• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan promosi perusahaan batik Wonogiren melalui media komunikasi visual kristoforus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan promosi perusahaan batik Wonogiren melalui media komunikasi visual kristoforus"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PROMOSI

PERUSAHAAN BATIK WONOGIREN MELALUI MEDIA

KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Dalam

Bidang Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh:

KRISTOFORUS IVAN PRAMUDYA WARDHANA C 9506058

PROGRAM STUDI D3 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Konsep karya Tugas Akhir dengan Judul:

Perancangan Promosi

Perusahaan Batik Wonogiren Melalui

Media Komunikasi Visual

Telah disetujui dan diterima untuk diajukan di hadapan penguji

Pembimbing I

Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum NIP. 1958111 198903 1001

Pembimbing II

Anugrah Irfan Ismail, S.Sn NIP. 19830702 200812 1003

Koordinator Tugas Akhir

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir

Diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual

Univesitas Sebelas Maret Surakarta (Ercilia Rini Octavia, S.Sn)

NIP. 1980101 12008 122001 ( ... ) Universitas Sebelas Maret Surakarta D3 Desain Komunikasi Visual

(4)

MOTTO

“ Kebahagian Terbesar di Dunia adalah Membuat Orang Lain Bahagia.”

(5)

PERSEMBAHAN

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan judul Tugas Akhir PERANCANGAN PROMOSI PERUSAHAAN BATIK WONOGIREN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL. Adapun Tugas Akhir ini disusun guna mencapai gelar Ahli Madya Diploma III program studi D III Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya:

1. Drs. Sudarno, MA. Selaku Dekan Fakultas Sasta dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Andreas S. Widodo, S.Sn selaku Ketua Program Studi D3 DESKOMVIS 3. Arif Iman Santosa, S.Sn selaku koordinator Tugas Akhir

4. Drs. Bedjo Riyanto, M.Hum selaku Pembimbing I 5. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn selaku Pembimbing II 6. Jazuli Abdin Munib, S.Sn, selaku pembimbing akademik

7. Laksono W, Joko beserta staff Tata Usaha Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Teman – teman seperjuangan D3 Desain Komunikasi Visual Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(7)

10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua orang, baik bagi penulis dan bagi setiap orang yang membaca, untuk tetap melestarikan dan menjaga budaya bangsa ini. Apabila ada kesalahan dalam konsep Tugas Akhir ini, penulis mohon kritik dan sarannya.

Surakarta, Januari 2010

(8)

DAFTAR ISI

BAB III KONSEP PERANCANGAN ... 27

(9)

2. Strategi Visual Verbal... 31

2. Strategi Visual Nonverbal... 32

C. Media Placement ... 42

1. Logo ... 43

2. Media Penunjang Administrasi (Stationary) ... 44

3. Media Lini Atas (Above The Line) ... 50

4. Media Lini Bawah (Below The Line) ... 53

5. Souvenir dan Merchandise ... 57

BAB IV VISUALISASI KARYA ... 62

A. Logo ... 62

B. Media Penunjang Administrasi (Stationary) ... 65

(10)

BAB I

Batik. Perempuan-perempuan Jawa pada jaman dahulu menjadikan ketrampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian sehingga pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan. Batik juga diidentikan dengan kecantikan wanita mengingat dalam masa kerajaan di Jawa, kecantikan juga di ukur dengan kepandaian dalam membuat batik menggunakan canting. Canting merupakan salah satu alat untuk menulis pada kain batik dengan menggunakan lilin. Hingga ditemukannya “batik cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.

(11)

kalangan keluarga Keraton Yogyakarta dan Surakarta yang masing-masing hanya mengenakan motif batik tertentu hingga kini. Semakin meluasnya batik dipengaruhi oleh pengikut raja yang tinggal di luar keraton sehingga turut mempopulerkan batik di luar keraton. Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Batik yang tadinya hanya pakaian keluarga keraton kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari baik pria maupun wanita. Jumat. Batik kini menyentuh semua lapisan masyarakat. Bahkan, Batik yang semula dikonotasikan sandang untuk kaum tua kini telah berubah. Kaum muda tertarik menggunakan batik dalam berbagai kesempatan seiring perkembangan batik yang diaplikasikan dalam rancangan pakaian yang lebih sesuai untuk kalangan muda. Aneka model baju batik yang modis dan trendi kian meningkatkan pamor batik. Busana batik pantas buat pesta, ke kantor, ke kampus, bahkan nongkrong di mal dan berjalan-jalan ke mana saja.

(12)

munculnya home industry batik di sentra-sentra batik seperti di Pekalongan, Solo dan beberapa kota lainnya. Salah satu sentra industri batik tersebut berada di Wonogiri. Wonogiri memang bukan kota yang terkenal dengan batiknya seperti yang kita ketahui seperti Kota Solo dan Pekalongan. Tetapi di Kecamatan Tirtomoyo (40 kilometer tenggara Kota Wonogiri), tumbuh menjadi sentra pengrajin Batik Tulis khas Wonogiren yang eksklusif dengan motif remukan atau pecah lilin. Ada sekitar 2.400 warganya yang kehidupan sehari-harinya akrab dengan urusan batik- membatik.

Saat ini, kendala yang masih dihadapi oleh para pengrajin Batik Wonogiren ini adalah masih kurangnya informasi kepada masyarakat tentang sentra industri batik tersebut. Bahkan masyarakat Wonogiri sendiripun banyak yang tidak tahu ataupun kurang peduli. Mereka lebih senang membeli produk batik yang ada di Kota Solo dan lainnya.

Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan promosi melalui pendekatan Desain Komunikasi Visual untuk meningkatkan penjualan dan untuk lebih memperkenalkan Batik Wonogiren kepada masyarakat luas mengingat kurangnya kegiatan promosi yang dilakukan, sehingga tercipta suatu image di masyarakat bahwa Batik Wonogiren yang memiliki beragam corak dan motif yang eksklusif tidak kalah bersaing dengan Batik yang berada di Solo maupun di Kota lainnya.

B. Permasalahan

(13)

menciptakan image di mata masyarakat Wonogiri dan sekitarnya serta dapat lebih menarik wisatawan asing maupun domestik.

Berdasarkan uraian tersebut di atas permasalahan yang dibahas yaitu : 1. Bagaimana merancang desain promosi yang unik, menarik, dan

komunikatif untuk mempromosikan Batik Wonogiren ?

2. Bagaimana membuat media promosi yang efektif untuk memperkenalkan Batik Wonogiren sebagai ikon batik khas Wonogiri kepada khalayak banyak ?

3. Bagaimana media komunikasi visual dapat mengenalkan Batik Wonogiren kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan penjualan hasil produksi Batik Wonogiren ?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang desain promosi yang unik, menarik, dan komunikatif dengan menonjolkan keunggulan dan kekhasan kerajinan Batik Wonogiren.

2. Membuat media promosi yang efektif untuk memperkenalkan Batik Wonogiren sebagai ikon batik khas Wonogiri kepada khalayak banyak.

3. Mengenalkan secara lebih luas tentang keunggulan dan kekhasan Batik Wonogiren untuk menimbulkan minat konsumen sehingga meningkatkan penjualan batik produksi Wonogiri.

BAB II

(14)

A. Data Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Batik Wonogiren adalah sebuah produk batik tulis buatan kabupaten Wonogiri. Batik Wonogiren telah diusahakan oleh generasi kedua dari keluarga Ibu Sumarno, yang menjadi perintis sejak tahun 1965. Lokasi sentra industri Batik Wonogiren terletak di Kecamatan Tirtomoyo RT 01 RW 01 Kabupaten Wonogiri, lokasi kurang lebih 40 kilometer dari pusat Kota Wonogiri. Batik Wonogiren memiliki ciri tersendiri yaitu memiliki motif lilin pecah

Batik Wonogiren dikenal sebagai karya ekslusif yang terlahir secara alami. Di sana ada cacat gurat-gurat pecah yang sebenarnya tidak dikehendaki pembatiknya. Pakar Batik Wonogiren, RAy Praptini Partaningrat, putri mantan Bupati Wonogiri Hardjowiratmo (menjabat pada zaman prakemerdekaan RI), dalam seminar Batik Wonogiren di Wonogiri menyatakan Batik Wonogiren memiliki dasaran corak bledak yang tidak utuh (pecah) gurat-gurat babarannya.

Karya batik tulis yang gurat-guratnya pecah sebenarnya merupakan hasil yang tak lazim dan dapat dikatakan sebagai karya gagal. Meski demikian, cacat yang tanpa disengaja itu justru melahirkan lukisan batik abstrak yang tidak saja alami tapi mampu memberikan daya tarik bernilai lebih yang unik dan eksklusif. Melalui Keputusan Bupati Wonogiri Nomor 431/03/501/1993, Batik Wonogiren dibakukan cirinya melalui empat hal, yaitu corak bledak, dasaran jene (kuning kecokelatan), sekaran (lukisan bunga), dan babaran (guratan) pecah

.

2. Data Perusahaan

(15)

c. Pengelola : Ibu Sri Lestari

d. Lokasi : Tirtomoyo, RT 01 RW 01 Tirtomoyo, Wonogiri e. Jumlah Pegawai : 50 orang

f. Jenis Usaha

Batik Wonogiren merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Dalam penjualannya, Batik Wonogiren menawarkan produk pakaian yaitu kain batik maupun pakaian batik jadi yang mengutamakan mutu dan kualitas yang tinggi sehingga bagi konsumen yang ingin membeli batik, Batik Wonogiren dapat menjadi pilihan karena memiliki mutu dan kualitas yang bagus dan tidak kalah bersaing dengan batik dari daerah lain

g. Potensi Perusahaan

Batik Wonogiren merupakan produk unggulan dari kabupaten Wonogiri yang memiliki beragam corak dan motif. Dalam setiap event seperti gelaran potensi daerah, Batik Wonogiren selalu dipamerkan baik kepada masyarakat Wonogiri maupun dari luar Wonogiri. Batik Wonogiren juga sering digunakan oleh para pejabat di Kabupaten Wonogiri dalam setiap kunjungan kerja maupun acara-acara resmi lainya.

3. Data Produk

a. Nama produk : Batik Tulis Wonogiren b. Jenis produk : Kain Batik dan Baju Batik c. Posisi Produk

(16)

seringkali diadakan event dan gelar potensi daerah Wonogiri seperti : Lomba fashion Putra Putri Batik Wonogiren dan Pameran Produk Unggulan

Kabupaten Wonogiri yang selalu diadakan setiap tahunnya. d. Potensi Produk

Selama kurang lebih 44 tahun menggeluti industri ini, Batik Wonogiren selalu mengutamakan kualitas dan mutunya

e. Harga Produk

Selain tetap mengutamakan kualitas dan mutunya, Batik Wonogiren juga memiliki harga yang bervariasi tergantung dari jenis dan motifnya.

1) Wahyu Tumurun dengan harga Rp. 500.000,-

2) Sidomukti dengan harga Rp. 500.000,-

(17)

4) Sidodrajat dengan harga Rp. 500.000,-

5) Truntum dengan harga Rp. 250.000,-

(18)

7) Bledak dengan harga Rp. 350.000,-

8) Bledak Putih dengan harga Rp. 125.000,-

9) Cakar dengan harga Rp. 450.000,-

(19)

Kecuali itu, diproduksi pula bahan baju untuk pria dan baju untuk wanita. Untuk melayani konsumen elite dibuat batik tulis halus berbahan kain sutra yang harganya ada yang Rp 1 juta ke atas

Contoh dari Batik Wonogiren dari awal hingga jadinya :

f. Keunggulan Produk

Keunggulan dari Batik Wonogiren adalah memliki motif yang unik, yaitu motif pecah lilin. Dimana maksud motif ini bertujuan agar lilin pecah dengan teratur pada garis-garis pecahan tersebut akan dimasukkan warna soga atau yang lainnya, sehingga pada kain batik tersebut akan tercipta gambaran dari garis-garis bekas pecahan lilin tersebut. Biasanya proses ini dilakukan saat kain basah.

4. Data Pemasaran. a. Strategi Pemasaran

(20)

Selain itu dalam strategi pemasarannya, Batik Wonogiren sering dipamerkan dalam pameran produk unggulan Kabupaten Wonogiri dan lomba fashion Putra Putri Batik Wonogiren.

b. Wilayah Pemasaran

Batik Wonogiren ini dipasarkan tidak hanya di lingkup Kota Wonogiri saja tetapi mencakup juga sampai daerah lain, seperti Solo, Jakarta, dan Bali. Bahkan di Bali, Batik Wonogiren sering dipakai oleh umat Hindu disana untuk kegiatan keagamaan dan perayaannya.

5. Data Konsumen

Batik Wonogiren mempunyai pasar konsumen dari umur 15 – 60 tahun karena umur tersebut merupakan range audience yang sangat berpengaruh terhadap eksistensi Batik Wonogiren, dengan pertimbangan orang-orang yang berpendidikan dan telah bekerja. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang kurang berpendidikan tetapi telah memiliki penghasilan. Masyarakat yang terbuka dalam menyampaikan perasaannya melalui sebuah media yang dianggap dapat mewakili perasaan seseorang dan yakin bahwa dalam menyampaikan perasaan adalah hal yang sangat penting.

6. Promosi yang Pernah Dilakukan

(21)

Pameran produk unggulan Kabupaten Wonogiri

Lomba pemilihan Putra Putri Batik Wonogiren

B. Target

1. Target Market

Sasaran dari Batik Wonogiren mencakup masyarakat usia 15 - 60 tahun, dengan pertimbangan orang-orang yang berpendidikan, telah bekerja dan percaya terhadap mutu dan kualitas produk batik tulis yang ditawarkan oleh Batik Wonogiren.

2. Target Audience

(22)

1) Wilayah : Kota Wonogiri dan sekitarnya 2) Kepadatan : Perkotaan dan Pedesaan b. Segmentasi Demografis

1) Umur : 15 tahun - 60 tahun 2) Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan 3) Agama : Semua Agama dan kepercayaan 4) Pendidikan : SMA - Perguruan Tinggi

5) Pekerjaan : Pelajar, PNS, Pegawai swasta, Karyawan,dll 6) Pendapatan : 1.000.000,- keatas

7) Kelas Sosial : Menengah keatas c. Segmentasi Psikografis

1) Semua orang yang percaya terhadap mutu atau kualitas produk yang ditawarkan di Batik Wonogiren

2) Semua orang yang ingin tetap melestarikan batik yang ditawarkan Batik Wonogiren

d. Segmentasi Perilaku

1) Kesempatan penggunaan : berkala 2) Manfaat yang dicari : kwalitas dan harga

3. Target Visual

Mengingat target audience yang dimiliki cakupan yang cukup luas, target visual menggunakan strategi dengan berbagai macam media promosi yang dirasa efektif, untuk mengkomunikasikan pesan kepada khalayak sasaran sehingga terjadi komunikasi balik dari sasaran promosi:

(23)

media promosi Batik Wonogiren adalah : a. Media penunjang administrasi (Stationary)

(24)

1) Gantungan kunci

Dalam hal ini yang menjadi pesaing dari Batik Wonogiren adalah: 1. Batik Kampung Kauman

a. Sejarah Batik Kampung Kauman

Batik Kampung Kauman mempunyai kaitan erat dengan sejarah perpindahan Kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama “kauman”.

Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di kampung Kauman di bedakan menjadi tiga bentuk yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi antara tulis dan cap. Disamping produk Batik Kauman juga dilingkupi suasana situs-situs bangunan bersejarah berupa rumah joglo, limasan, kolonial, dan perpaduan arsitektur Jawa dan kolonial.

(25)

homestay dan hotel yang banyak disekitar Kampung Kauman. Kampung Kauman memiliki 20-30 home industri ini menjadi langganan dari para pembeli yang terjalin secara turun-temurun dan wisatawan mancanegara

Kelurahan Kauman yang memiliki luas 20,10 hektare merupakan salah satu kampung lama di pusat kota yang mempunyai kaitan erat dengan kraton Surakarta. Kampung Kauman menyatu dengan Mesjid Agung dengan karakter yang kuat sehingga kampung tersebut menjadi makmur karena hidupnya usaha batik yang mendominasi kehidupan masyarakat pada masa itu. Bahkan menurut penelitian Wiwik Setyaningsih ( tahun 2000 ), keberhasilan usaha ini menarik minat para pendatang ( teteko ) untuk tinggal di wilayah Kauman dan menjadi Kawula dalem. ( www.visit-solo.com )

b. Data Produk Batik Kampung Kauman

1). Produk-Produk batik yang dijualbelikan di Batik Kampung Kauman : a. Wahyu Temoeroen.

(26)

a. Batik Cap. b. Batik Print.

c. Batik Kombinasi Tulis dan Cap. d. Batik Motif Pakem ( Batik Tulis ).

3). Bahan kain produk batik yang ada di Batik Kampung Kauman : a. Kain Sutra ( Sutra Alam dan Sutra Tenun )

b. Kain Mori. c. Kain Katun. d. Kain Santung. e. Kain Rayon.

c. Data Pemasaran Batik Kampung Kauman

Pemasaran yang ada di Batik Kampung Kauman tidak hanya di lingkup masyarakat kota Solo saja, tetapi juga daerah lain seperti Klaten, Jogja, Wonogiri, Surabaya, Lamongan, Bojonegoro, Sidoarjo, Bandung, Tasikmalaya, Cilacap, Jakarta, dan daerah luar Jawa seperti Lampung, Banjarmasin, Irian Jaya, Pekanbaru, Medan, dan juga mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Arab Saudi dan Jepang.

d. Data Konsumen Batik Kampung Kauman

(27)

Kebanyakan para konsumen Batik Kampung Kauman adalah para turis, mahasiswa atau pengunjung yang terdiri dari lapisan masyarakat menengah dan lapisan masyarakat atas yang mendominasi meskipun ada juga lapisan masyarakat lapisan bawah

e. Promosi Batik Kampung Kauman

Batik Kampung Kauman selama ini pernah melakukan promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan melakukan beberapa promosi antaralain :

1). Dinas Pariwisata

2). Mengadakan event tertentu.

3). Pedagang Batik Kampung Kauman sendiri. 4). Mengikuti pawai dari PEMKOT.

2. Batik Kampung Laweyan

a. Sejarah Batik Kampung Laweyan

(28)

Kyai Ageng Laweyan adalah juga manggala pinituwaning nagara kerajaan Pajang semasa Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang pada tahun 1546 M. Setelah Kyai Ageng Anis meninggal dan dimakamkan di pesarean Laweyan (tempat tetirah Sunan Kalijaga sewaktu berkunjung di desa Laweyan), rumah tempat

tinggal Kyai Ageng Anis ditempati oleh cucunya yang bernama Bagus Danang atau Mas Ngabehi Sutowijaya. Sewaktu Pajang dibawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir) pada tahun 1568 Sutowijaya lebih dikenal dengan sebutan Raden Ngabehi Loring Pasar (pasar Laweyan). Kemudian Sutowijaya pindah ke Mataram (Kota Gede) dan mendapat sebutan Panembahan Senapati yang kemudian menurunkan raja-raja Mataram.

Masih menurut RT. Mlayadipuro dalam Priyatmono (2004) pasar Laweyan dulunya merupakan pasar lawe (bahan baku tenun) yang sangat ramai. Bahan baku kapas pada saat itu banyak dihasilkan dari desa Pedan, Juwiring dan Gawok yang masih termasuk daerah kerajaan Pajang. Adapun lokasi pasar Laweyan terdapat di desa Laweyan (sekarang terletak diantara kampung Lor Pasar Mati dan Kidul Pasar Mati serta di sebelah timur kampung Setono). Di selatan pasar Laweyan, di tepi sungai Kabanaran, terdapat sebuah bandar besar yaitu bandar Kabanaran. Melalui bandar dan sungai Kabanaran tersebut pasar Laweyan terhubung ke bandar besar Nusupan di tepi sungai Bengawan Solo.

(29)

Belukan. Selama hidupnya Kyai Ageng Anis yang berteman baik dengan Kyai Ageng Beluk sering menjalankan sholat di sanggar Kyai Ageng Beluk. Setelah Kyai Ageng Beluk memeluk Islam sanggar tersebut berubah menjadi langgar yang kemudian berkembang menjadi masjid Laweyan.

Pada zaman sebelum kemerdekaan kampung Laweyan pernah memegang peranan penting dalam kehidupan politik terutama pada masa pertumbuhan pergerakan nasional. Sekitar tahun 1911 Serikat Dagang Islam (SDI) berdiri di kampung Laweyan dengan Kyai Haji Samanhudi sebagai pendirinya. Dalam bidang ekonomi para saudagar batik Laweyan juga merupakan perintis pergerakan koperasi dengan didirikannya “Persatoean Peroesahaan Batik Boemipoetra Soerakarta (PPBBS) pada tahun 1935.

Menurut Widayati dalam Priyatmono (2004) masyarakat Laweyan bukanlah keturunan bangsawan, tetapi karena mempunyai hubungan yang erat dengan kraton melalui perdagangan batik serta didukung dengan kekayaan yang ada, maka corak pemukiman khususnya milik para saudagar batik banyak dipengaruhi oleh corak pemukiman bangsawan Jawa. Bangunan rumah saudagar biasanya terdiri dari pendopo, ndalem, sentong, gandok, pavilion, pabrik, beteng, regol, halaman depan rumah yang cukup luas dengan orientasi bangunan

(30)

keamanan juga merupakan salah satu usaha para saudagar untuk memperoleh daerah “kekuasaan”. Sayangnya keindahan dan keunikan kawasan kampung Laweyan sekarang ini banyak mengalami perubahan, kerusakan dan kurang terpelihara dengan baik seiring dengan surutnya kejayaan kerajinan batik.

b. Data Produk Batik Kampung Laweyan

1). Produk-Produk batik yang dijualbelikan di Batik Kampung Laweyan : a. Sido Wirasat

2). Jenis produk batik yang ada di Batik Kampung Laweyan : a. Batik Cap

b. Batik Tulis

c. Batik Printing (batik sablon)

(31)

b. Mebel Kayu Jati non Batik

4). Produk Handicraft yang ada di Batik Kampung Laweyan : a. asbak

a. Data Pemasaran Batik Kampung Laweyan

Pemasaran yang ada di Batik Kampung Laweyan tidak hanya di lingkup masyarakat kota Solo saja, tetapi juga daerah lain seperti Klaten, Jogja, Wonogiri, Surabaya, Lamongan, Jakarta, dan daerah luar Jawa seperti Lampung, Banjarmasin, Irian Jaya, Pekanbaru, Medan, dan juga mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Jepang, dan Thailand

b. Data konsumen Batik Kampung Laweyan

(32)

c. Promosi Batik Kampung Laweyan

Batik Kampung Laweyan selama ini pernah melakukan promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan melakukan beberapa promosi antaralain :

1). Dinas Pariwisata

2). Mengadakan event tertentu.

3). Pedagang Batik Kampung Laweyan sendiri

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya

1. Konsep Kreatif

Dalam perancangan media promosi yang digunakan, dirumuskan konsep kreatif yang terdiri dari gaya desain serta karakteristik visual sebagai unsur pendukungnya. Strategi kreatif yang digunakan, yaitu memakai konsep periklanan dengan strategi positioning dan unique selling proposition (USP) terhadap citra dan keunggulan yang dimiliki oleh Batik Wonogiren dengan tujuan:

a. Untuk memperkenalkan Batik Wonogiren sebagai sebuah produk unggulan yang memiliki daya tarik yang bernilai lebih, unik dan juga memiliki beragam corak dan motif.

(33)

2. Positioning

Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu

produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Upaya itu perlu karena situasi masyarakat atau pasar konsumen sudah over communicated (Kasali, 1992:157). Jadi positioning merupakan strategi penempatan diri dalam upaya mewujudkan apa yang sudah menjadi tujuannya. Untuk itu positioning konsep perancangan ini adalah menempatkan Batik Wonogiren sebagai produk Batik unggulan yang memiliki beragam corak dan motif yang eksklusif dan tidak kalah bersaing dengan Batik dari daerah lain.

3. Unique Selling Prepotition (USP)

Unique Selling Preposition (USP) adalah keuntungan kompetitif. Anda harus mengetahui apa yang membuat Anda berbeda dengan para pesaing dan menekankan keuntungan ini dalam pemasaran. (Vadim Kotelnikov, www.1000ventures.com).

Dalam melakukan usaha positioning, dibutuhkan USP (Unique Selling Preposition), yaitu suatu usaha untuk memunculkan keunikan seorang individu,

sebuah perusahaan maupun sebuah produk yang tidak dimiliki oleh pesaing. Maka sebuah perusahaan ataupun produk perlu membangun citra dan ciri khas yang tersendiri untuk menempati posisi tertentu dalam benak masyarakat.

(34)

Batik Wonogiren memiliki motif pecah lilin yang tidak dimiliki oleh batik dari daerah lain. Hal inilah yang menjadi Unique Selling Prepotition-nya.

B. Strategi Perancangan

Kekayaan budaya yang dimiliki suatu daerah adalah aset berharga bagi daerah tersebut, karena kebudayaan tersebut adalah daya tarik bagi wisatawan untuk datang. Untuk mendukung hal itu, sangat perlu dirancang promosi yang dapat menarik perhatian wisatawan. Promosi yang tidak terlepas dari pemilihan media yang tepat, sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Dalam permasalahan tersebut dituntut bagaimana caranya mempromosikan Batik Wonogiren agar lebih dikenal masyarakat luas.

Dalam melakukan promosi Batik Wonogiren dilakukan dengan menggunakan iklan. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali, 1992:11), sedangkan media adalah tempat-tempat atau ruang yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau iklan tersebut. Untuk memperkenalkan Batik Wonogiren kepada masyarakat melalui promosi, tidak lepas dari tujuan iklan/beberapa elemen yang dapat dijadikan dasar sebagai pertimbangan yang turut menentukan keberhasilan strategi promosi dalam menghasilkan iklan yang unik, informatif dan komunikatif untuk Batik Wonogiren agar diminati dan mendapat hati bagi masyarakat, adalah sebagai berikut :

1. Attention

(35)

pembaca, pendengar maupun pemirsa. Dengan material promosi pencitraan Batik Wonogiren mampu membangkitkan perhatian calon konsumen melalui ilustrasi dan warna yang menjadi keyvisual-nya.

2. Interest

Minat (Interest) mengandung maksud bagaimana membangun minat khalayak sehingga akan menimbulkan rasa ingin tahu lebih jauh. Untuk membangun minat khalayak, maka penyampaian pesan yang diawali dengan ilustrasi diharapkan dapat merangsang calon konsumen untuk lebih lanjut dengan membaca headline, sub headline, dan seterusnya

3. Desire

Kebutuhan atau keinginan (desire) diartikan kebutuhan atau keinginan calon konsumen untuk mengetahui lebih jauh tentang segala sesuatu mengenai Batik Wonogiren melalui tampilan visualisasi media promosi yang telah dirancang. 4. Convection

Rasa percaya (conviction) adalah membangkitkan rasa percaya dari calon konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga muncul kepastian untuk memiliki, memakai atau melakukan pembelian produk tersebut.

5. Action

Tindakan (action) adalah bagaimana cara membujuk calon konsumen untuk segera mengambil tindakan pembelian, pemakaian dan sebagainya (Kasali,1992:83-86). Diharapkan setelah melihat material promosi yang sudah dirancang, calon konsumen melakukan tindakan pembelian produk Batik Wonogiren.

(36)

1. Strategi Visual secara Umum

a. Menggunakan desain visual dan layout yang unik dalam visualisasi di tiap media promosinya agar terlihat lebih menarik, informatif dan komunikatif. a. Menciptakan identitas atau karakteristik yang mempunyai ciri khas sendiri

baik dalam logo, warna, slogan dan typography yang representatif sehingga dapat menanamkan brand image Batik Wonogiren.

2. Strategi Visual Verbal a. Headline

Headline adalah judul iklan, yaitu hal yang pertama kali dibaca dan

diharapkan dapat menarik minat khalayak untuk membaca bodycopy lebih lanjut. Headline hendaknya singkat, informative, to the point dan dapat dibaca dengan jelas. Headline pada promosi ini kami menggunakan beberapa headline yang berbeda dalam setiap materi promosi, ini disesuaikan dengan media dan target audience yang dituju.

b. Sub headline

Sub headline merupakan kalimat penjelas yang mempersepsi headline

kearah pesan (komunikatif). Sub headline merupakan kalimat yang lebih panjang dari pada headline, dengan pertimbangan tersebut sub headline ini lebih pendek dari pada body copy tetapi jelas, persuatif, dan simple. Sub headline ini berfungsi untuk menerangkan sebuah headline.

c. Bodycopy

Body copy merupakan penjelas dari apa yang tertuliskan dalam headline

(37)

3. Strategi Visual Nonverbal

Strategi visual non verbal adalah strategi dimana simbol-simbol yang berupa visual, jingle, endorser, setting dan idiom-idiom lain sebagai elemen visual iklan dapat dimaknai yang akhirnya dapat membangun sebuah persepsi dari konsumen. Strategi ini cenderung lebih ditekankan pada tingkat pemahaman konsumen.

a. Layout

Layout adalah penataan antara naskah dan gambar sehingga terbentuk

suatu keharmonisan dalam suatu tata ruang iklan. Pembaca akan senang membaca sesuatu yang jelas dan tersaji rapi sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat dimengerti ( Jan Tschibold, 1935:267). Layout yang dipakai dalam promosi Batik Wonogiren harus mudah untuk dimengerti orang yang melihatnya tanpa meninggalkan gaya desain unik yang akan ditampilkan.

Jenis layout yang digunakan dalam desain promosi Batik Wonogiren adalah :

1). Mondrian layout

Yaitu penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk

square/landscape/portrait. Masing-masing bidangnya sejajar

dengan bidang penyajian serta memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk kompisisi yang konseptual.

2). Picture window layout

Yaitu tata letak dimana produk ataupun ilustrasi ditampilkan secara close up.

(38)

Elemen–elemen promosi disusun berdasarkan sumbu yang diletakkan pada posisi tertentu di halaman material promosi. Pada metode ini akan dimunculkan di bidang kosong.

4). Frame layout

Di mana tipikal layout ini berbentuk seperti frame dengan elemen-elemen layoutnya di kelilingi oleh bidang-bidang,ornamen dan warna. b. Ilustrasi

Ilustrasi mampu membantu pembaca untuk menggambarkan apa yang tertulis dalam suatu artikel maupun cerita (Kusrianto, 2007:139). Ilustrasi adalah gambar yang difungsikan sebagai penarik pandang, menjelaskan sesuatau pernyataan dan merangsang khalayak untuk membaca keseluruhan isi pesan. Ilustrasi dapat berupa grafik, gambar, foto, pictograf, symbol dan vector art. Ilustrasi harus relevant dengan produk yang ditawarkan dan mampu terbaca walau dalam sekilas pandang. Dalam materi promosi Batik Wonogiren, ilustrasi yang dipakai adalah ilustrasi yang berupa foto dari motif-motif Batik Wonogiren. Penggunaan ilustrasi fotografi yang diolah dengan digital imaging, diharapkan bisa menjadi alat komunikasi yang efektif. Dengan foto orang akan langsung bisa menangkap isi dan tujuan iklan.

c. Typography

Typography adalah seni memilih jenis huruf, dari ratusan jumlah

(39)

Typography yang baik mengarah pada keterbacaan, dan kemenarikan, dan

desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan. (Frank Jefkins, 1997:248). Huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahas tulis dan merupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat. Rangkain huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu cerita ataupun kesan secara visual (Danton, 2001:2). Jenis font yang dipakai dalam promosi Batik Wonogiren adalah jenis font yang memiliki kesan klasik tetapi elegan, Diantaranya adalah :

1) Calisto MT

Jenis huruf ini termasuk jenis roman yang memiliki sirip lembut diujungnya. Alasan pemilihan huruf ini karena berkesan elegan dan lembut. Alasan pemilihan huruf ini karena mudah dibaca dan jelas.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890

(40)

Logo adalah identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan (Kusrianto, 2007:232). Logo merupakan bentuk iklan yang singkat, disamping menjadi tanda pengenal haruslah membawa pesan yang besar dalam ruangan yang sempit dan

Nilai visual logo tersebut menggambarkan bahwa Batik Wonogiren merupakan suatu sentra industri batik yang ada di Wonogiri yang memiliki cita dan kualitas yang baik.

3) Font (huruf)

Huruf yang digunakan dalam logo ini adalah sebagai berikut : a) Calisto MT

(41)

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

Warna merupakan unsur yang terpenting dalam sebuah promosi yang dilakukan dengan dukungan media komunikasi visual, karena warna memiliki bahasa untuk komunikasi tersendiri yang disampaikan melalui penglihatan (visual) yang akan ditampilkan.Warna yang digunakan dalam logo ini adalah :

C : 0 M : 60 Y : 60 K : 40

Alasan pemilihan warna khusus ini yaitu coklat adalah warna ini sebagai warna utama dan mempunyai arti yang dinamis, elegan, kuat, dan berkarakteristik Batik Wonogiren.

C : 0 M : 0 Y : 0 K : 100

(42)

C : 0 M : 0 Y : 0 K : 0

Alasan pemilihan ini yaitu putih adalah warna putih merupakan symbol dari kesucian, bersih, damai, kebaikan, kemurnian, damai, kerendahan hati.

5) Graphic Standar Manual

a. Konfigurasi

(43)

c. Grid

(44)

e. Warna

(45)

warna klasik tradisional jawa. Warna yang digunakan dalam promosi ini adalah :

C : 20 M : 62 Y : 80 K : 0

Alasan pemilihan warna khusus ini yaitu coklat adalah warna ini sebagai warna utama dan mempunyai arti yang dinamis, elegan, kuat, dan berkarakteristik Batik Wonogiren.

C : 6 M : 15 Y : 21 K : 0

Alasan pemilihan warna ini yaitu coklat muda adalah warna melambangkan image kepercayaan konsumen terhadap kualitas Batik Wonogiren. Juga mengesankan warna yang elegan dan klasik yang diharapkan mampu menarik minat konsumen.

C : 0 M : 0 Y : 0 K : 100

(46)

C : 0 M : 0 Y : 0 K : 0

Alasan pemilihan ini yaitu putih adalah warna putih merupakan symbol dari kesucian, bersih, damai, kebaikan, kemurnian, damai, kerendahan hati.

C. Media

Placement

Media adalah segala sesuatu yang kita gunakan sebagai alat menyampaikan infomasi kepada khalayak luas. Dalam hal ini yang akan disampaikan adalah promosi dari Batik Wonogiren kepada khalayak sasaran. Media yang gunakan adalah media lini atas (above the line) dan media lini bawah (below the line).

Menurut Frank Jeffkins (1997:86) media lini atas adalah media iklan luar ruang yang mengharuskan membayar komisi ke pihak tertentu. Contohnya adalah iklan koran dan majalah, sedangkan media lini bawah biasanya media yang berada disekitar atau didalam perusahaan yang bersangkutan, jadi tidak harus membayar (pajak) ke pihak lain. Contohnya adalah brosur, kalender dan poster. Sebelum membuat media lini atas dan media lini bawah, kami juga akan membangun coorporate identity dari Batik Wonogiren. Corporate identity yaitu unsur yang mempengaruhi penampilan citra suatu perusahaan yang meliputi logo, teks atau akronim, warna dan unsur visual lain (Ima Hardiman, 2006:25). Berikut adalah media promosi yang akan direncanakan :

(47)

Logo adalah suatu identitas merek yang mengkomunikasikan secara luas tentang produk, pelayanan dan organisasi dengan cepat. Logo tidak sekedar label, tetapi menampilkan pesan kualitas dan semangat produk, lewat pemasaran, periklanan dan kinerja produk. Logo yang dibuat dalam promosi ini adalah tulisan Batik Wonogiren dengan ilustrasi gambar canting untuk membatik. Logo tersebut menegaskan bahwa Kabupaten Wonogiri memiliki sentra industri batik yang memiliki citarasa dan kualitas yang baik yaitu Batik Wonogiren.

Logo “Batik Wonogiren” ditempatkan disetiap media promosi Batik Wonogiren. Logo yang baik harus mencakup beberapa hal sebagai berikut :

a. Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan daya pembeda yang jelas.

b. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran.

c. Simple, dalam pengertian mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yan relatif singkat.

d. Memorable, yaitu cukup mudah diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relatif lama.

e. Easily associated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.

f. Easily adaptable for all graphic media, artinya kemudahan dalam

mengaplikasikan logo menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis.

(48)

a. Kertas Surat (kop surat) Alasan Pemilihan Media :

Kop surat dipilih karena sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mengirimkan informasi pesan perorangan atau lembaga. Jadi kertas surat ini sangat efektif untuk menyebarkan iklan karena saat orang membaca isi surat maka bersamaan juga pesan dari iklan tersebut tersampaikan.

Konsep Desain :

Desain yang digunakan dalam kop surat adalah desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 29,7 cm x 21 cm, serta terdapat logo “Batik Wonogiren” dan Keyvisual

Penempatan Media :

Dapat ditempatkan pada kantor maupun perusahaan. Biasanya media iklan kertas surat ini ditempatkan untuk keperluan surat menyurat antara perusahaan maupun klien.

b. Amplop

Alasan pemilihan media :

Sebagai pasangan dari kertas surat yang nantinya akan digunakan sebagai salah satu item media untuk iklan

Konsep Desain :

Sebagai pasangan dari kertas surat, sudah pasti desain diseragamkan dengan kertas surat yaitu, desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 11 cm x 23 cm, serta terdapat logo “Batik Wonogiren” dan Keyvisual

Penempatan Media :

(49)

surat. Media ini biasanya dipergunakan untuk bagian surat menyurat dari perusahaan kepada klien.

c. Kartu Nama

Alasan pemilihan media:

Kartu nama dipilih karena memungkinkan untuk selalu diberikan masyarakat luas. Hal ini kartu nama sangat tepat untuk media iklan.

Konsep Desain :

Bentuk desain kartu nama ini persegi panjang dan oval pada salah satu sudutnya dengan ukuran 9 cm x 5 cm. Pada kartu nama ini dicantumkan nama pemilik atau karyawan, alamat “Batik Wonogiren”, beserta nomor telepon dan email serta terdapat dengan logo “Batik Wonogiren” dan Keyvisual

Penempatan Media :

Biasanya penempatan media ini (kartu nama) langsung diberikan kepada konsumen.

d. Map

Alasan Pemilihan Media:

Map dipilih sebagai tempat meletakkan surat-surat penting maupun dokumen untuk keperluan dalam hubungan dengan lembaga lain maupun perorangan.

Konsep Desain :

Seperti map pada umumnya map ini berbentuk lipatan untuk menyimpan dokumen didalamnya. Desain yang digunakan adalah desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 48,5 cm x 33 cm, serta terdapat logo “Batik Wonogiren”

(50)

Ditempatkan dilaci atau lemari perusahaan sebagai pelindung bersamaan itu pula iklan terwujud.

Konsep Desain :

Desain dengan ukuran diameter 30 cm dan menempatkan logo “Batik Wonogiren”ditengah bawah jarum jam.

Orang menggunakan kalender bukan semata-mata untuk referensi penanggalan, melainkan juga untuk membuat janji, catatan-catatan dan merekam sesuatu. Salah stu keunggulan kalender adalah karena barang ini dibutuhkan oleh konsumen. (Kasali,1992:146).

Konsep Desain :

Kalender dibuat model duduk/kalender meja dengan 13 halaman dengan ukuran 20 cm x 14 cm. Setiap halaman terdapat ilustrasi foto tentang motif-motif Batik Wonogiren disertai dengan logo “Batik Wonogiren” dan

Keyvisual. Pada halaman yang memuat tanggal menggunakan background

(51)

Penempatan Media :

Ditempatkan pada meja perusahaan karena mudah untuk dilihat dan dapat juga sebagai merchandise setiap pembelian produk Batik Wonogiren. g. Id card

Alasan Pemilihan Media :

Id card sangat penting untuk pengenalan karyawan terhadap

pelanggan. Konsep Desain :

Id Card didesain dengan menampilkan logo, nama dan foto karyawan

dengan desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 8,5 cm x 5,5 cm

Penempatan Media :

Dipakai oleh semua karyawan perusahaan sebagai tanda pengenal pegawai.

h. Nota

Alasan Pemilihan Media :

Nota sangat penting untuk melakukan transaksi pembelian “Batik Wonogiren”

Konsep Desain :

Desain nota ini seperti nota biasanya desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 15 cm x 10cm, serta terdapat logo “Batik Wonogiren”. Penempatan Media :

Biasanya di gunakan untuk perhitungan harga produk Batik Wonogiren pada setiap selesai melakukan transaksi yang ada.

(52)

Alasan Pemilihan Media :

Kaos dipilih sebagai media karena kaos sangat penting digunakan sebagai seragam karyawan untuk membedakan antara karyawan dan pelanggan.

Konsep Desain :

Kaos dengan logo dari “Batik Wonogiren” pada bagian depan dengan warna putih dan cokelat dengan ukuran all size

Penempatan Media :

Dipakai sebagai seragam karyawan. j. Stempel

Alasan Pemilihan Media :

Stampel merupakan salah satu identitas perusahan dalam melakukan legal formal surat-menyurat baik kedalam maupun keluar.

Konsep Desain :

(53)

Desain white space dengan ukuran 14 cm x 3 cm x 21cm dan terdapat

Hang tag sebenarnya berfungsi sebagai merek dagang, akan tetapi

apabila dibuat dengan desain yang menarik hang tag dapat menjadi salah satu material promosi..

Ditempel pada barang hasil penjualan yang berfungsi sebagai merek dagang “Batik Wonogiren”.

3. Media Lini Atas (Above The Line) a. Iklan Koran

Alasan pemilihan media :

(54)

Kekuatan surat kabar 1) Market Coverage

Surat kabar dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya (nasional, regional atau lokal).

2) Comparison shopping (catalog value)

Keuntungan kedua menyangkut kebiasaan konsumen membawa surat kabar sebagai referensi untuk memilih barang sewaktu berbelanja. Informasi sekelebat yang diberikan oleh radio dan televisi, dimuat dengan secara tertulis pada surat kabar yang dapat dibawa kemana-mana.

3) Positive consumer attitudes

Konsumen umunya memandang surat kabar memuat hal-hal actual yang perlu segera diketahui khalayak pembaca.

4) Flexibility

Pengiklan dapat bebas memilih pasar mana (dalam cakupan geografis) yang akan diprioritaskan. Dengan demikian dia dapat memilih media mana yang cocok.

Kelemahan Surat Kabar 1) Short life span

Sekalipun jangkauan bersifat masal, surat kabar dibaca orang dalam tempo yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka hanya membaca sekali saja. Surat kabar juga cepat basi, hanya berusia 24 jam.

(55)

Isi yang dipaksakan dihalaman surat kabar yang tidak punya manajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan mata dan daya serap pembaca.

3) Limited Coverage of Certain Groups.

Sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat melayani dengan baik.

4) Products that don’t fit

Beberapa produk tidak dapat diiklan dengan baik di surat kabar. (Kasali, 1992:107-108)

Konsep desain :

Iklan koran menggunakan Ilustrasi foto orang yang sedang membatik dan motif “Batik Wonogiren” dalam format gambar grayscale dengan ukuran 3 kolom ( 42 mm x 3 mm x 6 mm ) = 132 mm. Logo “ Batik Wonogiren” mudah dibaca oleh pengguna jalan yang lewat, maka akan banyak orang yang memperoleh informasi dari media ini.

(56)

Baliho didesain dengan menggunakan ilustrasi foto orang yang sedang membatik dan motif “Batik Wonogiren” dengan ukuran 4. m x 6.m. Menggunakan logo “ Batik Wonogiren yang diletakan di bagian kiri bawah. Penempatan Media :

Baliho akan diletakkan dijalur perbatasan kota, seperti jalan perbatasan Sukoharjo-Wonogiri dan tempat tempat strategis lainnya di pusat kota Wonogiri dan sekitarnya.

4. Media Lini Bawah (Below The Line) a. Spanduk

Alasan Pemilihan Media :

Spanduk merupakan media iklan yang sangat strategis karena dapat di pasang di tempat umum.

Konsep Desain :

Desain yang digunakan dalam spanduk adalah desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 3 m x 0,5 m, serta terdapat logo “Batik Wonogiren” dan ilustrasi foto motif “Batik Wonogiren”.

Penempatan Media :

Media ini biasanya ditempatkan di tempat-tempat keramaian. Di pasang pada halaman pintu atau stand pameran sebagai identitas perusahaan. Dapat juga dipasang pada jalan jalan strategis agar mudah di ketahui banyak orang.

b. Leaflet

(57)

Media promosi ini merupakan media yang efektif sebagai promosi karena bentuknya yang berupa lembaran yang berisikan berita dan segala keunggulan dan keunikan yang ditawarkan oleh “Batik Wonogiren”.

Konsep Desain :

Di desain menggunakan satu muka dengan menempatkan data dan foto motif-motif “Batik Wonogiren” pada bagian tengah. Desain yang digunakan dalam leaflet adalah desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 19 cm x 9 cm, serta logo “Batik Wonogiren” diletakan di bagian kiri atas dan disertai dengan keyvisual.

Penempatan Media :

Ditempatkan di meja resepsionis dan dapat dibagikan kepada masyarakat pada acara-acara tertentu agar masyarakat mengetahui tentang “Batik Wonogiren”.

c. Flag Chain

Alasan Pemilihan Media :

Flag Chain adalah sebuah media yang berupa bendera kecil yang

dipasang berjajar dan digantung diatas ruangan hiasan. Jadi dalam penempatan tersebut sangat efektif karena tampak mencolok.

Konsep Desain :

Desain berupa logo “Batik Wonogiren” dan Keyvisual dengan ukuran 13 cm x 6,5 cm.

Penempatan Media :

(58)

ruangan tetapi apabila perusahaan mengadakan acara-acara seperti pameran biasanya media ini sering di tunjukkan sebagai hiasan sekaligus promosi perusahaan.

d. Brosur

Alasan pemilihan media:

Brosur adalah flayer berupa print ad yang didalamnya berisi promosi ataupun iklan yang sedang berlangsung tentang suatu produk ataupun jasa. Alasan pemilihan brosur sebagai material promosi dikarenakan brosur cukup efektif karena brosur berupa print ad dengan ukuran yang cukup kecil sehingga dapat diberikan para pengunjung untuk dibawa dan disimpan.

Konsep Desain :

Brosur dibuat dengan menampilkan logo “Batik Wonogiren”, ilustrasi foto motif “Batik Wonogiren” dan Keyvisual. Brosur didesain dalam desain yang sederhana dan simpel dengan ukuran 32 cm x 9,5 cm.

Penempatan Media :

Brosur diletakkan pada kotak dispenser pada lobi perusahaan serta stand pameran agar bisa diambil oleh para pengunjung untuk dibawa atau disimpan agar informasi yang terkandung didalamnya sampai pada khalayak sasaran yang dituju.

e. X-Banner

Alasan pemilihan media :

X-Banner merupakan media yang fleksibel karena bisa ditempatkan di

(59)

Menggunakan sederhana dan simpel dengan ukuran 160 cm x 60cm, serta menempatkan logo “Batik Wonogiren, Keyvisual dan beberapa foto motif “Batik Wonogiren “di bagian tengah.

Penempatan Media :

Ditempatkan lobi perusahaan dan di stand pameran Batik Wonogiren. f. Poster

Alasan pemilihan media :

Poster merupakan alat mengiklankan sesuatu, sebagai alat propaganda, protes, serta maksud-maksud lain untuk menyampaikan berbagai pesan. Jadi alasan pemilihan poster sebagai salah satu materi promosi karena poster akan dapat lebih lama dibaca khalayak dan pesan akan disampaikan secara cepat dan efisien.

Konsep desain :

Poster dibuat dengan menggunakan kertas A3+ (42 cm x 29,7cm) , dengan menggunakan ilustrasi foto orang yang membatik dan foto motif “Batik Wonogiren” sebagai point interest dipadukan dengan logo “Batik Wonogiren” pada bagian kiri bawah.

Penempatan Media:

Poster diletakkan di papan informasi di tempat-tempat umum yang strategis.

5. Souvenir dan Merchandise a. Gantungan Kunci

(60)

Gantungan kunci digunakan sebagai hiasan atau juga penanda kunci agar tidak mudah hilang atau tertukar. Dan juga bisa menjadi media promosi secara tidak langsung bagi “Batik Wonogiren”.

Konsep desain :

Gantungan kunci berbahan acrylic dengan tebal 3 mm berbentuk persegi panjang berukuran 5 cm x 2,5 cm dan berupa logo “Batik Wonogiren” yang dibuat dengan teknik gravir laser.

Penempatan Media :

Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk “Batik Wonogiren”.

b. Stiker

Alasan Pemilihan Media :

Stiker sangat digemari audience sebagai souvenir perusahaan karena dapat ditempel dimana saja.

Konsep Desain:

Stiker dibuat dengan teknik cutting menggunakan logo “Batik Wonogiren “ dengan ukuran 18 cm x 8 cm

Penempatan Media :

(61)

Konsep desain :

Pin berukuran 5,8 cm menggunakan logo “Batik Wonogiren” pada bagian bawah dan salah satu foto motif “Batik Wonogiren”.

Penempatan Media :

Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk “Batik Wonogiren”.

d. Mug

Alasan pemilihan media :

Mug difungsikan sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan. Mug merupakan benda yang sering digunakan sehingga dapat selalu mengingatkan terhadap “Batik Wonogiren”.

Konsep desain :

Mug ini dibuat dengan ukuran diameter 8 cm dan tinggi 8 cm serta menggunakan logo “Batik Wonogiren” berukuran besar ditengah-tengah. Penempatan Media :

Dibagikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk “Batik Wonogiren”.

e. Kaos

Alasan pemilihan media :

Kaos difungsikan sebagai souvenir sehingga bisa menjadi kenang-kenangan dan sekaligus menjadi media promosi secara tidak langsung bagi “Batik Wonogiren” ketika kaos tersebut dikenakan.

Konsep desain :

(62)

Penempatan Media:

Dibagikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk “Batik Wonogiren”.

f. Paper Bag

Alasan pemilihan media :

Paper bag digunakan sebagai wadah atau tempat souvenir. Paper bag

biasanya akan disimpan dan digunakan kembali ketika diperlukan. Itu juga bisa membantu mempromosikan “Batik Wonogiren” secara tidak langsung. Konsep desain :

Paper bag berukuran 25 x 9 x 32 cm menggunakan desain sederhana

dan simpel. Menggunakan garis yang membentuk sebuah pigura dengan motif “Batik Wonogiren” didalamnya.

Placement :

Digunakan sebagai wadah atau tempat souvenir. g. Packaging

Alasan pemilihan media :

Packaging digunakan sebagai wadah atau tempat suatu produk dan

digunakan untuk melindungi produk tersebut. Konsep desain :

Paper bag menggunakan desain sederhana dan simple dengan ukuran

(63)

Placement :

Digunakan sebagai wadah atau tempat produk “Batik Wonogiren”.

BAB IV

VISUALISASI KARYA

A.

Logo

Logo Perusahaan

Proses : CorelDraw X4

(64)

2. Warna

(65)
(66)
(67)

1. Kop Surat

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 29,7 cm x 21 cm Bahan : Kertas HVS 80 gr

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Portrait

(68)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 11 cm x 23 cm Bahan : Kertas HVS 80 gr

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Portrait

Penempatan :Penempatan dari media amplop tidak jauh berbeda dengan kertas surat. Media ini merupakan satu kesatuan. Biasanya di pasangkan oleh media kertas surat. Media ini biasanya dipergunakan untuk bagian surat menyurat dari perusahaan kepada klien.

(69)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 9 cm x 5 cm

Bahan : Kertas Glossy , laminasi doff

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Landscape

Penempatan : Biasanya penempatan media ini langsung diberikan kepada konsumen.

(70)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 48,5 cm x 33 cm Bahan : Artcarton 270 gr Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Portrait

Penempatan :Ditempatkan dilaci atau lemari perusahaan sebagai pelindung dokumen-dokumen yang penting.

(71)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : Diameter 30 cm Bahan : Kertas Glossy

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Lingkaran

Penempatan : Ditempatkan di dinding ruang tamu dan juga stand pameran Batik Wonogiren

(72)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 20 cm x 14 cm Bahan : Artcarton 210 gr

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi, dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Landscape

Penempatan : Ditempatkan pada meja perusahaan karena mudah untuk dilihat dan dapat juga sebagai merchandise setiap pembelian produk Batik Wonogiren

(73)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 8,5 cm x 5,5 cm Bahan : Kertas Glossy, mika Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Calisto MT, Constantia Realisasi : Digital Printing

Format Desain : Portrait

Penempatan : Dipakai oleh semua karyawan perusahaan sebagai tanda pengenal pegawai.

(74)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 15 cm x 10cm Bahan : Kertas HVS 70 gr Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Calisto MT, Constantia Realisasi : Cetak Offset

Format Desain : Landscape

Penempatan : Biasanya di gunakan untuk perhitungan harga produk Batik Wonogiren pada setiap selesai melakukan transaksi yang ada

(75)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : all size

Bahan : Kain Katun

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Realisasi : Digital Printing Format Desain : Portrait

Penempatan : Dipakai oleh semua karyawan perusahaan sebagai tanda pengenal pegawai.

(76)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 6 cm x 2,5 cm

Bahan : Stampel (plastic karet) Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Stampel 2 warna Format Desain : Landscape

Penempatan : Stempel diletakan di front office dan diletakan di meja kasir sewaktu pameran Batik Wonogiren

(77)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 14 cm x 3 cm x 21cm Bahan : Acrylic

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Dibentuk dan disablon Format Desain : Potrait

Penempatan : Untuk tempat brosur di front office dan diletakan di meja kasir sewaktu pameran Batik Wonogiren

(78)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 13 cm x 6,5 cm Bahan : Kertas Glossy

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Landscape

Penempatan : Ditempel pada barang hasil penjualan yang berfungsi sebagai merek dagang Batik Wonogiren.

C.Media Lini Atas (Above The Line)

(79)

Visualisasi : CorelDRAW X4

Ukuran : 3 kolom ( 42 mm x 3 mm x 6 mm ) = 132 mm Bahan : Kertas koran

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Potrait

Waktu Tayang : 1 minggu selama bulan Januari 2010

Penempatan : Iklan akan ditempatkan di koran atau surat kabar lokal. Surat kabar yang akan dipakai adalah Solopos. Ditayangkan satu minggu di halaman berita Wonogiri.

(80)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 4.0 m X 6.0 m Bahan : MMT Outdoor

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Potrait

Penempatan : Baliho akan diletakkan dijalur perbatasan kota, seperti jalan perbatasan Sukoharjo-Wonogiri dan tempat tempat strategis lainnya di pusat kota Wonogiri dan sekitarnya.

D.Media Lini Bawah (Below The Line)

(81)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 3 m x 0,5 m Bahan : MMT

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Landscape

Penempatan : Media ini biasanya ditempatkan di tempat-tempat keramaian. Di pasang pada halaman pintu atau stand pameran sebagai identitas perusahaan. Dapat juga dipasang pada jalan jalan strategis agar mudah di ketahui banyak orang.

(82)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 19 cm x 9 cm Bahan : Artcarton 210 gr.

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Potrait

Penempatan :Ditempatkan di meja resepsionis dan dapat dibagikan kepada masyarakat pada acara-acara tertentu agar masyarakat mengetahui tentang Batik Wonogiren.

(83)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 13 cm x 6,5 cm Bahan : Kertas Glossy

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Calisto MT

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Potrait

Penempatan : Di tempatkan pada pintu perusahaan sebagai identitas diri dari perusahaan itu sendiri. Namun biasanya ditempatkan sebagai penghias ruangan perusahaan. Penempatan media ini biasanya hanya sebagai hiasan ruangan tetapi apabila perusahaan mengadakan acara-acara seperti pameran biasanya media ini sering di tunjukkan sebagai hiasan sekaligus promosi perusahaan.

(84)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 32 cm x 9,5 cm Bahan : Artpaper 150 gr.

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Landscape

Penempatan : Brosur diletakkan pada kotak dispenser pada loby perusahaan serta stand pameran agar bisa diambil oleh para pengunjung untuk dibawa atau disimpan agar informasi yang terkandung didalamnya sampai pada khalayak sasaran yang dituju.

(85)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 160 cm x 60cm Bahan : MMT

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Portrait

Penempatan :Ditempatkan lobi perusahaan dan di stand pameran Batik Wonogiren.

(86)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 42 cm x 29,7cm Bahan : Artcarton 210gr.

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Portrait

Penempatan : Poster diletakkan di papan informasi di tempat-tempat umum yang strategis.

E.Souvenir dan Merchandise

(87)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 5 cm x 2,5 cm Bahan : Acrylic 3 mm

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Digital Printing Laser Format Desain : Landscape

Penempatan :Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk Batik Wonogiren.

(88)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 18 cm x 8 cm Bahan : Kertas stiker

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Cutting Stiker Format Desain : Landscape

Penempatan : Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk Batik Wonogiren.

(89)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : Diameter 5,8 cm

Bahan : Artpaper 150 gr, laminasi doff, bahan pin siap pakai

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Calisto MT

Realisasi : Digital Printing, Pres Pin Format Desain : Lingkaran

Penempatan : Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk Batik Wonogiren.

(90)

Visualisasi : CorelDRAW X4

Ukuran : Diameter 8 cm, tinggi 8 cm Bahan : Keramik

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren dan Keyvisual Typografi : Constantia

Realisasi : Digital Printing Format Desain : Portrait

Penempatan : Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk Batik Wonogiren.

(91)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : All size

Bahan : Kain katun

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren Typografi : Constantia

Realisasi : Sablon Format Desain : Portrait

Penempatan : Diberikan secara gratis kepada konsumen yang telah membeli produk Batik Wonogiren.

(92)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 9 cm x 25 cm x 32 cm Bahan : Artcarton A3+, 250gr

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Portrait

Penempatan : Digunakan sebagai wadah atau tempat souvenir.

(93)

Visualisasi : CorelDRAW X4 Ukuran : 8 cm x 15 cm x 30 cm Bahan : Artcarton A3+, 250gr

Ilustrasi Desain : Logo Batik Wonogiren, Ilustrasi dan Keyvisual Typografi : Calisto MT, Constantia

Realisasi : Cetak Offset Format Desain : Landscape

Penempatan :Digunakan sebagai wadah atau tempat produk Batik Wonogiren.

BAB V

PENUTUP

(94)

Dalam pembuatan suatu promosi tentang produk ataupun jasa, pembuat desain promosi dihadapkan pada suatu konsekuensi. Artinya, dalam membuat iklan harus memperhatikan apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana.

Apa artinya jenis produk atau jasa yang akan dipromosikan, pembuat iklan harus mengetahui karakter produk atau jasa yang akan ditawarkan. Siapa artinya segmen atau market yang dutuju, hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi sampai tidaknya pesan yang akan disampaikan. Segmen atau target market dapat digolongkan sesuai klasifikasinya masing-masing. Kapan, yaitu waktu dari iklan akan ditayangkan harus sesuai dengan kondisi sosial yang terjadi pada masa itu. Dimana, artinya luasan sasaran yang dituju, iklan yang dibuat harus memperhatikan norma ataupun adat-istiadat setempat sehingga tidak akan melanggar aturan yang berada pada daerah yang bersangkutan. Setelah memperhatikan faktor-faktor di atas, langkah selanjutnya adalah bagaimana menciptakan desain promosi yang memenuhi elemen-elemen penting di atas.

Dalam promosi Batik Wonogiren ini, penulis dihadapkan dengan tema yang berhubungan dengan budaya, sehingga dalam rancangan promosi yang dibuat harus benar-benar detail dalam menentukan konsep yang akan dibuat. Dengan harapan, rancangan promosi yang dibuat mampu mewujudkan tujuan awal yaitu mengenalkan secara lebih luas tentang keunggulan dan kekhasan Batik Wonogiren sebagai ikon Batik Khas Wonogiri kepada khalayak banyak dan menimbulkan minat konsumen sehingga meningkatkan penjualan batik produksi Wonogiri tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : (1) observasi yaitu untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran

“The Effect of The 4-E Learning Cycle Methode on Students’ Understanding of Electricity” Journal of Turkish

Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi Sarjana Sastra.

Dengan demikian, dibutuhkan pengembangan perangkat pembelajaran dengan menerapkan strategi dan model yang sesuai sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar

[r]

Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), gelanggang memiliki pengertian ruang atau lapangan tempat meyabung ayam, tinju, berpacu, berolahraga, dan sebagainya

Besarnya pengaruh terpaan berita pada program acara Warna TRANS7 episode fashion dan kesehatan pada periode April - Juni 2013 terhadap sikap mahasiswi FISIP UAJY sebesar

Identifikasi fakta aktivitas siswa dan aktivitas guru yang kurang, bahkan tidak sesuai dengan kaidah keilmuan.. Lakukan analisa fakta dengan membandingkan aktivitas siswa dan