Teori – teori belajar
AIP SARIPUDIN
Pokok Bahasan
• Teori belajar behavioristik
• Teori Belajar Kognitivisme
• Teori Belajar Konstruktivisme
• Teori Belajar Humanistic
• Teori Belajar Humanistic
Ayo Buka Al-Quran
• Lanjutkan surat Yusuf
Teori Belajar Behaviorisme
Teori Belajar Behaviorisme
• Ada 3 jenis teori belajar menurut Teori Behaviorisme yaitu teori:
1. Respondent Conditioning, 2. Operant Conditioning,
2. Operant Conditioning,
3. Observational Learning atau Social-Cognitive Learning.
Teori Belajar Respondent Conditioning
• Teori belajar Respondent Conditioning
(pengkondisian respon)
diperkenalkan oleh Pavlov (1849-1936), yang
(1849-1936), yang
didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku atau
tingkah laku merupakan
respon yang dapat diamati dan diramalkan.
• Guy R. Lefrancois (1985) menjelaskan bahwa kondisi tertentu (yang disebut stimuli atau rangsangan) dapat mempengaruhi individu dan membawanya ke arah perilaku (respon) dan membawanya ke arah perilaku (respon) yang diharapkan.
• Stimuli di lingkungan misalnya sorotan lampu memancing respon refleks.
• Respon, berupa refleks yang terpancing stimuli, disebut responden.
stimuli, disebut responden.
• Responden (respon tak bersyarat) muncul di luar kendali kemauan bebas seseorang.
Hubungan rangsangan bersyarat dengan respon itu spontan, bukan hasil belajar.
• Melalui conditioning, stimuli netral (netral spontan) memancing refleks namun sengaja dibuat agar mampu memancing respon
refleks.
• Contohnya adalah, apabila lampu disorotkan ke mata, pupil mata menyempit. Jika lonceng dibunyikan tiap kali lampu disorotkan ke mata, bunyi lonceng saja membuat pupil mata
menyempit. Pebelajar terkondisi oleh bunyi lonceng.
Penelitian C. Joan Early (1968)
• Kelompok eksperimen (peserta didik yang
terisolir) diminta memasangkan nama dirinya dengan kalimat bernada positif seperti “teman yang sangat menyenangkan” atau “teman yang periang”.
periang”.
• Sedangkan kelompok kontrol (peserta didik yang tidak terisolir) diminta memasangkan nama
dirinya dengan kalimat bernada netral seperti
“teman yang biasa saja” atau “teman yang tidak istimewa”.
• Hasil analisis data pengamatan menunjukkan ada kecenderungan peserta didik lebih
mendekati peserta didik terisolir di kelompok eksperimental dibandingkan dengan kelompok eksperimental dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Teori Belajar Operant Conditioning
• B.F. Skinner (1954) sebagai tokoh teori belajar Operant
Conditioning
berpendapat bahwa berpendapat bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Unsur Operant Conditioning:
rangsangan atau stimuli,
respon, dan
konsekuensi.
konsekuensi.
Stimuli (tanda/syarat) bertindak sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi
tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun keduanya memperkukuh atau
memperkuat (reinforcement).
• Skinner menyebutkan bahwa banyak respon yang tidak hanya dipancing stimuli tetapi
dapat dikondisikan pada stimuli lain.
• Respon ini adalah kategori perilaku pertama,
• Respon ini adalah kategori perilaku pertama, disebut respondent behavior
Guy R. Lefrancois (1985)
Respondent Conditioning (Pavlov)
• Peserta didik disebut respondents, yang dipancing reaksinya atas lingkungan
(contoh: marah atau
Operant Conditioning (Skinner)
• Peserta didik disebut operants, yang
dipancing aksi
intrumentalnya pada lingkungan (contoh:
(contoh: marah atau tertawa), menjawab 2 setelah guru bertanya jumlah saudara
kandungnya (reaksi otomatis atas situasi spesifik)
lingkungan (contoh:
menyanyi, menulis surat, mencium bayi, membaca buku) sebagai tindakan spontan,
kendali dari diri sendiri
Contoh penerapan operant
learning
• Inti kejadian di atas menunjukkan bahwa:
a) prinsip perilaku ditentukan konsekuensinya,
b) perilaku yang diikuti stimuli cenderung muncul kembali, dan
c) konsekuensi berdampak pada perilakunya kelak.
• Tidak seluruh situasi ditangani atau direspon pebelajar walaupun ada peluang terjadinya operant learning, karena dalam diri pebelajar terjadi generalisasi, diferensiasi, atau
terjadi generalisasi, diferensiasi, atau diskriminasi.
• Generalisasi adalah pola merespon yang
dilakukan individu terhadap lingkungan atau stimuli serupa.
• Diferensiasi adalah pola merespon individu dengan cara mengekang diri untuk tidak
merespon karena ada perbedaan antar dua
situasi serupa meski tidak sama, yang sebenarnya sesuai direspon.
sesuai direspon.
• Misalnya, bayi belajar sejak awal bahwa jika ia menangis, ia diperhatikan ibu. Oleh sang ibu,
perilaku bayi ini segera digeneralisasi dari situasi spesifik ‘ketika diperhatikan ibu’ ke situasi baru
‘waktu si bayi menginginkan sesuatu’.
Penerapan operant conditioning dalam
pendidikan dikemukakan oleh Fred Keller (1968) dengan judul kegiatan self-paced learning.
Guru merancang mata pelajaran yang dilengkapi bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika
bahan bacaan untuk dikaji pebelajar. Ketika
pebelajar merasa siap diuji, ia menempuh tes agar lulus pada penggalan belajar yang telah
ditempuhnya. Jika lulus, ia maju ke panggalan belajar berikutnya. Jadi pebelajar sendiri yang menetapkan kecepatan dan jangka waktu
belajarnya.
Teori Observational Learning (Belajar Pengamatan) atau Socio-Cognitive Learning (Belajar Sosio-Kognitif)
• Contoh :
– Pertama kali menyimak dialog di TV ada ucapan
“Help me, please!”, anak itu segera menirukan dan memanfaatkan hasil pengamatan itu. Ketika bicara dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak dengan kakak, ayah, dan ibu, muncul ucapan “Ajak aku main, please!” dan “Minta permen karetmu, please!”
• Contoh itu disebut imitasi atau peniruan, yang pada teori belajar sosial dipandang sebagai
pusat proses sosialisasi.
• Proses belajar yang bersangkut-paut dengan peniruan disebut belajar observasi
(observational learning).
• Albert Bandura (1969) menjelaskan bahwa
berlajar observasi merupakan sarana dasar untuk berlajar observasi merupakan sarana dasar untuk memperoleh perilaku baru atau mengubah pola perilaku yang sudah dikuasai.
• Belajar observasi biasa juga disebut belajar sosial (social learning) karena yang menjadi obyek
observasi pada umumnya perilaku belajar orang lain.
• Albert Bandura (1969) mengartikan belajar sosial sebagai aktifitas meniru melalui
pengamatan (observasi).
• Individu yang perilakunya ditiru menjadi
• Individu yang perilakunya ditiru menjadi model pebelajar yang meniru.
John W. Santrock (1981) menyebut pandangan Albert Bandura tentang teori belajar sosial
sebagai teori belajar sosial kognitif.
Hal ini didasarkan pemikiran bahwa meniru perilaku model melibatkan proses-proses perilaku model melibatkan proses-proses
psikologis yang sangat bersifat kognitif seperti dikemukakan berikut ini.
Perhatian (attention)
Ingatan (retention)
Kinerja motorik (motorik reproduction)
Kondisi penguatan dan insentif
• Pada prinsipnya kajian teori behaviorisme mengenai hakikat belajar berkaitan dengan perilaku atau tingkah laku.
• Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi-
• Hasil belajar diukur berdasarkan terjadi- tidaknya perubahan tingkah laku atau pemodifikasian tingkah laku yang lama menjadi tingkah laku yang baru.
• Karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar :
– Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar – Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan
fungsional
– Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
– Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
– Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara
– Perubahan dalam belajar bertujuan
– Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
1. ALIRAN BEHAVIORISTIK
A. ASUMSI
Manusia dipandang sebagai organisme yang pasif. Prilaku manusia dikuasai oleh stimulus yang ada di lingkungannya. Oleh
karena itu perilaku manusia dapat dikontrol/ dikendalikan melalui pemanipulasian lingkungan
B. CIRI-CIRI B. CIRI-CIRI
1. Mementingkan pengaruh lingkungan 2. Mementingkan bagian-bagian
3. Mementingkan peranan reaksi
4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5. Mementingkan sebab-sebab pada waktu yang lalu 6. Mementingkan pembentukan kebiasaan
7. Dalam pemecahan masalah ciri khasnya adalah “trial and error”
Behavioristik Thorndike
Pembelajaran dengan memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang kita inginkan.
Hubungan stimulus dan respons ini bila diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa
menemukan kesulitan atau msalah, guru menyuruhnya
untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
untuk mencoba dan mencoba lagi (trial and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
• Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
• Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
• Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
• Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
• Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran behavioristik karya-karya para tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam
pembelajaran.
A. TEORI KONEKSIONISME Thorndike
Belajar berlangsung melalui Pembiasaan/pembentukan koneksi (asosiasi, bond) antara stimulus dengan respon ( “learning by
selecting and connecting” atau “trial and error learning” ) berdasarkan hukum tertentu a.l :
a. hukum kesiapan
b. hukum latihan/pengulangan b. hukum latihan/pengulangan
c. hukum efek/akibat
S R
Stimulus bond Respon
B. TEORI KLASIKAL KONDISIONING Ivan Pavlov
Proses pembentukan tingkah laku melalui pemanipulasian lingkungan, yaitu secara berulangkali tingkah laku “dipancing” dengan sesuatu yang memang secara alami menimbulkan tingkah laku tersebut
CS 1 + US 1 R 1 (UR) CS 2 + US 2 R 2 (UR)
--- ---
CS 15 + US 15 R 15 (UR + CR) CS 16 + US 16 R 16 (UR + CR)
---
CS n R n ( CR)
1. Ada makanan, keluar air liur
2. Dibunyikan lonceng, tdk keluar air liur
3. Dibunyikan lonceng dan makanan, keluar air liur 4. Dibunyikan lonceng, keluar air liur
C. TEORI OPERAN CONDITIONING Skinner
Tingkah laku yang muncul karena stimulus tertentu akan lebih kuat jika diikuti dengan adanya stimulan penguat (reinforcing stimuli)
ES RR RS OR
ES RR RS OR
Eliciting Respondent Reinforcing Operan Stimuli Response Stimuli Response
Operan = Bertindak ke atas
1. Anjing akan mengangkat kedua kaki depan bila tahu akan diberi makan 2. Anak mengemas buku dgn rapi jika tahu akan diberi hadiah
Analisis teori Behavioristik
• Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus- respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.
• Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus
• Teori behavioristik banyak dikritik Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.
• Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi siswa, Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan.
• Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk
berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu,
sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
Teori belajar kognitivistik
2. TEORI BELAJAR ALIRAN KOGNITIF Jean Piaget
A. ASUMSI
Manusia sebagai organisme yang aktif yang menjadi sumber dari semua aktivitas. Tingkah laku manusia merupakan ekspresi dan akibat dari eksistensi internal manusia yang dapat diamati
B. CIRI-CIRI
1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu 1. Mementingkan apa yang ada pada diri individu 2. Mementingkan keseluruhan
3. Mementingkan perenan fungsi kognitif
4. Mementingkan keseimbangan dalam diri individu 5. Mementingkan kondisi saat ini
6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif
7. Dalam memecahkan masalah ciri khasnya adalah “insight”
Kognitivisme Piaget
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman/insigh sedangkan
pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media/alat Bantu. Disamping itu
penyampaian pengajaran dengan berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
menggunakan banyak metode.
• Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar mulai anak-anak sampai dewasa.
Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.
• Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu :
• 1) lingkungan fisik
• 2) kematangan
• 3) pengaruh social
• 4) proses pengendalian diri (equilibration) (Piaget, 1977)
• Tahap perkembangan kognitif :
• Tahap perkembangan kognitif :
• 1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)
• 2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)
• 3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)
• 4) Periode operasi formal
• Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat mengembangkan berpikir logis.
A. Teori Gestalt
Sumber utama dalam belajar adalah dimengertinya hal-hal yang dipelajari. Pemahaman(insight )
Insight dipengaruhi oleh :
1. Kemampuan dasar yang dimiliki 2. Pengalaman yang relevan
2. Pengalaman yang relevan 3. Situasi yang dihadapi
Proses insight dapat terjadi melalui periode mencari dan mencoba-coba.
Simpance dimasukan ke kandang yang didlmnya terdapt 3 balok kayu dan di atas kandang diberikan pisang. Simpanse mencoba meraih pisang dan tdk terjangkau . Dr proses itu simpance memahami hub dia, balok dan pisang.
Simpance menyusun balok agar bisa meraih pisang
B. Teori Pemrosesan Informasi.
Gagne
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
bagaimana informasi diterima, disimpan, dan dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam
dipanggil kembali dari otak, bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar
Teori ini menggunakan analogi komputer yang digambarkan sebagai manusia. Komputer memproses, menyimpan dan mengingat
SKEMA PEMROSESAN INFORMASI
Register pengindraan
Pemrosesa n
awal
Memori jangka panjang
Stimulus
Melihat pengulangan
recall
1. Perhatian 2. Perlu
waktu Memori jangka
pendek
Melihat Mendengar Meraba Membau Mencecap
Lupa/hilan g
Lupa/hilang pengulangan
Stimulu s
Melihat Mendengar
Register pengindraan
Pemrosesan awal
1. Perhatian
REGISTER PENGINDRAAN
Mendengar Meraba Membau mencecap
2. Perlu waktu Lupa/hilang
Sesaat setelah stimulus diterima oleh indra, otak segera memproses stimulus tsb. Gambaran yang ada dalam otak (persepsi) tdk persis sama dengan yang diterima oleh indra. persepsi merupakan
interpretasi seseorang thd stimulus yang telah dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan yang telah dimiliki, motivasi, dll.
Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan
Lanjutan teori pemrosesan informasi
Register pengindraan
stimulus Proses
awal
lupa/hilang
Persepsi masuk dan berada dalam register penginderaan dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 2 detik).
Jika tidak ada pemrosesan lebih lanjut atau terdesak informasi baru, maka informasi akan hilang/lupa, tetapi jika ada pemrosesan lebih lanjut maka informasi akan masuk dan tersimpan dalam memori jangka pendek.
PROSES AWAL
MEMORI jangka panjang
Pemrosesa n awal
1. Perlu perhatian
a. Pemusatan energi psikis terhadap obyek tertentu b. kadar kesadaran yang menyertai aktivitas yang
sedang dilakukan
2. Perlu waktu untuk sampai dalam kesadaran
1. Sesuatu yang lain dari yang lain
2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang
HAL-HAL YANG MENARIK PERHATIAN
2. Sesuatu yang mendadak datang atau yang mendadak hilang
3. Sesuatu yang menyangkut diri si subyek
Agar informasi tidak hilang/lupa dilakukan
pemrosesan dengan membangkitkan perhatian, antara lain :
A. untuk komunikasi lisan
1.Mengulang
Implikasi dalam pembelajaran
1.Mengulang
2.Mengeraskan suara 3.Memperlemah suara 4.Melambatkan suara
5.Pernyataan : “mohon diperhatikan !”, “ini penting !” dll
B. Untuk komunikasi tulis 1.
pewarnaan 2. cetak
tebal 3. cetak miring,
dll
Implikasi dalam pembelajaran
1. Tidak terlalu cepat dalam penyampaian informasi satu ke yang lain (kesempatan rehearsal, dan tidak terdesak informasi berikutnya)
2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali 2. Tidak terlalu banyak ide dalam satu kali
penyampaian, kecuali telah ada informasi pengait dalam memori jangka panjang
3. Memberikan waktu/kesempatan berfikir ketika harus menjawab pertanyaan
Memori jangka panjang
memori
Jangka panjang
Pengulangan
& pengkodean
recall
Lanjutan
1. Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori untuk meyimpan informasi
dalam kurun waktu yang panjang dengan kapasitas yang besar
2. informasi yang telah tersimpan dalam memori 2. informasi yang telah tersimpan dalam memori
jangka panjang tidak pernah akan terlupakan.
Kemungkinan yang terjadi adalah kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali (recall)
Mengapa lupa ?
1. Persepsi tidak diproses lebih lanjut
2. Informasi dalam memori jangka pendek tidak ditranfer ke dalam memori jangka tidak ditranfer ke dalam memori jangka panjang
3. Distorsi recall
4. Interferensi ( tercampur atau terdesak oleh informasi lain)
Mengapa ingat ?
1. Efek pertama (perhatian masih penuh) dan efek terakhir (tidak terinferensi dan efek terakhir (tidak terinferensi informasi lain)
2. Belajar informasi baru lebih mudah bila sebelumnya telah mempelajari hal
serupa
Teori belajar konstruktivisme
C. TEORI KONSTRUKTIVISTIK
Dasar pandangan
Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi- konsepsi yang telah dimiliki sebelumnya diolah melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi baru
Menurut teori ini proses individu menghubungkan dan mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/pengalaman yang telah dimilikinya dengan
pengetahuan/kecakapan/pengalaman baru sehingga terjadi rubahan/perkem-bangan
Kontruktivis
proses individu menghubungkan dan
mengasimilasikan pengetahuan/kecakapan/
pengalaman yang telah dimilikinya dengan pengetahuan/kecakapan/pengalaman
pengetahuan/kecakapan/pengalaman
baru sehingga terjadi rubahan/perkem- bangan
Prinsip teori kostruktivistik
1. pembelajaran sosial, siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih
mampu
2. zona perkembangan terdekat, siswa belajar konsep paling baik apa bila konsep itu berada pada zona
perkembangan terdekat mereka perkembangan terdekat mereka
3. pemagangan kognitif, siswa secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan
mereka yang telah menguasai bidangnya
4. scaffolding, siswa diberikan tugas-tugas kompleks, sulit dan realistik untuk kemudian diberikan bantuan
secukupnya untuk menyelesaikan tugas- tugas tersebut
IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu
2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah, 2. Melalui proses pembelajaran siswa menambah,
merevisi, atau memodivikasi pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetauan,pemahaman, kecakapan, pengalaman yang baru ( proses konstruksi)
3. Guru berperan memvasilitasi terjadinya proses konstruksi
Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme
• Menekankan pada proses belajar bukan mengajar
• Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekankan hasil
• Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
siswa
• Mendorong siswa untuk melakukan penyeledikan
• Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
• Memberi kesempatan pada siswa untuk membangun
pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman yang nyata
Siswa
dengan pengetahuan, pemahaman,
kecakapan, pengalaman
Skema Pembelajaran Berdasar Teori Konstruktivistik
.
struktur kognitif lama
proses pembelajaran
peran guru :
menvalitasi terjadinya proses kontruksi siswa
Siswa menambah merevisi, memodivikasi pengetahuan, pemahaman,
kecakapan, pengalaman,
proses pembelajaran
proses konstruksi
struktur kognitif baru
proses kontruksi siswa
Teori belajar humanistik
Humanistic
Eggen & Kauchak
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu melakukan sendiri berdasarkan inisiatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara utuh (perasaan maupun
intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh hasil.