• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap prestasi belajar dan keaktifan pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Tamanan 1 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap prestasi belajar dan keaktifan pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN Tamanan 1 - USD Repository"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJ ARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJ AR

DAN KEAKTIFAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN TAMANAN I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Nama : Dionisyus Rahadyan Nar eswar a NIM : 091134028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJ ARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJ AR

DAN KEAKTIFAN PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN TAMANAN I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :

Nama : Dionisyus Rahadyan Nar eswar a NIM : 091134028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria terkasih yang selalu memberkati dan membimbing dalam kehidupanku.

2. Ibu, Bapak, dan Adik yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada saya sampai saat ini.

3. Seluruh teman-teman PGSD angkatan 09 kelas A yang selalu memacu semangat saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

v

HALAMAN MOTTO

“Ge t up, s tand up, Stand up for your rights .

Ge t up, s tand up, Don't give up the fight.”

(Bob Mar ley)

“Apa s aja yang kamu minta dalam doa de ngan pe nuh

ke pe r cayaan, kamu akan me nerimanya.”

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Peneliti

(8)

vii

PERNYATAAN PERSETUJ UAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Dionisyus Rahadyan Nareswara

NIM : 091134028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya dengan judul:

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok terhadap Prestasi Belajar dan Keaktifan pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Tamanan I

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 13 Juni 2013 Yang Menyatakan

(9)

viii ABSTRAK

Nareswara, Dionisyus Rahadyan. (2013). Pengaruh Pengunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok terhadap Prestasi Belajar dan Keaktifan pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Tamanan I. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dan (2) mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan pada mata pelajaran IPS tentang materi aktivitas-aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri Tamanan I Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian Quasi eksperimental tipe non-equivalent kontrol design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Tamanan I dan yang menjadi sampel penelitian yaitu kelas ekperimen yaitu kelas IV A yang berjumlah 30 siswa dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas IV B yang berjumlah 28 siswa. Pengambilan data pada masing-masing kelas dilakukan dengan menggunakan pretest, posttest serta angket awal dan akhir yang teridiri dari 20 soal pilihan ganda dan 20 pernyataan pada angket. Kemudian hasilnya dianalisis dengan program komputer SPSS 16 for Windows menggunakan tiga tahap yaitu: 1) uji perbedaan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbedaan dari pretest ke posttest pada masing-masing kelompok, 3) uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan uji selisih skor analisis, uji selisih skor digunakan apabila kelas kontrol dan ekperimen tidak berada pada titik pijak atau level yang sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal itu ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) prestasi belajar < 0,05 yaitu 0,001. Sehingga H1

diterima maka H0 ditolak. Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif tipe

investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Selain itu pada keaktifan, hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga sig.(2-tailed) > 0,05 yaitu 0,75. Sehingga H1 ditolak maka H0 diterima

dengan kata lain bahwa model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan.

(10)

ix ABSTRACT

Nareswara, Dionisyus Rahadyan. (2013). The Effect of Cooperative Models Type Group Investigation Use on Learning Achievement and Livelinessfor the 4th grade students of Tamanan I Primary School. Yogyakarta: Primary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

The purpose of this research was to (1) determine the effect of the use of cooperative learning model type group investigation to learning achievement and (2) determine the effect of the use of cooperative learning model type group investigation to liveliness in social sciences about the matter of economic activities related to natural resources in the fourth grade students of Tamanan I Primary School in the academic year 2012/2013.

Research conducted using this type of research Quasi-experimental non equivalent control type design. The population in this research were all fourth grade students of Tamanan I Primary School and sample of the research was class IV A as experimental class, amounting to 30 students and the control class was class IV B, amounting to 28 students. Retrieval of data for each class was done by using pretest, posttest and questionnaire at the beginning and the end that consisted of 20 multiple choice questions of pretest-posttest and 20 statements of questionnaire. Then the results were analyzed by SPSS 16 for Windows computer program and used three steps: 1) test and control group pretest differences in the experimental group, 2) test the differences from pretest to posttest for each group, 3) test the differences posttest control group and the group experiments or to test the difference in score analysis, the difference in test scores was used when classes were not in control and experimental point of departure or at the same level.

The results showed that cooperative learning model group investigations affected to students achievement. This was indicated by price sig. (2-tailed) achievement <0.05 is 0.001. So that H1 was accepted then H0 was rejected. In

other words, cooperative learning model group investigation significantly influenced academic achievement. In addition to the activity, the results of statistical analysis showed significant price data sig. (2-tailed)> 0.05 is 0.75. So that H1 was rejected, H0 was accepted, it meant that cooperative learning model

type group investigation did not significantly affect to liveliness.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas karunia serta rahmat yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok terhadap Keaktifan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Tamanan I” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed. D., Wakaprodi PGSD.

4. Rusmawan, S.Pd, M.Pd, dosen pembimbing I yang memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Th. Yunia, S.Pd, M.Hum, dosen pembimbing II, yang memberikan bimbingan, masukan yang menginspirasi, dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Srini Supriyanti, S.Pd. SD, Kepala SDN Tamanan I yang memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada peneliti.

7. Pantes Handayani, S.Pd. SD, guru kelas IVB SDN Tamanan I yang memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra penelitian kolaboratif. 8. Suratno, S.Pd, guru kelas IVA SDN Tamanan I yang memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di kelas IVA.

9. Peserta didik kelas IVA dan IVB SDN Tamanan I, yang bersedia sebagai subjek penelitian.

(12)

xi

11. Teman-teman penelitian IPS (Arief Eka Prabawa, dkk) yang selalu berbagi pengetahuan dan semangat kepada peneliti.

12. Teman-teman PPL SDN Tamanan I, yang memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini. Untuk itu, peneliti sangat terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Besar harapan peneliti skripsi ini berguna bagi pembaca.

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJ UAN ... vii

ABSTRAK ... viii

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 7

2. Investigasi Kelompok (Group investigation) ... 9

3. Prestasi Belajar ... 13

4. Keaktifan Belajar ... 18

5. Pembelajaran IPS ... 22

B. Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hipotesis ... 28

1. Prestasi Belajar ... 28

(14)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Variabel Penelitian... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Uji Validitas ... 35

G. Reliabilitas ... 37

H. Teknik Pengumpulan Data ... 39

I. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok pada Prestasi Belajar ... 45

2. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok pada Keaktifan Belajar ... 54

3. Rangkuman Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan ... 66

C. Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Prestasi Belajar ... 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Keaktifan Siswa ... 35

Tabel 3.3 Kualifikasi Reliabilitas... 38

Tabel 3.4 Hasil Reliabilitas ... 38

Tabel 3.5 Hasil Reliabiitas Angket ... 39

Tabel 3.6 Variabel Prestasi Belajar ... 39

Tabel 3.7 Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan ... 40

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Soal Prestasi Belajar ... 48

Tabel 4.2 Uji Homogenitas Prestasi Belajar ... 50

Tabel 4.3 Uji Homogenitas ke Posttest Prestasi Belajar ... 51

Tabel 4.4 Perbandingan Skor Posttest Prestasi Belajar ... 54

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Angket ... 57

Tabel 4.6 Perbandingan Skor Angket Awal Keaktifan ... 59

Tabel 4.7 Perbandingan Skor Angket Awal ke Angket Akhir Keaktifan ... 61

Tabel 4.8 Perbandingan Selisih Skor Angket Awal ke Angket Akhir ... 62

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Soal Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Keaktifan ... 65

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.12 Perbandingan Skor Angket Awal Keaktifan ... 65

Tabel 4.13 Homogenitas ke Posttest Prestasi Belajar ... 65

Tabel 4.14 Perbandingan Skor Angket Awal ke Angket Akhir Keaktifan ... 66

Tabel 4.15 Perbandingan Skor Posttest Prestasi Belajar ... 66

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pengaruh Perlakuan ... 31 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ... 34 Gambar 4.1 Perbandingan Antara Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok

Kontrol dan Kelompok Eksperimen Prestasi Belajar ... 54 Gambar 4.2 Perbandingan Antara Skor Angket awal dan Angket akhir Pada

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Kontrol ... 77

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen... 95

Lampiran 3 Silabus ... 114

Lampiran 4 Materi Pembelajaran ... 122

Lampiran 5 Soal Pretest dan Posttest ... 127

Lampiran 6 Angket ... 130

Lampiran 7 Hasil Validitas Soal ... 132

Lampiran 8 Hasil Validitas Angket ... 134

Lampiran 9 Data Prestasi Belajar (Pretest dan Posttest) ... 136

Lampiran 10 Data Keaktifan (Pretest dan Posttest) ... 140

Lampiran 11 Hasil Analisis Data ... 144

Lampiran 12 Foto-Foto Penelitian ... 160

Lampiran 13 Hasil Observasi Kelas Eksperimen ... 162

Lampiran 14 Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 168

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian ... 174

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi peserta didik dan pada kenyataannya pendidikan memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan yang baik dapat tercermin dari proses pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa dari tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung disekolah, merupakan interaksi aktif antara guru dan siswa. Pada proses pembelajaran hendaknya diterapkan prinsip pembelajaran yang menyenangkan serta berdasarkan pengalaman langsung.

(19)

Keaktifan siswa merupakan salah satu prinsip utama dalam proses pembelajaran. Belajar adalah berbuat, oleh karena itu tidak ada belajar tanpa aktivitas. Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh jika siswa aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Tugas guru menyajikan dan menyediakan bahan pelajaran, tapi siswalah yang mengolah dan mecerna sendiri sesuai kemampuannya.

Pada kenyataannya praktik pembelajaran di sekolah umumnya masih terfokus pada guru, sedangkan siswa belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Guru masih mendominasi dalam pembelajaran, selain itu guru masih menggunakan model pembelajaran tradisional yaitu guru masih terpaku dalam menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Oleh karena itu keaktifan siswa tergolong rendah, hal ini terlihat dari: siswa tidak banyak bertanya, aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan dan mencatat, siswa rebut jika diberi tugas, dan siswa hanya diam ketika ditanya oleh guru.

(20)

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan akan membantu dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut terjadi karena siswa tidak memiliki gambaran mengenai materi yang disampaikan sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran semata-mata hanya bersifat hafalan sehingga akan mudah dilupakan oleh siswa. Selain itu keaktifan siswa dalam pembelajaran masih rendah, ini ditunjukkan dengan rendahnya jumlah siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan guru, dan memberikan pendapat. Akar permasalahan dari kondisi tersebut adalah kemampuan guru yang kurang maksimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif, ekfektif, dan efisien sehingga mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi sangatlah rendah. Hal ini juga berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar dan keaktifan siswa. Oleh sebab itu guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.

