• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 1. Penelitian Terdahulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 1. Penelitian Terdahulu"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 1. Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Dan

Tahun Penelitian

(Arifialdi et al. 2018)

Judul Penelitian Analisis Pengendalian Internal Atas Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Depok

Hasil Penelitian Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa dari prosedur- prosedur atas penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan telah sesuai dengan aturan dan telah dijalankan dengan baik sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pihak manajemen. Dan juga pengendalian internal atas sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan sudah memadai sehingga bisa mengurangi terjadinya kecurangan yang mungkin terjadi. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Sari, Lau, and Siswa 2018)

Judul Penelitian Aanalisis Sistem Informasi Akuntansi Pemberian Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat PT. Semoga Jaya Artha Samarinda

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Semoga Jaya Artha Samarinda telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Alat analisis yang digunakan yaitu bagan

(2)

alir (flowchart) dan rumus Dean J. Champion.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Manullang and Hamta 2018)

Judul Penelitian Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Mendukung Pengendalian Internal Pemberian Kredit (Studi Kasus Pada Bank Perkreditan Rakyat Lse Manggala Batam)

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai saat ini belum pernah terjadi peristiwa yang merugikan perusahaan dalam mengelola pemberian kredit, begitupun sebaliknya dengan pengembalian piutang masih berjalan sebagaimana mestinya, dengan demikian penerapan sistem informasi akuntansi sudah mendukung pengendalian internal pemberian kredit.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Fibriyanti and Wijaya 2018)

Judul Penelitian Analisis Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit pada PD. BPR Bank Daerah Lamongan

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur untuk pemberian kredit kepada debiturnya yang dilakukan PD.

BPR Bank Daerah Lamongan sangat efektif dengan prosentase sebesar 89,86% karena telah sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Bank PD.

BPR Bank Daerah Lamongan. Sistem pengendalian internal yang diterapkan pada PD. BPR Bank Daerah Lamongan sebesar 74,6 % sehingga dapat dikatakan

(3)

cukup efektif karena telah memenuhi unsur-unsur pengendalian internal yang ada.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Putri, Handayani, and Dwiatmanto 2013)

Judul Penelitian Analisis Pengendalian Intern pada Sistem dan Prosedur Pemberian dan Pelunasan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) Untuk Petani (Studi pada PT.

Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Meritjan)

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan pemberian dan pelunasan kredit KKPE masih belum baik, karena masih terdapat adanya dobel tugas yang nantinya dapat menyebabkan penyelewengan wewenang, selain itu belum terdapat bagian analisa kredit, kelompok pemutus kredit, serta belum terdapat pemeriksaan mendadak. Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Salim 2015)

Judul Penelitian Analisis Penerapan Sitem Informasi Akuntansi Dalam Mendukung Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pada Pt. Bank Bukopin Manado

Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi dalam mendukung pengendalian internal pemberian kredit pada PT. Bank Bukopin Cabang Manado sudah dijalankan dengan baik. Proses dan tehnik yang dilakukan oleh PT. Bank Bukopin Cabang Manado telah sesuai dengan unsur- unsur pengendalian intern yang layak dan memadai

(4)

sesuai dengan teori pengendalian internal oleh COSO, selain itu dari pihak bank telah dapat mengatasi kredit macet sehingga bank tidak mengalami kerugian yang besar. Metode pengumpulan data nya yaitu dengan dokumentasi dan wawancara.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Riyandini, Subeki, and Aryanto 2013)

Judul Penelitian Analisis Efektivitas Pengendalian Intern Atas Sistem Pemberian Dan Pelunasan Kredit Gadai (Studi Kasus Pada Pt. Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Pallima Palembang)

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian internal yang diterapkan di PT. Pegadaian (persero) kantor cabang palembang pallima sudah cukup efektif karena telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data yang digunakan adalah data persentase dan klasifikasi pelanggan, data pendapatan, data jumlah pinjaman, dan standar operasional (SOP).

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Budisantoso and Triandaru 2007)

Judul Penelitian Analisis Sistem Pengendalian Internal Pada Proses Pemberian Kredit Di Pt. Bank Rakyat Indonesia. Tbk Cabang Batam

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal yang telah dilakukan Bank BRI Batam sudah diterapkan secara efektif dengan telah diterapkannya pedoman dan standard sistem pengendalian internal baik menurut COSO (Commitee

(5)

Of Sponsoring Organization of The Treadway Commission) maupun Bank Indonesia.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Rotti, Manossoh, and Kalalo 2017)

Judul Penelitian Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Kredit Diragukan Pada Pt. Bank Sulutgo Di Minahasa Induk Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen

perusahaan telah menerapkan konsep dasar dan prinsip pengendalian internal berbasis COSO (Komite Organisasi Sponsoring). Pengumpulann data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi dan pengolahan data nya menggunakan data kualitatif dan analisis deskriptif.

Nama Peneliti Dan Tahun Penelitian

(Sawori, Morasa, and Tangkuman 2018)

Judul Penelitian Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Pengendalian Internal Pembiayaan Kredit Usaha Mikro Pada Pt Bank Sulutgo

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi kredit keuangan mikro pada PT SulutGo Bank telah dilakukan dengan baik dan telah mendukung pengendalian internal pembiayaan kredit usaha mikro.

Ini ditunjukkan oleh unsur-unsur sistem informasi akuntansi yang mendukung setiap komponen pengendalian internal.

B. Tinjauan Pustaka 1. Bank

(UU No. 10, 1998), bank merupakan badan usaha yang dalam kegiatannya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian

(6)

menyalurkannya juga kepada masyarakat baik dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya, yang berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri.(Kasmir 2016), bank merupakan suatu lembaga keuangan yang dalam kegiatannya menghimpun dana yang berasal dari masyarakat kemudian menyalurkan dana itu kembali ke masyarakat dan juga memberikan jasa bank lainnya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan nya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk kredit atau yang lainnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. (Budisantoso and Triandaru 2007) fungsi dari bank yaitu sebagai berikut :

a. Agent of trust. Dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana pada perbankan, kepercayaan (trust) merupakan dasar utama dalam kegiatan tersebut. Ketika masyarakat mau menyimpan dananya di bank, selalu dilandasi faktor kepercayaan. Masyarakat menyimpan uang nya di bank karena mereka percaya bahwasanya bank akan mengelolanya dengan baik dan tidak menyalahgunakan uang yang disimpan tersebut, dan nantinya masyarakat dapat menarik kembali uang nya pada waktu yang telah ditentukan dan disepakati.

b. Agent of Development. Suatu lembaga yang kegiatannya melakukan pengelolaan dana guna kebutuhan pembangunan ekonomi. Kegiatan tersebut menghimpun dan menyalurkan dana guna memperlancar kegiatan pembangunan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu kegiatan investasi, pendistribusian dan juga konsumsi tidak terlepas dari penggunaan uang.

c. Agen of Services. Selain menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, bank juga melakukan penawaran jasa/produk yang lain dari perbankan itu sendiri kepada masyarakat. Jasa bank yang diberikan kepada masyarakat antara lain yaitu jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan juga jasa penyelesaian tagihan.

2. Pengendalian Internal

Untuk mencapai tujuan perusahaan, harus terdapat langkah-langkah dan strategi yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat. Salah satunya yaitu dengan diterapkan nya pengendalian internal.(Mulyadi 2014) yang merupakan

(7)

pengendalian internal yaitu suatu sistem dengan tujuan menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan juga keandalan data akuntansi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang dikoordinasikan. (Amin 2001) yang merupakan pengendalian internal yaitu sebuah proses yang dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen, dan juga personil-personil lainnya dari entitas yang dirancang guna memberikan keyakinan yang tinggi mengenai tujuan yang akan dicapai suatu golongan.

(Romney and Steinbart 2016) yang merupakan pengendalian internal yaitu suatu proses dan prosedur yang dijalankan sebagai penjamin ketercapaian tujuan pengendalian perusahaan telah terpenuhi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal yaitu kegiatan pengendalian dari dalam yang dilakukan oleh perusahaan guna tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut. (COSO, 2008) bahwa sistem pengendalian internal itu bertujuan untuk:

a. Pengefisien dan efektifitas dari kegiatan operasi

b. Sebagai penyaji laporan keuangan perusahaan yang dapat dipercaya

c. Ketaatan perusahaan terhadap aturan yang berlaku dan juga undang-undang.

(Mulyadi 2014), bahwa tujuan dari sistem pengendalian internal yaitu:

a. Untuk menjaga kekayaan dari suatu

b. Untuk melihat ketelitian dan keakuratan dari data akuntansi c. Untuk mendorong efisiensi, dan

d. Untuk dipatuhinya kebijakan yang telah dibuat oleh manajemen

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengendalian internal yaitu untuk menjaga integritas dari informasi akuntansi, melindungi aktiva yang ada di perusahaan dari adanya kecurangan, pemborosan, dan juga pencurian yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu baik di dalam maupun di luar perusahaan. Selain itu, pengendalian internal juga harus dapat mempermudah pencarian kesalahan, baik kesalahan yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja. Sehingga dengan adanya pengendalian internal, nantinya akan memperlancar proses audit perusahaan. (Mulyadi 2014), yang merupakan dari unsur pokok sistem pengendalian internal yaitu:

(8)

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang dibentuk untuk pembagian tanggungjawab tiap-tiap unit organisasi menurut fungsinya, guna melaksanakan kegiatan dari perusahaan. Ketika melakukan pembagian tanggungjawab dalam organisasi harus memegang beberapa prinsip. Yang pertama yaitu prinsip melakukan pemisahan antara fungsi operasi pencatatan, kemudian pelaksanaan dan penyimpanan. Prinsip yang kedua yaitu setiap fungsi tidak boleh diberikan tanggungjawab yang penuh atas pelaksanaan semua tahap dari transaksi.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan. Dalam suatu organisasi, setiap transaksi yang terjadi harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pejabat yang telah memiliki wewenang atas adanya transaksi tersebut. Maka dari itu, dalam suatu organisasi dibentuk sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Media yang digunakan dalam perekaman penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi keterlaksanaan dari transaksi yang ada di suatu organisasi yaitu formulir.

Formulir merupakan dokumen dasar yang digunakan untuk mencatat transaksi. Formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian yang tinggi. Maka dari itu penggunaan formulir harus diawasi.

c. Pelaksanaan tugas dan fungsi yang sehat. Dalam melaksanakan praktiknya, perusahaan harus menciptakan praktik yang sehat. Langkah umum ntuk menciptakan praktik yang sehat dalam perusahaan yaitu :

1) Menggunakan formulir yang bernomor urut tercetak. Pemakaian nomor urut ini sebagai pengawasan karena formulir merupakan alat otorisasi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

2) Melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap objek yang penting.

3) Setiap transaksi dari awal sampai akhir tidak boleh dilaksanakan oleh satu orang atau satu unit organisasi. Karena setiap pelaksanaannya dilakukan oleh lebih dari satu pihak, maka akan menciptakan sebuah sistem internal check, dan setiap unit organisasi akan menciptakan praktik yang sehat.

4) Melakukan perputaran jabatan untuk meminimalisir adanya kecurangan yang ada di dalam perusahaan.

(9)

5) Keharusan melakukan cuti bagi karyawan yang berhak agar bisa digantikan oleh karyawan yang lain.

6) Melakukan pencocokan fisik secara periodik antara kekayaan perusahaan dengan catatan yang ada untuk menjaga ketelitian dan keandalan perusahaan.

7) Membentuk unit organisasi atau staf bagian pemeriksaan intern yang bertugas memeriksa keefektifan unsur pengendalian yang lain. Staf pemeriksaan intern ini tidak boleh ikut campur dalam proses operasional perusahaan

d. Karyawan yang memiliki mutu sesuai dengan tanggungjawabnya. Diantara ke empat unsur pokok pengendalian internal di atas, unsur mutu karyawan merupakan unsur dari pengendalian internal yang sangat penting. Karena ketika suatu perusahaan memiliki karyawan yang jujur dan kompeten dibidangnya, mampu menjadikan kinerja menjadi efektif dan efisien dan perusahaan mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang dapat dipercaya dan kompeten dibidangnya, perusahaan harus menyeleksi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya dan melakukan pengembangan pendidikan serta melakukan pelatihan pekerjaan terlebih dahulu.

3. Sistem Informasi Akuntansi

Dalam perusahaan, informasi khususnya informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak dalam maupun luar perusahaan. Untuk itu, maka dibentuklah suatu sistem informasi akuntansi, sistem ini digunakan untuk menghasilkan informasi yang akurat bagi pihak dalam maupun luar perusahaan yang membutuhkan informasi. (Mulyadi 2014), yang merupakan sistem informasi akuntansi yaitu organisasi formulir, catatan, dan juga laporan yang dikoordinasikan dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang nantinya dibutuhkan oleh manajemen untuk mempermudah dalam mengelola perusahaan. (Bodnar 2000) yang merupakan sistem informasi akuntansi yaitu kumpulan dari sumberdaya seperti peralatan dan manusia, yang diatur dengan tujuan untuk mengubah data-data menjadi sebuah informasi yang nantinya akan dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan. Dari uraian di atas dapat

(10)

disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi yaitu suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mengubah dan memproses data menjadi sebuah informasi yang akurat untuk pihak dalam maupun luar perusahaan.

(Romney and Steinbart 2016) terdapat lima komponen dalam sistem informasi akuntansi yaitu:

a. Seseorang yang melaksanakan dan mengoperasikan sistem tersebut dalam berbagai fungsi

b. Prosedur manual dan prosedur yang terotomatisasi yang berpengaruh terhadap aktivitas pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data yang berhubungan dengan kegiatan organisasi.

c. Data-data mengenai proses bisnis yang ada di organisasi.

d. Perangkat lunak yang digunakan dalam pemrosesan data organisasi.

e. Prasarana teknologi informasi, seperti komputer, peralatan pendukung, dan juga peralatan jaringan komunikasi.

(Mulyadi 2014) unsur pokok sistem informasi akuntansi meliputi:

a. Formulir. Formulir yaitu dokumen yang berfungsi sebagai media perekaman atas adanya transaksi. Data yang ada pada transaksi direkam pertama kali dengan menggunakan formulir sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir yaitu kartu pinjaman, tanda terima realisasi, nota pembayaran angsuran. Dalam tanda terima realisasi, berisi perekaman data mengenai nama debitur, alamat debitur, nominal pinjaman, jangka waktu pinjaman, biaya administrasi, tanda tangan otorisasi dan sebagainya. Maka dari itu tanda terima realisasi digunakan untuk mendokumentasikan transaksi pemberian kredit.

Data yang tedapat dalam tanda terima realisasi kemudian dicatat pada jurnal, dan buku pembantu. Jadi tanda terima realisasi sebagai media pencatatan ke dalam jurnal dan juga sebagai media posting ke buku pembantu.

b. Jurnal. Jurnal yaitu catatan akuntansi yang pertama digunakan dalam mencatat, memposting, meringkas data keuangan, dan data lainnya. Dalam jurnal informasi yang didapat berasal dari formulir dan diklasifikasikan berdasarkan penggolongan sesuai informasi yang akan disajikan dalam pada laporan keuangan. Selain itu di dalam jurnal terdapat peringkasan data berupa jumlah

(11)

rupiah trasaksi selanjutnya diposting ke rekenening yang bersangkutan ke buku besar.

c. Buku besar. Buku besar terdiri atas rekening yang digunakan dalam peringkasan data keuangan yang sebelumnya dicatat dalam jurnal. Rekening yang ada dalam buku besar ditampilkan sesuai dengan unsur informasi yang akan ditampilkan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar berfungsi sebagai media untuk menggolongkan data keuangan dan juga sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

d. Buku pembantu. Buku pembantu merupakan perincian data keuangan yang ada dalam rekening tertentu pada buku besar yang terdiri dari rekening-rekening pembantu. Contohnya ketika dalam neraca, rekening piutang yang tercantum memerlukan perincian lebih menurut nama debitur yang berjumlah 80 orang maka dibentuk buku pembantu piutang yang isinya rekening pembantu piutang terhadap tiap debitur. Setelah data akuntansi diringkas dan digolongkan di buku besar dan buku pembantu tidak ada catatan akuntansi lainnya. Maka dari itu buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir karena setelah pencatatan di buku besar dan buku pembantu tersebut selanjutnya penyajian laporan keuangan, bukan lagi pencatatan ke dalam catatan akuntansi.

e. Laporan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.

Laporan keuangan dapat berupa neraca, laporan bulanan, laporan publikasi, laporan koreksi, laporan tahunan, dan sebagainya. Dalam laporan berisi informasi keluaran dari sistem akuntansi. Laporan tersebut dapat berupa tayangan layar monitor komputer maupun berupa hasil cetak dari komputer.

4. Sistem Pengendalian Penerimaan dan Pengeluaran Kas a. Struktur organisasi

1) Fungsi pelayanan harus terpisah dari fungsi kas. (Mulyadi 2014), harus ada pemisahan antara fungsi pelayanan yang merupakan fungsi operasi dan fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Dengan adanya pemisahan fungsi ini setiap penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan oleh dua fungsi yang saling mengecek.

2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. (Mulyadi 2014), untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian serta keandalan

(12)

data akuntansi harus ada pemisahan antara fungsi akuntansi dengan fungsi pelayanan dan fungsi kas. Dengan adanya pemisahan fungsi akan memperkecil kesempatan bagi karyawan perusahaan untuk melakukan kecurangan dengan mengubah catatan akuntansi untuk menutupi kecurangannya.

3) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan oleh satu fungsi tanpa melibatkan fungsi lain. (Mulyadi 2014), untuk menciptakan internal check dalam unsur sistem pengendalian internal mengharuskan pelaksanaan setiap transaksi lebih dari satu fungsi.

Pelaksanaan transaksi dengan lebih dari satu fungsi ini akan menjamin keamanan kas perusahaan dan data akuntansi serta ketelitian dan keandalannya dapat terjamin.

b. Sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas

1) Penerimaan kas. (Mulyadi 2014), Penerimaan pengajuan kredit diotorisasi oleh fungsi pelayanan. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan memberikan tanda tangan pada formulir yang digunakan. Pencatatan ke dalam jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan memeriksa kebenaran validasi bukti kas.

2) Pengeluaran kas. (Mulyadi 2014), Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari bagian yang berwenang dengan menggunakan dokumen adanya bukti kas keluar. Pembukaan dan penutupan rekening harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari bagian yang berwenang.

Pencatatan ke jurnal pengeluaran kas harus berdasarkan pada bukti kas keluar yang sebelumnya telah mendapat otorisasi dari bagian yang berwenang dengan melampirkan dokumen pendukung yang lengkap.

c. Praktek yang sehat

Formulir penerimaan dan pengeluaran kas harus bernomor urut tercetak yang mana dalam penggunaannya harus dipertanggungjawabkan oleh fungsi yang berwenang. Penyetoran kas yang diterima disetorkan ke bank pada hari yang sama atau hari kerja berikutnya. Secara periodik melakukan pencocokan fisik kas yang ada pada fungsi kas dengan catatan akuntansi dan juga dilakukan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

(13)

5. Bank Perkreditan Rakyat

(UU No.10, 1998) dalam (Kasmir 2016) menyebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang kegiatannya dilakukan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dan pada kegiatannya tidak memberikan jasa dalam hal lalu lintas pembayaran. Tujuan dari Bank Perkreditan Rakyat yaitu untuk memberikan pelayanan kepada usaha mikro kecil menengah dan juga kepada masyarakat sekitar sehingga dapat membantu pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan Bank Perkreditan Rakyat Jwalita Trenggalek. Dimana BPR Jwalita ini memiliki produk kredit yaitu kredit umum, kredit honorer, kredit perangkat desa, kredit gangsar, kredit program TPP ASN (Aparatur Sipil Negara).

6. Kredit

Kredit merupakan pinjaman yang diberikan dengan persetujuan ketentuan antara pihak peminjam dan pihak yang memberikan pinjaman yang nantinya pihak peminjam wajib melunasinya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

(UU No. 10, 1998) yang merupakan kredit yaitu penyediaan uang ataupun tagihan, yang dilakukan antara pihak bank dengan pihak lainnya yang didasari pada kesepakatan pinjam meminjam, dan ketika sudah jatuh tempo waktu pihak yang meminjam harus melunasinya beserta memberi bunga yang telah ditentukan diawal.

Sebelum memberikan kredit kepada nasabah, pihak bank harus terlebih dahulu melakukan penilaian kepada calon nasabah yang melakukan kredit dengan tujuan untuk memastikan kredit yang diberikan ke nasabah nantinya akan kembali lagi. Dalam melakukan penilaian pihak bank menggunakan prosedur, kriteria dan juga aspek penilaian yang telah ditetapkan sebagai standar penilaian seperti menggunakan kriteria penilaian analisis 5C.

(Kasmir 2016), yang dimaksud dengan analisis 5C prinsip pemberian kredit yaitu:

a. Character. Character merupakan watak atau sifat dari seorang nasabah yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Prinsip ini dapat diketahui dengan melihat latar belakang dari calon nasabah. Baik latar belakang pekerjaan calon nasabah, keadaan keluarganya, maupun gaya hidup, yang

(14)

nantinya digunakan untuk ukuran kemauan membayar kredit yang diberikan oleh bank.

b. Capacity. Dalam mengukur kapasitas calon nasabah bisa dilihat dari kemampuannya dibidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan berbisnis, dan juga dilihat dari kemampuannya atas pemahaman tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

c. Capital. Digunakan untuk melihat kefektifan penggunaan modal, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dilakukan dengan mengukur dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan juga ukuran lainnya.

d. Collateral. Collateral merupakan jaminan yang telah diberikan oleh calon nasabah baik bersifat fisik dan juga non fisik. Jaminan yang diberikan terlebih dahulu harus diteliti keabsahannya, sehingga jika nantinya dalam pelunasan kredit terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipakan tersebut dapat digunakan sesegera mungkin.

e. Condition. Melakukan penilaian kondisi ekonomi dan politik dimasa sekarang dan yang akan datang sesuai sektornya. Melakukan penilaian prospek usaha dari sektor yang dijalankan oleh nasabah. Dalam menilai prospek bidang usaha yang dibiayai oleh bank sebaiknya benar mempunyai prospek yang baik sehingga meminimalisir terjadinya kredit bermasalah.

7. Kredit Bermasalah (Non Performing Loan)

Kredit bermasalah merupakan kredit yang dalam pembayaran angsuran pokok ataupun bunga nya melebihi pada batas jatuh tempo. (Leon and Ericson 2007), yang merupakan non performing loan merupakan suatu kredit yang pembagian kategori kolektibilitasnya diluar dari kolektibilitas kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus. Kolektibilitas merupakan gambaran dari kondisi pembayaran angsuran pokok dan bunga kredit serta tingkat kemungkinan penerimaan dana kembali yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Menurut Bank Indonesia dalam (Kasmir 2016) pengelompokkan penilaian kolektibilitas kredit yaitu:

a. Lancar (Pass). Dikatakan lancar yaitu ketika dalam mengembalikan pokok pinjaman kredit yang diberikan beserta pembayaran bunganya tidak mengalami penundaan. Kriteria yang dikategorikan dalam kredit lancar yaitu:

(15)

1) Ketika melakukan pembayaran angsuran pokok dan juga bunga tepat waktu tidak melampaui jatuh tempo.

2) Mempunyai mutasi rekening aktif

3) Bagian dari kredit yang dijaminkan dengan agunan tunai.

b. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention). Dikatakan dalam perhatian khusus ketika dalam kriteria:

1) Ketika dalam pembayaran angsuran pokok dan bunganya terdapat tunggakan tetapi belum melampaui 90 hari.

2) Mutasi rekening nya relatif aktif

3) Tidak sering terjadi pelanggaran yang dilakukan terhadap kontrak yang diperjanjikan.

4) Didukung dengan pinjaman baru

c. Kredit Kurang Lancar (Substandard). Dikatakan kredit kurang lancar yaitu ketika dalam pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga kredit mengalami penundaan selama tiga bulan terhitung dari waktu yang dijanjikan. Kriteria yang dikategorikan dalam kredit kurang lancar yaitu : 1) Adanya angsuran pokok pinjaman ataupun bunga yang melebihi 90 hari

karena sering terjadi perpanjangan kredit.

2) Mutasi rekening tergolong rendah.

3) Adanya pelanggaran dari kontrak yang telah dijanjikan melebihi waktu 90 hari.

4) Adanya tanda-tanda terjadi masalah keuangan yang dialami nasabah.

5) Lemahnya dokumentasi pinjaman.

d. Kredit Yang Diragukan (Doubtful). Yang dimaksud dari kredit yang diragukan yaitu kredit yang dalam pengembalian pokok pinjaman dan bungannya mengalami penundaan waktu enam bulan atau melebihi dua kali jadwal yang diperjanjian. Dikategorikan dalam kredit yang diragukan yaitu ketika:

1) Adanya tunggakan dari angsuran pokok yang telah melewati batas waktu selama 180 hari.

2) Adanya perpanjangan kredit yang permanen 3) Adanya gagal bayar yang melebihi waktu 180 hari

(16)

4) Adanya tambahan bunga

5) Lemahnya dokumentasi hukum dalam perjanjian kredit dan juga pengikat jaminan

e. Kredit macet (Loss). Dikatakan kredit macet yaitu ketika dalam mengembalikan pokok pinjaman dan bunganya mengalami penundaan dalam waktu lebih satu tahun sejak jadwal jatuh tempo yang ditentukan.

Dikategorikan kredit macet ketika:

1) Adanya penunggakan angsuran pokok dan bunga yang melebihi waktu 270 hari.

2) Penutupan kerugian operasional dengan pinjaman baru.

Referensi

Dokumen terkait

Secara simultan variabel kinerja keuangan (CR, DER, ROA, TATO, PER), risiko sistematis, dan prediksi kebangkrutan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

Penjelasan yang telah dijelaskan didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suyanto, (2019) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi yang terjadi di organisasi

Pada variabel independen keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2002:163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

Iklan melalui media sangat efektif karena dimasa sekarang banyak orang yang menggunakan media masa sehingga dapat mempermudah perusahaan dalam mempromosikan

Sejak adanya (Orang Dalam Pengawasan) ODP dan warga yang terpapar virus Covid-19 di kampung tersebut mulai timbul Stigma dan diskriminasi dari warga setempat

Kekuatan spiritual terletak pada kelurusan dan kebersihan hati nurani, roh, pikiran, jiwa, dan emosi. Guru harus mampu mendidik murid dengan menyertakan nilai-nilai

Penelitian yang dilakukan oleh Asih (2012) yang berjudul Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Activity Based Costing (ABC) Pada Pabrik Roti “Sami

Sedangkan menurut Supriyanto dan Machfud (2010:132) kinerja diartikan “sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam