BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) A. Pelaksanaan Rencana Tindakan Kepemimpinan (RTK)
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tentunya banyak hal yang
harus terpenuhi mulai dari ketersediaan guru, input siswa yang baik, fasilitas,
manajerial Kepala Sekolah, dukungan masyarakat dan tidak bisa pula diabaikan
adalah dukungan dan komitmen Pemerintah dalam usaha memajukan pendidikan.
Di samping itu harus terpenuhinya 8 Standar Nasional Pendidikan di sekolah
dengan baik, benar dan penuh tanggung jawab.
Dari Evaluasi Diri Sedolah (EDS) SDN Sagara II pada 8 standar Pendidikan
Nasional yang ada dalam BNSP, penulis menemukan kelemahan pada standar
proses terutama kompetensi guru yang masih rendah dalam proses pembelajaran
di SDN Sagara 2. Berdasarkan EDS tersebut penulis melakukan Rencana
Tindakan Kemampuan (RTK) guna meningkatkan kompetensi para guru dalam
proses pembelajaran di SDN Sagara II menjadi lebih baik di kemudian hari.
1. Siklus Pertama
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melaksanakan RTK
siklus 1 yang berdasarkan EDS adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
Untuk pelaksanaan Tindakan Kepemimpinan (RTK), penulis melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain:
1) Kepala Sekolah untuk memohon ijin dan dukungan dalam melaksanakan
tindak kepemimpinan berupa IHT. Sekaligus memohon ijin untuk
mensosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.
2) Tenaga operator sekolah untuk memohon dukungan pelaksanaan tindak
kepemimpinan berupa bantuan sarana prasarana serta ATK yang
dibutuhkan.
3) Guru-guru SDN Sagara II untuk mensosialisasikan Rencana Tindak
Kepemimpinan (RTK) berupa IHT dalam proses peningkatan Kompetensi
Guru di SDN Sagara 2. Di samping itu, penulis juga membagikan angket
persiapan mengikuti kegiatan IHT. Dari hasil angket tersebut di dapat 6
orang yang siap mengikuti kegiatan tersebut.
Penulis juga melakukan persiapan yang berkaitan dengan kepentingan
penulis sendiri sebagai calon Kepala Sekolah dengan membuat program kegiatan
RTK pembuatan materi kegiatan dan angket angket yang di butuhkan selama
kegiatan.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanan, penulis melakukan dengan tiga tahapan yakni pra
pelaksanaan berupa pretest untuk mengetahui sejauh mana pemahaman para
peserta IHT tentang Proses Peningkatan Kompetensi Pembelajaran. Pada tahap
pelaksanaan penulis langsung menjadi narasumber kegiatan dengan
menyampaikan konsep dan praktik Proses Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
terutama Penguasaan Kurikulum, Silabus, RPP, dan Instrument Penilaian. Di
sejauh mana pemahaman dan keterampilan yang didapat peserta setelah
mengikuti kegiatan IHT siklus 1. Hasil posttest tersebut dijadikan rujukan untuk
melakukan kegiatan siklus 2.
2. Siklus 2
Tahapan-tahapan pelaksanaan RTK siklus 2 yang penulis lakukan tidak jauh
berbeda dengan tahapan pada RTK siklus 1 sebelumnya, yaitu:
a. Persiapan
Untuk persiapan RTK siklus 2 penulis melakukan persiapa sarama
prasarana yang akan digunakan, yaitu persiapan materi penyajian dan penilaian
posttest sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan dalan Persiapan sarana
prasarana penulis dibantu oleh seorang teknisi computer.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan siklus 2 ini, penulis melakukan hanya dengan 2
tahapan yakni pelaksanaan IHT langsung dimana penulis langsung menjadi
narasumber kegiatan dengan menyampaikan konsep dan praktik Pengkajian
Kurikulum, Pengkajian Silabus, Pengkajian RPP, dan Pembuatan Instrument
Penilaian. Dan di akhir kegiatan penulis melakukan posttest untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan IHT dengan melihat hasil pemahaman dan keterampilan
B. Supervisi Guru Junior
SIKLUS 1
1. Persiapan
Pada kegiatan supervisi guru junior ini, calon kepala sekolah menerapkan
kompetensi supervisi, dalam bentuk tindakan membimbing pembuatan
perangkat, mengobservasi pemebelajaran di kelas dan mengevaluasi hasil
pembelajaran serta memberikan umpan balik hasil observasi pembelajaran. Kegiatan observasi guru junior dilakukan di SDN Sagara 2 dimana penulis
bertugas terhadap satu orang guru junior, yaitu : Bapak Mumun Muntaha,
A.Ma. Pd, guru kelas 3 dengan pengalaman mengajar satu tahun, alasan
penulis memilih guru tersebut adalah karena guru tersebut merupakan guru
kelas yang paling sedikit masa kerjanya kalau dibandingkan dengan yang
lainnya juga golongan masih Golongan II-B. 2. Pelaksanaan
a. Pra-Observasi
Pra-observasi merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan
pemantauan serangkaian kegiatan dalam membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebagai pedoman
pelaksanaan dan pengawasan akademik, menyamakan persepsi seluruh
warga sekolah tentang program supervisi akademik, dan menjamin
penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah (tenaga,
waktu dan biaya)
Pra-observasi dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan
komponen perangkat/administrasi perencanaan pembelajaran (silabus dan
Standar Proses:
RPP dijabarkan dan silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalangan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah:
1. Identitas mata pelajaran 2. Standar kompetensi 3. Kompetensi dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi 5. Tujuan pembelajaran
6. Materi ajar 7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajaran 9. Kegiatan pembelajaran 10. Penilaian hasil belajar 11. Sumber belajar
Pada kegiatan pr-observasi guru junior, calon kepala seklah melakukan
persiapan dan koordinasi dengan kepala sekolah dan beberapa orang guru
SDN Sagara II. Pada pertemuan tersebut disampaikan tentang maksud,
tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama OJL di SDN Sagara 2.
koordinasi dengan 1 orang guru yang akan di supervisi yaitu tanggal 20
Juni 2015
b. Observasi
Kegiatan observasi merupakan kegiatan melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan melakukan kunjungan kelas/observasi kelas secara
langsung.
Jadwal kegiatan observasi
Adapun jdwal kegiatan observasi di SDN Sagara 2 adalah sebagai berikut: Hari, tanggal : Senin, 22 Juni 2015
Jam ke : 2
Kelas : 3
Guru : Mumun Muntaha, Ama.Pd Materi yang disampaikan tentang pembuatan RPP
Observasi administrasi/perencanaan pembelajaran – silabus Observasi administrasi/perencanaan pembelajaran – RPP Observasi pelaksanaan pembelajaran
1) Penulis memberikan angket kepada setiap guru di SDN Sagara 2
10 soal.
2) Penulis memberikan penjelasan kepada semua guru mengenai
setiap pertanyaan yang ada di dalam angket.
3) Adapun isi dalam angket tersebut adalah sebagai berikut: a. Kurikulum
b. Pengertian IHT c. Keutungan dari IHT
d. Pengertian Kompetensi dasar e. Maksud dari indikator
f. Kegiatan inti pembelajaran
g. Pengertian eksplorasi elanorasi dan konfirmasi h. Waktu ideal dalam pembelajaran
i. Pengertian dari kegiatan awal inti dan penutup j. Langkah-langkah pembuatan RPP
4) Semua peserta di berikan kegiatan untuk memahami poin-point
yang terdapat didalam angket.
5) Setelah memahami setiap point, setiap guru harus
6) Kemudian penulis menilai semua guru yang telah
mempresentasikan dari setiap angket yang diberikan. 7) Evaluasi kegiatan dilakukan bersama-sama.
Secara umum, kemampuan guru membuka kegiatan dalam
menguraikan angket yang diberikan telah dilaksanakan dengan baik.
Penulis mempunyai kemampuan memfasilitasi/membimbing semua
guru. Hal-hal yang harus diperbaiki adalah administrasi pembelajaran
dan pengelolaan diskusi agar lebih efektif.
C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
1. Silabus
Silabus pembelajaran disusun berdasarkan standar isi, yang didalamnya
berisikan identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD). Materik pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Dengan demikian, silabus pembelajaran pada dasarnya menjawab
permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang
dirumuskan oleh standar isi (standar kompetensi dan kompetensi
dasar)
2) Materi pokok/pembelejaran apa saja yang perlu dibahas dan dipelajari
peserta didik untuk mencapai standar isi.
3) Kegiatan pembelajaran apa yang seharusnya diskenariokan oleh guru
sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan sumber-sumber
4) Indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk mengetahui
ketercapaian KD dan SK.
5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan
indikator sebagai acuan dalam menetukan jenis dan aspek yang akan
dinilai.
6) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai standar isi
tertentu.
7) Sumber belajar apa yang dapat diberdayakan untuk mencapai standar
isi tertentu.
Pengembangan silabus pembelajaran dapat dilakukan olehpara guru secara
mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,
KKG.
Dalam pengembangan silabus pembelajaran ini, sekolah, keleompok kerja,
atau dinas pendidikan dapat meminta bimbingan teknis dari perguruan
tinggi, LPMP, atau unit utama terkait yang ada di departemen pendidikan
nasional.
a. Langkah-langkah Pengembangan Silabus Pembelajaran 1) Mengisi identitas Silabus Pembelajaran
Identitas terdiri dari nama sekolah, kelas, mata pelajaran, dan semester.
Identitas silabus pembelajaran ditulis di atas matriks silabus pembelajaran. 2) Menuliskan standar kompetensi
Standar kompetensi adalah kulaifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi
diambil dari standar isi (Standar kompetensi dan kompetensi dasar) mata
b. Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus
dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi.
c. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran harus
dipertimbangkan :
1) Relevansi materi pokok dengan SK dan KD
2) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emsional, sosial, dan spiritual
guru
3) Kebermanfaatan bagi para guru 4) Struktur keilmuan
5) Kedalaman dan keluasan materi, relevansi dengan kebutuhan guru 6) Lingkungan
7) Alokasi waktu
Selain itu harus diperhatikan :
1) Kesahihan (validity) : materi memamng benar-benar teruji kebenaran
dan kesahihannya
2) Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang
benar-benar diperlukan oleh siswa
3) Kemanfaatan (utility): materi pokok tersebut memberikan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan pada jenjang berikutnya
4) Layak dipelajari (learnability) : materi layak dipelajari baik dari aspek
tingkat kesulitan maupun aspek pemanfataan bahan ajar dan kondisi
setempat.
5) Menarik minat (interest) : materinya menarik minat guru dan
memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut. d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman para
guru yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaski antar
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan
pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada guru.
Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
guru.
e. Merumuskan Indikator Penilaian
Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan
indikator. Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan
kriteria-kriteria berikut ini.
Kriteria indikator adalah sebagai berikut. 1) Sesuai tingkat perkembangan berpikir guru.
2) Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3) Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life
skills)
4) Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil pelatihan guru secara utuh
(kognitif, afektif, dan psikomotor)
5) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan 6) Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati 7) Menggunakan kata kerja opearsional
f. Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi Kemampuan guru dilakukan berdasarkan
indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat toga kompnen penting,
yang meliputi: 1. Teknik penilaian 2. Bentuk instrumen 3. Contoh instrumen 1. Teknik penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil pelatihan guru yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk
ditentukan. Adapun yang dimaksud dengan teknik penilaian adalah
cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi mengenai
proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini,
yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik test dan
teknik non test. Teknik test merupakan cara untuk memperoleh
informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau
salah, sedangkan teknik non tests adalah suatu cara unruk memperoleh
informasi melalui pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban betul
atau salah.
2. Bentuk instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuia dengan teknik
penilaiannya. Oleh karena itu, bentuk instrumen yang dikembangkan
dapat berupa bentuk instrumen yang tergolong teknik:
a) Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,
menjodohkan dan sebagainya.
b) Tes lisan, yaitu berbentuk daftar pertanyaan
c) Tes unjuk kerja, dapat berupa test identifikasi, tes simulasi, dan uji
petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja
posedur dan produk. d) Penugasan
e) Observasi f) Wawancara g) Portofolio
h) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri. 3. Contoh instrumen
Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya.
Contoh instrumen dapat ditulisakan di dalam kolom matriks silabus
menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, selanjutnya
contoh instrumen penilaian diletakkan di dalam lampiran. g. Menentukan alokasi waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian
suatu Kompetnsi Dasar tertentu, dengan memperhatikan: 1) Minggu efektif per semester
2) Alokasi waktu mata pelajaran 3) Jumlah kompetensi per semester h. Menentukan sumber belajar
i. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu dapat berupa: buku teks, media cetak, media
elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar dan sebagainya. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Dalam rangka mengimpelemntasikan program pembelajaran yang sudah
dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). (RPP) merupakan pegangan bagi guru dalam
melaksanakan baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap
kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP
memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran
dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi
yang memayungi Kompetensi Dasar yang kan disusun dalam RPP nya. Di
dalam RPP secara rinci harus di muat Tujuan Pembelajaran, materi
Pembelajaran, Metode pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan
pembelajaran, Sumber belajar, dan Penilaian.
a. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
- Alokasi waktu 2) Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan sikap dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu 3) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang
harus dimilki oleh guru dalam rangka menguasai Proses Pembelajaran
di kelas.
4) Indikator dan Tujuan Pembelajaran
Indikator diambil dari kompetensi dasar karena indikator merupakan
sub-sub kompetensi dasar yang ingin dicapai 5) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran
6) Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran
Metode dapar diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula
diartikan sebagai kodel atau pendekatan pembelajaran, bergantung
pada karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih. 7) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan: a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkahiri
rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik
dan tidak lanjut. d. Sumber belajar
Penilaian sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam
silabus yang dikembangkan oleh satuan pedidikan. 3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru / instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta
lingkungan atau suasa yang memungkinkan guru untuk
mengingkatkan Kapabilitasi Pembelajaran. 4. Instrumen Evaluasi/Penilaian
Evaluasi dan penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk intsrumen
dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat
dituangkan dalam bentuk matrik horizontal atau vertikal. Apabila penilaian
menggunakan teknik test tertulis uraian, test unjuk kerja dan tugas rumah berupa
proyek harus disertai rubrik penilain
D. Pengkajian Aspek Managerial
1. Rencana Kerja Sekolah/Menengah
Berdasarkan hasil pengisian instrument kajian RKS/RKJM, wawancara
dengan Kepala Sekolah dan matriks kajian RKS/RKJM, berikut kami sajikan
deskrispsi hasil kajian RKS/RKJM sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan
sekolah lain.
Dalam penyusunan RKS SDN Sagara 2, kepala sekolah sudah melibatkan
beberapa guru dan pegawai sekolah tetapi mereka bekerja belum dalam suatu
organisansi yang baik. Mereka tidak bekerja dalam suatu tim RKS yang dibentuk
oleh secara resmi berdasarkan surat keputusan Kepala Sekolah. Untuk itu, kami
sebagai peserta diklat yang magang di sekolah ini dan juga sebagai sekolah
sendiri, mengusulkan kepada kepala sekolah agar pada penyusunan RKS
berikutnya untuk membentuk tim penyusun RKS dari hasil rapat atau musyawarah
dengan seluruh komponen sekolah. Dengan demikian, RKS sekolah dapat
tersusun dengan baik karena dikerjakan dalam satu tim yang terorganisir.
Sebuah RKS yang baik juga harus disetujui oleh seluruh komponen
sekolah yang juga termasuk komite sekolah dan juga disahkan oleh pihak dinas
pendidikan kabupaten.
Selama ini RKS SDN Sagara 2 belum mendasarkan program kegiatannya
pada hasil EDS secara murni, namun didasarkan atas masukan kebutuhan secara
tertulis dan lisan dari semua warga. Dalam penataan pengelolaan kegiatan sekolah
kedepan, kini kepala sekolah mempunyai keinginan untuk melakukan hal tersebut
jika RKS disusun oleh satu tim penyusun RKS dan didasarkan pada analisa
kebutuhan skala prioritas ( EDS ).
Dalam evaluasi dan laporan berkaitan RKAS dan RKJM ke dinas
pendidikan belum ada tindak lanjut yang diberikan. Untuk itu penulis
menyarankan agar segara meminta tindak lanjut dari dinas pendidikan sebagai
b. SDN Karyamukti 1
Sama seperti SDN Sagara 2, kepala sekolah SDN Karyamukti 1 pun sudah
melibatkan beberapa guru dan pegawai sekolah dalam penyusunan RKS tetapi
mereka bekerja belum dalam sebuah tim yang baik. Mereka tidak bekerja dalam
satu tim penyusun RKS yang dibentuk secara resmi berdasarkan surat keputusan
kepala sekolah. Untuk itu, kami sebagai peserta diklat yang magang di sekolah ini
mengusulkan kepada kepala sekolah agar pada penyusunan RKS selanjutnya
untuk membentuk tim penyusu RKS dari hasil rapat atau musyawarah dengan
seluruh komponen sekolah. Dengan demikian, RKS sekolah dapat tersusun
dengan baik karena dikerjakan dalam satu tim yang terorganisir.
Sebuah RKS yang baik juga harus disetujui oleh seluruh komponen
sekolah yang juga termasuk komite sekolah dan juga disahkan oleh pihak dinas
pendidikan kabupaten.
Selama ini RKS Karyamukti 1 belum mendasarkan program kegiatannya
pada hasil EDS secara murni, namun didasarkan atas masukan kebutuhan secara
tertulis dan lisan dari semua warga. Dalam penataan pengelolaan kegiatan sekolah
kedepan, kini kepala sekolah mempunyai keinginan untuk melakukan hal tersebut
jika RKS disusun oleh satu tim penyusun RKS dan didasarkan pada analisa
kebutuhan skala prioritas ( EDS ).
Dalam evaluasi dan laporan berkaitan RKAS dan RKJM ke dinas
menyarankan agar segara meminta tindak lanjut dari dinas pendidikan sebagai
bahan masukan pada penyusunan RKAS dan RKJM tahun berikutnya.
2. Pengelolaan Kurikulum
Pedoman Pengelolaan Kurikum Sekolah tertuang dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Kurikulum SDN Sagara 2
a. Analisis Dokumen 1 KTSP
1). Persiapan Penyusunan Dokumen 1
Sebelum melakukan analisis dokumen 1 KTSP, terlebih dahulu berkoordinasi
dengan Kepala SDN Sagara 2 untuk menyediakan Dokumen 1 KTSP Tahun
Pelajaran 2014/2015. Selanjutnya dilakukan wawancara dan bersikusi seputar
langkah – langkah penyusunan dokumen 1, dari proses awal hingga akhir.
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi diperoleh keterangan :
Dari awalnya ( tahun 2007 ), Dokumen 1 disusun oleh Tim Pengembang
Kurikulum ( TPK ).
Dokumen 1 yang telah disusun tersebut, selanjutnya dibawa sendiri secara
langsung oleh Kepala Sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut
untuk disyahkan
Berdasarkan hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SDN Sagara 2, penulis berpendapat
bahwa Struktur dan Muatan Komponen KTSP telah memenuhi hamper semua
indikator dengan baik.
b. Analisis Silabus
1. Sembilan komponen pada silabus lengkap sesuai dengan Permendiknas
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
2. Komponen Sumber Belajar : Tidak mencantumkan penerbit yang dipakai.
Sumber belajar harus mencantumkan nama penerbit.
c. Persiapan Penyusunan Hasil Revisi RPP
Analisis dilakukan pada 1 ( satu orang ) guru yang disupervisi yaitu dibuat oleh
Wati Nenawati , SPd.SD yang sudah direvisi dan hasilnya adalah lengkap/sesuai.
d. Sumber belajar tidak ditulis lengkap. Sumber belajar yang digunakan seperti
buku sebaiknya dituliskan nama penerbit dan kelas pada sumber belajar yang
digunakan.
Kurikulum SDN Karyamukti I
a. Analisis Dokumen 1 KTSP
1). Persiapan Penyusunan Dokumen 1
Sebelum melakukan analisis dokumen 1 KTSP, terlebih dahulu berkoordinasi
dengan Kepala SDN Karyamukti I untuk menyediakan Dokumen 1 KTSP Tahun
langkah – langkah penyusunan dokumen 1, dari proses awal hingga akhir.
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi diperoleh keterangan :
Dari awalnya ( tahun 2007 ), Dokumen 1 disusun oleh Tim Pengembang
Kurikulum ( TPK ).
Dokumen 1 yang telah disusun tersebut, selanjutnya dibawa sendiri secara
langsung oleh Kepala Sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten Garut
untuk disyahkan
2). Hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SDN Karyamukti I
Berdasarkan hasil Analisis Dokumen 1 KTSP SDN Karyamukti I, penulis
berpendapat bahwa Struktur dan Muatan Komponen KTSP telah memenuhi
hampir semua indikator dengan baik.
b. Analisis Silabus
1. Sembilan komponen pada silabus lengkap sesuai dengan Permendiknas
No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
2. Komponen Sumber Belajar : Tidak mencantumkan penerbit yang dipakai.
Sumber belajar harus mencantumkan nama penerbit.
c. Persiapan Penyusunan Hasil Revisi RPP
Analisis dilakukan pada 1 ( satu orang ) guru yang disupervisi yaitu dibuat oleh
Wawa Sungkawa , SPd.SD yang sudah direvisi dan hasilnya adalah
d. Sumber belajar tidak ditulis lengkap. Sumber belajar yang digunakan seperti
buku sebaiknya dituliskan nama penerbit dan kelas pada sumber belajar yang
digunakan.
3. Pengelolaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Berdasarkan hasil pengisian instrument kajian pengelolaan pendidik dan
tenaga kependidikan, wawancara dengan kepala sekolah dan matriks kajian
pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, berikut ini kami sajikan deskripsi
hasil kajian pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat
magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.
a. SDN Sagara 2
1. Pendidik ( Guru )
SDN Sagara 2 kini dipimpin oleh ibu Wati Nenawati, S.PD.SD sebagai Kepala
Sekolah sejak tahun 2011. Jumlah Guru yang dimiliki sebanyak 6 orang terdiri
atas 4 PNS dan 2 Honorer. Jumlah siswa sebanyak 78 orang.
Banyaknya Rombongan Belajar sebanyak 6 Rombel dengan jumlah jam
pembelajaran perminggu 28 jam untuk kelas 1, 30 jam kelas 2, 32 jam kelas 3, 38
jam kelas 4, 5, dan kelas 6.
Jumlah Tenaga Pengajar mencukupi sebanding dengan Jumlah Kelas yang
terdapat di SDN Sagara 2.
Tenaga Kependidikan di Sekolah SDN Sagara 2 terbagi menjadi tenaga
adminsitrasi sekolah, guru, dan kepala sekolah.
Dari penelitian diperoleh bahwa Tenaga Pengajar, Administrasi, dan
Kelapa Sekolah sudah memenuhi Standar Kualifikasi Pendidikan berdasarkan
Permendiknas nomor 24 tahun 2008 adalah minimal lulusan DIII. Dengan
demikian Tenaga Kependidikan di SDN Sagara 2 sudah memenuhi standar
Kualifikasi Akademik.
b. SDN Karyamukti I
1. Pendidik ( Guru )
SDN Karyamukti I kini dipimpin oleh Bapak Wawa Sungkawa, S.PD.SD sebagai
Kepala Sekolah sejak tahun 2012. Jumlah Guru yang dimiliki sebanyak 10 orang
terdiri atas 5 PNS dan 5 Honorer. Jumlah siswa sebanyak 171 orang.
Banyaknya Rombongan Belajar sebanyak 6 Rombel dengan jumlah jam
pembelajaran perminggu 28 jam untuk kelas 1, 30 jam kelas 2, 32 jam kelas 3, 38
jam kelas 4, 5, dan kelas 6.
Jumlah Tenaga Pengajar mencukupi sebanding dengan Jumlah Kelas yang
terdapat di SDN Karyamukti 1.
2. Tenaga Kependidikan
Tenaga Kependidikan di Sekolah SDN Karyamukti 1 terbagi menjadi tenaga
Dari penelitian diperoleh bahwa Tenaga Pengajar, Administrasi, dan
Kelapa Sekolah sudah memenuhi Standar Kualifikasi Pendidikan berdasarkan
Permendiknas nomor 24 tahun 2008 adalah minimal lulusan DIII. Dengan
demikian Tenaga Kependidikan SDN Karyamukti 1 sudah memenuhi standar
Kualifikasi Akademik.
5. Pengelolaan Peserta Didik
Dalam pengelolaan Peserta Didik di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I
belum melaksanakannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Masih banyak yang perlu diperhatikan dan diperbaiki di masa yang akan datang
diantaranya :
a. Perancanaan
Dalam hal perencanaan penulis mengkaji bahwa SDN Sagara 2 dan SDN
Karyamukti I telah mengikuti Prosedur yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan.
Dimulai dari adanya dokumen peraturan Juknis Penerimaan Peserta Didik Baru
( PPDB ) SD dari dinas, adanya program kegiatan yang tersusun rapi, Susunan
Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru yang dikeluarkan dengan SK Kepala
Sekolah, tahapan dan jadwal kegiatan PPDB yang jelas dan diinformasikan secara
terbuka.
b. Penerimaan
Penerimaan siswa di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I sudah sesuai
6. Pengelolaan Keuangan Sekolah
Dari hasil kajian keuangan di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I
diperoleh gambaran bahwa perencanaan dan pengelolaan keuangan di sekolah
mulai perencanaan, pengorganisasian, keuangan, pengarahan, dan pelaporan
keuangan tidak dilakukan sendiri oleh Kepala Sekolah tetapi melibatkan seluruh
Warga Sekolah yaitu guru, komite, dan orang tua siswa.
Dana yang ada digunakan untuk operasional sekolah untuk berbagai ragam
penggunaan yaitu :
a. Pembayaran Honorarium guru, baik yang PNS maupun yang bukan PNS.
Honorarium guru PNS biasanya diberikan apabila guru tersebut mengadakan
pembimbingan di luar jam mengajar dan pembimbingan dilakukan pada
waktu sore hari.
b. Pembayaran barang dan jasa, seperti pembelian barang – barang yang habis
pakai dalam satu tahun, seperti pembelian spanduk, buku referensi dan
sebagainya.
Perancanaan dana cukup jelas dan teratur karena telah disusun dalam RKAS
namun belum benar – benar transfaran dan belum ada tim audit yang pasti. Untuk
itu penulis menyarankan kepada Kepala Sekolah untuk adanya tranfaransi
keuangan baik ke seluruh warga sekolah.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 berisi Standard Kompetensi Tenaga
Administrasi Sekolah, isinya meliputi Kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial,
Kompetensi Teknis Administrasi Sekolah, dan Kompetensi Managerial Tenaga
Administrasi Sekolah. Kompetensi Kepribadian Tenaga Administrasi Sekolah
meliputi : integritas dan akhlak mulia, etos kerja, pengendalian diri, percaya diri,
fleksibilitas, ketelitian, disiplin, kreatifitas dan inovasi, serta tanggungjawab.
Kompetensi sosial Tenaga Administrasi Sekolah meliputi kegaiatan :
membangun kerjasama tim, mengutamakan pelayanan prima, kesadaran
berorganisasi, membangun komunikasi efektif, dan membangun hubungan
kerjasama antar tenaga administrasi sekolah.
Kompetensi teknis administrasi sekolah meliputi administrasi :
Kepegawaian, Keuangan Sekolah, Sarana Prasanara Sekolah, Humas, Persuratan
dan Pengarsipan, Kesiswaan, Kurikulum, Layanan Khusus, dan penggunaan ICT (
Teknologi Informasi dan Komunikasi ) untuk kelancaran administrasi sekolah.
Sedangkan kompetensi manajerial tenaga administrasi sekolah meliputi :
dukungan pada pengelolaan EDS; menyusun program dan laporan kerja sekolah,
mengorganisir staf, mengembangkan staf, menciptakan iklim, kerja yang
kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya, mengelola konflik,
merencanakan kegiatan administrasi sekolah, dan menyusun laporan kinerja
Dari beberapa aspek yang dikaji penulis berkaitan dengan pengelolaan
TAS di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I, penulis mendapat gambaran
sebagai berikut :
a. Perencanaan / Program Kerja
Sekolah belum memiliki Program Perencanaan yang relevan dengan
pemenuhan kinerja TAS. Hal ini terlihat dari kajian dokumen program
kerja yang hanya menekankan pada jumlah personel dan pembagian tugas
saja. Untuk itu penulis menyarankan agar membuat program yang jelas,
terarah dan terukur hasil kinerja dari semua TAS serta diharapkan ada
target pencapaian kinerja yang pasti.
b. Uraian tugas dan tata kerja
Dari hasil kajian ditemukan juga bahwa ada uraian yang jelas bagi TAS di
sekolah, selama ini yang ada hanya berupa SK penunjukan dan pembagian
tugas. Untuk itu penulis menyarankan untuk dibuatkan prosedur
mutu/uraian tugas bagi TAS agar memudahkan kinerja semuanya.
c. Pembinaan
Pembinaan TAS kurang menekankan keterampilan kerja namun lebih
menkankan pada etos kerja . Untuk itu penulis menyarankan agar
mengupayakan pembinaan keterampilan kerja dengan berkonsultasi
d. Evaluasi
Dalam hal evaluasi kerja TAS, SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti I
belum melaksanakan. Untuk itu penulis menyarankan agar Evaluasinya
dilakukan berkala misalnya per triwulan, semester sehingga progress
kinerja TAS dapat terkontrol.
8. Pengelolaan TIK dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komnukasi ( TIK ) mencakup antara lain
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses penggunaan sebagai alat bantu ,
manipulasi dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi mencakup segala
alat bantu untuk memproses dan mentransfer data atau informasi dari satu tempat
ke tempat yang lain. Untuk itu TIK sangat diperlukan untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
a. Hardware yang terkait dengan multi media :
SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti 1 yang merupakan sekolah sasaran
masih memiliki kekuarangan dalam pemanfaatan dan penyediaan sarana prasarana
TIK di sekolah, Sarana TIK yang tersedia di sekolah baru meliputi pengadaan
Audio Sistem, belum memiliki komputer sekolah sehingga pengajaran dan
pemanfaatan komputer untuk media pembelajaran belum dapat terwujudkan.
Pemanfaatan media Komputer bersifat khusus untuk kepentingan guru,
dengan memanfaatkan komputer pribadi guru masing – masing.
Software sudah sebagian terpenuhi, dengan berbagai jenis yang
disesuaikan atas kebutuhan guru di sekolah.
c. Infrastruktur dan Akses Internet
Akses Internet baru menggunakan Modem belum ada Wifi
d. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
Belum semua guru dapat memanfaatkan sarana TIK sebagai media
pembelajaran. Pendampingan dan Pelatihan masih diperulukan guna
meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan perangkat Teknologi
Iinformasi dan Komunikasi.
9. Monitoring Evaluasi
Hasil kerja monitoring dan evaluasi di SDN Sagara 2 dan SDN
Karyamukti 1 sebagai sekolah magang 1 & 2 ditemukan beberapa kesamaan
kesenjangan diantaranya :
a. Perencanaan :
Dalam penyusunan program monev belum terlihat pembagian serta tugas
tanggung jawab dari masing – masing personil kegiatan. Untuk itu penulis
menyarankan kepada kepala sekolah untuk mennyusunu program monev
sesuai dengan mekanisme dan aturan yang berlaku.
Dalam proses dan tata kerja monev ditemukan kesenjangan bahwa belum
terlihat koordinasi antar tim sehingga tidak semua proses dilewati . Untuk
itu penulis menyarankan agar mengupayakan menjalankan semua proses
monev dengan benar.
c. Pengembangan
Dalam kegiatan ini ditemukan bahwa belum ada kemampuan dalam
menggunakan instrument monev. Penulis menyarankan untuk
melaksanakan pelatihan instrument monev dengan berkoordinasi dengan
Pengawas Pembina.
d. Pelaporan
Pelaporan di SDN Sagara 2 dan SDN Karyamukti 1 sudah dilakukan
sesuai dengan jadwal dan ketentuan yang berlaku.
E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di Sekolah Kedua.
Dalam peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK, maka penulis melakukan
pembelajaran dan pengkajian pada sekolah magang 2 SDN Karyamukti 1 dengan
beberapa langkah :
1. Persiapan
Dalam kegiatan perencanaan , penulis mempersiapkan instrument
wawancara untuk kepala sekolah dan guru. Selain itu penulis juga
sekolah magang 2 . Penulis juga menyampaikan teknik dan cara
pengambilan data dan informasi dalam kegiatan tersebut.
Pemaparan tujuan dan teknik ini dapat dipahami, sehingga Kepala Sekolah
memberikan ruang dan waktu yang sebaik – baiknya kepada penulis
bahkan beliau bersedia meluangkan waktunya untuk dimintai pendapat
tentang kegiatan supervise yang beliau terapkan pada sekolah tersebut. Penulis juga meminta kesiapan beberapa orang guru untuk diwawancarai
serta menentukan pelaksanaan wawancara tersebut. Guna melengkapi
instrument, penulis juga membuat angket terhadap beberapa guru untuk
sinkronisasi jawaban.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penulis berusaha mempelajari kompetensi supervise
yang memiliki oleh kepala sekolah yang dimiliki oleh Kepala Sekolah
dengan cara melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah dan beberapa
orang guru . Selain itu juga memberikan angket kepada beberapa orang
guru untuk singkronisasi jawaban.
3. Hasil
Hasil dari wawancara kepada kepala sekolah dan beberapa guru serta
beberapa angket dihasilkan kesimpulan bahwa kompetensi yang dimiliki
Kepala SDN Karyamukti 1 cukup tinggi dan bisa dijadikan sebagai
pembelajaran yang berarti bagi penulis sebagai contoh kepala sekolah.
Kepala Sekolah melibatkan guru dalam menentukan Rencana atau
Program Sekolah.
Kepala Sekolah telah memberikan uraian tugas kepada Guru dengan jelas
dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Sekolah yang harus dilaksanakan
oleh semua guru.
Kepala Sekolah telah memberikan ganjaran dan penghargaan kepada Guru
Kepala Sekolah melakukan pemantauan sebagai upaya pengendalian
sekolahnya terhadap guru dan karyawan sekolah melalui supervisi
sekolah.
Kepala Sekolah melakukan penilaian terhadap kinerja guru secara lengkap
dilakukan setiap akhir semester.
Kepala Sekolah telah menggunakan supervisi sebagai dasar untuk
melakukan tindakan lanjut baik berupa pemantapan dan perbaikan kinerja
tahun berikutnya.
Kesimpulan dari hasil wawancara ini adalah bahwa dalam perencanaan
program sekolah telah melibatkan seluruh guru. Dalam pengorganisasian tugas
guru, kepala sekolah telah membuat uraian tugas guru dengan Surat Keputusan
Kepala Sekolah tentang Kegiatan Proses Belajar Mengajar dan pembinaan.
Sebagai upaya pengendalian dan penilaian terhadap guru, kepala sekolah
melakukannya dengan supervise. Supervisi dilakukan mulai harian, bulanan,
Hasil pelaksanaan supervise dijadikan sebagai dasar pemberian hukuman dan
ganjaran bagi guru. Sehingga dengan hukuman dan ganjaran guru termotivasi
untuk dapat bekerja dengan baik.
Pada akhirnya, setelah melakukan On the Job Learning ( OJL ) pada SDN
Sagara 2 , penulis mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dalam pengelolaan,
memimpin dan memanage sebuah sekolah terutama dibidang supervise. Salah satu
yang bisa penulis terapkan dalam peningkatan kompetensi supervisi dimasa depan
adalah melakukan kerjasama yang baik dengan semua warga sekolah tidak saja
sebatas kita lakukan terhadap hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
siswa semata, tetapi kerjasama tersebut bisa kita lakukan dalam segala hal .
Misalnya peningkatan kinerja managerial sekolah, sosial, dll.
Dengan melibatkan dan kerja sama dengan semua warga serta meletakan
pemahaman konsep dan tujuan supervise akademik ini, maka akan sangat
berdampak baik pada proses pembelajan yang diterapkan disekolah maupun pada
peningkatan komperensi dari semua guru. Sehingga kepala sekolah dan guru akan
lebih bersemangat dalam mendidik siswa, bahkan orang tua siswa akan menaruh
kepercayaan yang tinggi pada kepala sekolah dan tidak akan merasa khawatir
terhadap anak – anak mereka , karena dibimbing oleh guru yang tepat dan kepala
BAB IV
A. Kesimpulan
Kegiatan on the job learning meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah
dalam :
1. Kompetensi sosial dalam menggalang bantuan dari semua warga sekolah
tempat saya bertugas untuk meringankan penderitaan warga masyarakat yang
sedang mengalami kesulitan ekonomi.
2. Kompetensi kepala sekolah yang mampu melakukan supervisi akademik
kepada guru dengan teknik yang benar.
3. Kompetensi penyusunan perangkat pembelajaran
4. Kompetensi manajerial melalui pengkajian RKS, pengelolaan kurikulum,
pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administrasi sekolah, pengelolaan
peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah, pengelolaan pendidikan
dan tenaga kependidikan, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, dan sistem
monitoring dan evaluasi .
B. Saran – saran
1. Mengingat banyaknya bahan kajian yang harus dipersiapkan oleh calon
kepala sekolah, maka waktu pelaksanaan on the job learning perlu waktu
yang panjang. Masalah lainnya adalah pelaksanaan OJL di sekolah lain yang
kadang mengganggu proses belajar mengajar di sekolah sendiri karena
meninggalkan tugas mengajar di sekolah. Keadaan ini sulit dihindari karena
tidak adanya guru pengganti di sekolah sendiri.