(21)

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas (Trianto, 2009). Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tersebut, peneliti melakukan penelitian yang menggunakan penelitian ekeperimental dengan membandingkan antara dua kelompokn yaitu kelompok kontrol dan eksperimen pada siswa kelas IV SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar untuk mata pelajaran IPS dengan materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya pada siswa kelas IV SDN Tamanan I ?

(22)

pelajaran IPS dengan materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya pada siswa kelas IV SDN Tamanan I ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk:

1. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar untuk mata pelajaran IPS dengan materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya pada siswa kelas IV SDN Tamanan I.

2. Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan untuk mata pelajaran IPS dengan materi aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya pada siswa kelas IV SDN Tamanan I.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Manfaat-manfaat penelitian ini di antaranya adalah :

1. Secara Akademis

(23)

2. Secara Praktis

a) Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada mata pelajaran IPS.

b) Bagi guru, merupakan salah satu referensi menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran IPS.

c) Bagi sekolah, laporan penelitian ini mampu dijadikan pedoman model pembelajaran bagi guru khususnya mata pelajaran IPS.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, peneliti memaparkan beberapa definisi mengenai:

1. Keaktifan adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan, dan dapat diukur dengan angket keaktifan.

2. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian skor yang diperoleh oleh siswa terhadap suatu mata pelajaran yang telah ditempuh selama proses pembelajaran yang dapat diketahui dari hasil analisis yang telah dibuat oleh peneliti.

(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin (dalam Isjoni, 2009:15) mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially”. Dari uraian tersebut dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Pembelajaran Kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur menurut Sugandi, (2002:14)

Lebih lanjut Sugiyono (2010) menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

a) Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif 1) Saling Ketergantungan Positif

(25)

ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui: (1) saling ketergantungan mencapai tujuan, (2) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (3) saling ketergantungan sumber, (4) saling ketergantungan peran, dan (5) saling ketergantungan hadiah.

2) Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog, sehingga interaksi itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Hal ini mencerminkan konsep pengajaran teman sebaya.

3) Akuntabilitas Individual

Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penugasan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual.

4) Keterampilan Menjalin Hubungan Antar Pribadi

(26)

hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan.

2. Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks, dalam model ini siswa terlibat dalam perencanaan, baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok di sini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas (Trianto:2009).

Group investigation memungkinkan siswa untuk mengembangkan kelompok yang terdiri atas 1-5 orang untuk tujuan penyelidikan kelompok mengenai unit yang sedang dipelajari. Setiap siswa memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri dan diakhir penyelidikan kelompok bekerja sama untuk membuat laporan untuk presentasi kepada semua teman sekelas (Slavin, 1995).

a) Karakteristik Investigasi Kelompok

(27)

investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik. Lebih lanjut Sharan (2009:145) menguraikan masing-masing sebagai berikut:

1) Investigasi

Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan rumit kepada kelas. Selama berlangsungnya penelitian, siswa membangun pengetahuan yang mereka peroleh, bukannya menerima apa yang diberikan guru kepada mereka. Siswa mencari informasi dan gagasan dengan bekerja sama dengan rekannya dan menggabungkannya bersama pendapat, informasi, gagasan, keterkaitan, dan pengalaman yang masing-masing mereka dapat ketika mengerjakan tugas.

2) Interaksi

Menurut Thelen, 1981 (dalam Sharan, 2009) interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok, dengan interaksi siswa saling memberikan dorongan, saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan bahkan saling mempertentangkan gagasan. Interaksi dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan oleh kelompok selama berlangsungnya penyelidikan.

3) Penafsiran

(28)

mengumpulkan banyak informasi dari berbagai sumber yang berbeda. Secara berkala mereka bertemu dengan anggota kelompok mereka untuk bertukar informasi. Bersama-sama mereka mencoba membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka. Penafsiran atas temuan-temuan yang telah mereka gabung merupakan proses negosiasi antara tiap pengetahuan pribadi siswa dengan pengetahuan baru.

4) Motivasi Intrinsik

Dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan.

b) Langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok 1) Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademik maupun etnis. 2) Perencanaan kooperatif

(29)

3) Implementasi

Siswa mengimplementasikan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.

4) Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas.

5) Presentasi hasil final

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaaan mereka dan memperoleh prespektif luas pada topik tersebut.

6) Evaluasi

(30)

3. Prestasi Belajar a) Pengertian Prestasi

Dalam proses pembelajaran, seseorang tentu ingin mendapatkan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa pengetahuan, pengalaman, maupun kemampuan. Bagi siswa, proses pembelajaran tersebut merupakan sarana untuk mengetahui seberapa besar perolehan prestasi yang mereka peroleh ketika mengerjakan sesuatu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh, maka diperlukan adanya pengukuran yang berupa tes atau evaluasi. Hal ini diperlukan apakah proses pembelajaran sudah memenuhi tujuan pembelajaran.

Arifin (1990:3) berpendapat bahwa prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Selain itu, prestasi merupakan hasil meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu aktivitas tertentu.

(31)

dengan pendapat Arifin dan Winkel, mereka berpendapat bahwa prestasi adalah sebuah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang, namun dari perbedaan tersebut ada persamaan dari ketiga pendapat tersebut yaitu prestasi adalah hasil yang berupa kemampuan atau kecakapan dari yang telah dilakukan. Dari semua itu, dapat disimpulkan bahwa arti prestasi adalah suatu kecakapan nyata yang dimilki oleh seseorang yang didapat dari hasil yang telah dicapai dan dilakukan atau dikerjakan dengan menggunakan keterampilan atau kemampuan yang dimilikinya.

b) Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2003:2) belajar sering diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari orang yang lebih tahu misalnya dari seorang guru. Orang yang banyak pengetahuannya dianggap sebagai orang yang banyak belajar, sedangkan orang yang sedikit pengetahuannya dianggap sebagai orang yang kurang belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(32)

sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi. Dari kedua pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan kemampuan seseorang setelah melalui praktek atau latihan secara terus-menerus dengan lingkungannya.

c) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:1101).

Winkel (1983) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu.

(33)

d) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang tentu ada faktor yang mendorongnya, demikian juga dengan belajar. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1) Faktor internal menurut Brata (1984:249-252), adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Inteligensi

Inteligensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Inteligensi merupakan dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat inteligensi dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat inteligensinya. b. Minat

Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu, minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.

c. Sikap

(34)

2) Faktor eksternal menurut Ahmadi (1991:130-131), adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a) Faktor sosial yang terdiri atas : 1. Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga yang harmonis menciptakan lingkungan yang kondusif bagi belajar siswa. Dengan lingkungan yang kondusif, siswa dapat belajar dengan baik. 2. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah memiliki pengaruh yang besar bagi prestasi belajar siswanya. Lingkungan sekolah yang bising dapat menggangu aktivitas belajar di dalam kelas. Guru tidak dapat menyampaikan materi dengan baik karena konsentrasi siswa terganggu oleh suara yang bising dari luar kelas. Untuk itu, lingkungan sekolah hendaknya mampu menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan aman bagi siswa agar siswa dapat belajar dengan baik.

3. Lingkungan masyarakat

(35)

4. Lingkungan kelompok

Lingkungan kelompok juga berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Kelompok memiliki kegiatan positif, akan membuatnya bersikap positif. Sedangkan kelompok yang perilakunya cenderung negatif, anggotanya pun juga akan bersikap negatif juga.

b) Faktor budaya

Faktor budaya meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

Ketersediaan fasilitas belajar yang memadai dapat menunjang proses belajar siswa. Fasilitas belajar seperti buku dapat menunjang siswa untuk belajar. Ketersediaan buku dapat membuat siswa memperoleh informasi dengan mudah.

d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Lingkungan yang tidak aman dapat menciptakan rasa was-was dalam diri siswa. Hal itu menyebabkan siswa merasa tidak tenang dalam belajar. Sebaliknya jika lingkungan siswa aman, siswa akan dapat belajar dengan tenang dan penuh konsentrasi.

4 . K ea k t ifa n Bela j a r

(36)

pada hakekatnya siswa tersebut tidak belajar. Guru tidak bisa melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa, tetapi guru dapat mengamati dari manifestasinya yaitu dari kegiatan siswa tersebut sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan, seperti siswa bertanya, siswa mengemukakan ide, siswa menyanggah ide, siswa menyetujui ide, siswa menjawab, siswa melakukan diskusi, siswa memecahkan soal, siswa mengamati sesuatu, siswa melaporkan hasil pekerjaannya, siswa membuat rangkuman dan sebagainya.

(37)

a) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berpikir kritis. Gagne dan Brings (dalam Martinis, 2007:84) memaparkan faktor- faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu:

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada siswa).

3) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari).

4) Memberi petunjuk siswa cara mempelajarinya.

5) Memunculkan aktifitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

6) Memberi umpan balik (feed back).

7) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

8) Menyimpulkan setiap materi yang akan disampaikan diakhir pembelajaran.

(38)

memunculkan aktifitas dalam pembelajaran, memberi umpan balik, memberi tes, dan menyimpulkan setiap materi.

b) Prinsip Pembelajaran Aktif

Menurut Rohandi (2004:51) beberapa prinsip utama dalam pembelajaran aktif antara lain adalah subjek pembelajaran adalah siswa, belajar aktif dilakukan dengan cara melakukan sesuatu yang dijadikan suatu objek persoalan yang akan ditelusuri, belajar aktif lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok agar tercipta interaksi yang multiarah, dan aktifitas siswa harus menyenangkan, menarik perhatian, menantang untuk ditelusuri, dan penuh peluang untuk mengembangkan kreativitas (baik dalam berpikir maupun berkreasi).

c) Tingkat Perkembangan Kognitif Siswa SD

Piaget mengidentifikasi 4 (empat) tahapan utama perkembangan kognitif yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret dan operasional formal (Piaget dalam Dahar 2006:137-140).

1. Tahap Sensorimotor (lahir – 2 tahun) 2. Tahap Pra-Operasional (2 – 7 tahun)

3. Tahap Operasional Konkret (6 atau 7 th – 11 tahun) 4. Tahap Formal Operasional(11 tahun ke atas)

(39)

hitung-hitungan bukan merupakan aktivitas yang mudah. Konkret operasional anak mengenal bahwa ada hubungan antara angka-angka dan bahwa operasi dapat dilaksanakan menurut aturan tertentu. Pada tahap ini anak menunjukkan permulaan dari kapasitas logika orang-orang dewasa. Mereka mengerti aturan dasar dari logika. Bagaimanapun juga, proses berpikir atau operasi, pada umumnya melibatkan objek yang kelihatan (konkret) dari pada ide yang abstrak. Egosentrisme pada tahap ini sudah mulai berkurang dan anak lebih sosiosentris dalam berkomunikasi, kemampuan mereka untuk menggunakan peran dari orang lain dan melihat dunia, dan mereka sendiri, dari perspektif orang-orang lain sudah berkembang dengan pesat. Mereka mengenal bahwa orang melihat sesuatu dengan cara yang berbeda, karena perbedaan situasi dan perbedaan nilai. Mereka dapat fokus pada lebih dari satu dimensi pada beberapa waktu, sehingga dalam pengembangan proses pembelajaran, peneliti akan lebih menggunakan model pembelajaran yang dapat membawa siswa ke situasi yang konkret atau nyata yang ada di sekitar mereka sehingga dapat membantu siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

5. Pembelajaran IPS

(40)

pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat (Zainal, 2010).

Mengacu kepada tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi-kompetensi berikut:

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c) Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d) Memilki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

IPS SD mempelajari berbagai konsep dan proses yang berhubungan dengan IPS. Proses IPS dapat dijabarkan ke dalam keterampilan berpikir atau keterampilan dasar. Dalam mata pelajaran IPS, siswa secara bertahap dibimbing agar memiliki keterampilan dasar IPS yang digunakan untuk mengenal dan memahami berbagai konsep IPS.

(41)

kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Pada penelitian ini peneliti meneliti mengenai Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya. Pada kompetensi ini mengarah pada cabang IPS yaitu ekonomi, di mana kompetensi dasar tersebut mempelajari tentang aktifitas-aktifitas ekonomi.

Pada KD mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan SDA mempelajari mengenai pengertian dari kegiatan ekonomi, mengenal macam-macam sumber daya alam dan pemanfaatannya dalam kegiatan ekonomi, menyebutkan macam kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) dan beserta contoh kegiatannya.

B. Penelitian yang Relevan

(42)

percobaan. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tidak ditemukan lebih efektif dari pada model pembelajaran yang lain. Group investigation ditemukan mempengaruhi motivasi siswa yang berprestasi tinggi untuk belajar tentang kriteria subskala saja, sedangkan skala lain bahwa motivasi diukur tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan nilai dari siswa dalam metode tradisional.

Penelitian yang dilakukan oleh Elwis Ramadhan (2012) mengenai Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group investigation (GI) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 181 Pekanbaru menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan beberapa hal seperti: (1) Peningkatan aktivitas guru. Pada lembar pengamatan aktivitas guru, pada siklus I rata-rata peningkatan aktivitas guru adalah 74,99% (baik) mengalami kenaikan pada siklus II dengan rata-rata 92,95% (amat baik). (2) Peningkatan Aaktivitas iswa. Pada lembar pengamatan aktivitas siswa, dari siklus 1 rata rata peningkatan siswa adalah 71,59% (baik) mengalami kenaikan pada siklus ke II menjadi 93,31% (amat baik). (3) Peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diukur berdasarkan ketuntasan belajar pada UH I dan UH II menunjukkan bahwa ketuntasan individu dan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan.

(43)

bahwa nilai rata-rata gain untuk siswa kelas eksperimen 1 (0,485 ± 0,263) dan untuk siswa kelas eksperimen 2 (0,281 ± 0,203). Berdasarkan hasil analisa data, diperoleh harga t hitung sebesar 5,381 serta nilai t tabel sebesar 1,995 pada taraf signifikan &#945; = 0,05 dan dk = 74, sehingga – t hitung < t tabel < t hitung. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 sebesar 48,5% dan persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 sebesar 28,1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menggunakan media peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada pada materi pokok koloid.

Dari ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Hal tersebut ditunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar dan keaktifan siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

(44)

Dalam kenyataannya mempelajari IPS berarti mempelajari berbagai konsep dan proses yang berhubungan dengan IPS. Proses tersebut dapat dijabarkan ke dalam keterampilan berpikir dan keterampilan dasar. Dalam IPS siswa dibimbing agar memiliki keterampilan dasar yang digunakan untuk memahami konsep-konsep IPS.

Karena itu apabila siswa hanya dijejali dengan konsep-konsep tanpa memiliki keterampilan dasar maka hasilnya tidak akan maksimal, selain itu mengakibatkan siswa cenderung pasif. Padahal keaktifan siswa dalam pembelajaran itu sangat berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi. Hal ini juga akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu: intelegensi, minat, dan motivasi. Dalam hal ini minat dan motivasi dapat dipengaruhi oleh cara mengajar guru. Apabila guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif maka minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran juga tinggi. Karena itu peneliti memilih dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

(45)

tertentu untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Lewat model ini guru dituntut lebih kreatif dalam membangun pemahaman dan pengetahuan siswa. Oleh karena itu dengan menggunakan model kooperatif tipe investigasi kelompok diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS secara signifikan.

D. Hipotesis

Karena penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu prestasi belajar dan keaktifan, maka terdapat dua set hipotesis.

1. Prestasi Belajar

H0: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dengan materi mengenal aktivitas ekonomi dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya pada siswa kelas IV SDN Tamanan I.

H1: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dengan materi mengenal aktivitas ekonomi dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya pada siswa kelas IV SDN Tamanan I.

2. Keaktifan

H0: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

(46)

H1: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok

(47)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. J enis Penelitian

(48)

tiap kelompok. Pengaruh perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3).

Desain penelitian jenis ini digambarkan dengan gambar berikut:

Gambar 3.1 Pengaruh Perlakuan (Sugiyono, 2010) Keterangan :

O = hasil observasi pretest kelompok eksperimen O2= hasil observasi posttest kelompok eksperimen O3= hasil observasi pretest kelompok kontrol O4= hasil observasi posttest kelompok kontrol

x= perlakuan atau treatment penerapan model kooperatif tipe investigasi kelompok

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2013 di SD Negeri Tamanan I Yogyakarta. Peneliti memilih SDN Tamanan I karena berdasarkan observasi, guru di SD ini belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran. Guru masih terpaku pada penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa dalam proses pembelajaran cenderung pasif. Oleh karena itu peneliti ingin mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar dan keaktifan pada mata pelajaran IPS di kelas IV dalam materi mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya. SD Negeri Tamanan I merupakan salah satu SD yang berada di wilayah

O1 X O2

(49)

Sleman dengan alamat Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu seluruh siswa kelas IV SD Negeri Tamanan I.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan seluruh populasi sebagai sampel. Peneliti akan melakukan penelitian tentang prestasi belajar dan keaktifan siswa pada materi: (1) mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan dengan SDA mempelajari mengenai pengertian dari kegiatan ekonomi, (2) mengenal macam-macam sumber daya alam dan pemanfaatannya dalam kegiatan ekonomi, (3) menyebutkan macam kegiatan ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) serta contoh kegiatannya dengan populasi sumber datanya adalah siswa kelas IV.

(50)

mengundinya dan disaksikan oleh kedua guru kelas IV. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol dilaksanakan oleh guru mitra dikarenakan guru mitra lebih mengerti bagaimana karakteristik siswa yang akan diteliti, dan peneliti bertugas sebagai pengamat.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua macam:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat atau dependent (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok untuk dijadikan sebagai variabel bebas atau independent.

2. Variabel Terikat

(51)

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.2 Variabel Penelitian (Sugiyono, 2010)

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis instrumen penelitian bentuk tes dan non tes. Instrumen penelitian tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dan non tes untuk mengukur keaktifan yaitu menggunakan angket.

Peneliti telah membuat 30 soal pilihan ganda yang diujikan ke SD pembanding yaitu SDN Kledokan. Peneliti memilih SDN Kledokan untuk dijadikan tempat menguji instrumen karena di SD ini memiliki KKM pada mata pelajaran IPS yaitu 65, hal ini sama dan sebanding dengan SD Negeri Tamanan I (tempat penelitian) yang memiliki KKM 65 pada mata pelajaran IPS. Selain itu peneliti juga membandingkan nilai rata-rata kedua SD tersebut pada mata pelajaran IPS kelas IV dan hasilnya ternyata tidak jauh berbeda. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Keaktifan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Investigasi Kelompok

(52)

Tabel 3.1 Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Prestasi Belajar

Indikator Nomor Soal

Menyebutkan macam-macam sumber daya alam 7, 22, 26 Menegelompokkan kegiatan ekonomi berdasarkan

jenisnya 3, 5, 11, 14

Menjelaskan cara melestarikan sumber daya alam 8. 9, 29 Menjelaskan pengertian kegiatan ekonomi 1, 12, 27 Menyebutkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang berkaitan

dengan sumber daya alam. 2, 4, 6, 28, 30 Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan ekonomi 10. 13, 15, 16, 19, 21 Menyebutkan manfaat sumber daya alam 17, 20, 18, 23, 24, 25

Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur keaktifan yaitu berupa angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawabnya. Peneliti membuat 30 butir pernyataan yang diujikan ke SD pembanding yaitu di SDN Kledokan.

Tabel 3.2 Tabel Kisi- Kisi Angket Keaktifan Siswa

Indikator No Soal

Siswa mengungkapkan jawaban ketika guru memberikan soal. 1,3,15 Siswa selalu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru dengan

tepat waktu. 2,9,14

Siswa memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan pendapat terhadap pemecahan suatu soal yang diberikan oleh guru. 12,16 Siswa berpartisipasi aktif saat kegiatan diskusi dengan bertanya dan

menanggapi teman lain. 5,13, 19

Siswa mengerjakan tugas secara berelompok 4,6, 20 Siswa mendengarkan dengan baik teman yang sedang berpendapat

pada saat diskusi 10,11

Siswa mencatat hal-hal penting mengenai materi yang diajarkan 7, 18 Siswa bertanya hal yang belum diketahui dengan percaya diri 8,17

F. Uji Validitas

(53)

dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antar faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antar skor faktor. Sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antar skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien kolerasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan menentukan apakah suatu sistem itu layak digunakan atau tidak.

Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji signifikansi koefisien kolerasi pada taraf signifikansi 5%. Sukardi (2008:30) menyimpulkan bahwa instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur.

Peneliti menggunakan program SPSS 16 for Windows dengan menggunakan teknik pengujian kolerasi Bivariate Pearson untuk uji validitas. Misal, dari hasil analisis didapat nilai skor item dengan nilai skor total. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikan 5% dengan uji 2 sisi dan n= 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576. Berdasarkan hasil analisis didapat nilai korelasi yang kurang dari 0,576, dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid) dan harus dikeluarkan atau diperbaiki. 1) Validitas Soal

(54)

dilakukannya uji coba ini ditujukan untuk mengecek apakah soal-soal yang akan digunakan sebagai instrumen sudah bisa dipahami siswa setingkat kelas IV SD.

Rincian hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan SPSS 16 menggunakan rumus product moment terhadap 30 butir soal yang hasil dari perhitungannya dicantumkan pada lampiran.

2) Validitas Angket

Angket yang digunakan untuk instrumen penelitian ini diujicobakan di SDN Kledokan yang terdiri dari 30 pernyataan dan diujikan pada 29 siswa. Tujuan dari uji coba ini untuk mencari validitas. Selain itu dilakukannya uji coba ini ditujukan untuk mengecek apakah pernyataan-pernyataan pada angket yang akan digunakan sebagai instrumen sudah bisa dipahami siswa setingkat kelas IV SD.

Rincian hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan SPSS menggunakan rumus product moment terhadap 30 pernyataan yang hasil dari perhitungannya dicantumkan pada lampiran.

G. Reliabilitas

(55)

menghasilkan perhitungan yang setara dengan menggunakan metode KR-20 dan Anova Hoyt. Dalam menentukan tinggi rendahnya tingkat reliabilitas suatu instrumen dapat dilhat pada tabel kualifikasi reliabilitas di bawah ini.

Tabel 3.3 Kualifikasi Reliabilitas (Masidjo, 1995:209)

Koefisien Korelasi Kualifikasi butir soal yang valid kemudian diuji reliabilitas dengan menggunakan metode KR-20. Tujuan dari uji reliabilitas ini untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan yaitu soal dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Tabel 3.4 Hasil Reliabilitas Soal

Reliability Statistiks Cronbach's Alpha N of Items

.985 20

2. Reliabilitas Angket

(56)

mengetahui apakah instrumen yang digunakan yaitu angket dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Tabel 3.5 Hasil Reliabilitas Angket

Reliability Statistiks Cronbach's Alpha N of Items

.882 21

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Prestasi Belajar

Teknik pengumpulan data untuk variabel prestasi belajar pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan posttest berupa 20 soal pilihan ganda yang diberikan di kelompok kontrol dan eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Variabel Prestasi Belajar

No Kelompok Variabel Data Pengumpulan Instrumen

1

(57)

eksperimen. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Tabel Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan

Peubah Indikator Data Instrumen

Keaktifan Siswa mengungkapkan pendapat jawaban

ketika guru memberikan soal. Jumlah siswa yang terlibat

Lembar angket keaktifan Siswa dapat menjawab pertanyaan yang

diberikan guru dengan pemikiran sendiri. Siswa selalu mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu. Siswa memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan pendapat terhadap pemecahan suatu soal yang diberikan oleh guru.

Siswa berpartisipasi aktif saat kegiatan diskusi dengan bertanya dan menanggapi teman lain.

Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok

Siswa mendengarkan dengan baik teman yang sedang berpendapat pada saat diskusi

Siswa mencatat hal-hal penting mengenai materi yang diajarkan

Siswa bertanya hal yang belum diketahui dengan percaya diri

I. Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan tahap berikut:

1. Uji normalitas

(58)

diterapkan pada semua data yang akan diolah yang dimaksudkan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji normalitas data yang digunakan adalah dengan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk menentukan data tersebut normal atau tidak adalah sebagai berikut (Priyatno, 2012:136).

a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka distribusi data normal. b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

Jika distribusi data normal teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini adalah independent samples t-test atau paired t-test (Priyatno, 2012:17). Jika data tidak normal teknik statistik yang digunakan non parametrik dalam hal ini Mann-Whitney atau Wilcoxon (Priyatno, 2012:141). Setelah semua data diuji normalitasnya, data dapat diuji dengan uji statistik. Berikut ini langkah-langkah dalam uji statistik.

2. Uji Statistik

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan dengan menganalisis pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah skor pretest terdapat pada titik pijak yang sama. Kriteria untuk menguji persamaan adalah sebagai berikut (Yulius, 2010:82).

(59)

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain tidak ada persamaan data atau berbeda. b. Uji perbedaan

Uji perbedaan (Yulius, 2010:21) ini dilakukan untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok eksperimen dan kontrol dengan membandingkan rata-rata skor pretest dan posttest. Kriteria yang digunakan untuk uji pembeda ini adalah sebagai berikut (Yulius, 2010:82).

1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest, dengan kata lain tidak terdapat kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest.

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan, antara skor pretest dan posttest dengan kata lain terdapat kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest. c. Uji Pengaruh Perlakuan dan Uji Selisih Skor

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis data pada uji statistik ini, dua cara tersebut adalah uji pengaruh perlakuan dan uji selisih skor.

1) Uji pengaruh perlakuan

(60)

a) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dan keaktifan siswa.

b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar dan keaktifan siswa. 2) Uji selisih skor

Uji selisih skor ini dilakukan jika tidak terdapat persamaan titik pijak data dari skor pretest pada kelompok kontrol atau eksperimen. Perhitungan selisih skor diperoleh dengan cara mengurangkan hasil dari posttest ke pretest. Sesudah skor selisih didapat kemudian selisih skor tersebut diuji normalitasnya lagi, dan terakhir selisih skor dari dua kelompok tersebut diuji perbedaannya. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

(61)
(62)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. Pembahasan pada bab ini memuat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap prestasi belajar dan keaktifan siswa.

A. Hasil Penelitian

1. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Investigasi Kelompok pada Prestasi Belajar

(63)

Adapun tahapan dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Pada kedua kelompok tersebut (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen) diberikan pretest yang berupa 20 soal pilihan ganda dan angket keaktifan yang terdiri dari 20 item pernyataan. Pretest yang diberikan bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal antara kedua kelompok dan sebagai data awal dalam penelitian ini, 2) Setelah diberikan pretest pada kedua kelompok kemudian kelompok kontrol dan eksperimen diberi materi pembelajaran yang sama dengan perbedaan treatment, kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang tradisional dengan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan kelompok eksperimen diberikan treatment yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, treatment tersebut yang membedakan pembelajaran pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, 3) Pada akhir pertemuan di mana materi sudah tersampaikan, pada kedua kelompok diberikan posttest sebagai tes untuk mengetahui pengaruh treatment yang telah diberikan, serta untuk membandingkan hasil dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

(64)

mengetahui 1) kenaikan antara nilai sebelum mempelajari materi dan nilai sesudah mempelajari materi pada masing-masng kelompok baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dan 2) perbandingan antara nilai kelompok kontrol sesudah menggunakan pembelajaran tradisional dan kelompok eksperimen sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok mempunyai perbedaan nilai yang signifikan atau tidak. Signifikansi hasil tersebut dapat diukur dengan analisis statistik dengan membandingkan nilai posttest nilai kelompok kontrol dengan nilai posttest kelompok eksperimen.

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variabel independent yaitu model kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap variabel dependent yang diteliti yaitu keaktifan dan prestasi belajar.

(65)

Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer SPSS 16 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data responden, seperti yang sudah dituliskan pada bab sebelumnya. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 data terdistribusi secara normal, sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 data terdistribusi secara tidak normal, sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Soal Prestasi Belajar

No Aspek Signifikansi Nilai Keterangan 1 Pretest kelas kontrol .244 Normal

2 Posttest kelas kontrol .109 Normal

3 Pretest kelas eksperimen .772 Normal

4 Posttest kelas eksperimen .059 Normal

(66)

a) Uji Homogenitas

Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pretest di kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Kedua data pretest tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) > 0,05. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

H1: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima

(67)

Tabel 4.2 Uji Homogenitas Prestasi Belajar

Hasil Pretest Signifikansi Nilai Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen .144 Tidak Berbeda

Dari tabel di atas harga sig. (2-tailed) adalah 0.144 atau > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada prestasi belajar. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga nantinya akan digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

b) Uji Perbedaan

(68)

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan

posttest.

H1: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.

Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke posttest.

Dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, H0 ditolak dan H1diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest.

2. Jika harga sig.(2-tailed) >0,05, H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest.

Hasil analisis data perbandingan pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Uji Perbedaan pada Aspek Prestasi Belajar

N

o Kelompok

Test %

peningkatan Signifikansi Keputusan

Pretest Posttest

1 Kontrol 0.61 0.69 13, 14 0,000 Berbeda 2 Eksperimen 0.66 0.80 21, 21 0.001 Berbeda

(69)

sig.(2-tailed) pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga sig.(2-tailed) <0,05, yaitu 0.001 maka H0 ditolak dan H1 diterima

artinya ada perbedaan yang signifikan antara hasil data pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara data pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen.

c) Uji Pengaruh Perlakuan

Langkah ketiga dilakukan untuk melihat ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbandingan pada prestasi belajar adalah statistik parametrik independentsamples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki distribusi normal dengan harga sig.(2-tailed) >0,05. Analisis data yang digunakan menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar.

H1: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok

Gambar

Gambar 4.2  Perbandingan Antara Skor  Angket awal  dan  Angket akhir  Pada
Gambar 3.1 Pengaruh Perlakuan (Sugiyono, 2010)
Gambar 3.2 Variabel Penelitian (Sugiyono, 2010)
Tabel 3.2 Tabel Kisi- Kisi Angket Keaktifan Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY DI INDONESIA ” dengan baik, lancar dan tanpa hambatan yang berarti. Skripsi

telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti kepada penulis.. selaku Ketua Program

[r]

Perusahaan swasta ialah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh. organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham

sangat besar dan telah menggerogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat global. Beberapa hal yang bisa dipetik berkaitan dengan prakarsa StAR dalam upaya. memerangi korupsi

Telah dilakukan penelitian mengenai Dosis Efektif Antidiare Sari Buah Salak Pondoh (Zallaca edulis Reinw) Pada Mencit Dengan Metode Proteksi Oleh Oleum Ricini.. Sampel yang

Section 87 of t he Administration of the Religion of Islam (State of Selangor) Enactment 2003... Institution of zakat is one of the most important bodies in developing the

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu