• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG TATA TERTIB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG TATA TERTIB"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2020

TENTANG TATA TERTIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan kehidupan organisasi kemahasiswaan yang demokratis berdasarkan Pancasila,

Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro tahun 2017, serta Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Universitas

Diponegoro tahun 2016, Senat Mahasiswa Universitas

Diponegoro memandang perlu memiliki Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro tentang Tata Tertib yang

mengatur susunan dan kedudukan, hak dan kewajiban,

serta pelaksanaan fungsi, wewenang, dan tugas Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro beserta alat

kelengkapannya.

(2)

b. bahwa Anggota Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro mempunyai kedudukan sebagai wakil mahasiswa, sehingga harus bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa,

fakultas, mahasiswa, dan konstituennya dalam melaksanakan tugasnya.

c. bahwa Anggota Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro dalam menjalankan tugasnya memiliki kode etik yang bersifat mengikat dan wajib dipatuhi demi menjaga

martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas Senat

Mahasiswa Universitas Diponegoro.

d. bahwa demi menjaga kesinambungan dan kelancaran roda organisasi Senat Mahasiswa sebagai lembaga

kemahasiswaan di Universitas Diponegoro.

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu

membentuk peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro tentang tata tertib.

Mengingat : 1. Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas

Diponegoro Tahun 2017

2. Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Mahasiswa Universitas

Diponegoro Tahun 2016

MEMUTUSKAN

(3)

Menetapkan : PERATURAN SENAT MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG TATA TERTIB

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro, yang selanjutnya disebut SM Undip, adalah lembaga tinggi dalam organisasi kemahasiswaan Universitas Diponegoro yang memiliki kekuasaan legislatif.

2. Anggota SM Undip adalah perwakilan mahasiswa yang berasal dari SM F/SV dan UKM.

3. Produk Legislasi, yang selanjutnya disebut Proleg, adalah segala peraturan yang dibentuk dan ditetapkan oleh SM Undip.

4. Pimpinan SM Undip adalah komponen struktural tertinggi dan bersifat kolektif.

5. Badan Kehormatan SM Undip adalah badan yang dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap serta memiliki tugas untuk menegakkan Tata Tertib dan Kode Etik.

6. Sekretaris Jendral adalah anggota SM Undip dan merangkap jabatan sebagai anggota komisi.

7. Sekretariat Jendral SM Undip adalah badan yang dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM undip yang bersifat tetap.

(4)

8. Badan Legislasi adalah badan yang dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap serta memiliki tugas dalam penyusunan atau perumusan Proleg.

9. Badan Anggaran adalah badan yang dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap serta memiliki tugas dalam memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan anggaran organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas. Komisi adalah alat kelengkapan yang dibentuk oleh SM Undip yang bersifat tetap.

10. Biro adalah satuan kerja yang membantu Sekretaris Jenderal.

11. Fungsionaris SM Undip terdiri dari anggota SM Undip dan staf.

12. Staf SM Undip adalah satuan fungsionaris SM Undip yang bertanggung jawab kepada Sekretaris Jendral.

13. Panitia Kegiatan adalah suatu unit kerja yang beranggotakan staf yang bersifat sementara guna melaksanakan kegiatan tertentu.

14. Penggantian Antarwaktu adalah mekanisme penggantian Anggota SM Undip.

15. Rapat adalah forum yang bertujuan untuk melakukan perencanaan, evaluasi, dan pengambilan keputusan.

16. Sidang adalah forum formal tertinggi yang bertujuan untuk melakukan evaluasi dan/atau pengambilan keputusan.

BAB II

SUSUNAN DAN KEDUDUKAN SERTA FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG

Bagian Kesatu Susunan dan Kedudukan

Pasal 2

SM Undip terdiri dari mahasiswa delegasi fakultas, sekolah vokasi, dan unit kegiatan mahasiswa Universitas Diponegoro yang dinyatakan lolos dan terpilih dalam pemilihan umum raya.

Pasal 3

(5)

SM Undip merupakan lembaga legislatif mahasiswa yang berkedudukan di tingkat universitas.

Bagian Kedua Fungsi

Pasal 4 (1) SM Undip mempunyai fungsi:

a. legislasi;

b. anggaran; dan c. pengawasan.

(2) Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan dalam kerangka representasi mahasiswa dan juga untuk mendukung upaya organisasi kemahasiswaan dalam mencapai tujuan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

Pasal 5

(1) Fungsi legislasi sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dilaksanakan sebagai perwujudan SM Undip selaku pemegang kekuasaan untuk membentuk Proleg.

(2) Fungsi anggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf b dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan anggaran organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas.

(3) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf c dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan peraturan mahasiswa dan anggaran program kerja organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas.

Bagian Ketiga Tugas

Pasal 6 SM Undip bertugas:

a. menyusun, membahas, dan menyebarluaskan rancangan Proleg;

b. menyusun, membahas, menetapkan, serta menyebarluaskan Proleg;

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Proleg dan anggaran program kerja organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas;

(6)

d. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas yang disampaikan oleh Badan Anggaran;

e. menyerap, menghimpun, menampung, serta menindaklanjuti aspirasi mahasiswa; dan

f. melaksanakan tugas lain yang diatur dalam Proleg.

Bagian Keempat Wewenang

Pasal 7 SM Undip berwenang :

a. membentuk Proleg yang dibahas dengan seluruh Anggota SM Undip untuk memperoleh persetujuan bersama;

b. mengawasi pelaksanaan Pedoman Pokok Organisasi

Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017, Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Universitas Diponegoro Tahun 2016, dan Proleg dalam lingkup organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas.

c. membentuk perangkat pemilihan umum raya di tingkat universitas yang selanjutnya diatur di dalam peraturan tentang pemilihan umum raya.

BAB III KEANGGOTAAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 8

Masa jabatan Anggota SM Undip adalah 1 (satu) tahun periode kepengurusan dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) tahun periode kepengurusan selanjutnya.

Bagian Kedua

(7)

Hak dan Kewajiban Anggota

Pasal 9 Anggota SM Undip berhak:

a. mengajukan usul rancangan Proleg;

b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan pendapat;

d. memilih dan dipilih;

e. membela diri;

f. mendapatkan imunitas;

g. melakukan pengawasan; dan h. melakukan sosialisasi Proleg.

Pasal 10 Anggota SM Undip berkewajiban:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;

b. melaksanakan dan menaati Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. melaksanakan dan menaati Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017 dan GarisGaris Besar Haluan Kegiatan Universitas Diponegoro Tahun 2016 serta Proleg lain yang berlaku;

d. mempertahankan dan memelihara kerukunan dan keutuhan Organisasi Kemahasiswa Universitas Diponegoro;

e. mendahulukan kepentingan Organisasi Kemahasiswaan diatas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan;

f. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan mahasiswa;

g. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan mahasiswa;

h. menaati tata tertib dan kode etik;

i. menjaga etika dan norma dalam hubugan kerja dengan lembaga lain;

j. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala;

k. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan mahasiswa; dan

(8)

l. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di fakultas, sekolah vokasi, dan unit kegiatan mahasiswa.

Bagian Ketiga

Pemberhentian Antarwaktu

Pasal 11 (1) Anggota berhenti antarwaktu karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; atau c. diberhentikan.

(2) Anggota diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, apabila:

a. tidak dapat melaksanakan tugasnya secara berkelanjutan atau berhalangan tetap sebagai Anggota SM Undip selama 1 (satu) bulan berturut-turut tanpa keterangan apa pun;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik SM Undip;

c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan Badan Kehormatan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetep karena melakukan tindak pelanggaran;

d. diusulkan oleh senat mahasiswa fakultas/sekolah vokasi/unit kegiatan mahasiswa Universitas Diponegoro sesuai dengan ketentuan Proleg yang berlaku; dan

e. melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur dalam Proleg yang mengatur tentang SM Undip;

Bagian Keempat Penggantian Antarwaktu

Pasal 12

(1) Anggota SM Undip yang berhenti antarwaktu sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 11 digantikan oleh calon anggota yang telah memenuhi persyaratan pemilihan umum raya yang ditunjuk oleh konstituen.

(9)

(2) Masa jabatan Anggota SM Undip pengganti antarwaktu melanjutkan sisa masa jabatan anggota yang digantikan.

Bagian Kelima

Tata Cara Penggantian Antarwaktu

Pasal 13

(1) Pimpinan SM Undip menyampaikan nama Anggota SM Undip yang diberhentikan antarwaktu dan meminta nama calon pengganti antarwaktu kepada konstituen.

(2) Konstituen menyampaikan nama calon pengganti

antarwaktu berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 kepada pimpinan SM Undip paling lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak surat pimpinan SM Undip diterima.

(3) Pimpinan SM Undip menyampaikan nama Anggota yang diberhentikan dan nama calon pengganti antar waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak menerima nama calon pengganti antarwaktu dari konstituen sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAB IV

ALAT KELENGKAPAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 14 Alat kelengkapan SM Undip terdiri atas:

a. pimpinan;

b. badan kehormatan;

c. sekretariat jendral;

d. badan legislasi;

e. badan anggaran;

f. komisi;

g. panitia khusus; dan

(10)

h. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna SM Undip.

Pasal 15

(1) Dalam melaksanakan tugas, alat kelengkapan SM Undip wajib menyusun rencana dan tata kerjanya.

(2) Alat kelengkapan SM Undip menyusun rencana kerja dan anggaran dengan berkonsultasi kepada badan anggaran yang selanjutnya disampaikan kepada Biro Urusan Rumah Tangga.

(3) Dalam menyusun rencana dan tata kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan alat kelengkaan SM Undip mengadakan konsultasi dengan Pimpinan SM Undip.

(4) Hasil konsultasi sebagimana dimaksud pada ayat (3) diputuskan dalam rapat paripurna SM Undip dan ditetapkan dengan keputusan SM Undip.

Pasal 16

(1) Setiap alat kelengkapan SM Undip dapat dibantu oleh unit pendukung yang terdiri atas: a. staf ahli; dan

b. staf khusus.

(2) Staf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan satuan fungsionaris SM Undip yang bertanggung jawab kepada Sekretaris Jendral, memiliki tugas membantu senator dalam menjalankan fungsinya di komisi dan biro.

(3) Staf khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan satuan fungsionaris SM Undip yang bertanggung jawab kepada Sekretaris Jendral, memiliki tugas membantu senator di dalam badan legislasi maupun badan anggaran yang berfokus pada bidang kajian dan penelitian.

(4) Staf ahli dan staf khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas secara profesional dalam mendukung pelaksanaan fungsi, wewenang, dan tugas SM Undip.

(5) Jumlah staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota SM Undip.

Bagian Kedua Pimpinan

(11)

Paragraf 1

Tata Cara Pemilihan Pimpinan

Pasal 17

(1) Pimpinan SM Undip terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketua yang dipilih oleh Anggota SM Undip berdasarkan kesepakatan bersama.

(2) Pimpinan SM Undip merupakan alat kelengkapan SM Undip dan merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.

(3) Masa jabatan pimpinan SM Undip sama dengan masa keanggotaan SM Undip.

Pasal 18 Pimpinan SM Undip bertugas:

a. memimpin sidang SM Undip dan menyimpulkan hasil sidang untuk diambil keputusan;

b. menyusun rencana kerja Pimpinan SM Undip;

c. melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan SM Undip;

d. menjadi juru bicara SM Undip;

e. melaksanakan dan memasyarakatkan keputusan SM Undip;

f. mewakili SM Undip dalam berhubungan dengan organisasi dan pihak lain;

g. menyusun rencana kerja dan anggaran SM Undip bersama Badan Anggaran yang pengesahannya dilakukan dalam sidang paripurna SM Undip;

h. menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna SM Undip i. menindaklanjuti usulan Badan Kehormatan untuk membentuk

panel sidang dalam hal pelanggaran kode etik yang bersifat berat dan berdampak pada sanksi pemberhentian; dan

j. menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan oleh Anggota dalam sidang paripurna SM Undip.

(12)

Pasal 19 Pimpinan SM Undip berwenang untuk:

a. mengetahui dan menerima laporan kegiatan Alat Kelengkapan SM Undip; dan

b. mengambil keputusan dalam hal darurat, mendesak, dan penting dengan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Anggota SM Undip dan wajib menyampaikan hasilnya melalui sidang pleno.

Bagian Ketiga Badan Kehormatan

Paragraf I

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 20

(1) Badan Kehormatan dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

(2) Badan Kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan tmenjaga serta menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat SM Undip sebagai lembaga perwakilan mahasiswa.

Pasal 21

Badan Kehormatan terdiri atas perwakilan tiap komisi masing-masing 1 (satu) orang dengan komposisi 1 (satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 22

Tata pelaksanaan tugas Badan Kehormatan diatur lebih lanjut dengan peraturan SM Undip tentang tata beracara Badan Kehormatan.

Bagian Keempat Sekretariat Jendral

(13)

Paragraf 1

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 23

Sekretariat Jendral dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 24

Sekretariat Jendral SM Undip terdiri atas 1 (satu) orang Sekretaris Jendral yang merupakan anggota SM Undip dan merangkap jabatan sebagai anggota komisi.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 25

(1) Sekretaris Jendral SM Undip sebagaimana dimaksud pada Pasal 24 memiliki tugas untuk mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan fungsi SM Undip.

(2) Sekertaris Jendral SM Undip sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 25 ayat (1) dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) biro yaitu:

a. Biro Urusan Rumah Tangga;

b. Biro Kerjasama Antar Parlemen; dan c. Biro Keahlian Senat;

(3) Sekretaris Jenderal SM Undip dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab pada Pimpinan SM Undip.

Pasal 26

Biro Urusan Rumah Tangga, yang selanjutnya disingkat BURT, merupakan satuan kerja Sekretariat Jendral SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 27

(1) BURT dipimpin oleh 1 (satu) orang kepala biro dan merangkap sebagai anggota komisi.

(2) Kepala biro sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (1) dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staf ahli.

(14)

Pasal 28 (1) BURT bertugas:

a. menetapkan kebijakan kerumahtanggaan SM Undip;

b. melakukan koordinasi dengan komisi dan badan yang berhubungan dengan masalah kerumahtanggaan SM Undip yang ditugaskan oleh pimpinan SM Undip berdasarkan sidang pleno;

c. menyampaikan hasil keputusan dan kebijakan BURT kepada setiap anggota; dan

d. menyampaikan laporan kinerja dalam sidang paripurna SM Undip.

(2) BURT dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Sekretaris Jendral.

Pasal 29

Biro Kerjasama Antar-Parlemen, yang selanjutnya disebut BKSAP merupakan satuan kerja Sekretariat Jendral SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 30

(1) BKSAP dipimpin oleh 1 (satu) orang kepala biro dan merangkap sebagai anggota komisi.

(2) Kepala biro sebagaimana dimaksud pada pasal 30 ayat (1) dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staf ahli.

Pasal 31 (1) BKSAP bertugas:

a. membina, mengembangkan, dan meningkatkan hubungan kerja sama antara SM Undip dengan pihak lain, baik secara bilateral maupun multilateral;

b. menerima kunjungan delegasi yang menjadi tamu SM Undip;

c. mengoordinasikan studi banding SM Undip ke luar;

d. memberikan saran atau usul kepada pimpinan SM Undip tentang masalah kerja sama antar parlemen;

e. mengelola media SM Undip sebagai sarana informasi segala macam kegiatan SM Undip;

(15)

(2) BKSAP dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Sekretaris Jendral SM Undip.

Pasal 32

Biro Keahlian Senat, yang selanjutnya disebut BKS merupakan satuan kerja Sekretariat Jendral SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 33

BKS dipimpin oleh 1 (satu) orang kepala biro dan merangkap sebagai anggota komisi.

Pasal 34 (1) BKS bertugas:

a. membina, mengembangkan, dan meningkatkan kompetensi staf SM Undip;

b. melakukan koordinasi dengan badan, komisi dan biro dalam hal kaderisasi internal SM Undip;

c. melakukan dan memberikan evaluasi serta penilaian terhadap kinerja staf SM Undip.

(2) BKS dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Sekretaris Jendral Undip.

Bagian Kelima Badan Legislasi

Paragraf 1

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 35

Badan Legislasi dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 36

(16)

Badan Legislasi terdiri atas perwakilan tiap komisi masing-masing 1 (satu) orang dengan komposisi 1 (satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 37 (1) Badan Legislasi bertugas:

a. menyusun rancangan proleg yang memuat daftar urutan rancangan peraturan beserta alasannya untuk 1 (satu) tahun kepengurusan sebagai prioritas di lingkungan SM Undip;

b. mengkoordinasikan penyusunan proleg yang memuat daftar urutan rancangan peraturan beserta alasannya untuk 1 (satu) tahun kepengurusan sebagai prioritas di lingkungan SM Undip;

c. melakukan pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsep rancangan peraturan yang diajukan Anggota, komisi, atau gabungan komisi sebelum rancangan peraturan tersebut disampaikan kepada Pimpinan SM Undip;

d. memberikan pertimbangan terhadap rancangan peraturan yang diajukan oleh Anggota, komisi, atau gabungan komisi diluar prioritas rancangan peraturan atau diluar rancangan peraturan yang terdaftar dalam proleg;

e. melakukan pembahasan, pengubahan, dan/atau penyempurnaan rancangan peraturan yang secara khusus ditugasi oleh Pimpinan SM Undip;

f. melakukan pemantauan dan peninjauan terhadap peraturanperaturan mahasiswa;

g. menyusun, melakukan evaluasi, dan menyempurnakan peraturan SM Undip;

h. mengikuti perkembangan dan melakukan evaluasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan peraturan melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus;

i. melakukan sosialisasi proleg; dan

(17)

j. membuat laporan kinerja dan inventarisai masalah di bidang legislasi pada akhir masa keangggotaan SM Undip untuk dapat digunakan oleh Badan Legislasi pada masa keanggotaan berikutnya.

Pasal 38

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf g, dan huruf h berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai tata cara pembentukan peraturan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f, Badan Legislasi melakukan kunjungan kerja pada masa reses dengan persetujuan Pimpinan SM Undip.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h, Badan Legislasi mengadakan rapat koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus yang mendapat penugasan pembahasan rancangan peraturan mahasiswa.

(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf j, Badan Legislasi melakukan inventarisasi dan evaluasi dengan

mempertimbangkan pelaksanaan Proleg satu masa keanggotaan, prioritas tahunan, penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan mahasiswa.

(5) Badan Legislasi menyusun rencana kerja dan anggaran untuk pelaksanaan tugas sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan saat rapat kerja internal SM Undip.

Bagian Keenam Badan Anggaran

Paragraf I

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 39

Badan Anggaran dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM UNDIP yang bersifat tetap.

(18)

Pasal 40

Badan Anggaran terdiri atas perwakilan tiap komisi masing-masing 1 (satu) orang dengan komposisi 1 (satu) orang sebagai ketua dan yang lainnya sebagai anggota.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 41 (1) Badan Anggaran bertugas:

a. membahas bersama BEM Undip yang diwakili oleh Ketua Bidang untuk menemukan pokok-pokok rancangan anggaran dan program kerja untuk 1 (satu) tahun kepengurusan.

b. membahas bersama UKM Undip yang diwakili oleh Ketua UKM untuk menemukan pokok-pokok rancangan anggaran dan program kerja untuk 1 (satu) tahun kepengurusan.

c. menetapkan rencana anggaran program kerja organisasi mahasiswa di tingkat universitas dengan mengacu pada usulan komisi yang berkaitan;

d. melakukan singkronisasi hasil pembahasan di komisi dan alat kelengkapan SM Undip mengenai rencana kerja dan anggaran organisasi mahasiswa ditingkat universitas;

e. membahas laporan realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan program kerja organisasi mahasiswa ditingkat universitas; dan f. membahas pokok-pokok laporan pertanggung jawaban tengah tahun

dan akhir tahun organisasi mahasiswa ditingkat universitas.

(2) Badan Anggaran hanya membahas alokasi anggaran yang sudah diputuskan oleh komisi.

Bagian Ketujuh Komisi

Paragraf 1

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 42

(19)

Komisi dibentuk oleh SM Undip dan merupakan alat kelengkapan SM Undip yang bersifat tetap.

Pasal 43

(1) Komisi dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua komisi dan 1 (satu) orang wakil ketua komisi.

(2) Jumlah anggota komisi ditetapkan berdasarkan kesepakatan Anggota SM Undip.

Pasal 44

Jumlah, ruang lingkup tugas, dan mitra kerja komisi ditetapkan berdasarkan kesepakatan Anggota SM Undip.

Pasal 45 Komisi SM Undip terdiri dari:

a. Komisi I Kesejahteraan Mahasiswa dan Harmonisasi Kampus;

b. Komisi II Keilmuan dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa;

c. Komisi III Minat Bakat, Kewirausahaan dan Kemitraan;

d. Komisi IV Kebijakan Organisasi Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat; dan

e. Komisi V Unit Kegiatan Mahasiswa.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 46

(1) Tugas komisi dalam bidang legislasi adalah mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan peraturan.

(2) Tugas komisi dalam bidang anggaran adalah:

a. mengadakan pembicaraan pendahuluan rancangan anggaran organisasi mahasiswa ditingkat universitas yang meliputi rencana anggaran program kerja BEM Undip dan UKM Undip;

b. mengadakan pembahasan dan mengajukan (pengajuan) usul penyempurnaan rancangan anggaran organisasi mahasiswa ditingkat universitas serta mengususlkan perubahan rencana anggaran program kerja BEM Undip, UKM Undip yang termasuk dalam ruang lingkup tugas komisi;

(20)

c. menyampaikan hasil pembicaraan pendahuluan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan menyampaikan hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam huruf b kepada Badan Anggaran untuk disinkronisasi;

d. membahas dan menetapkan alokasi anggaran program kerja BEM Undip dan UKM Undip dengan Badan Anggaran;

e. membahas laporan penyerapan anggaran dan pelaksanaan program kerja BEM Undip dan UKM Undip; dan

f. membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan Anggaran yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas komisi.

(3) Tugas komisi dalam bidang pengawasan adalah :

a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan mahasiswa serta peraturan dibawahnya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

b. melakukan pengawasan anggaran organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas; dan

c. melakukan pengawasan terhadap kebijakan organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas;

(4) Tugas komisi dalam bidang aspirasi adalah:

a. mengadakan serap aspirasi untuk membuka ruang partisipasi publik dengan menghimpun semua aspirasi sebagai wujud representasi mahasiswa yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

b. melakukan penyusunan, pembahasan dan penyempurnaan draf kajian rekomendasi kebijakan hasil dari serap aspirasi; dan

c. melakukan advokasi sebagai tindak lanjut dari proses serap aspirasi dan pengkajian;

(5) Komisi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) dapat mengadakan:

a. rapat kerja dengan BEM Undip, UKM Undip, MWA Undip UM b. rapat dengar pendapat dengan SM F/SV, BEM F/SV

c. rapat dengar pendapat umum, baik atas permintaan komisi maupun atas permintaan pihak lain; dan

d. kunjungan kerja.

(21)

(6) Komisi menentukan tindak lanjut hasil pelaksanaan tugas komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5).

(7) Komisi membuat laporan kinerja pada akhir masa keanggotan SM Undip, baik yang sudah maupun belum terselesaikan untuk digunakan sebagai bahan oleh komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

(8) Komisi menyusun rencana kerja dan anggaran untuk pelaksanaan tugas sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya disampaikan saat rapat kerja internal SM Undip.

Pasal 47

(1) Komisi dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya berhak memberikan rekomendasi kepada organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas melalui rapat kerja, rapat dengar pendapat, rapat dengar pendapat umum, rapat panitia khusus, rapat panitia kerja, rapat tim pengawasan.

(2) Setiap organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas wajib menindak lanjuti rekomendasi komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Setiap organisasi kemahasiswaan ditingkat universitas yang mengabaikan rekomendasi komisi, komisi dapat menggunakan hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat atau hak anggota mengajukan pertanyaan.

(4) Dalam hal pejabat organisasi kemahasiswaan yang mengabaikan dan tidak melaksanakan rekomendasi komisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), komisi dapat menggunakan hak interpelasi, hak angkat, hak menyatakan pendapat atau hak anggota mengajukan pertanyaan.

(5) Komisi dapat memberikan sanksi administratif kepada pejabat organisasi mahasiswa yang tidak melaksanakan atau mengabaikan rekomendasi komisi.

Bagian Ketujuh Panitia Khusus

Paragraf 1

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 48

(22)

Panitia khusus dibentuk oleh SM UNDIP dan merupakan alat kelengkapan SM UNDIP yang bersifat sementara.

Pasal 49

(1) SM Undip menetapkan susunan dan keanggotaan panitia khusus berdasarkan kesepakatan alat kelengkapan SM Undip.

(2) Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh sidang paripurna SM Undip paling banyak 7 (Tujuh) orang.

(3) Pimpinan SM Undip mengadakan konsultasi dengan pimpinan alat kelengkapan SM Undip untuk menentukan komposisi keanggotaan panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.

(4) Alat kelengkapan SM Undip mengusulkan nama anggota panitia khusus kepada Pimpinan SM Undip untuk selanjutnya ditetapkan dalam sidang paripurna SM Undip.

(5) Penggantian anggota panitia khusus dapat dilakukan oleh alat kelengkapan SM Undip apabila anggota panitia khusus yang bersangkutan berhalangan tetap atau ada pertimbangan lain.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 50

(1) Panitia khusus bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh rapat paripurna SM Undip.

(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang oleh Pimpinan SM Undip apabila panitia khusus belum dapat menyelesaikan tugasnya.

(3) Panitia khusus dibubarkan oleh SM Undip setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai.

Pasal 51

(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1), panitia khusus dapat melakukan:

(23)

a. rapat kerja;

b. rapat panitia kerja;

(2) Dalam melaksanakan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan mekanisme lain sepanjang disepakati oleh pimpinan dan anggota rapat.

Bagian Kedelapan Panitia Kerja dan Tim

Paragraf 1 Panitia Kerja

Pasal 52

Alat kelengkapan SM Undip selain pimpinan SM Undip dapat membentuk panitia kerja.

Pasal 53

(1) Susunan dan keanggotaan panitia kerja ditetapkan oleh alat kelengkapan SM Undip.

(2) SM Undip yang membentuknya dengan sedapat mungkin didasarkan pada perimbangan jumlah Anggota SM Undip.

(3) Panitia kerja dipimpin oleh salah seorang pimpinan alat kelengkapan SM Undip.

Pasal 54

(1) Panitia kerja bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh alat kelengkapan SM Undip yang membentuknya.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia kerja dapat mengadakan rapat dengar pendapat dan rapat dengar pendapat umum.

(3) Tata cara kerja panitia kerja ditetapkan oleh alat kelengkapan SM Undip yang membentuknya.

(4) Panitia kerja bertanggung jawab kepada alat kelengkapan SM Undip yang membentuknya.

(24)

(5) Panitia kerja dibubarkan oleh alat kelengkapan SM Undip yang membentuknya setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai.

(6) Tindak lanjut hasil kerja panitia kerja ditetapkan oleh alat kelengkapan SM Undip yang membentuknya.

Paragraf 2 Tim

Pasal 55

(1) Pimpinan SM Undip dapat membentuk tim.

(2) Jumlah anggota tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan perimbangan jumlah Anggota SM Undip. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan dalam rapat paripurna SM Undip.

(3) Tim dipimpin oleh salah seorang Pimpinan SM Undip.

Pasal 56

(1) Tim bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh pimpinan SM Undip yang membentuknya.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tim dapat mengadakan rapat dengar pendapat dan rapat dengar pendapat umum.

(3) Tata cara kerja tim ditetapkan oleh Pimpinan SM Undip.

(4) Tim bertanggung jawab kepada Pimpinan SM Undip dan selanjutnya melaporkan hasil kerjanya dalam rapat paripurna SM Undip.

(5) Tim dibubarkan oleh Pimpinan SM Undip.yang membentuknya setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai.

(6) Tindak lanjut hasil kerja tim ditetapkan oleh Pimpinan SM Undip.

Bagian Kedelapan Panitia Kegiatan

Paragraf 1

(25)

Tata Cara Penetapan Anggota

Pasal 57

(1) Panitia kegiatan dibentuk oleh Sekretaris Jenderal melalui arahan pimpinan SM Undip dan bersifat sementara.

(2) Panitia Kegiatan terdiri dari ketua pelaksana dan dibantu oleh anggota secara kolektif.

(3) Panitia Kegiatan beranggotakan fungsionaris SM Undip.

Paragraf 2

Tata Cara Pelaksanaan Tugas

Pasal 58

(1) Melaksanakan seluruh kegiatan SM Undip yang bersifat teknis sesuai arahan Pimpinan SM Undip.

(2) Melaporkan hasil kerja kepada Sekretaris Jendral SM Undip.

(3) Mekanisme kerja maupun laporan pertanggungjawaban atau pembubarannya ditetapkan oleh Sekretaris jendral SM Undip.

BAB V

TATA CARA PELAKSANAAN HAK SM UNDIP Bagian Kesatu

Umum Pasal 59

(1) SM Undip mempunyai hak:

a. interpelasi;

b. angket; dan

c. menyatakan pendapat.

(2) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah hak SM Undip untuk meminta keterangan kepada organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas mengenai kebijakan yang penting dan strategis

(26)

serta berdampak luas pada keberlangsungan kegiatan sivitas akademika Universitas Diponegoro.

(3) Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah hak SM Undip untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu peraturan dan/atau kebijakan organisasi kemahasiswaan yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada keberlangsungan kegiatan sivitas akademika Universitas Diponegoro yang diduga bertentangan dengan Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017 dan Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahaiswaan Universitas Diponegeoro Tahun 2016.

(4) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah hak SM Undip untuk menyatakan pendapat atas:

a. kebijakan organisasi kemahasiswaan atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tingkat universitas;

b. tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (3);

atau

c. dugaan bahwa Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM, melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017 dan Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahaiswaan Universitas Diponegeoro Tahun 2016. baik berupa pengkhianatan terhadap mahasiswa, korupsi, penyuapan, maupun perbuatan tercela, dan/atau Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM.

Bagian Kedua

Tata Cara Pelaksanaan Hak Interpelasi

Pasal 60

(27)

(1) Hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a diusulkan oleh paling sedikit 6 (enam) Anggota SM Undip atau minimal 1 (satu) komisi.

(2) Pengusulan hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya;

a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan program kerja organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas; dan

b. alasan permintaan keterangan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak interpelasi SM Undip apabila mendapat persetujuan dari sidang pleno SM Undip yang dihadiri lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

Pasal 61

(1) Usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a disampaikan oleh pengusul kepada Pimpinan SM Undip.

(2) Usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan oleh Pimpinan SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip dan dibagikan kepada seluruh Anggota SM Undip.

(3) Selama usul hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum disetujui oleh sidang paripurna SM Undip, pengusul berhak mengadakan perubahan dan menarik usulnya kembali.

(4) Perubahan atau penarikan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus ditandatangani oleh semua pengusul dan disampaikan kepada Pimpinan SM Undip secara tertulis dan pimpinan membagikan kepada semua Anggota SM Undip.

Pasal 62

(1) Dalam hal sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) menyetujui usul interpelasi sebagai hak interpelasi SM Undip, Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis terhadap materi interpelasi dalam sidang paripurna SM Undip berikutnya.

(28)

(2) Apabila Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM tidak dapat hadir untuk memberikan penjelasan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka yang bersangkutan dapat menugasi jajaran terkait untuk mewakilinya.

(3) Terhadap keterangan Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kesempatan kepada pengusul dan Anggota SM Undip yang lain untuk mengemukakan pendapatnya.

(4) Atas pendapat pengusul dan/atau Anggota SM Undip yang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM memberikan jawabannya.

Pasal 63

(1) SM Undip dapat memutuskan menerima atau menolak penjelasan Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dan ayat (4).

(2) Dalam hal SM Undip menerima Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul hak interpelasi dinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidak dapat diusulkan kembali.

(3) Dalam hal SM Undip menolak penjelasan Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) SM Undip dapat menggunakan hak SM Undip yang lain.

(4) Keputusan untuk menerima atau menolak penjelasan Ketua BEM Undip,

Ketua UKM Undip, MWA Undip UM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri dari ½ (satu per dua) jumlah Anggota SM undip dan keputusan di ambil dengan persetujuan lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota yang hadir.

(5) Dalam hal SM Undip menerima keterangan dan jawaban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dan ayat (4), usul hak interpelasi dinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidak dapat diusulkan kembali.

(29)

(6) Apabila sampai waktu penutupan masa sidang yang bersangkutan ternyata tidak ada usul pernyataan pendapat yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pembicaraan mengenai permintaan keterangan kepada Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM tersebut dinyatakan selesai dalam sidang paripurna SM Undip.

Bagian Ketiga

Tata Cara Pelaksanaan Hak Angket

Pasal 64

(1) Hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf b diusulkan oleh paling sedikit 6 (enam) Anggota SM Undip dan minimal 1 (satu) komisi.

(2) Pengusulan hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan dokumen yang memuat paling sedikit:

a. materi kebijakan dan/atau pelaksanaan program kerja organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas; dan

b. alasan penyelidikan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak angket SM Undip apabila mendapat persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

Pasal 65

(1) Usul hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 disampaikan oleh pengusul kepada Pimpinan SM Undip.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan oleh Pimpinan SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip dan dibagikan kepada seluruh Anggota SM Undip.

(3) Selama usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum disetujui oleh sidang paripurna SM Undip, pengusul berhak untuk mengadakan perubahan dan menarik usulnya kembali.

(30)

(4) Perubahan atau penarikan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus ditandatangani oleh semua pengusul dan disampaikan kepada Pimpinan SM Undip secara tertulis dan pimpinan membagikan kepada semua Anggota SM Undip.

Pasal 66

(1) SM Undip memutuskan untuk menerima atau menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1).

(2) Dalam hal SM Undip menerima usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SM Undip membentuk panitia khusus yang dinamakan panitia angket yang keanggotaannya terdiri atas Anggota SM Undip yang jumlahnya disesuaikan dengan kesepakatan forum.

(3) Dalam hal SM Undip menolak usul hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidak dapat diajukan kembali.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai panitia khusus berlaku bagi panitia angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 67

(1) Panitia angket ditetapkan dengan keputusan SM Undip.

(2) Keputusan SM Undip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan mengenai panitia khusus berlaku bagi panitia angket sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 68

(1) Panitia angket sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) dalam melakukan penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (3), selain meminta keterangan dari BEM Undip, UKM Undip, MWA Undip UM, dapat meminta keterangan dari saksi, pakar, dan/atau pihak terkait lainnya.

(2) Dalam melaksanakan tugas, panitia angket dapat memanggil perseorangan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas Diponegoro untuk dimintai keterangan.

(31)

(3) Perseorangan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas Diponegoro sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memenuhi panggilan panitia angket.

Pasal 69

(1) Dalam melaksanakan hak angket, panitia khusus berhak meminta perseorangan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas Diponegoro untuk memberikan keterangan.

(2) Perseorangan dalam lingkungan sivitas akademika Universitas Diponegoro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi panggilan panitia angket.

Pasal 70

(1) Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada sidang paripurna SM Undip paling lama 21 (dua puluh satu) Hari sejak dibentuknya panitia angket.

(2) Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia angket menyampaikan laporan dalam sidang paripurna SM Undip dan selanjutnya laporan tersebut dibagikan kepada semua Anggota SM Undip.

(3) Sidang paripurna SM Undip mengambil keputusan terhadap laporan panita angket.

(4) Pengambilan keputusan tentang laporan panitia angket sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan laporan hasil panitia angket dan pendapat akhir Anggota SM Undip.

Pasal 71

(1) Apabila sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) memutuskan bahwa pelaksanaan suatu Proleg dan/atau kebijakan BEM Undip, UKM Undip, MWA Undip UM, yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bertentangan dengan ketentuan Proleg, SM Undip dapat menggunakan hak menyatakan pendapat.

(2) Apabila sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) memutuskan bahwa pelaksanaan suatu Proleg dan/atau kebijakan BEM Undip, UKM Undip, MWA Undip UM yang berkaitan

(32)

dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada sivitas akademika Universitas Diponegoro, tidak bertentangan dengan ketentuan Proleg, usul hak angket dinyatakan selesai dan materi angket tersebut tidak dapat diajukan kembali.

(3) Keputusan SM Undip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus mendapatkan persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan oleh Pimpinan SM Undip kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM paling lama 7 (tujuh) Hari sejak keputusan diambil dalam sidang paripurna SM Undip.

(5) SM Undip dapat menindaklanjuti keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan kewenangan SM Undip menurut ketentuan Proleg.

Bagian Keempat

Tata Cara Pelaksanaan Hak Menyatakan Pendapat

Pasal 72

(1) Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf c diusulkan oleh paling sedikit 6 (enam) orang Anggota SM Undip.

(2) Pengusulan hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan dokumen yang memuat paling sedikit: a. materi dan alasan pengajuan usul pernyataan pendapat;

b. materi hasil pelaksanaan hak interpelasi atau hak angket; atau

c. materi dan bukti yang sah atas dugaan adanya tindakan atau materi dan bukti yang sah atas dugaan tidak dipenuhinya syarat sebagai Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi hak menyatakan pendapat SM Undip apabila mendapatkan persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari

(33)

jumlah Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota yang hadir.

Pasal 73

(1) Usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 disampaikan oleh pengusul kepada Pimpinan SM Undip.

(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan oleh Pimpinan SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip dan dibagikan kepada semua Anggota SM Undip.

(3) Sekertaris Jendral dapat membahas dan menjadwalkan sidang paripurna SM Undip atas usul menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dapat memberikan kesempatan kepada pengusul untuk memberikan penjelasan atas usul menyatakan pendapatnya secara ringkas.

(4) Selama usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum disetujui oleh sidang paripurna SM Undip, pengusul dapat mengadakan perubahan dan menarik usulnya kembali.

(5) Perubahan atau penarikan usul kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus ditandatangani oleh semua pengusul dan disampaikan kepada Pimpinan SM Undip secara tertulis dan pimpinan membagikan kepada semua Anggota SM Undip.

Pasal 74

(1) SM Undip memutuskan untuk menerima atau menolak usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1).

(2) Dalam hal SM Undip menerima usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SM Undip membentuk panitia khusus yang terdiri atas Anggota SM Undip dengan keputusan SM Undip.

(3) Dalam hal SM Undip menolak usul hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), usul tersebut tidak dapat diajukan kembali.

(4) Panitia khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan pembahasan dengan Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM.

(34)

(5) Dalam melakukan pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dapat menugaskan jajaran terkait untuk mewakilinya.

(6) Dalam pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), panitia khusus dapat mengadakan rapat kerja, rapat dengar pendapat, dan/atau rapat dengar pendapat umum dengan pihak yang dipandang perlu, termasuk pengusul.

Pasal 75

(1) Panitia khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (2) melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada sidang paripurna SM Undip paling lama 21 (dua puluh satu) Hari sejak dibentuknya panitia khusus.

(2) Sidang paripurna SM Undip mengambil keputusan terhadap laporan panitia khusus.

Pasal 76

(1) Dalam hal sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) memutuskan menerima laporan panitia khusus terhadap materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4) huruf a dan huruf b, SM Undip menyatakan pendapatnya kepada Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM.

(2) Dalam hal sidang paripurna SM Undip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) memutuskan menerima laporan panitia khusus yang menyatakan bahwa Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2017, dan Garis-Garis Besar Haluan Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Diponegoro Tahun 2016 serta tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua BEM Undip dan/atau Wakil Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM, SM Undip menyampaikan keputusan tentang hak menyatakan pendapat kepada seluruh Anggota SM Undip.

(3) Dalam hal sidang paripurna SM Undip menolak laporan panitia khusus terhadap materi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (4), hak

(35)

menyatakan pendapat tersebut dinyatakan selesai dan tidak dapat diajukan kembali.

(4) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus mendapat persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

(5) Keputusan SM Undip mengenai usul menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Ketua BEM Undip.

(6) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapat persetujuan dari sidang paripurna SM Undip yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota SM Undip dan keputusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota SM Undip yang hadir.

BAB VI

TATA CARA PELAKSANAAN HAK ANGGOTA SM UNDIP

Bagian Kesatu

Hak Mengajukan Usul Rancangan Proleg

Pasal 77

(1) Anggota SM Undip mempunyai hak mengajukan usul rancangan Proleg.

(2) Anggota SM Undip mengajukan usul rancangan Proleg melalui Komisi untuk disampaikan kepada Badan Legislasi.

(3) Dalam mempersiapkan rancangan Proleg, Anggota SM Undip dapat meminta dukungan dari staf SM Undip.

(4) Ketentuan mengenai tata cara mengajukan usul rancangan Proleg sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan Proleg yang berlaku.

Pasal 78

(1) Rancangan Proleg yang telah disusun oleh Anggota SM Undip disampaikan kepada Badan Legislasi untuk dilakukan

(36)

pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Proleg.

(2) Rancangan Proleg yang telah dilakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Proleg dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan ketentuan pengajuan rancangan Proleg atas usul komisi dan gabungan komisi.

Bagian Kedua

Hak Mengajukan Pertanyaan

Pasal 79

(1) Anggota SM Undip mempunyai hak mengajukan pertanyaan kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan terkait program kerja dan pelaksanaan Proleg.

(2) Hak mengajukan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan Anggota SM Undip secara lisan atau tertulis dalam rapat SM Undip sesuai dengan ketentuan Peraturan SM Undip tentang tata tertib.

(3) Hak mengajukan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung dan dijawab secara langsung oleh Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, kepada Anggota SM Undip yang bersangkutan secara interaktif.

(4) Anggota SM Undip dapat menggunakan hak bertanya secara tertulis kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan serta menjawab langsung kepada Anggota SM Undip yang bersangkutan secara tertulis.

(5) Dalam hal pertanyaan secara lisan disampaikan oleh Anggota SM Undip secara langsung kepada Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, melalui rapat kerja dengan Anggota SM Undip, dan menjawab secara langsung kepada Anggota SM Undip.

(6) Dalam hal terdapat masalah mendesak yang perlu penanganan segera, Anggota dapat melakukan pemanggilan kepada Ketua BEM Undip,

(37)

Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan dalam rangka melaksanakan hak mengajukan pertanyaan.

(7) Pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diusulkan kepada Pimpinan SM Undip.

Pasal 80

(1) Dalam hal Pimpinan SM Undip menerima surat jawaban pertanyaan dari Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, Pimpinan SM Undip mengumumkan dan membagikan surat jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan kepada Anggota SM Undip dalam sidang paripurna SM Undip.

(2) Apabila jawaban pertanyaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan oleh Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan secara tertulis, tidak diadakan pembicaraan secara lisan.

(3) Penyampaian jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diwakilkan kepada anggota BEM Undip dan UKM Undip.

(4) Dalam hal Anggota tidak dapat menerima jawaban yang disampaikan Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, Anggota SM Undip yang mengajukan pertanyaan dapat menindaklanjuti pertanyaannya dalam rapat kerja.

(5) Dalam hal jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, menyampaikan kebijakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan pertanyaan Anggota SM Undip, Anggota dapat menindaklanjutinya melalui rapat kerja.

(6) Rapat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat mengambil kesimpulan atas jawaban Ketua BEM Undip, Ketua UKM Undip, MWA Undip UM dan pengurus organisasi kemahasiswaan, SM Undip dapat

(38)

menerima atau tidak menerima yang kemudian dapat dilanjutkan menjadi pelaksanaan hak SM Undip.

Bagian Ketiga

Hak Menyampaikan Usul dan Pendapat Pasal 81

(1) Anggota SM Undip berhak menyampaikan usul dan pendapat mengenai suatu hal, baik yang sedang dibicarakan maupun yang tidak dibicarakan dalam rapat.

(2) Hak menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat diberikan terlebih dahulu kepada Anggota SM Undip yang datang lebih awal.

(3) Terhadap Anggota SM Undip yang datang terlambat lebih dari 15 (lima belas) menit setelah acara rapat dibuka untuk dimulai oleh ketua rapat, hak menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat tidak dapat digunakan.

(4) Anggota SM Undip yang telah memberikan keterangan berdasarkan bukti yang jelas sebelum masa perizinan habis maka haknya masih tetap berlaku.

(5) Ketua rapat mempunyai hak untuk menghentikan usul dan pendapat Anggota SM Undip yang melebihi waktu yang telah ditetapkan.

(6) Dalam hal Anggota SM Undip ingin menambah waktu menyampaikan usul dan pendapat dalam rapat harus mendapat izin dari ketua rapat.

(7) Usul dan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan secara lisan dan/atau tertulis, singkat, dan jelas kepada ketua rapat.

(8) Apabila diperlukan, ketua rapat dapat meminta Anggota SM Undip yang menyampaikan usul dan pendapat untuk memperjelas usul dan pendapatnya.

(9) Anggota SM Undip yang meninggalkan ruang rapat setelah menyampaikan usul dan pendapat diberikan tanggapan atas usul dan pendapat setelah Anggota SM Undip yang bersangkutan berada dalam ruang rapat atau tidak diberikan tanggapan apabila Anggota SM Undip yang bersangkutan tidak kembali ke dalam ruang rapat sampai waktu rapat ditutup oleh ketua rapat.

(39)

Bagian Keempat Hak Memilih dan Dipilih

Pasal 82

(1) Anggota mempunyai hak memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu pada alat kelengkapan SM Undip.

(2) Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan hak memilih dan dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada ketentuan dalam Peraturan SM Undip ini.

Bagian Kelima Hak Membela Diri

Pasal 83

(1) Anggota SM Undip yang diduga melakukan pelanggaran sumpah/janji, kode etik, dan/atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai Anggota SM Undip diberi kesempatan untuk membela diri dan/atau memberikan keterangan kepada Badan Kehormatan.

(2) Pembelaan disampaikan sendiri dan tidak dapat dikuasakan kepada pihak lain.

(3) Teradu berhak memperoleh informasi dan dokumen yang berkaitan dengan hal yang diadukan.

(4) Teradu berhak menghadirkan saksi dan/atau saksi ahli yang meringankan.

(5) Teradu berhak menghadirkan bukti untuk membela diri.

(6) Teradu berhak untuk diberi waktu untuk menyiapkan pembelaan diri.

Bagian Keenam Hak Imunitas

Pasal 84

Anggota mempunyai hak imunitas.

(1) Anggota tidak dapat dituntut di depan forum sidang SM Undip karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya, baik secara lisan maupun tertulis di dalam rapat SM Undip ataupun di

(40)

luar rapat SM Undip yang berkaitan dengan fungsi serta wewenang dan tugas SM Undip.

(2) Anggota tidak dapat dituntut di depan forum sidang SM Undip karena sikap, tindakan, kegiatan di dalam forum sidang SM Undip ataupun di luar forum sidang SM Undip yang semata-mata karena hak dan kewenangan konstitusional SM Undip dan/atau Anggota.

(3) Anggota tidak dapat diganti antarwaktu karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya, baik di dalam sidang SM Undip maupun di luar forum sidang SM Undip yang berkaitan dengan fungsi serta wewenang dan tugas SM Undip.

(4) Pemanggilan dan permintaan keterangan kepada Anggota SM Undip yang diduga melakukan tindakan pelanggaran kode etik sehubungan dengan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Badan Kehormatan.

(5) Badan Kehormatan harus memproses dan memberikan putusan atas surat pemohonan tersebut dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah permohonan persetujuan pemanggilan keterangan tersebut diterima.

(6) Dalam hal Badan Kehormatan memutuskan tidak memberikan persetujuan atas pemanggilan Anggota, surat pemanggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak memiliki kekuatan hukum/batal demi hukum.

Bagian Ketujuh Hak Pengawasan

Pasal 85

(1) Setiap Anggota SM Undip berhak mengawasi pelaksanaan Proleg, pelaksanaan anggaran program kerja, dan kebijakan organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas, serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa.

(2) Untuk melaksanakan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Anggota berhak:

(41)

a. meminta data dan informasi mengenai pelaksanaan Proleg, anggaran program kerja dan kebijakan organisasi kemahasiswaan di tingkat universitas;

b. melakukan kunjungan kerja; dan

c. menyampaikan hasil pengawasan kepada mahasiswa Universitas Diponegoro.

(3) BEM Undip, UKM Undip, BK MWA UM wajib menyerahkan berkas administratif melalui Sekertaris Jendral SM Undip mengenai rancangan program kerja dan anggaran paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah pemberitahuan dan/atau undangan dari SM Undip.

(4) Rancangan program kerja dan anggaran yang telah diserahkan dari Sekertaris Jendral SM Undip harus segera di distribusikan ke komisi masing-masing untuk proses lebih lanjut.

(5) Hasil pengawasan Anggota SM Undip sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi bahan di dalam rapat kerja dengan mitra kerja.

(6) Pihak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib menindaklanjutinya dan menyampaikan hasil tindak lanjut tersebut kepada Anggota SM Undip.

(7) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), termasuk aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa, diserahkan kepada komisi terkait.

Bagian Kedelapan

Hak Melakukan Sosialisasi Proleg Pasal 86

(1) Anggota berhak melakukan sosialisasi Proleg.

(2) Sosialisasi Proleg dilakukan pada masa reses, terutama di konstituen masing-masing Anggota SM Undip.

(3) Sosialisasi Proleg adalah kegiatan menjelaskan produk legislasi, pembentukan Proleg baru beserta implementasinya, dan menerima tanggapan mahasiswa.

(4) Pelaksanaan sosialisasi Proleg difasilitasi oleh Sektetariat Jenderal SM Undip.

(42)

BAB VII RAPAT

Bagian kesatu Umum

Pasal 87

Jenis rapat SM Undip meliput

1. Rapat pimpinan

2. Rapat badan kehormatan 3. Rapat sekretariat jendral 4. Rapat badan anggaran 5. Rapat badan legislasi 6. Rapat komisi

7. Rapat kerja 8. Rapat koordinasi

9. Rapat dengar pendapat

10. Rapat dengar pendapat umum 11. Rapat panitia khusus

12. Rapat panitia kerja 13. Rapat panitia kegiatan

Bagian kedua Rapat Pimpinan

Pasal 88 (1) Rapat pimpinan terdiri atas:

a. rapat pimpinan internal adalah rapat antara ketua SM Undip dan wakil ketua SM Undip; dan

b. rapat pimpinan eksternal adalah rapat antara pimpinan SM Undip dengan pimpinan ormawa Undip dan/atau undangan.

(2) Rapat pimpinan dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Pimpinan SM Undip.

(43)

(3) Rapat pimpinan diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian ketiga

Rapat Badan Kehormatan

Pasal 89

(1) Rapat badan kehormatan adalah rapat anggota badan kehormatan yang dipimpin oleh ketua badan kehormatan.

(2) Rapat badan kehormatan dihadiri oleh struktur badan kehormatan yang bersangkutan dan/atau undangan.

(3) Rapat badan kehormatan dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas Badan Kehormatan.

(4) Rapat badan kehormatan diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian keempat Rapat Sekretariat Jendral

Pasal 90

(1) Rapat sekretariat jendral adalah rapat anggota sekretariat jendral yang dipimpin oleh Sekertaris Jendral.

(2) Rapat sekretariat jendral dihadiri oleh struktur sekretariat jendral yang bersangkutan dan/atau undangan.

(3) Rapat sekretariat jendral dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas Sekretariat Jendral.

(4) Rapat sekretariat jendral diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian kelima Rapat Badan Legislasi

Pasal 91

(44)

(1) Rapat badan legislasi adalah rapat anggota badan legislasi yang dipimpin oleh ketua Badan Legislasi.

(2) Rapat badan legislasi dihadiri oleh struktur badan legislasi yang bersangkutan dan/atau undangan.

(3) Rapat badan legislasi dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas Badan Legislasi.

(4) Rapat badan legislasi diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian keenam Rapat Badan Anggaran

Pasal 92

(1) Rapat badan anggaran adalah rapat anggota badan anggaran yang dipimpin oleh ketua Badan Anggaran.

(2) Rapat badan anggaran dihadiri oleh struktur badan anggaran yang bersangkutan dan/atau undangan.

(3) Rapat badan anggaran dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas Badan Anggaran.

(4) Rapat badan anggaran diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian ketujuh Rapat Komisi

Pasal 93

(1) Rapat komisi adalah rapat anggota komisi yang dipimpin oleh ketua komisi atau wakil ketua komisi.

(2) Rapat komisi dihadiri oleh struktur komisi yang bersangkutan dan/atau undangan.

(3) Rapat komisi dapat dijadikan sebagai forum untuk membahas

koordinasi atau kebutuhan tertentu yang berkaitan dengan tugas komisi.

(45)

(4) Rapat komisi diselenggarakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.

Bagian kedelapan Rapat Kerja

Pasal 94 Rapat kerja terdiri atas:

(1) Rapat kerja eksternal adalah rapat yang diselenggarakan oleh SM Undip dengan pihak tertentu dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang SM Undip.

(2) Rapat kerja internal adalah rapat yang diselenggarakan oleh SM Undip untuk merancang dan membahas program kerja selama 1 (satu) tahun masa kepengurusan yang dihadiri oleh seluruh Anggota SM Undip dan dipimpin oleh pimpinan SM Undip.

Bagian Kesembilan Rapat Koordinasi

Pasal 95 Rapat koordinasi terdiri dari:

(1) Rapat koordinasi alat kelengkapan adalah rapat antara pimpinan, ketua badan kehormatan, sekretaris jenderal, ketua badan legislasi, ketua badan anggaran, dan ketua komisi.

(2) Rapat koordinasi senator adalah rapat antara pimpinan dan seluruh Anggota SM Undip.

(3) Rapat koordinasi diselenggarakan untuk melakukan pembahasan dan evaluasi terhadap kinerja dan pelaksanaan program kerja serta hal-hal lain yang menjadi tugas, fungsi dan wewenang SM Undip.

Bagian kesepuluh Rapat Dengar Pendapat

Pasal 96

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, jika makanan tersebut lektinnya tidak sesuai dengan tipe golongan darah, maka akan menyerang organ-organ atau sistem tubuh yang lain karena

Berawal dari keresahan pribadi penulis akan karier di masa depan, terciptalah karya episode “Karier, Passion, dan Perjalanan Panjangnya” dalam program podcast

Berdasarkan sasaran tersebut di atas, UGM meluncurkan Program Hibah Kompetisi Internal (PHKI) WCRU untuk memberikan stimulus pada unit-unit penyelenggara dan pendukung

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (2) Peratuan Daerah Nomor 2 Tahun 2020 tentang

Dari hasil analisa perhitungan perencanaan jembatan Warung Penceng dengan struktur beton pratekan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Data struktur

Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dikembangkan di sekolah. nilai ini berlaku universal, karena dapat digunakan oleh seluruh siswa di Indonesia tanpa adanya

Dalam studi ini, komposit PAM/GO telah disintesis dengan pendekatan adsorpsi fisis antara molekul polimer dan lembaran GO melalui metode ultrasonik. Keberhasilan

Sampai dengan Triwulan I TA 2016 realisasi fisik dari indikator kinerja kegiatan ini sebesar 15%, dengan realisasi pelaksanaan kegiatan meliputi : Persiapan pelaksanaan