• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effect of Vitamin C Tablet Fe and Haemoglobin Levels Against Pregnant Women in Rural East Sakra District Lepak, 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Effect of Vitamin C Tablet Fe and Haemoglobin Levels Against Pregnant Women in Rural East Sakra District Lepak, 2012"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Effect of Vitamin C Tablet Fe and Haemoglobin Levels Against Pregnant Women in Rural East Sakra District Lepak, 2012

Baiq Nuriyansari 1)* Susilo Wirawan 2)* Lalu Khairul Abdi 3)*

ABSTRACT

Background. Nutritional anemia iron (AGB) is one of Indonesia's major nutritional problem that affects many women of childbearing age (WUS), including pregnant women and childbirth, one way is by giving iron tablets are more effective when given together with other micronutrients (multiple micronutrients). Therefore, to enhance the absorption of iron in the body, iron supplementation should be given in combination with other micronutrients such as vitamin C.

Objective. To determine the effect of Fe and Vitamin C tablets to pregnant haemoglobin in the village of East Sakra district Lepak.

Methods. The research design used in this study is true experiment with a pretest-post test control group design. Subjects were pregnant women in the second trimester in the village of East Lepak Sakra district that meets the criteria. Treatment by providing Fe plus vitamin C tablets in the treatment group I and Fe tablet alone in the treatment group II respectively for 60 days. Hb examination performed before and after treatment using the Cyanmet haemoglobin. Processing and data analysis performed using SPPS, while the statistical test used was the independent t-test and paired t-test.

Results. Analysis of test results in both treatment groups showed no significant difference (p = 0.001

<α) before and after a given treatment. Difference in hemoglobin levels between the two treatment groups also show it significant difference (p = 0.0 01 <α) is the treatment I experienced increased levels of hemoglobin 0.91 g%, while the treatment group II is 0:43 g%. In the treatment group I number of patients with anemia decreased to 42.86% from 80.95% in the treatment group and the second number to 71.43% from 80.95%. There is a significant effect on change in hemoglobin levels by administering Fe tablets plus vitamin C.

Keywords: Pregnancy, Haemoglobin Levels, Iron, Vitamin C

PENDAHULUAN

Anemia gizi besi (AGB) merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia yang harus mendapatkan perhatian dan penanggulangan secara serius. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan menderita anemia gizi adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan nifas, remaja putri, calon pengantin, tenaga kerja wanita dan kelompok WUS lainnya (Depkes, 2005).

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 1993-2005 prevalensi anemia di seluruh dunia tertinggi terjadi pada anak yang belum sekolah yaitu 47,4%, kemudian pada ibu hamil 41,8%

dan wanita tidak hamil 30,2%. Menurut Health Nutrition and Population Statistics (2005) kejadian anemia pada ibu hamil terjadi di semua negara baik negara belum berkembang, sedang berkembang dan negara maju. Prevalensi anemia pada ibu hamil tertinggi terdapat di negara Kongo yaitu 67,3%, dan Ethiopia 62,68%. Di negara berkembang prevalensi anemia pada ibu hamil cukup tinggi seperti di India 49,7% dan Indonesia 44,33%. Sedangkan di negara maju prevalensi anemia pada ibu hamil cukup rendah seperti di Prancis 11,46% dan United States 5,7%.

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia yaitu sebesar 40,1% dan pada tahun 2007 turun menjadi 24,5%. Sementara itu berdasarkan hasil survey anemia yang dilakukan pada tahun 2002 oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTB, diketahui prevalensi anemia ibu hamil di Provinsi NTB masih cukup tinggi yaitu mencapai 77,01% dan di Kabupaten Lombok Timur mencapai 70,57%. Sementara itu berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan, ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Lepak banyak yang menunjukkan gejala awal anemia seperti lemah, letih, lesu, pucat dan tidak bergairah. Hal ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih banyak terjadi pada ibu hamil.

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandungnya. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin. (Almatsier,

(2)

2

2005). Anemia gizi pada ibu hamil meningkatkan resiko terjadinya abortus, lahir prematur, melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), lahir mati dan kematian prenatal.

Anemia pada ibu hamil wajar terjadi karena adanya peningkatan plasma sel darah yang disebut Pseudoanemia. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila kadar Hb < 11 gr % (Depkes RI, 1999). Terdapat beberapa faktor yang mempermudah dan menghambat absorbsi zat besi dalam tubuh. Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C sangat berperan dalam absorbsi besi dengan jalan meningkatkan absorbsi zat besi non heme hingga empat kali lipat. Mekanisme absorpsi ini termasuk mereduksi ferri menjadi bentuk ferro dalam lambung yang mudah diserap. Sedangkan faktor yang menghambat adalah tannin dalam teh, fitat, fosfat, dan serat dalam bahan makanan (Sediaoetama, 2000).

Menurut penelitian Zarianis (2006) pada anak sekolah dasar diperoleh hasil bahwa defisiensi besi bukan merupakan satu-satunya faktor utama penyebab anemia, akan tetapi juga disebabkan karena defisiensi vitamin C dan vitamin A. Penelitian lain tentang pemberian tablet besi dengan penambahan vitamin C menunjukkan bahwa, penambahan vitamin C 150 mg dapat meningkatkan kadar hemoglobin yang tertinggi dibandingkan dengan penambahan suplementasi vitamin lain yaitu meningkat sampai 2,05 gr/dL (Saidin dan Sukati, 1997).

Pemberian tablet besi bersamaan dengan zat gizi mikro lain (multiple micronutrients) lebih efektif dalam meningkatkan status besi, dibandingkan dengan hanya memberikan suplementasi besi dalam bentuk dosis tunggal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan penyerapan besi di dalam tubuh, suplementasi besi yang diberikan perlu dikombinasi dengan mikronutrien lain, seperti vitamin A dan vitamin C (Ahmed, 2001).

Absorpsi zat besi yang efisien dan efektif adalah besi dalam bentuk ferro sebab mudah larut, untuk itu diperlukan suasanan asam di lambung dan senyawa yang dapat mengubah ferri menjadi ferro di dalam usus adalah vitamin C. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian eksperimental dengan memberikan tablet Tambah Darah (Fe) dan vitamin C untuk melihat meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil yang akan dibandingkan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil yang hanya diberikan tablet Tambah Darah (Fe) saja.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan alat yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan

Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : tablet Ferro Sulfat Eksikatus 200 mg dan Vitamin C (Asam Askorbat) 100 mg.

2. Alat

Alat yang dipergunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah alat untuk mengecek kadar Hemoglobin yaitu Spektro Photometer dengan metode Cyanmet haemoglobin.

Rancangan pelitian adalah : keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian (Aziz, 2007).

.Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah true eksperimental design dengan desain pretest posttest control group, dengan bentuk rancangan sebagai berikut :

Observasi 1 Treatment Observasi 2

Perlakuan 01 X 02

Kontrol 01 02

Gambar 4. Skematis rancangan penelitian eksperiment dimana :

X = Perlakuan (Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet Fe+Vit.C) 01 = Observasi 1

02 = Observasi 2

(3)

3

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Lepak wilayah Puskesmas Lepak Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur. Dipilihnya desa Lepak karena jumlah ibu hamil di Desa Lepak paling banyak dibandingkan dengan desa lain yang ada di Kecamatan Sakra Timur yaitu 41,09%. Selain itu ibu hamil di desa Lepak karakteristiknya juga sudah sesuai dengan kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Penelitian dilakukan selama 12 minggu, yaitu dari bulan Juni–Agustus 2012, tetapi suplementasi dilakukan selama 8 minggu sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Wurya Ningsih.

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh ibu hamil yang terdaftar dalam register KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Desa Lepak wilayah kerja Puskesmas Lepak yaitu sebanyak 110 ibu hamil. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistematik random sampling yaitu memungkinkan semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel melalui daftar sampel, dengan kriteria sampel yaitu ibu hamil berusia 20 – 35 tahun dengan usia kehamilan 16 – 26 minggu (trimester II).

Kriteria inklusinya yaitu bersedia menjadi responden dan mengkonsumsi suplemen yang diberikan selama penelitian, tidak mengundurkan diri selama penelitian berlangsung. tidak berpindah tempat tinggal selama penelitian berlangsung dan tidak mengalami sakit yang menyebabkan responden tidak memungkinkan untuk dijadikan sampel penelitian. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah ibu hamil yang mengundurkan diri sebagai sampel penelitian karena alasan tertentu, ibu hamil yang dalam penelitian pindah tempat tinggal dalam jangka waktu yang lama dan dalam proses penelitian ibu hamil mengalami sakit yang tidak memungkinkannya untuk terus menjadi sampel penelitian.

Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah sampel dengan rumus : (Lemeshow dalam Kuntoro, 2008)

n1,n2 = Jumlah sampel setiap kelompok σ = Standar deviasi kadar Hb = 0,8 gr/dL Zα = Tingkat kepercayaan 95% (1,96) Zβ = Power test 90% (1,28)

μ1 = Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi μ2 = Rata-rata kadar Hb setelah intervensi

Dengan menggunakan α = 0,05, β = 0,10 dan σ = 0,8 g/dL, (μ1 - μ2) yaitu perkiraan rata-rata perubahan kadar Hb sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan = 0,6 g/dL, maka perkiraan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan pada setiap kelompok adalah :

Setelah jumlah sampel diketahui, dengan memperhitungkan kemungkinan terjadinya drop out, maka dipersiapkan cadangan sampel sebanyak 10% pada masing-masing kelompok perlakuan. Dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan setiap kelompok adalah (10% x 19) + 19 = 20,9 dibulatkan menjadi 21 orang untuk masing-masing kelompok, sehingga jumlah minimal sampel yang dibutuhkan secara keseluruhan untuk 2 kelompok adalah 42 orang. Setelah jumlah sampel diketahui kemudian dilakukan pemilihan sampel dengan langkah-langkah adalah bahwa setiap sampel yang memenuhi kriteria didaftar dan diberi nomor urut mulai nomor 1 selanjutnya menentukan nomor sampel pertama secara acak, kemudian memberinya kode I. Untuk sampel nomor urut berikutnya diberi kode II dan kemudian dimulai lagi dengan kode I dan seterusnya, sampai semua sampel mendapat nomor kode masing-masing dan terakhir mengelompokkan sampel berdasarkan kode masing-masing.

Alur penelitian adalah seluruh ibu hamil yang ada di Desa Lepak terpilih dijadikan populasi penelitian ini. Kemudian dilakukan skrining untuk menentukan ibu hamil yang bisa masuk kriteria menjadi sampel. Semua ibu hamil yang terpilih berdasarkan kriteria inklusi kemudian dijadikan sampel.

Selanjutnya semua ibu hamil yang memenuhi kriteria dibagi menjadi dua kelompok secara Simple random sampling. Setelah penentuan sampel, kemudian dilakukan pemeriksaan Hb awal pada kedua

(4)

4

kelompok perlakuan, selanjutnya kelompok perlakuan I diberi sumplementasi tablet Fe + vitamin C selama 60 hari dan kelompok perlakuan II diberi sumplementasi tablet Fe saja selama 60 hari.

Setelah 60 hari suplementasi barulah dilakukan pemeriksaan kadar Hb akhir untuk melihat pengaruh pemberian tablet Fe dan vitamin C pada ibu hamil ini.

Alur dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tahap I Tahap II

Gambar 1. Alur Penelitian

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Suplementasi tablet Fe + vitamin C dan sumpelemtasi tablet Fe saja, sedangkan yang menjadi variabel terikat berupa Kadar Hemoglobin.

Sementara untuk variabel perancu adalah tingkat kecukupan gizi dari makanan.

Terdapat 2 macam perlakuan yaitu :

1. Kelompok I : Kelompok yang diberi pil besi Ferro Sulfat Eksikatus 200 mg ditambah tablet Vitamin C 100 mg dengan jumlah pemberian masing-masing 60 tablet selama 60 hari (sebagai kelompok perlakuan).

2. Kelompok II : Kelompok yang diberi pil besi Ferro Sulfat Eksikatus 200 mg dengan jumlah pemberian 60 tablet selama 60 hari sesuai program pemerintah (sebagai kelompok kontrol).

Pemberian vitamin C sebanyak 100 mg dengan mempertimbangkan kebutuhan vitamin C pada keadaan hamil dan jumlah yang diabsorpsi dengan efisien oleh tubuh. Dalam kondisi hamil kebutuhan yang dianjurkan akan asam askorbat sebanyak 85 mg untuk memenuhi kebutuhan normal. Jika intake asam Askorbat 100 mg/hari akan diabsorpsi dengan efisiensi sebanyak 80-90 % nya (Kustanto, 2003). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Saidin (1998) yang menyatakan bahwa dengan pemberian vitamin C dalam bentuk tablet dapat meningkatkan penyerapan besi ibu hamil. Pemberian tablet vitamin C 100 mg meningkatkan penyerapan besi 37,5% - 46,0% pada ibu hamil.

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data kadar Hemoglobin observasi 1 dan observasi 2 subyek penelitian dan data sekunder yaitu data identitas responden dan keadaan umum desa Lepak wilayah Puskesmas Lepak Kecamatan Sakra Timur. Cara pengumpulan data dilakukan sebagai berikut :

1. Data identitas responden diperoleh dengan melihat catatan di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan wawancara langsung.

2. Data kadar Hemoglobin diperoleh dengan pemeriksaan di laboratorium dengan metode Cyanmet haemoglobin dengan alat Spektro photometer oleh petugas laboratorium Puskesmas Sakra. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah suplementasi. Pengambilan darah melalui pembuluh darah vena.

3. Data konsumsi energi dan protein diperoleh dengan metode recall 24 jam.

4. Data sekunder berupa gambaran umum Desa Lepak diperoleh dari Profil Desa Lepak tahun 2011.

5. Pemberian vitamin dilakukan oleh peneliti dibantu bidan Puskesmas setiap bulan sebanyak 30 tablet selama 2 bulan dan untuk mengontrol kepatuhan sampel minum tablet Fe dan vitamin C

Pemeriksaan kadar Hb awal

Kelompok kontrol n = 21 Kelompok perlakuan n = 21

Pemberian tablet Fe + Vit C

(60 hari)

Sampel (yang memenuhi kriteria n = 42)

Populasi N = 110

Pemeriksaan kadar Hb akhir

Pemberian tablet Fe (60 hari)

(5)

5

dibentuk PMO (Pengawas Minum Obat) terdiri dari para kader posyandu yang mengunjungi sampel setiap 10 hari sekali selama 2 bulan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan software paket program SPSS. Pengolahan data dilakukan dengan langkah entry yaitu memasukan data ke komputer, coding yaitu dengan pemberian kode agar data lebih mudah dikelompokkan selanjutnya proses editing yang dilakukan untuk mengoreksi data sehingga kesalahan dalam proses entry dan coding data dapat segera diperbaiki dan kekurangan data dapat segera dilengkapi (Tumbelaka dkk, 2002).

Analisis dilakukan untuk dua jenis yaitu yang pertama analisis univariat yang dipergunakan untuk mengetahui gambaran deskriptif dari data-data yang dikumpulkan, terutama data-data dasar tentang mean, median, standar deviasi, kadar Hb, dan asupan gizi. Analisis univariat juga digunakan untuk mengambarkan data-data seperti distribusi subjek menurut umur, jenis kelamin, prevalensi anemia dan karakteristik ibu hamil. Sedangkan yang kedua adalah analisis bivariat yang dilakukan untuk melihat perbedaan kadar hemoglobin awal, hemoglobin akhir dan perubahan kadar hemoglobin antara kelompok perlakuan I dan perlakuan II.

Untuk mengetahui perbedaan kadar Hb sebelum dan setelah perlakuan, maka uji beda yang digunakan yaitu Independent Samples t test. Uji untuk menganalisis data perbedaan dua nilai rata- rata yang saling berhubungan yaitu data kadar Hb sebelum dan sesudah suplementasi pada masing- masing kelompok menggunakan Paired T-test. Perbedaan antara kelompok perlakuan I dan perlakuan II secara statistik adalah signifikan jika nilai p< 0,05.

Penelitian ini melakukan intervensi pada subyek ibu hamil yang usia kehamilannya masuk pada trimester II. Sebelum dan sesudah suplementasi dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada setiap subyek penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah mendapat pertimbangan dan persetujuan (Ethical Clearence) Nomor : 2523/UN18.8/TU/2012 dari Komisi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Sebelum dilakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu peneliti meminta persetujuan (Informed Consent) pada ibu hamil. Ibu hamil yang memenuhi kriteria sampel diberi suplementasi tablet Fe + vitamin C dan tablbet Fe saja. Efek dari suplemen tersebut sudah dipertimbangkan seminimal mungkin. Apabila ditemukan sampel mengalami efek samping yang mengganggu kesehatan, dan setelah diperiksa oleh tenaga kesehatan didiagnosis bahwa efek tersebut merupakan akibat dari suplemen yang diberikan, maka ibu hamil tersebut akan dikeluarkan dari penelitian. Selanjutnya si ibu akan diberi pengobatan dengan biaya dari peneliti.

Keuntungan dan kerugian mengikuti penelitian ini dijelaskan kepada ibu hamil yang menjadi sampel oleh petugas yang kompeten. Semua informasi dan data dalam penelitian ini hanya dipakai untuk keperluan ilmiah dan kode serta identitas subyek penelitian dijamin kerahasiaannya.

HASIL

Desa Lepak yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lepak Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur, memiliki luas wilayah 683.87 Ha, Secara administrasi Desa Lepak terdiri atas 9 Dusun yaitu : Dusun Lepak, Dusun Gelogor, Dusun Kondak, Dusun Pelepok, Dusun Bongkem, Dusun Batu Lisung, Dusun Tuntang, Dusun Mt. Tebolak, Dusun Mt. Mas. Jumlah penduduk Desa Lepak Kecamatan Sakra Timur yaitu 8.612 jiwa, terdiri dari laki-laki 4.277 jiwa dan perempuan 4.335 jiwa, dengan jumlah 3.723 KK (Kepala Keluarga). Secara umum kegiatan perekonomian di Desa Lepak sampai saat ini masih di topang oleh sektor pertanian, sehingga penyerapan tenaga kerja terpusat pada sektor ini, diikuti oleh sektor perdagangan, perkebunan dan jasa.

Keberadaan fasilitas kesehatan di Desa Lepak Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur dari segi lokasi mudah diakses oleh seluruh masyarakat. Dalam bidang kesehatan Desa Lepak dilengkapi dengan beberapa fasilitas, yaitu 1 puskesmas dan 13 posyandu. Masyarakat sadar akan pentingnya pemanfaatan sarana kesehatan sehingga masyarakat aktif dalam memanfaatkan sarana kesehatan yang ada tersebut.

Karakteristik responden meliputi data karakteristik subyek penelitian (data ibu hamil) yaitu umur, umur kehamilan dan jumlah kehamilan. Dari pengumpulan data yang dilakukan menunjukkan bahwa umur sampel pada kelompok ibu hamil yang diberikan tablet Fe dan vitamin C dengan kelompok ibu hamil yang hanya diberikan tablet Fe saja rata-rata berumur 20-35 tahun sebanyak 42 responden. Wanita

(6)

6

usia 20-35 tahun merupakan sasaran yang lebih tepat dalam penanggulangan anemia besi. Kisaran usia tersebut merupakan saat yang tepat bagi wanita untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental menjadi seorang ibu yang sehat dan tidak anemia, sehingga diharapkan mendapatkan bayi yang sehat pula (BKKBN, 2009).

Dari hasil pendataan menunjukkan bahwa umur kehamilan responden baik pada perlakuan I (tablet Fe + vitamin C) maupun perlakuan II (tablet Fe) rata-rata pada kehamilan trimester II yaitu sebesar 42 responden (100%). Menjelang trimester II, kebutuhan zat besi mulai meningkat. Pada trimester ini terjadi penambahan jumlah sel darah merah yang terus berlanjut sampai trimester III. Pertambahan sel darah merah disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen dari janin. Konsentrasi hemoglobin menurun selama trimester II sampai mencapai rata-rata 1 gr% sehingga disebut anemia fisiologis. Anemia fisiologis ini disebabkan karena volume plasma yang meningkat jauh di atas peningkatan jumlah sel darah merah (Khomsan, 2002).

Dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa kehamilan sampel terdiri dari primigravida (kehamilan pertama) dan multigravida (kehamilan kedua dan seterusnya). Distribusi sampel menurut kahamilan dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini :

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Kehamilan di Desa Lepak Tahun 2012

No Kehamilan

Perlakuan I (Fe + Vit. C)

Perlakuan II

(Fe Saja) Jumlah

N % n % n %

1. Primi 8 38.1 12 57.1 20 47.6

2. Multi 13 61.9 9 42.9 22 52.4

Jumlah 21 100 21 100 42 100

Sumber: Data KIA PKM Lepak 2012

Dari tabel 1 tampak bahwa jumlah kehamilan responden bervariasi. Pada perlakuan I (Fe + Vitamin C) kehamilan tertinggi yaitu pada multigravida sebanyak 13 sampel (61.9%) dan pada perlakuan II (Fe saja) kehamilan tertinggi ada pada primigravida yaitu sebanyak 12 sampel (57.1%).

Berdasarkan hasil recall 24 jam yang dilakukan dapat diketahui bahwa gambaran tingkat konsumsi energi dan protein ibu hamil dapat dikategorikan menjadi empat kategori yaitu : baik jika konsumsi >

100% AKG, sedang jika konsumsi 80-90% AKG, kurang jika konsumsi 70-80% AKG dan defisit jika konsumsi < 70% AKG. Distribusi tingkat konsumsi ibu hamil berdasarkan kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2.. Tingkat Konsumsi Energi dan Protein Ibu Hamil

No Tingkat Konsumsi

Perlakuan I (Fe + Vit. C)

Perlakuan II (Fe Saja)

Energi Protein Energi Protein

N % n % n % n %

1. Baik 1 4.8 1 4.8 2 9.5 2 9.5

2. Sedang 6 28.6 5 23.8 6 28.6 4 19.0

3 Kurang 12 57.1 4 19.0 11 52.4 7 33.4

4 Defisit 2 9.5 11 52.4 2 9.5 8 38.1

Jumlah 21 100 21 100 21 100 21 100

Dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) pada kelompok Perlakuan I (Fe + Vitamin C) dapat diketahui bahwa rata-rata kadar Hb ibu hamil pada kelompok perlakuan I meningkat setelah diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan tablet Fe dan vitamin C selama 60 hari. Peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan penambahan tablet Fe dan vitamin C dapat dilihat pada gambar berikut :

(7)

7

0 2 4 6 8 10 12 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Responden

Kadar Hb (gr%)

Hb Awal Hb Akhir Gambar 2. Grafik Kadar Hb Awal dan Akhir pada Perlakuan I (Fe+Vit.C)

Berdasarkan uji statistik Paired T-test dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan didapatkan hasil terjadi peningkatan kadar hemoglobin secara signifikan yaitu sebelum diberikan perlakuan kadar hemoglobin ibu hamil rata-rata 10.32 gr% dan meningkat menjadi 11.23 gr% setelah diberikan perlakuan (p = 0.000 < α). Perbedaan rata-rata kadar hemoglobin pada perlakuan I dapat dilihat pada gambar 3 berikut :

10,32

11,23

9,8 10 10,2 10,4 10,6 10,8 11 11,2 11,4

Nilai Rata-Rata

Hb Awal Hb Akhir

Gambar 3. Grafik Rata-rata Kadar Hb Awal dan Akhir pada Perlakuan I (Fe+Vit.C)

Jika dilihat berdasarkan kategori anemia pada ibu hamil yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu : normal (> 11gr/dl), anemia ringan (8-11 gr/dl) dan anemia berat (< 8 gr/dl), maka data berikut ini merupakan hasil penyajian data berdasarkan kategori anemia ibu hamil pada perlakuan I, sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan penambahan tablet Fe dan Vitamin C :

Tabel.3 Kategori Anemia Perlakuan I Awal dan Akhir Perlakuan

No Kategori Awal Akhir Jumlah

N % n % n %

1. Normal 4 19.05 12 57.14 16 38.09

2. Anemia Ringan 17 80.95 9 42.86 26 61.91

(8)

8

Jumlah 21 100 21 100 42 100

Secara kuantitatif, rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil meningkat secara bermakna setelah mendapat suplemen besi, akan tetapi pada akhir perlakuan masih terdapat sekitar 27% ibu hamil mengalami defisiensi besi dan 9% masih anemia. Peningkatan kadar hemoglobin sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan penambahan tablet Fe dapat dilihat pada gambar 4 berikut :

0 2 4 6 8 10 12 14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Responden

Kadar Hb (gr%)

Hb Aw al Hb Akhir Gambar 4. Grafik Kadar Hb Awal dan Akhir pada Perlakuan II (Tablet Fe)

Berdasarkan uji statistik Paired T-test dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan didapatkan hasil yang signifikan yaitu sebelum diberikan perlakuan kadar hemoglobin ibu hamil rata- rata 10.27 gr% dan meningkat menjadi 10.7 gr% setelah diberikan perlakuan (p = 0.000 < α).

Perbedaan rata-rata kadar hemoglobin awal dan kadar hemoglobin akhir pada perlakuan II dapat dilihat pada gambar 5 berikut :

10,27

10,7

10 10,1 10,2 10,3 10,4 10,5 10,6 10,7

Nilai Rata-rata

Hb Aw al Hb Akhir

Gambar 5. Grafik Rata-rata Kadar Hb Awal dan Akhir pada Perlakuan II (Fe saja)

Jika dilihat berdasarkan kategori anemia pada ibu hamil yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu : normal (> 11gr/dl), anemia ringan (8-11 gr/dl) dan anemia berat (< 8 gr/dl), maka berikut ini kategori anemia ibu hamil pada perlakuan II sebelum dan setelah diberikan perlakuan dengan penambahan tablet Fe saja :

Tabel 4. Kategori Anemia Perlakuan II Awal dan Akhir Perlakuan

(9)

9

No Kategori Awal Akhir Jumlah

n % n % n %

1. Normal 4 19.05 6 28.57 10 23.81

2. Anemia Ringan 17 80.95 15 71.43 32 76.19

Jumlah 21 100 21 100 42 100

Perbedaan kadar hemoglobin akhir pada kedua kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar berikut :

11,23

10,7

10,4 10,5 10,6 10,7 10,8 10,9 11 11,1 11,2 11,3

Kadar Hb (gr%)

Perlakuan I Perlakuan II

Gambar 6. Perbedaan Kadar Hemoglobin pada Kelompok Perlakuan I dan Perlakuan II

PEMBAHASAN

Faktor jumlah kehamilan secara tidak langsung juga mendukung peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Pada kelompok perlakuan I sebagian besar responden (61.9%) masuk dalam kategori multigravida sehingga ibu hamil sudah memiliki pengalaman kehamilan sebelumnya terutama tentang cara mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe). Misalnya tidak boleh diminum bersama kopi, teh dan susu karena akan mengurangi absorbsi zat besi non hem. Zat besi sebaiknya di minum di antara waktu makan bersama dengan jus jeruk atau sumber vitamin C lainnya.

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa tingkat konsumsi energi responden di kedua kelompok perlakuan baik pada perlakuan I (Fe + Vitamin C) dan perlakuan II (Fe saja) sebagian besar masih termasuk dalam kategori kurang. Konsumsi energi yang kurang ini dapat berpengaruh dalam penyerapan zat besi. Selain itu selama trimester II diperlukan tambahan energi untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak (Zulhaida, 2003).

Sementara itu tingkat konsumsi protein pada kedua perlakuan sebagian besar masuk dalam kategori defisit. Selain energi, protein juga berperan penting dalam peningkatan kadar hemoglobin karena protein berperan sebagai alat angkut dan penyimpanan terhadap hemoglobin yaitu mengangkut oksigen dalam eritrosit (Winarno, 2002). Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat- zat gizi dari saluran cerna melalui dinding saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan- jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. Sebagai alat angkut, protein ini dapat bertindak secara khusus, misalnya protein dapat mengangkut beberapa jenis zat gizi seperti besi sebagai transferin (Almatsier, 2003).

Berdasarkan hasil uji statistik independen t-test untuk tingkat konsumsi energi dan protein di kedua kelompok perlakuan didapatkan hasil yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat konsumsi energi awal pada kedua kelompok perlakuan (p = 0.688 > α). Begitu pula untuk tingkat konsumsi protein, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

(10)

10

pada tingkat konsumsi protein awal di kedua kelompok perlakuan (p = 0.537 > α) dengan tingkat kepercayaan 95%. Tidak adanya perbedaan pada tingkat konsumsi di kedua kelompok perlakuan menunjukkan bahwa perubahan kadar hemoglobin ibu hamil bukan merupakan pengaruh dari tingkat konsumsi.

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa sebelum diberikan perlakuan tablet Fe + vitamin C, jumlah responden yang mengalami anemia ringan sebanyak 80.95% dan menurun menjadi 42.86% setelah diberikan perlakuan tablet Fe + vitamin C dan pada perlakuan I ini juga tidak ditemukan responden yang mengalami anemia berat. Berkurangnya jumlah penderita anemia pada perlakuan I ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Saidin dan Sukati (1997) yang menunjukkan bahwa pemberian tablet besi dengan penambahan vitamin C dapat meningkatkan kadar hemoglobin yang tertinggi dibandingkan dengan kelompok lain.

Dari hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil dapat diketahui bahwa rata-rata kadar Hb ibu hamil pada kelompok perlakuan II juga meningkat setelah diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan tablet Fe selama 60 hari. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2009) yang menyebutkan bahwa sekitar 76,93% ibu hamil mengalami defisiensi besi dan 35,28%

menderita anemia (Hb < 11 g/dl) sebelum diberikan suplemen besi. Setelah diberikan suplemen besi sebanyak 90 tablet selama 13 minggu, ibu hamil yang mengalami defisiensi besi menurun dari 76,93% menjadi 27,43% dan kejadian anemia menurun dari 35,28% menjadi 9,35%.

Adanya perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin awal dan kadar hemoglobin akhir pada kelompok perlakuan I menunjukkan bahwa pemberian tablet Fe dengan penambahan vitamin C dapat membantu peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyerapan besi terutama dari besi nonhem yang banyak ditemukan dalam makanan nabati, sehingga dapat membantu peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil (Berdanier, 1998).

Meskipun kadar hemoglobin pada perlakuan II ini juga mengalami peningkatan, tetapi peningkatannya tidak sebesar pada perlakuan I. Hal ini disebabkan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe masih sering diabaikan atau kurang mendapat perhatian serius dari ibu hamil. Untuk mengontrol kepatuhan ibu hamil perlu dilakukan pengawas minum obat. Pada penelitian ini petugas PMO terdiri dari para kader posyandu yang mengunjungi sampel setiap 10 hari sekali selama 2 bulan.

Selama kehamilan ibu memerlukan tambahan zat besi untuk menunjang pembentukan hemoglobin (sel-sel darah merah). Jumlah tambahan zat besi yang dibutuhkan sangat bervariasi, darah ibu membutuhkan 500 mg zat besi, darah janin membutuhkan 200 mg zat besi dan darah plasenta membutuhkan 25 mg zat besi. Total kebutuhan zat besi selama kehamilan diperkirakan sebesar 1000 mg (Almatsier, 2005). Tabel 9 menunjukkan bahwa sebelum diberikan perlakuan tablet Fe saja, jumlah responden yang mengalami anemia ringan sebanyak 80.95% dan sedikit menurun menjadi 71.43% setelah diberikan perlakuan tablet Fe dan tidak ditemukan adanya responden yang mengalami anemia berat pada perlakuan II ini.

Suplementasi pemberian tablet Fe dalam program penanggulangan anemia gizi telah di uji secara ilmiah efektifitasnya apabila dilaksanakan sesuai dengan dosis dan ketentuan. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil yang menderita anemia menunjukkan hasil yang nyata. Faktor yang mempengaruhi adalah kepatuhan minum tablet tambah darah yang tidak optimal dan status kadar hemoglobin ibu sebelum hamil yang sangat rendah, sehingga jumlah tablet tambah darah yang dikonsumsi tidak cukup untuk meningkatkan hemoglobin dan simpanan besi (Depkes RI, 2005).

Berdasarkan hasil pemeriksaan darah dapat diketahui kadar Hemoglobin pada kelompok Perlakuan I (Tablet Fe + Vitamin C) rata-rata yaitu 11.23 gr%, sedangkan pada kelompok Perlakuan II (Tablet Fe) rata-rata kadar Hemoglobin yaitu 10.7 gr%. Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan program SPSS menggunakan uji independen t-test dengan tingkat kepercayaan 95%, maka rata-rata kadar hemoglobin pada pemeriksaan akhir di kedua kelompok perlakuan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p = 0.024 < α). Adanya perbedaan rata-rata kadar hemoglobin pada kedua kelompok perlakuan menunjukkan bahwa pada absorbsi zat besi akan terjadi peningkatan jika terdapat asam di dalam lambung. Keadaan asam ini dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi tablet Fe, daging atau ikan yang dapat menstimulasi produksi asam lambung. Selain itu dapat juga dilakukan dengan

(11)

11

memberikan tablet Fe bersama dengan tablet vitamin C sehingga memberi suasana asam dalam lambung (Jordan, 2004).

Vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyerapan besi terutama dari besi nonhem yang banyak ditemukan dalam makanan nabati. Bahan makanan yang mengandung besi hem yang mampu diserap sebanyak 37% sedangkan bahan makanan golongan besi nonhem hanya 5% yang dapat diserap oleh tubuh. Penyerapan besi nonhem dapat ditingkatkan dengan kehadiran zat pendorong penyerapan seperti vitamin C dan faktor-faktor pendorong lain seperti daging, ayam, ikan (Berdanier, 1998). Vitamin C bertindak sebagai enhancer yang kuat dalam mereduksi ion ferri menjadi ion ferro, sehingga mudah diserap dalam pH lebih tinggi dalam duodenum dan usus halus (Almatsier, 2005).

Kelompok perlakuan I mengalami kenaikan kadar hemoglobin 0,91 gr% sedangkan kelompok perlakuan II yaitu 0.43 gr%. Dari hasil uji analisis independen t-test yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil yang signifikan pada selisih kadar hemoglobin kedua kelompok perlakuan (p = 0,001 < α). Pada kelompok perlakuan I jumlah penderita anemia juga menurun menjadi 42.86% dari 80.95% responden yang anemia. Sedangkan pada kelompok perlakuan II jumlah responden yang mengalami anemia ringan masih tinggi yaitu 71.43% meskipun juga mengalami penurunan dari jumlah sebelum diberikan perlakuan.

Adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok perlakuan ini menunjukkan bahwa pemberian tablet Fe bersamaan dengan zat gizi mikro lain (multiple micronutrients) lebih efektif dalam meningkatkan kadar Hb, dibandingkan dengan hanya memberikan suplementasi besi dalam bentuk dosis tunggal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh, suplementasi zat besi yang diberikan perlu dikombinasikan dengan mikronutrien lain, seperti vitamin A dan vitamin C (Ahmed, 2001).

Masih adanya ibu hamil yang mengalami anemia pada kedua kelompok perlakuan juga dapat disebabkan karena karakteristik responden yang seluruhnya ada pada trimester II kehamilan di mana pada trimester II ini pada ibu hamil akan terjadi anemia secara fisiologis yang disebabkan karena darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia.

Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan (Wiknjosastro, 2002).

Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan zat besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak zat besi yang disalurkan kepada janin (Arisman, 2007).

KESIMPULAN DAN SARAN

Rata-rata responden pada penelitian ini berumur 20-35 tahun dan umur kehamilan pada trimester II.

Pada kelompok perlakuan I responden sebagian besar merupakan kehamilan multigravida dan pada perlakuan II sebagian besar merupakan kehamilan primigravida. Rata-rata tingkat konsumsi energi pada kedua kelompok perlakuan masuk dalam kategori kurang dan tingkat konsumsi protein pada kedua kelompok perlakuan masuk dalam kategori defisit. Rata-rata kadar hemoglobin kelompok perlakuan I sebelum diberikan perlakuan adalah 10,32 g% dan setelah deberikan perlakuan menjadi 11,23 g%. Ada perbedaan yang signifikan pada perubahan kadar hemoglobin. Rata-rata kadar hemoglobin kelompok perlakuan II sebelum diberikan perlakuan adalah 10,27 gr% dan setelah diberikan perlakuan menjadi adalah 10.7gr%. Ada perbedaan yang signifikan pada perubahan kadar hemoglobin. Selisih kadar hemoglobin antara kedua kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0.001 < α). Ada pengaruh yang bermakna terhadap perubahan kadar hemoglobin antar kedua kelompok perlakuan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Pemberian tablet Fe dengan penambahan vitamin C dapat membantu peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil.

Mengingat masih tingginya jumlah ibu hamil yang anemia, sebaiknya pemberian tablet Fe tetap disertai dengan vitamin C untuk membantu meningkatkan kadar hemoglobin. Diperlukan adanya pengawasan dalam pemberian tablet Fe yang disertai dengan vitamin C agar efeknya dapat terlihat.

(12)

12

Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya responden yang dijadikan sampel penelitian bukan ibu hamil pada trimester II tetapi sebaiknya pada trimester III, karena pada trimester II terjadi penurunan kadar hemoglobin secara fisiologis. Selain recall awal sebaiknya recall akhir juga perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat kecukupan energi dan protein ibu hamil.

RUJUKAN

Almatsier, Sunita. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia PustakaUtama

Aziz,Hidayat, Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

BKKBN.2009.Kehamilan, Persalinan dan Pasca Melahirkan dari http//www.go.id diunduh pada hari Jumat, 3 Februari 2012

Budiyanto, Agus Krisno. 2002. Gizi Dan Kesehatan. Jakarta : Bayu Media

Depkes RI. 1999. Pedoman Pemberian Besi Bagi Petugas. Jakarta : Binkesmas

Depkes RI. 2000. Anemia Gizi Dan Tablet Tambah Darah Untuk Wanita Usia Subur. Jakarta :

Depkes RI. 2003. Anemia Gizi Dan Tablet Tambah Darah Untuk Wanita Usia Subur. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat

Depkes RI. 2003. Gizi dalam Angka Sampai dengan Tahun 2002. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Depkes RI. 2005. Anemia Gizi Dan Tablet Tambah Darah Untuk Wanita Usia Subur. Jakarta : Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat

Khomsan, Ali. 2002. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Kuntoro. 2008. Metode Sampling dan Penentuan Besar Sampel. Surabaya : Pustaka Melati

Kustanto. 2003. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta : Kanisius

Mansjoer, A.1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.

Mochtar, R.1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC

Muhilal, JF, Hardinsyah. 1998. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan, Makalah Widya Karya Pangan dan Gizi VI. Serpong : LIPI

Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jjilid I. Jakarta : Dian Rakyat

Sugiono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Winarno,F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Windiarto, A. 2000. Efektifitas Suplementasi Tablet Besi dan Multivitamin terhadap Peningkatan Kadar hemoglobin pada Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses tranformasi, terkait dengan terwujudnya implementasi kebijakan Perum Perhutani yang maksimal melalui komunikasi dan interaksi antarinstitusi yang terkait dengan

bidang kecantikan maka peneliti memandang penelitian ini penting untuk dilaksanakan, oleh karena itu perlu untuk dilakukan penelitian tentang “Evaluasi Program Pengalaman

Lanjutkan dengan klik menu [Extensions|Template Manager] untuk masuk ke halaman Template Manager: Styles kemudian klik link Beez_20 di kolom Templates (lihat gambar

Dalam hal mewakili perseroan, posisi anggota Dewan Komisaris yang menjabat sebagai Direksi tersebut bertindak untuk dan atas nama. perseroan, dan dia memiliki posisi, kewenangan

Akibatnya skor kesehatan pada aspek rentabilitas mengalami penurunan, dan dengan asumsi bahwa skor kesehatan pada aspek yang lain tidak ada perubahan maka total skor

Pada lapisan dermis ditemukan proliferasi sel, nukleus bulat-oval (gambar 7), pleomorfik ringan (gambar 8), beberapa atipikal, sebagian kromatin halus

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknlsnya, maka dengan ini kami umumkan Perusahaan yang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut :. Kegiatan

Dokumen kualifikasi perusahaan asli yang diupload atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan menyerahkan 1 (satu) rangkap rekaman (foto copy)..