PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGEHTER)UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII
SMP N 2 ADIANKOTING T.A 2014/2015
Oleh :
Melvi Angelina Pandiangan 4113311031
Program Studi Pendidikan Matematika
A
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan,kesempatan,
dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini
tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT(Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmatika Soasial di Kelas VII SMP Negeri
2 Adiankoting T.A 2014/2015”, disusun untuk melengkapi syarat memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Dr.M.Manullang, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran-saran yang membangun kepada penulis selama perkuliahan dan
penyusunan proposal, sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Ibu
Dra.N.Manurung, M.Pd, Ibu Dra.Mariani, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan saran-saran yang membangun mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof.Drs.Motlan, M. Sc, Ph.D
selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati
Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua jurusan, sekretaris
jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta
seluruh Bapak,Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang sudah membatu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Mangerbang Sihotang,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Adiankoting, Bapak J.Nadeak S.Pd selaku selaku guru bidang studi matematika
SMP Negeri 2 Adiankoting, guru,staf, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 2
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Nelson
Pandiangan dan Ibunda Restiga Pardede serta untuk Abang saya Rezeky
Pandiangan,Martamba Pandiangan,Dedy Pandiangan,Julinando Pandiangan,adik
saya Aldi Pandiangan yang telah banyak memberi kasih sayang,semangat,nasehat,
doa, dan materi sehingga perkuliahan dan penyusunan dapat menyelesaikan studi
di Unimed. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
sahabat-sahabat terkasih dan seperjuangan Kelas EKS 2011(,Sarah,Dinaria,Pradita Herlina
,dll) serta sahabat – sahabat satu kos (Tinneke Sitorus,Roseli Simanjuntak,Berta
Simanjuntak,Chandra Mendrofa,Desty Sitohang) yang senantiasa memberikan
dukungan dan masukan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari dan masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilu pendidikan.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGEHTER)UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII
SMP N 2 ADIANKOTING T.A2014/2015
Melvi Angelina Pandiangan (NIM : 4113311031)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui apakah dengan penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan aritmetika sosial (2) Mengetahui pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu kelas VII-1 SMP Negeri 2 Adiankoting yang berjumlah 30 siswa. Objek penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan penerapan pembelajaran Numbered Heads Together pada pokok bahasan Aritmetika Sosial Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian yakni tes awal sebanyak 5 soal , tes kemampuan pemecahan masalah I sebanyak 4 soal dan kemampuan pemecahan masalah II sebanyak 5 soal.
Berdasarkan hasil tes awal diketahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa rendah dengan nilai rata – rata kelas 63%. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah matemtaika siswa adalah sedang dengan niali rata – rata 73,25% dengan 19 siswa atau 63,33% dari keseluruhan siswa telah masuk kategori minimal sedang .Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II,tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah tinggi dengan nilai rata – rata kelas 82,07 dimana jumlah siswa yang telah masuk kategori minimal sedang sebanyak 26 atau 89,66% dari seluruh siswa.
vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabe x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 7
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian belajar 9
2.1.2. Pembelajaran Matematika 10
2.1.3. Teori-teori Belajar Modern yang melandasi Model Pembelajaran
Kooperatif Numbered Heads Together 12
2.1.4. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 12
2.2. Pembelajaran Kooperatif 18
2.2.1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 20
2.2.2. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif 22
2.2.3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together 24
vii
Matematika 25
2.3 Media Pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa 26
2.4 Materi Pokok Bahasan Aritmatika Sosial 28
2.5. Kerangka Konsep 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 36
3.2.1 Subjek Penelitian 36
3.2.2 Objek Penelitian 36
3.3. Jenis Penelitian 36
3.4. Variabel Penelitian 37
3.5. Prosedur Penelitian 37
3.6. Alat Pengumpulan Data 42
3.6.2. Lembar Observasi 43
3.7. Analisis Data 44
3.7.1. Reduksi Data 44
3.7.2 Paparan Data 46
3.7.3 Simpulan Data 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 48
4.1.1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 48
4.1.1.1. Permasalahan I 48
4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif pemecahan I 49
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 49
4.1.1.4. Observasi I 50
4.1.1.5. Analisis Data I 51
4.1.1.5.1.Deskrisi Hasil Tes kemampuan Pemecahan Masalah I 52
viii
4.1.1.5.3. Kesimpulan 60
4.1.1.5.3. Refleksi I 61
4.1.2. Deskripsi hasil Penelitian Pada Siklus II 61
4.3. Temuan Penelitian 75
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 79
5.2. Saran 80
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah 16 Tabel 2.2. Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah 17
Tabel 2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 21
Tabel 3.1 Pedoman penskoran pemecahan masalah matematika 43
Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 45
Tabel 3.3 Kriteria penilaian observasi 46
Tabel 4.1 .Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memahami masalah pada tes siklus I 52
Tabel 4.2. Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 52
Tabel 4.3.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus I 52
Tabel 4.4.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memeriksa kembali pemecahan masalah pada tes siklus I 53
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes 54
Tabel 4.6: Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran Pada Siklus I 56
Tabel 4.7. : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I 58
Tabel 4.8.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memahami masalah pada tes siklus II 65
Tabel 4.9.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus II 65
Tabel 4.10.Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
menyelesaikan pemecahan masalah pada tes siklus II 66
Tabel 4.11 Presentase kemampuan pemecahan masalah aspek
memerika kembali pemecahan masalah pada tes siklus II 67
Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada
xi
Tabel 4.13: Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran Pada Siklus II 69
Tabel 4.14. : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II 71
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Siklus I 53
Grafik 2. Diagram tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus I 54
Grafik 3. Presentase Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus I 55
Grafik 4. Presentase Tingkat Ketuntasan Siswa Siklus I 55
Grafik 5. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa II 67
Grafik 6. Diagram tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus II 68
Grafik 7. Presentase Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus II 68
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 83 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 91
Lampiran 3 Kisi –kisi Tes Awal 99
Lampiran 4 Kisi –kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 100
Lampiran 5 Kisi –kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 101
Lampiran 6 Lembar Validasi Tes Kemampuan Awal 102
Lampiran 7 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 106
Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 110
Lampiran 9 Tes Kemampuan Awal 114
Lampiran 10 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 116
Lampiran 11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 118
Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal dan
Pedoman Penskoran 120
Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes KemampuanPemecahan
Masalah I dan Pedoman Penskoran 128
Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
dan Pedoman Penskoran 137
Lampiran 15 Lembar Kegiatan Siswa I 143
Lampiran 16 Lembar Kegiatan Siswa II 147
Lampiran 17 Lembar Kegiatan Siswa III 152
Lampiran 18 Lembar Kegiatan Siswa IV 157
Lampiran 19 Lembar Observasi Guru Siklus I 162
Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa Siklus I 166
xiv
Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa Siklus II 174
Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran
Pada Siklus I 178
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Proses Pembelajaran
Pada Siklus II 180
Lampiran 25 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran
Pada Siklus I 182
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Proses Pembelajaran
Pada Siklus II 184
Lampiran 27 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 186
Lampiran 28 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 188
Lampiran 29 Analisis Hasil Evaluasi kemampuan Pemecahan
Masalah II 190
Lampiran 30 Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Setiap Siklus 192
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari,terut
a-ma di sekolah – sekolah formal. Mengingat begitu pentignya peran matematika
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan
dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Terlepas dari itu,matematika banyak
digunakan dalam kehidupan sehari- hari.Dalam pembelajaran disekolah,matematika
merupakan salah satu pembelajaran yang merupakan pembelajaran dasar dan sarana
berpikir ilmiah yang sangat diperlikan oleh siswa untuk mengembangkan
logisnya.Pendidikan matematika disekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta
didik yang dapat menggunakan matematika secara fungsional untuk memecahkan
masalah, baik dalam kehidupan sehari – hari maupun menghadapi ilmu
pengetahuan lain. Masalah matematika yang dihadapi terstruktur, sistematis dan
logis sehingga dapat diimplementasikan siswa dalam kehidupannya untuk
mengatasi masalah yang timbul secara mandiri.
Matematika juga mampu meningkatkan kemampuan berpikir jelas, logis,
teratur dan sistematis. Seperti yang diungkapkan oleh Cockroft (dalam
Abdurrahman, (2003:253) mengemukakan alasannya perlu belajar matematika,
yaitu :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam
segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika , tidak lepas dari
2
com/2009/11/23/) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari
jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu
segera dapat dicapai.
Guru matematika memiliki tugas yakni berusaha memampukan siswa
memecahkan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah
pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa
adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai – nilai
yang terfleksi pada pembelajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan
bertindak memecahkan masalah .
Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan faktor
penting dalam matematika. Slameto (2010:94) mengemukakan bahwa :
“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan
kebekasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri,mengamati
sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan
menimbulkan rasa tanggung jawab yang benar terhadap apa yang
akandikerjakannnya,dan kepercayaan kepada diri sendiri,sehingga siswa
tidak selalu menguntungkan diri kepada orang lain”.
Ideal yang diharapkan ternyata sampai saat ini belum tercapai. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia
tergolong rendah. Programme for International Student Assessment (PISA)
melakukan penilaian problem solving dimana soal-soal yang disajikan pada tes
berkaitan dengan masalah tidak rutin. Berdasarkan hasil tes PISA pada tahun 2009,
kemampuan matematis siswa di Indonesia menduduki peringkat 63 dari 65 negara
di dunia dengan persentase di bawah 10% . Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menghadapi soal-soal matematika
yang berdampak pada kemampuan matematika yang rendah. Kemampuan
matematika yang rendah ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memecahan
3
masalah merupakan fokus dari pembelajaran matematika karena sarana
mempelajari ide dan keterampilan matematika.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah disebabkan oleh beberapa
faktor. Salah satu penyebabnya adalah kecenderungan pembelajaran matematika
yang masih berorientasi pada kebiasaan mengajar dengan menggunakan
langkah-langkah pembelajaran seperti: menyajikan materi pembelajaran, memberikan
contoh-contoh soal, meminta siswa mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat
dalam buku teks kemudian membahasnya bersama siswa. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Erman Suherman (2009:50)
“Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada
umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih
mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, dan lupa).
Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga
dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang
itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah,
kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang
akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa
wadah kosong.”
Pembelajaran seperti ini didominasi oleh penyajian masalah dalam bentuk
tertutup yaitu permasalahan matematika yang dirumuskan sedemikan rupa,
sehingga hanya memiliki satu jawaban yang benar dengan satu pemecahannya.
Jenis soal tertutup (closed problem) tidak mampu memberikan kesempatan pada
siswa untuk menggunakan beragam ide dan kemampuannya karena siswa terbiasa
dengan berbagai jenis soal yang sering berujung dengan upaya mengingat cara.
Selain bersifat tertutup, soal-soal yang disajikan pada kebanyakan buku juga
tidak mengaitkan matematika dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari sehingga
pelajaran matematika menjadi kurang bermakna dan siswa mudah melupakannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Lilis Widianti (2009:26)
“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada
substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau
konsep-4
konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebutkan
definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari,
tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja
dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep
matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah sangat kurang.”
Seperti yang terlihat saat peneliti melakukan observasi awal di kelas VII-1
SMP Negeri 2 Adiankoting (Jumat, 23 Januari 2015) menunjukkan bahwa dalam
kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan materi disertai contoh soal kemudian
diberi latihan tes. Siswa terlihat kesulitan ketika soal yang ada di buku paket
berbeda dengan contoh soal yang diberikan guru. Apalagi ketika penyelesaian soal
tersebut membutuhkan kemampuan matematis yang lebih tinggi khususnya
kemampuan dalam memecahkan masalah. Hal itu disebabkan karena siswa hanya
menerima pengetahuan/rumus-rumus tanpa diberi kesempatan untuk menemukan
ide dan kemampuannya sendiri. Kondisi ini mengakibatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa kurang berkembang. Dari hasil survei peneliti berupa
pemberian tes awal pemecahan masalah kepada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 2
Adiankoting, pada materi pokok Aritmatika Sosial menunjukkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika di kelas tersebut rendah. Dari 30
siswa yang mengikuti tes, hanya 5 atau sekitar 16,67 % yang mendapatkan hasil
yang benar diperoleh (mencapai KKM sekolah) dan 25 siswa atau sekitar 83,3%
(tidak mencapai KKM sekolah) mendapat hasil yang salah. Dari data tersebut
hanya sebesar 16,67% siswa telah tuntas belajar. Depdikbud (dalam Trianto,
2010:214) menyatakan bahwa setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan
individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65% dan suatu kelas dikatakan
tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85%
siswa yang telah tuntas belajarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk
pelajaran matematika, kelas VII-1 SMP Negeri 2 Adiankoting pada semester genap
belum mencapai ketuntasan belajar.
Rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika
5
mengerjakan tes, hanya 5 siswa yang memperoleh nilai lebih besar atau sama
dengan 65 (KKM yang ditetapkan sekolah adalah 65). Padahal materi Aritmatika
Sosial merupakan materi matematika yang paling sering diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dengan memberikan aktifitas pembelajaran yang
mendukung berkembangnya kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu
langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa adalah memilih model serta pendekatan
pembelajaran yang tepat dan berorientasi pada kompetensi siswa khususnya
kemampuan pemecahan masalah matematika.
Pembelajaran model kooperatif merupakan pembelajaran yang
mengedepankan adanya kelompok-kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal
ini menyebabkan siswa akan berinteraksi dengan teman lain dalam proses
pembelajaran. Sehingga diharapkan siswa akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Dalam upaya menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa maka diperlukan adanya pembelajaran model kooperatif
dengan suatu model pembelajaran salah satu adalah modelNHT (Numbered Heads
Together).
Numbered Heads Together(NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan alternatif terhadap struktur kelas tradisional serta
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran.Menurut Istarani (2011 : 12) menyatakan bahwa:
“Numbered Heads Together NHT merupakan rangkaian penyampaian
materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan
persepsi / pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan
guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai
dengan nomor permintaan guru dari masing – masing kelompok. Dengan
demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing – masing sesuai
6
Menurut Trianto (2009 : 82)Numbered Heads Together(NHT) pertama kali
dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Hal ini didukung oleh Duch (dalamRiyanto, 2010: 285) menyatakan bahwa:
“Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada tantangan ‘belajar untu belajar’. Siswa
aktif bekerja sama di dalam kelompok untuk mencari solusi permasalahan
dunia nyata. Permasalahan ini sebagai acuan bagi peserta didik untuk
merumuskan, menganalisis, dan memecahkannya”.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe
NHT karena jenis pembelajaran kooperatif dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan alternatif terhadap struktur kelas tradisional serta melibatkan
lebih banyak siswa dalam menelaah materi dan memecahkan masalah yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan peneliti memilih topik Aritmatika Sosial yang
diajarkan pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah belajar siswa di kelas VII SMP N 2 Adiankoting
Dalam penelitian ini, peneliti memilih materi aritmatika sosial yang
diajarkan pada strategi pembelajaran NHT dengan menggunakan lembar kegiatan
siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP N 2 Adiankoting karena
sesuai dengan wawancara dengan guru matematika di sekolah itu, nilai matematika
siswa pada pokok bahasan aritmatika sosial masih rendah dan metode pembelajaran
yang di pakai guru di sekolah ini masih memakai metode pembelajaran
konvensional yang pembelajarannya masih secara klasikal sehingga kurang
memperhatikan perbedaan kemampuan siswanya. Dengan strategi pembelajaran
NHT , siswa diharapkan aktif untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan atau tehnologi atau hal lain yang diperlukan guna mangembangkan
dirinya sendiri
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk
7
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP N 2 Adiankoting”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah yang timbul sebagai berikut :
1. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah
2. Siswa kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal Aritmatika
Sosial .
3. Pembelajaran yang dilaksanakan guru masih berpusat pada guru
4. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam
pembelajaran matematika belum pernah dilakukan di SMP N 2 Adiankoting
1.3. Batasan Masalah
Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah pembelajaran pada materi aritmatika untuk menghitung harga pembelian,
harga penjualan, untung dan persentase untung dengan mengunakan model
kopperatif Tipe Numbered HeadsTogerthet (NHT) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Adiankoting T.A 2014/2015
1.4. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran pada materi Aritmatika Sosial di kelas VII
siswa SMP N 2 Adiankoting Tahun Ajaran 2014/2015 ?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
setelah dilakukan model pembelajaran NHT pada materi Aritmatika Sosial
di kelas VII SMP N 2 Adiankoting Tahun Ajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model pembelajaran NHT
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMP N
8
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah
siswa kelas VII SMP N2 Adiankoting pada materi Aritmatika Sosial dengan
menerapkan model pembelajaran NHT
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Bagi Siswa
Untuk kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga kompetensi dalam
mata pelajaran matematika dapat tercapai secara optimal
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi pembelajaran yang
tepat dalam proses belajar mengajar
3. Bagi Peneliti
Sebagai masukan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dengan strategi pembelajaran NHT saat penyampaian
pelajaran
4. Bagi Sekolah
Sebagai salah satu alternative pengajaran untuk kemampuan pemecahan
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan
model pembelajaran Numbered Heads together dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan
aritmetika sosial, dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilakukan.
2. Tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada siklus I setelah diajar
dengan menggunakan pembelajaran NHT adalah sedang dengan nilai rata-rata
kelas73,25atau 19 siswa (63,33%) dari seluruh siswa telah mencapai tingkat
ketuntasan belajar secara individu. Selanjutnya setelah pelaksanaan tindakan
pada siklus II, diketahui tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah
adalah tinggi dengan nilai rata-rata kelas 82,07 dengan jumlah siswa yang
telah mencapai tingkat ketuntasan belajar secara individu sebanyak 26 orang
80
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 2
Adiankoting, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecah
an masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggu
nakan pembelajaran NHT sebagai salah satu altenatif pendekatan pebelajaran.
2. Kepada siswa SMP Negeri 2 Adiankkoting disarankan lebih berani dalam
menyampaikan pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi
yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada Kepala SMP Negeri 2 Adiankoting, agar dapat mengkoordinasikan
guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga pendekatan
pembelajaran NHT sebagai salah satunya.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran NHT pada materi
aritmetika sosial ataupun pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Arikunto, S, dan Suhardjono, dan Supardi (2009),Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara,Jakarta
Cholik, S.,(2008),Matematika Untuk Smp Kelas VIII, Erlangga, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP)Kepebimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan, FMIPA Unimed
Firdaus, Ahmad, Kemampuan Pemecahan Masalah
(http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/ ( diakses tanggal 27 April 2015)
Hamalik, O (2009),Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara,Jakarta
Hudojo,H.,(1988),Mengejar Belajar Matematika, Depdikbud,Jakarta
Ishjoni,H.,(2009),Pembelajarn Kooperatif,Pustaka Pelajar, Jakarta.
Istarani, (2011),58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan.
Nurhidayah,E(2010), Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP N 1 Arse,Skripsi FMIPA UNIMED. Medan.
Purwanto,(2009)Evaluasi Hasil Belajar,Pustaka Pelajar,Yogjakarta
Riyanto , H Yatim, (2009),Paradigma Baru Pembelajaran:Sebagai Referensi Bagi Guru/ Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas,Kencan, Jakarta
Rohani,A ,(2005)Pengelolaan Pengajaran, PT Rineka Cipta,Jakarta
Sanjaya,W, (2006),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit kencana Predana Media Group, Jakarta.
Siagian, A, (2011):Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model
PembelajaranNumbered Heads Togetherdi kelas VII SMP N 1Galang, Skripsi
FMIPA UNIMED. Medan.
82
Cipta, Jakarta
Sudjana, N., (2009),Penilaian Hasil Belajar Mengajar, PT Remaja, Rosdakarya, Bandung.