• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI

ADVERSITY QUOTIENT

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Matematika

Oleh

Nama Mahasiswa : Santi Adhitama Putri

NIM : 1684202059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG 2020

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Santi Adhitama Putri Nomor Pokok Mahasiswa : 1684202059

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Adversity Quotient

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal Tangerang, 9 April 2020

Dosen Pembimbing: Tanda Tangan:

Pembimbing I, Yenni, M.Pd NBM.103 7271

………

Pembimbing II,

Dr. Enawar, S.Pd., MM.,MOS NBM.819 887

………

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Hairul Saleh, M.Si NBM.113 9236

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Adversity Quotient”.

Adapun tujuan penulisan ini adalah salah satu syarat untuk dapat melanjutkan penelitian sehingga nantinya dapat segera diselesaikan untuk mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Pendidikan Matematika.

Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada segala pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi. Saya menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Tangerang, 9 Maret 2020

Santi Adhitama Putri

(4)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR KEASLIAN TULISAN………...………i

KATA PENGANTAR………....………ii

DAFTAR ISI…………...……….iii

DAFTAR GAMBAR….……….v

DAFTAR LAMPIRAN………..vi

BAB 1 ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ... 8

LANDASAN TEORI ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 8

2. Adversity Quotient ... 11

B. Penelitian Relevan ... 15

BAB III ... 18

(5)

iv

METODE PENELITIAN ... 18

A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian ... 18

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 21

E. Intrumen Penelitian ... 23

F. Teknik Analisis Data ... 32

G. Keabsahan Data ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(6)

v DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ………20

Tabel 3.2 Kisi-kisi Adversity Respon Profile Quick Take ……….23 Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis…...31

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Observasi Awal………38

Lampiran 2 Angket Adversity Quotient……….…...39

Lampiran 3 Penskoran Angket Adversity Quotient……….….51

Lampiran 4 Lembar Validasi Angket Adversity Quotient………....54

Lampiran 5 Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis………....57

Lampiran 6 Kunci Jawaban Tes………....59

Lampiran 7 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah…..65

(8)

1 BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kualitas smber daya manusia dalam memajukan setiap negara. Sesuai dengan yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikann Nasional pada Pasal 3 (Depdikbud, 2009):

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (h.172).

Melalui pendidikan, manusia mampu untuk lebih maju dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah selalu disertai rasa tanggung jawab dan rasa ingin tahu yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dengan pendidikan peserta didik menjadi pribadi yang sesuai UU RI Nomor 20 Pasal 3 Tahun 2003, salah satunya menjadi pribadi yang berilmu. Potensi yang bisa dikembangkan peserta didik

(9)

2 yaitu dengan melalui pendidikan formal atau duduk dibangku sekolah. Dalam pendidikan formal terdapat berbagai macam bidang studi yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang diimiliki siswa, salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang akan diterima saat sekolah dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas atau bahkan Sekolah Menengah Kejuruan.

National Council of Teaching Mathematics (NCTM, 2000) menjelaskan tentang standar proses dari pembelajaran matematika yaitu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi, penalaran, pemecahan masalah, koneksi matematis, dan representasi matematis. Sehingga dalam dunia pendidikan, matematika menjadi salah satu pelajaran yang penting untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dengan baik. Kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimaksud adalah kemampuan seseoarang dalam mengerjakan suatu pemecahan masalah pada matematika sesuai dengan prosedur dari mulai mengidentifikasi permasalahan tersebut, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan permasalahan dari yang sudah direncanakan, dan memeriksa kembali.

Namun, meskipun pemecahan masalah termasuk salah satu standar proses dari pembelajaran matematika, masih banyak peserta didik yang lemah dalam hal pemecahan masalah matematis. Hasil survey yang dilakukan oleh Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2015 (OECD, 2018) bahwa kemampuan peserta didik di Indonesia pada pemecahan

(10)

3 masalah di bidang matematika masih rendah. Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara yang disurvei dengan rata-ratanya 386 dari nilai rata-rata seluruhnya sebesar 490.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Sepatan, guru matematika mengatakan bahwa peserta didik di kelas 7 ketika diberikan soal mengenai pemecahan masalah, hanya kurang dari 10 peserta didik dalam masing-masing kelas dengan 1 kelas 36-40 peserta didik yang mampu mengerjakannya. Bahkan kurang dari 8 peserta didik yang menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan prosedur dari mulai menuliskan yang diketahui atau mengidentifikasi permasalahan, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan permasalahan dari yang sudah direncanakan, dan memeriksa kembali. Banyak peserta didik yang langsung menuliskan jawaban tanpa merancang penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. Alasan sebagian besar peserta didik yaitu tidak bisa mengerjakan soal pemecahan masalah matematika tersebut karena malas dan tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan guru ketika mengajar, jangankan untuk menyelesaikan sesuai prosedur, peserta didik saja kurang mampu untuk memahami permasalahan yang diberikan. Sebagian besar peserta didik hanya ingin mengerjakan soal matematika dengan yang sama pada contoh saat guru menjelaskan. Bahkan sebagian besar peserta didik tersebut menyerah sebelum mengerjakan dengan mengatakan “Pak, susah” padahal mereka belum mencoba untuk mengerjakannya. Artinya, masih banyak peserta didik yang menyerah sebelum

(11)

4 berjuang, atau dengan kata lain mereka ingin menghindar dari kesulitan yang sedang mereka hadapi. Adversity quotient merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi kesulitan dan mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam AQ terdapat tiga tipe yang sering diibaratkan pada pendakian. Pertama AQ tipe quitters adalah mereka yang berhenti atau dengan kata lain menyerah sebelum berjuang. Kedua AQ tipe champers adalah mereka yang berkemah atau dengan kata lain hanya berjuang semampunya. Dan terakhir adalah AQ tipe climbers adalah mereka yang mendaki atau dengan kata lain mereka terus berjuang

Dalam penelitian yang dilakukan Kudsiyah dkk (2017), kesulitan belajar memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan pemecahan masalah.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengatasi kesulitan dan seberapa jauh orang tersebut mampu bertahan menghadapi kesulitan juga berbeda-beda. Peserta didik juga memiliki kesulitan dalam kehidupannya disekolah. Dalam menyelesaikan suatu pemecahan masalah, peserta didik pasti memiliki respon yang berbeda-beda. Pada pengalaman peneliti semasa sekolah, di dalam suatu kelas terdapat peserta didik yang merasa tertantang untuk terus mengerjakan hingga menemukan hasilnya, ada juga peserta didik yang tetap berusaha mengerjakannya meskipun tidak samapi selesai atau salah, bahkan ada juga peserta didik yang langsung mengeluh “tugasnya sulit” lalu memilih untuk tidak mengerjakannya.

(12)

5 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ditinjau dari Adversity Quotient”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, fokus penelitian yang akan dibahas adalah:

1. Menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe quitter

2. Menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe champer

3. Menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe climber

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe quitter

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe champers

3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe climber

(13)

6 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

memiliki Adversity Quotient tipe quitter

2. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe champers

3. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memiliki Adversity Quotient tipe climber

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat antara lain : 1. Secara Teoretis

Adversity Quotient perlu ditingkatkan untuk menambah kepercayaan diri seseorang ketika menghadapi kesulitan terutama dalam pemecahan masalah matematika. Serta sebagai referensi bagi penlitian lanjutan.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Memberi informasi pada pembaca tentang gambaran bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tipe Adversity Quotient

b. Bagi Peserta didik

(14)

7 Siswa dapat mengetahui tipe Adversity Quotient yang dimilikinya, serta memberikan inspirasi pada siswa untuk meningkatkann rasa keyakinan dalam memecahkan masalah matematis

c. Bagi Guru

Untuk memberi informasi pada guru khususnya dibidang study matematika bahwa peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda- beda dalam menyelesaikan masalah dan juga memiliki keyakinan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan masalah.

(15)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Landasan Teori

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

a. Definisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Hendriana, Rohaeti dan Sumarmo (2018) mengatakan secara singkat bahwa, kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan satu kemampuan matematis yang penting dan perlu dikuasai oleh siswa dalam belajar matematika (h.43). Dengan itu, diantara beberapa kemampuan matematis yang harus dimiliki setiap siswa, kemampuan pemecahan masalah matematis menjadi salah satu aspek yang dianggap penting dan harus dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada matematika.

Nissa (2015) mengatakan bahwa pemecahan masalah matematis berkaitan dengan proses untuk memecahkan masalah matematika.

Matematika terdiri dari keterampilan dan proses, sedangkan proses matematika adalah cara menggunakan keterampilan secara kreatif dalam situasi yang baru. Sehingga pemecahan masalah adalah proses bermatematika. Untuk itu, keterampilan yang dimiliki siswa sangat dibutuhkan dalam proses pemacahan masalah matematis karena siswa dapat mengolah pengetahuan yang baru mengenai matematika.

(16)

9 In’am (2015) menyatakan, “Pemecahan masalah merupakan segala aktivitas yang termasuk dalam masalah-masalah yang terkait dengan bahasa matematika, teknik pemecahan masalah dan penggunaan kemampuan matematika dalam menyelesaikan masalah tersebut,” (h. 38) Dengan itu, setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dari permasalahan tersebut. Sehingga kemampuan dalam menyelesaikan setiap masalah yang berbeda sangat dibutuhkan oleh siswa.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan dasar yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran matematika sehingga membuat siswa memiliki pengetahuan yang baru dari setiap masalah matematika yang berbeda-beda untuk diselesaikan.

b. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis menurut Polya (1957) sebagai berikut:

1. Harus memahami masalahnya

2. Menemukan hubungan pada masalah tersebut, kemudian mencari rencana dan solusinya

3. Melaksanakan rencana tersebut

4. Memeriksa solusi yang didapat (h. xvi)

(17)

10 Menurut Miftah (2016) pada bukunya menyebutkan indikator pemecahan masalah yaitu:

1. Memahami masalah 2. Membuat rencana 3. Melaksanakan rencana

4. Memeriksa kembali jawaban (h. 43-44)

Seperti Sumarmo (2012) berpendapat mengenai idikator dari pemecahan masalah matematis adalah:

1. Mengidentifikasikan unsur yang diketahui 2. Membuat model matematika

3. Menerapkan model strategi dalam menyelesaikan masalah dalam atau diluar matematika

4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil

5. Menyelesaikan model matematika dan masalah nyata

6. Menggunakan matematika secara bermakna (Yenni, Mulyani dan Sukmawati, 2017, h. 169)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa indikator pemecahan masalah matematis adalah:

1. Mengidentifikasi unsur yang diketahui. yaitu jika peserta didik mampu menentukan dengan cara menulis kembali apa saja yang diketahui dalam soal

(18)

11 2. Membuat rencana, yaitu peserta didik mampu membuat rencana penyelesaian dari permasalahan tersebut dan menggunakan rencana yang dibuat sebagai pedoman dalam penyelesaiannya 3. Melaksanakan rencana tersebut, yaitu jika peserta didik mampu

menyelesaikan permasalahan dengan langkah-langkah yang benar sesuai dengan rencana yang dipilih

4. Memeriksa kembali jawaban, yaitu peserta didik melihat kembali dari apa yang sudah dikerjakan dalam penyelesaian masalah tersebut

2. Adversity Quotient

a. Definisi Adversity Quotient

Stoltz (2018) mengemukakan bahwa AQ memberitahu seberapa jauh seseorang akan bertahan dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan serta mengetahui siapa yang akan gagal dan menyerah.

Dalam hal itu, Adversity Quotient merupakan kecerdasan yang dimiliki setiap individu untuk menghadapi setiap masalah atau kesulitan yang ada.

Dalam bukunya, Yoga (2016) mengatakan bahwa, “AQ merupakan faktor penentu keberhasilan. Perannya merupakan gabungan antara IQ dan EQ” (h.26). Dalam hal itu, seorang individu tidak cukup hanya mengandalkan IQ dan EQ saja ketika

(19)

12 menghadapi sebuah kesulitan untuk berhasil menemukan jalan keluarnya.

Rahmawati (2007) menyatakan bahwa definisi Adversity Quotient merupakan kemampuan seseorang dalam bertahan mengatasi suatu masalah atau kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapinya (h.9). Untuk itu, Adversity Quotient penting dimiliki karena setiap orang pasti memiliki masalah atau kesulitan serta tantangan hidup dan setiap orang memiliki cara sendiri untuk bertahan menghadapinya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Adversity Quotient adalah kecerdasan yang dimiliki setiap individu dalam menghadapi masalah atau kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapinya untuk berhasil menemukan jalan keluarnya.

b. Dimensi Adversity Quotient

Stoltz (2018) mengatakan bahwa Adversity Quotient terdiri dari empat dimensi yaitu control, orgin dan ownership, reach, dan endurance (CO2RE). Keempat dimensi tersebutlah yang akan menetukan AQ seseorang. Berikut adalah penjelasannya:

1) C = Control (Kendali)

C mempertanyakan: berapa banyak kendali yang Anda rasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan? Perbedaan antara respons AQ yang rendah

(20)

13 (quitters) dan tinggi (climber) dalam dimensi kendali ini cukup dramatisir. Mereka yang AQ-nya lebih tinggi merasakan kendali yang lebih besar atas peristiwa-peristiwa dalam hidupnya daripada mereka yang AQ-nya lebih rendah.

