LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK DASAR
“FLEBOTOMI”
OLEH
NAMA : FERLIEM
NIM : N 111 08 274 KELOMPOK : II (DUA) GOLONGAN : JUMAT
ASISTEN : ERPI NURDIN
MAKASSAR
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-flebotomi-ferlim-55ab51525ab60 2/23
B A B I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam pemeriksaan kesehatan diperlukan suatu spesimen baik berupa darah maupun urin sebagai sampel uji. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Pengambilan spesimen darah membutuhkan teknik khusus dan disarankan dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman.
Sehingga tata cara pengambilan spesimen darah melalui teknik flebotomi dianggap penting untuk dilakukan.
I.2 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami teknik flebotomi yang baik.
I.3 Tujuan Percoabaan
Mengetahui dan memahami teknik flebotomi dengan menggunakan jarum suntik (spoit) dan alat torniquet.
I.4 Prinsip Percobaan
Teknik pengambilan darah dapat dilakukan dengan beberapa tusukan yakni tusukan vena, kapiler, dan arteri. Tusukan vena dapat dilakukan pada mediana cubiti, vena jugularis super ficialis dan sinus sagitalis superior. Tusukan kapiler dapat dilakukan di ujung jari 2, 3, dan 4, tumit, daun telinga, atau ibu jari kaki.
Pengambilan darah vena dapat menggunakan spoit dan vacutainer.
Alat vacutainer digunakan dengan memanfaatkan bantuan tabung vakum sehingga darah dari lumen akan tertarik/mengalir dengan sendirinya ke dalam tabung vacutainer. Sedangkan dengan spoit menggunakan bantuan torak untuk menarik darah ke dalam semprit.
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-flebotomi-ferlim-55ab51525ab60 4/23
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Plebotami ( bhs Ingris : Phlebotomy ) berasal dari kata Yunani phleb dan omia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/ memotong ( “cutting” ). Dulu dikenal istilah venasectie ( BLd), venesection atau venesection I Ing), Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah pena, arteri atau kapiler. Akhir-Akhir ini dikenal lagi suatu tehnik microcollection.
Pada saat akan dilakukan pengambilan spesimen darah, pasien diminta mengambil posisi yang menyamankan tubuhnya. Kursi yang dirancang khusus dengan ketinggian dan sandaran yang bisa diatur akan menciptakan suasana santai bagi pasien selama proses pengambilan darah dilakukan. Semua alat yang akan dipakai sudah harus tersedia diatas meja-kerja, siap pakai dan diletakkan sedemikian rupa sehingga posisinya mudah dijangkau oleh tangan.
II.2 Teknik Pelaksanaan Flebotomi A. Pemilihan Vena
Cari 3 vena yang paling mudah ditemukan di daerah antikubiti dengan cara melihat atau dengan cara palpasi. Vena mediana, vena cubiti mediana, dan vena cephalica mediana, secara tipikal berada ditengah
daerah antikubiti. Vena cephalica berada di lateral dan vena basilica berada di medial.
Pemilihan vena berdasarkan beberapa alasan, yaitu :
1. Dekat-vena mediana paling dekat dengan permukaan kulit, sehingga mudah diakses.
2. Tidak bergerak – vena mediana merupakan vena yang paling tidak bergerak ketika jarum menusuk sehingga tusukan dapat berhasil dengan sukses.
3. Aman – tusukan pada vena mediana kurang beresiko
4. Nyaman – vena mediana tidak terlalu membuat rasa tidak nyaman saat ditusuk
B. Tempat tusukan Alternatif
Pada mayoritas pasien, pengambilan specimen pada daerah antekubiti tidak memungkinkan untuk beberapa sebab, antara lain :
a. Kegagalan saat menentukan vena yang dicari
b. Infus terpasang distal daerah antekubiti
c. Daerah antikubiti memar berlebihan akibat prosedur tusukan yang sebelumnya
d. Adanya udem pada daerah antikubiti
e. Luka parut yang berlebihan
f. Kondisi kulit seperti ruam, infeksi, luka baker
g. Mastektomi
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-flebotomi-ferlim-55ab51525ab60 6/23
Beberapa tempat alternatif selain daerah antekubiti adalah bagian dorsal tangan, bagian lateral pergelangan tangan,kaki, dan tumit( dengan ijin dokter), vena kulit kepala( neonatus) , dan alteri Femoralis ( hanya oleh dokter).
C. PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan pada pasien dengan keadaan seperti dibawah ini ;
a. Pasien dengan luka bakar hebat
b. Pasien dengan obesitas berat
c. Pasien dengan kecendrungan trombotik
d. Pasien lansia atau pasien yang memiliki vena superficial yang rapuh
e. Pasien yang menjalanin tes dirumah
f. Point-of-care testing (POCT )
g. Tes pada neonatus
h. Pasien yang takut pada jarum suntik
Lokasi pengambilan darah kapiler seharusnya mempertimbangkan
usia pasien, daerah yang mudah diakses, dan tes yang diperlukan.
1. Bayi sampai umur 12 bulan _ hanya tusukan pada medial atau lateral permukaan plantar yang dapat dilakukan. Kedalaman tusukan tidak melebihi 2.0 mm.
2. 1 tahun sampai dewasa – pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan pada bagian tebal jari ke tiga atau keempat kaki. Hindari
ibu jari karena kulitnya terlalu tipis. Hindari juga jari kelingking karena tidak terlalu tebal dan dapat melukai tulang.
P.1. Lokasi vena pengambilan spesimen darah
II. 3 Komplikasi Flebotomi
Komplikasi berkenaan dengan tindakan Flebotomi 1. Syncope
Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah.
Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-flebotomi-ferlim-55ab51525ab60 8/23
kurang “ percaya diri “ Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya.
Penampilan dan prilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan prilaku seorang flebotomis harus sedemikian rupa sehingga tampak berkompetensi dan Fropesional
Cara mengatasi
a. Hentikan pengambilan darah
b. Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satu sisi
c. Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala ) d. Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang
e. Minta pasien menarik nafas panjang f. Hubungi dokter
g. Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta menundukan
kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang Cara Pencegahan
a. Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan
b. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah
c. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan
2. Rasa Nyeri
Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa timbul alibat alkosol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat
Cara pencegahan
a. Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mongering sebelum pengambilan darah dilakukan.
b. Penarikan jarum tidak terlalu kuat
c. Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya ( memberi contoh )
3. Hematoma
Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan ( dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
a. Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena
b. Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada
diluar vena
c. Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan
d. Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket) belum dikendurkan
e. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket.
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-flebotomi-ferlim-55ab51525ab60 10/23
Cara mengatasi
Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan jarum segera 1. Lepaskan turniket dan jarum 2. Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa 3. Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit) 4. Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri
4. Pendarahan
Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya.
Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karma terganggunya system kouglasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena :
a. Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah.
b. Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia, defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia )
c. Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukan protrombin, fibrinogen terganggu )
Cara mengatasi:
a. Tekan tempat pendarahan
b. Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan
a. Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien