• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-2 SMP SWASTA ERIA MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-2 SMP SWASTA ERIA MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI THINK-TALK–WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

KELAS VIII-2 SMP SWASTA ERIA MEDAN T.A 2014/2015

Oleh: Ridho Pratama NIM 4111111018

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Ridho Pratama dilahirkan di Kisaran, Kabupaten Asahan pada tanggal 01 Januari 1994. Ayah bernama Ponimin dan Ibu bernama Triatmi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri 010124 Aek Kuasan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Aek Kuasan, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Strategi Think-Talk– Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan T.A 2014/2015”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, dan Bapak Denny Haris, S,Si, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukkan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis , M.Pd selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih juga kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Ibu Sri Lestari Manurung, M.Pd dan Bapak Yosirizal selaku validator yang telah memberikan waktu dan masukan terhadap instrument yang digunakan penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED, dan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr, Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua

(5)

v

Sekolah SMP Swasta Eria Medan serta Ibu Melvi Ayu Lestari, S.Pd sebagai guru matematika SMP Swasta Eria Medan yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian di SMP Swasta Eria Medan.

Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda Ponimin dan Ibunda tercinta Triatmi selalu mendukung, mendoakan, dan memberi semangat kepada penulis serta dana kepada saya dalam menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Medan.. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Adikku tersayang Nurul Pertiwi dan Agustin Deviana, dan seluruh keluarga besar penulis

yang selalu memberikan dukungan dan doa.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman senasib, seperjuangan dan sepembimbing skripsi, Mohd. Zulfachri Ritonga yang selalu senantiasa bersama dalam penulisan skripsi ini serta teman-teman seperjuangan Addin Azhari, Aidil Saputra, Derman Manik, Presli Bintang Mulia dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas dik B reguler 2011. Dan tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada abang kakak stambuk jurusan matematika Aisyah Fitri Tambunan, S.Pd, Rizki Ramadhana, S.Pd dan serta rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Jurusan Matematika yang telah memberikan semangat dan doa, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juni 2015 Penulis,

(6)

iii

Penerapan Strategi Think-Talk–Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-2 SMP

Swasta Eria Medan T.A 2014/2015 Ridho Pratama (NIM. 4111111018)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan strategi pembelajaran Think-Talk-Write di kelas VIII SMP Swasta Swasta Eria Medan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek Penelitian adalah siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan yang berjumlah 41 orang. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.

Dari hasil tes siklus I diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 65,85% dengan nilai rata-rata 70,73 dan pada siklus II terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal menjadi 87,8% dengan rata-rata 82,11. Hal ini dapat juga dilihat dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dari segi aspek pemecahan masalah yakni pada siklus I diperoleh 29 siswa (70,73%) yang dapat memahami masalah, 27 siswa (65,85%) yang dapat merencanakan penyelesaian masalah, 25 siswa (60,98%) yang dapat melaksanakan penyelesaian masalah dan 18 siswa (43,9%) yang dapat memeriksa kembali. Pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah, yakni 38 siswa (92,68%) yang dapat memahami masalah, 36 siswa (87,8%) yang dapat merencanakan penyelesaian masalah, 33 siswa (80,5%) yang dapat melaksanakan penyelesaian masalah dan 30 siswa (73,17%) yang dapat memeriksa kembali. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I dapat dikategorikan baik. dan pada siklus II, tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran termasuk kategori sangat baik.

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa 4 Tabel 1.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Indikator Tes

Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik 5 Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran dengan Strategi Think-Talk-Write 20 Tabel 3.1. Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah 42

Tabel 3.2. Norma Absolut Skala Lima 43

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 44 Tabel 3.4. Pedoman Untuk Melihat Lembar Observasi 45 Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Indikator Tes

Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik 47 Tabel 4.2. Persentase TKPM Siswa Berdasarkan Indikator Tes Pemecahan

Masalah pada Tes Diagnostik 48

Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa pada Tes Diagnostik 49 Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 53 Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 55 Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Indikato Tes

Pemecahan Masalah pada TKPM I 57 Tabel 4.7. Persentase TKPM Siswa Berdasarkan Indikator Tes Pemecahan

Masalah pada TKPM I 57

Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa pada Siklus I 58

Tabel 4.9. Data Kesalahan Siswa pada TKPM I Soal Nomor 1 60 Tabel 4.10. Data Kesalahan Siswa pada TKMP I Soal Nomor 2 62 Tabel 4.11. Data Kesalahan Siswa pada TKPM I Soal Nomor 3 63 Tabel 4.12. Alternatif Penyelesaian Siklus II Berdasarkan Kesulitan Siswa

pada Siklus I 67

Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 71 Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 73 Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Indikator Tes

Pemecahan Masalah pada TKPM II 74

Tabel 4.16. Persentase TKPM Siswa Berdasarkan Indikator Tes

Pemecahan Masalah pada Siklus II 75

Tabel 4.17. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa pada Siklus II 76 Tabel 4.18. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 85 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 91 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Siklus II 97 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Siklus II 102

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 108

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 113

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 117

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 121

Lampiran 9. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 125

Lampiran 10. Tes Diagnostik 126

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 127 Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 130 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 131 Lampiran 14. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I (TKPM I) 132 Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah I 134

Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 137 Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 138 Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II (TKPM II) 139 Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah II 141

Lampiran 20. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 144 Lampiran 21. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 145 Lampiran 22. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 148 Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Guru 151 Lampiran 24. Lembar Observasi Kegiatan Siswa 159 Lampiran 25. Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Setiap Siklus 163

Lampiran 26. Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III, Dan IV Pada Tes

Diagnostik 165

Lampiran 27. Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III, Dan IV Pada Tes

Kemampuan Pemecahan Masalah I ( TKPM I) 167 Lampiran 28. Tabel Penentuan Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan

Masalah Untuk Setiap Kategori I, II, III, Dan IV Pada Tes

(9)

xi

Lampiran 29. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 171 Lampiran 30. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II 173 Lampiran 31. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 175 Lampiran 32. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 176

Lampiran 33. Daftar Nama Validator 177

Lampiran 34. Lembar Kegiatan Penelitian 178

(10)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Dunia pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang handal untuk menjalani masa depan yang penuh tantangan. Seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Trianto, 2011: 1):

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, mengkomunikaskan gagasan, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta dapat menumbuhkan penalaran siswa dan sangat dibutuhkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012: 204) mengemukakan bahwa:

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

(11)

2

menyelesaikan masalah matematika maka akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Namun pada kenyataannya, tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Banyak siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah sehingga berpengaruh terhadap prestasi siswa. Trianto (2011:5) menyatakan bahwa: “Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.”

Rendahnya hasil belajar pada matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah siswa kurang tertarik untuk belajar matematika. Karena selama ini siswa sudah lebih dahulu menganggap bahwa pelajaran matematika itu merupakan pelajaran yang sulit karena menggunakan symbol dan lambang yang dimaknai dengan penghafalan rumus. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Abdurrahman (2012: 202) bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar.”

Kesulitan siswa dalam belajar matematika mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah siswa rendah. Kemampuan memecahkan masalah perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret sehingga dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah. Dalam hal kemampuan pemecahan masalah Bruner (dalam Trianto, 2011 : 91) mengatakan bahwa: “Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna”.

(12)

3

Pembelajaran dilakukan secara mekanistik dengan penekanan pada latihan mengerjakan soal atau drill dengan mengulang prosedur, menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Bila siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pola pengajaran dalam proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Trianto (2011:5-6) menyebutkan bahwa: ”Di pihak lain secara empiris, berdasarkan analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pola pembelajaran ini suasana kelas cenderung

teacher-centered (berpusat pada guru) sehingga siswa menjadi pasif.” Pola

pengajaran ini tidak mampu menolong siswa keluar dari masalah karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Siswa diposisikan sebagai obyek, siswa dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa, sementara guru memposisikan diri sebagai sumber yang mempunyai pengetahuan. Selain itu hambatan maupun kekurangan yang sering didapatkan diantaranya kurang tepatnya guru dalam memilih strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi, dimana guru sering menggunakan strategi yang sama dan tidak bervariasi. Hal ini mengakibatkan siswa merasa jenuh dan acuh pada pelajaran matematika dan tidak dapat menunmbuhkembangkan pengetahuannya melalui lisan dan tulisan serta keinginannya untuk lebih mendalami matematika terbuang jauh sehingga nantinya hasil belajar matematika siswa rendah.

(13)

4

1) pemecahan masalah; 2) penerapan matematika dalam situasi kehidupan sehari-hari; 3) ketajaman perhatian terhadap kelayakan hasil; 4) perkiraan; 5) keterampilan perhitungan yang sesuai; 6) geometri; 7) pengukuran; 8) membaca, menginterpretasikan, membuat tabel, chart dan grafik; 9) menggunakan matematika untuk meramalkan; dan 10) melek computer

(computerliteracy).

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada 20 Januari 2015 berupa pemberian tes diagnostik berisi materi prasyarat kubus dan balok kepada 41 orang siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan menunjukkan siswa mengalami kesulitan memecahkan soal uraian seperti berikut ini:

Lantai berukuran 16 m x 10 m akan ditutup dengan ubin berbentuk persegi berukuran 40 cm x 40 cm. Tentukan banyak ubin yang harus disediakan.

a. Tuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari masalah di atas! b. Bagaimana cara menentukan banyak ubin yang harus disediakan? c. Hitung banyak ubin yang harus disediakan!

d. Menurut Putri banyak ubin yang harus disediakan adalah 1000 buah. Sedangkan menurut Lia banyak ubin yang harus disediakan adalah 980 buah. Menurut anda jawaban siapa yang benar? Jelaskan jawabanmu! Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan dalam menyelesaikan soal uraian diatas.

Tabel 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa

No Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan Siswa

1. Siswa salah dalam menuliskan apa

yang diketahui dan ditanya dalam soal

2. Siswa salah dalam merencanakan

(14)

5

3. Siswa salah dalam penyelesaian

masalah

4. Siswa salah menyelsaikan soal

sehingga salah menarik kesimpulan

Dari keterangan di atas ditemukan kendala pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan. Berikut adalah deskripsi tingkat kemampuan siswa dari indikator tes pemecahan masalah pada tes diagnostik yang disajikan pada tabel 1.2. berikut:

Tabel 1.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Indikator Tes Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik

Indikator Tes

Pemecahan Masalah Banyak Siswa Persentasi Jumlah Siswa

Memahami Masalah 15 36,59%

Merencanakan

Penyelesaian Masalah 11 26,83%

Melaksakanan

Penyelesaian Masalah 7 17,07%

Memeriksa Kembali 0 0%

(15)

6

merencanakan masalah, 7 siswa (17,07%) yang dapat menyelesaikan masalah dan 0 siswa (0%) yang dapat menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes diagnostik yang diperoleh dari siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah, banyak siswa mengalami kesulitan dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanya, serta siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan kegiatan pembelajaran seperti memberikan latihan-latihan soal dan memecahkan masalah-masalah matematika yang ada. Slameto (2010:94) mengemukakan bahwa:

Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal mana itu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dikerjakannya, dan kepercayaan pada diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diterapkannya suatu strategi pembelajaran yang mengarahkan siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan kepada peningkatan kemampuan pemecahan masalah kubus dan balok. Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah adalah strategi

Think-Talk-Write. Ansari (2012:78) mengemukakan bahwa :

Strategi pembelajaran Think-Talk-Write pada dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan strategi Think-Talk-Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (Sharing) dengan temannya sebelum menulis.

(16)

7

pemikiran tersebut. Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematik atau berisi cerita matematik kemudian membuat catatan apa yang telah mereka baca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menterjemahkan kedalam bahasa sendiri. Membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis yang dapat mempertinggi pemahaman siswa bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi pada strategi ini memungkinkan siswa untuk trampil berbicara. Keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Hal ini bisa terjadi ketika siswa diberi kesempatan berdialog atau berbicara sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan.

Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi pada Lembar Kegiatan Siswa. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. (dalam Ansari, 2012: 79-81).

Strategi pembelajaran Think-Talk–Write ini diasumsikan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan sendiri penyelesaian masalah dari masalah di dalam kehidupan sehari-hari pada materi kubus dan balok. Sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

(17)

8

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa. 3. Kurangnya kemampuan siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan

dalam memecahkan masalah matematika.

4. Pola pengajaran dalam proses pembelajaran terlalu banyak berpusat pada guru.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah, maka masalah yang teridentifikasi pada penelitian ini yaitu pada kurangnya kemampuan siswa kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan dalam memecahkan masalah matematika khususnya pada materi kubus dan balok serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah penerapan strategi pembelajaran Think-Talk–Write dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi kubus dan balok kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan T.A 2014/2015?

1.5.Tujuan Penelitian

(18)

9

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanan Penelitian Tindakan Kelas ini akan memberikan manfaat bagi perorangan/institusi di bawah ini:

1. Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai pendekatan pembelajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

3. Bagi siswa, melalui strategi pembelajaran Think-Talk–Write dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan mengembangkan kemampuan berpikir.

(19)

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah berdasarkan analsis data, diperoleh bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke silklus II. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah I pada siklus I ketuntasan klasikal sebesar 65,85% meningkat menjadi 87,8% pada siklus II. Selain itu juga terjadi peningkatan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari setiap aspek-aspek pemecahan masalah dari siklus I ke siklus II. Pada Siklus I aspek pemecahan masalah tertinggi diperoleh pada aspek memahami masalah dengan persentase 70,73% (29 siswa) berkategori sedang, sedangkan aspek pemecahan masalah terendah diperoleh pada aspek memeriksa kembali dengan persentase 43,9% (18 siswa) berkategori sangat rendah. Pada Siklus II aspek pemecahan masalah tertinggi diperoleh pada aspek memahami masalah dengan persentase 92,68% (38 siswa) berkategori sangat tinggi, sedangkan aspek pemecahan masalah terendah diperoleh pada aspek memeriksa kembali dengan persentase 73,17% (30 siswa) berkategori sedang. Berdasarkan analisis penelitian diperoleh bahwa penerapan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII-2 SMP Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika khusunya guru matematika SMP Swasta Eria Medan, disarankan untuk menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dalam proses pembelajaran dan menjadi salah satu alternatif

(20)

82

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, khususnya pada materi kubus dan balok dengan lebih mengontrol siswa pada saat berdiskusi agar suasana lebih kondusif.

2. Kepada siswa SMP Swasta Eria Medan disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau ide-ide dan dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki dalam pembelajaran matematika.

(21)

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis dan

Remediasinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Amustofa, (2009). Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com (diakses 28Januari 2015).

Ansari, Bansu I., (2012), Komunikasi Matematik Dan Politik, Penerbit Yayasan Pena, Banda Aceh.

Arifin, Zainal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Arikunto, S., (2009), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

__________, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, PenerbitBumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, syaiful (2013), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Kependidikan, FMIPA Unimed.

Huda, M., (2014), Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran

Matematika, Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang.

Kunandar, (2010), Langkah Mudah penelitian tindakan kelas sebagai

pengembangan profesi guru, Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya

Untuk Kelas VIII SMP dan MTS. Penerbit Pusat Perbukuan, Jakarta.

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

(22)

84

Sanjaya, Wina. (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Soejono, (2015),

http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/(diakses 28Januari 2015).

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sundawan, Mohammad Dadan, (2011), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Konstruktivisme Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa, Jurnal Euclid, vol 1, No 2: 60-136.

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep

Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana, Jakarta.

Uno, H.B, (2011), Model Pembelajaran, : Menciptakan Proses Belajar Mengajar

Gambar

Tabel 1.1. Masalah Nyata yang Dialami Siswa
Tabel 1.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa dari Indikator Tes

Referensi

Dokumen terkait

Beranjak dari kenyataan yang ada maka penelitian tentang pasar uang yang ditinjau dari segi norma hukum Islam mencoba untuk mengetahui apakah mekanisme transaksi

Kegiatan usaha penunjang angkutan udara tersebut dapat berupa kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan angkutan udara niaga antara lain sistem reservasi

BOGOR 2012.. Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Analisis Perubahan Tutupan Lahan, Struktur Genetik, dan Kandungan Biomassa Karbon Pinus merkusii Jungh et de Vriese strain

Judul Karya Ilmiah Artikel : "The Use of Information Communication Technology (ICT) in Mathematics Classrooms: A Challenge for Mathematics Teachers in Asean

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK MATERI EKOSISTEM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN.. KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI

Model ini mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dari semua spesies hewan yang ada dalam ranch. Dalam model ini dapat diketahui banyaknya hewan optimal yang

linguistic form of register and the meanings of register used in film making.

[r]