2) O2 = Orgin dan Ownership ( Asal Usul dan Pengakuan) O2 akan mempertanyakan dua hal: siapa atau apa yang menjadi asal usul kesulitan? Dan yang kedua sampai sejauh manakah saya mengakui akibat-akibat kesulitan itu?

Orang yang AQ-nya lebih tinggi tidak akan menyalahkan orang lain sembari mengelakkan tanggung jawab, dan mereka akan belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi.

3) R = Reach (Jangkauan)

R akan mempertanyakan: sejauh manakah kesulitan akan menjangkau bagian-bagian dari kehidupan saya?

Semakin rendah skor R yang dimiliki seseorang, besar kemungkinannya orang tersebut menganggap peristiwa- peristiwa buruk sebagai bencana dan kemudian akan dibiarkan meluas kesegala arah hingga mengambil kebahagiaan dan ketenangan orang tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi skor R yang dimiliki seseorang, semakin besar juga kemungkinan orang tersebut mampu membatasi

(21)

14 jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi.

4) E = Endurance (Daya Tahan)

E merupakan dimensi terakhir pada AQ. Dimensi ini akan mempertanyakan: berapa lamakah kesulitan akan berlangsung? Dan berapa lamakah penyebab kesulitan ini akan berlangsung? Semakin rendah skor E yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinannya orang tersebut menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya akan berlangsung lama. (h.140-164)

c. Tingkatan Adversity Quotient

Stolz (2018) mengelompokkan tingkatan tersebut berdasarkan daya juang menjadi tiga yaitu quitters, champers, dan climbers.

1) Quitters

Orang-orang yang berhenti, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti. Mereka disebut quitters atau orang- orang yang berhenti. Mereka menolak berbagai kesempatan yang diberikan oleh gunung. Singkatnya, mereka meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh kehidupan.

2) Champers

(22)

15 Orang-orang yang pergi tidak seberapa jauh lalu berkata “sejauh ini sajalah saya mampu mendaki”. Mereka disebut champers atau orang-orang yang berkemah.

Sekurang-kurangnya mereka telah menghadapi tantangan dari pendakian itu dan mereka telah mencapai tingkat tertentu. Meskipun champers telah berhasil mencapai tempat perkemahan, namun mereka tidak mungkin mempertahankan keberhasilan itu tanpa melanjutkan pendakiannya.

3) Climbers

Orang-orang yang seumur hidup membaktikan dirinya pada pendakian tanpa menghiraukan latar belakang, nasib baik atau nasib buruk, keuntungan atau kerugian.

Mereka disebut climbers atau orang-orang yang mendaki.

Mereka merupakan pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan tidak pernah membiarkan hambatan menghalangi pendakiannya. (h.18-20)

B. Penelitian Relevan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hidayat dan Sariningsih (2018), dapat disimpulkan bahwa siswa AQ Quitters mampu memahami masalah dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan menjelaskan masalah tersebut dengan kalimat sendiri,

(23)

16 siswa AQ Champers mampu memahami masalah dengan menuliskan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dan menjelaskan dengan kalimat sendiri dan mampu merencanakan pemecahan dengan menyederhanakan masalah, siswa AQ Climbers mampu melaksanakan keempat tahapan Polya.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas yaitu: 1) merupakan penelitian kualitatif deskriptif, 2) memiliki kesamaan variabel yaitu kemampuan pemecahan masalah matematis dan Adversity Quotient. Selain itu, penelitian yang peneliti lakukan terdapat perbedaan dengan penelitian di atas yaitu: 1) subjek yang diteliti berbeda, 2) penelitian tersebut menggunakan pembelajaran open ended dan penelitian yang peneliti lakukan tidak

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Leonardo dan Amanah (2014), secara individu variable AQ memiliki nilai thitung=3,146 dengan signifikasi 0,003<0,05; sehingga disimpulkan variabel AQ memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar matematika.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas yaitu memiliki kesamaan variabel Adversity Quotient. Selain itu, penelitian yang peneliti lakukan terdapat perbedaan dengan penelitian di atas yaitu: 1) subjek yang diteliti berbeda, 2) penelitian tersebut merupakan penelitian kuantitatif sedangkan yang peneliti lakukan adalah kualitatif, 3) terdapat perbedaan pada salah satu varibelnya.

(24)

17 3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kudsiyah, Novarina dan Lukman (2017), bahwa terdapat delapan faktor yang memiliki pengaruh sigifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X di SMANegeri 2 Kota Sukabumi. Kesulitan belajar memiliki pengaruh 25%, sikap (suka/tidak suka) memiliki pengaruh 14,44%, perhatian memiliki pengaruh 9,61%, rasa malas memiliki pengaruh 9%, rumus memiliki pengaruh 7,84%, respon/tanggapan memiliki pengaruh 7,29%, belajar sebelumnya memiliki pengaruh 6,76%, dan motivasi memiliki pengaruh 5,76%.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas yaitu memiliki kesamaan variabel kemampuan pemecahan masalah matematis. Selain itu, penelitian yang peneliti lakukan terdapat perbedaan dengan penelitian di atas yaitu: 1) subjek yang diteliti berbeda, 2) penelitian tersebut merupakan penelitian kombinasi sedangkan yang peneliti lakukan adalah kualitatif.

(25)

18 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2016) metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif.

Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar.

Pada penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan Adversity Quotient. Prosedur penelitian yang digunakan peneliti terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan lokasi penelitian, membuat surat izin penelitian dan berkoordinasi dengan guru matematika

b. Menyusun kisi-kisi instrumen tes Adversity Quotient dan kemampuan pemecahan masalah matematis

c. Menyusun kisi-kisi instrumen validasi untuk pakar Adversity Quotient dan kemampuan pemecahan masalah matematis

(26)

19 d. Menyusun pedoman wawancara

e. Melakukan uji validitas pada instrumen tes f. Menganalisi hasil validasi intrumen tes 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan angket Adversity Quotient kepada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sepatan dan memberikan skor untuk menentukan tipe Adversity Quotient

b. Memberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis c. Melakukan wawancara sebagai triangulasi

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data, kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis data yang dipaparkan pada tahap pelaksanaan.

Analisis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Memberikan skor dan menentukan tipe Adversity Quotient

2) Memberikan skor pada tes kemampuan pemecahan masalah matematis

3) Menyajikan data

b. Menarik kesimpulan atau verifikasi

(27)

20 B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Sepatan yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Banten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di bulan Januari sampai Agustus 2020.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN

1 Pengajuan judul April 2019 Sudah

2 Bimbingan proposal Januari – April 2020 Sudah 3 Seminar proposal

skripsi

April 2020 Belum

4 Bimbingan dan revisi hasil seminar

April - Mei 2020 Belum

5 Pembuatan instrument penelitian

April 2020 Sudah

6 Pengumpulan data Juni 2020 Belum

7 Pengolahan dan analisis data

Juni 2020 Belum

8 Ujian skripsi Juli 2020 Belum

(28)

21 C. Sumber dan Jenis Data Penelitian

Sumber data utama pada penelitian kualitatif menurut Lofland (1984) adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain, jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2014, h. 157).

Jenis data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2016) data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data. Data primer pada penelitian ini adalah hasil angket Adversity Quotient dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016) data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder pada penelitian ini adalah foto-foto ketika pelaksanaan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono,

(29)

22 2016, h.224). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, tes tertulis, wawancara dan studi dokumen.

1. Angket

Penyusunan angket Adversity Quotient memiliki tujuan untuk mengetahui tipe Adversity Quotient pada subjek yang diteliti. Jumlah pertanyaan angket Adversity Quotient adalah 30 butir soal.

Dalam skala ini tersedia 5 (lima) kategori jawaban untuk masing- masing dimensi (control, orgin, ownership, reach dan endurance). Pada skala 1 (satu), berarti setuju dengan jawaban di sebelah kiri, semakin menuju skala 5 berarti semakin setuju dengan jawaban di sebelah kanan.

2. Tes Tertulis

Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa soal essay sebagai bahan menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Hasil tes tersebut di berikan skor kemudian di rata-rata sesuai dengan tipe Adversity Quotient.

3. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam mengenai subjek penelitian. Peneliti melakukan wawancara secara tatap muka dengan subjek penelitian. Wawancara yang dilakukan berupa pertanyaan-pertanyaan yang meliputi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan tes.

4. Studi Dokumen

(30)

23 Pada penelitian ini, studi dokumen yang digunakan berbentuk tulisan yang merupakan hasil tes Adversity Quotient dan kemampuan pemecahan masalah matematis, rekaman hasil wawancara dan foto-foto kegiatan selama penelitian berlangsung.

E. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket, tes soal kemampuan pemecahan masalah, dan wawancara.

1. Angket Adversity Quotient

Instrumen angket Adversity Quotient diadopsi dan dimodifikasi dari buku Paul G. Stoltz yang berjudul Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang tahun 2018.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Adversity Respon Profile (ARP) Quick Take

Indikator

Pertanyaan

Positif No Negatif No

Control (kendali)

Kamu diundang ke sebuah peristiwa penting

10 Teman kelas kamu tidak menerima pendapat kamu

1

Kamu menerima nilai tinggi

13 Kamu bertengkar hebat dengan sahabatmu

6

(31)

24 Kamu terpilih

untuk mengikuti sebuah lomba

17 Seorang sahabat karib kamu tidak menelepon pada hari ulang tahun kamu

8

Kamu terpilih untuk memimpin upacara

23 Seorang sahabat karib kamu sakit parah

9

Guru kamu memuji kamu

27 Kamu ketinggalan bus pada suatu perjalanan

16

Kamu tidak juara dalam mengikuti suatu perlombaan

18

Orang tuamu

menawarkan untuk memotong uang jajan kamu sebesar 30% jika kamu ingin tetap mengikuti hobimu

19

Saat pemeriksaan kesehatan, dokter memperingatkan

tentang kesehatan kamu 26

(32)

25 Hasil ulangan kamu tidak menyenangkan

28

Kamu tidak berhasil untuk menjadi juara kelas pada semester ini, padahal pada semester sebelumnya kamu sang juaranya

29

Orgin (asal usul)

Kamu diundang ke sebuah peristiwa penting

10 Teman kelas kamu tidak menerima pendapat kamu

1

Kamu menerima nilai tinggi

13 Seorang sahabat karib kamu tidak menelepon pada hari ulang tahun kamu

8

Kamu terpilih untuk memimpin upacara

23 Kamu ketinggalan bus pada suatu perjalanan

16

Orang tuamu

menawarkan untuk memotong uang jajan kamu sebesar 30% jika

19

(33)

26 kamu ingin tetap mengikuti hobimu Kamu tidak berhasil untuk menjadi juara kelas pada semester ini, padahal pada semester sebelumnya kamu sang juaranya

29

Ownership (pengakuan)

Kamu terpilih untuk mengikuti sebuah lomba

17 Kamu bertengkar hebat dengan sahabatmu

6

Guru kamu memuji kamu

27 Seorang sahabat karib kamu sakit parah

9

Kamu tidak juara dalam mengikuti suatu perlombaan

18

Saat pemeriksaan kesehatan, dokter memperingatkan

tentang kesehatan kamu 26

Hasil ulangan kamu tidak menyenangkan

28

(34)

27 Reach

(jangkauan)

Kamu

mengumpulkan banyak uang dari sisa uang jajan

3 Teman-teman sekelas kamu tidak mengerti terhadap apa yang kamu jelaskan pada saat diskusi

2

Seseorang yang kamu hormati memanggil kamu untuk meminta nasihat

5 Hubungan kamu

dengan sahabat–sahabat kamu tampaknya semakin renggang

4

Kamu

mendapatkan hadiah istimewa pada hari ulang tahunmu

20 Kamu diminta untuk pindah ke kelas lain apabila kamu ingin tetap sekolah di sini

7

Tugas yang kamu kerjakan dipuji di depan kelas

25 Kamu tidak terpilih menjadi ketua kelas

11

Kamu dipilih oleh teman-teman kelas

kamu untuk

30 Kamu mendapat ejekan dari seorang teman sekelas yang dekat denganmu

12

(35)

28 menjadi ketua

kelas

Seseorang teman yang dekat dengan kamu diketahui menderita penyakit kanker

14

Cara belajar kamu tidak berhasil sehingga prestasi kamu menurun

15

Sepeda kamu rusak pada saat perjalanan ke sekolah

21

Dokter memberitahu bahwa kamu terlalu gemuk

22

Kamu menelepon seorang teman berkali- kali dan meninggalkan pesan, tapi tidak satupun yang dibalas

24

Endurance (daya tahan)

Kamu

mengumpulkan

3 Teman-teman sekelas kamu tidak mengerti

2

(36)

29 banyak uang dari

sisa uang jajan

terhadap apa yang kamu jelaskan pada saat diskusi

Seseorang yang kamu hormati memanggil kamu untuk meminta nasihat

5 Hubungan kamu

dengan sahabat–sahabat kamu tampaknya semakin renggang

4

Kamu

mendapatkan hadiah istimewa pada hari ulang tahunmu

20 Kamu diminta untuk pindah ke kelas lain apabila kamu ingin tetap sekolah di sini

7

Tugas yang kamu kerjakan dipuji di depan kelas

25 Kamu tidak terpilih menjadi ketua kelas

11

Kamu dipilih oleh teman-teman kelas

kamu untuk

menjadi ketua kelas

30 Kamu mendapat ejekan dari seorang teman sekelas yang dekat denganmu

12

(37)

30 Seseorang teman yang

dekat dengan kamu diketahui menderita penyakit kanker

14

Cara belajar kamu tidak berhasil sehingga prestasi kamu menurun

15

Sepeda kamu rusak pada saat perjalanan ke sekolah

21

Dokter memberitahu bahwa kamu terlalu gemuk

22

Kamu menelepon seorang teman berkali- kali dan meninggalkan pesan, tapi tidak satupun yang dibalas

24

2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis pada penelitian ini yaitu materi segiempat dan segitiga kelas VII semester genap.

(38)

31 Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP

Kompetensi Dasar Materi Pokok

Indikator Soal Bentuk Soal

No Soal 3.11 Mengaitkan

rumus keliling dan luas untuk berbagai jenis segiempat dan segitiga

4.11 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segiempat dan segitiga

Segiempat dan Segitiga

Menghitung luas belah ketupat jika diketahui salah satu diagonal dan keliling serta menghitung persegi panjang untuk penjualan

Essay 1

Menghitung biaya pembuatan lantai dengan

menentukan luas segiempat dan segitiga

Essay 2

Menentukan

keliling trapesium jika yang diketahui

Essay 3

(39)

32 adalah luas dan sisi

sejajar Menghitung

keliling persegi jika diketahui luas

Essay 4

Menghitung luas persegi panjang jika diketahui keliling dan lebarnya

Essay 5

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengklarifikasi hasil jawaban subjek penelitian pada instrumen tes kemampuan pemecahan masalah sesuai dengan indikator. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi stuktur guna mendapatkan informasi tanpa terlalu berpatokan pada pedoman sehingga pertanyaan yang diajukan dapat disesuaikan.

Wawancara direkam menggunakan handphone sehingga data yang diperoleh dijamin keabsahannya.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan

(40)

33 cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, memilih mana yang penting dan yangakan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

1. Reduksi Data

Mernurut Sugiyono (2016) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, focus pada hal-hal penting kemudian dicari tema dan polanya. Pada tahap ini. Peneliti merangkum data yang diperoleh dari hasil wawancara.

2. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, maka tahap selanjutnya adalah menyajikan data. Menurut Sugiyono (2016) penyajian data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Tahap penyajian data pada penelitian ini yaitu hasil angket Adversity Quotient, tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan wawancara yang berkaitan dengan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Menurut Sugiyono (2016) kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

(41)

34 Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dengan cara menganalisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tipe Adversity Quotient.

G. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2016) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependability) dan objektivitas (confirmability).

1. Credibility

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan membercheck.

Pada penelitian ini, uji kredibilitas yang dilakukan yaitu triangulasi.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes tertulis soal kemampuan pemecahan masalah matematis dengan hasil wawancara yang direkam oleh handphone.

2. Transferability

(42)

35 Uji transferability berkenaan dengan hasil penelitian yang dapat ditransfer kepada orang lain hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah menguaraikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan tipe Adversity Quotient

3. Dependability

Dalam peneltian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan cara audit terhadap keseluruhan selama penelitian. Pada penelitian ini, uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian dan dilakukan oleh auditor yang independen yaitu dosen pembimbing.

4. Confirmability

Uji confirmability mirip dengan uji dependability. Uji confirmability berarti menguji hasil penelitian dan dikaitkan dengan proses penelitian yang dilakukan. Uji confirmability dapat dilakukan secara bersamaan dengan uji dependability.

(43)

36 DAFTAR PUSTAKA

Amanah, N & Leonardo (2014). Pengaruh Adversity Quotient dan Kemampuan Berpikir KritisTerhadap Prestasi Belajar Matematika. Perspektif Ilmu Pendidikan, 62.

Depdikbud (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasionak Nomor 52 Tahun 2008 Tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. Jakarta: CV. Novindo Pustaka Mandiri.

Fitrah, M. (2016). Model Pembelajaran Matematika Sekolah (Kajian Perspektif Berdasarkan Teori dan Hasil Riset). Yogyakarta: Deepublish.

Hendriana, H., Rohaeti, E. E., & Sumarmo, U. (2018). Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa. Bandung: Refika Aditama.

Hidayat, W & Sariningsih, R. (2018). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Adversity Quotient Siswa SMP Melalui Pembelajaran Open Ended.

Jurnal Nasional Pendidikan Matematika, 117.

In'am, A. (2015). Menguak Penyelesaian Masalah Matematika. Malang: Aditya Media Publishing.

Kudsiyah, S. M., Novarina, E., & Lukman, H. S. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemecahan. Seminar Nasional Pendidikan 2017, 115.

Meleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

NCTM. (2000). Executive Summary Principles and Standards for School Mathematics. NCTM, 4.

Nissa, I. C. (2015). Pemecahan Masalah Matematika Teori dan Contoh Praktik.

Lombok: Duta Pustaka Ilmu.

OECD. (2018). PISA 2015 Result in Focus. Paris: OECD.

Polya. (1957). How To Solve It. A New Aspect of Mathematical Methode. New Jersey: Standford University.

(44)

37 Rahmawati, T. A. (2007). Studi Deskriptif Mengenai Adversity Quotient.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Stoltz, P. G. (2018). Adversity Quotient. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Yenni. Y, Mulyani. Y. K., Sukmawati. R. (2017). Efektivitas Problem Based Learning untuk Mengoptimalkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Mathline, 169.

Yoga, M. (2016). Adversity Quotient Agar Anak Tak Gampang Menyerah. Solo:

Tinta Medina.

(45)

38 Lampiran 1

(46)

39 Lampiran 2

ADVERSITY RESPONSE PROFILE (ARP) Quick Take Adaptasi dari buku Paul G. Stoltz yang berjudul Adversity Quotient

Mengubah Hambatan Menjadi Peluang tahun 2018 (Dimodifikasi sesuai dengan siswa kelas VII SMP)

Petunjuk Pengisian Angket ARP :

Berilah jawaban anda terhadap pernyataan-pernyataan untuk setiap peristiwa dengan cara berikut ini:

1. Bayangkan seolah-olah peristiwanya sedang terjadi meskipun tampaknya tidak realistis.

2. Untuk kedua pernyataan yang mengikuti setiap peristiwa, lingkarilah salah satu angka dari angka 1 hingga 5 yang merupakan pilihan dari jawaban anda dari setiap peristiwa yang terjadi.

PERISTIWA DAN PERNYATAAN 1. Teman-teman sekelas kamu tidak menerima pendapat kamu.

Teman-teman sekelas saya tidak menerima pendapat saya merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C-

(47)

40 Penyebab teman-teman sekelas saya tidak menerima pendapat saya sepenunya sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or- 2. Teman-teman sekelas kamu tidak mengerti terhadap apa yang kamu

jelaskan pada saat diskusi.

Teman-teman sekelas tidak mengerti terhadap apa yang saya jelaskan merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab teman-teman sekelas saya tidak mengerti terhadap apa yang saya jelaskan adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 3. Kamu mengumpulkan banyak uang dari sisa uang jajan

Yang menyebabkan saya mengumpulkan banyak uang adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R+

Penyebab saya mengumpulkan banyak uang:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E+

(48)

41 4. Hubungan kamu dengan sahabat–sahabat kamu tampaknya semakin

renggang.

Hubungan saya dengan sahabat saya tampaknya semakin renggang merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab hubungan saya dengan sahabat saya tampaknya semakin renggang adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 5. Seseorang yang kamu hormati memanggil kamu untuk meminta nasihat.

Yang menyebabkan orang tersebut memanggil saya untuk meminta nasihat adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R+

Penyebab orang tersebut memanggil saya untuk meminta nasihat Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan

pernah ada lagi E+

6. Kamu bertengkar hebat dengan sahabatmu.

Pertengkaran itu merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

(49)

42 C- Akibat dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggung jawab saya

sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow- 7. Kamu diminta untuk pindah ke kelas lain apabila kamu ingin tetap

sekolah di sini.

Saya diminta untuk pindah ke kelas lain apabila saya ingin tetap sekolah di sini merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab saya diminta untuk pindah ke kelas lain adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 8. Seorang sahabat karib kamu tidak menelepon pada hari ulang tahun

kamu.

Sahabat karib saya tidak menelepon merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Penyebab sahabat karib saya tidak menelepon adalah:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or-

(50)

43 9. Seorang sahabat karib kamu sakit parah.

Sahabat karib saya sakit parah merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Akibat dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggung jawab saya

sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow- 10. Kamu diundang ke sebuah acara penting

Alasan saya diundang adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C+

Alasan saya diundang sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or+ 11. Kamu tidak terpilih menjadi ketua kelas.

Saya tidak terpilih menjadi ketua kelas merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab saya tidak terpilih menjadi ketua kelas adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E-

(51)

44 12. Kamu mendapat ejekan dari seorang teman sekelas yang dekat

denganmu.

Saya mendapat ejekan, merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab saya mendapat ejekan adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 13. Kamu menerima nilai tinggi

Penyebab saya menerima nilai tinggi adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C+

Penyebab saya menerima nilai tinggi sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or+ 14. Seseorang teman yang dekat dengan kamu diketahui menderita penyakit

kanker.

Teman saya menderita penyakit kanker merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab teman dekat saya menderita penyakit kanker adalah:

(52)

45 Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan

pernah ada lagi E- 15. Cara belajar kamu tidak berhasil sehingga prestasi kamu menurun.

Cara belajar saya tidak berhasil merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab cara belajar saya tidak berhasil adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 16. Kamu ketinggalan bus pada suatu perjalanan.

Saya ketinggalan bus merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Penyebab saya ketinggalan bus adalah:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or- 17. Kamu terpilih untuk mengikuti sebuah lomba

Alasan saya dipilih untuk mengikuti sebuah lomba adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C+

Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

(53)

46 Bukan

tanggung jawab saya sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow+ 18. Kamu tidak juara dalam mengikuti suatu perlombaan.

Saya tidak juara merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Akibat dari peristiwa ini merupakan sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggung jawab saya

sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow- 19. Orang tuamu menawarkan untuk memotong uang jajan kamu sebesar

30% jika kamu ingin tetap mengikuti hobimu.

Saya diminta untuk menerima pemotongan uang jajan merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Penyebab saya diminta menerima pemotongan uang jajan karena:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or- 20. Kamu mendapatkan hadiah istimewa pada hari ulang tahunmu.

Yang menyebabkan saya mendapatkan hadiah tersebut adalah ssuatu yang:

(54)

47 Berkaitan

dengan semua aspek kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R+

Penyebab saya mendapatkan hadiah tersebut:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E+

21. Sepeda kamu rusak pada saat perjalanan ke sekolah.

Sepeda saya rusak merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab sepeda saya rusak merupakan keadaan yang:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 22. Dokter memberitahu bahwa kamu terlalu gemuk.

Saya terlalu gemuk merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab saya terlalu gemuk adalah:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 23. Kamu terpilih untuk memimpin upacara bendera

Yang menyebabkan saya terpilih adalah sesuatu yang:

(55)

48 Tidak bisa saya

kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C+

Penyebab saya terpilih sepenuhnya berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or+ 24. Kamu menelepon seorang teman berkali-kali dan meninggalkan pesan,

tapi tidak satupun yang dibalas.

Teman saya tidak menjawab telepon dan membalas pesan saya, merupakan sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R- Penyebab teman saya tidak menjawab telepon dan membalas pesan saya merupakan keadaan yang:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E- 25. Tugas yang kamu kerjakan dipuji di depan kelas

Yang menyebabkan saya dipuji adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R+

Penyebab saya dipuji:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

(56)

49 E+

26. Saat pemeriksaan kesehatan, dokter memperingatkan tentang kesehatan kamu.

Dokter memperingatkan kesehatan saya merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Akibat dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggung jawab saya

sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow- 27. Guru kamu memuji kamu

Yang menyebabkan saya mendapat pujian adalah sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C+

Hasil dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

Bukan tanggung jawab saya

sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow+ 28. Hasil ulangan kamu tidak menyenangkan.

Hasil ulangan saya tidak menyenangkan merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Akibat dari peristiwa ini adalah sesuatu yang saya rasa:

(57)

50 Bukan

tanggung jawab saya sama sekali

1 2 3 4 5 Tanggung jawab saya sepenuhnya

Ow-

29. Kamu tidak berhasil untuk menjadi juara kelas pada semester ini, padahal pada semester sebelumnya kamu sang juaranya.

Saya tidak berhasil menjadi juara kelas merupakan sesuatu yang:

Tidak bisa saya kendalikan

1 2 3 4 5 Bisa saya kendalikan sepenuhnya

C- Penyebab saya tidak berhasil menjadi juara kelas berkaitan dengan:

Saya 1 2 3 4 5 Orang lain atau faktor lain

Or- 30. Kamu dipilih oleh teman-teman kelas kamu untuk menjadi ketua kelas

Yang menyebabkan saya dipilih adalah sesuatu yang:

Berkaitan dengan semua aspek

kehidupan saya

1 2 3 4 5 Berkaitan dengan situasi ini saja

R+

Penyebab saya dipilih:

Akan selalu ada 1 2 3 4 5 Tidak akan pernah ada lagi

E+

(58)

51 Lampiran 3

Pemberian Skor

Perhatikan huruf kecil C, Or, Ow, R, atau E di samping setiap pertamyaam tempat melingkari jawaban. Ada yang memiliki tanda plus dan minus. Karena Adversity Quotient lebih memperhatikan respon-respon terhadap kesulitan, peneliti hanya akan memberi nilai pada jawaban-jawaban yang bertanda minus di sampingnya. Ini adalah peristiwa yang mengandung kesulitan, dan hanya ini yang didaftar secara berurutan pada lembar kerja yang disediakan dihalaman berikut.

1. Pada lembar kerja yang tersedia, masukkanlah jawaban-jawaban di tempat yang kosong di samping angka untuk setiap peristiwa

2. Ikutilah intruksinya pada lembar kerja itu secara berurutan untuk menghitung dimensi-dimensi CO2RE dan AQ keseluruhan

3. Skor (0-59) adalah AQ rendah atau quitters

4. Skor (60-94) adalah kisaran untuk peralihan dari AQ rendah ke AQ sedang 5. Skor (95-134) adalah AQ sedang atau champers

6. Skor (135-165) adalah kisaran untuk peralihan dari AQ sedang ke AQ tinggi 7. Skor (166-299) adalah AQ tinggi atau climbers

(59)

52 Rubrik Adversity Respon Profile (ARP) Quick Take

Peristiwa C- Or- Ow- R- E- 1. Secara vertical, jumlahkan skor Or dan Ow.

2. Tambahkan jumlah Or dan Ow untuk mendapatkan angka O2.

3. Secara terpisah hitung lah C, R dan E dengan menjumlahkan angka- angka dalam setiap kolom.

Masukkan hasilnya ke dalam kotak yang tepat 4. Mulailah dari kiri ke

kanan, jumlahkan angka- angka C, O2, R dan E untuk

mendapatkan AQ

keseluruhan. Masukkan hasilnya ke dalam segitiga di bawah

1 2 4 6 7 8 9 11 12 14 15 16 18 19 21 22 24 26 28

(60)

53 29

+

+ + + =

Or=

C= O2= R= E=

AQ = Ow=

(61)

54 Lampiran 4

Lembar Validasi

Adversity Respon Profile (ARP) Quick Take

Petunjuk Pengisian:

1. Berikut ini diberikan daftar penilaian terhadap angket tentang Adversity Quotient

2. Mohon Bapak / Ibu berkenan memberikan penilaian umum terhadap angket Adversity Quotient dan saran-saran untuk merevisi angket yang telah disusun 3. Dimohon Bapak / Ibu memberikan nilai pada butir-butir setiap aspek dengan

cara memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom skala penilaian yang telah disediakan

4. Skala penilaian yang digunakan adalah:

Sangat sesuai = 5

Sesuai = 4

Cukup sesuai = 3 Kurang sesuai = 2 Tidak sesuai = 1

5. Untuk komentar dan saran yang Bapak / Ibu berikan, mohon dituliskan pada bagian komentar dan saran

(62)

55

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian

1 2 3 4 5

1. Kesesuaian pertanyaan dengan indikator

2. Kalimat yang digunakan tidak mengandung arti ganda

3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami siswa

4. Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif

5. Butir soal sesuai dengan kognitif siswa SMP

6. Penggunaan huruf serta tanda baca benar, jelas dan tepat

Jumlah Total Skor

Rata-rata x̄ (Total Skor : 6)

Hasil penilaian angket Adversity Quotient (lingkari yang sesuai) a. 1 <𝐱̄ ≤ 2 = Tidak valid (belum dapat digunakan)

b. 2 <𝐱̄ ≤ 3 = Kurang valid (dapat digunakan dengan revisi besar) c. 3 <𝐱̄ ≤ 4 = Valid (dapat digunakan dengan revisi kecil)

(63)

56 d. 4 <𝐱̄ ≤ 5 = Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)

Komentar dan Saran:

………

………

………

………

………

Tangerang, April 2020 Validator

……….

(64)

57 Lampiran 5

Lembar Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VII/Genap

Waktu : 50 menit

Kerjakan!

1. Aya memiliki sebidang sawah di desa berbentuk belah ketupat dengan kelilingnya 200 m dan ukuran salah satu diagonalnya adalah 60 m. Aya akan membangun toko di kota dengan menjual sawah miliknya untuk membeli tanah di kota. Ukuran tanah yang akan dibeli Aya adalah 10 m x 15 m dengan harga per meter perseginya adalah Rp 1.000.000,00. Jika nantinya sawah yang dimiliki Aya akan terjual dengan harga per meter perseginya adalah Rp 100.000,00, cukupkah uang hasil penjualan sawah Aya dipakai untuk membeli tanah di kota?

Petunjuk:

1) Isi identitas Anda pada kolom yang tersedia

2) Kerjakan soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan Anda

3) Kerjakan secara runtut dan sistematis

4) Tidak diperkenankan bekerjasama dengan teman

(65)

58 2. Terdapat lantai berbentuk persegi panjang dengan panjangnya 8 m dan lebarnya 5 m. Lantai tersebut akan ditutup oleh keramik berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang alas 1 m dan tingginya 2 m. jika harga 1 keramik Rp 1500,00 , maka berapakah biaya yang diperlukan?

3. Perusahaan A membeli tanah yang berbentuk trapesium siku-siku dengan sisi sejajar sepanjang 500 m dan 200 m. Luas tanah tersebut adalah 140.000 m2. Tanah tersebut akan dibangun pabrik keramik. Untuk proses pembangunan, kawasan tersebut akan dipagari oleh seng. Berapakah panjang seng yang akan mengelilingi pabrik tersebut?

4. Bibi memiliki rumah di pinggir jalan yang berbentuk persegi. Luas tanah rumah Bibi adalah 144 m2. Bibi akan membuat pagar yang mengelilingi seluruh sisi rumah Bibi. Jika Bibi akan menggunakan papan dengan lebar permukaan yang menyentuh tanah sebesar 1 m. Berapa banyak papan yang dibutuhkan?

5. Pak Ujang memiliki sebidang tanah di samping rumahnya yang berbentuk persegi panjang. Jika keliling dari sebidang tanah yang dimiliki Pak Ujang adalah 160 m dan lebarnya 30 m. Berapakah luas tanah tersebut?

(66)

59 Lampiran 6

KUNCI JAWABAN

No Soal Jawaban

1. Diketahui:

Keliling belah ketupat : 200 m Diagonal 1 : 60 m

Harga per meter persegi sawah : 100.000 Panjang persegi : 10 m

Lebar persegi : 15 m

Harga per meter persegi tanah di kota : 1000.000

Ditanya: Cukupkah uang hasil menjual sawah untuk membeli tanah?

Jawab:

 Cari panjang sisi sawah berbentuk belah ketupat

𝐾 = 4𝑆 200 = 4𝑆

𝑆 = 200 ∶ 4 = 50𝑚

 Cari d2 dengan Pythagoras

Sisi miring = 50 m

Sisi alas = 60 : 2 = 30 m Sisi tegak = ½ d2 Sisi tegak =√502− 302

(67)

60 =√2500 − 900

=√1600 = 40 𝑚 Sisi tegak = ½ d2

40 m = ½ d2 80 = d2

 Hitung luas sawah berbentuk belah ketupat 𝐿 =1

2. 𝑑1. 𝑑2 𝐿 =1

2. 60.80 = 2400𝑚2

 Harga sawah = 2400 x 100.000 = 240.000.000

 Hitung luas tanah berbentuk persegi panjang

𝐿 = 𝑝𝑥𝑙

𝐿 = 10 𝑥 15 = 150𝑚2

 Harga tanah = 150 x 1.000.000 = 150.000.000

 Harga sawah – harga tanah = 240.000.000 – 150.000.000 =

90.000.000

Jadi, uang hasil penjualan sawah cukup untuk membeli tanah di kota 2. Diketahui:

Panjang lantai berbentuk persegi = 8 m Lebar lantai berbentuk persegi = 5 m Alas keramik berbentuk segitiga = 1 m

(68)

61 Tinggi keramik berbentuk segitiga = 2 m

Harga keramik = 1.500

Ditanya: biaya yang diperlukan untuk menutup lantai Jawab:

 Menhitung luas lantai berbentuk persegi 𝐿 = 𝑝𝑥𝑙 = 8𝑥5 = 40𝑚2

 Menghitung luas keramik berbentuk segitiga 𝐿 =1

2𝑎. 𝑡 =1

2𝑥1𝑥2 = 1𝑚2

 Jumlah keramik yang dibutuhkan

Luas lantai : luas keramik = 40 : 1 = 40 keramik

 Menghitung biaya yang dibutuhkan

Jumlah keramik x harga = 40 x 1.500 = 60.000 Jadi, biaya yang dibutuhkan adalah 60.000

3. Diketahui:

Panjang sisi trapesium (a) = 500 m Panjang sisi trapesium (b) = 200 m Luas trapesium = 140.000 m2

Ditanya : panjang seng yang dibutuhkan untuk mengelilingi Jawab:

 Mencari tinggi trapesium dengan luas 𝐿 =1

2𝑥(𝑎 + 𝑏)𝑥𝑡

(69)

62 140.000 =1

2𝑥(500 + 200)𝑥𝑡 140.000 = 350 𝑡

𝑡 =140.000

350 = 400 𝑚

 Mencari sisi miring dengan Pythagoras

Sisi tegak = tinggi trapesium = 400 m Sisi alas = a – b = 500 – 200 = 300 m Sisi tegak =√4002+ 3002

=√160.000 + 90.000 =√250.000 = 500 𝑚

 Mencari keliling trapesium

𝐾 = 500 + 500 + 400 + 200 = 1600 𝑚

Jadi, panjang seng yang dibutuhkan adalah 1600 m 4. Diketahui:

Luas tanah berbentuk persegi = 144 m2 Panjang papan 1 m

Ditanya: berapa banyak papan yang dibutuhkan?

Jawab:

 Mencari panjang sisi persegi dengan menggunakan luas 𝐿 = 𝑠2

144 = 𝑠2

(70)

63 𝑠 = √144 = 12 𝑚

 Menghitung keliling tanah

K = 4s

K= 4 x 12 = 48 m

 Menghitung papan yang dibutuhkan

Keliling : panjang papan = 48 : 1 = 48 papan Jadi, banyak papan yang dibutuhkan adalah 48 papan 5. Diketahui:

Keliling tanah berbentuk persegi panjang = 160 m Lebar tanah berbentuk persegi panjang = 30 m Ditanya: luas tanah berbentuk persegi panjang?

Jawab:

 Mencari panjang tanah berbentuk persegi panjang

𝐾 = 2𝑝 + 2𝑙 160 = 2𝑝 + 2(30) 160 = 2𝑝 + 60 2𝑝 = 160 − 60 2𝑝 = 100 𝑝 = 50 𝑚

 Mencari luas tanah berbentuk persegi panjang 𝐿 = 𝑝𝑥𝑙

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Indikator Keluaran (Output): Tersedianya STA sarana pasar dan promosi ragam olahan pangan dari sektor pertanian, perikanan dan kehutanan beserta ragam olahan pangan lainya.

perjalanan penyakit dan pengobatan/perawatan pasien. Sedangkan dari segi material, isi rekam medis meliputi identitas pasien, catatan tentang penyakit, hasil

Muna Pemekaran desa Lilo Perda No. Noebeba, Perda No.. Nunbena, Perda No. Nunbena, Perda No. Nunbena, Perda No. Santian, Perda No. Santian, Perda No.. Manufui Menjadi wil.

Untuk mencegah kerusakan struktur bahan yang dipotong, misalnya jadi memar, baik pemotongan dengan menggunakan mesin atau dengan pemotongan secara manual, arah gerakan

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini akan dilakukan peramalan beban listrik jangka pendek yang dibutuhkan di pendistribusian listrik pada masing-masing

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh bahwa secara umum rata-rata skor yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri di Kecamatan Biringkanaya adalah untuk variabel

Menurut (Sugiyono, 2016), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

(1) Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda sebagai pembantu unsur lini yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang