PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015 PASCA
ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI DESA SUKANDEBI
KECAMATAN NAMANTERANKABUPATEN
KARO DAN KESESUAIANNYA DENGAN
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
GREGIA TIATIRA PURBA
NIM. 3112131007
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
iv
ABSTRAK
Gregia Tiatira Purba, Nim. 3112131007. Penggunaan Lahan Pertanian
Tahun 2015 Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo dan Kesesuaiannya dengan Kelas Kemampuan Lahan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan lahan pertanian tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman, faktor-faktor penggunaan lahan pertanian, dan kesesuaiannya dengan kelas kemampuan lahan di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang ada di Desa Sukandebi. Pengambilan sampel dengan stratified purposive sampling. Kriteria lahan pertanian yang diukur dalam penelitian ini yaitu lereng permukaan, kepekaan erosi, tingkat erosi, kedalaman tanah, tekstur tanah, permeabilitas, drainase, dan krikil/batuan. Berdasarkan karakteristik lahan untuk mengukur kemampuan lahan menggunakan metode Matching. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik pengukuran, teknik wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: jenis tanaman pasca erupsi tahun 2015 yang paling luas mengalami pertambahan adalah tanaman kubis dengan luas mencapai 43,18 Ha (21,27%) yang sebelum erupsi hanya seluas 20,43 Ha (10,06%). Sebaliknya jenis tanaman yang paling banyak mengalami pengurangan yaitu tanaman jeruk dengan luas 11,27 Ha (5,55%) sebelum erupsi dengan luas mencapai 40,88 Ha (20,14%). Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian di Desa Sukandebi pasca erupsi Gunung Sinabung dipengaruhi oleh faktor produksi dengan banyak (52,38 %), penggunaan lahan pertaniannya dipengaruhi oleh faktor modal (33,33 %), faktor pengalaman bertani (14, 28 %). Hasil pengklasifikasian kriteria kelas kemampuan lahan pertanian di Desa Sukandebi yaitu diperoleh 4 kelas kemampuan lahan yaitu luas kelas kemampuan lahan yang paling tinggi adalah I 118,07 Ha (48,15%), kelas kemampuan lahan II 47,05 Ha (19,18%), kelas kemampuan lahan III 50,24 Ha (20,49%), dan luas yang paling sedikit adalah kelas kemampuan lahan IV 43,11 Ha (17,58%). Luas lahan yang penggunaannya sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya adalah 169,08 Ha (68.96%) dan luas lahan pertaniannya yang penggunaannya tidak berdasarkan kemampuan lahannya adalah 86,39 Ha (35.23%).
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas
Berkat dan Kasih Karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Penggunaan Lahan
Pertanian Tahun 2015 Pasca Erupsi Sinabung di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran Kabupaten Karo dan Kesesuaiannya dengan Kelas Kemampuan Lahan. Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengalami hambatan dan berbagai
kendala, namun berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
3. Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan.
4. Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Medan.
5. Drs. Nahor M Simanungkalit M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah menyediakan waktu dan banyak memberi masukan, arahan, bimbingan
dalam penulisan proposal hingga menyelesaikan skripsi ini.
6. Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama perkulihan.
7. Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Sc selaku dosen penguji yang selalu
memberikan koreksi dan masukan kepada penulis sehingga penulisan skripsi
ini semakin menjadi lebih baik.
8. Anik Juli Dwi Astuti, S.Si, M.Sc selaku dosen penguji yang juga selalu
memberikan koreksi dan masukan kepada penulis.
iii
10.Teristimewa orangtua penulis Pinohol Purba dan Dorkas Lumban Gaol yang
telah memberikan doa, nasihat, dukungan moral dan materiil kepada penulis,
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
11.Abang dan kakak (Asmara Purba dan keluarga, Forlak Franka Purba dan
keluarga, Karolina Purba dan keluarga, Loka Karsa Purba) yang telah
mencurahkan kasih sayang, perhatian, dorongan dan semangat kepada
penulis.
12.Sahabat-sahabat di kelompok kecil WWJD Small Group dan kakak kelompok
(Melda, Eva Suranta, Sarah) yang selalu memberikan motivasi dan
mendoakan penulis.
13.Paduan suara Magnificum Et Bonum mulai dari abang kakak alumni, pelatih,
pengurus, dan seluruh anggotanya, yang selalu memberikan perhatian,
semangat dan motivasi yang luar biasa. Terimakasih buat
pembelajaran-pembelajaran selama ini yang sangat berarti bagi penulis.
14.IMASS UNIMED teman-teman sekampung penulis yang tiada hentinya
memberikan semangat dan motivasi.
15.Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Geografi Unimed secara
khusus Kelas A-Reguler 2011 dan teman-teman PPLT 2014 SMAN 1
Tigapanah.
16.Sahabat-sahabat yang tergabung di D’Bataks Jumaylin, Ruth, Rikha,
Lasriana, Tiodorlis, Natalina, Dorkas, Enardos, Jenli, Sastrawan, Fredi, Indah
Gitta, Theresia, Andreas, Mery, yang selalu membantu penulis, memberikan
semangat, memberikan keceriaan dikeseharian penulis dengan canda tawa,
dan humor-humor. Penulis bangga bisa menjadi bagian dari kalian.
Akhir kata penulis mengucapakan terimakasih, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, Januari 2016
v
DAFTAR ISI
Uraian hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
C. Kerangka Berfikir... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian . ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 32
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ... 35
E. Prosedur Penelitian... 36
F. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik ... 43
vi
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 58
B. Pembahasan ... 81
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 87
vii
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan ... 39
2. Klasifikasi Kedalaman Efektif Tanah ... 39
3. Klasifikasi Tekstur Tanah ... 39
4. Klasifikasi Drainase pada Tanah... 39
5. Klasifikasi Permeabilitas Tanah ... 40
6. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 41
7. Klasifikasi Kepekaan Erosi Tanah ... 41
8. Klasifikasi Penyebaran Batu Tersingkap. ... 42
9. Klasifikasi Tingkat erosi ... 42
10.Luas Desa – Desa Terhadap Kecamatan Namantera ... 44
11.Rata - Rata Curah Hujan Tahunan Gunung Sinabung dan Sekitarnya ... 49
12.Klasifikasi Tipe Iklim Menurut Schmidt – Ferguson ... 50
13.Jenis Penggunaan Lahan dan Luasan di Desa Sukandebi ... 51
14.Kemiringan Lereng di Desa Sukandebi ... 53
15.Karakteristik Satuan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 59
16.Penggunan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 62
17.Penyebaran Penggunaan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 63
18.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIP ... 70
19.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIIP. ... 71
20.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIIIP... 72
21.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIBu ... 73
22.Penilaian Parameter Satuan Lahan AnIIBu ... 74
23.Penilaiaan Parameter Satuan Lahan AnIVP ... 76
24.Luas Kelas Kemampuan Lahan Pertanian di Desa Sukandebi ... 77
25.Karakteristik Lahan dan Parameter Penentuan Kelas Kemampuan Lahan di Desa Sukandebi ... 79
viii
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kelas Kemampuan Lahan… ... 12
2. Skema Kerangka Berpikir... ... 31
3. Skema Alir Penelitian... ... 37
4. Peta Administrasi Kecamatan Namanteran... 46
5. Peta Administrasi Desa Sukandebi ... 47
6. Peta Penggunaan Lahan di Desa Sukandebi ... 52
7. Peta Kemiringan Lereng di Desa Sukansebi ... 54
8. Peta Satuan Lahan di Desa Sukansebi ... 60
9. Peta Ttitk Sampel Desa Sukansebi ... 61
10. Penggunaan Lahan Pertanian Tanaman Kubis, 2015... 65
11. Penggunaan Lahan Pertanian Tanaman Wortel, 2015 ... 65
12. Penggunaan Lahan Pertanian Semak Belukar, 2015 ... 66
13. Penggunaan Lahan Pertanian Kopi, 2015 ... 66
14. Penggunaan Lahan Pertanian Kebun Campuran, 2015 ... 67
15. Kondisi Lahan Pertanian Jeruk, 2015 ... 68
16. Tanaman Kubis yang Berada di Kaki Gunung Sinabung dengan Topografi Landai di Satuan Lahan AnIP di Desa Sukandebi, 2015 ... 70
17. Kegiatan Pengukuran Kedalaman Tanah dan Wawancara dengan Salah Satu Petani di Satuan Lahan AnIIIP di Desa Sukandebi, 2015... 73
18. Pengambilan Sampel Tanah di Satuan Lahan AnIBu, 2015 ... 70
19. Kondisi Lahan Pertanian Kopi dan Penggunaan Lahan Berupa Tanaman Kubis di Satuan Lahan AnIVP di Desa Sukandebi, 2015 ... 73
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Hasil Analisis Sampel Tanah Desa Sukandebi, 2015 ... 90
2. Tabel Nomogram Erodibilitas Tanah, 2015 ... 91
3. Diagram Sigitiga Tekstur Tanah USDA ... 92
4. Lembar Observasi... ... 93
5. Daftar Wawancara... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi
(campur tangan) manusia terhadap lahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik material maupun spiritual, Vink dalam (Siswanto, 2006). Penggunaan lahan
dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar yaitu penggunaan lahan
pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Lahan pertanian adalah lahan
yang ditujukan untuk memproduksi tanaman pertanian maupun hewan. Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya.
Penggunaan lahan pertanian secara umum tergantung pada kemampuan
lahan dan pada lokasi lahan, kemudian pengunaan lahan pertanian memerlukan
daya dukung lahan pada suatu satuan lahan atau dengan kata lain kegiatan
pertanian lebih baik dilakukan pada lahan yang sesuai kondisi fisiknya dengan
kebutuhan tanaman.
Penggunaan lahan untuk aktivitas pertanian, tergantung pada kelas
kemampuan lahan yang dicirikan oleh adanya perbedaan pada sifar-sifat yang
menjadi penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan
tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi (Siswanto,
2006). Kemampuan lahan adalah kapasitas suatu lahan untuk berproduksi,
kemampuan ini sering diartikan sebagai potensi lahan untuk penggunaan
2
didasarkan pada fakta-fakta iklim, drainase, dan kemiringan. Klasifikasi
kemampuan lahan merupakan penilaian lahan secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-sifat yang
merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari Arsyad
dalam (Muta’ali, 2012: 95). Sesuai dengan sifat dan faktor-faktor pembatas yang
ada, tiap-tiap lahan mempunyai daya guna yang berbeda antara satu lahan dengan
lahan lainnya.
Salah satu tempat yang sangat potensial dijadikan sebagai lahan pertanian
berada di dataran tinggi atau kawasan sekitar lereng gunungapi yang memiliki
tanah vulkanik. Tanah ini adalah salah satu jenis tanah yang terbentuk dari
pelapukan material-material letusan gunungapi yang berfungsi memperkaya,
meremajakan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengandung zat
hara yang tinggi. Tanah ini terbentuk dari hasil letusan gunungapi, pada saat
gunungapi meletus salah satu material yang dikeluarkan gunungapi debu
vulkanik, debu ini yang akan sangat mempengaruhi komposisi tanah sebagai
media tumbuh tanaman. Hal tersebut sesuai menurut Pratomo (2006) yang
menyatakan bahwa kawasan gunungapi di Indonesia merupakan daerah pertanian
yang subur dan selalu padat penduduk sejak zaman dahulu, walaupun tidak lepas
dari ancaman letusan.
Peristiwa erupsi gunungapi memberikan dampak yang besar terhadap
wilayah di sekitar gunung tersebut, selain secara tidak langsung memberikan
dampak yang menguntungkan juga memberikan dampak kerugian yang besar,
3
gunungapi yang mengeluarkan lava, lahar, awan panas, debu vulkanik, serta
material vulkanik lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Gunung Sinabung (2.460 mdpl) merupakan salah satu gunung di Dataran
Tinggi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat
meletus sejak tahun 1600. Aktivitas gunung ini terjadi pada tanggal 27 Agustus
2010, gunung mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Kemudian pada tanggal 29
Agustus 2010, Gunung Sinabung mengeluarkan lava. Hasil erupsi gunung
Sinabung berupa debu vulkanik menyebar ke beberapa daerah dengan jarak
terjauh 7-8 km dari kaki gunung. Debu-debu ini menutupi seluruh tanah dan
benda-benda di atasnya. Lahan pertanian yang merupakan mata pencarian
masyarakat sekitar tidak luput dari tutupan debu vulkanik tersebut. Jumlah lahan
pertanian yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung mencapai 29.885 Ha
lebih yang terdiri 20.219 Ha tanaman pangan, 9.666 Ha tanaman holtikultura.
Tanaman pangan yang terkena dampak erupsi itu adalah padi (512 Ha), padi gogo
(2.842 Ha), jagung (16.736 Ha), ubi jalar (127 Ha), dan keladi (215 Ha). Adapun
tanaman holtikultura yang terkena adalah sayuran (7.088 Ha), buah-buahan (2.569
Ha), dan tanaman hias (Antara, 17 Januari 2014).
Desa Sukandebi adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Namanteran dengan luas wilayahnya 3.36 km² (Kecamatan Namanteran dalam
angka, 2014) dan berjarak 7 km dari titik erupsi Gunung Sinabung. Desa ini
merupakan salah satu desa yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung dan
daerah arah semburan debu vulkanik. Debu vulkanik dengan ketebalan yang
bervariasi yang mengendap di permukaan tanah menyebabkan perubahan
4
kesuburan tanah. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman-tanaman di desa ini
banyak yang rusak bahkan sampai mati ataupun gagal panen.
Petani tetap mengolah lahan pertanian walaupun kondisi lahan yang ada
telah rusak. Hal ini dilakukan untuk tetap terus mendapatkan penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan hidup karena mata pencaharian utama di desa ini berasal
dari pertanian. Para petani di desa ini melakukan pengelolaan terhadap tanah dan
juga mengganti tanaman mereka yang sudah rusak menjadi jenis tanaman yang
baru, seperti tanaman perkebunan kopi, jeruk digantikan menjadi tanaman
holtikultura seperti sayur-sayuran. Pergantian jenis tanaman yang dilakukan para
petani tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalkan resiko kerugian yang
akan terjadi yaitu kerusakan tanaman dan gagal panen kembali mengingat
aktivitas Gunung Sinabung yang belum stabil.
Penggunaan lahan untuk pertanian khususnya pertanian holtikultura akan
lebih besar mengalami erosi bila dibandingkan dengan tanah dan vegetasi
alaminya. Hal ini disebabkan intensitas tanah pertanian lebih sering diolah atau
dipergunakan secara berkesinambungan dan sering dilakukan rotasi tanaman.
Selain itu, terdapat juga pengelolaan lahan pertanian dengan menanam tanaman
holtikultura di daerah yang curam (>40%) dan belum menerapkan konservasi
yang baik.
Berdasarkan hal tersebut penting untuk diketahui besar perubahan
penggunaan lahan di tinjau dari jenis tanaman yang terjadi pada lahan pertanian
masyarakat di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran dan penggunaan lahan
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah erupsi Gunung Sinabung yang memberikan dampak
besar terhadap lahan pertanian di Desa Sukandebi Kecamatan Namanteran,
material erupsi Gunungapi Sinabung telah menutupi tanaman para petani yang
mengakibatkan tanaman tersebut banyak yang rusak bahkan mati, sehingga
perbaikan dan pengelolaan lahan pertanian sangat perlu dilakukan, saat ini
pengelolaan dan perbaikan lahan pertanian sudah dilakukan di desa tersebut.
Banyaknya tanaman-tanaman pertanian yang mati akibat dampak erupsi Gunung
Sinabung memaksa para petani menggantikan jenis tanaman yang lain, dengan
pergantian tanaman tersebut banyak petani tidak memperhatikan kondisi lahan
pertaniannya.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini
dibatasi pada penggunaan lahan pertanian berdasarkan jenis tanaman sebelum dan
pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi, faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di
Desa Sukandebi, penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di
6
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penggunaan lahan pertanian sebelum dan pasca erupsi Gunung
Sinabung tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman di Desa Sukandebi.
2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian
pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi.
3. Apakah penggunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di
Desa Sukandebi sesuai dengan kelas kemampuan lahan.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui penggunaan lahan pertanian sebelum dan pasca erupsi
Gunung Sinabung tahun 2015 berdasarkan jenis tanaman di Desa
Sukandebi.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian
pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Sukandebi.
3. Mengetahui pengunaan lahan pertanian pasca erupsi Gunung Sinabung di
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Karo, masyarakat dan pihak-pihak terkait
dapat memberikan informasi dan masukan mengenai perencanaan
penggunaan lahan pertanian.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi penduduk setempat dalam
upaya melalukan pengunaan lahan pertanian yang sesuai dengan
kemampuan lahannya.
3. Untuk menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi
penulis terkhusus dalam dalam menulis karya ilmiah berbentuk skripsi.
4. Sebagai bahan pembanding atau referensi bagi penulis ataupun peneliti
lain dalam mengkaji/meneliti masalah yang sama pada waktu dan daerah
86
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Jenis tanaman pasca erupsi tahun 2015 yang paling luas mengalami
pertambahan adalah tanaman kubis dengan luas mencapai 43,18 (21,27%)
yang sebelum erupsi hanya seluas 20,43 (10,06%), dan jenis tanaman yang
paling banyak mengalami pengurangan yaitu tanaman jeruk dengan luas
11,27 (5,55%) sebelum erupsi dengan luas mencapai 40,88 (20,14%).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan pertanian di Desa
Sukandebi pasca erupsi Gunung Sinabung dipengaruhi oleh faktor
produksi dengan banyak (52,38 %), faktor modal (33,33 %), faktor
pengalaman bertani (14, 28 %). Ketiga faktor tersebut memicu untuk
meminimalkan resiko erupsi Gunung Sinabung yang mungkin terjadi
karena Gunung Sinabung yang belum stabil.
