• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kemampuan Memecahkan Masalah Lingkungan

Kemampuan siswa berupa melakukan upaya mencari jalan keluar untuk mencapai tujuan dengan kesiapan, kreatifitas serta pengetahuan ialah salah satu definisi dari kemamuan memecahkan masalah (Yarmayani, 2016). Sedangkan menurut Jacobus (2015) menyadari masalah, menganalisis masalah guna mengidentifikasi akar penyebab (root causes) serta mengembangkan strategi guna mengoreksi masalah yang serta melakuakn pencegahan agar tak terulang masalah yang sama di waktu yang akan datang, merupakan tiga langkah yang harus dimiliki dalam prinsip memecahkan masalah.

Kemampuan pemecahan masalah lingkungan ialah suatu bentuk kemampuan siswa dengan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa (Nurdiansyah & Amalia, 2018). Pengertian lainnya, kemampuan pemecahan masalah lingkungan juga dapat diartikan sebagai kemampuan menyebutkan fakta seputar masalah lingkungan berupa penyebab dan akibatnya, serta kemampuan dalam mencari informasi terkait masalah lingkungan dan berbagai manfaat dari melestarikan lingkungan (Sulaeman et al., 2012). Menurut Sedarmayanti (2009) kemampuan pemecahan masalah ialah kemampuan memprediksikan dampak dari perbuatan manusia terhadap kerusakan lingkungan.

Kemampuan pemecahan masalah lingkungan adalah kemampuan kognitif untuk menganalisis serta memberikan solusi terhadap masalah lingkungan yang ada di lingkungan sekitar siswa-siswi. Kemampuan memecahkan masalah ini merupakan salah satu bentuk dari kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif merupakan sebuah proses untuk berpikir manusia untuk mengenali, membandingkan, mengingat, memecahkan masalah, serta merefleksikan perannya untuk memeperoleh pengetahuan dari lingkungan (Samodra et al., 2018). Menurut Ahmad Susanto (2011) kemampuan kognitif ialah kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat, memecahkan masalah dan kecerdasan. Kemampuan kognitif memiliki tingkatan yang disebut dengan taksonomi bloom. Kemampuan

(2)

7

memecahkan masalah merupakan salah satu kemampuan kognitif yang berada pada tingkat menerapkan (C3) seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karateristik Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif Kata Kerja Operasional

Mengingat (C1) Mengetahui, menemukenali (identifikasi), mengingat kembali, membaca, menyebutkan, melafalkan/melafazkan, menuliskan, menghafal, menyusun daftar, menggarisbawahi, menjodohkan, memilih, memberi definisi, menyatakan, dll.

Memahami (C2) Menerjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, menjelaskan, mengartikan, menginterpretasikan, menceritakan, menampilkan, memberi contoh, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, mengklasifikasikan, menunjukkan, menguraikan, membedakan, menyadur, meramalkan, memperkirakan, menerangkan, menggantikan, menarik kesimpulan, meringkas, mengembangkan, membuktikan, dll.

Menerapkan (C3) Melaksanakan, mengimplementasikan, menggunakan, mengonsepkan, menentukan, memecahkan masalah, membuat bagan/grafik, memproseskan, mendemonstrasikan, menghitung, menghubungkan, melakukan, membuktikan, menghasilkan, memperagakan, melengkapi, menyesuaikan, menemukan, dll.

Menganalisis (C4) Mendiferensiasikan, mengorganisasikan, mengatribusikan, mengenali kesalahan, mendiagnosis, memerinci, menelaah, mendeteksi, mengaitkan, memecahkan, menguraikan, memisahkan, menyeleksi, memilih, membandingkan, mempertentangkan, menguraikan, membagi, membuat diagram, mendistribusikan, menganalisis, memilah-milah, menerima pendapat, dll.

Mengevaluasi (C5) Mengecek, mengkritik, membuktikan, mempertahankan, memvalidasi, mendukung, memproyeksikan, memperbandingkan, menyimpulkan, mengkritik, menilai, mengevaluasi, memberi saran, memberi, argumentasi, menafsirkan, merekomendasi, menilai berdasarkan norma internal, memutuskan, dll.

Menciptakan (C6) Membangun, menghasilkan, merencanakan, memproduksi, mengkombinasikan, merangcang, merekonstruksi, membuat, menciptakan, mengabstraksi, mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, merancang, menciptakan, mendesain, menyusun kembali, merangkaikan, menyimpulkan, membuat pola, dll.

Mengingat (remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate) serta menciptakan (create) merupakan Taksonomi Bloom di ranah kognitif yang telah direvisi (Anderson et al., 2001).

2.2 Sikap Peduli Lingkungan

Peduli terhadap lingkungan merupakan kesadaran untuk melestarikan lingkungan hidup dengan cara memelihara, mengelola, dan memulihkan serta menjaga lingkungan hidup. Sikap peduli lingkungan adalah atensi atau perhatian terhadap lingkungan, yang ditunjukkan berdasarkan indikator kepekaan terhadap

(3)

8

permasalahan lingkungan, kesadaran serta pemikiran kritis terhadap permasalahan lingkungan.

Sikap peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat diartikan sebagai reaksi sesorang terhadap lingkungannya, dengan tidak merusak lingkungan alam. Hal ini dilandasi oleh adanya kesadaran dan rasa syukur atas keberadaan lingkungan bagi hidup manusia (Tamara, 2016). Menurut Fauzi (2017) sikap peduli lingkungan ialah sikap rasa ingin tahu, kritis, dan peduli lingkungan dalam mengidentifikasi permasalahan lingkungan.

Pengetahuan ialah salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap sikap.

Seperti yang disebutkan oleh Badaruddin (2018) sebuah proses pembelajaran yang mengarahkan peserta didik dalam kondisi pembelajaran yang dapat mengembangkan pengetahuan serta kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah lingkungan ialah sebuah upaya untuk mewujudkan sikap peduli lingkungan. Sedangkan menurut Azwar (2011) terdapat sebuah faktor yang dapat mempengaruhi sikap, ada 3 yaitu pengalaman pribadi, pengaruh dari orang lain juga pengaruh dari budaya. Pada penjalasannya, pengalaman pribadi yang dimaksud ialah banyaknya informasi atau pengetahuan yang dimiliki dan juga kemampuan seseorang dalam penerapan pengetahuan tersebut. Ini artinya, sikap peduli lingkungan seorang siswa dapat dibentuk dan dipengaruhi melalui pembelajaran yang menekankan pada kemampuan kognitif atau pengetahuan dalam memecahkan permasalahan lingkungan.

2.3 Pengaruh Pengetahuan terhadap Sikap

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap.

Menurut Julina (2013) sikap dapat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang lingkungan. Kemampuan pemecahan masalah lingkungan adalah kemampuan kognitif untuk menganalisis serta memberikan solusi terhadap masalah lingkungan yang ada di lingkungan sekitar siswa-siswi. Kemampuan memecahkan masalah ini termasuk dalam pengetahuan (kemampuan kognitif) yang dapat mempengaruhi sikap peduli lingkungan. Seperti yang disebutkan oleh Badaruddin (2018) sebuah proses belajar yang mengarahkan peserta didik terhadap sebuah kondisi pembelajaran yang bertujuan mengembangkan pengetahuan serta kemampuan

(4)

9

berpikir dalam memecahkan masalah lingkungan ialah sebuah upaya untuk mewujudkan sikap peduli lingkungan.

Chen (2013) menyatakan bahwa pengetahuan lingkungan ialah pengetahuan ekologis yang dimiliki oleh manusia berkenaan tentang lingkungan. Pengetahuan lingkungan dapat memiliki pengaruh terhadap sikap peduli terhadap lingkungan.

Seperti yang katakan oleh Lee (2011), pengetahuan ekologis merupakan sebuah pengetahuan dasar yang dimiliki oleh manusia terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu melindungi lingkungan. Ini artinya pengetahuan tentang lingkungan dapat meningkatkan sikap kepedulian terhadap lingkungan.

Sikap peduli lingkungan adalah atensi atau perhatian terhadap lingkungan, yang ditunjukkan berdasarkan indikator kepekaan terhadap permasalahan lingkungan, kesadaran serta pemikiran kritis terhadap permasalahan lingkungan.

Menurut Sumarsono dan Giyatno (2012) sikap peduli lingkungan ialah kecenderungan sebuah individu manusia dan dibentuk atau dipelajari pada saat merespon dengan konsisten atau pasti terhadap sebuah keadaan lingkungan dalam wujud suka atau tidak suka berdasarkan dengan 3 hal yakni: persepsi serta pengetahuan yang berkenaan dengan permasalahan dari lingkungan, perasaan atau emosi yang muncul terhadap lingkungan, dan kecenderungan untuk berperilaku atau bertindak terhadap lingkungan

(5)

10

2.4 Kerangka Konseptual

Tabel 2. Kerangka Konseptual Objek penelitian

korelasi diteliti kondisi

indikator

Sikap Peduli Lingkungan kemampuan

memecahkan masalah lingkungan

Minimnya sikap peduli lingkungan

siswa

Indikator 1. kesadaran dan rasa syukur

atas keberadaan lingkungan bagi hidup manusia

2. rasa ingin tahu, kritis, dan peduli lingkungan dalam mengidentifikasi

permasalahan lingkungan, 3. kebijaksanaan dalam

menggunakan bahan-bahan dari alam dan menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan sekitar.

Indikator

1. Memprediksikan dampak dari perbuatan manusia terhadap kerusakan lingkungan 2. Memecahkan sekaligus

memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan.

3. Menyebutkan fakta seputar masalah (penyebab dan akibat) 4. Mencari informasi terkait

masalah yang diberikan

5. Menyebutkan berbagai manfaat dari melestarikan lingkungan.

Banyak sekolah mencanangkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan

masalah lingkungan

(6)

11

2.5 Hipotesis

Terdapat pengaruh dari kemampuan kognitif dalam pemecahan masalah lingkungan terhadap sikap peduli lingkungan siswa-siswi SMP Ar-Rohmah Islamic boarding school di Kabupaten Malang. Sebuah proses pembelajaran yang

mengarahkan peserta didik ke dalam sebuah kondisi pembelajaran yang dapat mengembangkan pengetahuan serta kemampuan berpikirnya dalam memecahkan masalah lingkungan ialah sebuah upaya yang dapat mewujudkan sikap peduli lingkungan. Kemampuan memecahkan masalah ini termasuk dalam pengetahuan (kemampuan kognitif). Sehingga terdapat kemungkinan bahwa kemampuan memecahkan masalah lingkungan dapat mempengaruhi sikap peduli lingkungan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini secara statistik didapatkan hasil bahwa paparan informasi tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap tingkat pengetahuan orang tua mengenai kelainan

Dalam mempelajari periode keemasan di atas dapat diketahui faktor-faktor positif yang membantu untuk menghadirkan peningkatan dan kemajuan dalam sains dan teknologi

Bab 4, akan menjelaskan mengenai proses pengambilan kebijakan luar negeri Yunani yang menghasilkan penolakan terhadap bantuan dari Uni Eropa dalam menghadapi krisis

Identifikasi dan Pengujian Kemampuan Antimikroba Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Asinan Rebung Kuning Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dalam Fermentasi Larutan

 Sejarawan seni seperti Gottfried Richter pada abad ke 20 di kenali sebagai arsitektur inovasi roma dari Triumphal Arch dan bisa kita lihat dari bagaimana simbol dari bumi diubah

Hasil yang dicapai adalah konsep perencanaan pembangunan rumah bahasa di Jakarta Selatan harus memerhatikan pemanfaatan pencahayaan alami dengan menerapkan Adaptive Facade demi

Modifikasi karet alam juga dapat menghasilkan karet alam cair (Liquid Natural Rubber/LNR), yaitu produk karet alam yang diperoleh dengan proses depolimerisasi menghasilkan

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan rxy = 0,396 dan tingkat signifikansi korelasi sebesar p = 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut membuktikan