk pendirian sentra pengolahan limbah sampah organik baru di Desa Banyuurip, kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar panah berwarna biru menayatakan alur proses pengolahan sampah organik menjadi pupuk.

Stasiun Kerja Pengemasan

Pupuk

Stasiun Kerja Penyaringan Pupuk

Tempat Penampungan

Sampah

Stasiun Kerja Pencacahan

Sampah Stasiun Kerja

Pemrosesan Fermentasi

Gambar 3. Rancangan Layout Sentra Pengolahan Limbah Organik

SIMPULAN

Perancangan layout sentra baru pengolahan limbah sampah organik di Desa Banyurip terdiri dari lima stasiun kerja, yaitu tempat penampungan sampah dengan luas 3,75 m2, stasiun kerja pencacahan sampah dengan luas 5 m2, stasiun kerja pemrosesan fermentasi dengan luas 18 m2, stasiun kerja penyaringan pupuk dengan luas 10 m2, dan stasiun kerja pengemasan pupuk dengan luas 5 m2. Perancangan pendirian sentra baru di desa banyuurip, Gresik untuk pengolahan limbah sampah organik membutuhkan total estimasi luasan lahan sebesar 41,75 m2.

DAFTAR PUSTAKA

Rochmat Aldy Purnomo, Titin Eka Ardiana.

(2017). Pemetaan Potensi Teknologi Tepat Guna Usaha Kecil Dan Menengah Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Kesiapan Teknologi Di Wilayah Kabupaten Ponorogo. Sustainable Competitive Advantage-7 (Sca-7) Feb Unsoed.

Muhammad Munawir Azmi Lubis. (2018).

Perbandingan Metode Systematic Layout Planning Dan Software Blocplan Dalam Merancang Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi Di Pt.

Xyz Tebing Tinggi. Tugas Sarjana, Departemen Teknik Industri, Fakultas

(6)

41 Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Indrani Dharmayanti, dkk. (2016).

Aplikasi Metode Systematic Layout Planning (SLP) Dalam Penataan Klaster Industri Kelapa Sawit (Studi Kasus Kawasan Industri Sei Mangkei). Jurnal Riset Industri Vol.

10 No. 1.

Apple, James M. (1990) Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit ITB: Bandung.

Shewale, Pramod P., Manmath S. Shete, dan S. M. Sane. 2012. Improvement in Plant Layout using Systematic Layout Planning (SLP) for Increased Productivity.

International Journal of Advanced Engineering Research and Studies.

Wignjosoebroto, Sritomo. (2009) Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Surabaya : Penerbit guna widya

Pitana, I Gede, I Ketut Surya Diarta. 2009.

Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Zakaria, Faris., Suprihardjo, R. D.

(20014). Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. Jurnal Teknik POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520Dimyati dan Mudjiono.

2006. Belajar dan Pembelajaran.

Rineka C

Pratiwi, Putri, dkk. 2015. Pengaruh Kegiatan Perdagangan Pasar Lawang Terhadap Bangunan Kuno di sekitar Pasar Lawang. Jurnal Planning for Urban Region and Environment. Vol. 4 No. 2 April 2015.

Sholikhah, Amirotun. (2016). Statistik Deskriptif dalam Penelitian Kualitatif.

Jurnal KOMUNIKA, Vol. 10, No. 2 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Kuswanto, Dedy (2012). Statistik Untuk Pemula & Orang Awam. Jakarta:

Laskar Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini bertujuan untuk memaksimumkan penghasilan hidrogen oleh rhodobacter sphaeroides NCIMB 8253 yang melibatkan kajian mengenai inokulum dalam keadaan aerobik dan

Aspek praktis dari penelitian ini yaitu memberikan informasi kepada perusahaan agar perusahaan mengetahui peran citra merek terhadap kepuasan pelanggan pada produk

Tes praktik daan tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda tentang tata cara pengurusan Surat Masuk dan Keluaran (system Agenda dan Sistem Kartu Kendali). 3.18

Bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatan keju adalah susu kambing, daun mint, daun dill, daun kemangi, kultur bakteri koleksi Bagian Teknologi Hasil

Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu pelatihan dan pendampingan pengolahan sampah menjadi pupuk organik padat dan cair, serta pengolahan sampah anorganik (sampah

Renstra Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2020- 2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan untuk bidang transportasi

Perubahan yang mengarah pada kemajuan yang berasal dari Belanda, mulai diperkenalkan kepada masyarakat Tobelo dengan tujuan agar hubungan baik masyarakat Tobelo dengan pihak

Tindak pidana juga dapat diartikan sebagai suatu dasar yang pokok dalam menjatuhi pidana pada orang yang telah melakukan perbuatan pidana atas dasar pertanggung jawaban