3. Kelas kemampuan lahan di Desa Sukanebi berdasarkan faktor penghambat
bervariasi yaitu kelas I,II,III, dan IV. Faktor pembatas yang paling
dominan adalah kemiringan lereng. Luas kelas kemampuan lahan yang
paling tinggi adalah I (118,07 Ha atau 48,15%), kelas kemampuan lahan II
(47,05 Ha atau 19,18%), kelas kemampuan lahan III (50,24 Ha atau
20,49%), dan luas yang paling sedikit adalah kelas kemampuan lahan IV
(43,11 Ha atau 17,58%). Penggunaan lahan pertanian pasca erupsi dengan
kelas kemampuan lahan di Desa Sukandebi ini secara umum sudah
berdasarkan kelas kemampuannya dan bisa dikatakan kesesuaian
kemampuan lahan cukup sesuai dengan penggunaan lahan pertaniannya,
87
kemampuan lahan yaitu, satuan lahan AnIBu pada kelas kemampuan lahan
I, satuan lahan AnIIBu pada kelas kemampuan lahan II,satuan lahan AnIV
pada kelas kemampuan lahan IV.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disarankan:
1. Dalam melakukan pergantian tanaman akibat dari erupsi Gunung
Sinabung perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik lahannya dan
disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanaman, agar penggunaan
lahan pertaniannya sesuai dengan kelas kemampuan lahan.
2. Penggunaan lahan yang sudah berdasarkan kelas kemampuan lahannya
perlu dipertahankan dan dijaga kelestariannya, sedangkan untuk lahan
yang belum sesuai dengan kelas kemampuan lahannya diperlukan
informasi tentang kualitas atau kemampuan lahan itu sendiri bagi
88
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 1985. Pertanian Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara
Arsyad, Sitanala. 2010. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : IPB Press
BPS. 2014. Kecamatan Namanteran Dalam Angka 2014 : BPS Karo.
Erupsi gunung api. (2012). Retrieved from http:// geografi.blogspot.com/.html
diakses pada 8 Mei 2015.
Maroeto et al. 2002. Perencanaan Kemampuan Penggunaan Lahan Untuk
Konservasi Lahan “Recharge Area” Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek
(http://eprints.upnjatim.ac.id/2956/1/purnomo edy.pdf, diakses 10 Mei
2015).
Muta’ali, Lutfi. 2012. Daya Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan
Wilayah. Yogyakarta : BPFG Universitas Gadjah Mada
Pasaribu, Parlin. 2014. Evaluasi Kemampuan Lahan Untuk Arahan Konservasi
Tanah di Desa Merdeka Kecamatan Kabupaten Karo. Skripsi. Medan :
Universitas Negeri Medan.
Tarru, Satriani et al . 2013. Penggunaan Lahan Pada Berbagai Kelas Kemampuan
Lahan di Sub Das Kelara Bagian Hulu Pada Desa Jetetallasa Kecamatan
Rumbia Kabupaten Janeponto (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/.pdf,
diakses 10 Mei 2015)
Semua tentang abu vulkanik .(2014). Retrieved from http://www. Bisakimia.com,
diakses 15 Mei 2015
Simanungkalit, N. M. 2004. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Tingkat Bahaya
Erosi untuk Prioritas Konservasi Tanah di Sub DAS Sungai Goti-Goti
Daerah Aliran Sungai Batang Toru Hulu Tapanuli Utara Sumatera Utara.
Tesis.Yogyakarta.Jurusan Ilmu-Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam,
89
Siregar, Nicho Chandra. 2013. Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Terhadap TaSukandebi Kehutanan di Arboretum Kuala Bekala Universitas
Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/39720/7/.pdf, diakses 10
Mei 2015)
Siswanto. 2006. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Surabaya : UPN Press
Sitorus.1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Semarang : ANDI
Utomo, W. H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Jakarta : C. V Rajawali
Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dan Tata Guna Lahan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Perss,
Zuhdi. 2006. Analisis Kelas Kemampuan Lahan di Kecamatan Tangen Kabupaten
Sragen. Skripsi. Surakarta : Fakultas Geografi UniversitasMuhammadiyah