• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMAINAN FLYING FOX DI KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP PENINGKATAN PENGUNJUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PERMAINAN FLYING FOX DI KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP PENINGKATAN PENGUNJUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Kiki Abdurrouf, 2013

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMAINAN FLYING FOX DI KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP PENINGKATAN

PENGUNJUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Science pada Program Studi Ilmu Keolahragaan

Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi

Oleh Kiki Abdurrouf

0608096

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMAINAN FLYING FOX DI KEBUN BINATANG BANDUNG TERHADAP PENINGKATAN

PENGUNJUNG

Oleh

Kiki Abdurrouf

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Kiki Abdurrouf 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin penulis.

(3)
(4)

ABSTRAK

Kiki Abdurrouf (0608096)

Strategi Pengembangan Permainan Flying Fox di Kebun Binatang Bandung Terhadap Peningkatan Pengunjung

Kebun Binatang Bandung merupakan salah satu tempat wisata yang kerap menjadi tujuan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Era globalisasi yang sarat dengan percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi, berpengaruh pula pada banyaknya kawasan wisata yang bermunculan. Karena itu, untuk mempertahankan volume pengunjung pengelola Kebun Binatang Bandung melakukan berbagai strategi salah satunya dengan mengembangkan wahana permainan flying fox.

Penelitian ini mengkaji strategi pengembangan permainan flying fox di Kebun Binatang Bandung terhadap peningkatan pengunjung. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis mengidentifikasi masalah ke dalam beberapa rumusan, antara lain 1) Bagaimana strategi yang digunakan pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan?, 2) Bagaimana respon pengunjung terhadap permainan flying fox yang disediakan oleh pengelola kawasan Kebun Binatang Bandung?, 3) Hambatan apa yang ditemui pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan?, dan 4) Upaya apa yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam mengembangkan permainan flying fox?.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui beberapa tahap, dari mulali reduksi data, display data dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Lokasi penelitian terletak di Jalan Taman Sari Bandung. Objek dalam penelitian ini adalah Manajer, Instruktur permainan flying fox, serta pengunjung Kebun Binatang Bandung.

(5)

vi

Kiki Abdurrouf, 2013

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Secara teoretis ... 7

2. Secara praktis ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan tentang Kebun Binatang ... 9

1. Pengertian Kebun Binatang ... 9

2. Manfaat Kebun Binatang ... 10

B. Tinjauan tentang Permainan Flying Fox ... 13

1. Pengertian Permainan Flying Fox ... 13

2. Manfaat Flying Fox ... 14

3. Alat-Alat yang Digunakan dalam Permainan Flying Fox ... 16

C. Tinjauan tentang Strategi Pengembangan Permainan Flying Fox ... 22

1. Pengertian Strategi ... 22

2. Strategi Pengembangan Permainan Flying Fox dalam Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan ... 23

a. Strategi Marketing ... 24

b. Strategi Promosi ... 26

c. Strategi Sumber Daya Manusia ... 32

BAB III METODE PENELITAN ... 36

A. Metode Penelitian ... 36

B. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Observasi ... 37

2. Wawancara ... 38

3. Studi Dokumentasi ... 38

C. Tahap-Tahap Penelitian ... 39

1. Tahap Pra Penelitian ... 39

(6)

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 40

D. Objek dan Lokasi Penelitian ... 42

1. Objek Penelitian ... 42

2. Lokasi Penelitian ... 42

E. Validitas Data ... 42

1. Memperpanjang masa observasi ... 42

2. Pengamatan yang terus menerus ... 42

3. Triangulasi ... 43

4. Menggunakan bahan referensi ... 44

5. Mengadakan member check ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

1. Sejarah Kebun Binatang Bandung ... 46

2. Visi dan Misi Kebun Binatang Bandung ... 48

3. Struktur Organisasi ... 49

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

1. Strategi Pengelola Kebun Binatang Bandung dalam Mengembangkan Permainan flying fox ... 50

2. Pengaruh Pengunjung terhadap Permainan flying fox di Kebun Binatang Bandung ... 52

3. Hambatan dalam Pengembangan Permainan Flying Fox di Kebun Binatang Bandung ... 55

4. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan yang Ditemui dalam Pengembangan Permainan Flying Fox di Kebun Binatang Bandung ... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

1. Strategi Pengelola Kebun Binatang Bandung dalam Mengembangkan Permainan flying fox ... 58

2. Pengaruh pengunjung terhadap permainan Flying Fox di Kebu Binatang Bandung ... 61

3. Hambatan dalam Pengembangan Permainan Flying Fox di Kebun Binatang Bandung ... 62

4. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan yang Ditemui dalam Pengembangan Permainan Flying Fox di Kebun Binatang Bandung ... 63

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

1. Bagi Pengelola Flying Fox di Kebun Binatang Bandung ... 69

2. Bagi Mahasiswa FPOK ... 69

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 69

DAFTAR PUSTAKA... 70

(7)

viii

Kiki Abdurrouf, 2013

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Era globalisasi yang saat ini melanda seluruh negara di dunia memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap segala bidang, baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya, perilaku serta kebutuhan dan kebiasaan masyarakat. Dampak positif dari globalisasi adalah aksesibilitas informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan di Indonesia.

Globalisasi ditandai pula oleh semakin banyaknya aktivitas yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ditengah persaingan yang ketat. Tingginya kuantitas kegiatan yang dilakukan manusia dalam memenuhi kehidupannya, membuat manusia membutuhkan sarana untuk memberikan rasa nyaman dan rileks setelah lima sampai enam hari dalam satu minggu disibukan oleh pekerjaan yang harus diselesaikan.

Untuk menciptakan rasa rileks dan santai tersebut, di akhir pekan banyak warga masyarakat khususnya yang berasal dari kota-kota besar berbondong-bondong mencari tempat untuk rekreasi. Rekreasi merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan di waktu luang dimana dalam praktiknya kegiatan ini tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh sebagaian besar orang memiliki bentuk dan motif yang berbeda-beda. Ada yang mengunjungi tempat-tempat wisata, pusat-pusat perbelanjaan, berkumpul dan makan bersama dengan keluarga dan berbagai kegiatan lain yang diyakini dapat menghilangkan kepenatan yang menyelimuti setelah melaksanakan rutinitas pekerjaan.

(9)

2

Kiki Abdurrouf, 2013

pengunjungnya, seperti wisata pegunungan, air terjun, pantai, hutan, bangunan-bangunan bersejarah, kebun binatang dan lain sebagainya.

Bandung merupakan salah satu wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi besar dalam pengembangan kawasan wisata. Hampir setiap wilayah yang ada di Kota Bandung dijadikan kawasan tujuan wisata yang dikelola dengan baik oleh pemerintah. Iklimnya yang sejuk ditambah dengan panorama alam yang indah menjadikan Bandung sebagai salah satu kota wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi sebagai tempat rekreasi oleh para wisatawan adalah Kebun Binatang Bandung. Aktivitas rekreasi di kawasan ini nampak jelas terlihat tatkala datang musim liburan anak sekolah dan hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri.

Hasil pantauan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa ribuan pengunjung dari berbagai daerah dan Provinsi mendatangi wisata alam Kebun Binatang Bandung. Pada libur lebaran, pengelola kawasan Kebun Binatang yang terletak di depan kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menaksir rata-rata pengunjung yang datang mencapai 9 sampai 15 ribu orang setiap harinya (tersedia di www.jabarprov.go.id diakses tanggal 5 September 2012).

(10)

3

Selain menikmati aneka satwa yang tersebar diseluruh penjuru dunia, daya tarik objek wisata ini terletak pula pada hiburan-hiburan lain yang disediakan oleh Yayasan Margasatwa Taman Sari misalnya pahelaran kesenian Ketuk Tilu, kesenian tradisional Pencaak Silat, Jaipongan dan berbagai kesenian tradisional lainnya.

Dilihat dari fungsinya, Kebun Binatang Bandung ini memiliki empat (4) fungsi, antara lain fungsi kebudayaan, fungsi pendidikan dan IPTEK, fungsi perlindungan dan pelestarian kekayaan alam dan fungsi rekreasi. Penjelasan mengenai keempat fungsi sebagaimana dikutip dalam www.wikipedia.com (diakses tanggal 5 September 2012) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi kebudayaan. Kebun Binatang Bandung sebagai tempat

rekreasi yang didalamnya terdapat wahana pergelaran seni budaya, tentunya mempunyai fungsi kebudayaan, yaitu dapat menanamkan kesadaran dan rasa cinta tanah air melalui pengamatan dan pemahaman kekayaan budaya, serta pengamatan dan pemahaman kekayaan flora dan fauna.

2. Fungsi pendidikan dan Iptek. Kebun Binatang Bandung merupakan

sebuah wahana yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan edukatif untuk menambah pengetahuan dan untuk menghasilkan butir-butir pengetahuan baru yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Kebun Binatang Bandung ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obyek riset atau penelitian di berbagai keilmuan.

3. Fungsi perlindungan dan pelestarian kekayaan alam. Kebun Binatang

Bandung sebagai tempat dimana wahana flora dan fauna dikembangkan dan dilestarikan, berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan berbagai satwa flora dan fauna dengan tujuan menjaga kekayaan alam.

4. Fungsi rekreasi. Kebun Binatang Bandung tentunya mempunyai

(11)

4

Kiki Abdurrouf, 2013

adalah flying fox, taman bermain, kolam untuk perahu dan perahu bebek.

Tahun demi tahun pengelolaan dan pengembangan objek wisata ini terus mengalami peningkatan dan perbaikan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan para pengunjung kawasan wisata. Salah satu pengembangan objek wisata Kebun Binatang Bandung ini adalah dengan disediakannya berbagai arena permainan alam terbuka (outbond), dimana dewasa ini outbond sudah berkembang luas di tanah air dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang paling diminati.

Outbound merupakan singkatan dari out of boundaries yang memiliki arti menembus batas. Dalam bahasa sederhana, outbond dapat diartikan sebagai salah satu median yang digunakan untuk mengubah mindset seseorang dari batas pikirannya. Mengubah pandangan mengenai sesuatu yang tidak mungkin dilakukan menjadi dapat dilakukan, hal ini berarti outbond merupakan salah satu upaya eksplorasi dan pengembangan diri.

Outbound mulai dikenal sebagai metode pelatihan untuk pengembangan diri baik perorangan (personal development) maupun dalam sebuah tim (team

development). Outbound sebagai salah satu metode pengembangan diri

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan sebagai proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka.

Kegiatan outbond tersebut dikemas melalui berbagai permainan yang harus diikuti oleh para peserta, seperti flying fox, halang rintang, paint ball, serta berbagai permainan ketangkasan dan kebersamaan lainnya. Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan outbond ini adalah untuk melatih team work, solidaritas, keberanian, manajemen, kemandirian, kesabaran dan mencintai alam.

(12)

5

permainan ini adalah untuk melatih dan meningkatkan adrenalin para pengunjung kawasan wisata.

Pengembangan permainan flying fox tidak cukup hanya mengandalkan sarana penyebrangan/arena luncur saja, akan tetapi harus disertai dengan pertimbangan keselamatan pengunjung. Oleh karena itu, berbagai lembaga pelatihan alam terbuka melengkapi permainan tersebut dengan berbagai macam peralatan yang dapat digunakan seperti back harness, seat harness, carrabiner, fulley serta dilakukan dibawah bimbingan dan pengawasan dari operator.

Permainan flying fox saat ini tidak hanya diperuntukan bagi orang dewasa saja, akan tetapi saat ini flying fox sudah dikembangkan sebagai media pembelajaran untuk anak anak yang masih belia. Pengembangan permainan flying fox seyogyanya harus mengedepankan safety procedure, oleh karena pengelola

permainan flying fox harus memiliki standar keamanan yang tinggi disertai dengan kompetensi instruktur yang mumpuni.

Banyaknya pengusaha yang menawarkan jasa permainan outbond membuat pengelola Kebun Binatang Bandung harus melakukan upaya untuk meningkatkan daya saing dengan perusahaan-perusahaan outbond lainnya. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan produktivitas kerja, peningkatan kualitas pelayanan, dan inventarisasi sarana dan prasarana penunjang permainan flying fox.

Pengembangan kawasan wisata Kebun Binatang Bandung ini merupakan salah satu implementasi dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung sebagaimana tertuang dalam Pasal 14 Ayat 3 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung, sebagai berikut:

Kebijakan sektoral dalam pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b Pasal ini meliputi:

a. pengembangan kawasan perumahan b. pengembangan kawasan pemerintahan

(13)

6

Kiki Abdurrouf, 2013

d. pengembangan kawasan dan kegiatan jasa

e. pengembangan kawasan dan kegiatan pendidikan f. pengembangan kawasan dan kegiatan kesehatan

g. pengembangan kawasan dan kegiatan industri dan pergudangan h. pengembangan kawasan dan kegiatan pariwisata dan rekreasi

i. pengamanan kawasan pertahanan keamanan sesuai dengan rencana tata ruang pertahanan keamanan.

Mengacu pada peraturan diatas, maka jelaslah bahwa salah satu aspek yang ditonjolkan dalam pengembangan suatu daerah salah satunya mencakup pengembangan dalam bidang pariwisata dan rekreasi. Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi dapat dilakukan dengan memaksimalkan seluruh potensi wisata yang dimiliki Kota Bandung dengan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata dan rekreasi.

Berdasar pada data dan pemikiran yang telah penulis kemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana upaya pengembangan permainan flying fox yang dilakukan di Kebun Binatang Bandung. Maka dari itu penulis mengangkat permasalahan tersebut kedalam suatu studi penelitian dengan

judul “Strategi Pengembangan Permainan Flying Fox Di Kebun Binatang

Bandung Terhadap Peningkatan Pengunjung

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian penulis ialah bagaimana strategi pengembangan permainan flying fox di Kebun Binatang Bandung?. Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis mengidentifikasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain

(14)

7

2. Bagaimana respon pengunjung terhadap permainan flying fox yang disediakan oleh pengelola kawasan Kebun Binatang Bandung?

3. Hambatan apa yang ditemui pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan?

4. Upaya apa yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam mengembangkan permainan flying fox?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan.

2. Untuk mengetahuhi respon pengunjung terhadap permainan flying fox yang disediakan oleh pengelola kawasan Kebun Binatang Bandung.

3. Untuk mengetahui hambatan yang ditemui pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan.

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung untuk mengatasi hambatan yang dialami dalam mengembangkan permainan flying fox.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis :

(15)

8

Kiki Abdurrouf, 2013

2. Manfaat Praktis :

Terdapat beberapa manfaat praktis dalam penelitian ini yakni:

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai upaya-upaya

jduyang dapat dilakukan dalam mengembangkan permainan flying fox

sebagai salah satu sumber mata pencaharian.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran mengenai strategi yang dapat

digunakan dalam mengembangkan olahraga permainan flying fox

sebagai upaya meningkatkan daya tarik wisatawan.

c. Memberikan informasi mengenai hambatan yang dimungkinkan

muncul dalam proses pengambangan permainan flying fox.

d. Memberikan sumbangsih pemikiran mengenai upaya yang dapat

dilakukan dalam menghadapi masalah yang mungkin muncul dalam

pengembangan permainan flying fox.

E. Definisi Istilah

1. Kebun binatang adalah adalah suatu tempat dimana berbagai macam satwa dikumpulkan, diperagakan, dipelihara untuk umum dalam rangka pengadaan sarana rekreasi alam yang sehat untuk mendidik dan mengembangkan budaya masyarakat dalam memelihara kelestarian lingkungan hidup (Surat Keputusan Dirjen Kehutanan No. 20/upts/DJ/1978 tentang pedoman umum kebun binatang)

2. Strategi adalah suatu pola mengenai apa yang ingin dilakukan berdasarkan potensi dan peluang yang ada serta apa yang akhirnya dilakukan menjadi suatu keputusan berdasarkan hasil analisa dan perencanaan yang matang (M. Guntur, 2010:33).

(16)

9

4. Flying fox adalah salah satu bentuk alat yang direkomendasikan oleh

(17)

37

Kiki Abdurrouf, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000:3) penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini dipilih karena masalah yang diteliti berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Seperti yang diungkapkan oleh Moh.Nazir (1988:63), yaitu:

Metode deskriptif adalah satu metoda dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Dengan menggunkan metode ini diharapkan peneliti dapat memperoleh infomasi yang mendalam tentang upaya pengembangan permainan flying fox yang dilakukan oleh pengelola Kebun Binatang Bandung.

Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriptif karena sesuai dengan sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang bagaimana upaya yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox.

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama adalah peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000:132) bahwa:

(18)

38

merupakan perencanaan, pelaksanaan, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.

Dengan demikian penulis lebih leluasa dalan mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Arikunto (1998:129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”.

Data observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Menurut M.Q. Patton (dalam Nasution 1996:59) manfaat data observasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jdai ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dapat dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

(19)

39

Kiki Abdurrouf, 2013

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan sehingga akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

Oleh karena itu, keberadaan peneliti secara langsung dilapangan dapat memberikan kesempatan yang luas untuk mengumpulkan data yang dijadikan dasar untuk mendapatkan data yang akurat.

2. Wawancara

Menurut Moleong (2000:135) wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Tujuan wawancara adalah untuk “mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi (Nasution, 1996:73).

Melalui wawancara ini diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi dari semua responden dengan bentuk dan ciri yang khas pada setiap responden. Oleh sebab itu, metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai diberi kebebasan untuk menggunakan istilah-istilah (kosakata) yang lazim digunakan oleh pihak yang diwawancarai, sehingga proses wawancara tidak kaku.

3. Studi Dokumentasi

(20)

40

(1998:236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Data yang diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan observasi.

C. Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Bogdan (dalam Moleong, 2002:85) tahap-tahap penelitian terdiri atas: 1) Pra lapangan 2) Kegiatan lapangan dan 3) Analisis intensif. