• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MANDIRI UTAMA TEKNIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MANDIRI UTAMA TEKNIK."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJ A

TERHADAP KINERJ A KARYAWAN

PT. MANDIRI UTAMA TEKNIK

Disusun Oleh:

DEAR KHARINIA

0812010071/ EM

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran “ J awa Timur Pada Tanggal 22 Februari 2013

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja

Ter hadap Kinerja Karyawan PT. Mandir i Utama Teknik”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya

dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala

ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dra. Ec. Kustini, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi

peneliti, yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan bimbingan dalam

(3)

5. Segenap Staff Dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur yang telah memberikan banyak

pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan

segalanya.

7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan

satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang tersusun dalam skripsi

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran tetap peneliti

butuhkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Surabaya, Januari 2013

(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Pengertian Manajemen SDM ... 15

2.2.2 Kompensasi ... 15

2.2.2.1 Pengertian Kompensasi ... 15

2.2.2.2 Tujuan Kompensasi ... 16

2.2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi ... 19

2.2.2.4 Komponen Program Pemberian Kompensasi 20

(5)

2.2.3.2 Aspek-aspek Kepuasan Kerja ... 26

2.2.3.3 Faktor-faktor Penentu Kepuasan Kerja ... 27

2.2.4 Kinerja ... 29

2.2.4.1 Pengertian Kinerja ... 29

2.2.4.2 Pengertian Penilaian Kinerja ... 30

2.2.4.3 Langkah-langkah Peningkatan Kinerja ... 31

2.2.5 Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 32

2.2.6 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja ... 34

2.3 Kerangka Konseptual ... 35

2.4 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 36

3.1.1 Definisi Operasional ... 36

3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel ... 38

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 39

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.3.1 Jenis Data ... 40

3.3.2 Sumber Data ... 40

3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.4 Teknik Analisa dan Uji Hipotesis ... 41

3.5 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 41

(6)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.3 Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

(7)

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJ A

TERHADAP KINERJ A KARYAWAN

PT. MANDIRI UTAMA TEKNIK

SURABAYA

Dear Khar inia

ABSTRAKSI

Kepuasan kerja akan memicu karyawan untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan tercapai. Karyawan yang memperoleh kepuasan kerja dengan sendirinya mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik. Kepuasan kerja adalah sikap seseorang secara keseluruhan terhadap pekerjaannya, ataudapat dikatakan bahwa kepuasan kerja merupakan perbedaan antara harapan dan kenyataan dari imbalan yang diterima dalam bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Mandiri Utama Teknik.

Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Mandiri Utama Teknik. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 100 karyawan bagian produksi PT. Mandiri Utama Teknik. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Partial Least Square (PLS).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam mengembangkan usahanya senantiasa

harus memperhatikan sumber daya manusianya. Sebab sumber daya manusia

dalam perusahaan adalah hal yang sangat penting. Berbeda dengan faktor

produksi yang lain seperti bahan baku, modal, atau peralatan. Manusia

merupakan makhluk yang memiliki harkat dan martabat yang senantiasa

berada melekat baik manusia sebagai anggota masyarakat ataupun anggota

organisasi. Manusia merupakan faktor produksi yang menentukan berhasil

atau tidaknya perusahaan mencapai tujuan. Suksesnya suatu perusahaan atau

organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki serta didukung oleh beberapa faktor produksi lainnya.

Menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan faktor yang

sangat vital dalam organisasi maka perlu ditingkatkan efisiensi, kualitas, dan

produktivitasnya. Karena itu perlu dikembangkan suasana yang dapat

membangkitkan peran aktif dan kondisi kerja yang dapat mendorong untuk

mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dengan optimal. Untuk

mencapai kondisi tersebut perusahaan memiliki upaya yang dapat ditempuh

yaitu dengan memberikan kompensasi yang sesuai.

Menurut Dessler (1997:349), kompensasi pegawai berarti bahwa

(9)

dari kepegawaian mereka. Kompensasi sangat penting bagi individu dan

peruasahaan. Penting bagi karyawan perseorangan karena merupakan

ukuran nilai karyawan mereka diantara karyawan, keluarga, dan masyarakat.

Dan penting bagi perusahaan karena merupakan cermin daripada organisasi

untuk mempertahankan karyawan agar mempunyai loyalitas dan komitmen

kerja yang tinggi bagi perusahaan.

Kepuasan kerja seseorang pada dasarnya tergantung pada selisih

antara harapan, kebutuhan atau nilai dengan apa yang menurut perasaannya

atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaannya.

Karyawan yang memperoleh kepuasan kerja dengan sendirinya mereka akan

melakukan pekerjaan dengan baik. Kepuasan kerja adalah sikap seseorang

secara keseluruhan terhadap pekerjaannya, atau dapat dikatakan bahwa

kepuasan kerja merupakan perbedaan antara harapan dan kenyataan dari

imbalan yang diterima dalam bekerja (Robbin 1996:25). Jika imbalan yang

diterima sama atau lebih besar dari yang diharapkan, menyebabkan

kepuasan. Sebaliknya jika imbalan yang diterima lebih kecil dari yang

diharapkan maka menyebabkan ketidakpuasan.

Kepuasan kerja akan memicu karyawan untuk terus meningkatkan

kinerjanya, sehingga tujuan perusahaan maupun kebutuhan karyawan akan

tercapai. Handoko (1992: 195) berpendapat bahwa kinerja yang lebih baik

menyebabkan penghargaan yang lebih tinggi. Bila penghargaan tersebut

dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja karyawan akan

(10)

sesuai dengan kinerja mereka. Dilain pihak, bila penghargaan dipandang

tidak mencukupi untuk suatu tingkat kinerja mereka maka ketidakpuasan

akan terjadi.

PT. Mandiri Utama Teknik adalah perusahaan sub kontraktor yang

bergerak di bidang kontraktor listrik dan instalasi bangunan. Tetapi belakang

ini mengalami penurunan jumlah produksi selama beberapa tahun terakhir

ini, yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel . Data Produksi Dalam Unit

Tahun Target Pr oduksi (Unit)

2007 25.000 22.005

2008 25.000 21.870

2009 25.000 20.600

2010 25.000 20.465

2011 25.000 19.195

Sumber : Data Internal Perusahaan

Dari data di atas dapat dilihat adanya penurunan jumlah produksi

dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, yang dihasilkan oleh PT.

Mandiri Utama Teknik. Turunnya jumlah produksi tersebut diindikasikan

karena adanya ketidakpuasan yang dialami karyawan, sehingga berdampak

pada penurunan kinerja karyawan bagian produksi PT. Mandiri Utama

(11)

Tabel . Data Ketidakhadir an Karyawan Tahun 2011

Tahun Sakit Ijin Alpha Total

2008 30 35 40 105

2009 25 37 50 112

2010 27 31 60 118

2011 43 30 59 132

Tingkat absensi tersebut menggambarkan adanya masalah yang

terjadi di dalam organisasi atau perusahaan tersebut seperti rendahnya

kepuasan kerja dari karyawan dalam suatu organisasi atau perusahan

merupakan gejala dari kurang stabilnya perusahan tersebut bentuk yang

paling ekstrim dari ketidak puasan tersebut adalah pemogokan kerja,

mangkir, dan tingkat keluarnya karyawan dari perusahaan tinggi.

(Brahmasari, 2008:127). Oleh karena itu kesesuaian kompensasi bagi

karyawan sangat penting, karena dengan pemberian kompensasi yang sesuai

dengan kebutuhan dan kerja karyawan maka kepuasan dan kinerja karyawan

akan menigkat. Notoatmodjo (2003: 153) berpendapat bahwa besar kecilnya

kompensasi dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat

dilihat dari kenaikan jumlah pekerjaan yang tidak tepat waktu, yang

(12)

Tabel : J umlah Pekerjaan, Pekerjaan Selesai Tepat Waktu dan Pr oentase Peker jaan Tidak Tepat Waktu

Tahun Jumlah

Sumber : Data Internal Perusahaan

Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan bahwa pada tahun 2008

jumlah pekerjaan mencapai 212 pekerjaan, jumlah pekerjaan selesai tepat

waktu sebesar 193 pekerjaan, sedangkan pekerjaan yang tidak selesai tepat

waktu sebesar 19 atau 8.9%. Untuk tahun 2009 jumlah pekerjaan mencapai

243 pekerjaan, jumlah pekerjaan selesai tepat waktu sebesar 210 pekerjaan

sedangkan pekerjaan yang tidak selesai tepat waktu sebesar 33 atau 13.5%.

Pada tahun 2010 jumlah pekerjaan mencapai 298 pekerjaan, pekerjaan

selesai tepat waktu sebesar 242 pekerjaan. Sedangkan pekerjaan yang tidak

selesai tepat waktu sebesar 18.7%. Sedangkan tahun 2011 jumlah pekerjaan

sebesar 310 pekerjaan, pekerjaan selesai tepat waktu sebesar 275 pekerjaan

sebesar 20.0.

Adanya tunjangan hari raya, pemberian uang cuti serta jaminan

kesehatan seperti: sakit atau melahirkan yang kurang diperhatikan oleh

perusahaan PT. Mandiri Utama Teknik. Apabila kompensasi diberikan

dengan baik untuk para karyawan, maka akan memperoleh kepuasan kerja

karena termotivasi untuk mencapai tujuan. Akan tetapi bila kompensasi

(13)

akan menurun. Mangkuprawira (2004: 196) menjelaskan bahwa jika

kompensasi dikelola dengan baik, maka kompensasi dapat membantu

perusahaan untuk mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan

menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup,

karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan

untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah. Akibat dari

ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi akan mengurangi kinerja.

Apabila seorang manajer akan sangat peduli pada aspek kepuasan

kerja, karena mempunyai tanggung jawab moral apakah dapat memberikan

lingkungan yang memuaskan kepada karyawannya dan percaya bahwa

perilaku pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap

organisasi. Para manajer merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil

apabila keadilan dalam penghargaan memberikan tingkat kepuasan kerja dan

meningkatkan kinerja (Brahmasari, 2008:127).

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti mencoba

mengidentifikasi, mendeskripsikan serta menganalisis permasalahan tersebut

dengan mengemukakan dalam bentuk karya tulis yang berjudul ” Pengaruh

Kompensasi dan Kepuasan Kerja Ter hadap Kinerja Karyawan PT.

(14)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Apakah kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja PT. Mandiri

Utama Teknik?.

2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan

PT. Mandiri Utama Teknik?.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas. Maka adapun tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi tehadap kepuasan kerja

PT. Mandiri Utama Teknik.

2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Mandiri Utama Teknik.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi beberapa pihak antara lain sebagi berikut :

1. Bagi perusahaan

Memberikan masukan terhadap masalah yang dihadapi serta

(15)

kebijaksanaan selanjutnya khususnya dalam meningkatkan kepuasan

kerja.

2. Bagi pihak lain

Sebagai sumber informasi dan memberikan sumbangan pemikiran

(16)

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJ A

TERHADAP KINERJ A KARYAWAN

PT. MANDIRI UTAMA TEKNIK

SURABAYA

USULAN PENELITIAN

Disusun Oleh :

DEAR KHARINIA

0812010071/ EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(17)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJ A

TERHADAP KINERJ A KARYAWAN

PT. MANDIRI UTAMA TEKNIK

Yang diajukan

DEAR KHARINIA

0812010071/ EM

Telah disetujui untuk mengikuti seminar :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Kustini, M.Si Tanggal………

Mengetahui

Ketua Progdi Manajemen

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh pihak lain yang dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan kajian yang berkaitan

dengan penulisan skripsi adalah dari

1. Agung Panudju, 2003, dengan judul Pengaruh Kompensasi Dan

Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Unit

Produksi Produksi PT. X Palembang

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: untuk

mengetahui apakah sistem kompensasi yang diterapkan diunit

produksi PT.X secara parsial maupun simultan mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan. Untuk mengetahui apakah karateristik

pekerjaan diunit produksi PT.X secara parsial maupun simultan

mepengaruhi kepuasan kerja karyawan. Untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel dependen dengan variable

independen baik secara parsial maupun simultan, maka digunakan

metode analisis stastistik, yaitu teknik analisis regresi linear berganda

serta uji F dan t.

2. Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno (2008) dengan judul

“Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

(19)

pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International

Wiratama Indonesia)”

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan Structural

Equation Modeling (SEM) melalui program AMOS versi 4.0 dan

pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal penting dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1) Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan karyawan

2) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan karyawan

3) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan

4) Kepuasan Kerja Karyawan karyawan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Istilah manajemen sumber daya manusia digunakan untuk

menggambarkan sederetan panjang prosedur dan teknik yang digunakan

oleh manajemen perusahaan untuk memproses dan menganalisis

kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia juga telah dikaitkan

secara samar-samar dengan hubungan-hubungan manusia dalam

(20)

Sumber daya manusia di perusahaan atau organisasi perlu

dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antar

kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi

perusahaan. Maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian

mengenai manajemen sumber daya manusia.

Beberapa pendapat ahli manajemen mengemukakan pengertian

manajemen sumber daya manusia sebagai berikut :

Definisi dari Kiggundu tentang manajemen sumber daya

manusia yang di kutip oleh Gomes (2003:4) adalah pengembangan dan

pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai

sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat,

nasional dan internasional. Menurut Westermen (1992:14), Manajemen

sumber daya manusia adalah salah satu dari frase-frase yang menjalar ke

dalam bahasa perusahaan tanpa batasan yang jelas dan positif. Menurut

Mangkunegara (2001:2), mengatakan manajemen sumber daya manusia

merupakan disiplin ilmu yang relatif baru dalam khazanah

perkembangan ilmu manajemen di Indonesia. Menurut Handoko

(2001:4), Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,

pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya manusia

untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Menurut

Panggabean (2002:15), mengutarakan manajemen sumber daya manusia

adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,

(21)

analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan,

kompensasi, promosi, dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses didalam

penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, pengelolaan dan

pendayagunaan sumber daya manusia dengan adanya kerjasama dengan

orang lain yang dikembangkan secara maksimal untuk membantu

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Konsep-konsep dasar manajemen personalia atau sumber daya

manusia telah dikemukaan. Berbagai pendekatan dalam manajemen

personalia tersebut penting, agar penelaan manajemen personalia dan

sumber daya manusia dilakukan dalam prespektif yang benar. Menurut

Handoko (1989:10), pendekatan-pendekatan itu mencakup :

1. Pendekatan Sumber Daya Manusia.

Manajemen personalia adalah pengelolaan dan pendayagunaan

sumber daya manusia. Martabat dan kepentingan hidup manusia

hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan mereka layak dan

sejahtera.

2. Pendekatan Manajerial.

Manajemen adalah tanggung jawab setiap manajer. Depeartemen

personalia menyediakan dan memberikan jasa atau pelayanan bagi

(22)

3. Pendekatan sistem.

Manajemen personalia adalah suatu subsistem dari sistem yang lebih

besar yaitu organisasi. Manajemen personalia harus dievaluasi

dengan kriteria besarnya kontribusi yang dibuat untuk organisasi

4. Pendekatan Proaktif.

Manajemen personalia meningkatkan kontribusinya kepada para

karyawan, manajer dan organisasi melalui antisipasi terhadap

masalah-masalah yang akan timbul.

Sedarmayanti (2001: 6-8) mengemukaan bahwa tujuan utama

manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi

pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas

organisasi yang bersangkutan Hal ini dapat dipahami karena semua

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan, tergantung pada manusia

yang mengelola organisasi yang bersangkutan.

Tujuan tersebut dapat dijabarkan kedalam empat tujuan yang

lebih operasional, antara lain :

1. Tujuan masayarakat

Adalah untuk bertanggung jawab secara sosial, dalam hal kebutuhan

dan tantangan yang timbul dari masyarakat.

2. Tujuan organisasi

Adalah untuk melihat manajemen sumber daya manusia itu ada

(exist), maka perlu adanya kontribusi terhadap pendayagunaan

(23)

3. Tujuan fungsi

Adaklah untuk memelihara kontribusi bagian lain agar mereka

(sumber daya manusia dalam setiap bagian) melaksanakan tugasnya

secara optimal.

4. Tujuan personal

Adalah untuk memebantu pegawai mencapai tujuan pribadinya, guna

mencapai tujuan organisasi.

Hal essential dari manajemen sumber daya manusia adalah

pendayagunaan penuh sumber daya manusia perusahaan sehingga para

karyawan bekerja secara efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

Ada empat hal yang berkenaan manajemen sumber daya

manusia, menurut simamora (2004: 5) :

1. Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengitegrasian berbagai

kebijakan SDM dengan perencanaan bisnis. Hal ini menarik

manajemen sumber dianggap bahwa manajemen sumber daya

manusia bukan hanya aktivitas strategi belaka, merupakan suatu

sentral dalam tujuan pencapaian tujuan bisnis.

2. Tanggung jawab pengolahan SDM tidak lagi terletak hanya pada

manajer khusus, tetapi sekarang hanya terletak pada manajemen lini

senior. Hal ini menegaskan perlunya manajer SDM menyerahkan

tanggung jawab pengolahan aktiva manusia kepada manajemen lini

(24)

3. Perubahan fokus dari hubungan serikat pekerja-manajemen menjadi

hubungan manajemen-karyawan, dari kolektivisme menjadi

individualisme. Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran dari

“Hubungan Industri” menjadi “Hubungan karyawan”

4. Terdapat aksentuasi pada komitmen dan melatih inisiatif dimana

manajer berperan sebagai penggerak dan fasilitator. Hal ini

menyiratkan bahwa pembentukan dan pengolahan kultur organisasi

sama pentingnya seperti kerja orang itu sendiri, dimana individu

diberikan peluang untuk merealisasikan seluruh potensi mereka.

2.2.2. Kompensasi

2.2.2.1. Pengertian Kompensasi

Sastrohadiwiryo (2003: 181) mengemukakan bahwa ”

kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh

perusahaan kepada para tenaga kerja. Karena tenaga

tersebut telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi

kemajuan perusahaan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Panggabean (2004: 73), kompensasi

acapkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai

setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai

balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi.

Pendapat lain dikemukan oleh Nitisemito (1996: 90) bahwa ”

(25)

karyawannya, yang dapat dinilai dengan uang dan cenderung

diberikan secara bertahap.”

Simamora ( 2004: 442) berpendapat bahwa kompensasi

meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang

diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan

kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para

karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kompensasi

adalah segala sesuatu yang diterima sebagai balas jasa untuk aktifitas

kerja karyawan.

Kompensasi bukan hanya pentinguntuk karyawan saja,

melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri.karena

program-program kompensasi adalah merupakan pencerminan supaya

organisasi itu untuk mempertahankan sumber daya manusia. Bila

organisasi tidak memperhatikan dengan baik tentang kompensasi bagi

karyawannya, tidak mustahil organisasi itu lambat laun akan

kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal ini

berarti harus mengeluarkan biaya lagi untuk mencari tenaga baru, dan

atau melatih tenaga yag sudah ada untuk menggantikan karyawan

yang keluar.

2.2.2.2. Tujuan Kompensasi

Suatu kegiatan yang dilakukan biasanya ada tujuan yang

(26)

atau mendekati hal yang ingin dicapai. Demikian pula dalam hal

pemberian kompensasi kepada karyawan menurut Notoatmodjo

(2003 : 154) pemberian kompensasi memiliki tujuan antara lain :

a. Menghargai prestsi kerja

Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu

penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para karyawannya.

b. Menjamin keadilan

Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan menjamin

terjadinya keadilan di antara karyawan dalam organisasi.

c. Mempertahankan karyawan

Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah

atau bertahan bekerja pada organisasi itu.

d. Memperoleh karyawan yang bermutu

Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak

calon karyawan.

e. Pengendalian biaya

Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik akan mengurangi

seringnya melakukan rekruitmen, sebagai akibat dari makin

seringnya karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang lebih

menguntungkan.

f. Memenuhi peraturan-peraturan

Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari

pemerintah (hukum).suatu organisasi yang baik dituntutadanya

(27)

Pemberian kompensasi yang layak bukan saja dapat

mempengaruhi kondisi materi para karyawan, tetapi juga dapat

menentramkan batin karyawan untuk bekerja lebih tekun dan

mempunyai inisiatif. Sebaliknya pemberian kompensasi yang tidak

layak akan meresahkan gairah kerja, sehingga kinerja akan merosot.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja karyawan perusahaan

harus memberikan kompensasi yang layak kepada para karyawan

sesuai dengan kemampuan perusahaan itu sendiri.

Pemberian kompensasi bukan saja dapat menguntungkan

karyawan, tetapi juga perusahaan akan merasa puas telah dapat berbuat

sesuatu memberikan apa yang menjadi hak karyawan. Dengan

demikian, perusahaan yang selalu tepat memberikan kompensasi

terhadap karyawannya akan menimbulkan rasa saling membutuhkan

dan menghargai antara kedunya.

Dengan adanya pemberian kompensasi yang layak, maka

semua karyawan akan dapat bekerja dengan tenang dan

mengkonsentrasikan seluruh pikirannya untuk menyelesaikan

pekerjaan dan tanggung jawabnya. Karyawan yang tergolong potensial

akan dapat mengembangkan potensial dirinya untuk meningkatkan

kualitas kerjanya. Bila hal itu dapat terealisasi, maka perusahaan akan

(28)

2.2.2.3. Faktor -Faktor Yang Mempengar uhi Besarnya Kompensasi

Besar kecilnya pemberian kompensasi tidak mungkin dapat

ditentukan begitu saja, tanpa mengantisipasi perkembangan keadaan

sekitar lingkungan perusahaan. Penetapan kompensasi yang hanya

berdasarkan keinginan sepihak (perusahaan) saja dapat

dipertanggungjawabkan secara yuridis akan sulit diterapkan dalam

jangka panjang. Menurut Panggabean (2004: 81) tinggi rendahnya

kompensasi dipengaruhi oleh faktor :

1. Penawaran dan permintaan

Permintaan dan penawaran akan tenaga kerja mempengaruhi

program kompensasi, dimana jika penawaran atau jumlah tenaga

kerja langka gaji cenderung tinggi.sebaliknya jika permintaan tenaga

kerja yang berkurang atau kesempatan kerja jadi langka gaji

cenderung rendah.

2. Serikat pekerja

Serikat pekerja juga berperan dalam penentuan kompensasi. Jika

kedudukannya kuat, maka kedudukan pihak karyawan juga akan kuat

dalam menentukan kebijakan kompensasi, begitu sebaliknya.

3. Kemampuan untuk membayar

Kompensasi merupakan komponen biaya produksi. Dengan

demikian, jika kompensasi semakin besar, maka biaya produksi juga

akan semakin besar dan jika biaya produksi besar, maka harga pokok

(29)

beranggapan bahwa barang yang dihasilkan berkualitas, maka

besarnya harga pokok yang mengakibatkan tingginya harga jual

masih dapat digunakan oleh perusahaan itu. Oleh karena itu, dapat

dikemukakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar gaji

karyawannya tergantung dari skala usaha dan nama baik perusahaan.

4. Produktivitas

Jika gaji yang diberikan berdasarkan produktivitas, maka bagi

pegawai yang berprestasi semakin meningkat, maka semakin tinggi

pula upah atau gaji yang diberikan perusahaan.

5. Biaya hidup

Dalam kenyataannya, biaya hidup semakin tinggi, untuk itu

perusahaan harus menyesuaikan tingkat gaji dan upah yang akan

diberikan kepada karyawan agar gaji yang mereka terima terasa

wajar.

6. Pemerintah

Dalam menentukan tingkat gaji atau upah, pemerintah juga

menetapkan tingkat upah minimum untuk setiap daerah kerja yang

telah disesuaikan dengan biaya hidup yang ada dan perusahaan harus

mematuhi program dari pemerintah tersebut.

2.2.2.4. Komponen Program Pemberian Kompensasi

Suatu organisasi yang telah membuat keputusan tentang

pemberian kompensasi bagi karyawannya, maka selanjutnya disusunlah

(30)

mengemukakan bahwa dalam program pemberian kompensasi mencakup

sekurang kurangnya 8 (delapan) komponen, antara lain sebagai berikut :

1. Organisasi administrasi pemberian kompensasi

Suatu organisasi, terutama organisasi yang sudah besar memerlukan

pengorganisasian dan administrasi dalam pemberian kompensasi.

Sebab pemberian kompensasi bukanlah sekedar membagikan upah

atau gaji kepada karyawan saja, melainkan harus memperhitungkan

kemampuan organisasi serta produktivitas karyawan, serta

aspek-aspek yang berhubungan dengan itu.

2. Metode pemberian kompensasi

Pada umumnya ada tiga cara atau metode pemberian kompensasi,

yaitu :

Pemberian kompensasi berdasarkan satu jangka waktu

tertentu.

Pembayaran upah dan gaji berdasarkan satuan produksi yang

dihasilkan.

Kombinasi dari kedua cara tersebut.

Pimpinan organisasi harus menganalisis secara mendalam mengenai

cara-cara pemberian kompensasi ini, agar dapat menentukan cara

pemberian kompensasi setepat-tepatnya.

3. Struktur kompensasi

Struktur kompensasi yang baik adalah menganut paham keadilan.

(31)

karyawan, tetapi setiap karyawan akan memperoleh kompensasi

sesuai dengan tanggung jawabnya.

4. Program pemberian kompensasi sebagai pemasang kerja

Suatu program pemberian kompensasi bukan semata-mata

didasarkan sebagai imbalan atas pengorbanan waktu, tenaga, dan

pikiran karyawan terhadap organisasi, melainkan juga merupakan

cara untuk merangsang dan meningkatkan kegairahan kerja.

5. Tambahan sumber pendapatan bagi karyawan

Dengan program kompensasi yang baik, bukan saja memperoleh

upah atau gaji yang rutin, melainkan juga memperoleh tambahan

sumber pendapatan selain upah dan gaji tersebut. Misalnya bonus,

pemberian uang cuti, dan sebagainya.

6. Terjaminnya sumber pendapatan dan peningkatan jumlah imbalan

jasa

Program pemberian kompensasi harus menjamin bahwa

organisasinya adalah merupakan sumber pendapatan bagi

karyawannya dan selalu memikirkan adanya peningkatkan jumlah

kompensasi.

7. Kompensasi bagi kelompok manajerial

Pimpinan atau manajer setiap organisasi adalah merupakan

kelompok yang bertanggung jawab atas mati hidupnya organisasi

(32)

kompensasi yang mereka terima itu lebih besar daripada karyawan

biasa.

8. Prospek di masa depan

Dalam program pemberian kompensasi, prospek di masa depan harus

diutamakan juga. Untuk memperhitungkan prospek yang akan datang

ini perlu memperhitungkan tiga dimensi waktu. Hal ini berarti bahwa

dalam menyusun program pemberian kompensasi harus

memperhitungkan keadaan organisasi pada waktu yang lalu, kondisi

organisasi saat ini, dan prospek pada waktu mendatang.

2.2.3. Kepuasan Kerja

2.2.3.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2001: 139) istilah kepuasan kerja (job

satisfaction) merujuk pada sikap umum seorang individu terhadap

pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi

menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang yang

tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif

terhadap pekerjaan itu. Sedangkan Moorse (1953) dalam Panggabean

(2004: 128) mengemukakan bahwa pada dasarnya, kepuasan kerja

tergantung kepada apa yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan

apa yang mereka peroleh.

Menurut As'ad (1998) kepuasan kerja bersifat individual.

Setiap individu memiliki tingkat kepuasan kerja yang tidak sama.

(33)

sistem nilai yang berlaku terhadap dirinya. Selanjutnya dikatakan As'ad

(1998) bahwa semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai

dengan keinginan individu, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan

yang dirasakan, begitu pula sebaliknya. Robbins (1996) mengemukakan

bahwa faktor-faktor penting yang mendorong kepuasan kerja adalah,

kerja yang secara mental menantang, imbalan yang pantas, kondisi kerja

yang mendukung dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.

Berbagai defenisi tentang kepuasan kerja telah dibuat oleh para

ahli. Diantaranya adalah Wexley dan Yukl dalam As’ad (1987), yang

mendefinisikan kepuasan kerja sebagai berikut:’’Job satisfaction is the

way an employee feels about his job’’. Kepuasan kerja perasaan pekerja

terhadap pekerjaanya. Siagian menuliskan bahwa “kepuasan kerja

merupakan suatu cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif

maupun bersifat negatif, tentang pekerjaannya’’(Siagian,2000). Dari

defenisi tersebut,dapat disismpulkan bahwa kepuasan kerja adalah

perasaan positif seseorang terhadap pekerjaannya.

Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup

penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat

mempengaruhi perilaku kerja seseorang seperti malas, rajin,

produktif,apatis,dan lain-lain. sikap puas atau tidak puas karyawan dapat

diukur dari sejauh mana perusahan atau organisasi dapat memenuhi

kebutuhan karyawan. Bila terjadi keserasian antara kebutuhan karyawan

dengan apa yang diberikan perusahan, maka tingkat kepuasan yang

(34)

sering tercermin dari prestasi kerja yang akan rendah, tingkat

kemangkiran yang tinggi, seringnya terjadi kecelakaan kerja,dan bahkan

pemogokan kerja yang pada akhirnya akan sangat merugikan perusahan.

Definisi-definisi tersebut meskipun berbeda namun. Pada

hakekatnya mampunyai ciri-ciri yang sama serta mengandung arti

bahwa kepuasan kerja itu merupakan suatu perasaan yang menyokong

atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan

pekerjaan maupun dengan kondisi dirinya.

Apabila pegawai tergantung dalam suatu organisasi, ia

membawa serta seperangkat keinginan, kebutuhan , hasrat dan

pengalaman masa lalu yang menyatu membentuk harapan seseorang

yang timbul dan imbalan yang disediakan oleh pekerjaan. Jadi kepuasan

kerja berkaitan dengan motivasi. Kepuasan kerja memiliki banyak

dimensi, ia dapat mewakili sikap secara menyeluruh atau mengacu pada

bagian-bagian seseorang.

Kepuasan bisa diperoleh dalam lingkungan kerja, yaitu rasa

bangga, puas dan keberhasilan melaksanakan tugas dan pekerjaan

samapi tuntas. Prestasi atau hasil kerja memberikan seseorang status

sosial dan pengakuan dari lingkungan masyarakat.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:

a. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat

individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang

(35)

hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing

individu.

b. Seorang manajer harus bisa membagikan rangsangan agar karyawan

menyukai pekerjaannya dan bisa menambahkan kepuasan pada

karyawan. Sebab kemajuan itu sendiri bukan disebabkan oleh sifat

dari pekerjaan akan tetapi lebih banyak disebabkan oleh situasi

lingkungan dan konteks sosial.

Sementara pendapat mengatakan bahwa kepuasan kerja yang

tinggi itu timbul justru karena adanya prestasi kerja yang tinggi. Karena

dengan prestasi kerja yang tinggi mengakibatkan balas atau

penghargaan yang tinggi pula dan penghargaan yang tinggi kalau

dirasakan adil dan memadai akan dapat meningkatkan kepuasan kerja.

2.2.3.2. Aspek-aspek Kepuasan Kerja

Berkaitan dengan aspek-aspek kepuasan kerja yang relevan,

secara khusus, Kreitner dan Kinicki (1998) dalam buku Panggabean

(2004: 129) mengemukakan bahwa aspek-aspek kepuasan kerja yang

relevan terdiri atas kepuasan terhadap pekerjaan, gaji, promosi, rekan

kerja, dan penyelia. Sementara itu, Blau (1998) juga dalam buku

Panggabean ( 2004: 129) mengemukakan bahwa selain terhadap hal-hal

tersebut diatas, kepuasan kerja juga relevan terhadap penilaian prestasi.

(36)

1. Kepuasan kerja adalah kepuasan terhadap setiap perlakuan yang

mereka terima di tempat kerja, termasuk kepuasan terhadap evaluasi

pekerjaan, seleksi, pemberian fasilitas dan tunjangan (benefits),

insentif, atau pemberhentian.

2. Kepuasan kerja bukan merupakan suatu konsep yang berdimensi

tunggal, melainkan berdimensi jamak. Seseorang bisa saja merasa

puas dengan dimensi yang satu, namun tidak puas dengan dimensi

yang lain.

2.2.3.3. Faktor -Faktor Penentu Kepuasan Kerja

Robbins (2001: 149) berpendapat bahwa ada beberapa faktor

yang mendorong kepuasan kerja karyawan, yaitu antara lain :

1. Kerja yang secara mental menantang

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang

memberi mereka kesempatanuntuk menggunakan keterampilan dan

kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan

umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini

membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang

menantang menciptakan kobosanan, tetapi yang terlalu banyak

menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi

tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami

kesenangan dan kepuasan.

(37)

Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi

yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris

dengan pengharapan mereka. Jika perusahaan dapat memenuhi

keinginan karyawan tersebut maka karyawan kemungkina besar akan

merasakan kepuasan dengan pekerjaan mereka

3. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan

pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.

Dan karyawan lebih menyukai keadaan fisik sekitar yang tidak

berbahaya dan merepotkan.

4. Rekan sekerja yang mendukung

Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan

interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila

mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar

ke kepuasan kerja yang meningkat.

5. Jangan lupakan kesesuaian antara kepribadian-pekerjaan

Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dan

pekerjaan akan menghasilkan individu yang lebih terpuaskan

(Holland).

Orang-orang yang tipe kepribadiannnya kongruen (sama dan

sebangun)

Dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa

mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk

(38)

besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut. Dan

karena sukses ini, mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk

mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaan mereka.

6. Ada dalam gen

Riset mengemukakan bahwa sebagian besar dari kepuasan beberapa

orang ditentukan secara genetis. Artinya, disposisi seseorang

terhadap hidup ”positif atau negatif ” ditentukan oleh bentuk

genetiknya, bertahan sepanjang waktu dan dibawa serta ke dalam

disposisinya terhadap kerja.

2.2.4 Kinerja

2.2.4.1. Pengertian Kinerja

Gomes (1995: 195) mengemukakan definisi kinerja karyawan

sebagai “Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering

dihubungkan dengan produktivitas”. Selanjutnya, definisi kinerja

karyawan menurut Mangkunegara (2005: 67) bahwa “kinerja karyawan

(prestasi kerja) adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Sementara itu menurut Rivai dan Basri (2005: 14)

mendefinisikan kinerja sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,

(39)

Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau

kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurkannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang

diharapkan. Jika di kaitkan dengan performance sebagai kata benda

(noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari suatu pekerjaan.

Pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang

dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan

dengan moral atau etika.

2.2.4.2. Pengertian Penilaian Kiner ja

Sastrohadiwiryo (2003: 231) mengemukakan bahwa penilaian

kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen atau penyelia

penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan

kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu

periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.

Pendapat lainnya yaitu Rivai dan Basri (2005: 18)

mengemukaan bahwa penilaian kinerja merupakan kajian sistematis

mengenai kondisi kinerja karyawan yang dilaksanakan secara formal

yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah ditentukan perusahaan.

Selain itu, kinerja sebagai suatu sistem pengukuran, dan evaluasi,

(40)

karyawan, perilaku dan keluaran, dan tingkat absensi untuk mengetahui

tingkat kinerja karyawan saat ini.

Menurut Agus Dharma (2005: 350) untuk dapat menilai kinerja

secara obyektif dan akurat, kita harus dapat “mengukur” tingkat kinerja

mereka. Jika diterjemahkan kedalam standar kerja, pengukuran seperti

itu dapat memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengetahui

tingkat kinerja mereka. Dengan demikian, tujuan penilaian kinerja pada

dasarnya antara lain :

1. Pertanggung jawaban

Apabila standar dan sasaran digunakan sebagai alat mengukur

pertanggunng jawaban, maka dasar untuk pengambilan keputusan,

kenaikan gaji, promosi dan sebagainya adalah kualitas hasil kerja

karyawan kerja yang bersangkutan.

2. Pengembangan

Jika standar dan sasaran digunakan sebagi alat ukur untuk keperluan

pengembangan, hal ini mengacu pada dukungan yang diperlukan

karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Dukungan itu

dapat berupa pelatihan, bimbingan, atau bantuan lainnya.

2.2.4.3. Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005: 22) menjelaskan bahwa dalam

rangka meningkatkan kinerja, paling tidak ada tujuh langkah yang dapat

(41)

1. Mengetahui adanya kekurangan dalam kerja.

Dapat dilakukan melalui tiga cara :

a. Mengidentifikasi masalah melalui data dan informasi yang

dikumpulkan terus-menerus mengenai fungsi bisnis.

b. Mengidentifikasi masalah melalui karyawan.

c. Memperhatikan masalah yang ada.

2. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.

a. Mengidentifikasi masalah secepat mungkin.

b. Menentukan tingkat keseriusan masalah.

3. Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi penyebab

kekurangan, baik yang berhubungan dengan sistem maupun dengan

pegawai itu sendiri.

4. Mengembangkan rencana tindakan untuk menanggulangi penyebab

masalah tersebut.

5 Melakukan rencana tindakan tersebut.

6. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau

belum.

7. Mulai dari awal, apabila perlu.

2.2.5. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja

Menurut Robbins ( 2001: 149) menyatakan bahwa faktor-faktor

yang lebih penting dalam mendorong kepuasan kerja adalah kerja yang

secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang

(42)

Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para

karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk

mencapai tujuan. Akan tetapi bila kompensasi diberikan tidak memadai

atau kurang tepat, prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan

akan menurun.

Handoko (1992: 155) mengemukakan bahwa suatau cara

departemen personalia meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan

kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi. Bila kompensasi

diberikan secara benar, para karyawan akan lebih terpuaskan dan

termotivasi untuk mencapai sasaran organisasi. Kompensasi penting bagi

karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan

ukuran nilai karya mereka di antara para karyawan itu sendiri, keluarga

dan masyarakat.

Berkerja pada suatu perusahan / organisasi dengan

memperoleh imbalan juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa

dengan berkerja pada perusahan / organisasi itu seseorang akan dapat

memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak hanya di bidang material,

seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan kebendaan lainya, akan

tetapi juga berbagai kebutuhan lainnya yang bersifat sosial,prestise,

kebutuhan psikologis dan intelektual. Kepuasan kerja dirasa penting

dan perlu diperhatikan oleh setiap organisasi, karena Manusia

merupakan faktor dan pemeran utama dalam proses kerja (Panuju,

(43)

2.2.6. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Menurut Davis dalam Narmodo (2010:2) sebagian manajer

berasumsi bahwa kepuasan yang tinggi selamanya akn menimbulkan

prestasi yang tinggi, tetapi asumsi ini tidak benar. Karyawan yang puas

boleh jadi adalah karyawan yang berproduksi tinggi, sedang atau rendah.

Robbins ( 2001: 152) berpendapat bahwa riset paling kini

memberikan dukungan yang diperbarui untuk hubungan yang asli dari

kepuasan dan kinerja. Bila data kepuasan dan produktivitas dikumpulkan

untuk organisasi secara keseluruhan, bukannya pada tingkat individual,

kita temukan bahwa organisasi dengan karyawan yang lebih terpuaskan

cenderung lebih efektif daripada organisasi dengan karyawan yang

kurang terpuaskan.

Menurut Ramayah dalam Brahmasari (2008:128)

mengemukakan bahwa seorang manajer akan sangat peduli pada aspek

kepuasan kerja, karena mempunyai tanggung jawab moral apakah dapat

memberikan lingkungan yang memuaskan kepada karyawannya dan

percaya bahwa perilaku pekerja yang puas akan membuat kontribusi

yang positif terhadap organisasi. Para manajer merasakan usaha dan

kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam penghargaan

memberikan tingkat kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja.

Hasil penelitian Brahmasari (2008) membuktikan bahwa

ke-puasan kerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(44)

karyawan yang tinggi akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat Lawler dan Porter (1967)

dalam Usmara (2006:45) dan Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi

(2003:6). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Koesmono

(2005) memberikan suatu kesimpulan bahwa kepuasan kerja secara

positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka

konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. “Diduga bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja karyawan PT. Mandiri Utama Teknik “.

2. “Diduga bahwa kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan PT. Mandiri Utama Teknik “. Kompensasi

(X)

Kepuasan Kerja

(Y)

Kinerja Karyawan

(45)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Agar suatu variabel yang akan digunakan dapat diukur serta

menghilangkan dan menghindari adanya kesalahan dalam penaksiran

makna, perlu adanya definisi sebagai berikut :

1. Kompensasi ( X )

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima sebagai balas jasa

untuk aktifitas kerja karyawan. Menurut Nitisemito dalam jurnal Arfah

dan Anshori (2005), indikator kompensasi meliputi :

2. Kesesuaian gaji atau upah ( X.1 )

Kesesuaian pembayaran jasa kerja untuk satuan jasa untuk waktu

tertentu dikaitkan dengan masa kerja, jenjang pendidikan, jabatan,

tingkat kesulitan kerja, resiko pekerjan, dan jabatan yang bersangkutan.

3. Kesesuaian bonus ( X.2 )

Kesesuaian pemberian balas jasa sebagai perangsang yag diberikan

kepada karyawan yang mempunyai prestasi kerja mencapai atau

melampaui batas yang telah ditetapkan perusahaan dengan maksud untuk

(46)

4. Kesesuaian Tunjangan ( X.3)

Kesesuaian pemberian tambahan selain gaji yang dinilai dengan uang

kepada karyawan sebagai balas jasa sesuai dengan jenjang atau

kepangkatan (golongan) berdasarkan peraturan dan sistem yang

digunakan dalam setiap perusahaan.

5. Kepuasan kerja ( Y )

Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan sekaligus

refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaannya. Arfah dan Anshori (2005)

menyatakan bahwa dalam indikator Kepuasan kerja meliputi :

1. Jenis pekerjaan ( Y1 )

Kesesuaian antara pekerjaan yang dibebankan dengan spesifikasi

ilmu yang digeluti seseorang.

2. Pengembangan karir ( Y2 )

Respon akomodatif dari manajemen terhadap pemberian kesempatan

bagi karyawan unutk mengembangkan diri dan kemampuannya

dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan padanya.

3. Rekan kerja ( Y3 )

Respon afektif dari anggota organisasi terhadap kelompok kerja atau

rekan kerja yang ramah dan kooperatif, menjadi sumber dukungan,

kenyamanan, saran, dan bantuan bagi pekerja individual.

4. Kondisi kerja (Y4)

Yaitu respon afektif dari anggota organisasi terhadap lingkungan

(47)

6. Kinerja Karyawan ( Z )

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai karyawan di

lingkungan perusahaan. Menurut Amri (2006:416) menyatakan bahwa

dalam indikator kinerja karyawan meliputi :

a. Kuantitas kerja

b. Kualitas kerja

c. Pengetahuan tentang pekerjaan

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential

scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang

diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi, sebagai berikut:

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampling

a. Populasi

Merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan,

menurut (Sugiyono 2001: 57).Populasi yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT. Mandiri Utama

(48)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri

dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu

sebuah sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi,

(Sumarsono, 2002 : 44). Metode pengambilan sampel yang dilakukan

adalah probability sampling dengan teknik“Simple Random

Sampling” yaitu teknik penarikan sampel dimana setiap anggota

populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai

sampel. Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah populasi yang ada,

maka dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam

Umar (1997:94) yaitu sebagai berikut :

n =

e = persen kelonggaran tingkat kesalahan 5%

Maka pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :

n =

(49)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Data ini diperoleh dari jawaban responden terhadap kuisioner yang telah

disebarkan pada lokasi penelitian.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari :

a. Data primer diperoleh dari :

Jawaban responden melalui kuisioner yang merupakan jawaban atas

permasalahan yang diteliti.

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data

dalam penelitian. (Indriantoro dan Supomo 1999:154).

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling (SEM) PLS.

1. Estimasi Par ameter SEM - Partial Least Square (PLS) :

Estimasi parameter pemodelan SEM dengan pendekatan PLS diperoleh

melalui proses iterasi tiga tahap dengan menggunakan Ordinary Last Square

(50)

• Tahap pertama menentukan estimas ibobot (Weight Estimate) untuk

menetapkan skor atau menghitung data variabel laten.

• Tahap kedua menentukan estimasi jalur (estimasi untuk inner dan outer

model) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading

antara variabel laten dengan indikatornya.

• Tahap ketiga menentukan estimasi rata-rata dan lokasi parameter untuk

indikator dan variabel laten.

2. Langkah-langkah Analisis Model fit Per samaan Structural dengan

SEM-Partial Least Square (PLS) :

Dalam penelitian ini, analisis data pada SEM-PLS akan menggunakan bantuan

software SmartPLS.

a. Mendapatkan model berbasis konsep dan teori untuk merancang model

struktural (hubungan antar variabel laten) dan model pengukurannya,

yaitu hubungan antara indikator-indikator dengan variabel laten.

b. Membuat diagram jalur (diagram path) yang menjelaskan pola

hubungan antara variabel laten dengan indikatornya.

c. Konversi diagram jalur kedalam persamaan.

d. Melakukan evaluasi goodness of fit yaitu dengan evaluasi model

pengukuran (outer model) dengan melihat validitas dan reabilitas. Jika

model pengukuran valid dan reliabel maka dapat dilakukan tahap

selanjutnya yaitu evaluasi model struktural. Jika tidak, maka harus

kembali mengkonstruksi diagram jalur.

(51)
(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejar ah singkat Perusahaan

PT. Mandiri Utama Teknik didirikan pada tahun 1997 dengan

kantor yang berpusat di Surabaya dibawah pimpinan Bapak Adi

Wijanarko. PT. Mandiri Utama Teknik bergerak dalam bidang konstruksi.

Dan sekarang usaha dari PT. Mandiri Utama Teknik mulai fokus terhadap

pembangunan gardu induk dan tower untuk telepon seluler karena

pembangunan dan perawatan tower mulai banyak order atau pesanan di

seluruh Indonesia.

4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi

• Menempatkan PT. Mandiri Utama Teknik sebagai satu usaha jasa

konstruksi yang utama di Indonesia

• Menjadi penyelenggara sistem manajemen mutu dan lingkungan yang

handal

• Meraih pengakuan pelanggan atas segala pelayanan jasa PT. Mandiri

utama Teknik.

Misi

• Menghasilkan hasil usaha jasa konstruksi yang bermutu, tepat waktu

(53)

44

• Mengutamakan kepuasan pelanggan dan hubungan baik dengan

pelanggan

Kebijakan Mutu

• PT. Mandiri Utama Teknik adalah perusahaan yang bergerak di bidang

jasa konstruksi dengan spesialisasi bidang Civil, Equitment dan steel

Contruction

• PT. Mandiri Utama Teknik memiliki komitmen untuk secara konsisten

memenuhi persyaratan pelanggan dan persyaratan

perundang-undangan yang berlalu untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

• Melalui penerapan sistem manajemen mutu. PT. Mandiri Utama

Teknik menjalankan organisasinya dengan melakukan perencanaan,

pelaksanaan, pemeriksaan dan tindak lanjut secara sistematis,

melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

4.1.3. Str uktur Organisasi

Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan secara optimal amatlah

perlu diperhatikan selain perangkat operasi yang canggih juga tidak

kalah pentingnya struktur organisasi perusahaan yang mantap, sebab

organisasi adalah sebagai pengelola aktivitas-aktivitas yang perlu untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan maupun yang belum

ditetapkan dengan penugasan diatas kelompok dengan seorang manajer

(54)

Dalam hal ini Perusahaan PT. Mandiri Utama Teknik

menggunakan struktur organisasi garis dan staf : saluran kekuasaan dan

tanggung jawab bersumber dari pimpinan tertinggi, kemudian

bercabang kesetiap pimpinan/atasan sampai ke bawahan terendah

masing-masing bertanggung jawab terhadap atasan yang bersangkutan.

Perusahaan PT. Mandiri Utama Teknik dipimpin oleh seorang

Direktur sebagai pimpinan tertinggi, yang menentukan semua

kebijaksanaan perusahaan dan didalam menentukan tugas

sehari-harinya dibantu oleh:

a. Wakil Direktur

b. Sekretaris yang merangkap humas dengan empat kepala bagian,

yaitu: Kabag produksi, Kabag keuangan, Kabag pemasaran,

Kabag personalia

Dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing kabag tersebut

(55)

46

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap

unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.

a. Deskr ipsi responden berdasar kan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 100 responden 85 responden (85%)

adalah laki-laki, 15 responden (15%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menur ut J enis Kelamin

J enis Kelamin J umlah Persentase

Laki-Laki 85 85

Perempuan 15 15

Total 100 100

Sumber : Lampiran.

b. Deskr ipsi responden berdasar kan kelompok umur

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berusia 36–45 tahun

sejumlah 34 orang (34%) selanjutnya, yang berumur sekitar 25–35 tahun

sejumlah 40 orang (40%), selanjutnya responden yang berusia lebih dari

46-55 tahun sejumlah 16 orang (16%) dan yang terakhir adalah responden yang

(56)

Tabel 4.2

Identitas Responden Menur ut Umur

No Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

4.2.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

a. Kompensasi (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

para responden yang berjumlah 100 orang diperoleh jawaban sebagai

berikut :

Tabel 4.3. Hasil J awaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kompensasi (X1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Gaji yang diterima karyawan PT. Mandiri Utama Teknik

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban

(57)

48

dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 2

hingga 7. Akan tetapi bila dicermati akan terlihat bahwa jawaban

responden yang terbesar berada pada skor 3. Responden cenderung

memberikan pendapat bahwa gaji yang diterima karyawan ditentukan

berdasarkan lamanya Saudara bekerja diperusahaan.

b. Kepuasan Kerja (X2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

para responden yang berjumlah 100 orang diperoleh jawaban sebagai

berikut :

Tabel 4.4. Hasil J awaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan Kerja (X2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Pekerjaan yang diberikan PT. Mandiri Utama Teknik sesuai dengan ilmu yang Saudara miliki 2 PT. Mandiri Utama Teknik

memberikan kesempatan untuk

3 Hubungan dan komunikasi antar rekan kerja dalam

(58)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban

yang diberikan reseponden cukup bervariatif. Hal tersebut ditunjukkan

dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 2

hingga 7. Akan tetapi bila dicermati akan terlihat bahwa jawaban

responden yang terbesar berada pada skor 3. Responden cenderung

memberikan pendapat bahwa perusahaan memberikan kesempatan untuk

memperoleh pengalaman sehingga memungkinkan adanya peningkatan

karier dalam bekerja.

c. Kinerja Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada

para responden yang berjumlah 100 orang diperoleh jawaban sebagai

berikut :

Tabel 4.5. Hasil J awaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kinerja Karyawan (Y)

No Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 6 7

1 Kuantitas kerja dalam pekerjaan selalu dapat terpenuhi

0 3 8 20 29 28 20 100

0 2.8 7.4 18.5 26.9 25.9 18.5

2 Karyawan dalam bekerja sudah cukup sesuai dengan standar kualitas yang

(59)

50

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban

yang diberikan reseponden cukup bervariatif. Hal tersebut ditunjukkan

dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 2

hingga 7. Akan tetapi bila dicermati akan terlihat bahwa jawaban

responden yang terbesar berada pada skor 6. Responden cenderung

memberikan pendapat bahwa karyawan dalam bekerja sudah cukup sesuai

dengan standar kualitas yang ditetapkan.

4.2.3. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari

setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor

dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Uji

validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu

(kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur

tersebut itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh

pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh

dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Hasil analisis tampak pada tabel di

(60)

Tabel 4.6. Outer Loading

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada variabel dengan indikator

reflektif Yaitu Kompensasi dan Kinerja Karyawan dimana tidak seluruh indikator

ketiga variabel tersebut memiliki loading factor (original sample estimate) lebih

besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10

(10%) = 1,645 ), sehingga indikator yang memiliki loading factor (original

sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih

dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 )tersebut adalah menjadi pengukur/indikator

variabel tersebut. Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen

Gambar

Tabel . Data Produksi Dalam Unit
Tabel . Data Ketidakhadiran Karyawan Tahun 2011
Tabel  : Jumlah Pekerjaan, Pekerjaan Selesai Tepat Waktu dan Proentase Pekerjaan Tidak Tepat Waktu
Gambar 3.1 Model Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Ulang Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Penyusunan Dokumen Prastudi Kelayakan dan Sistem Jaringan Jalan untuk Ruas- Ruas Jalan Tol

Ketika melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber, peneliti menggunakan berbagai macam teknik seperti wawancara, observassi dan dokumentasi (triangulasi

Peningkatan PDRB diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang merupakan kondisi yang diperlukan ( necessary condition ) bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis melihat bahwa gereja belum peka terhadap kebutuhan keluarga yang para pelaku konversi agama, sehingga model

Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Sebagai Konsumen Yang Mengalami Malpraktik Jasa Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sangatta Kabupaten Kutai Timur

[r]

PROFIL ADVERSITY QUOTIENT (AQ) BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |