• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Faisol, Direktur Eksekutif MediaLink, sebuah tergabung dalam Civil Society Organisation mendesak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ahmad Faisol, Direktur Eksekutif MediaLink, sebuah tergabung dalam Civil Society Organisation mendesak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DENPASAR - Berbagai organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Civil Society Organisation mendesak Pemerintah Indonesia mengimplementasikan prinsip- prinsip pemerintahan terbuka, untuk meningkatkan kualitas pembangunan.

Penerapan prinsip terbuka akan mampu meningkatkan pendapatan negara sekaligus memungkinkan pemerintah mengalokasikan dana pembangunan untuk kesejahteraan sosial.

"Implementasi pemerintahan terbuka, transparan akan meminimalisir persoalan korupsi yang menggerogoti pembangunan," ujar Direktur Program Transparency International(TI) Indonesia Ilham Saenong dalam pernyataan sikapnya menyambut pelaksanaan Open Goverment Partnership (OGP) Asia Pacific Regional Meeting yang akan dilangsungkan 6-7 Mei di Bali, Sabtu (3/4).

Ahmad Faisol, Direktur Eksekutif MediaLink, sebuah lembaga yang fokus mengamati keterbukaan informasi menambahkan meski sejak tiga tahun Indonesia tergabung dalam OGP, tetapi belum signifikan mendorong

terciptanya tata pemerintahan terbuka.

Alhasil saat ini capaian pembangunan Indonesia hanya 20%

dari target Millenium Development Goals (MDGs) akibat tidak dijalankannya tata kelola pemerintahan terbuka.

Pasalnya masih ada kebocoran anggaran dan korupsi.

Agus Sumberdana, Direktur Sloka Institute Bali, lembaga yang fokus dalam pengembangan jurnalisme warga di Bali berharap keterbukaan informasi tidak hanya

diimplementasi di pusat tetapi daaerah.

Sumber: Bisnis Online (http://bit.ly/1iHIeHR)

TRANSPARANSI

Negara anggota Open Government Partnership, harus terbuka mengakselerasi terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik dan

memperkuat perspektif anti korupsi - Dadang Trisasongko, Sekretaris Jenderal Transparency

International Indonesia di Pembukaan Konsolidasi CSO -

OGP Bali 4-7 Mei 2014.

For more information, visit our website:

http://www.ti.or.id

Masyarakat Sipil Desak Pemerintah RI Lebih Transparan

e-newsletter Transparency International Indonesia

EDISI IV/MEI/2014

(2)

Lorem Ipsum

Sejumlah organisasi masyarakat sipil bertemu di Nusa Dua, Bali untuk mendorong Pemerintah lebih terbuka dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

Sebanyak 153 lembaga masyarakat sipil yang tergabung dalam Civil Society Organization (CSO) Asia Pasifik telah membuat komunike pada tanggal 4 Mei. Komunike yang dihasilkan dalam agenda CSO Day antara lain mendorong Pemerintah di negara-negara Asia Pasifik yang telah mengadopsi inisiatif Open

Government untuk

mengimplementasikan prinsip- prinsip pemerintahan terbuka.

Selain itu, CSO Asia Pasifik dalam komunikenya juga berharap agar Pemerintah menjamin hak-hak masyarakat sipil sejalan dengan peningkatan kualitas pelaksanaan pembangunan. Dengan kata lain, proses pembangunan tidak boleh mengabaikan peran serta masyarakat secara aktif. CSO Asia Pasifik menegaskan bahwa hak sipil juga harus ditegakkan dalam kerangka untuk menjamin berjalannya demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik dan pemberantasan korupsi.

Dadang Trisasongko, Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia, menyatakan agar Pemerintah di negara- negara anggota Open Government Partnership (OGP) lebih terbuka untuk mengakselerasi terciptanya tata kelola pemerintah yang baik. Dalam hal ini pemerintah di negara-negara anggota OGP bisa lebih transparan dan akuntabel.

Hal ini penting dalam rangka pemberantasan korupsi.

“Inisiatif OGP seharusnya bisa membuat Pemerintah di negara-negara anggotanya untuk lebih serius dalam mendorong keterbukaan, tata kelola pemerintah yang lebih baik dan memperkuat perspektif antikorupsi. Indonesia sebagai ketua dituntut untuk lebih maju dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip OGP.”, ujar Dadang.

Ahmad Faisol, Direktur Eksekutif MediaLink, menyatakan inisiatif OGP belum secara signifikan mendorong terciptanya tata pemerintahan terbuka.

Hal terlihat berbagai pengalaman yang diungkapkan oleh CSO-CSO di Asia Pasifik.

Sementara itu, Paul Maassen sebagai Koordinator CSO-OGP International menyampaikan bahwa pemerintah di negara-negara yang menerapkan inisiatif

OGP untuk senantiasa membuka diri terhadap partisipasi masyarakat dalam mendorong pemeintahan terbuka.

“Prinsip partisipasi sebagai bentuk kemitraan pemerintah dengan masyarakat merupakan prasyarat bagi pembangunan. Pemerintah tidak bisa jalan sendiri untuk mencapai tujuan pemerintah terbuka.”, ucap Paul.

Direktur Ekseskutif International NGO forum Indonesian Development (INFID), Sugeng Bahagijo menyoroti pentingnya OGP dalam agenda pembangunan global pasca 2015.

“OGP sebagai gerakan global diharapkan mampu mengajak negara- negara lain untuk menjadi pelopor dalam pembahasan agenda pasca 2015 yang saat ini sedang dilakukan di PBB.

OGP bisa menginisiasi masuknya isu transparansi dan partisipasi dalam berbagai agenda global.”, ungkap Sugeng.

Agenda CSO Day diadakan guna menyambut penyelenggaraan OGP Asia Pacific Regional Meeting, yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 6-7 Mei. Acara ini rencananya akan dibuka dan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selengkapnya di www.ti.or.id

TRANSPARANSI - Mei 2014

Siaran Pers: “Meningkatkan Kualitas Pembangunan Melalui Inisiatif OGP”

HAL. 2

(3)

3

Organisasi masyarakat sipil di kawasan Asia Pasifik mengingatkan Pemerintah RI memanfaatkan momentum Konferensi Kemitraan untuk Pemerintahan yang Terbuka (Open Government Partnership) Kawasan Asia Pasifik untuk mendorong peningkatan dan perluasan keterbukaan akses informasi. Khususnya, agenda pembangunan global setelah MDG 2015.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif MediaLink Ahmad Faisol saat jumpa pers bersama Sekretaris Jenderal

Transparency International Indonesia Dadang Trisasongko dan Pejabat Program Asia Article 19 Judy Taing di Denpasar, Bali, Senin (5/5).

Menurut Faisol, peningkatan dan perluasan keterbukaan akses informasi merupakan salah satu kesepakatan organisasi masyarakat sipil seusai mengikuti pertemuan Organisasi Masyarakat Sipil Asia Pasifik (Civil Society

Organization/CSO) di Nusa Dua, Bali, sehari sebelumnya.

TRANSPARANSI - Mei 2014

OGP Asia Pasifik Dorong Pemerintah RI Perluas Akses Informasi

HAL. 3

FOTO: KABAR NUSA

”Kesepakatan lainnya, meminta pemerintah menegakkan hak-hak sipil dan menjamin peran masyarakat dalam pencapaian

demokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan pemberantasan korupsi,” ujar Faisol.

Dadang mengatakan, isu-isu terkait keterbukaan pemerintahan bukan hal baru di Indonesia. Selama hampir 16 tahun setelah reformasi, Indonesia masih menghadapi masalah terkait keterbukaan informasi dan pelayanan publik meskipun sebagian sudah menunjukkan capaian dalam keterbukaan pemerintahan.

Judy Taing dari Article 19 London UK menambahkan, Indonesia diharapkan dapat melanjutkan peran strategisnya dan lebih berperan mendorong negara-negara anggota Konferensi Kemitraan untuk Pemerintahan yang Terbuka (OGP) lain memiliki perangkat undang-undang seperti di Indonesia.

Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto, yang menjadi pengarah konferensi, saat CSO Day menambahkan, OGP bukan

multilateralisme dalam arti konvensional, tetapi menjadi gerakan global dengan landasan yang kokoh hingga ke akar rumput di banyak daerah di dunia. ”Di sini, CSO memainkan peran penting,”

kata dia.

Sumber: Kompas (http://bit.ly/1jVsWnq)

(4)

HAL. 4 TRANSPARANSI – Mei 2014

Sebelum Pagi Terulang Kembali, Ketika Keluarga Terguncang Karena Korupsi

Masalah korupsi yang makin marak di negeri ini, tak luput dari perhatian sineas Indonesia yang kini menghadirikan film layar lebar bertema korupsi dan dampaknya bagi keharmonisan keluarga.

Dalam film Sebelum Pagi Terulang Kembali, aktor senior Indonesia Alex Komang berperan sebagai pejabat pemerintah yang lurus dan tidak macam-macam bernama Yan. Ia hidup bersama isterinya, Ratna (Nungki Kusumastuti), seorang dosen filsafat. Mereka berdua dikaruniai tiga anak yang berbeda karakter, yaitu Firman (Teuku Rifnu Wikana), Satria (Fauzi Baadilla) dan Dian (Adinia Wirasti) yang bertunangan dengan Hasan (Ibnu Jamil), anggota DPR yang haus

kekuasaan.

Keluarga harmonis ini terguncang setelah Hasan membujuk membujuk Satria untuk memintah tender proyek

pembangunan pelabuhan dari ayahnya. Proyek itu pun jatuh ke tangan Satria.

Yan dituduh menerima suap sehingga akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Bersamaan dengan itu, kondisi nenek mereka, nenek Soen (Maria Oentoe) semakin memburuk dan harus dibawa ke rumah sakit.

Film Sebelum Pagi Terulang Kembali ini dengan cerdas mengangkat masalah yang sedang populer saat ini. Film yang disutradarai oleh Lasja F. Sutatyo ini dengan berani mengambil tema politik, korupsi dan nasib keluarga yang dipertaruhkan saat kasus korupsi terungkap. Dengan sendirinya, film ini

mengandung pesan moral yang mendalam.

Film yang mendapatkan dukungan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini juga dibintangi oleh Joko Anwar, Roy Marten, Ringgo Agus Rahman, dan Sabai Morsheck.

Bagaimana nasib keluarga Yan di akhir cerita? Saksikan Sebelum Pagi Terulang Kembali.

Sumber: Sidomi (http://bit.ly/1jVwgyX)

(5)

5

HaL. 5

Uang dan kekuasaan bisa menggoda siapa saja, tak terkecuali orang yang paling ’lurus’. Teguh mendengarkan kata nurani sangat mungkin adalah jalan yang pahit dan sepi. Namun, kebohongan hanya akan membawa pada kebohongan lebih besar, kerusakan lebih dalam, dan tak pernah berujung bahagia.

Cerita ini berinti pada sebuah keluarga. Sang ayah, Yan (Alex Komang), adalah pejabat jujur dan berintegritas tinggi di Kementerian Perhubungan. Istrinya, Ratna (Nungki Kusumastuti), seorang dosen filsafat. Pasangan suami istri yang sama-sama mengendarai mobil butut ini punya tiga anak yang bergelut dengan masalah mereka masing- masing.

Film ini dibuka dengan adegan pagi yang cerah bagi keluarga bersahaja ini. Masalah bergulir ketika Hasan bersama beberapa rekannya di DPR mengatur tender pembangunan pelabuhan untuk dimenangkan Satria, calon saudara ipar. Kekasih Satria pun ikut membujuk, ”Kamu boleh jago, tetapi kalau kamu enggak berada di lingkungan yang tepat, kamu bukan siapa-siapa.”

Pertanyaannya, itukah yang sungguh dibutuhkan keluarga ini. Sekali lagi, karena korupsi itu berbau busuk—bahkan sebelum ketahuan pun—, Yan dan Ratna gelisah melihat polah Satria. Naskah cerita film yang disupervisi Komisi Pemberantasan Korupsi ini

menempatkan korupsi sebagai kejahatan yang sangat dekat dengan kita. Mudah membelit siapa pun, dengan kemasan, bahkan tujuan yang seakan bisa dibuat ”mulia”. Untuk membantu orang tua, misalnya. Bila itu terjadi pada kita, jalan mana yang akan kita pilih?

Di antara film-film drama romantik atau superhero Hollywood yang sedang diputar bersamaan di bioskop saat ini, film Sebelum Pagi Terulang Kembali bisa jadi bukan pilihan favorit. Padahal, semua penjualan tiket film ini akan digunakan sepenuhnya untuk membiayai distribusi nonkomersial dari film Sebelum Pagi Terulang Kembali, tentunya sebagai bagian dari kampanye anti korupsi. Bila film ini sepi penonton, alangkah sedihnya. Mungkinkah itu juga pertanda, memilih tidak korupsi adalah memilih jalan yang sunyi sepi. (NUR HIDAYATI - Kompas - http://bit.ly/1iHPEdX)

Jalan Sunyi Anti Korupsi

TRANSPARANSI – Mei 2014

(6)

6

Penanggungjawab: Dadang Trisasongko. Redaktur: Wawan H. Suyatmiko. Dikelola oleh Tim Knowledge Management.

e-Newsletter TRANSPARANSI diterbitkan oleh Transparency International Indonesia. Jalan Senayan Bawah No. 17, Blok S, Rawabarat, Jakarta Selatan 12180. Tel: 021 7208515. Email: [email protected].

pada perubahan instrumental yang hanya menyentuh aspek kelembagaan,

prosedur, dan aturan,” sambut Dadang Trisasongko Sekretaris Jenderal TII.

“Perubahan cara berpikir dan berperilaku orang-orang yang menggerakkan dan menjalankan lembaga dan aturan itu tidak banyak menjadi perhatian.”

“Pemberantasan korupsi jangan sampai menjadi proses linear dan kering karena mengabaikan faktor manusia dengan segala pilihan nilai dan perilakunya,”

tambah Produser Eksekutif SPTK ini.

“Kami percaya bahwa film sebagai medium pop culture, sangat akrab dengan masyarakat dan mampu

mengajak kita mempertanyakan kembali segala bentuk kemapanan berpikir dan cara bertindak yang korup yang saat ini masih dominan," tambah Dadang.

Pilihan medium ini juga

mempertimbangkan film sebelumnya, Kita VERSUS Korupsi yang meskipun tidak diputar di bioskop, telah menjangkau begitu banyak orang.

Melalui berbagai diskusi yang dihadirkan bersamaan dengan pemutaran filmnya secara roadshow, kesadaran di masyarakat mulai tumbuh bahwasanya korupsi selalu bisa dicegah dan itu dimulai dari lingkaran terdalam individu, yaitu keluarga. Website:

www.sebelumpagiterulang.com Setelah meluncurkan film omnibus Kita

VERSUS Korupsi (KvsK) pada Januari 2012, Transparency International Indonesia (TII) bekerjasama dengan rumah produksi Cangkir Kopi kembali meluncurkan film, dan kali ini adalah film panjang SEBELUM PAGI TERULANG KEMBALI (SPTK) pada 2 Mei 2014 di Djakarta Theater. Film SPTK ini akan diputar mulai 8 Mei 2014 secara serentak di jaringan bioskop di seluruh Indonesia.

Keluarga menjadi sentral perhatian dalam film panjang bertema anti korupsi kali ini. Keluarga menjadi gambaran tentang masyarakat Indonesia, bagaimana setiap individu memandang dan bereaksi terhadap perilaku korupsi di sekitarnya.

Keluarga menjadi tempat nyata ketika idealisme dan realitas bertemu, bahkan saling bertabrakan .

“Film dengan tema korupsi ini punya tantangan tersendiri. Ini bukan sekedar bernarasi tentang kasus ataupun memvisualkan hasil investigasi,” ungkap Abduh Aziz selaku produser. “Film ini melanglang jauh lebih dalam, dengan mempertanyakan kembali nilai-nilai integritas maupun kualitas kemanusiaan kita dalam menghadapi pilihan-pilihan yang tidak mudah. Sudah semakin mundurkah?”

Bagi Lasja, ini adalah film kedua produksi Cangkir Kopi bertema anti korupsi yang disutradarainya.

“Korupsi di negara ini sudah sedemikian parah. Sulit bagi kita untuk

membedakan mana yang baik dan buruk, atau benar dan salah. Sering kita menemui nilai-nilai baik yang dianut oleh orang-orang baik, namun miskin apresiasi. Sementara mereka yang kita tahu salah dan merugikan bisa melenggang santai. Satu film mungkin tidak akan mengubah dunia. Tapi saya sangat senang bisa terlibat di dalamnya, mengangkat soal nilai baik yang terlupakan,” jelas Lasja.

Film kedua yang diprakarsai oleh Transparency International Indonesia (TII) didukung oleh Management System International (MSI) – United States Agency for International Development (USAID) dan berbagai pihak yang peduli pada kampanye kultural melawan korupsi. Ini

merupakan bentuk nyata dukungan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi, gerakan anti korupsi, dan seluruh rakyat Indonesia yang peduli pada perubahan.

“Dengan mengangkat isu korupsi politik dalam setting keluarga, SPTK berharap mampu memberikan perspektif kritis kepada masyarakat tentang pemilihan umum, politisi, korupsi dan bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi praktik korupsi.

Reformasi yang berlangsung sejak enam belas tahun lalu terlalu menitikberatkan

TRANSPARANSI - Mei 2014 HaL. 6

Siaran Pers: Mempertanyakan Jawaban Keluarga di

Indonesia Terhadap Problem Korupsi

Referensi

Dokumen terkait

Tutor melakukan latihan lagi dengan menampilkan batang lain yang berbeda dalam jumlah dan warna untuk mereka, empat batang hitam misalnya, dia berhenti, dan mengucapkan 'empat

Pada proses pembelajaran, tidak banyak guru yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika, hal ini

Tahap III validasi desain, apakah aplikasi sarana pemasaran bisnis properti berbasis AugmentedReality yang dibuat, secara rasional akan membuat proses pemasaran

Atom hidrogen dari molekul-molekul zat pendingin R134a dapat berganti sifat difusi, hal ini berarti instalasi pipa sistem AC yang digunakan pada kendaraan sebaiknya diganti

Koefisien korelasi arahnya positif yang berarti jika siswa mempunyai pemanfaatan sarana dan prasarana belajar sekolah dan aktivitas dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka siswa

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah

Postmodern adalah gerakan yang diciptakan atas ketidakpuasan terhadap arsitektur modern, terutama International Style.Gerakan postmodern ini ditandai dengan

Tapi sangat disayangkan karena disetiap bab tidak banyak pertanyaan yang muncul, paling hanya sepuluh pertanyaan, sedangkan jumlah mahasiswa setiap grupnya lebih