30 BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian dilaksanakan di Polres Batu yang merupakan Markas Komando Kepolisian Resor Kota Batu. Polres Batu terletak di Jalan A.P. III Katjoeng Permadi No. 16, Junrejo, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur 65321. Dalam Polres Batu terdapat beberapa fungsi, bagian, dan satuan yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“explanatory research” dengan pendekatan kuantitatif. Explanatory research atau penelitian penjelasan merupakan penelitian yang menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan antar variable (Sugiyono, 2016). Menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menguji hipotesis mengenai pengaruh antara variabel satunya dengan variabel yang lainnya.
Menurut Sugiyono metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang menyajikan data berupa angka-angka dan analisis statistik (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan metode survey dimana peneliti mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan ciri tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi ialah seluruh anggota polri Polres Batu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Anggota Polri Polres Batu 2021
No. Unsur Unit Organisasi Jumlah
1. Bagian Operasional 13 POLRI
2. Bagian Perencanaan 7 POLRI
3. Bagian SDM 16 POLRI
4. Bagian Logistik 9 POLRI
5. Seksi Pengawas 4 POLRI
6. Seksi Profesi dan Pengamanan
13 POLRI 7. Seksi Hubungan Masyarakat 10 POLRI
8. Seksi Hukum 4 POLRI
9. Seksi Teknologi Informasi Komunikasi
5 POLRI
10. Seksi Umum 3 POLRI
11. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu
12 POLRI 12. Satuan Intelijen dan
Keamanan
29 POLRI 13. Satuan Reserse dan Kriminal 55 POLRI 14. Satuan Reserse Narkoba 25 POLRI 15. Satuan Pembinaan
Masyarakat
7 POLRI
16. Satuan Samapta 47 POLRI
17. Satuan Lalu Lintas 75 POLRI
18. Satuan Tahanan dan Barang Bukti
9 POLRI
19. Seksi Keuangan 5 POLRI
20. Seksi Kedokteran dan Kesehatan
8 POLRI
Jumlah 356 POLRI
Sumber: Bagsumda Polres Batu, 2021
2. Sampel
Menurut Sugiyono sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik sampel ini merupakan teknik pengambilan sampel secara acak dari suatu anggota populasi yang dilakukan jika anggota populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, sebagai berikut:
Dimana :
n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : toleransi kesalahan
Sehingga sampel yang digunakan:
Berdasarkan perhitungan diatas, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 78 anggota Polri, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Perhitungan Sampel No. Unsur Unit
Organisasi
Jumlah Anggota
Perhitungan Sampel
Sampel
1. Bagian
Operasional
13
3
2. Bagian
Perencanaan
7
2
3. Bagian SDM 16
4
No. Unsur Unit Organisasi
Jumlah Anggota
Perhitungan Sampel
Sampel 4. Bagian Logistik 9
2
5. Seksi Pengawas 4
1
6. Seksi Profesi dan Pengamanan
13
3
7. Seksi Hubungan Masyarakat
10
2
8. Seksi Hukum 4
1
9. Seksi Teknologi Informasi Komunikasi
5
1
10. Seksi Umum 3
1
11. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu
12
3
12. Satuan Intelijen dan Keamanan
29
6
13. Satuan Reserse dan Kriminal
55
12
14. Satuan Reserse Narkoba
25
5
15. Satuan Pembinaan Masyarakat
7
1
16. Satuan Samapta 47
10
17. Satuan Lalu Lintas
75
16
18. Satuan Tahanan dan Barang
Bukti
9
2
19. Seksi Keuangan 5
1
20. Seksi
Kedokteran dan Kesehatan
8
2
Total Sampel 78
Sumber : Data diolah, 2021
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel terikat, satu variabel bebas, dan satu variabel intervening, yang dilengkapi dengan indikator, sebagai berikut:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah:
a. Kinerja Anggota (Y)
Kinerja Anggota adalah suatu hasil kerja seorang anggota kepolisian yang telah dicapai dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan terbagi menjadi 3, yaitu:
1) Kualitas, merupakan mutu yang dihasilkan. Penyelesaian tugas dengan penuh tanggung jawab seorang anggota kepolisian dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh instansi.
2) Kuantitas, merupakan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan atau dicapai oleh anggota. Kemampuan anggota untuk menyelesaikan pekerjaan dan dapat mencapai target kerja yang telah ditentukan.
3) Ketepatan waktu, merupakan sesuai atau tidaknya dengan waktu yang telah ditentukan. Berkaitan dengan bagaimana ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah diberikan kepada anggota.
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut Sugiyono variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:
a. Disiplin Kerja (X)
Disiplin kerja adalah suatu sikap dan perilaku anggota kepolisian yang memiliki kesadaran serta ketersediaan untuk
mentaati peraturan dan norma yang diterapkan oleh instansi baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Indikator disiplin kerja yang digunakan ialah sebagai berikut:
1) Disiplin waktu. Sikap atau perilaku yang menunjukkan ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi kehadiran, dan jam pulang yang sudah ditentukan oleh instansi.
2) Disiplin peraturan. Sikap patuh dan taat seorang anggota kepolisian terhadap peraturan dan standar operasional perusahaan yang telah ditentukan.
3) Disiplin tanggung jawab. Kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai anggota kepolisian.
3. Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung serta tidak dapat diamati atau diukur (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening adalah:
a. Motivasi Kerja (Z)
Motivasi Kerja adalah suatu dorongan dari luar atau instansi tempat bekerja anggota kepolisian dalam menyelesaikan tugas dan melaksanakan tanggung jawabnya. Indikator motivasi kerja terdiri dari:
1) Dorongan memenuhi kebutuhan eksistensi (Existence need).
Kebutuhan yang mencakup fisik dari eksistensi anggota kepolisian, seperti makan, minum, pakaian, tempat berlindung, dan gaji.
2) Dorongan memenuhi kebutuhan keterkaitan (Relatedness needs).
Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam berinteraksi dengan rekan kerja antar sesama anggota dan atasan di lingkungan kerja.
3) Dorongan memenuhi kebutuhan pertumbuhan (Growth needs).
Kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan pribadi, tumbuh, dan meningkatkan keterampilan para anggota kepolisian untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.
E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data berbentuk angka-angka yang bertujuan sebagai suatu bahan untuk melihat setiap faktor, baik secara langsung dari hasil penelitian atau hasil pengolahan data kualitatif menjadi kuantitatif yang diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada anggota Polres Batu berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan dianalisis menggunakan skala likert.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer merupakan data dari sumber asli atau data pertama yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden anggota Polres Batu melalui pembagian kuisioner mengenai disiplin kerja, motivasi kerja, dan kinerja.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain dan secara tidak langsung diperoleh dari subjek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini adalah literatur, catatan, arsip, dan sebagainya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti. Hal ini berguna untuk memperoleh data primer yang digunakan sebagai pengujian hipotesis dari penelitian
“Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Anggota Kepolisian Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening”
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan mengenai dokumen-dokumen organisasi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah catatan dokumen yang dimiliki Polres Batu dimana didalamnya terdapat informasi mengenai organisasi seperti jumlah anggota, struktur organisasi, dan lain sebagainya sebagai data sekunder untuk mendukung penelitian.
G. Teknik Pengukuran Data
Teknik pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, persepsi, dan pendapat seseorang tentang fenomena yang menjadi variabel penelitian (Sugiyono, 2014). Setiap jawaban atas pertanyaan yang dibagikan pada responden dari variabel digunakan sistem skor dengan skala likert sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jawaban Item Pertanyaan dari Skala Likert Jawaban Item
Pertanyaan
Skala Likert
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : (Sugiyono, 2014)
H. Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Hasil penelitian bisa dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi di objek yang diteliti (Sugiyono, 2014). Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu instrumen pengukuran dalam suatu fungsi ukurnya. Instrumen yang valid tentunya akan memiliki validitas yang tinggi, begitu juga sebaliknya apabila instrumen kurang valid maka memiliki validitas yang rendah. Berikut rumus dari uji validitas:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ] Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y : Jumlah responden
∑ : Jumlah perkalian antara variabel X dan Y
∑ : Jumlah nilai X
∑ : Jumlah nilai Y
Dasar pengambilan keputusan yang digunakan untuk menguji validitas adalah:
a. Jika , maka variabel penelitian dinyatakan valid b. Jika , maka variabel penelitian dinyatakan tidak valid 2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel merupakan suatu instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan memperoleh hasil data yang sama (Sugiyono, 2014). Cara yang digunakan untuk menguji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
(
) ( ∑ )
Keterangan :
: Realibilitas instrumen : Banyaknya butir pertanyaan
∑ : Jumlah varians butir : Varians total
Dapat dikatakan reliabel apabila:
a. Jika nilai cronbach alpha > 0,6 maka dapat dinyatakan reliabel b. Jika nilai cronbach alpha < 0,6 maka dapat dinyatakan tidak reliable I. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi dapat dikatakan baik apabila mempunyai distribusi yang normal atau mendekati normal.
Salah satu cara untuk mengukur apakah berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, dimana apabila taraf signifikan berada diatas 0,05 (5%) maka data dapat diartikan berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas, yaitu:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dikatakan normal
b. Jika probabilitas < 0,05 maka dikatakan bahwa tidak berdistribusi secara normal
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu suatu uji untuk menilai apakah suatu model regresi terjadi perbedaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dapat dikatakan heteroskedastisitas apabila varians berbeda, sedangkan apabila varians sama maka dapat dikatakan homokedastisitas. Model yang baik yaitu model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Glejser digunakan untuk menguji asumsi heteroskedastisitas. Dalam mencari analisis uji heteroskedastisitas yaitu dengan cara:
a. Apabila terdapat pola tertentu seperti bergelombang, dll, maka dapat diartikan telah terjadi heteroskedastisitas
b. Apabila tidak ada pola yang jelas, serta adanya titik-titik yang menyebar dibawah atau di atas angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas
3. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas merupakan suatu uji yang bertujuan untuk menunjukkan model regresi yang ada pada hubungan antara vaiabel bebas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Nilai pada R2 yang diperoleh dari hasil estimasi model regresi empiris harus sangat tinggi
b. Apabila antara variabel bebas terdapat hubungan yang cukup tinggi (diatas 0,90), maka dapat diartikan sebagai indikasi adanya multikolonieritas.
c. Multikolonieritas dapat diketahui melalui nilai tolerance dan lawannya serta VIF (variance inflation factor). Nilai tolerance yang umum dipakai adalah 0,10, jika nilai VIF > 10 maka diartikan telah terjadi multikolonieritas.
J. Teknik Analisis Data 1. Rentang Skala
Rentang skala adalah teknik analisis data yang digunakan untuk mengukur dan menilai variabel yang diteliti. Nilai rata-rata setiap variabel yang diteliti ditentukan dengan interval kelas setiap skala likert dengan rumus rentang skala. Untuk menentukan interval kelas variabel dalam penelitian ini digunakan rumus rentang skala sebagai berikut:
Keterangan :
Rs : Rentang skala n : Jumlah sampel
m : Jumlah alternative jawaban
Cara menentukan skor terendah dan tertinggi dalam rentang skala ialah:
Skor terendah : bobot terendah x jumlah sampel Skor tertinggi : bobot tertinggi x jumlah sampel
Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan rentang skala sebagai berikut:
= 62,4
Berdasarkan perhitungan rentang skala diatas diperoleh hasil sebesar 62,4 dibulatkan menjadi 62, maka skala tiap kriteria adalah sebagai berikut:
Skor terendah : 1 x 78 = 78 Skor tertinggi : 5 x 78 = 390
Tabel 3.4
Tabel Rentang Skala dan Pengukuran Variabel Interval
Rentang Skala
Disiplin Kerja Motivasi Kerja Kinerja Anggota
78 - 139 Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
140 – 202 Rendah Rendah Rendah
203 – 265 Cukup Cukup Cukup
266 – 328 Tinggi Tinggi Tinggi
329 – 390 Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi
2. Uji Analisis Jalur
Analisis jalur digunakan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel terikat dan variabel bebas dengan menerangkan adanya pengaruh langsung atau tidak langsung antar variabel. Jika hubungan antara dua variabel langsung tanpa melewati variabel lain maka dapat diartikan antar variabel mempunyai pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung harus melewati variabel yang lain. Berikut
digambarkan diagram jalur berdasarkan hubungan variabel pada penelitian ini yaitu:
Gambar 3.1
Diagram Jalur antar Variabel
Jalur diatas dihitung dengan membuat empat persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan sebagai berikut:
a. Pengaruh langsung disiplin kerja terhadap kinerja anggota dirumuskan dalam persamaan berikut:
b. Pengaruh disiplin kerja terhadap motivasi kerja dirumuskan dalam persamaan berikut:
c. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja anggota dirumuskan dalam persamaan berikut:
d. Pengaruh tidak langsung disiplin kerja terhadap kinerja anggota melalui motivasi kerja dirumuskan dalam persamaan berikut:
Keterangan :
X : Disiplin Kerja Y : Kinerja Anggota Z : Motivasi Kerja
𝛽
Disiplin Kerja (X)
Motivasi Kerja (Z)
Kinerja Anggota (Y) 𝛽
𝛽
𝛽
: Beta
: Hasil pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja anggota : Hasil pengaruh disiplin kerja terhadap motivasi kerja : Hasil pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja anggota K. Uji Hipotesis
1. Uji T
Uji T dilakukan untuk menguji adanya pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji T dirumuskan sebagai berikut:
√
√ dimana :
t : yang selanjutnya dibandingkan dengan r : Korelasi parsial yang ditemukan
n : Jumlah sampel
Hipotesis yang digunakan adalah:
Hipotesis 1 : Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Anggota
H0 : Disiplin Kerja berpengaruh negatif terhadap Kinerja Anggota Ha : Disiplin Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Anggota Hipotesis 2 : Disiplin Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja
H0 : Disiplin Kerja berpengaruh negatif terhadap Motivasi Kerja Ha : Disiplin Kerja berpengaruh positif terhadap Motivasi Kerja Hipotesis 3 : Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Anggota
H0 : Motivasi Kerja berpengaruh negatif terhadap Kinerja Anggota Ha : Motivasi Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Anggota
Untuk melihat hipotesis nol ditolak atau diterima digunakan kurva normal uji t seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.2 Kurva Normal Uji t
Kriteria pengambilan keputusan Uji T sebagai berikut:
a. Ho diterima jika < atau >
b. Ho ditolak jika > atau <
2. Uji Sobel
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) yang dikenal sebagai uji sobel.
Menurut Ghozali uji sobel dilakukan untuk menguji pengaruh tidak langsung variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z) (Ghozali, 2018). Uji sobel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√
Dimana:
Sa : Standart error X-Z Sb : Standart error Z-Y b : Koefisien regresi Z-Y a : Koefisien regresi X-Z Hipotesis yang digunakan adalah:
Hipotesis 4 : Disiplin Kerja berpengaruh tidak langsung secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Anggota melalui Motivasi Kerja sebagai variabel intervening
H0 : Disiplin Kerja berpengaruh negatif terhadap Kinerja Anggota melalui Motivasi Kerja
Ha : Disiplin Kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Anggota melalui Motivasi Kerja
Untuk menguji signifikan pengaruh tidak langsung secara parsial, maka dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Apabila pengujian z lebih besar dari 1,96 (standar nilai z mutlak) maka terjadi pengaruh mediasi.