ABSTRAK
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Betle L.) DAN POVIDONE IODINE TERHADAP Candida albicans
SECARA IN VITRO
Vania Marissa Sekar Astrini, 2015, Pembimbing 1: Fen Tih, dr., M.Kes Pembimbing 2: Fanny Rahardja, dr., Msi
Gejala penyakit infeksi jamur oleh Candida albicans terutama pada wanita salah satunya adalah keputihan. Produk pembersih vagina untuk mencegah keputihan memiliki berbagai macam kandungan seperti ekstrak daun sirih dan povidone iodine. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas antifungi ekstrak daun sirih dan povidone iodine terhadap Candida albicans. Desain penelitian eksperimental laboratorik dengan mengukur diameter zona inhibisi pertumbuhan Candida albicans pada cawan petri yang terbentuk setelah diberikan perlakuan ekstrak daun sirih, povidone iodine, nistatin sebagai kontrol positif dan akudes sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian dianalisis dengan one way ANOVAdilanjutkan dengan Tukey HSD dengan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan zona inhibisi oleh perlakuan ekstrak daun sirih memberikan hasil rerata 30,56 mm, povidone iodine 17,72 mm, nistatin 20,28 mm, sedangkan akuades 0 mm. Analisis data dengan ANAVA terhadap rerata diameter zona inhibisi setiap kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01). Hasil uji Tukey HSD menunjukkan ekstrak daun sirih lebih kuat daripada povidone iodine dan nistatin dengan p=0,000. Povidone iodine
memiliki potensi yang sama dengan nistatin dengan p=0,18.
Simpulan penelitian ekstrak daun sirih menghambat pertumbuhan Candida
albicans lebih baik dibandingkan dengan povidone iodine .
ABSTRACT
THE COMPARISON OF ANTIFUNGAL POTENCY BETWEEN PIPER BETLE LEAF EXTRACT AND POVIDONE IODINE TO Candida albicans IN
VITRO
Vania Marissa Sekar Astrini, 2015, 1st Tutor: Fen Tih, dr., M.Kes 2nd Tutor: Fanny Rahardja, dr., Msi
Most common symptom of fungal infection disease due to Candida albicans in
women is fluor albus. There are many products to prevent fluor albus, some of them contain piper betle leaf extract and povidone iodine. The purpose of this study was to compare the antifungal potency of piper betle leaf extract and povidone iodine againsts Candida albicans.
The research was a laboratory experimental research by measuring the diameter of inhibition zone of Candida albicans growth. Data was analyzed by one way ANOVA followed by Tukey HSD with α=0,05.
The results showed that inhibition zone by piper betle leaf extract groups has given result 30,56 mm, povidone iodine 17,72 mm, nystatin 20,28 mm, and aquadest 0 mm. The result with ANAVA test for inhibition zone from all treatment groups was highly significant (p<0,01). The results of the Tukey HSD test showed that piper betle leaf extract was stronger than povidone iodine with p=0,000. Povidone iodine has same potency as nystatin with p=0,18.
Conclusion of the study founds that the piper betle leaf extract has antifungal potency against Candida albicans better than povidone iodine.
Key word: fluor albus, Candida albicans, piper betle leaf extract, povidone iodine, zone of inhibition
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
1.6 Hipotesis ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kandidiasis ... 5
2.2 Kandidiasis Vulvovaginal ... 6
2.2.2 Etiologi ... 6
2.2.3 Faktor Predisposisi ... 6
2.2.4 Epidemiologi ... 7
2.2.5 Patogenesis ... 7
2.2.6 Gejala Klinis ... 8
2.2.7 Diagnosis ... 9
2.2.8 Terapi ... 9
2.3 Candida albicans ... 9
2.3.1 Sistem Klasifikasi ... 10
2.3.2 Morfologi dan Identifikasi ... 10
2.3.3 Struktur Candida albicans ... 12
2.3.4 Faktor Virulensi ... 14
2.3.5 Patogenesis Kandidiasis ... 15
2.3.6 Manifestasi Klinis ... 16
2.4 Tinjauan Bahan Uji ... 17
2.4.1 Sirih (Piper betle Linn.) ... 17
2.4.1.1 Taksonomi Sirih ... 18
2.4.1.2 Aroma dan Rasa Daun Sirih ... 19
2.4.1.3 Jenis – Jenis Daun Sirih ... 19
2.4.1.4 Kandungan Daun Sirih ... 19
2.4.1.4.1 Eugenol ... 20
2.4.1.4.2 Tannin ... 20
2.4.1.4.3 Alkaloid ... 21
2.4.1.4.4 Flavonoid ... 22
2.4.1.5 Manfaat dan Khasiat Daun Sirih ... 23
2.4.2 Povidone Iodine ... 24
2.4.3 Nistatin ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 26
3.1.1 Alat Penelitian ... 26
3.1.2 Bahan Penelitian ... 27
3.1.3 Subjek Penelitian ... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
3.3 Prosedur Penelitian ... 28
3.3.1 Sterilisasi Alat ... 28
3.3.2 Persiapan Media Agar ... 29
3.3.3 Persiapan Mikroba Uji ... 29
3.3.3.1 Pengamatan Secara Makroskopis ... 29
3.3.3.2 Pengamatan Secara Mikroskopis ... 30
3.3.3.3 Tes Germ Tube ... 30
3.3.3.4 Tes Fermentasi ... 31
3.3.4 Pembuatan Suspensi Mikroorganisme ... 31
3.3.5 Tahap Penelitian ... 31
3.3.6 Pengukuran Zona Inhibisi dan Pencatatan Hasil Penelitian ... 32
3.4 Metode Penelitian ... 32
3.4.1 Desain Penelitian ... 32
3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 33
3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 33
3.4.3 Besar Sampel Penelitian ... 33
3.5 Metode Analisis Data ... 34
3.5.1 Hipotesis Statistik ... 34
3.5.2 Kriteria Uji ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36
4.2 Pembahasan ... 39
4.3 Uji Hipotesis ... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 49
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Diameter Zona Inhibisi (mm) Terhadapa Candida albicans ... 36
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik dengan ANAVA Terhadap Rerata Diameter
Zona Inhibisi ... 38
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Mikroskopis Candida albicans (Budding Yeast Cell) .... 11
Gambar 2.2 Candida albicans pada Sabouraud Agar Medium ... 11
Gambar 2.3 Germ Tube ... 12
Gambar 2.4 Candida albicans dalam Pewarnaan Gram ... 12
Gambar 2.5 Struktur Dinding Sel Candida albicans ... 13
Gambar 2.6 Daun Sirih ... 18
Gambar 2.7 Struktur Kimia Eugenol ... 20
Gambar 2.8 Struktur Kimia Tannin ... 21
Gambar 2.9 Struktur Kimia Alkaloid ... 21
Gambar 3.0 Struktur Kimia Flavonoid ... 22
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 TES NORMALITAS SHAPIRO-WILK UNTUK DIAMETER
ZONA INHIBISI EKSTRAK DAUN SIRIH DAN
POVIDONE IODINE ... 49
LAMPIRAN 2 TES HOMOGENITAS UNTUK DIAMETER ZONA
INHIBISI EKSTRAK DAUN SIRIH DAN POVIDONE
IODINE ... 49
LAMPIRAN 3 HASIL UJI ANAVA UNTUK DIAMETER ZONA INHIBISI
EKSTRAK DAUN SIRIH DAN POVIDONE IODINE ... 50
LAMPIRAN 4 HASIL UJI MULTIPLE COMPARISON TUKEY HSD ... 51
LAMPIRAN 5 GAMBAR ALAT DAN BAHAN ... 52
LAMPIRAN 6 GAMBAR PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH DAN
POVIDONE IODINE TERHADAP CANDIDA ALBICANS ... 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab penting kematian di seluruh
dunia. Di negara berkembang seperti Indonesia, sanitasi yang kurang baik dan
malnutrisi sangat berperan penting dalam berkembangnya penyakit infeksi.
Patologi penyakit infeksi berkaitan erat dengan mikrobiologi. Bermacam-macam
agen mikroba dapat menjadi penyebab dari penyakit infeksi itu sendiri, salah
satunya adalah jamur (Robbins, 2010).
Candida sp., terutama Candida albicans merupakan jamur yang menyebabkan
kandidiasis. Fungi ini termasuk sebagai salah satu fungi patogen oportunistik yang
paling sering ditemukan menginfeksi manusia. Kandidiasis dialami laki-laki
maupun perempuan dari berbagai kalangan usia (Tanto, 2014). Insidensi dari
penyakit ini juga semakin meningkat setiap tahunnya serta bisa mempengaruhi
morbiditas dan mortalitas (Giannini, 2013).
Lokasi kandidiasis dapat ditemukan di mukosa, kulit, ataupun sistemik.
Kandidiasis vulvovaginalis adalah penyakit jamur akut/subakut akibat infeksi
Candida sp., terutama Candida albicans (80-90 %), dan Torulopsis glabrata
(10%) yang mengenai vulva dan vagina. Infeksi awalnya timbul pada vagina
(vaginitis) lalu meluas ke vulva (vulvitis). Jika keduanya terinfeksi, disebutlah
sebagai kandidiasis vulvovaginalis (Tanto, 2014).
Berdasarkan penelitian, salah satu dari empat wanita pernah mengalami
kandidiasis vulvovaginalis (Hidalgo, 2014). Penyakit ini banyak terjadi pada
wanita usia reproduktif di seluruh dunia yaitu pada usia 15 - 44 tahun. Sekitar 70–
75 % wanita pernah terkena kandidiasis vulvovaginalis sekali dalam hidupnya,
sekitar 50 % wanita terkena infeksi untuk yang kedua kalinya, dan dilaporkan
sekitar 5–8 % wanita terkena infeksi berulang (Krapf, 2015).
Penderita kandidiasis vulvovaginalis dapat diberi terapi antijamur. Antijamur
kuat. Selain itu, Candida albicans dilaporkan tidak resisten terhadap antijamur
nistatin. Walaupun nistatin dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans,
nistatin juga memiliki beberapa efek samping seperti mual, muntah, diare ringan,
serta iritasi kulit (Syarif, et al., 2011).
Berbagai macam produk antiseptik vagina untuk mencegah keputihan sudah
banyak beredar saat ini. Antiseptik vagina tersebut mengandung berbagai macam
kandungan, diantaranya bahan herbal daun sirih maupun bahan aktif kimia
povidone iodine.
Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol, chavicol,
seskuiterpena, hydroxychavicol, chavibetol, estragol, eugenol, dan carvacrol.
Beberapa penelitian ilmiah mengatakan bahwa daun sirih juga mengandung enzim
diastase, gula, dan tannin (Moeljanto, 2003). Kandungan minyak atsiri pada daun
sirih ini diduga mempunyai efek antifungi yang bisa digunakan untuk mecegah
keputihan (Daherlin, 2011).
Povidone iodine sebagai antiseptik memiliki kemampuan antifungi. Biasa
digunakan untuk mengobati jamur yang ada di mulut seperti pada penyakit
kandidiasis oral (Moscou & Snipe, 2006).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membandingkan
aktivitas antifungi yang dimiliki oleh ekstrak daun sirih dan povidone iodine
terhadap Candida albicans.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah penelitian ini
adalah:
1) Apakah ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan Candida
albicans secara in vitro
2) Apakah povidone iodine dapat menghambat pertumbuhan Candida
albicans secara in vitro
3) Apakah kemampuan menghambat pertumbuhan Candida albicans ekstrak
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati aktivitas antifungi
ekstrak daun sirih dan povidone iodine terhadap Candida albicans secara in vitro
dengan cara mengukur diameter zona hambat yang ditimbulkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis penelitian ini adalah menambah pengetahuan tentang
aktivitas antifungi ekstrak daun sirih dan povidone iodine terhadap Candida
albicans yang merupakan penyebab kandidiasis vulvovaginalis.
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk menjadi dasar cara pencegahan
infeksi Candida albicans pada penderita kandidiasis vulvovaginalis menggunakan
ekstrak daun sirih dan povidone iodine.
1.5 Kerangka Pemikiran
Daun sirih sudah dimanfaatkan sejak lama karena masyarakat zaman dahulu
sudah mengetahui khasiat dari daun sirih, yang dapat mengobati beberapa
penyakit. Daun sirih ini memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan.
Diantaranya minyak atsiri, fenil propane, estragol, chavicol, hydroxychavicol,
chavibetol, caryophyllene, cineole, allylpyrocatechol, cadinene, tannin, diastase,
pati, terpennena, seskuiterpena, dan gula. Dalam minyak atsiri terdapat fenol yang
memiliki daya antiseptik yang sangat kuat. Bisa berfungsi sebagai bakterisid dan
fungisid (Rosdiana & Pratiwi, 2014). Mekanisme kerja fenol sebagai antifungi
berdasarkan denaturasi protein sel. Protein yang mengalami denaturasi tidak akan
bisa berfungsi dengan baik sehingga sel akan mati (Tjay & Rahardja, 2007).
Tannin kandungan lain yang ada di dalam daun sirih dapat menghambat
pertumbuhan Candida albicans dengan mempengaruhi integritas dinding sel
jamur karena berikatan dengan makromolekul seperti protein dan polisakarida,
pembentukan germ tube, dan menstimulasi fagositosis (Lidyawita & Harsono ,
2013).
Povidone iodine merupakan antiseptik yang memiliki spektrum luas karena
dapat membunuh bakteri gram positif dan gram negatif, jamur, spora, protozoa,
serta virus (Lachapelle, et al., 2013). Povidone iodine bekerja dengan cara
penetrasi pada dinding luar jamur lalu membunuh selnya dengan mengganggu
struktur protein dan sintesis asam nukleat dari jamur (Dugal & Chaudhary, 2013).
Nistatin banyak digunakan untuk mengobati infeksi Candida albicans. Seperti
amfoterisin B, nistatin merupakan makrolida polien. Nistatin dapat mengikat
sterol pada membran sel jamur sehingga terjadi perubahan permeabilitas membran
sel jamur menyebabkan jamur dapat kehilangan molekul kecil (Katzung, 2007).
1.6 Hipotesis Penelitian
1. Ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.
2. Povidone iodine dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans.
3. Ekstrak daun sirih menghambat pertumbuhan Candida albicans lebih
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian terhadap Candida albicans
yang mendapat perlakuan diberikan ekstrak daun sirih dan povidone iodine adalah
sebagai berikut:
1) Ekstrak daun sirih menghambat pertumbuhan Candida albicans.
2) Povidone iodine menghambat pertumbuhan Candida albicans.
3) Potensi ekstrak daun sirih menghambat pertumbuhan Candida albicans
lebih baik dibandingkan dengan povidone iodine.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mengetahui daya hambat terhadap
Candida albicans:
1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar konsentrasi
ekstrak daun sirih yang optimal untuk menghambat pertumbuhan Candida
albicans.
2) Perlu dilakukan penelitian menggunakan bahan alami lain yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, B., & Naim, M. (2011). Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus Yang Diisolasi dari Denture Stomatitis. Repository USU.
Acumedia A Subsdiary of Neogen Corporation. (2011, June 3). Retrieved from Neogen Corporation Website: http://www.neogen.com
Andareto, O. (2015). Apotik Herbal di Sekitar Anda. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta.
Andrews, J. (2003, November 5). Disc Diffusion Method for Antimicrobial
Susceptibility Testing. Retrieved from BSAC: http://www.bsac.org.uk
Astuti, O. R. (2012). Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
Terhadap Candida albicans Secara In Vitro. Jurnal Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 1-12.
Atmawikarta, A. (2009). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.
Bhavan, S. (2010). Culture and Identification of Candida albicans from Vaginal
Ulcer and Separation of Enolase on SDS-PAGE. International Journal of
Biology.
Brent. (2007, April 9). Tea Nerd. Retrieved from Tea Nerd Website:
http://www.teanerd.com/2007/04/astringency-red-headed-stepchild-of-tea.html
Cheesbrough, M. (2006). District Laboratory Practice in Tropical Countries.
London: Cambridge University Press.
Daherlin. (2011, April 9). Wordpress. Retrieved November 2015, from Wordpress
Website: https://daherlin.wordpress.com/2011/04/09/kandungan-dan-manfaat-daun-sirih/
Dalimartha, S. (2007). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Puspa Swara.
Darmani, E. H. (2003). Hubungan Antara Pemakaian AKDR dengan Kandidiasis
Dugal, S., & Chaudhary, A. (2013). Formulation and In Vitro Evaluation of Niosomal Povidone-Iodine Carriers Against Candida albicans.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, 509-512.
Fitri, A., Wiranto, A., Karina, Hawaidah, N., Lestari, D. E., Nurhidayanti, A., & Jut, I. (2014). Peralatan, Sterilisasi, dan Media Pertumbuhan Mikroba. Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar, 1-10.
Fitri, L., & Yasmin, Y. (2011). Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi , 20-25.
Giannini, M. (2013). Candida species ; Current Epidemiology, Pathogenicity, Biofilm Formation, Natural Antifungal Product and New Therapeutic Options. Jurnal of Medical Microbiology, 10-24.
doi:10.1099/jmm.0.045054-0
Hare, J. (2013, July 22). Retrieved January 25, 2015, from http://www.microbelibrary.org/
Hastuti, U. S. (2014). Daya Antifungal Ekstrak Etanol Daun Piper aduncum dan Piperomia pellucida Terhadap Candida albicans secara in vitro. Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, 1-6.
Helmenstine, A. M. (2015, Agustus 4). About Education. Retrieved from About
Education Website:
http://chemistry.about.com/od/factsstructures/a/theobromine-chemistry.htm
Hendrayani, S. F. (2005). Pengaruh Beberapa Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L)
Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Jurnal Institut Pertanian Bogor.
Hidalgo, J. A. (2014, October 6). Retrieved January 26, 2015, from Medscape: http://emedicine.medscape.com
Jawetz, Melnick, Adelberg, Brooks, F. G., Carroll, K. C., Butel, J. S., . . . Mietzner, T. A. (2013). Medical Microbiology (26 ed.). United State of America: McGraw-Hill Companies.
Katzung, B. G. (2007). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Khan, A. (2010). Induction of Oxidative Stress As A Possible Mechanism of The
Antifungal Action of Three Phenylpropanoids. Federation of European
Microbiological Societies, 114-122.
Komariah, & Sjam, R. (2012, Januari-Maret). Kolonisasi Candida dalam Rongga
Mulut. Majalah Kedokteran FK UKI, XXVIII, 39-47. Retrieved October 1,
2015, from http://www.academia.edu
Krapf, J. M. (2015, Maret 30). Retrieved from
http://www.emedicine.medscape.com/article/2188931-overview#a7
Kumar, J., & Reddy, H. K. (2009). Application of Broad Spectrum Antiseptic
Povidone Iodine as Powerful Action: Review. Journal of Pharmaceutical
Science and Technology, 48-58.
Lachapelle, J. M., Castel, O., Casado, A. F., Leroy, B., Micali, G., Tennstedt, D., & Lambert, J. (2013). Antiseptics in the era of bacterial resistance: a focus
on povidone iodine. Future Medicine, 579-592.
Lidyawita, R. (2013). Daya Antifungi Rebusan Kulit Batang Jambu Mete Terhadap C.albicans pada Resin Akrilik. Traditional Medical, 46-52.
Mardiana, L. (2012). Daun Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Marie, A. (2014, February 24). About Education. Retrieved from About Education
Website: http://chemistry.about.com
Marshall, S. (2014, March 12). Women's Health. Retrieved from WebMD
Website: http://www.webmd.com/women/female-external-genitalia-vulva
McClanahan, C. (2009). Antifungals. BioFiles, 10.
McFarland Standards. (2012, May). Retrieved from ProLab Diagnostics Website: http://www.pro-lab.com/inserts/McFarland.pdf
Miranda, A. M. (2013, October 3). Female Reproductive Organ Anatomy.
Retrieved from Medscape:
http://emedicine.medscape.com/article/1898919-overview
Moeljanto, R. D. (2003). Khasiat dan Manfaat Daun Sirih Obat Mujarab dari Masa ke Masa. Depok: PT AgroMedia Pustaka.
Moscou, K., & Snipe, K. (2006). Pharmacology for Pharmacy Technicians.
Murniana. (2011). Antifungal Activity From Seed of Cerbera odollam Against Candida albicans. Jurnal Natural, 1-4.
Nasronudin. (2009). Infeksi Jamur. In A. W. Sudoyo, & B. Setiyohadi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp. 2871-2880). Jakarta: Interna Publishing.
Putri, P. M. (2013). Hasil Ekstraksi Daun Sirih Hijau Sebagai Pengawet Alami. Jurnal Skripsi Universitas Brawijaya, 1-10.
Putri, S. (2015). Perbandingan Daya Hambat Larutan Antiseptik Povidone iodine dengan Ekstrak Daun Sirih dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro. Jurnal FK Unand, 1-5.
Raharjo, B. (2012). Uji Aktivitas Antijamur dan Bioautografi Ekstrak Etanol
Daun Kelor Terhadap Malassezia furfur. Jurnal Farmasi STIKES, 1-9.
Rijal, N. (2015, July 15). Online Medical Microbiology Guide for Student. Retrieved from microbeonline website: http://www.microbeonline.com
Robbins, S. L. (2010). Dasar Patologis Penyakit (7 ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rosco. (2011). Agar Diffusion Method With Neo Sensitabs. Susceptibility Testing
of Yeasts. Retrieved from Rosco Diagnostica Website.
Rosdiana, A., & Pratiwi, W. M. (2014). Khasiat Ajaib Daun Sirih Tumpas Berbagai Penyakit. Jakarta Timur: PADI.
Rutala, W. A. (2008). Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities. CDC, 47-49.
Shaw, M. (2006). Medscape. Retrieved from WebMD Website:
http://www.medscape.com/viewarticle/546099_3
Shaw, P. D., & Gottlieb, D. (1967). Mechanism of Action Antibiotics. New York: Springer.
Sibbald, Leaper, & Queen. (2011). Iodine Made Easy. Wound International.
Simatupang, M. M. (2009). Candida Albicans. USU Repository, 1-19.
Syarif, A., Estuningtyas, A., Setiawati, A., Muchtar, A., Arif, A., Bahry, B., . . . Dewoto, H. R. (2011). Farmakologi dan Terapi (5 ed.). Jakarta, Indonesia: Badan Penerbit FKUI.
Tannock, G. W. (1999). Medical Importance of The Normal Microflora. Dunedin:
Kluwer Academic Publishers.
Tanto, C. (2014). Kapita Selekta Kedokteran (4 ed., Vol. 1). Jakarta, Indonesia: Media Aesculapius.
Tjampakasari, C. R. (2006). Karakteristik Candida albicans. Cermin Dunia
Kedokteran, 33-36.
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2007). Obat-obat Penting (Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Watson, R. R. (2008). Botanical Medicine in Clinical Practice. London: Cromwell Press.
Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha
Ilmu.
Widaty, S. (2015). Kandidosis. In S. L. Menaldi, & K. Bramono, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (pp. 117-120). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.
Wilson's, D. E. (2008, February). Encyclopedia of Life. Retrieved October 1, 2015, from http://www.eol.org
Yu, X. (2012). Akebia Saponin D attenuates amyloid ß-induced cognitive deficits and inflammatory response in rats. PubMed.