• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Efek Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Gambaran Efek Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 2, No. 1; Agustus 2020

Gambaran Efek Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun 2018

Yulia Rafitri Rizki, S.Farm., Apt., M.Si: Program Studi Farmasi, Institut Medika drg.

Suherman; Jalan Raya Industri Pasirgombong, Jababeka, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat – 17530. E-mail: yulia@imds.ac.id

Abstrak

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >160 mm Hg. Fungsi ginjal abnormal didefinisikan sebagai adanya dialisis kronis, transplantasi ginjal, atau kadar kreatinin serum 200 mmol/L, obat antihipertensi terdiri dari berbagai jenis dengan mekanisme aksi dan efek samping yang berbeda. Penelitian ini memeriksa gambaran efek samping yang ditimbulkan obat antihipertensi, total pasien yang dimasukkan dalam penelitian ini berjumlah 120 orang dan dibagi kedalam tiga kelompok yang menerima obat antihipertensi yang berbeda, masing-masing kelompok terdiri dari 40 orang yang merupakan campuran pria dan wanita dengan rentan usia 28 tahun hingga 35 tahun. Penelitian ini mengkonfirmasi dari total 40 pasien dalam setiap kelompok, pengguna amlodipin dan captopril sebanyak 38 pasien mengalami efek samping sedangkan sebanyak 33 pengguna losartan dari total 40 pasien yang mengalami efek samping penggunaan obat tersebut.

berdasarkan output Anova yang kami dapat, diketahui nilai sig sebesar 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari efek samping yang ditimbulkan dari masing-masing obat antihipertensi berbeda signifikan. Walaupun demikian, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Kata Kunci : Antihipertensi, Hipertensi, Efek Samping, Rumah Sakit.

(2)

Pendahuluan

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >160 mm Hg.

Fungsi ginjal abnormal didefinisikan sebagai adanya dialisis kronis, transplantasi ginjal, atau kadar kreatinin serum 200 mmol/L (Kenneth A. Ellenbogen, 2017).

Prevalensi global hipertensi pada populasi global orang dewasa diperkirakan pada tahun 2014 sebesar 30%. Di Afrika sub-Sahara, prevalensi hipertensi diperkirakan mencapai 16,2% atau 74,7 juta pasien hipertensi pada tahun 2013. Data epidemiologi menunjukkan bahwa proporsi ini diperkirakan mencapai 68% atau 125,5 juta orang pada tahun 2025.

Pertumbuhan prevalensi di negara berkembang kemungkinan terkait dengan perubahan kebiasaan gizi, gaya hidup sedentary, atau penggunaan alkohol (O. Steichen and P. Plouin, 2014., O. S. Ogah and B. L.

Rayner, 2013).

Hipertensi umumnya ditangani dengan obat-obat antihipertensi, Beberapa kelas obat yang berbeda tersedia untuk mengurangi tekanan darah. Enam kelas obat utama, termasuk dalam ulasan ini, adalah diuretik thiazide, beta-blocker, inhibitor

enzim pengubah angiotensin (ACE), penghambat reseptor angiotensin, penghambat saluran kalsium, dan penghambat alfa (Wright, J. M., Musini, V. M., & Gill, R. 2018).

Efek samping obat

antihipertensi umumnya dikaitkan dengan frekuensi buang air kecil yang berlebihan dan penurunan dorongan seksual (Tedla, Y. G., & Bautista, L. E.

2016).

Efek samping lain yang dilaporkan termasuk pusing, kelelahan, sakit kepala, jantung berdebar dan mual, meskipun ini umumnya tidak cukup mengganggu untuk menyebabkan penghentian obat (Fares, H., DiNicolantonio, J. J., O'Keefe, J. H., & Lavie, C. J. 2016).

Berdasarkan latar belakang diatas, kami tertarik untuk melakukan pengamatan Gambaran Efek Samping Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit.

Metode Penelitian

Sampel yang kami ambil adalah pria dan wanita berusia 28 hingga 35 tahun yang menderita hipertensi dengan tekanan darah diatas 120/80.

Jumlah pasien yang kami amati

(3)

Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 2, No. 1; Agustus 2020 sebanyak 120 pasien dengan kriteria eksklusi adalah para penderita penyakit bawaan seperti komplikasi dengan penyakit lain yang mempengaruhi kerusakan organ.

Pasien dibagi kedalam tiga kelompok,

setiap kelompok terdiri atas 40 orang dengan masing-masing kelompok menerima obat antihipertensi dengan golongan yang berbeda, diantaranya adalah Amlodipin, Captopril, dan Losartan.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, dari total 40 pasien dalam setiap kelompok, pengguna amlodipin 38 pasien mengalami efek samping dengan variasi 17 pasien mengalami pusing dan 21 pasien mengalami efek samping penurunan gairah seksual. Pasien yang menggunakan captopril mengalami efek samping batuk sebanyak 38 pasien. Sementara pasien yang menggunakan losartan mengalami efek samping pusing sebanyak 27 pasien, efek samping batuk sebanyak 1 pasien, dan efek samping penurunan gairah seksual sebanyak 5 pasien.

Tabel 1. Efek Samping Obat Antihipertensi Efek Samping Amlodipin 10

mg

Captopril 25 mg

Losartan 50 mg

Pusing 17 0 27

Batuk 0 38 1

Penurunan Gairah

Seksual 21 0 5

Total 38 38 33

Pasien yang mengalami penurunan gairah seksual kami ukur dengan angka menggunakan frekuensi hubungan seksual sebelum menggunakan obat antihipertensi dan setelah menggunakan obat antihipertensi, rata-rata hubungan seksual yang umumnya terjadi 3 kali

dalam satu minggu telah menurun menjadi sekali dalam satu minggu, namun dibeberapa pasien tidak terjadi hubungan seksual sama sekali selama satu minggu.

Kami mencoba mengolah data yang kami dapatkan menggunakan

(4)

software SPSS dengan metode one way anova, berdasarkan output Anova yang kami dapat, diketahui nilai sig sebesar 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari efek samping yang ditimbulkan dari masing-masing obat antihipertensi berbeda signifikan.

Amlodipine yang memberi efek samping kepada 38 pasien dari 40 total pasien merupakan golongan antihipertensi CCB dihydropyridine (DHP) generasi ketiga yang bekerja lama, lipofilik, yang bekerja melalui penghambatan masuknya kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh darah dan sel miokard, yang mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah perifer (PVR). Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan tekanan darah tinggi (BP)/HTN dan angina. Selain itu, sejumlah uji coba secara acak telah memastikan kegunaannya pada angina pektoris (Fares, H., DiNicolantonio, J. J., O'Keefe, J. H., & Lavie, C. J. 2016).

Captopril yang menyebabkan efek samping batuk merupakan inhibitor kompetitif yang kuat dari enzim pengubah angiotensin, enzim yang bertanggung jawab untuk konversi angiotensin I menjadi

angiotensin II. ATII mengatur tekanan darah dan merupakan komponen kunci dari sistem renin-angiotensin- aldosteron. Efek samping batuk yang disebabkan oleh captopril merupakan bagian dari efek yang diberikan oleh captopril pada saat digunakan yang dapat menyebabkan peningkatan zat yang disebut bradikinin. Ini dapat mengiritasi saluran udara, memicu peradangan dan batuk. (Kancirová, I., Jašová, M., Waczulíková, I., Ravingerová, T., Ziegelhöffer, A., &

Ferko, M. 2016).

Losartan yang menyebabkan efek pusing dengan jumlah paling tinggi pada pasien yang menggunakannya merupakan obat yang metabolit aktif utamanya memblokir efek vasokonstriktor dan sekresi aldosteron dari angiotensin II dengan secara selektif memblokir pengikatan angiotensin II ke reseptor AT1 yang ditemukan di banyak jaringan, (misalnya, otot polos pembuluh darah, kelenjar adrenal) (Abdul-Rahman A. Al-Majed, Ebrahim Assiri, Nasr Y. Khalil, Hatem A. Abdel- Aziz, 2015).

Walaupun ada efek samping yang didapatkan, masih sangat sulit menjelaskan kolerasi antara efek

(5)

Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 2, No. 1; Agustus 2020 pusing yang dirasakan pasien jika melihat mekanisme kerja dari Losartan. Kami berusaha mematiskan bahwa efek samping berupa perasaan pusing bukan karena gejala hipotensi yang dialami pasien. Kami berharap ada penelitian berikutnya yang dapat mengkonfirmasi hal ini.

Kesimpulan

Penelitian ini mengkonfirmasi dari total 40 pasien dalam setiap kelompok, pengguna amlodipin dan captopril sebanyak 38 pasien mengalami efek samping sedangkan sebanyak 33 pengguna losartan dari total 40 pasien yang mengalami efek samping penggunaan obat tersebut.

berdasarkan output Anova yang kami dapat, diketahui nilai sig sebesar 0,003

< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari efek samping yang ditimbulkan dari masing-masing obat antihipertensi berbeda signifikan.

Walaupun demikian, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Daftar Pustaka

Abdul-Rahman A. Al-Majed, Ebrahim Assiri, Nasr Y. Khalil, Hatem A. Abdel-Aziz, 2015. Chapter Three - Losartan: Comprehensive Profile, Editor(s): Harry G. Brittain, Profiles of Drug Substances, Excipients and Related Methodology, Academic Press, Volume 40, Pages 159-194,

ISSN 1871-5125, ISBN

9780128033005.

Fares, H., DiNicolantonio, J. J., O'Keefe, J. H., & Lavie, C. J. 2016.

Amlodipine in hypertension: a first-line agent with efficacy for improving blood pressure and patient outcomes. Open

heart, 3(2), e000473.

https://doi.org/10.1136/openhrt-2016- 000473

Ishizuka, Osamu & Imamura, Tetsuya & Nishizawa, Osamu. 2012.

Cold Stress and Urinary Frequency.

LUTS: Lower Urinary Tract Symptoms.

4. 10.1111/j.1757-5672.2011.00127.x.

Kancirová, I., Jašová, M., Waczulíková, I., Ravingerová, T., Ziegelhöffer, A., & Ferko, M. 2016.

Effect of antihypertensive agents - captopril and nifedipine - on the functional properties of rat heart mitochondria. Iranian journal of basic medical sciences, 19(6), 615–623.

(6)

Kenneth A. Ellenbogen, Bruce L. Wilkoff, G. Neal Kay, Chu-Pak Lau, Angelo Auricchio, 2017. Clinical Cardiac Pacing, Defibrillation and Resynchronization Therapy (Fifth Edition), Elsevier, Pages 602-628, ISBN 9780323378048.

O. Steichen and P. Plouin, 2014. “Prise en charge actuelle de l’hypertension artérielle,” Revue de Médecine Interne, Elsevier Masson, vol. 35, pp. 235–242.

O. S. Ogah and B. L. Rayner, 2013. “Recent advances in

hypertension in sub-Saharan Africa,”

Heart, vol. 1, pp. 1–8.

Tedla, Y. G., & Bautista, L. E.

2016. Drug Side Effect Symptoms and Adherence to Antihypertensive Medication. American journal of hypertension, 29(6), 772–779.

https://doi.org/10.1093/ajh/hpv185 Wright, J. M., Musini, V. M., &

Gill, R. 2018. First-line drugs for hypertension. The Cochrane database of systematic reviews, 4(4), CD001841.

https://doi.org/10.1002/14651858.CD0 01841.pub3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

http://sindikker.ristekdikti.go.id/dok/PP/PP32-2013PerubahanPP19- 2005SNP.pdf.. 5 pesertadidik dan masyarakat serta stakeholder pendidikan sebagai konsemunen

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai

Penelitian tentang “ Pengaruh Dosis Kompos Sampah Kota terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dengan Metode SRI (the System of Rice Intensification) ”

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, untuk variabel dependent berat badan bayi lahir penulis melakukan observasi dan pengukuran langsung menggunakan lembar

Pembuatan permen soba dengan penambahan rumput laut Eucheuma cottonii merupakan penelitian utama dengan perlakuan penambahan rumput laut Eucheuma cottonii 30%, 40%

VIII Tata Cara Evaluasi Kualifikasi, serta hasil evaluasi terhadap Dokumen Isian Kualifikasi untuk pekerjaan sebagaimana subyek tersebut diatas, maka dengan ini kami mengundang

PENGARUH METODE VAKT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |