• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru , Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru , Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH ASAL BAHAN STEK DAN KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID

TERHADAP PERTUMBUHAN STEK APEL INDIA (Ziziphus mauritiana Lam.)

Isti Nurhikmah1), Mayta Novaliza Isda2)

1)Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

2)Dosen Bidang Botani Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru. 28293, Indonesia

Istinurhikmah21@gmail.com

ABSTRACT

Indian apples (Ziziphus mauritiana Lam.) is a fruiting plant originating from India. The spread of this plant can grow in subtropical and tropical regions. Generative propagation is difficult to carry out because Indian apple seeds are classified as hard-skinned seeds (physical dormancy). Vegetative propagation is an alternative to the multiplication of Indian apple seeds, through cuttings. Giving Indole Butyric Acid (IBA) as a type of synthetic auxin, has been proven to increase rooting in many plants. This study aimed to determine the effect of (IBA) as growth regulators with various concentrations on shoot, middle, and base cuttings using Completely Randomized Design with 8 treatments. The results obtained from this study stated that there was the effect of morphological changes in cuttings on the shoot middle, and base cuttings. The number and length of root were not produced in all treatments. Formation of nodules was only found in the stem cuttings with 21 (days after planting) nodules appearing at a concentration of 25 mg/L.

Keywords: Cuttings, IBA, Indian Apples, planting material, Ziziphus mauritiana.

ABSTRAK

Apel India (Ziziphus mauritiana Lam.) merupakan salah satu tanaman berbuah yang berasal dari India. Penyebaran tanaman ini dapat tumbuh didaerah subtropis dan tropis.

Perbanyakan secara generatif sulit dilakukan karena biji apel India tergolong biji berkulit keras (dormansi fisik). Secara vegetatif merupakan alternatif untuk perbanyakan bibit apel India yaitu stek. Pemberian Indole Butyric Acid (IBA) sebagai salah satu jenis auksin sintetik, terbukti dapat meningkatkan perakaran pada banyak tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (IBA) dengan berbagai konsentrasi terhadap asal bahan stek pucuk, tengah dan pangkal dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 8 perlakuan. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh perubahan stek secara morfologi pada stek bagian pucuk, tengah dan pangkal. Jumlah dan panjang akar tidak dihasilkan pada semua perlakuan.

Pembentukan nodul hanya terdapat pada stek bagian pangkal dengan waktu muncul nodul 21 (Hari Setelah Tanam) pada konsentrasi 25 mg /L.

(2)

2 Katakunci: Apel India, Bahan Tanam, IBA, Stek, Ziziphus mauritiana.

PENDAHULUAN

Ziziphus mauritiana Lam. (apel India) merupakan tanaman yang berasal dari India sering juga disebut futsa atau bidara, termasuk ke dalam famili Rhamnaceae.

Apel India merupakan tanaman semak berduri, pohon kecil tinggi sampai 15 m, buah berwarna hijau. Apel India merupakan tanaman yang sangat jarang dijumpai di Indonesia. Tanaman apel India hanya dijual pedagang-pedagang tanaman hias dan buah. Apel India memilliki kandungan seperti protein, lemak, serat, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, karoten, tiamin. Apel India memilki manfaat seperti anti-diabetes, anti-tumor, anti-jamur, dan anti-diare (Palejkar et al.

2012).

Biji apel India sukar tumbuh di luar habitat aslinya dan perbanyakan apel India secara generatif sulit karena sifat biji apel India yang keras (Boora 2016).

Perbanyakan vegetatif apel India biasanya dilakukan penyambungan dengan tanaman lain. Namun keberhasilan teknik sambung tergantung dari jenis tanaman dan perawatan selama penyambungan. Salah satu teknik perbanyakan vegetatif yang mudah dan sederhana untuk penyediaan sumber bibit apel India dalam jumlah banyak adalah menggunakan stek.

Stek merupakan metode perbanyakan vegetatif dengan mengambil bagian tanaman selanjutnya ditumbuhkan pada media tanam dan berkembang berjadi tanaman yang sempurna (Putri et al. 2017). Menurut Nugroho et al.

(2014) bahwa keberhasilan stek sangat tergantung dari berbagai faktor yaitu

faktor lingkungan, media tanam, bahan stek yang digunakan dan zat pengatur tumbuh (ZPT).

Menurut Apriani dan Suhartanto 2015) bahan stek yang berbeda sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan stek. Sumber bahan stek yang berbeda mengakibatkan variasi kemampuan berakar yang berbeda pula.

Permasalahan bahan tanaman yang berasal dari bagian ujung batang memilki kandungan karbohidrat yang sedikit dibandingkan bagian tengah dan pangkal sehingga sulit membentuk akar, karena karbohidrat merupakan bahan dasar pembentukan akar. sedangkan pada bagian pangkal sulit berakar karena pada bagian ini terlalu tua dan kulitnya mulai mengeras, sehingga primodia akar sulit menembus dinding sel (Wiraswati dan Badami 2018) Zat pengatur tumbuh yang paling berperan pada pengakaran stek adalah golongan Auksin. Pemberian IBA (Indole Butyric Acid) sebagai salah satu jenis auksin sintetik, terbukti dapat meningkatkan perakaran pada banyak tanaman. IBA ini digunakan karena stabil dan daya kerjanya lebih lama.

(Prastyo 2016)

Hasil penelitian Hamzah et al.

(2016) pemberian konsentrasi 100 mg/L IBA pada stek pucuk Tembesu (Fagraea fragrans (Roxb.)) dengan perendaman 1 (satu) jam perendaman menghasilkan persentase setek berakar sebesar 66,67%.

Hasil penelitian Purba et al. (2017) bahwa pemberian 100 mg/L IBA pada stek Nilam (Pogostemon cablin Benth.) bagian tengah dengan perendaman 1 jam menghasilkan persentase stek hidup sebesar 92, 59 %. Menurut hasil

(3)

3 penelitian Putri et al. (2008) bahwa

pemberian konsentrasi 50 mg/L IBA pada bagian pangkal dengan waktu perendaman selama 60 menit menghasilkan jumlah dan panjang akar stek Dahu (Dracontomelon doa Merr.) terbaik sebesar 3,11 dan 13,19 cm.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh IBA terhadap asal bahan stek pucuk, tengah dan pangkal, menentukan konsentrasi yang terbaik pada zat pengatur tumbuh IBA terhadap asal bahan stek pucuk, tengah dan pangkal, mengetahui pertumbuhan akar terbaik pada asal bahan stek pucuk, tengah dan pangkal.

METEOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2019 sampai dengan Januari 2020 penelitian ini dilakukan dikebun biologi jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting tanaman, gelas ukur, cup plastic ukuran 8,2 x 12 x 6 cm, timbangan analitik, sekop mini, alat tulis, kamera, ember, paku, palu, spreyer, cangkul, golok, kayu, gergaji, tali, pipet tetes, spatula.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek bagian pucuk, tengah dan pangkal, Fungisida dithan M- 45, akuades, tanah kebun, KOH, dan IBA Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan delapan perlakuan yaitu pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh IBA.

Desain penelitian yaitu penyiapan lahan dan pembuatan rumah paranet, persiapan media tanam dan bahan stek, pembuatan larutan (IBA), perendaman bahan stek

pucuk, tengah pangkal dan penanaman, pemeliharaan, parameter penelitan, analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian stek apel India dengan asal stek bagian pangkal ditampilkan secara kualitatif dalam bentuk tabel dan gambar, hal tersebut dikarenakan stek terjadi penurunan persentase hidup setiap minggunya.

1 Pengaruh Pemberian IBA Pada Stek Bagian Pucuk, Tengah dan Pangkal

(a) (b)

(c) (d) (e)

Gambar 1. Stek bagian pucuk apel India umur : (a) awal penanaman (b) 7 HST (c) 14 HST (d) 21 HST (e) 28 HST.

Perubahan terjadi pada 7 HST seperti daun dan pucuk mulai layu tetapi batang masih hijau. Pada 14 HST bagian pucuk dan batang mulai mencoklat dan 21 HST daun rontok, pucuk dan batang mencoklat. Pada minggu ke 28 HST bagian pucuk dan batang mencoklat serta

(4)

4 daun rontok (mati) dapat dilihat pada

Gambar 1.

Hal ini disebabkan karena cadangan makanan pada bahan stek sudah mulai habis dan akar belum terbentuk sehingga stek kekurangan makanan dan air. Menurut Wiraswati dan Badami (2018) bahwa batang pada pucuk yang kecil juga mempengaruhi cadangan makanan yang ada. Kandungan karbohidrat yang sedikit dibandingkan bagian tengah dan pangkal sehingga sulit membentuk akar, selain bahan stek yang mempengaruhi kemampuan untuk berakar, Pada penelitian ini pemberian berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh tidak berpengaruh nyata terhadap pembentukan akar hal ini disebabkan karena pemberian berbagai konsentrasi IBA yang diberikan kurang tepat.

Menurut Hamzah et al. (2016) menyatakan bahwa Pemberian zat pengatur pada konsentrasi yang tidak tepat akan menyebabkan akar tidak tumbuh.

(a) (b)

(c) (d) (e)

Gambar 2. Stek bagian tengah apel India umur : (a) awal penanaman (b) 7 HST (c) 14 HST (d) 21 HST (d) 28 HST.

Pada hasil penelitian pemberian IBA pada stek bagian tengah 7 (tujuh) HST daun sudah mulai terjadi perubahan menjadi warna menjadi coklat tetapi batang masih hijau. Pengamatan 14 HST daun dan batang sudah mulai mencoklat.

Pengamatan 21 dan 28 HST daun sudah ron Perubahan fisiologis pada stek seperti daun dan batang mencoklat lebih dipengaruhi oleh cadangan makanan daripada zat pengatur tumbuh, dapat dilihat pada Gambar 2 .

Terjadinya kematian pada stek pada 21 HST disebabkan karena cadangan makanan yang telah habis sedangkan akar belum terbentuk untuk menyerap unsur hara dan air. Menurut Winten et al. (2012) pertumbuhan awal pada stek sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan dari stek yang digunakan. Keberhasilan dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tanaman tersebut untuk berakar.

Ada jenis tanaman yang mudah berakar dan ada yang sulit. Menurut Panjaitan et al. (2014) tanaman yang sulit berakar disebabkan karena kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran cicin sklerenkim yang kontinu sehingga menyebabkan terhalangnya tempat muncul akar adventif.

(5)

5 (a) (b)

(c) (d) (e)

Gambar 3. Stek bagian apel India umur : (a) awal penanaman (b) 7 HST (c) 14 HST (d) 21 HST (d) 28 HST

Pengaruh pemberian IBA pada stek bagian pangkal Pengaruh pemberian IBA pada stek bagian pangkal, 7 (tujuh) HST warna daun yang terlihat hijau sudah mulai terjadi perubahan menjadi coklat tetapi batang masih hijau.

Perubahan mulai terjadi pada 14 HST daun sudah berubah menjadi hitam dan batang mencoklat. Pengamatan 21 dan 28 HST daun sudah rontok dan batang mencoklat (mati), dapat dilihat pada Gambar 3. Stek yang mati disebabkan oleh cadangan makanan yang telah habis sementara akar belum terbentuk.

Pemberian zat pengatur tumbuh pada stek bagian pangkal tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan stek hal ini diduga karena zat pengatur tumbuh yang diberikan konsentrasinya tinggi. Menurut Bakti et al. (2018) zat pengatur tumbuh yang diberikan pada konsentrasi rendah dapat mendukung dan pada jumlah

banyak justru dapat menghambat sarta dapat merubah fisiologi tanaman. Stek yang mati pada bagian pangkal yang disebabkan karena cadangan makanan dan zat pengatur tumbuh selain itu kandungan fenol yang pada bagian pangkal lebih tinggi. Terjadinya pelukaan dan pemotongan pada stek akan menyebabkan fenol teroksidasi dan terjadi pencoklatan sehingga akan menghambat pertumbuhan stek pada bagian pangkal. Menurut Hutami (2008) Pencoklatan sangat umum terjadi pada spesies tanaman berkayu, pelukaan akibat pemotongan akan menyebabkan stek stres dan peningkatan aktivitas PAL yang diikuti oleh produksi Fenilpropnoid dan menyebabkan pencoklatan. Metabolisme fenol dalam sel dapat berpengaruh pada pertumbuhan stek untuk metabolisme auksin. Oksidase fenol akan berubah menjadi quinon dan senyawa lain (polymerase) yang sangat beracun, maka akan menyebabkan pencoklatan pada stek. Kemampuan adaptasi asal bahan stek terhadap lingkungan diduga turut mempengaruhi pertumbuhan stek.

Kondisi ini dipengaruhi oleh intensitas curah hujan yang tinggi pada awal penanaman hingga menggenangi media, akibatnya kondisi media terlalu jenuh air sehingga mempengaruhi keberhasilan penggunaan zpt IBA.

Menurut Rokhani et al. (2016) Keberhasilan zat pengatur tumbuh tergantung oleh beberapa faktor dari tanaman seperti umur tanaman dan faktor lingkungan seperti intensitas cahaya dan kelembaban. Pada penelitian ini Pada penelitian ini dilakukan pengukuran suhu, dari hasil penelitian menunjukan suhu di dalam rumah paranet 29-30oC. Menurut Putri et al. (2018) suhu yang mendukung dalam pertumbuhan stek adalah berkisar 25-30oC. Suhu udara berpengaruh pada

(6)

6 pertumbuhan, perkembangan dan hasil

tanaman serta masa hidup hidup suatu tanaman. Paranet yang digunakan pada penelitian memilki kerapatan 60% artinya 40% cahaya yang masuk kedalam paranet.

2 Waktu Muncul Nodul

Penelitian waktu muncul nodul terlihat pada bagian pangkal 21 HST yaitu adanya respon berupa tonjolan (nodul) berwarna putih kehijaun pada bagian nodus stek apel India. Tonjolan tersebut merupakan eksplan yang mengalami pembelahan sel, namun belum terdeferensiasi. Tonjolan tersebut dapat bertahan hingga 35 HST setelah itu mencoklat, mengering dan tidak ada pertumbuhan.

Menurut Hariono et al. (2018) nodul merupakan sel yang menonjol berwarna putih hingga hijau pada suatu organ dan aktif membelah serta dapat terdeferensi membentuk organ yang lebih komplek seperti tunas jika berada pada kondisi lingkungan dan nutrisi yang sesuai. Cadangan makanan pada stek merupakan faktor utama pembentukan nodul menjadi tunas. Menurut Fadilah (2018) kandungan karbohidrat yang terdapat pada bahan stek, merupakan faktor utama untuk perkembangan tunas dan akar. Pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh pada awal penanaman dapat merangsang pertumbuhan sel ujung mata tunas, pertumbuhan akar lateral dan akae serabut serta merangsang pembentukan tunas dan daun dengan cepat. Pada penelitian ini konsentrasi 25 mg/L menumbuhkan nodul pada stek akan tetapi nodul tidak tumbuh menjadi tunas, hal ini diduga disebabkan oleh zat pengatur tumbuh eksogen yang diberikan dan perimbangan dengan zat pengatur

tumbuh endogen yang terdapat pada stek.

Apabila auksin dan sitokinin tidak berimbang dengan tepat maka perlakuan tersebut tidak mampu menumbuhkan tunas dan penambahan zat pengatur tumbuh yang tidak sesuai cenderung menyebabkan terhambatnya regenerasi tunas.

(7)

7 3 Jumlah dan Panjang Akar

Pengamatan jumlah akar dan panjang akar dilakukan pada akhir penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan, akar tidak temukan pada semua bagian stek pucuk, tengah dan pangkal. Munculnya akar pada stek merupakan penentu tingkat keberhasilan pada penyetekan. Menurut Auri dan Dimara (2016) terbentuknya akar pada stek merupakan faktor penting karena akar berfungsi untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah dan dapat mendukung kelangsungan hidupnya.

Menurut Agustin (2017) proses pembentukan akar terdiri dari empat tahapan yaitu diawali dengan bergabungnya sel-sel yang mempunyai fungsi khusus yang sama, pemebentukan bakal akar dari sel-sel tertentu dari jaringan vascular (jaringan pembuluh), tersusunnya akar-akar primodia, kemudian pertumbuhan dan munculnya akar primodia keluar melalui jaringan batang ditambah pembentukan sambungan pembuluh antara akar primordial dan jaringan pembuluh dari stek. Pada penelitian ini tidak adanya pembentukan akar pada semua bahan stek disebabkan zat pengatur tumbuh IBA dan konsentrasi yang diberikan. Apabila konsentrasinya tepat, maka dapat mengatur proses fisiologis tanaman dan pertumbuhannya dapat terangsang.

Namun apabila konsentrasinya terlalu tinggi maka akan terjadi keracunan pada tanaman. Apabila konsentrasinya dibawah optimum, maka aplikasinya menjadi tidak efektif (Rokhani et al.

2016)

Hal tersebut mempengaruhi fleksibilitas dinding sel dalam menginduksi perakaran pada stek. Respon pembentukan akar

juga dipengaruhi oleh imperneabilitas kulit batang terhadap air dengan kemampuan auksin (IBA) yang dapat memutus ikatan hidrogen dan menyebabkan pelenturan dinding sel epidermis pada batang. Stek apel India merupakan tanaman berkayu hal tersebut yang menyebabkan air sulit dan IBA sulit menembus kulit batang. Selain zat pengatur tumbuh dan cadangan makanan faktor genetik dari bahan stek yang digunakan juga mempengaruhinya.

Menurut Putri dan Danu dan Putri (2014) menyatakan bahwa pembentukan akar adventif merupakan proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain latar belakang genetik, fisiologi dan perkembangan pohon induk serta hormone metabolisme tanaman.

(8)

8 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akar tidak terbentuk pada semua asal bahan stek yaitu bagian pucuk, tengah dan pangkal. Konsentrasi IBA yang diberikan pada bagian stek pucuk, tengah dan pangkal untuk merangsang pertumbuhan akar apel India belum mampu menginduksi terbentuknya akar.

Stek pada bagian pucuk, tengah dan pangkal tidak menunjukan adanya pertumbuhan akar.

Saran

Diharapkan pada penelitian selanjutnya pengaruh berbagai asal bahan stek dan konsentrasi (IBA) terhadap pertumbuhan stek apel India (Ziziphus mauritiana Lam.) dengan konsentrasi yang lebih rendah dan bervariasi sehingga dapat merangsang pembentukan akar.

Penambahan pupuk daun diharapkan mampu memberikan nutrisi terhadap stek sehingga nodul.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin NN. 2017. Pengaruh IBA Dan Bagian Stek Terhadap Induksi Akar Jeruk Keprok Borneo Prima (Citrus reticulate) Teknik Stek Mikro.

[Skripsi]. Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Apriani P & MR Suhartanto. 2015.

Peningkatan Mutu Bibit Torbangun (Plectranthus amboinicus Spreng.) Dengan Pemilihan Asal Stek dan Pemberian Auksin. Jurnal Hort Indonesia. Vol. 06, No. 02.

Auri A & PA Dimara. 2016. Respon Pertumbuhan Stek Gyrinops

verstegii Terhadap Pemberian Berbagai Tingkat Konsentrasi Hormon (Indole Butyric Acid).

Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 06, No. 02: 133-136.

Bakti D, UK Rusmarini, ER Setyawati.

2018. Pengaruh Asal Bahan Tanam Dan Macam Auksin Terhadap Pertumbuhan Turnera Subulata.

Jurnal Agromast. Vol. 03, No. 01.

Boora RS. 2016. Effect Of Treatments On Seeds Germination In Indian Jujube (Ziziphus mauritiana Lamk).

Agricultural. Vol 36, No 03:237- 239.

Danu, A Subiakto & KP Putri. 2014. Uji Pucuk Damar (Agathis loranthifolia Salisb.) Pada Berbagai Media Dan Zat Pengatur Tumbuh. Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam. Vol 8, No 3: 245-252.

Fadilah S. 2018. Perbanyakan Vegetatif Salagundi (Rhoudolia teysmanii Hook. F.) Melalui Stek Pucuk.[Skripsi]. Fakultas Kehutanan.

Universitas Sumatra Utara.

Hamzah, R P Tamin & S Napisah . 2016.

Pengaruh Konsentrasi Indole Butyric Acid (IBA) dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Setek Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.).

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Vol.18, No. 1: 69-80.

Hariono E, MN Isda & S Fatonah. 2018.

Pembentukan Nodul Dari Biji Manggis (Garcinia mangostana L.) Asal Bengkalis Pada Media WPM Dengan Penambahan BAP Dan Madu. Alkauniyah Journal Of Biology. Vol. 11, No. 1:16-24.

(9)

9 Hutami S. 2008. Ulasan Masalah

Pencoklatan Pada Kultur Jaringan.

Jurnal AgroBiogen. Vol. 4, No. 2:

83-88 .

Lesmana I, D Nurdiana & T Siswancipto.

2018. Pengaruh Berbagai Zat Pengatur Tumbuh Alami dan Stek Batang Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Melati Putih (Jasminum sambac (L) W. Ait.).

Jagros. Vol. 02, No. 02.

Palejkar JC, JH Palejkar, AJ Patel, MA Patel. 2012. A Plant Review on Ziziphus mauritiana. International Journal Of Universal Pharmacy and Life Sciences.

Panjaitan LR, J Ginting, Haryati. 2014.

Respon Pertumbuhan Berbagai Ukuran Diameter Batang Stek Bugenvil (Bougainvillea spectabilis Wild.) Terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh. Jurnal Online Agroekoteknologi. Vol. 02, No. 04:

1384-1390.

Purba RS, J Ginting & J Ginting. 2017.

Respons Pertumbuhan Setek Nilam (Pogostemon Cablin Benth.) Pada Berbagai Bahan Tanaman dan Konsentrasi IBA. Jurnal Agroekoteknologi FP USU. Vol. 05, No. 04.

Prastyo KA. 2016. Efektivitas Beberapa Auksin (NAA, IAA Dan IBA) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Zaitun (Oleo europaea L.) Melalui Teknik Stek Mikro. [Skripsi]. Jurusan Biologi. Fakultas Dan Teknologi.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Putri KP, Supriyanto & AS Rahayu.

2008. Peran Bahan stek Dan Zat Pengatur Tumbuh IBA Terhadap Pertumbuhan Stek Dahu. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol. 05, No.03:155-163.

Putri KA, Suwirmen & ZA Noli. 2017.

Respon Berbagai Sumber Bahan Stek Terhadap Kemampuan Berakar Stek Alstonia scholaris (L) R. Br.

Sebagai Upaya Penyerdiaan Bibit Untuk Lahan Terdegradasi. Jurnal Biologi Universitas Andalas. Vol. 05, No. 01.

Putri BF, Y Fakhrurrozi, S Rahayu. 2018.

Pengaruh Perbedaan Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Hoya coronaria Berbunga Kuning Dari Kawasan Hutan Kerangas Air Anyir, Bangka. Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi Dan Mikrobiologi. Vol. 03, No. 01.

Rokhani IP, S Waluyo, NP Erdiansyah.

2016. Pert

(10)

10 buhan Stek Kopi Liberika (Coffea

liberica W.Bull Ex. Hier) Pada Tiga Bahan Stek Dan Empat Konsentrasi IBA. Jurnal Vegetalika. Vol. 05, No.

02.

Nugroho JD, I Mansur , A Purwito, E Suhendang. 2014. Keberhasilan Stek Merbau (Intsia bijuga (Colebr.) O.

Kuntze) Menggunakan Auksin (IBA/

NAA) Dan Inokulum Fungi Ektomikoriza. Prosiding Seminar Nasional Silvikultur I dan Pertemuan Tahunan Masyarakat Silvikultur Indonesia. Makasar 29-30 Agustus 2013.

Winten KTI, AAG Putra & PG Gunamanta. 2017. Pengaruh Panjang dan Lingkar Stek Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Buah Naga. Jurnal Genec Swara. Vol. 11, No. 02.

Wiraswati SF & K Badami. 2018.

Pengaruh Pemberian IBA dan Asal Stek Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kumis Kucing. Jurnal Agrovigor. Vol. 11, No. 02.

Gambar

Gambar  1.  Stek  bagian  pucuk  apel  India  umur : (a) awal penanaman (b) 7 HST (c)  14 HST (d) 21 HST (e) 28 HST

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu guna membangun kembali pertahanan Indonesia menjadi "Macan Asia" diperlukan beberapa pembaharuan dari dalam seperti sistem pemerintahan Indonesia,

Dea Rohmah, D0213030, Seandainya Itu Aku ( Sebuah Video Dokumenter tentang Orang dengan Gangguan Jiwa dan Komunikasi Terapeutik di Griya PMI Peduli Kota Surakarta),

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui jenis penggunaan lahan dan perubahannya di Kecamatan Dramaga, (2) mengetahui tingkat perkembangan desa di Kecamatan

Indonesia sebagai negara yang dominan di Asia Tenggara harus mengatur strategi agar tidak terlalu dominan, karena kalau nggak maka panjat tebing hanya akan jadi cerita buat

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Yessi Gusleni mengenai “Penilaian Keterpaduan Jaringan Transportasi Antarkota di Bandung Metropolitan Area” dengan menggunakan metoda

Untuk ruang publik terbuka tepi air, PPS merumuskan lebih lanjut dalam 10 kriteria keberhasilan ruang publik tepi air sebagai sebuah destinasi, yaitu (1) bangunan-bangunan

Dalam  hukum  perkawinan  terdapat  kaidah  hukum  yang  digolongkan  sebagai  ius  constitutum  dan  ius  konstituendum.  Masyarakatpun  tidak  memahami 

Event “CAMEJASA” merupakan kegiatan rutin yang selalu diadakan dari tahun ketahun, dalam hal ini Taman Lalu Lintas memilih event marketing di program Corporate