• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Pembatalan Sepihak Oleh Pembeli Terkait Dokumen 'Sales Order' Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Pembatalan Sepihak Oleh Pembeli Terkait Dokumen 'Sales Order' Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA ABSTRAK

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana dua orang atau dua pihak saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dalam perjanjian dikenal adanya perjanjian sales order. Sales dalam arti sederhana adalah Penjualan, sedangkan sales order adalah suatu perjanjian dengan syarat-syarat yang dicantumkan pada dokumen sales order. Perjanjian sales order merupakan perjanjian tidak bernama yang diatur dalam undang-undang. Permasalahan yang muncul adalah terjadinya pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pembeli.

Penulisan karya ilmiah ini berbentuk Legal Memorandum secara garis besar berisi: Pemaparan mengenai kasus posisi, permasalahan hukum, dan pemeriksaan dokumen. Setelah dilakukan pemeriksaan dokumen, kemudian tinjauan teoretik, dan selanjutnya memberikan pendapat hukum atas kasus yang terjadi, pada akhirnya memberikan kesimpulan dan rekomendasi.

Hasil penelitian dari Legal Memorandum yang penulis dapatkan antara lain adalah, bahwa pengaturan sales order di Indonesia tunduk pada, Pasal 1338 KUHPerdata mengenai asas kebebasan berkontrak dan Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sahnya suatu perjanjian. Dimana sales order merupakan suatu pra perjanjian. TanggungJawab masing-masing pihak terkait adanya pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pembeli adalah, bahwa pihak penjual bertanggungjawab untuk melaksanakan prestasinya yaitu mengirimkan mobil. Jika pembeli telah melaksanakan kewajibannya untuk membayar pelunasan sebagaimana telah diperjanjikan. Dalam kasus ini pihak pembeli adalah pihak yang membatalkan perjanjian.Oleh karena itu, pembeli harus menerima semua konsekuensi dalam pembatalan perjanjian sales order sebagaimana tercantum dalam ketentuan perjanjian sales order. Perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan sepihak oleh pihak pembeli adalah, ketentuan hukum yang melindungi penjual atas pembatalan sepihak terdapat dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata yaitu, Pasal 1243, Pasal 1266, Pasal 1267 tentang Pembatalan, Pasal 1320, Pasal 1338 dan Pasal 1464 KUHPerdata tentang uang panjar tidak dapat dikembalikan. Sedangkan ketentuan hukum yang melindungi pembeli terdapat dalam Pasal 4 huruf (h) juncto Pasal 7 huruf (f) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap pembatalan perjanjian.

(2)

vii

LEGAL REVIEW AGAINST THE CANCELLATION OF AGREEMENT BY THE BUYER RELATED DOCUMENTS “SALES

ORDER” BASED ON INDONESIAN REGULATIONS ABSTRACT

Agreement is an event where two people or two parties mutually promised to pledge implement matter. In agreement known there is a deal of sales order. Sales in the simple sense is sales, while sales order is an agreement with the terms of which are listed in the document of “sales order”. Sales order agreement is agreement that is not regulated in the law. The problems that arise is the cancellation of sales order agreement by the buyer.

The writing of this scientific shaped Legal Memorandum in outline contains: An examination of cases position, legal issue, and examination of documents. After the examination of documents, next step is to review theoretic, and give a legal opinion on cases occur, eventually provide the conclusions and recommendations.

The research results of Legal Memorandum which writers get is, that the law regulation of sales order in Indonesia are subject to, Article 1338 KUHPerdata Regarding the principle of freedom of contract and Article 1320 KUHPerdata about the terms of legitimate agreement. Where the sales order is a pre-agreement. Responsibilities of each party related to the cancellation of the agreement on sales order by the buyer is, that the seller is responsible to carry out his achievements are sending a car. If the buyer has carried out its obligation to pay the settlement as already agreed. In this case the buyer is the party to cancel the agreement. Therefore, the buyer must accept all the consequences within sales order cancellation agreement as contained in the provisions of the sales order agreement. The legal provisions that protect the seller on the cancellation of agreement by the buyer is, Article 1243, Article 1266, Article 1267 about the cancellation, Article 1320, Article 1338 and Article 1464 KUHPerdata about down payment money is not refundable. While the legal provisions that protect the buyer contained in Article 4 letter (h) juncto Article 7 letter (f) of Act No. 8 year 1999 on Consumer Protection against cancellation of the agreement.

(3)

xi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN………i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING………...ii

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA SIDANG UJIAN………...iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI...iv

MEMORANDUM HUKUM………...……….………...v

ABSTRAK………….………...………...vi

ABSTRACT………...………..………..vii

KATA PENGANTAR………..viii

DAFTAR ISI………...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Kasus Posisi………...2

B. Permasalahan Hukum………...……….8

BAB II PEMERIKSAAN DOKUMEN A. Sales Order memuat tentang……….9

(4)

xii

B. Pengertian Perjanjian Secara Umum………...13

C. Asas-asas Perjanjian………16

D. Teori-Teori Terjadinya Perjanjian………...20

E. Jenis-Jenis Perjanjian………...23

F. Dasar-dasar penting yang mendasar hukum perjanjian di Indonesia………..26

G. Perlindungan Hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen………..………...29

H. Pengertian Wanprestasi………...32

I. Bentuk-Bentuk Wanprestasi………....33

J. Pembatalan Karena Adanya Wanprestasi………....33

K. Pembatalan Perjanjian Secara Sepihak………....34

BAB IV PENDAPAT HUKUM A. Fakta-Fakta Hukum……….38

B. Analisa Hukum………....41

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...54

B. Rekomendasi………...56

DAFTAR PUSTAKA

FORMAT PERBAIKAN UJIAN AKHIR

(5)

1

KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

Manusia lahir sebagai makhluk sosial, didalam memenuhi

kebutuhannya seringkali harus berhubungan dengan manusia lainnya.

Hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya seringkali

menimbulkan perbedaan kepentingan. Salah satu cara manusia untuk

memenuhi kebutuhannya adalah melakukan perjanjian. Kasus dibawah ini

bermula pada adanya pemesanan barang yaitu mobil oleh Tuan B kepada

PT.X.

Permasalahan yang muncul dalam kasus ini adalah terjadinya

pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pihak pembeli.

Pengkajian hukum ini bertujuan untuk mengetahui peraturan hukum serta

undang-undang yang mengatur mengenai hukum perjanjian yang berkaitan

dengan “sales order“ dan tanggung jawab antar para pihak mengenai

pembatalan perjanjian sales order.

Adapun kasus posisi mengenai pembatalan secara sepihak oleh Tuan

(6)

2

A. Kasus Posisi

Pada tanggal 06 Agustus 2014 PT.X menyelenggarakan sebuah

program promo DP mobil murah. Bertepatan dengan adanya promo

tersebut, maka PT.X mewajibkan para sales untuk mengejar target

dalam setiap bulan, para sales diwajibkan mengikuti pameran yang

sudah dijadwalkan oleh PT.X. Kemudian di hari yang sama sales

menerima telepon dari pembeli yang bernama Tuan B untuk

berkonsultasi mengenai produk-produk mobil dari PT.X dan

program paket down payment (DP) murah yang sedang diadakan

oleh PT.X, Tuan B memutuskan untuk membeli dan memilih salah

satu unit mobil yaitu Xenia Type X Deluxe warna hitam dengan DP

Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah) dan angsuran sebesar

Rp. 3.365.000,- (tiga juta tiga ratus enam puluh lima ribu rupiah)

melalui pembayaran kredit selama 5 (lima) tahun.

Setelah menerima semua persyaratan dan penjelasan akhirnya

Tuan B memutuskan akan mendatangi kantor PT.X pada tanggal 07

Agustus 2014, perihal memberikan sebuah tanda jadi pemesanan

mobil Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) untuk memesan satu unit

mobil Xenia Type X deluxe warna hitam. Dalam ketentuan sebuah

pemesanan mobil baru yang dibuat oleh PT.X ialah sebagai berikut:

Ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak

(7)

1. Pesanan baru diterima setelah pelunasan uang muka atau unit.

2. Harga kendaraan tidak mengikat, tergantung pada saat

penyerahan kendaraan.

3. Bila pemesanan dibatalkan, maka uang muka yang telah

dibayarkan menjadi hak PT.X

4. Sales Order dan tanda terima sementara bukan merupakan bukti

pembayaran dan Tuan B diminta untuk mengambil kwitansi resmi

dari PT.X

5. Minimal tanda jadi untuk mobil penumpang Rp. 5.000.000,- (lima

juta rupiah) dan sedangkan mobil komersil Rp.3.000.000,- (tiga

juta rupiah).

6. Setiap pembayaran wajib dikonfirmasikan kepada pihak

perusahaan.

Saat itu pada tanggal 07 Agustus 2014, Tuan B

menandatangani surat tanda jadi pemesanan mobil baru, sebelum

menandatangani surat pemesanan tersebut, Tuan B diwajibkan

membaca seluruh ketentuan dari PT.X. Setelah menandatangani

pemesanan tersebut maka Tuan B diberikan waktu dan jatuh tempo

serta pelunasan DP yang kurang lebih 2 (dua) minggu semenjak tanda

jadi berlangsung, peraturan ini sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh PT.X, dalam pelunasan DP harus segera dilunasi

(8)

4

jatuh tempo yang diberikan oleh PT.X Tuan B tidak memberikan

informasi apapun, perihal pernyataan yang akan menghubungi sales

untuk melunasi pembayaran DP secara penuh terhadap mobil type

Xenia Type X Deluxe.

Oleh karena, jatuh tempo yang sudah melebihi dari batas waktu

yang ditentukan oleh PT.X, maka dari itu pihak PT.X memerintahkan

agar sales (selaku sales dari Marketing Tuan B) untuk segera

menghubungi Tuan B perihal membicarakan kepastian tentang

pelunasan pembayaran DP secara penuh.

Tuan B menyatakan ia akan menunda pelunasan dari

pembelian mobil tersebut karena ada beberapa hal yang masih perlu

diselesaikan sehingga keuangannya tidak mencukupi untuk

melunaskan pembayaran DP secara penuh.

Pihak PT.X mengatakan apabila Tuan B (pembeli) menunda

pelunasan pada bulan Agustus, maka paket promo DP murah ini tidak

mengikat dengan paket DP di bulan depan. Oleh sebab itu, Tuan B

tidak menyetujui ketentuan yang dibuat oleh PT.X sehingga Tuan B

mengatakan ia hanya menunda pelunasan pada bulan ini disebabkan

oleh sesuatu hal tetapi Tuan B tetap menginginkan DP yang sama

pada bulan depan agar Tuan B tetap dapat melanjutkan pemesanan

(9)

Tetapi, Tuan B (pembeli) tidak menyanggupi permintaan dari

PT.X. Sehingga Sales memberitahukan kepada Tuan B bahwa semua

yang ada dalam ketentuan surat tanda jadi pemesanan kendaraan

mobil sudah menjadi aturan PT.X dan sales sudah menjelaskan

ketentuan-ketentuan sebelum Tuan B menandatangani surat tanda jadi

pemesanan kendaraan mobil tersebut. Oleh karena itu, tanda jadi yang

Tuan B berikan pada tanggal 07 Agustus 2014 tidak dapat mengikat

DP yang ada pada bulan September, dikarenakan setiap bulan

mendapat kenaikan DP dan kenaikan bunga yang berbeda setiap

bulan.

Tetapi, Tuan B (pembeli) tidak menerima semua ketentuan dari

PT.X sehingga pada tanggal 22 agustus 2014 Tuan B memutuskan

untuk membatalkan pemesanan mobil dan tanda jadi sebuah 1 (satu)

unit Mobil Xenia bewarna hitam secara sepihak tanpa melihat

ketentuan yang sudah disepakati bersama dari awal tanda jadi yang

diberikan oleh PT.X (penjual).

Dalam ketentuan surat tanda jadi pemesanan mobil apabila

terjadi pembatalan secara sepihak maka uang muka yang telah

dibayarkan menjadi hak PT.X dan tidak dapat dikembalikan. Tetapi,

oleh adanya kebijakan dari pihak perusahaan, maka uang tanda jadi

yang Tuan B berikan sebagai tanda jadi awal pemesanan kendaraan

(10)

6

Tuan B yakni ½ x Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)= Rp. 2.500.000,-

(dua setengah juta rupiah).

Bahwa Tuan B selaku pembeli merasa berhak meminta

kembali seluruh uang tanda jadi. Maka PT.X menjelaskan kembali

apabila Tuan B sudah menandatangani surat ketentuan dan semua hal

yang ada dalam ketentuan PT.X harus ditaati sepenuhnya.

Bahwa dari semua perihal penjelasan dan ketentuan tersebut

Tuan B tetap menyatakan bahwa PT.X telah mengambil setengah

uang tanda jadi. Hingga PT.X menghimbau agar Tuan B (pembeli)

mendatangani kantor PT.X (penjual) perihal menyelesaikan

kesalahpahaman dengan baik sesuai ketentuan yang sudah disepakati

bersama sejak awal pemesanan kendaraan mobil oleh Tuan B dan

PT.X. Namun, Tuan B tetap tidak dapat menerima semua ketentuan

yang ada dan tidak ingin mendatangani kantor PT.X dengan alasan

tetap menginginkan uang tanda jadi yang diberikan kepada PT.X

dikembalikan sepenuhnya tanpa melihat dari ketentuan tersebut. Tuan

B mengatakan ingin melaporkan semua permasalahan kasus kepada

pihak yang berwajib apabila uang tanda jadi tidak dikembalikan

secara penuh.

Bahwa PT.X mempersilahkan kepada Tuan B agar melaporkan

kepada pihak yang berwajib. Karena PT.X sudah mempunyai

(11)

resiko dan tanggungjawab setiap konsumen yang membatalkan

pemesanan mobil secara sepihak.

Bahwa pada akhirnya Tuan B menyatakan pada pihak PT.X

menyetujui segala ketentuan yang telah disepakati bersama dari awal

tanda jadi pemesanan kendaraan mobil tersebut dan menerima

sebagian uang tanda jadi yang telah Tuan B berikan kepada PT.X

dikembalikan setengah dari tanda jadi awal. Oleh karena itu PT.X

memberitahukan agar Tuan B mendatangi kantor PT.X untuk

mengambil sisa pembatalan uang tanda jadi tersebut secara tunai.

Tetapi, walaupun Tuan B sudah menyetujui segala peraturan

dan ketentuan dari PT.X, diluar dari pernyataan Tuan B tetap tidak

bisa menerima segala aturan yang ada pada PT.X yang masih

memegang sebagian uang dari tanda jadi pemesanan kendaraan

mobil. Setelah Tuan B mendapatkan setengah uang tanda jadi, Tuan

B tetap masih menghubungi sales agar bisa membantu Tuan B dalam

mendapatkan sisa dari uang tanda jadi tersebut dikarenakan selaku

sales berkewajiban untuk membantu konsumen dalam mendapatkan

sebagian uangnya kembali.

Bahwa hal ini membuat sales merasa tertekan dengan atas

semua kejadian tersebut, sehingga sales menjelaskan kembali kepada

Tuan B itu semua sudah menjadi resiko bapak (Tuan B) karena sudah

(12)

8

perusahaan sesuai dari ketentuan perjanjian tersebut dan sales tidak

menangani pengembalian uang karena dari pihak perusahaan sudah

memberikan kebijakan diluar dari ketentuan. Dalam kasus ini, Tuan B

(pembeli) menuntut tanggung jawab kepada sales agar

mengembalikan setengah dari tanda jadi yang sudah Tuan B terima

dari PT.X. tetapi setelah mendapat penjelasan dari PT.X akhirnya,

Tuan B tidak bisa menuntut hak atas uang tanda jadi tersebut, karena

sudah terdapat dalam perjanjian baku, dapat dikatakan sales hanya

menjalankan tugas dan aturan serta mematuhi segala aturan dan

ketentuan yang diberikan oleh PT.X.

Berdasarkan uraian kasus diatas, penulis melakukan sebuah

penelitian dalam bentuk Legal Memorandum yang berjudul (Tinjauan

Yuridis Terhadap Pembatalan Sepihak Oleh Pembeli Terkait

Dokumen “Sales Order” Berdasarkan Peraturan

Perundang-Undangan di Indonesia).

B. Permasalahan Hukum

1. Apakah peraturan perundang-undangan di Indonesia

mengakomodir pengaturan mengenai sales order ?

2. Bagaimana tanggung jawab masing-masing pihak atas

pembatalan perjanjian sales order secara sepihak oleh pembeli ?

3. Bagaimana perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan

(13)

54

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

peraturan perundang-undangan di Indonesia telah mengakomodir

pengaturan mengenai sales order di Indonesia yaitu, terdapat

dalam Pasal 1338 KUHPerdata mengenai asas kebebasan

berkontrak yang menyebutkan bahwa setiap perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi pembuatnya dan

mengikat para pihak. Sales order merupakan sebagai pra perjanjian

yang merupakan perjanjian tidak bernama dan termasuk dalam

perjanjian bersyarat, yang digunakan pada perjanjian yang telah

ditentukan dalam ketentuan sales order. Secara sah adalah dilihat

berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yang menyebutkan

setiap perjanjian harus memenuhi yaitu: kesepakatan mereka yang

mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan,

suatu pokok persoalan tertentu dan, suatu sebab yang tidak

terlarang.

2. Tanggung jawab masing-masing pihak atas pembatalan sepihak

oleh pembeli adalah pihak penjual bertanggungjawab untuk

(14)

55

pembeli telah melaksanakan tanggungjawabuntuk membayar pelunasan

yang telah ditentukan oleh para pihak. Sedangkan tanggungjawab pembeli

adalah wajib memenuhi prestasinya yaitu: pihak pembeli wajib

melaksanakan prestasinya yaitu, melunasi seluruh uang muka (DP). Jika

terjadi pembatalan, penjual tidak bertanggung jawab dalam pengembalian

uang tanda jadi dan pihak pembeli tidak dapat menuntut pengembalian

seperti yang diatur dalam ketentuan sales order dan ketentuan pembatalan

diatur dalam Pasal 1464, Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata.

3. Perlindungan hukum bagi penjual atas pembatalan sepihak oleh pihak

konsumen yaitu, pihak penjual telah dilindungi oleh ketentuan dalam sales

order yang secara sah disepakati bersama oleh pihak penjual dan pembeli

tentang hal pembatalan sepihak, jika terjadi pembatalan oleh pembeli maka

penjual tidak diwajibkan untuk mengembalikan uang tanda jadi,

sebagaimana yang tercantum dalam ketentuan sales order. Ketentuan

hukum yang melindungi penjual atas pembatalan sepihak terdapat dalam

kitab Undang-Undang Hukum Perdata yaitu Pasal 1243, Pasal 1266, Pasal

1267, Pasal 1338, Pasal 1320 dan Pasal 1464 KUHPerdata. Sebaliknya

pihak pembeli dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Konsumen

yaitu, terdapat dalam Pasal 4 huruf (h) juncto Pasal 7 huruf (f)

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen terhadap

pembatalan perjanjian, jika pembeli sudah memenuhi prestasinya maka

(15)

Konsumen, tetapi dalam kasus ini pembeli belum memenuhi prestasinya

dan tanggung jawab yang harus ditaati oleh pihak pembeli adalah

mengikuti segala aturan yang ditentukan oleh pihak PT.X yang terdapat

dalam ketentuan sales order.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas adapun, saran atau rekomendasi yang

dipergunakan sebagai bahan masukkan antara lain:

1. Pembeli diharapkan lebih teliti membaca dan mengerti mengenai

syarat-syarat yang diajukan oleh pihak perusahaan sebelum menandatangani

suatu perjanjian, dan mengetahui hak dan kewajibannya ketika suatu

perjanjian dibatalkan atau tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak

2. Pembeli diharapkan dapat mematuhi ketentuan baku perusahaan yang

telah disepakati sehingga dapat mencegah terjadinya pembatalan sepihak

(16)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku:

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990.

Djaja S. Meiliana, Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum

Perikatan, Bandung: Nuansa Aulia, 2007.

Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang

Kenotariatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010.

Komariah, Hukum Perdata, Malang: Universitas Muhammadiyah, 2002.

Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan dalam KUH Perdata Buku ketiga,

Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan 1, 2015.

Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2001.

Munir Fuady, Hukum Kontrak: Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2001.

M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum perjanjian, Bandung: Alumni, 1986.

P.N.H Simanjutak, Pokok-Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Djambatan,

2009.

A. Qiram Syamsudin Meliala, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta

Perkembangannya, Yogyakarta: Liberty, 1985.

R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Citra Aditya Bhakti, 1987.

(17)

, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003.

Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: Alumni,

1989.

Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung: Alumni, 1979.

Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu,

Jakarta; Sumur Bandung, 1981.

B. Undang-Undang:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BurgerlijkWetboek).

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan konsumen.

C. Kamus:

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi 3 - cetakan 1, Jakarta: Balai Pustaka,

2001.

D. RujukanElektronik:

Alannurfitra, “Wanprestasi Dalam Perjanjian”,

(https://shareshareilmu.wordpress.com/2012/02/05/wanprestasi-dalam-perjanjian/), 05 Februari 2012.

“Pengertian Sales dan Departemen Marketing Serta Tugas dan Fungsi Sales”, 2012,

(http://www.sarjanaku.com/2012/09/pengertian-sales-dan-departemen.html),

(18)

“Sales order Pesanan Penjualan”,

(http://deluxeaccounting.com/download/accurate4tutorial/Sales%20Order.pdf),

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kriteria batasan peresentasi yang dikemukakan Muhammad Ali (1985), hasil penghitungan nilai berita menunjukkan sebagian besar berita utama pada

17 Saya akan segera menolong orang lain ketika mengalami masalah, karena saya merasa peduli pada orang tersebut 23 Saya tergerak untuk menolong orang lain yang tidak dikenal,

Berdasarkan putusan majelis hakim di Pengadilan Militer (DILMIL) II-09 Bandung Nomor 63-K/PM.II-09/AD/III/2013 Tahun 2013 mengenai dijatuhkannya hukuman pidana mati

13.15 719 NILAI KEARIFAN LOKAL PADA CERPEN KEAGAMAAN HINDU SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA BALI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS

Dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan Tahun Anggaran 2016 dalam kerangka pencapain kinerja program tahun 2015 - 2019, Direktorat Jenderal Peternakan dan

Jakarta – Sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memberikan kemudahan dan memenuhi kebutuhan nasabah, PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life)

Peran pemerintah Desa Bumiaji dalam mengelola BUMDes yaitu mendirikan, berpartisipasi dalam mengendalikan program kerja yang diselenggarakan BUMDes terutama BKD,

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada peningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS khususnya