• Tidak ada hasil yang ditemukan

ST. MARYANT K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ST. MARYANT K"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ST. MARYANT K. 10573 2697 11

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2013

(2)

ii

Pengendalian manajemen Pada Rumah Sakit Umum Salewangang Maros 2012

Nama Mahasiswa : ST. MARYANT No. Stambuk : K.10573 2697 11

Fakultas : EKONOMI

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Makassar, 27 Maret 2013 Menyetujui

Pembimbing I

Mursalim Sila, SE., M. Si. Ak NIP.

Pembimbing II

Abd. Salam HB, SE., M.Si.A.Ak NIP.

Menggetahui : Dekan Fakultas Ekonomi

H. Mahmud Nuhung, SE., M.Ei NIP. 497 794

Ketua Jurusan Akuntansi

H. Andi Arman, SE., M.Si, Ak NIP. 910 612 6710

(3)

iii

Universitas Muhammadiyah Makassar dengan surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiah Nomor :/2013 yang dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari minggu 25 Juli 2013 sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiayah Makassar.

Makassar, 25 Juli 2013

Panitia Penguji :

1. Pengawas Umum : ( )

(Rektor Unismu Makassar)

2. Ketua : ( )

(Dekan Fakultas Ekonomi)

3. Sekretaris : ( )

(Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi)

4. Penguji :

1) ( )

2) ( )

3) ( )

4) ( )

(4)

iv

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Sebagai Salah Satu Alat Bantu dalam Pengendalian Manajemen Pada Rumah Sakit Umum Daerah Salewangang Maros”.

Salawat dan salam juga penulis kirimkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa sebuah paradigma baru bagi kehidupan di dunia dengan berpedoman pada Al Qur’an dan Sunnah.

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, saudara dan temen-teman atas dukungan moril, materil serta do’a dan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.

Selain itu, melalui kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus atas bimbingan dan dukungannya selama ini, yakni kepada:

1. Bapak H. Mahmud Nuhung,SE.,M.Ei selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak H. Andi Arman, SE.,M.Si,Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

(5)

v

3. Bapak Mursalim Sila, SE.,M.Si,AK selaku pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Abdul Salam, SE.,M.Si,AK selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Pimpinan RSUD Salewangang Maros dan seluruh karyawan yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian hingga selesainya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Teman-teman kelasku dan seangkatanku yangntelah membantu dalam penulisan skripsi ini.

8. Serta seluruh pihak yang turut membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menydari masih terdapat banyak kekurangan sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Juni 2013

(6)

vi

(7)

vii

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Sistem ... 6

B. Pengertian Informasi... 7

C. Pengertian Akuntansi ... 7

D. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 8

E. Pengertian Pasien ... 11

F. Rawat Jalan ... 12

G. Rumah Sakit ... 12

H. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer ... 13

I. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer ... 14

J. Kerangka Pikir ... 21

(8)

viii

B. Metode Pengumpulan Data ... 23

C. Jenis Data Dan Sumber Data ... 23

D. Metode Analisis Data ... 24

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITI ... 25

A. Sejarah Rumah Sakit Umum Salewangang Maros ... 25

B. Tenaga ... 26

C. Visi, Misi dan Tujuan PKL Rumah Sakit Salewangang Maros ... 28

D. Struktur Organisasi ... 29

E. Tugas dan Tanggung Jawab ... 30

V. PEMBAHASAN ... 50

A. Sistem Akuntansi Berbasis Komputer pada RSUD Salewangang Maros ... 50

B. Pengendalian Berbasis Komputer ... 50

C. Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan ... 55

D. Usulan Perancangan Sistem ... 57

E. Evaluasi Terhadap Sistem yang Diusulkan/Dirancang ... 64

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

(10)

x

3. Gambar 3 ... 54

4. Gambar 4 ... 55

5. Gambar 5 ... 59

6. Gambar 6 ... 60

7. Gambar 7 ... 60

8. Gambar 8 ... 61

9. Gambar 9 ... 62

10. Gambar 10 ... 63

11. Gambar 11 ... 63

(11)

Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Nomor : 113 Tahun 1434 H / 2013 M untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntasi (S1) pada hari Jum’at Tanggal 30 Agustus 2013 M.

Makassar, 23 Syawal 1434 H 30 Agustus 2013 M Panitia Ujian

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd ( ) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA ( )

(Dekan Fakultas Ekonomi)

3. Sekretaris : H. Muhammad Rusyid, SE., M.Si ( ) (Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi)

4. Penguji

a) Dr. H. Mahmud Nuhung SE. MA ( )

b) Abd. Salam HB, SE., M.Si. Ak ( )

c) H. Asyrif Khalid, SE, M.Si. Ak ( )

d) Hj. Lilly Ibrahim, SE., M.Si ( )

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. MAHMUD NUHUNG, MA

(12)

1

Peralatan yang semakin canggih merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia yang mempunyai keahlian yang sesuai. Dimanapun apalagi di tempat kerja menerapkan sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan tugas- tugasnya.

Pengolahan data secara komputerisasi semakin dibutuhkan dalam kelancaran aktivitas suatu perusahaan/instalasi. Di era globalisasi, kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat waktu semakin dianggap penting dalam perkembangan dunia kerja. Perkembangan perangkat lunak (softwere) yang semakin canggih dan mudah dioprasikan merupakan iklan konduktif bagi penerapan sistem informasi, termasuk perangkat lunak bahasa pemograman untuk aplikasi sistem informasi.

Pemanfaatan komputer sebagai alat bantu pengolahan data cenderung meningkat, dalam hal ini perlu adanya keseimbangan antara fasilitas/peralatan dengan sumber daya yang terampil dan mahir, sehingga tujuan pemanfaatan sistem komputer akuntansi dalam bidang pengolahan data dapat tercapai.

Salah satu usaha untuk memak simalkan penggunaan komputer khususnya mengenai softwere.

(13)

Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau suatu perusahaan tidak memiliki sistem informasi akuntansi yang memadai. Perusahaan/instalasi tersebut mungkin tidak dapat memproses transaksinya s ecara jelas, terinci dan terstruktur. Kemudian perusahaan tersebut mungkin tidak akan memperoleh informasi yang relevan dan dapat dipercaya yang diperlukannya untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan yang menyangkut aktivitas dan kelangsungan hidup perusahaan/instalasi. Selanjutnya karena sistem informasi akuntansi didalamnya mengandung unsur-unsur pengendalian, maka perusahaan mungkin tidak dapat menjalankan pengendalian-pengendalian yang diterapkannya dengan baik. Karena pengendalian tidak dijalankan dengan baik, tidak menutup kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan-kecurangan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika penyimpangan dan kecurangan sudah terjadi otomatis aktiva yang dimiliki perusahaan terancam keselamatannya dan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien. Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu sistem perusahaan.

Sistem informasi akuntansi dirancang untuk menghasilkan informasi berupa informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak ekstern maupun intern perusahaan. Sistem informasi akuntansi pada dasarnya dapat dioperasikan tanpa menggunakan komputer,

(14)

keterlibatan komputer dalam menangani tugas-tugas manusia dalam suatu sistem memiliki peran yang sangat besar dalam menunjang kelancaran sebuah sistem, sehingga informasi yang dibutuhkan pihak manajemen dapat disajikan dengan cepat dan tepat waktu. Disinilah perlunya pemanfaatan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer yang mampu menyediakan informasi yang cepat, akurat, tepat waktu dan relevan yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Persaingan dunia bisnis yang semakin kompetitif berdampak pada perubahan berbagai proses bisnis perusahaan antara lain proses akuntansi.

Pengolahan data akuntansi yang dulu banyak dilakukan secara manual tidak lagi mampu menjawab tantangan persaingan masa kini. Percepatan bisnis yang ada menuntut pengolahan data yang terkomputerisasi.

Rancang bangun sistem informasi akuntansi berbasis komputer menghasilkan informasi dan laporan keuangan yang lebih cepat, akurat dan relevan bagi perusahaan. Oleh karena itu kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keterampilan teknologi informasi sekaligus kemampuan akuntansi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. Komputer akuntansi juga disusun untuk mempermudah pekerjaan akuntansi, namun komputer akuntansi memerlukan prasyarat penguasaan teknologi informasi dan komputer, sehingga yang tidak menguasai teknologi akan mencari berbagai alasan untuk menolak kehadiran sistem akuntansi komputer dengan menunjukan fakta dari kegagalan mereka sendiri. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa komputer akuntansi sulit

(15)

untuk diterapkan.Karena komputer akuntansi menciptakan sistem akuntansi yang mudah dan pragmatis. Bagian utama dari akuntansi adalah mencatat transaksi dan itu mudah. Menyusun laporan keuangan adalah pekerjaan komputer sehingga dengan beberapa klik tombol mouse dan input seperlunya, pengguna informasi dapat memperoleh informasi keuangan di media yang praktis yaitu media visual. Kecepatan dan akurasi merupakan sumbangan yang nyata dari komputer akuntansi.

Rumah Sakit merupakan perusahaan atau organisasi yang tidak mengejar keuntungan semata, namun untuk dapat terus menjaga kelangsungan hidupnya, tidak akan terlepas dari masalah biaya. Pendapatan yang diperoleh dari jasa pelayanan yang diberikan merupakanbagian yang penting untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Maka dari itu Rumah Sakit juga perlu menerapkan sistem informasi akuntansi yang didalamnya mengandung unsur-unsur pengendalian.

Rumah Sakit sebagai salah satu instalasi pelayanan kesehatan yang memiliki berbagai macam fungsi, antara lain fungsi pelayanan, pendidikan penelitian, yang mencakup berbagai tingkatan dan jenis kegiatan. Disisi lain Rumah Sakit bersifat padat modal (memerlikan biaya besar), padat karya (memerlukan biaya besar), padat karya (memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah cukup banyak dimana sebagian besar tidak dapat digantikan alat), serta padat teknologi (memerlukan berbagai alat dengan teknologi mutakhir). Dari sisi ekonomi Rumah Sakit pemerintah berfungsi ganda yakni fungsi sosial dan fungsi bisnis. Agar mampu melaksanakan fungsi tersebut

(16)

Rumah Sakit harus memiliki sistem informasi akuntansi berbasis komputer . maka, dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan memilih judul : “PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI SALAH SATU ALAT BANTU DALAM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT UMUM SALEWANGANG MAROS”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana efektifitas pengaruh komputer dalam sistem informasi akuntansi pada RSU Salewangang Maros?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan untuk mengetahui dan menganalisis Mengetahui efektifitas pengaruh sistem Akuntansi berbasis komputer pada RSU Salewangang Maros.

D. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Sebagai bahan masukan pada RSU Salewangang Maros mengenai komputer dan sistem informasi.

2. Sebagai referensi bagi para pembaca untuk penelitian selanjutnya dan sebagai masukan lainnya.

(17)

BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem

Menurut Mulyadi sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pokok permasalahan (2001:6). Adapun pengertian lain yang mengatakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Zaki Baridwan, 2002:2).

Berdasarkan beberapa definisi sistem di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu rangkaian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya untuk melaksanakan aktivitas perusahaan.

B. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan bermanfaat bagi manusia atau organisasi (Nurcaya,2010:36). Menurut Bodnar dan William S. Hopwood (2000:15) mendefinisikan informasi sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Menurut Jogiyanto (2000:24) kualitas suatu informasi tergantung dari tiga hal yaitu:

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan, dimana informasi tersebut harus menggambarkan keadaan sebenarnya.

b. Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi,

6

(18)

karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi organisasi.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Informasi merupakan salah satu sumber daya yang utama bagi manajer karena informasi merupakan data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan (Suwartha, 2010:249). Oleh karena itu, informasi menjadi unsur penting dalam pengambilan keputusan, baik oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi,1993:3). Unsur sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.

C. Pengertian akuntansi

Salah satu penyajian informasi adalah akuntansi, akuntansi merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi (Al Haryono Jusup, 2006:5). Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaiannya (pelaporan) informasi

(19)

tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk keputusan ekonomi (Suwardjono, 2005 dalam Noviari, 2007:104). Adapun pengertian lain yang mengatakan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan data kuatitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif- alternatif dari suatu keadaaan (Zaki Baridwan, 2002:1).

Berdasarkan pengertian akuntansi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah organisasi formulir dan semi pencatatan, peringkasan, penggolongan dan alat-alat untuk menyediakan informasi dalam transaksi perusahaan yang bersifat keuangan.

D. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Mulyadi (2001:30) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah sub sistem dari sistem akuntansi manajemen yang terdapat dalam suatu organisasi yang mengolah data keuangan untuk memenuhi pemakaian intern dan ekstern. Bodnar dan Hoopwood (2000:1) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, sedangkan Widjajanto (2006:4) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer, alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan terkoordinasi secara erat didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.

(20)

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen yang mengubah data menjadi informasi yang akan digunakan oleh pihak yang membutuhkan seperti pihak intern dan pihak ekstern. Cushing (1995:5) mengatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempunyai peranan penting dalam menunaikan tugas-tugas yaitu:

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan berbagai aktivitas yang dilaksanakan.

b. Menyediakan informasi untuk banyak orang dan badan atau instansi yang mempunyai kepentingan pada aktivitas-aktivitas tersebut.

Selain itu menurut Zic (2000:297), dalam penelitian sebelumnya, teknologi informasi akuntansi dapat mengoptimalkan struktur dari sebuah perusahaan. Dengan demikian, Sistem Informasi memiliki peranan penting di dalam menyediakan informasi untuk tingkat manajemen dan juga memegang peranan penting terhadap efektivitas organisasi perusahaan. Oleh karena itu, Sistem Informasi Akuntansi harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi yang efektif.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi yang efektif, sistem informasi mempunyai beberapa tahapan pengembangan dalam penerapannya.

Wilkinson, dkk dalam Adi (2006:57) membagi dalam 6 (enam) tahapan, yaitu perencanaan, analisis, desain, seleksi, implementasi dan operasi, sedangkan Stephen dalam Adi (2006:57) membagi dalam 3 (tiga) tahapan yaitu desain terhadap detail, konstruksi, dan implementasi. Khusus untuk

(21)

pengembangan SIA, Halim (1994:30) mengatakan bahwa untuk menyusun Sistem Informasi Akuntansi diperlukan tahap-tahap pekerjaan, yaitu:

a. Tahap analisis

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sistem yang sedang berlaku. Informasi yang dikumpulkan terutama mengenai kelebihan atau kebaikan dan kelemahan sistem yang berlaku.

b. Tahap perencanaan dan pemilihan

Tahap perencanaan dan pemilihan yaitu tahap penyusunan sistem informasi baru. Perencanaan sistem ini terutama ditujukan untuk menghilangkan kekurangan dan kelemahan sistem yang sedang berlaku.

Tahap ini juga direncanakan dan dilakukan pemilihan komputer yang akan digunakan.

c. Tahap implementasi

Tahap memasang sistem informasi yang baru di perusahaan. Tahap ini dilakukan untuk menggantikan sistem informasi yang lama dengan yang baru.

d. Tahap pelaksanaan sistem dan pengawasan

Tahap ini adalah dimulainya penggunaan sistem informasi baru untuk mengolah data dan juga perencanaan sistem yang dilakukan untuk pengawasan agar dapat mengikuti pelaksanaan sistem informasi yang baru.

(22)

Menurut Bordnar & Hopwood (2001,1) sistem informasi akuntansi adalah sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.

Menurut Jones & Rama (2003, 15) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan subsistem dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang menyediakan informasi tentang akuntansi dan keuangan sebaik informasi lain yang diperoleh dari proses rutin dalam transaksi akuntansi.

Menurut Hall (2001,10) sistem informasi akuntansi adalah subsistem yang memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang secara lansung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan informasi akuntansi dan merupakan subsistem yang lebih kecil dari sistem informasi manajemen.

E. Pengertian Pasien

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya (Wikipedia, 2008). Sedangkan menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis, pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung mapupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

(23)

F. Rawat Jalan

Menurut Feste (1989) yang dikutip oleh Azwar (1996), pelayanan rawat jalan adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization).

Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no.

560/MENKES/SK/IV/2003 tentang tarif perjan rumah sakit bahwa rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit.

G. Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya (Wikipedia, 2008).

Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no.

159b/MENKES/PER/II/1988 tentang rumah sakit, bahwa rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

Rumah sakit adalah salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan

(24)

kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap (Muninjaya, 2004).

Menurut Azwar (1996), pada pelaksana pelayanan administrasi/pelayanan nonmedis diwakili oleh kalangan administrasi (administrator). Tugas utamanya adalah mengelola kegiatan aspek nonmedis rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Perwalian (penentu kebijakan rumah sakit).

Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI no.

983/Menkes/17/1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, dan sub spesialistik, sedangkan klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas A, Kelas B, (Pendidikan dan Non Pendidikan) kelas C dan Kelas D (Astaqauliyah, 2008).

H. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup semua pelayanan kesehatan (rumah sakit) disemua tingkatan administrasi yang dapat memberikan informasi kepada pengelola untuk proses manajemen (berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi dan analisa) pelayanan kesehatan di rumah sakit6. Peran sistem informasi didalam kegiatan manajemen rumah

(25)

sakit sangatlah membantu dan mempunyai peran yang sangat efektif dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, dengan sistem informasi seorang pemimpin rumah sakit dapat mengambil suatu kebijakan secara cepat, tepat dan akurat berdasarkan informasi yang didapat dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya.

I. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Penerapan teknologi informasi, salah satunya komputer, dalam sebuah perusahaan banyak memberikan dampak positif dalam sebuah perusahaan bahkan dalam banyak kasus penerapan teknologi itu malah menjadi kunci sukses sebuah perusahaan, sebagai contoh perusahaan HA&W di Amerika Serikat yang menjadi sukses sejak penerapan teknologi informasi di perusahaannya (Phelan, 2003:59). Menurut Supriyati (2006), teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari, dan bahkan CD-ROM.

Pengolahan informasi dalam penyajian laporan keuangan semakin banyak dipergunakan sebagai alat bantu dalam menyajikan informasi yang relevan. Dengan kemajuan teknologi di dunia usaha yang terus menerus, Sistem Informasi Akuntansi yang dikerjakan secara manual sekarang dapat dilakukan dengan bantuan komputer yaitu Sistem Informasi Akuntansi berbasis komputer. Proses dalam akuntansi secara manual dan berbasis komputer tidak jauh beda, yang membedakan dalam sistem informasi berbasis komputer dapat dilakukan dengan sekali entry (input) data atau

(26)

transaksi saja, hal ini dalam buku besar akan berubah dan secara langsung dapat merubah laporan keuangan juga (Firdaus, 2006:27). Menurut Masli, dkk (2010:101), Sistem Informasi Akuntansi dan sistem informasi umum yang terkait menjadi pembicaraan utama di kalangan bisnis, terutama dalam mengukur nilai bisnis dari penerapan teknologi informasi dalam sebuah perusahaan, meskipun faktanya untuk mengukurnya merupakan hal yang tidak mudah.

Selain itu, menurut Heuer dan Travers (2010:42), dengan penggunaan perangkat elektronik dalam akuntansi maka perusahaan dapat melakukan penghematan sumber daya. Sebagai contoh, dalam sebuah rumah sakit yang menerapkan perangkat elektronik dalam akuntansi, maka rumah sakit tersebut dapat lebih efisien dalam melayani pasiennya, terutama saat pasien berurusan di meja administrasi untuk pendaftaran dan pembayaran biaya.

Kecepatan pemrosesan data pada sistem yang terkomputerisasi pasti lebih cepat daripada sistem manual dan keluaran yang ada lebih rinci. Selain mempengaruhi cara pemrosesan dan penyimpanan data, komputer juga mempengaruhi cara pengorganisasian perusahaan, cara pengambilan keputusan, serta pemanfaatan fungsi akuntansi perusahaan.

Komputer juga mampu memproses data secara lebih efektif daripada manusia. Komputer tidak saja mampu menghitung dengan kecepatan yang sangat mengagumkan, melainan juga sangat akurat dan ekspansif. Komputer juga mampu memproses ratusan transaksi dalam waktu yang sama, dimana hal ini tidak bisa dilakukan oleh manusia. Selain itu komputer juga mampu

(27)

memproses data tanpa istirahat, transaksi-transaksi atau persoalan-persoalan kompleks yang meliputi ratusan angka dan simbol-simbol lain. Menurut Ariyanto (2006:102), elemen-elemen yang menjadi pilihan utama dalam pengembangan sistem yang berbasis komputer adalah hardware dan software.

Hardware mengacu pada bagian-bagian fisik dan software merupakan sekumpulan program (instruksi) yang mengontrol operasi sistem komputer.

Menurut Widjajanto (2006:65) Metode pemrosesan data pada sistem yang terkomputerisasi dapat dibagi menjadi beberapa metode. Metode tersebut antara lain:

a. Batch System

Prinsip dari sistem ini adalah menyimpan dan menumpuk semua data transaksi untuk diproses pada waktu yang telah ditentukan. Cara kerja sistem ini secara garis besar antara lain:

1. Semua dokumen dikumpulkan kemudian diserahkan ke komputer sentral.

2. Dokumen kemudian diubah menjadi bentuk dokumen yang dapat dibaca oleh mesin.

3. Program untuk pemrosesan data dijalankan sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk memproses dokumen-dokumen tersebut.

4. Hasilnya diberikan kepada pemakai. Hal ini terjadi karena data yang diperlukan tidak berada dalam komputer pemakai, melainkan di pusat komputer, sehingga pemakai tidak dapat memperoleh informasi melalui komputer.

(28)

b. Real Time System

Sistem ini berupa perbaikan dari batch yaitu berusaha memperbaiki informasi yang kurang up-to-date. Sistem ini memungkinkan setiap pemakai fasilitas komputer dapat menginterogasi mesin setiap saat untuk memperoleh data yang paling actual. Untuk menjelaskan sistem ini dibutuhkan perantara yang lebih banyak dan semua program serta data harus selalu tersedia dalam jalur komunikasi komputer. Sistem batch dan real time menyimpan data dalam bentuk file. Pada umumnya departemen- departemen memiliki file tersendiri yang dianggap sebagai milik departemen masing-masing, sehingga dapat menimbulkan adanya duplikasi data.

c. Database System

Konsep dasar dari sistem database ini adalah data dipusatkan pada suatu departemen dimana departemen lain dapat mengakses datanya.

Dengan demikian, departemen-departemen tidak lagi menyimpan datanya tersendiri dan semua pemakai komputer akan bekerja pada satu perangkat yang terpusat.

Menurut Widjadjanto (2006:73) menyatakan sistem akuntansi berbasis komputer memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Dapat meningkatkan throughput dan efisiensi, khususnya jika data yang diolah cukup besar. Throughput adalah ukuran kapasitas sistem mulai input sampai output dalam suatu periode tertentu. Dengan menggunakankomputer, throughput akan semakin besar sehingga jika

(29)

volume data yang diolah cukup besar, biaya pertransaksi akan semakin rendah.

b. Pengolahan data dengan menggunakan komputer juga menjanjikan kemudahan karena komputer bisa melakukan verifikasi kecermatan angka- angka data transaksi input dan membandingkan data tersebut dengan data yang sah. Komputer juga mampu membuat ikhtisar sesuai dengan acuan yang digunakan.

c. Komputer juga mampu menyajikan informasi secara cepat. Selain cepat, komputer juga mampu menyajikannya dengan kecermatan yang tinggi.

Walaupun komputer memiliki banyak kelebihan, tetapi tetap saja komputer memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain:

a. Komputer hanyalah alat

Secepatnya apapun proses yang dikerjakan komputer, jika manusia yang merupakan komponen brainware bagi komputer tidak berperan didalamnya, maka komputer hanyalah sebagai alat mati yang tidak berfungsi apa-apa\.

b. Komputer memerlukan program aplikasi

Untuk menjalankan dan memproses sesuatu, komputer membutuhkan program aplikasi. Setiap pekerjaan yang berbeda memerlukan aplikasi- aplikasi yang berbeda pula. Jika belum terdapat program-program tersebut, maka komputer belum dapat digunakan sebagai alat bantu siap pakai.

c. Komputer terbatas pada kemampuan alogaritma

(30)

Komputer bekerja berdasarkan suatu alogaritma. Alogaritma yang dimaksud adalah suatu urutan langkah untuk melakukan proses dalam mendapatkan hasil pekerjaan. komputer tidak bisa melakukan suatu pengambilan keputusan di luar alogaritma yang telah diberikan.

Dalam beberapa kasus, Sistem Informasi Akuntansi merupakan suatu sistem aplikasi terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data transaksi keuangan perusahaan secara terintegrasi. Sistem yang dibangun dapat melakukan pengelolahan data Hutang Dagang (Account Payable), Piutang Dagang (Account Receivable), perjurnalan, pengelolaan Buku Besar (General Ledger), dan pembuatan Laporan Keuangan (Financial Statement).

Sistem yang dibangun juga dapat mengatasi permasalahan yang terkait dengan struktur tabel pada basis data, dimana tabel-tabel yang ada telah melalui proses normalisasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya redundansi data. Pertumbuhan data pada tabel transaksi relatif kecil dan manajemen back-up dirancang dengan baik, sehingga jalannya sistem bisa stabil dalam waktu yang lama (Sudana, 2008:19).

Algoritma adalah langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu masalah atau merupakan urutan pekerjaan dari setiap program yang merupakan jalan pikiran dari program itu sendiri.

Flowchart atau diagram alir adalah sekumpulan simbol-simbol atau skema yang menunjukkan atau menggambarkan rangkaian kegiatan-kegiatan program dari mulai hingga akhir. Inti pembuatan flowchart atau diagram alir ini menggambarkan urutan langkah-langkah pekerjaan dari suatu algoritma.

(31)

No. Simbol Fungsi

1. Terminal, Untuk melalui atau mengakhiri suatu program

2. Proses, suatu simbol yang menunjukkan setiap pengolahan yang dilakukan oleh komputer

3. Input-output, untuk memasukkan data ataupun menunjukkan hasil dari suatu proses

4. Decision, Suatu kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban atau pilihan

5. Predefined proses, suatu simbol untuk menyediakan tempat-tempat pengolahan dalam storage

6. Connector, suatu prosedur akan masuk atau keluar melalui simbol ini dalam lembar yang lama

7. Off-line connector, merupakan simbol masuk atau keluarnya suatu prosedur pada lembar kertas lainnya.

8.

Arus/flow, prosedur yang dapat dilakukan dari atas kebawah, dari bawah ke atas, dari kiri ke kanan ataupun dari kanan ke kiri.

9. Document, merupakan simbol untuk data yang berbentuk kertas.

10. Untuk menyatakan sekumpulan langkah proses yang ditulis sebagai prosedur.

11. Simbol untuk output, yang ditunjukkan ke suatu device, seperti printer, plotters dan lain sebagainya.

12. Untuk menyimpan data

(32)

J. Kerangka Pikir

RUMAH SAKIT UMUM SALEWANGANG MAROS

SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER

PENGENDALIAN

EFEKTIFITAS

(33)

K. Hipotesis

Berdasarkan rumusan dan kerangka pikir yang telah dikemukakan diatas maka, diduga : penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer sebagai salah satu alat bantu dalam pengendalian manajemen pada Rumah Sakit Umum Salewangang Maros tahun 2012 berfungsi sebagai sistem akuntansi yang efektifitas dan berpengaruh bagi sistem akuntansi yang berbasis komputer.

(34)

BAB. III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi objek peneliti dalam penulisan proposal ini adalah Rumah Sakit Umum Salewangang Maros. Sedangkan waktu yang digunakan selama melakukan penelitian diperkirakan kurang lebih 2 bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, maka penulis menggunakan sebagai berikut : A. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung dengan beberapa staf dan karyawan guna memperoleh data yang akan digunakan dalam penulisan ini.

B. Penelitian Pustaka (Library Research)

Penelitian dengan menggunakan literatur dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penulisan ini yang dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Adapun data yang telah dikumpulkan penulis, dikelompokkan berdasarkan sumbernya yaitu :

(35)

1. Data Primer

Data yang bersumber dari observasi dan wawancara langsung yang masih utuh dan belum dikelolah, baik dalam bentuk informasi maupun dalam bentuk angka-angka.

2. Data Sekunder

Data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, literatur, serta artikel yang relevan dengan objek peneliti yang dilakukan.

D. Metode Analisis

Metode Analisis Deskriptif adalah yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul berdasarkan hasil penelitian bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

(36)

BAB. IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Rumah Sakit Umum Salewangang Maros

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salewangang Maros adalah rumah sakit umum daerah yang terletak di Jalan Poros Maros Makassar Km. 3 Telp 0411371166, Fax 0411371166. RSUD Kab. Maros, Memiliki Lahan Seluas 4 hektar, dengan jumlah tenaga sebanyak 443 orang, terdiri dari tenaga medis dan non medis, dengan jumlah bangunan sebanyak 31 buah yang digunakan sebagai tempat pelayanan rawat inap, rawat jalan, pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medis dan non medis, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 103 buah.

Badan Pengelolah Rumah Sakit Daerah Salewngang Maros adalah Rumah Sakit tipe C yang merupakan satu-satunya Rumah Sakit daerah milik pemerintah daerah Kab. Maros yang memberikan pelayanan spesialis dan sub spesialis yang luas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang paripurna. Selain itu Badan Pengelolah RSUD Maros juga digunakan sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi profesional kesehatan dan lahan praktek bagi mahasiswa yang ada di Kabupaten Maros.

Kabupaten Maros merupakan pintu gerbang sebelah utara Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan yang cukup strategis terutama sebagai lalu lintas transportasi darat untuk perdagangan hasil bumi yang sifatnya ragional.

Secara geografis Kabupaten Maros terletak dibagian barat Sulawesi Selatan

25

(37)

antara 400 45’- 500 07’ Lintang Selatan dan 1090 205’- 1290 12’ bujur timur yang berbatasan dengan :

 Sebelah utara Kabupaten Pangkep

 Sebelah Selatan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa

 Sebelah Timur dengan Kabupaten Bone

 Sebelah Barat dengan Selat Makassar

Oleh sebab itu RSUD Salewangang Maros berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan sumber daya yang ada dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan melakukan penyesuaian pada perubahan yang terjadi baik dalam lingkungan internal Rumah Sakit maupun Eksternal. Dengan demikian RSUD Salewangang Maros diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada masyarakat.

B. Tenaga

Jumlah dan jenis ketenagaan Pegawai Negeri Sipil, PTT serta tenaga kontrak dan magang yang ada pada badan pengelolaan RSUD Salewangang Maros dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel. 1

Data Ketenagaan Badan Pengelolah RSUD Salewangang Maros Tahun 2010

No Kualitas Pendidikan Kab.

Kota PTT

Kontrak

PNS Paruh Waktu

Honorer Jmlh

Tenaga Kesehatan 1. Tenaga Medis

Dokter Umum 11 - - - 2 13

Dokter Spesialis Bedah - - - 2 - 2

Dokter Spesialis Interna 2 - - 1 - 3

Dokter Spesialis Anak 1 - - 1 - 2

(38)

Dokter Spesialis Obgin 2 - - - - 2

Dokter Spesialis 1 - - - - 1

Radiologi 1 - - - - 1

Dokter Spesialis Patologi 1 - - - - 1

Dokter Spesialis THT - - - 2 - 2

Dokter Spesialis Kulit Kelamin 1 - - 1 -

Dokter Gigi 6 - - - 1 7

Dokter Spesialis Syaraf - - - 2 - 2

Dokter Spesialis Jiwa 1 - - - - 1

Dokter MHA/MARS 1 - - - - 1

Dokter S2/S3Kes. Masy 3 - - - - 1

Total 29 - - 9 3 41

2. Tenaga Keperawatan

S2 Keperawatan 1 - - - - 1

S1 Keperawatan 11 - - - 3 14

Akper/D3 Keperawatan 57 - 4 - 88 149

D4 Kebidanan 1 - - - 1 2

D3 Kebidanan 10 - - - 5 15

D3 Kebidanan Anastesi 1 - - - - 1

D3 Kesehatan Gigi 3 - - - 1 4

Perawatan Kesehatan (SPK/SPR)

14 - - - 7 21

Perawat Bidan 6 - - - - 6

Sekolah Pengatur Rawat Gigi 4 - - - 2 6

Total 107 - 4 - 107 218

3. Tenaga Kefarmasian

Apoteker 2 - - - - 2

AKPER 3 - - - 2 5

S1 Farmasi/Farmakologi 2 - - - 5 7

Kimia 1 - - - - 1

Asisiten Apoteker/ SMF 6 - 1 - 3 10

14 - 1 1 10 25

4. Tenaga Kesehatan Masyarakat

S2 Kesehatan Masyarakat 2 - - - - 2

S1 Kesehatan Masyarakat 16 - 1 - 11 28

D3 Kesehatan Masyarakat 1 - - - - 1

D3 Sanitarian 2 - - - 1 3

Tenaga Kesehatan Masyarakat Lainnya

1 - - - - 1

Total 22 - 1 - 12 35

5. Tenaga Gizi

Akademik/ D4 1 - - - - 1

Gisi/Dietisien D3 6 - - - 1 7

Total 7 - - - 1 8

6. Keterampilan Fisik

(39)

D3 Fisioterapi 6 - - - 1 7 Tenaga Keteraampilan Fisik

Lainnya

1 - - - - 1

Total 7 - - - 1 8

7. Keteknisan Medik

D3 Teknik Gigi - - - - 4 4

D3 Teknik Radiologi dan Raditerapi

10 - - - - 10

D3 Perekaman Medik 5 - - - - 5

D3 Teknik Elektromedik 3 - - - - 3

D3 Analisis Kesehatan 1 - - - - 1

Analisi Kesehatan 8 - - - 2 10

Tenaga Keteknisan Medis Lainnya

2 - - - - 2

Total 29 - - - 6 35

Tenaga Non Kesehatan

1. S2 Sarjana Administrasi 1 - - - - 1

2. Sarjana Ekonomi/ Akuntansi 4 - - - 1 5

3. Sarjana Administrasi 1 - - - 1 2

4. Sarjana Hukum 1 - - - - 1

5. Sarjana Teknisi 1 - - - - 1

6. Sarjana Muda Administrasi - - - - 1 1

7. Sarjana Lainnya 8 - - - 1 9

8. D3 Komputer - - - - 1 1

9. SMA/SMU 11 - 2 - 26 39

10. SMK 1 - - - 2 3

11. SMTP 4 - 1 - 1 6

12 SD Kebawah 8 - 2 - 2 12

Total 40 - 5 - 36 83

Jumlah Tenaga Kesehata 214 - 6 9 140 362

Jumlah Tenaga Non Kesehatan 40 - 5 - 36 83

Jumlah Total 254 - 11 9 176 450

C. Visi, Misi dan Tujuan PKL Rumah Sakit Salewangang Maros 1. Visi RSUD Salewangang Maros

RSUD Kab. Karanganyar sebagai Rumah Sakit Umum Unggulan yang memberikan pelayanan kesehatan prima, mandiri, lengkap dan terjangkau.

(40)

2. Misi RSUD Salewangang Maros

1) Pelayanan kesehatan bermutu, cepat, akurat dan aman.

2) Menuju Rumah Sakit swadana dengan kwalitas yang lengkap.

3) Menetapkan pola tarif yang terjangkau dengan subsidi silang.

4) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).

3. Tujuan PKL RSUD Salewangang Maros

Untuk mengetahui Sistem informasi Akuntansi dan manajemen RSUD Salewangan Maros.

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 14 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Salewangang Maros adalah sebagai berikut :

a. Kepala Rumah Sakit Daerah Salewangang

b. Sekretaris Rumah Sakit Daerah Salewangang Bagian Tata Usaha c. Kepala Bagian Pengembangan dan Rekan Medik

d. Kepala Bidang Keperawatan

e. Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat f. Kelompok Jabatan Fungsional

g. Instalasi-Instalasi sebagian Unit Pelaksanaan Fungsional Badan Pengelolaan RS Daerah Salewangang Maros terdiri dari :

1) Instalasi Perawatan Rawat Jalan

(41)

2) Instalasi Pelayanan Rawat Inap 3) Instalasi Pelayanan Gawat Darurat 4) Instalasi Pelayanan Penunjang Medik

a) Radiologi b) Laboratorium c) Farmasi

d) Gizi ( Konsultasi Gisi )

5) Instalasi Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi) 6) Kamar Oprasi

7) Instalasi Rekam Medik 8) IPRS

9) Ruang Ganset 10) Laundry 11) Kamar Mayat

E. Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur

a. Direktur mempunyai tugas membantu bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan.

b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 , direktur mempunyai fungsi:

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan.

2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan medik dan

(42)

keperawatan, penunjang medik dan non medik, pengelolaan keuangan dan ketatausahaan.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan yang meliputi pelayanan medik dan keperawatan, penunjang medik dan non medik, pengelolaan keuangan serta ketatausahaan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepada bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Uraian tugas sebagaimana dimaksut pada ayad 1, sebagai berikut:

1) Merumuskan program kegiatan RSUD berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2) Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna memperlancar pelaksanaan tugas.

3) Melaksanakan koordinasi dengan instalasi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

4) Merumuskan kebijakan bupati dibidang pelayanan kesehatan berdasarkan wewenang yang diberikan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku sebagai bahan arahan operasioanal RSUD.

5) Mengkoordinasiakan dan memfasilitasi kegiatan dibidang pelayanan kesehatan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

(43)

6) Membina dan mengendalaikan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan pada RSUD sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

7) Menjalin dan membina kemitraan dengan pihak ke3 (tiga).

8) Menyelenggarakan program pemagangan dari lembaga pendidikan kesehatan.

9) Menetapkan rencana strategi bisnis RSUD.

10) Menyiapkan rencana belanja dan anggaran (RBA) tahunan.

11) Mewakili RSUD didalam dan diluar pengadilan.

12) Menyampaikan dan mempertanggunjawabkan kinerja operasional serta kinerja keuangan RSUD kepada bupati.

13) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional dibidang pelayanan kesehatan pada RSUD.

14) Menetapkan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.

15) Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

16) Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

17) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

(44)

18) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai tugas dan fungsinya.

2. Tata Usaha

a) Tata usaha mempunyai tugas membantu direktur dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan bagian umum rumah tangga.

b) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

1) Menyusun program kegiatan bagian umum dan rumah tangga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tertulis guna memperlancar pelaksanaan tugas.

4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala bagian dan kepala seksi dilingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

5) Memberikan pelayanan urusan administrasi umum, pengurus rumah tangga, perlengkapan/pembekalan, dokumentasi, perpustakaan dan kearsipan.

(45)

6) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan rumah tangga RSUD sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Menyiapkan kegiatan rapat-rapat kedinasan.

8) Mengatur penggunaan/pemamfaatan kendaraan dinas.

9) Melaksanakan iventarisasi dan pemeliharaan barang karyawan/iventaris RSUD demi terciptanya tertib administrasi.

10) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bagian umum dan rumah tangga.

11) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cermin penampilan kerja.

12) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

13) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bagian Umum dan Rumah Tangga

a) Kepala bagian mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan dibidang kepegawaian.

(46)

b) Uraian tugas sebagimana dimaksud ayat 1 sebagai berikut:

1) Menyusun program kegiatan bagian kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.

4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

5) Melaksanakan kegiatan dibidang kepegawaian meliputi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, pensiun, kesejahteraan pegawai serta administrasi kepegawaian lainnya.

6) Membuat laporan rutin tentang kepegawaian, daftar urut pangkat (DUK), nominative pegawai, dan laporan kepegawaian lainnya demi terciptanya tertib administrasi kepegawaian.

7) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi gaji berkala, diklat pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya.

(47)

8) Menyiapkan melaksanakn pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di lingkungan RSUD.

9) Menyiapkan bahan pembinaan disiplin pegawai.

10) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bagian kepegawaian.

11) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.

12) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

13) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugasdan fungsinya.

4. Bagian Kepegawaian

a. Kepala bagian mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan dibidang kepegawaian.

b. Uraian tugas sebagimana dimaksud ayat 1 sebagai berikut:

1) Menyusun program kegiatan bagian kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

(48)

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.

4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

5) Melaksanakan kegiatan dibidang kepegawaian meliputi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, pensiun, kesejahteraan pegawai serta administrasi kepegawaian lainnya.

6) Membuat laporan rutin tentang kepegawaian, daftar urut pangkat (DUK), nominative pegawai, dan laporan kepegawaian lainnya demi terciptanya tertib administrasi kepegawaian.

7) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi gaji berkala, diklat pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya.

8) Menyiapkan melaksanakn pendidikan dan pelatihan bagi pegawai di lingkungan RSUD.

9) Menyiapkan bahan pembinaan disiplin pegawai.

10) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sub bagian kepegawaian.

(49)

11) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.

12) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

13) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

14) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Pelayanan Medik Dan Keperawatan

a. Kepala bidang pelayanan medik dan keperawatan mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang pelayanan medik dan keperawatan.

b. Uraian tugas sebagaiman dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

1) Merumuskan dan menyusun program kegiatan bidang pelayanan medik dan keperawatan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(50)

3) Membagi tugas pada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala bagian tata usaha dan kepal bidang dilingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan medik dan keperawatan meliputi instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat darurat, instalasi bedah central, dan instalasi lain sesuai perkembangan.

6) Menyusun pedoman dan petunjuk bidang pelayanan medik dan keperawatan sesuai dengan pedoaman dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

7) Mengelola data dan informasi yang terkait dengan bidang pelayanan medik dan keperawatan.

8) Mengevaluasi pelaksanaan pelayanan RSUD sebagai bahan perbaikan tahun berikutnya.

9) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

(51)

10) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

11) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Hukum, Informasi dan Penanganan Pengaduan.

a) Kepala sub bagian hukum, informasi dan penanganan pengaduan mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan sub bagian hukum, informasi dan penanganan pengaduan.

b) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

1) Menyusun program kegiatan sub bagian hukum, informasi dan penanganan pengaduan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.

(52)

4) Melaksanakan koordinasi dengan kepala sub bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

5) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan dalam bidang pelayanan kesehatan pada RSUD.

6) Mengelola dan mengkaji peraturan perundang-undangan dalam bidang pelayanan kesehatan.

7) Melaksanakan monitoring penerapan peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan pada RSUD.

8) Mengelola data dan informasi RSUD.

9) Melaksanakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LKIP) RSUD, laporan keterangan pertanggungjawaban bupati (LKPJ) dan laporan sejenisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10) Mengelola pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) pada RSUD.

11) Melaksanakan pemasaran sosial dan penyampaian informasi RSUD.

12) Menerima, menganalisis, menyimpulkan dan melakukan tindak lanjut terhadap pengaduan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan pada RSUD.

13) Menangani permasalahan berkenaan dengan pengaduan atas pelaksanaan pelayanan RSUD.

(53)

14) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian.

Penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja.

15) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

16) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Pelayanan Medik Dan Keperawatan.

1) Kepala bidang penunjang medik dan non medik mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidang pelayanan penunjang medik dan non medik.

2) Uraian tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

a) Merumuskan dan menyusun program kegiatan bidang penunjang medik dan non medik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

b) Menjabarkan perintah atsan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(54)

c) Membagi tugas pada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

d) Melaksanakan koordiansi dengan kepala bidang tata usaha dan kepala bidang di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

e) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bidang penunjang medik dan non medik meliputi instalasi radiology, labolatorium, farmasi, gizi, rehabilitasi medik, lektromedik, kesehatan lingkungan, rekam medik, pemulangan jenazah dan instalasi lain sesuai perkembangan.

f) Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan bidang penunjang medik dan non medik sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undagan yang berlaku.

g) Mengelola data dan informasi yang berkaitan dengan bidang penunjang medik dan non medik.

h) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.

i) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan.

(55)

j) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Pengelolaan Keuangan

1) Kepala bidang pengelola keuangan mempunyai tugas membantu direktur dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan dibidangpengelolaan keuangan yang meliputi perencanaan, anggaran, perbendaharaan, akuntansi.

2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

a) Merumuskan dan menyusun program kegiatan bidang pengelolaan keuangan meliputi perencanaan, anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagi pedoman pelaksanaan kegiatan.

b) Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c) Membagi tugas pada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas.

(56)

d) Melaksanakan koordinasi dengan Sekretaris dan kepala bidang di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

e) Mengelola pendapatan dan belanja.

f) Menyelenggarakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan.

g) Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan keuangan pada RSUD sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h) Menyusun laporan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

i) Merumuskan perencanaan pendapatan dan belanja RSUD.

j) Mengkoordinasikan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan anggaran dan belanja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

k) Merumuskan rencana bisnis anggaran (RBA).

l) Menyusun laporan pengelolaan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

m) Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.

n) Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagi dasar pengambilan kebijakan.

(57)

o) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

p) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

9. Perencanaan dan Anggaran

a) Kepala seksi peerencanaan dan anggaran mempunyai tugas membantu kepala bidang pengelola keuangan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan seksi perencanaan dan anggaran.

b) Uraian tugas sebagimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

1. Menyusun program kegiatan seksi perencanaan dan anggaran berdasarkan peraturan perundang-undanggan yang berlaku dan sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan.

2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Membagi tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, memberi petunjuk dan arahan baik secara lisan maupun tulisan guna meningkatkan kelancaran tugas.

4. Melaksanakan koordinasi dengan kepala bagian dan kepala seksi di lingkungan RSUD baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

(58)

mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal.

5. Menyusun pedoman dan petunjuk pengelolaan keuangan pada RSUD sesuai dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Menyusun rencana bisnis anggaran (RBA).

7. Melaksanakan monitoring evaluasi dan menilai prestasi kerja pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sebagi cermin penampilan kerja.

8. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagi dasar pengambilan kebijakan.

9. Menyampaikan saran dan pertibangan kepada atasan baik secara lisan maupun tulisan sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10. Perbendaharaan dan Seksi Akuntansi

a) Kepala seksi pembendaharaan dan seksi akuntansi mempunyai tugas membantu kepala bidang pengelola keuangan dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan seksi pembendaharaan dan seksi akuntansi.

b) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagai berikut:

Gambar

Gambar 9  Form Dokter RSUD     ID_Dokter   : @3{Karakter}3   Nama_Dokter   : 1{Karakter}25   Jenis_Kelamin   : 1{Karakter}9   Umur    : 1{Karakter}2   Tempat_Lahir   : 1{Karakter}10   Tanggal_Lahir   : Tanggal-Bulan-Tahun   Alamat    : 1{Karakter}30   No_T
Gambar 10  Form Kunjungan Pasien

Referensi

Dokumen terkait

Tahap planning meliputi pembuatan latar belakang, penentuan identifikasi masalah, penentuan batasan masalah, pencarian teori dasar dan sistem berjalan yang berhubungan,

Langkah yang diterapkan oleh guru dalam mengajar seni budaya tari menggunakan pendekatan kreasi ini adalah melalui rentetan proses kreasi, yakni dari tarap mendayagunakan

dipungut pembayaran atas pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki dan /atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.. (2)

Coblong Kota Bandung 05/0RMAS- DA/BKBPM/2 014 DPC.ASSOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (AKLINDO)KOTA BANDUNG Drs. Dewi Kuraesin

Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: (1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari),

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan CIPTA DINAMIKA dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan secara berkala, maka sesuai dengan ketentuan butir 13.3 Prospektus, formulir

Oleh karena itu, pertimbangan kafa>‘ah dalam tujuannya dalam membangun rumah tangga merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, dan akibat dari tidak adanya pertimbangan

Terdapat kriteria dalam menetukan suatu investasi dianggap layak atau tidak dengan menggunakan metode ini yaitu apabila diperoleh nilai NPV lebih atau sama dengan nol maka usaha