PENGARUH MINAT PEMUDA USIA 15 – 30 TAHUN TERHADAP PEKERJAAN BERTANI DI DESA SOSOR SIAMPORIK
KEC.SIPAHUTAR
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah
Oleh:
JUNJUNG MARTUA PANJAITAN
NIM. 1103371018
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
berjudul: “Pengaruh Minat Pemuda Usi 15 – 30 Tahun Terhadap
Pekerjaan Bertani Di Desa Sosor Siamporik Kecamatan Sipahutar”.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) Universitas Negeri Medan.
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis tentu skripsi ini
masih terdapat banyak kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan
masukan yang bermanfaat bagi semua pembaca.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan bagi perkembangan dunia pendidikan
khususnya dunia pendidikan luar sekolah. Sekian dan terima kasih.
Medan, Januari 2015
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
berjudul: “Pengaruh Minat Pemuda Usia 15 – 30 Tahun Terhadap
Pekerjaan Bertani Di Desa Sosor Siamporik Kecamatan Sipahutar” disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Medan.
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis tentu skripsi ini
masih terdapat banyak kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan
masukan yang bermanfaat bagi semua pembaca.
Oleh karena, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terimah kasih kepada semua pihak atas bantuan moril, materi maupun doa
dalam penulisan skripsi ini khusus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Drs.Aman Simare – Mare, MS selaku Wakil Dekan II Bidang
Kepegawaian dan Keuangan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
v
5. Drs.Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan III bidang
kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
6. Ibu Dra. Hj. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah Universitas Negeri Medan.
7. Bapak Dr. Sudirman, S.E, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan
Luar Sekolah Universitas Negeri Medan.
8. Bapak Drs. Faber Simorangkir, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberi bimbingan dan saran kepada penulis sejak
awal sampai dengan terselesainya penulisan skripsi ini.
9. Bapak Prof. Dr. Yusnadi MS, Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd dan Bapak
Drs.Elizon Nainggolan, M.Pd selaku dosen penguji penulis yang telah
memberikan bimbingan, saran dan koreksian dan juga dorongan yang
sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10.Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staff pegawai Pendidikan Luar
Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah
membekali berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mendukung
dalam penyusunan skripsi ini.
11.Buat Kak Surya Indrawati, S.Pd yang telah membantu dalam
penyelesaian surat-surat penyusunan skripsi penulis.
12.Bapak Pikkir Panjaitan selaku Kepala Desa Sosor Siamporik, yang
telah banyak membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
13.Teristimewa kepada kedua orangtuaku tersayang Ayahanda N. Panjaitan
vi
mengasihi, mencintai, mendoakan dan berjerih lelah memenuhi segala
kebutuhan baik berupa moril dan material yang telah memotivasi
penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar
sarjana.
14.Terkhusus kepada abang dan kakak penulis serta seluruh keluarga besar
penulis yang selalu memberikan doa dan dorongan sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan hingga selesai
skripsi ini.
15.Special to teman doaku Dewi Adelina Sidabutar,SE yang selalu setia
mendukung, mendoakan, membantu dan memberi semangat dalam
hidupku.
16.Teman-teman PLS Ekstensi Stambuk 2010 dan teman seperjuangan
PLS Reguler stambuk 2010 dan yang lain yang tak dapat disebutkan
satu-persatu terimakasih karena selama ini kita bisa saling mendukung
terutama dalam penyusunan skripsi ini
17. Terimaksih juga buat kelompok kecil “Latreia” Kk lasma Butar – Butar,
Kk Fatma Pinem dan Kk Lusi Manurung, yang selalu meyemangati dan
mendoakan penulis serta teman – teman kelompok kecil Lilis
Nainggolan, Amoy Boang Manalu, Emy Purba, Yan Sipahutar dan
Agus Sianturi yang juga selalu memberikan semangat dan mendoakan
vii
18.Kepada teman – teman kos dan warga sekret UKMKP-UP FIP Yang
selalu memberikan semangat dalam keseharian dalam menyelesaikan
skripsi ini.
19.Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan dukungan yang
telah diberikan kepada penulis.
Demikian saya sampaikan dengan harapan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2015
Penulis
vi
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemuda ... 21
2.1.6 Faktor-Faktor Penghambat Minat Pemuda ... 22
2.1.7 Aspek-Aspek Minat Pemuda Terhadap Pekerjaan Bertani ... 25
2.1.8 Pekerjaan Bertani ... 29
2.1.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemuda Untuk Bertani ... 32
vii
3.3 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 41
3.3.1 Variabel Penelitian ... 41
3.3.2 Defenisi Operasional ... 41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian... 47
3.7.1 Lokasi Penelitian ... 47
3.7.2 Waktu Penelitian ... 48
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49
4.1.1 Letak Dan Geografis Dan Keadaan Penduduk... 49
4.1.2 Keadaan Sosial Budaya ... 50
4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Data Minat Pemuda ... 50
4.2.1.1 Data Minat Pemuda Pada Sub Variabel Ketertarikan ... 52
4.2.1.2 Data Minat Pemuda Pada Sub Variabel Keinginan ... 53
4.2.1.3 Data Minat Pemuda Pada Sub Variabel Keyakinan ... 54
4.2.2 Data Pekerjaan Bertani ... 55
viii
4.2.4 Perhitungan Mean Hipotetik Dan Empirik ... 58
4.2.4.1 Mean Hipotetik... 58
4.2.4.2 Mean Empirik... 59
4.3 Hasil Penelitian ... 60
4.4 Pembahasan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.2 Usia ... 16
Tabel 3.2.1 Karakteristik ... 40
Tabel 3.4.1 Kisi-Kisi Angket ... 43
Tabel 3.5.2 Interprestasi Indeks Korelasi ... 46
Tabel 3.7.2 Waktu Penelitian ... 48
Tabel 4.2.1 Distribusi Frekuensi Data Minat Pemuda Usia ... 51
Tabel 4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Data Minat Pemuda Sub Variabel Ketertarikan ... 51
Tabel 4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Data Minat Pemuda Sub Variabel Keinginan... 53
Tabel 4.2.1.3 Distribusi Frekuensi Data Minat Pemuda Sub Variabel Keyakinan ... 55
Tabel 4.2.2 Distribusi Frekuensi Data Pekerjaan Bertani ... 56
Tabel 4.2.3 Ringkasan Berdasarkan Pengujian Hipotesis ... 57
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Paradigman Penelitian ... 38
Gambar 4.2.1 Histogram Data Minat Pemuda (X) ... 51
Gambar 4.2.1.1 Histogram Data Minat Pemuda Sub Variabel
Ketertarikan (X1) ... 53
Gambar 4.2.1.2 Histogram Data Minat Pemuda Sub Variabel
Keinginan (X2) ... 54
Gambar 4.2.1.3 Histogram Data Minat Pemuda Sub Variabel
Keyakinan (X3)... 55
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Penelitian ... 73
Lampiran 2 Analisis Uji Coba Angket Minat Pemuda ... 81
Lampiran 3 Perhitungan Uji Coba Angket... 83
Lampiran 4 Analisis Uji Coba Angket Bertani ... 90
Lampiran 5 Perhitungan Uji Coba Angket Pekerjaan Bertani ... 92
Lampiran 6 Data Minat Pemuda ... 98
Lampiran 7 Data Pekerjaan Bertani ... 100
Lampiran 8 Perhitungan Statistik Dasar ... 101
Lampiran 9 Perhitungan Koefisien Korelasi ... 115
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu
peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian
besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor pertanian dan hidup di pedesaan,
dimana hampir 80% atau lebih penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan
yang bekerja pada sektor pertanian sebagai mata pencarian pokok. Sehingga
merupakan lapangan kerja dan produktif serta menyediakan pendapatan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pertanian memiliki
potensi yang besar untuk menghasilkan devisa baik secara langsung melalui
ekspor bahan baku atau komoditas pertanian primer, tetapi juga yang lebih
besar potensinya untuk masa mendatang adalah menghasilkan devisa melalui
ekspor produk hasil olahan. Hasil-hasil pertanian merupakan salah satu sumber
pendapatan devisa Negara.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup
besar dari pemerintah, dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam
rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka
pemulihan ekonomi bangsa. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
2
perkebunan. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk pemenuhan pangan
dan gizi serta menambah pendapatan (kesejahteraan) masyarakat.
Peran pertanian dapat dijadikan sebagai penyedia lapangan pekerjaan
dan juga sebagai penyedia makanan pokok, dimana peran ini tidak dapat
dilakukan oleh sektor lain. Peran penting tersebut membuat pertanian sebagai
penyelamat perekonomian saat dalam kondisi krisis dengan perannya yaitu
sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi
pengangguran yang ada, penyedia pangan, penghasil devisa negara, dan
mengurangi kemiskinan di pedesaan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sektor
pertanian memanglah penting dalam pembangunan perekonomian nasional
khususnya pendapatan nasional. Untuk itu pembangunan sektor pertanian
sangat diperlukan dalam membantu proses pengembangan perekonomian
bangsa khususnya dalam peningkatan pendapatan nasional.
Dampak pengganda tersebut relatif besar, sehingga sektor pertanian
layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional.
Sektor pertanian juga dapat menjadi basis dalam mengembangkan kegiatan
ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian yaitu
agribisnis dan agroindustri. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara
konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan
ekonomi nasional.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
3
diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (UU No. 32 Tahun 2004). Kepala Desa dipilih secara langsung oleh
masyarakat di desa tersebut. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan
dihuni oleh sejumlah keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang
agraris karena jumlah penduduknya tidak begitu banyak, maka biasanya
hubungan kekerabatan antar masyarakatnya terjalin kuat. Para masyarakatnya
juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang ditinggalkan
para leluhur mereka.
Desa Sosor Siamporik merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Sipahutar yang memiliki luas daerah sekitar 5000 hektar, memiliki
batas-batas sebagai berikut: perbatasan sebelah timur hutan milik rakyat
Siamporik Bona Dolok, sebelah barat berbatasan dengan Sabungna Huta 2,
sebelah selatan berbatasan dengan Siabal-abal 3 dan sebelah utara berbatasan
dengan Sabungan Huta 4. Dengan luas lahan pertanian sekitar 3000 Hektar.
Dimana jumlah penduduk desa Siamporik adalah 85 Kepala keluarga, dengan
jumlah pemuda usia 15 – 30 tahun sebanyak 35 orang (Data jumlah kantor
kepala Desa Sosor Siamporik Kecamatan Sipahutar). Pemuda dengan usia 15 –
30 tahun diharapkan mampu berkarya dengan memberikan pemikiran dan
tenaganya untuk sebuah terobosan dalam sektor pertanian. Pemikiran dan
tenaga yang dimaksud ialah mampu menerapkan inovasi pupuk alami buatan
sendiri. Dengan proses fermentasi dari dedaunan yang ada disekitar kita mampu
disulap menjadi sebuah pupuk organik. Apalagi didesa-desa masih banyak
4
Harapannya, selain bisa memenuhi kebutuhan pupuk yang jauh dari cukup, juga
turut membantu pemerintah menghemat anggaran Negara.
Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian bertani (93%)
dengan bercocok tanam seperti nenas, kopi, jagung, dan padi. Sektor pertanian
ini sudah lama berlangsung yang dilakukan masyarakat desa Sosor Siamporik.
Dari hasil pertanian ini penduduk masyarakat desa Sosor Siamporik dapat
mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya masyarakat desa
Sosor Siamporik menggunakan pengetahuan yang ada pada diri mereka untuk
bercocok tanam. Seiring dengan perkembangan zaman masyarakat desa Sosor
Siamporik mulai menggunakan alat – alat teknologi canggih dalam mengelola
pertanian mereka seperti adanya mesin babat, dan mesin penggiling dan traktor
dari bantuan pemerintah seperti bibit tanaman.
Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan
produsen dengan konsumen. Prasarana transportasi berperan sebagai alat bantu
untuk mengarahkan pembangunan dan sebagai prasarana bagi pergerakan
manusia atau barang akibat adanya kegiatan ekonomi didaerah tersebut. Sebagai
contoh suatu kawasan permukiman baru yang hendak dipasarkan, tidak akan
pernah ada peminatnya apabila di lokasi tersebut tidak disediakan prasarana
transportasi. Hal senada juga terjadi dikawasan pemukiman transmigran. Suatu
kawasan pemukiman tidak akan dapat berkembang meskipun fasilitas rumah
dan sawah siap pakai jika tidak tersedia prasarana transportasi. Hal ini akan
mengakibatkan biaya transportasi menjadi sangat tinggi. Jika hal ini dibiarkan
5
Oleh karena itu, kebijakan yang harus dilakukan adalah menyediakan sistem
prasarana transportasi dengan biaya minimal agar dapat dilalui. Begitu juga
transportasi yang ada di desa Sosor Siamporik sudah baik, karena dalam
memasarkan hasil pertanian masyarakat desa Sosor Siamporik tidak susah
mencari transportasi, karena sudah ada transportasi khusus yang mengangkut
hasil panen para petani desa Sosor Siamporik. Hasil angkutan panen petani
diberikan kepada pemasok, fungsi pemasok disini sebagai menampung hasil
panen masyarakat kemudian. Pemasok menyalurkan ke perantara untuk
mempromosikan hasil panen masyarakat sehingga sampai ke pelanggan.
Pemuda merupakan golongan manusia-manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Akan
tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi
muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Pemuda
diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan
menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang
mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat
berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa
pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan
dengan masalah nilai. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas
yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya karena pemuda sebagai harapan bangsa dapat
6
Akan tetapi, fenomena yang terjadi saat ini adalah para pemuda
mengalami penurunan moralitas begitu juga para pemuda yang ada di desa
Sosor Siamporik. Ketika penulis melakukan wawancara kebeberapa pemuda
mereka mengatakan bahwa pekerjaan di sektor pertanian itu identik dengan
kemiskinan, sehingga menurunkan minat pemuda untuk mengelola lahan
pertanian yang telah ada di desa. Oleh karena itu, pekerjaan bertani ini banyak
dilakukan generasi yang berusia tua rata-rata 40 tahun ke atas. Alasan tenaga
kerja berusia tua lebih banyak dikarenakan tenaga kerja ini kurang atau tidak
memiliki keterampilan. Pengetahuan yang dimiliki petani terbatas pada apa
yang dapat mereka rasakan secara langsung, biasanya melalui pengamatan dan
apa yang bisa mereka pahami dengan konsep mereka sendiri. Konsep ini
muncul dari pengalaman mereka pada masa lalu yaitu dari nenek moyang
mereka sebagai petani. Kemudian yang kedua, tingkat upah yang rendah yang
diperoleh pemuda di sektor pertanian. Dimana para pemuda mengganggap
bahwa pekerjaan disektor pertanian cukup berat dan melelahkan, padahal upah
yang diperoleh sedikit. Sementara para pemuda yang ada di desa menginginkan
upah yang tinggi dan tidak berat. Selanjutnya, fenomena yang ketiga yaitu
pemuda memandang bekerja di sektor pertanian sangat kotor dan hanya cocok
dengan generasi tua.
Ketiga fenomena itu menyebabkan pemuda untuk bekerja diluar sektor
pertanian dan menimbulkan urbanisasi di perkotaan, yaitu meningkatnya
penduduk perkotaan sebagai akibat urbanisasi sementara kesempatan kerja yang
7
banyak daya tarik tersendiri bagi para pekerja. Banyaknya penduduk desa
meninggalkan desanya untuk mencari pekerjaan di kota mengakibatkan
banyaknya lahan yang ada didesa terbengkalai dan tidak digunakan secara
maksimal. Disisi lain pemuda desa memiliki keinginan untuk pergi kekota dan
tingginya daya tarik di kota membuat mereka berpikir untuk mencari lapangan
pekerjaan. Sementara terbatasnya lapangan pekerjaan di kota dan pemuda
kurang memiliki pengalaman kerja serta kurangnya pendidikan membuat
mereka belum bisa mendapatkan pekerjaan, sehingga jumlah pengangguran pun
semakin meningkat.
Sulitnya mendapatkan pekerjaan di kota memaksa para tenaga kerja di
kota menjadi pengangguran. Bukannya mereka tidak mau bekerja, tapi mereka
belum mempunyai kesempatan untuk bekerja. Hal ini yang membuat
banyaknya pengganguran di kota. Para pemuda yang dari desa beranggapan
bahwa mencari pekerjaan di kota lebih enak dibandingkan didesa. Hal
disebabkan karena sistem sarana prasarana atau infrastruktur di kota jauh lebih
maju dan canggih jika dibandingkan di desa dan pendapatan di sektor industri
cukup memuaskan bagi pemuda apabila dibandingkan bekerja di sektor
pertanian yang ada di desa. Selain itu lowongan kerja dikota cukup banyak,
akan tetapi lowongan kerja yang ada dikota itu sulit didapat pemuda yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut ini adalah penyebab sulitnya
mendapatkan pekerjaan di kota, yaitu yang pertama banyaknya persaingan
dalam dunia kerja dapat menyulitkan pencari kerja untuk bisa mendapatkan
8
seorang pemuda. Yang ketiga, mudah putus asa karena latar belakang
pendidikan yang belum memenuhi standar perusahaan. Yang keempat,
pengalaman kerja. Yang mana setiap perusahaan membutukan seorang yang
telah memiliki banyak pengalamn kerja, karena dianggap sudah dapat
memahami tentang dunia kerja dan wawasan yang cukup tentang bagaimana
cara mengapai suatu tujuan perusahaan.
Menurut Badan Pusat Statistik menjelaskan bahwa jumlah
pengangguran terbuka juga mengalami peningkatan dari 380 ribu pada Agustus
2012 menjadi 412 ribu pada Agustus 2013 atau bertambah sebanyak 32 ribu
orang. Perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia pada Agustus 2013
menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja, jumlah penduduk
bekerja, jumlah pengangguran terbuka maupun tingkat penganguran terbuka.
Sedangkan, jumlah angkatan kerja di Sumut pada Agustus 2013 mencapai 6,31
juta orang atau bertambah sekitar 180 ribu orang bila dibanding angkatan kerja
Agustus 2012, yaitu sebesar 6,13 juta orang. Penduduk yang bekerja pada
Agustus 2013 mencapai 5,90 juta orang atau peningkatan sekitar 148 ribu
orang, dibandingkan Agustus 2012 sebesar 5,75 juta orang
(http://data-jumlah-pengganguran-bps.com2014/10.html).
Dengan mengetahui permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis
tertarik untuk mengkaji atau menemukan permasalahan-permasalahan yang
sebenarnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat judul
“Pengaruh Minat Pemuda Usia 15-30 Tahun Terhadap Pekerjaan
9
1.2 Identifikasi Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah kepada pokok permasalahannya, maka
perlu dilakukan identifikasi terhadap permasalah yang diteliti. Dari latar
belakang diatas maka identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Banyak pemuda-pemuda desa yang tidak punya pekerjaan dan tidak
sekolah.
2. Sarana dan prasarana sudah baik namun tidak digunakan dengan baik
oleh pemuda.
3. Pemuda di desa kurang memanfaatkan lahan pertaniaan yang ada.
4. Pemuda yang di desa kurang memiliki minat untuk kerja di sektor
pertanian sementara lapangan pekerjaan di kota sulit didapatkan.
1.3 Pembatasan Masalah
Pemuda merupakan golongan manusia-manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung. Akan
tetapi pemuda yang ada saat ini tidak dapat mengoptimalkan peran pemuda
dalam pembangunan bersama masyarakat. penurunan moralitas pemuda pada
sektor pertanian juga ditunjukkan oleh mengecilnya minat generasi muda
terhadap pekerjaan pertanian, karena dianggap identik dengan kemiskinan. Hal
ini berdampak pula kepada minat pemuda tentang pertanian dan kemauan
mereka terjun ke bidang pertanian di daerahnya. Selain itu, rendahnya upah
10
pemudanya memilih bekerja di kota atau diluar sub sektor pertanian. Kondisi
turunnya tingkat upah di desa tentunya membuat pemuda di desa berpikir
untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di luar sub sector pertanian, Terlebih
lagi ketika kita melihat definisi desa yang identik dengan pertanian, maka
pemuda desa mempunyai potensi untuk mengembangkan dan membangun
pertanian di desanya
Supaya masalah yang diteliti tidak meluas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan fokus
penelitian, adapun batasan dalam penelitian ini adalah : “ Pengaruh Minat Pemuda Usia 15-30 Tahun Terhadap Pekerjaan Bertani di Desa Sosor Siamporik Kecamatan Sipahutar”.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas masalah dalam penyelesaian ini, maka penulis
menetapkan perumusan masalah sebagai berikut : “Pengaruh Minat Pemuda
Usia 15-30 Tahun Terhadap Pekerjaan Bertani di Desa Sosor Siamporik Kecamatan Sipahutar.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Minat Pemuda Terhadap Pekerjaan Bertani di Desa Sosor
11
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Secara praktis Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi
pemuda dalam pekerjaan pada sektor pertanian.
2. Secara teoritis Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya dan bagi
UNIMED pada umumnya dalam menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman untuk membuat penulisan karya ilmiah yang akan
datang.
3. Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan dan pembelajaran di
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
As’ad, M. 2002. Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Liberty.
Buchori. 1991. Psikologi Umum. Bandung: Tarsip.
Crow, Lester D dan Crow, Alice. 1973. Educational Psychology. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu Offset.
Deasler, Gery. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
Djamarah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.
Fakih, M. 2006. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Franz Von Magnis. 1998. Etika Umum. Yogyakarta: Kanisius.
Gafur. 2008. Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Haryati, Mimin. 2006. Sistem Penilaian Berbasis Masalah. Jakarta: Gaung Persada.
Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. 1997. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2. Jakarta: Erlanga.
Kozier et al, 2010. Buku Ajar Fundamental keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 7, Volume 1. Jakarta: EGC.
71
Margono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Umum.
J. Milton. 1971. CAG and The Study of Public Administration. Durham: Duke University Press.
Monks, Dkk. 2004. Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyanto, Sumari, dkk. 1986. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali.
Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan dan Imu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Notoatmodjo. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
Salim. P, Salim, Y. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.
Samsudin. 1961. Analisis Posisi Pendidikan. Jakarta: Biro Perencaan Pendidikan Depdiknas.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: Grasindo.
Sholehuddin. 2008. Kepemimpinan Pemuda Dalam Berbagai Perspektif. Jakarta: Intimedia.
Sitorus, M. 2000. Sosiologi. Bandung: Cahaya Budi.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekanto, Soejono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soemardji. 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
72
Tarigan, Guntur, Henry. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, K. 2004. Profil Pengusahaan (Budidaya) Gaharu. Jakarta: Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan.
Undang-Undang Kementrian Pemuda dan Olah Raga No.40 Tentang Kepemudaan 2009. Jakarta: Tamita Utama.
Jurnal :
Amalia, Desy. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek. Jakarta: Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol.1, No.2. Tanggal diakses 15 April 2014.
Internet :
(www.damandiri.or.id/detail.php?id=315, 15 maret 2011)
(http://data-jumlah-pengganguran-bps.com2014/10.html 15 april 2014.)
(http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-keterampilan.html 15 april 2014)