• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP LAMANYA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI PEKANBARU J.M. METHA* ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP LAMANYA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI PEKANBARU J.M. METHA* ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

186

GAMBARAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP LAMANYA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI PEKANBARU

J.M. METHA*

ABSTRAK

Perawatan bayi baru lahir juga harus memperhatikan pencegahan infeksi, yang salah satunya adalah infeksi tali pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perawatan tali pusat bayi baru lahir terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat ditinjau dari penggunaan bahan antiseptik dan tanpa bahan antiseptik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang dilaksanakan dengan melakukan observasi langsung terhadap tali pusat bayi baru lahir. Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir hidup dan normal di BPM Ernita, dengan sampel yang diambil dengan menggunakan accidental sampling terhadap 34 bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tali pusat bayi yang tidak diolesi dengan antiseptik alkohol 70% menunjukkan pelepasan tali pusat yang lebih cepat dibandingkan tali pusat yang diolesi dengan alkohol 70%.

Kata Kunci: tali pusat, bayi baru lahir, antiseptik, lamanya waktu pelepasan tali pusat

(2)

ABSTRACT

Newborn care should also pay attention to prevention of infection, one of which is an infection of the umbilical cord. This study aimed to describe the treatment of newborn umbilical cord to the length of time of cord separation with and without antiseptics.

This was a descriptive study, conducted by direct observation of the umbilical cord of newborns. The study population was all babies born alive and normal in Privately Practising Midwife Ernita, with samples taken using accidental sampling to 34 babies. The results showed that most of the baby's cord not applied with antiseptics, 70%alcohol, indicated the faster separation of cord than the cord applied with 70%

alcohol.

Keywords: cord, newborns, antiseptic, length of time of the cord separation

(3)

Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan istilah yang

menggambarkan jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.1 Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian dan AKB menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak. Menurut

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), AKB di Indonesia dari tahun 2007 sampai 2012 masih menunjukkan penurunan yang lamban, yaitu dari 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun ke 2007 menjadi hanya 32 per 1000 kelahiran pada tahun 2012.2 Di Provinsi Riau, AKB mengalami peningkatan dari tahun 2010 dengan angka 7,9 per 1000

kelahiran hidup pada tahun 2011, dan meningkat lagi menjadi 9,4 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012.3

AKB tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Setiap tahun, sekitar 3,3 juta kematian bayi baru lahir (BBL) terjadi di seluruh dunia dengan berbagai penyebab.4 Dari penyebab yang ada, infeksi memegang lebih dari 30%

sebagai penyebab kematian BBL.5 Infeksi tali pusat merupakan infeksi yang dapat terjadi pada BBL, karena wilayah tali pusat tersebut mendukung pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri patogen. Dampak infeksi tali pusat ini dapat menjadi sebuah penyebab utama kematian di negara- negara berkembang, seperti tetanus neonatal yang menyebabkan sekitar 200.000 kematian BBL setiap tahun di seluruh dunia.6

(4)

Tali pusat adalah jaringan yang unik, yang terdiri atas dua arteri dan satu pembuluh darah yang ditutupi dengan jaringan ikat yang disebut

‘Wharton’s Jelly’ yang tipis dan bersifat mukoid.7 Selama kehamilan, plasenta menyuplai semua kebutuhan janin. Setelah kelahiran, bayi dan plasenta terpisah dengan rahim ibu, dan tali pusat dipotong dengan menggunakan tehnik yang steril, dan diklam agar pembuluh tali pusat tertutup sehingga pendarahan dapat dicegah.

Ketika tali pusat dipotong, tali pusat tersebut akan mulai mengering, menghitam, dan mengeras.

Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh paparan udara.7 Tali pusat yang tertinggal setelah pemotongan inilah merupakan bagian yang dapat menjadi media bagi pertumbuhan bakteri, terutama jika

dibiarkan lembab dan diberikan agen yang tidak bersih.8 Di banyak negara, kasus-kasus individual infeksi tali pusat terus terjadi di rumah sakit maupun klinik bersalin.7 Untuk itulah, perawatan tali pusat merupakan hal yang penting dan menjaga agar tali pusat tetap kering juga merupakan satu hal yang penting untuk mencegah infeksi.

Sampai saat ini, beberapa agen telah digunakan pada tali pusat yang dipotong untuk membantu mempercepat proses pengeringan dan mengurangi kesematan infeksi.

Beberapa metode pelepasan tali pusat dengan mempercepat pengeringannya adalah seperti mengoleskan obat tradisional dari ekstrak tanaman atau herbal, minyak zaitun, minyak kelapa, ASI pertama atau kolostrum, triple dye, povidone-iodine (Betadine), beberapa antibiotik, air steril, alkohol

(5)

terapi apapun.9 Khusus untuk penelitian ini, tujuan yang dijelaskan adalah gambaran perawatan tali pusat BBL terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat ditinjau dari penggunaan bahan antiseptik dan tanpa bahan antiseptik.

METODOLOGI

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan melakukan observasi/pengamatan secara langsung pada perawatan tali pusat bayi baru lahir dengan menggunakan bahan antiseptik dan tanpa bahan antiseptik terhadap lamanya waktu pelepasan tali pusat. Penelitian ini dilakukan di sebuah tempat praktik bidan mandiri (BPM) Ernita, di Pekanbaru, propinsi Riau. Waktu penelitian dilakukan pada Desember 2014 sampai Juni 2015.

Pengambilan sampel dalam penelitian

dengan jumlah sampel 34 bayi baru lahir normal.

HASIL

Setelah pengamatan, hasil lamanya waktu pelepasan tali pusat dengan membandingkan penggunaan bahan antiseptik (alkohol 70%) dan tanpa bahan antiseptik dapat dilihat di tabel berikut ini:

Tabel. 1

Distribusi Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir terhadap Lamanya

Waktu Pelepasan Tali Pusat Ditinjau dari Penggunaan Bahan

Antiseptik (Alkohol 70%) dan Tanpa Bahan Antiseptik di BPM

Ernita

No

Bahan Perawatan Tali Pusat

Cepat (< 7 hari)

Lama (> 7 hari)

Jumlah %

F % f %

1

Bahan

Antiseptik 5 31,3 11 68.7 16 47,1 2

Tanpa Bahan Antiseptik

15 83,3 3 16,7 18 52,9

Jumlah 34 100%

(6)

Berdasarkan Tabel 1, dari 34 bayi dengan perawatan tali pusat dengan menggunakan bahan antiseptik (alkohol 70%), 5 bayi (31,3%) menunjukkan pelepasan tali pusat di bawah 7 hari dan 11 bayi (68,7%) menunjukkan pelepasan tali pusat sama dengan atau di atas 7 hari.

Angka-angka tersebut sangat berbanding terbalik dengan perawatan tanpa bahan antiseptik. Sebagian besar bayi pada kelompok ini melepaskan tali pusatnya di bawah 7 hari, yaitu sebanyak 15 bayi (83,3 %) dan hanya 3 bayi (16.7%) menunjukkan pelepasan tali pusat di atas 7 hari.

Tabel. 2

Distribusi Infeksi pada Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Ditinjau dari

Penggunaan Bahan Antiseptik (Alkohol 70%) dan Tanpa Bahan

Antiseptik di BPM Ernita

No

Bahan Perawatan Tali Pusat

Infeksi Jumlah % F %

1

Bahan

Antiseptik 0 0 16 47,1

2

Tanpa Bahan Antiseptik

0 0 18 52,9

Jumlah 34 100%

Karena semua bidan memperhatikan kebersihan dari ruangan sampai peralatan yang ada, semua bayi di kedua kelompok tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat BBL.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, tali pusat bayi yang tidak diberikan olesan alkohol sebagai terapi mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat menunjukkan rata-rata panjang waktu yang lebih pendek dibandingkan tali pusat yang diberikan olesan alkohol.

Hal ini sejalan dengan penelitian Dore et al.10 yang membandingkan penggunaan alkohol (70% isopropyl

(7)

Waktu rata-rata pelepasan tali pusat dengan alkohol adalah 9,8 hari, sedangkan panjang waktu pelepasan tali pusat dengan penegeringan alami adalah 8.16 hari. Penelitian yang lain juga menunjukkan bahwa penggunaan alkohol tidak mempercepat pengeringan tali pusat, serta memperlambat pelepasan tali pusat.11

Penggunaan agen antiseptik memang dapat memperlama pelepasan tali pusat BBL. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah kolonisasi bakteri yang mungkin dapat menghalangi infiltrasi leukosit, sehingga memperlambat pelepasan tali pusat BBL.12 Namun demikian, sampai saat ini terapi terbaik untuk tali pusat BBL masih terus diteliti, karena belum dipastikan adanya satu metode yang lebih baik dari metode lainnya,

pusat BBL dianggap lebih pendek.

Oleh karena itu, terapi dengan mengedepankan amannya bayi yang terbebas dari infeksi tali pusat perlu dilakukan, dengan memperhatikan tali pusat setiap hari untuk mencegah tanda-tanda infeksi.

Keterbatasan penelitian ini dalam melakukan perawatan tali pusat bayi baru lahir menggunakan bahan antiseptik dan tanpa bahan antiseptik adalah tidak melihat atau tidak mengamati ketebalan dan panjang diameter tali pusat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, penelitian yang lebih komprehensif sangat diperlukan untuk menunjang perbaikan kesehatan BBL dalam seting Indonesia secara umum dan Provinsi Riau secara khusus.

(8)

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini, rata-rata lama waktu pelepasan tali pusat BBL terekam lebih pendek pada kelompok bayi dengan tali pusat yang tidak diolesi dengan bahan antiseptik alkohol 70%. Namun demikian, safety harus tetap diprioritaskan dengan memperhatikan tanda-tanda infeksi yang mungkin timbul pada tali pusat BBL untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Roma Yulizarti yang telah

membantu penulis untuk

mengumpulkan data di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Katalog dalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2012. -- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

2. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Kemenkes RI, Measure DHS (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

Calverton, Maryland, USA.

3. Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2012). Profil Kesehatan Provinsi Riau. Pekanbaru.

4. Oestergaard MZ, Inoue M, Yoshida S, et al. (2011). United Nations Inter-Agency Group for Child Mortality Estimation and the

(9)

Reference Group. Neonatal mortality levels for 193 countries in 2009 with trends since 1990: a systematic analysis of progress, projections, and priorities. PLoS Med.

5. Mullany LC, Darmstadt GL, Katz J, et al. (2009). Risk of mortality subsequent to umbilical cord infection among newborns of southern Nepal: cord infection and mortality. Pediatr Infect Dis J.

28:17–20.

6. Zupan J, Garner P, Omari AAA.

(2004). Topical umbilical cord care at birth. Cochrane Database of Systematic Reviews 2004, Issue 3. Art. No.: CD001057. DOI:

10.1002/14651858.CD001057.pub 2.

7. World Health Organization.

(1998). Care of the umbilical cord:

Reproductive Health (Technical Support) Maternal and Newborn Health: Safe Motherhood. Geneva:

World Health Organization.

8. McConnell, T.P., Lee, C.W., Couillard, M. & Sherrill, W.W.

(2004). Trends in umbilical cord care: Scientific evidence from practice. Newborn and Infant Nursing Reviews, (4), 211-222 9. Association of Women’s Health,

Obstetric and Neonatal Nurses.

(2007). Evidence-based clinical practice guideline: Cord care.

Neonatal Skin Care: Evidence- Based clinical Practice Guideline (2nd ed). Washington D.C.

AWHONN.

10. Dore, S. Buchan, D., Coulas, S., Hamber, L., Steward, M. Dowan, D., Jamieson, L. (2006). Alcohol versus natural drying in newborn

(10)

cord care. Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing, 27(6), 621-627.

11. Shoaeib, F.M., All, S.A., El- Barrawy, M.A. (2005). Alcohol or traditional methods versus natural drying for newborn’s cord care.

Egypt Public Health Association Journal; 80(1-2):169-201

12. Pezzati M, Biagioli EC, Martelli E, Gambi B, Biagiotti R, Rubaltelli FF. (2002). Umbilical cord care:

the effect of eight different cord- care regimens on cord separation time and other outcomes.Biol Neonate;81:38-44

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya tentang pembuktian penemuan rumus luas permukaan kubus dan balok dengan hasil data yang

Usaha manusia untuk menunda dan mempercepat kedatangan ajal merupakan usaha sia-sia karena kedatangan ajal bagi setiap orang berbeda-beda karena ini menyangkut Ilmu Allah

Two PCSK9 inhibitors, alirocumab and evolocumab are approved for use in combination with statins for the treatment of heterozygous familial hypercholesterolemia (FH), but also

Salah satu sumber bahan bakar atau energi biogas adalah berasal dari kotoran sapi, Dalam pengabdian ini akan dikaji penggunaan limbah ternak sapi sebagai sumber bahan

pada Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya yang Terdaftar di Kopertis Surabaya. Number of Higher Educational Institutions, Students, Lecturers and Alumni of Private Higher

Artefak yang ditemukan dari kotak ini berupa fragmen genteng, fragmen gerabah, fragmen keramik, fragmen kaca, fragmen logam (selongsong peluru, paku, engsel pintu,

[r]

Terkait dengan hal itu, penelitian Iskandar Muda (2012) merinci bahwa komponen dari sektor penerimaan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) yang berpengaruh