• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS X IPA SMA MADANI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS X IPA SMA MADANI MAKASSAR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS X IPA SMA MADANI MAKASSAR

Andi Nur Veryani1* dan Wiwik Wiji Astuti2

1*,2Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Patompo Jl. Inspeksi Kanal Citraland No. 10

E-mail Korespondensi: andinurveryani90@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Time Token terhadap hasil belajar IPA siswa kelas X IPA SMA Madani Makassar. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dan variabel terikatnya adalah hasil belajar IPA siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA SMA Madani Makassar, sedangkan sampel penelitian diambil dari semua anggota populasi. Data hasil penelitian diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar IPA berupa pretest dan posttest. Teknik analisis data yaitu dengan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas X IPA SMA Madani Makassar sebelum dan sesudah diajar meggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbeda secara signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas X IPA SMA Madani Makassar.

Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif tipe time token, hasil belajar, IPA

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa melalui pendidikan diharapkan mampu menyiapkan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam menghadapi tuntutan kemajuan zaman. Sumber daya manusia yang berkualitas baik hanya dapat dicapai dengan memperbaiki kualitas pendidikan, kualitas kesehatan dan ekonomi. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan demi lahirnya generasi yang unggul.

Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilakukan dengan cara mengubah sistem pembelajaran yang selama ini dilaksanakan dari sistem pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menuju pembelajaran yang lebih bermakna yaitu pembelajaran yang berpusat pada saiswa (student centered). Hal ini dimkasudkan agar proses pembelajaran yang dilakukan mampu memanfaatkan secara optimal prinsip-prinsip pendidikan, sehingga mampu mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Dalam proses pembelajaran hendaknya memberikan suasana atau proses belajar yang mampu melibatkan keaktifan siswa, mengembangkan keterampilan dan sikap, serta meningkatkan pengetahuannya termasuk salah satunya pada mata pelajaran IPA.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (Scientific inquiri) untuk menumbuhkan

(2)

kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA lebih menekankan kepada pengalaman yang didapatkan secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah

Proses pembelajaran IPA di sekolah hendaknya guru membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Mengingat begitu pentingnya kedudukan pembelajaran IPA di sekolah, seorang guru perlu merancang, memahami dan melaksanakan pembelajaran IPA dengan sebaik mungkin sehingga konsep-konsep dan prinsip-prinsip IPA yang diajarkan lebih mudah dipahami siswa dengan baik. Dengan penciptaaan kondisi pembelajaran yang memungkinkan keterlibatan siswa secara langsung dalam proses penemuan konsep dan prinsip IPA yang diajarkan, sehingga dapat membawa pengaruh yang sangat berarti bagi peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.

Namun kenyataannya masih ditemukan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif.

Permasalah ini juga didapati pada SMA Madani Makassar setelah dilakukan observasi awal, diperoleh informasi bahwa hasil ulangan semester IPA siswa masih tergolong rendah. Hasil pengamatan lainnya adalah dalam proses belajar mengajar di kelas, guru terlihat dominan di satu sisi siswa kurang berpartisipasi dan kurang aktif dalam pembelajaran.

Pada kondisi seperti diatas, guru sebaiknya mampu menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyikapi masalah-masalah yang di temui pada siswa. Guru yang merupakan salah satu komponen utama

dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi yang dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif. Hal inilah yang menjadi alasan utama bagi peneliti yang juga berperan sebagai seorang pendidik untuk mampu merencanakan pembelajaran bermakna yang membuat siswa lebih aktif sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas belajar, kemampuan berpikir, dan hasil belajarnya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Time Token. Menurut Sudjana (2011), model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan (Djumingin, 2011). Oleh karena itu,tim harus mampu membuat setiap siswa belajar, semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat mengaktifkan siswa (Huda, 2015). Time Token adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menekankan latihan berbicara dan mengutarakan pendapat.

Model pembelajaran ini adalah tipe pembelajaran yang melatih keterampilan sosial siswa agar seluruh siswa aktif, tidak yang mendominasi pembicaraan dan tidak ada siswa yang diam sama sekali. Model pembelajaran ini membuat siswa untuk saling membantu satu sama lain dalam materi pelajaran. Para siswa juga diharapkan dapat saling berargumentasi dan berdiskusi untuk mengasah

(3)

pengetahuan yang mereka miliki (Suprijono, 2011).

Berdasarkan penelitian terdahulu, juga telah banyak yang menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe yang lain untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Time Token yang bertujuan untuk melihat adanya perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah melalui proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah pre- eksperimental, dengan menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design. Dalam desain ini terdapat satu kelompok siswa yang diberi pretest dan posttest. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X IPA SMA Nasional Makassar. Adapun instrumen yang digunakan adalah dalam bentuk tes sedangkan teknik pengumpulan datanya dengan memberikan pretest dan posttest pada sampel penelitian. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial. . Untuk meliihat kedudukan atau katergori hasil belajar siswa digunakan tabel kategori seperti berikut:

Tabel 1. Kategorisasi Nilai Hasil Belajar

Tingkat Pencapaian Kategori

80% - 100% Sangat Baik

66% - 79% Baik

56% - 65 % Sedang

41% - 55% Kurang

0% - 40% Sangat Kurang

Sumber: Buku Evaluasi Program Pendidikan (Arikunto & Cepi, 2014)

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bagian ini dipaparkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Madani Makassar sebelum dan sesudah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token baik secara deskriptif maupun secara inferensial.

1. Analisis Data Secara Statistik Deskriptif

a. Data Pretest

Rata-rata hasil pretest 69,64, nilai tengah 67,50, modus 65, standar

deviasi 9,29, nilai maksimum 85, nilai minimum 55 dan rentang nilai 30.

Adapun distribusi frekuensi hasil pretest, jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori “kurang” sebanyak 2 siswa (14,3%), jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori “sedang”

sebanyak 5 siswa (35,7%), jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori “baik”

sebanyak 3 siswa (21,4%) dan jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori

“sangat baik” sebanyak 4 siswa (28,5%).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut maka terlihat bahwa persentase siswa yang mendapatkan kategori “sedang” paling besar.

Selanjutnya, apabila dilihat dari sisi rata-ratanya, hasil belajar biologi siswa

(4)

pada pretest berada pada kategori

“baik”.

b. Data Posttest

Rata-rata 88,21, nilai tengah 90,00, modus 90, standar deviasi 5,75, nilai maksimum 95, nilai minimum 75 dan nilai rentang 20. Adapun distribusi frekuensi hasil posttest, jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori

“sedang”, “kurang” dan “sangat kurang” tidak ada. Sedangkan jumlah

siswa yang memperoleh kategori “baik”

sebanyak 1 siswa (7,1%). Jumlah siswa yang memperoleh kategori “sangat baik” sebanyak 13 siswa (92,8%).

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut maka terlihat bahwa persentase siswa yang mendapatkan kategori

“sangat baik” paling besar. Selanjutnya, apabila dilihat dari sisi rata-ratanya, hasil belajar biologi siswa pada posttest berada pada kategori “sangat baik”.

Tabel 2. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Setelah Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Statistik Deskriptif

Nilai Statistik

Peningkatan

Sebelum Sesudah

Nilai Maksimum 85 95 10

Nilai Minimun 55 75 20

Rata-rata 69,64 88,21 18,57

Median 67,50 90,00 22,5

Modus 65 90 25

Standar Deviasi 9,29 5,75 -3,54

Rentang 30 20 -10

Hasil belajar biologi siswa sesudah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token lebih baik daripada hasil belajar sebelum diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token. Maka secara analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21 dengan menggunakan uji Shapiro- Wilk Normality Test. Hasil uji

normalitas pretest dan posttest menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Analisis uji homogenitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21dengan menggunakan uji Levene.

Hasil uji homogenitas pretest dan posttest bersifat homogen.

Dari uji prasyarat di atas terlihat bahwa data pretest dan posttest berdistribusi normal dan homogen.

Karena itu uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (paired sample t-test). Analisis uji t tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS versi 21. Hasil uji t tersebut dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Hasil Paired Sample T-test Pretest dan Posttest

Data T Df Nilai Probabilitas Keterangan

Pretest dan Posttest 34,929 27 0,000 0,000 < 0,05= ada perbedaan

Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai t hitung = 34,929. Adapun nilai t tabel (α = 5% dan df = 27) = 1,703.

Katena t hitung lebih besar daripada t tabel maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar ipa siswa sebelum dan sesudah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbeda secara signifikan.

(5)

Hasil analisis deskriptif dan inferensial di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X IPA SMA Madani Makassar. Tingginya hasil belajar biologi siswa sesudah diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dapat terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe Time Token menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran (Suprijono, 2011) dan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token menjadikan siswa berkembang secara sosial dan berani mengemukakan pendapatnya selama proses pembelajaran berlangsung.

KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token pada siswa kelas X IPA SMA Madani Makassar berepengaruh terhadap hasil belajar biologinya, dengan nilai pretest yang berada pada kategori baik, meningkat pada nilai posttes berada pada kategori sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto & Cepi. 2014. Evaluasi Program pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rodaskarya.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Warsono & Hariyanto. 2012.

Pembelajaran Aktif. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut juga ditunjang dengan jumlah individu anggrek yang menumpang secara epifit, namun demikian hubungan asosiasi anggrek dan inangnya tidak selalu

[r]

The reason brand name is used by consumers to “infer” quality of an unfamiliar product is because that brand name has built, based on its association with other quality

Menurut temuan terbaru WHO, lebih dari 1,1 milyar orang pada wilayah pedesaan dan perkotaan kini kekurangan akses terhadap air minum dari sumber yang berkembang dan 2,6 milyar

Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiati &amp; Fahrum (2018: 119) yang menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah,

Berdasar beberapa penjelasan dari Alquran dan hadis tersebut dapat ditarik bahwasanya seorang istri memiliki hak untuk memutuskan ikatan perkawinan jika ia sudah merasa

Sababaraha panganut lalaki pribumi Bonokeling marengan tradisional masak rupa masakan di imah pangadilan Bonokeling komunitas adat adat, kampung Pekuncen, Kacamatan

Dalam hal ini akan dibuat sebuah model matematis untuk meminimumkan waktu keterlambatan kereta api dengan tidak melanggar kapasitas jalur yang ada dan memperhatikan