• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori teori belajar AIP SARIPUDIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Teori teori belajar AIP SARIPUDIN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Teori – teori belajar

AIP SARIPUDIN

(2)

Pokok Bahasan

• Teori belajar behavioristik

• Teori Belajar Kognitivisme

• Teori Belajar Konstruktivisme

• Teori Belajar Humanistic

• Teori Belajar Humanistic

(3)

Ayo Buka Al-Quran

• Lanjutkan surat Yusuf

(4)

Teori Belajar Behaviorisme

(5)

Teori Belajar Behaviorisme

• Ada 3 jenis teori belajar menurut Teori Behaviorisme yaitu teori:

1. Respondent Conditioning, 2. Operant Conditioning,

2. Operant Conditioning,

3. Observational Learning atau Social-Cognitive Learning.

(6)

Teori Belajar Respondent Conditioning

Teori belajar Respondent Conditioning

(pengkondisian respon)

diperkenalkan oleh Pavlov (1849-1936), yang

(1849-1936), yang

didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau

tingkah laku merupakan

respon yang dapat diamati dan diramalkan.

(7)
(8)

• Guy R. Lefrancois (1985) menjelaskan bahwa kondisi tertentu (yang disebut stimuli atau rangsangan) dapat mempengaruhi individu dan membawanya ke arah perilaku (respon) dan membawanya ke arah perilaku (respon) yang diharapkan.

(9)

• Stimuli di lingkungan misalnya sorotan lampu memancing respon refleks.

• Respon, berupa refleks yang terpancing stimuli, disebut responden.

stimuli, disebut responden.

• Responden (respon tak bersyarat) muncul di luar kendali kemauan bebas seseorang.

Hubungan rangsangan bersyarat dengan respon itu spontan, bukan hasil belajar.

(10)

Melalui conditioning, stimuli netral (netral spontan) memancing refleks namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon

refleks.

• Contohnya adalah, apabila lampu disorotkan ke mata, pupil mata menyempit. Jika lonceng dibunyikan tiap kali lampu disorotkan ke mata, bunyi lonceng saja membuat pupil mata

menyempit. Pebelajar terkondisi oleh bunyi lonceng.

(11)

Penelitian C. Joan Early (1968)

Kelompok eksperimen (peserta didik yang

terisolir) diminta memasangkan nama dirinya dengan kalimat bernada positif seperti “teman yang sangat menyenangkan” atau “teman yang periang”.

periang”.

Sedangkan kelompok kontrol (peserta didik yang tidak terisolir) diminta memasangkan nama

dirinya dengan kalimat bernada netral seperti

“teman yang biasa saja” atau “teman yang tidak istimewa”.

(12)

• Hasil analisis data pengamatan menunjukkan ada kecenderungan peserta didik lebih

mendekati peserta didik terisolir di kelompok eksperimental dibandingkan dengan kelompok eksperimental dibandingkan dengan kelompok kontrol.

(13)

Teori Belajar Operant Conditioning

B.F. Skinner (1954) sebagai tokoh teori belajar Operant

Conditioning

berpendapat bahwa berpendapat bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.

(14)

Unsur Operant Conditioning:

rangsangan atau stimuli,

respon, dan

konsekuensi.

konsekuensi.

Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi

tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun keduanya memperkukuh atau

memperkuat (reinforcement).

(15)

• Skinner menyebutkan bahwa banyak respon yang tidak hanya dipancing stimuli tetapi

dapat dikondisikan pada stimuli lain.

• Respon ini adalah kategori perilaku pertama,

• Respon ini adalah kategori perilaku pertama, disebut respondent behavior

(16)

Guy R. Lefrancois (1985)

Respondent Conditioning (Pavlov)

Peserta didik disebut respondents, yang dipancing reaksinya atas lingkungan

(contoh: marah atau

Operant Conditioning (Skinner)

Peserta didik disebut operants, yang

dipancing aksi

intrumentalnya pada lingkungan (contoh:

(contoh: marah atau tertawa), menjawab 2 setelah guru bertanya jumlah saudara

kandungnya (reaksi otomatis atas situasi spesifik)

lingkungan (contoh:

menyanyi, menulis surat, mencium bayi, membaca buku) sebagai tindakan spontan,

kendali dari diri sendiri

(17)

Contoh penerapan operant

learning

(18)

Inti kejadian di atas menunjukkan bahwa:

a) prinsip perilaku ditentukan konsekuensinya,

b) perilaku yang diikuti stimuli cenderung muncul kembali, dan

c) konsekuensi berdampak pada perilakunya kelak.

(19)

• Tidak seluruh situasi ditangani atau direspon pebelajar walaupun ada peluang terjadinya operant learning, karena dalam diri pebelajar terjadi generalisasi, diferensiasi, atau

terjadi generalisasi, diferensiasi, atau diskriminasi.

Generalisasi adalah pola merespon yang

dilakukan individu terhadap lingkungan atau stimuli serupa.

(20)

Diferensiasi adalah pola merespon individu dengan cara mengekang diri untuk tidak

merespon karena ada perbedaan antar dua

situasi serupa meski tidak sama, yang sebenarnya sesuai direspon.

sesuai direspon.

Misalnya, bayi belajar sejak awal bahwa jika ia menangis, ia diperhatikan ibu. Oleh sang ibu,

perilaku bayi ini segera digeneralisasi dari situasi spesifik ‘ketika diperhatikan ibu’ ke situasi baru

‘waktu si bayi menginginkan sesuatu’.

(21)

Penerapan operant conditioning dalam

pendidikan dikemukakan oleh Fred Keller (1968) dengan judul kegiatan self-paced learning.

Guru merancang mata pelajaran yang dilengkapi bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika

bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika

pebelajar merasa siap diuji, ia menempuh tes agar lulus pada penggalan belajar yang telah

ditempuhnya. Jika lulus, ia maju ke panggalan belajar berikutnya. Jadi pebelajar sendiri yang menetapkan kecepatan dan jangka waktu

belajarnya.

(22)

Teori Observational Learning (Belajar Pengamatan) atau Socio-Cognitive Learning (Belajar Sosio-Kognitif)

• Contoh :

Pertama kali menyimak dialog di TV ada ucapan

“Help me, please!”, anak itu segera menirukan dan memanfaatkan hasil pengamatan itu. Ketika bicara dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak aku main, please!” dan “Minta permen karetmu, please!”

• Contoh itu disebut imitasi atau peniruan, yang pada teori belajar sosial dipandang sebagai

pusat proses sosialisasi.

(23)

Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut belajar observasi

(observational learning).

Albert Bandura (1969) menjelaskan bahwa

berlajar observasi merupakan sarana dasar untuk berlajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai.

Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial (social learning) karena yang menjadi obyek

observasi pada umumnya perilaku belajar orang lain.

(24)

• Albert Bandura (1969) mengartikan belajar sosial sebagai aktifitas meniru melalui

pengamatan (observasi).

• Individu yang perilakunya ditiru menjadi

• Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru.

(25)

John W. Santrock (1981) menyebut pandangan Albert Bandura tentang teori belajar sosial

sebagai teori belajar sosial kognitif.

Hal ini didasarkan pemikiran bahwa meniru perilaku model melibatkan proses-proses perilaku model melibatkan proses-proses

psikologis yang sangat bersifat kognitif seperti dikemukakan berikut ini.

Perhatian (attention)

Ingatan (retention)

Kinerja motorik (motorik reproduction)

Kondisi penguatan dan insentif

(26)

• Pada prinsipnya kajian teori behaviorisme mengenai hakikat belajar berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku.

• Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi-

• Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi- tidaknya perubahan tingkah laku atau pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang baru.

(27)

• Karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar :

Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan

fungsional

Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara

Perubahan dalam belajar bertujuan

Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

(28)

1. ALIRAN BEHAVIORISTIK

A. ASUMSI

Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh

karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan

B. CIRI-CIRI B. CIRI-CIRI

1. Mementingkan pengaruh lingkungan 2. Mementingkan bagian-bagian

3. Mementingkan peranan reaksi

4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar

5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu 6. Mementingkan pembentukan kebiasaan

7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and error”

(29)

Behavioristik Thorndike

Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan.

Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa

menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya

untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.

untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.

(30)

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada

terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai

individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.

Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

(31)

• Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam

pembelajaran.

(32)

A. TEORI KONEKSIONISME Thorndike

Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/pembentukan koneksi (asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon ( “learning by

selecting and connecting” atau “trial and error learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l :

a. hukum kesiapan

b. hukum latihan/pengulangan b. hukum latihan/pengulangan

c. hukum efek/akibat

S R

Stimulus bond Respon

(33)

B. TEORI KLASIKAL KONDISIONING Ivan Pavlov

Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami menimbulkan tingkah laku tersebut

CS 1 + US 1 R 1 (UR) CS 2 + US 2 R 2 (UR)

--- ---

CS 15 + US 15 R 15 (UR + CR) CS 16 + US 16 R 16 (UR + CR)

---

CS n R n ( CR)

1. Ada makanan, keluar air liur

2. Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liur

3. Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur 4. Dibunyikan lonceng, keluar air liur

(34)

C. TEORI OPERAN CONDITIONING Skinner

Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat (reinforcing stimuli)

ES RR RS OR

ES RR RS OR

Eliciting Respondent Reinforcing Operan Stimuli Response Stimuli Response

Operan = Bertindak ke atas

1. Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan 2. Anak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiah

(35)

Analisis teori Behavioristik

Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus- respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.

Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus

Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.

Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan.

Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk

berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu,

sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

(36)

Teori belajar kognitivistik

(37)

2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIF Jean Piaget

A. ASUMSI

Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari eksistensi internal manusia yang dapat diamati

B. CIRI-CIRI

1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu 1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu 2. Mementingkan keseluruhan

3. Mementingkan perenan fungsi kognitif

4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu 5. Mementingkan kondisi saat ini

6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif

7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight”

(38)

Kognitivisme Piaget

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman/insigh sedangkan

pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu

penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.

menggunakan banyak metode.

(39)

Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa.

Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.

Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :

1) lingkungan fisik

2) kematangan

3) pengaruh social

4) proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)

Tahap perkembangan kognitif :

Tahap perkembangan kognitif :

1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)

2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)

3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)

4) Periode operasi formal

Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.

(40)

A. Teori Gestalt

Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight )

Insight dipengaruhi oleh :

1. Kemampuan dasar yang dimiliki 2. Pengalaman yang relevan

2. Pengalaman yang relevan 3. Situasi yang dihadapi

Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba.

Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan pisang. Simpanse mencoba meraih pisang dan tdk terjangkau . Dr proses itu simpance memahami hub dia, balok dan pisang.

Simpance menyusun balok agar bisa meraih pisang

(41)

B. Teori Pemrosesan Informasi.

Gagne

Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan

bagaimana informasi diterima, disimpan, dan dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam

dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar

Teori ini menggunakan analogi komputer yang digambarkan sebagai manusia. Komputer memproses, menyimpan dan mengingat

(42)

SKEMA PEMROSESAN INFORMASI

Register pengindraan

Pemrosesa n

awal

Memori jangka panjang

Stimulus

Melihat pengulangan

recall

1. Perhatian 2. Perlu

waktu Memori jangka

pendek

Melihat Mendengar Meraba Membau Mencecap

Lupa/hilan g

Lupa/hilang pengulangan

(43)

Stimulu s

Melihat Mendengar

Register pengindraan

Pemrosesan awal

1. Perhatian

REGISTER PENGINDRAAN

Mendengar Meraba Membau mencecap

2. Perlu waktu Lupa/hilang

Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan

interpretasi seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.

(44)

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan

Lanjutan teori pemrosesan informasi

Register pengindraan

stimulus Proses

awal

lupa/hilang

Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik).

Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.

(45)

PROSES AWAL

MEMORI jangka panjang

Pemrosesa n awal

1. Perlu perhatian

a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentu b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang

sedang dilakukan

2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaran

(46)

1. Sesuatu yang lain dari yang lain

2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang

HAL-HAL YANG MENARIK PERHATIAN

2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang mendadak hilang

3. Sesuatu yang menyangkut diri si subyek

(47)

Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan

pemrosesan dengan membangkitkan perhatian, antara lain :

A. untuk komunikasi lisan

1.Mengulang

Implikasi dalam pembelajaran

1.Mengulang

2.Mengeraskan suara 3.Memperlemah suara 4.Melambatkan suara

5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll

B. Untuk komunikasi tulis 1.

pewarnaan 2. cetak

tebal 3. cetak miring,

dll

(48)

Implikasi dalam pembelajaran

1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan tidak terdesak informasi berikutnya)

2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali 2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali

penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang

3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir ketika harus menjawab pertanyaan

(49)

Memori jangka panjang

memori

Jangka panjang

Pengulangan

& pengkodean

recall

(50)

Lanjutan

1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk meyimpan informasi

dalam kurun waktu yang panjang dengan kapasitas yang besar

2. informasi yang telah tersimpan dalam memori 2. informasi yang telah tersimpan dalam memori

jangka panjang tidak pernah akan terlupakan.

Kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali (recall)

(51)

Mengapa lupa ?

1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut

2. Informasi dalam memori jangka pendek tidak ditranfer ke dalam memori jangka tidak ditranfer ke dalam memori jangka panjang

3. Distorsi recall

4. Interferensi ( tercampur atau terdesak oleh informasi lain)

(52)

Mengapa ingat ?

1. Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek terakhir (tidak terinferensi dan efek terakhir (tidak terinferensi informasi lain)

2. Belajar informasi baru lebih mudah bila sebelumnya telah mempelajari hal

serupa

(53)

Teori belajar konstruktivisme

(54)

C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK

Dasar pandangan

Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses

ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru

Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan

pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan

(55)

Kontruktivis

proses individu menghubungkan dan

mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/

pengalaman yang telah dimilikinya dengan pengetahuan/kecakapan/pengalaman

pengetahuan/kecakapan/pengalaman

baru sehingga terjadi rubahan/perkem- bangan

(56)

Prinsip teori kostruktivistik

1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih

mampu

2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada zona

perkembangan terdekat mereka perkembangan terdekat mereka

3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan

mereka yang telah menguasai bidangnya

4. scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik untuk kemudian diberikan bantuan

secukupnya untuk menyelesaikan tugas- tugas tersebut

(57)

IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu

2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, 2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah,

merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi)

3. Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses konstruksi

(58)

Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme

Menekankan pada proses belajar bukan mengajar

Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan hasil

Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa

siswa

Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan

Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa

Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun

pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyata

(59)

Siswa

dengan pengetahuan, pemahaman,

kecakapan, pengalaman

Skema Pembelajaran Berdasar Teori Konstruktivistik

.

struktur kognitif lama

proses pembelajaran

peran guru :

menvalitasi terjadinya proses kontruksi siswa

Siswa menambah merevisi, memodivikasi pengetahuan, pemahaman,

kecakapan, pengalaman,

proses pembelajaran

proses konstruksi

struktur kognitif baru

proses kontruksi siswa

(60)

Teori belajar humanistik

(61)

Humanistic

Eggen & Kauchak

Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan

potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun

intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian yang diperoleh pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan dan pengaruh yang positif signifikan antara komitmen pekerjaan afektif,

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Berdasarkan hasil implementasi algoritma AHP dan k-means pada recommendation system, dengan menerapkan algoritma AHP dan K-Means pada data produk komputer personal,

Kehamilan merupakan suatu hal fisiologis yang dialami oleh wanita yang telah mengalami menstruasi dan pada umumnya masa kehamilan yang normal terjadi pada saat alat

Hukum Waris adalah hukum yang mengatur proses pemindahan hak dan kewajiban, baik dalam bentuk harta kekayaan yang dapat dilihat maupun harta kekayaan yang tidak

Kajian bertujuan untuk melihat perubahan diversiti komuniti semut kanopi dan semut daun sarap di hutan fragmen E, Kalabakan, Tawau dan hutan dara, OG2 di Lembangan Maliau selepas

Wisuda Periode IV Universitas Terbuka Tahun 2006 5.. Hadirin dan Wisudawan yang berbahagia... Jika kita cermati lebih jauh, dari potret gelap perempuan Indonesia

menggantungkan diri pada orang lain. Jika Saudara percaya terhadap kemampuan diri sendiri, Saudara akan mampu melihat perbedaan setiap individu dan menghargai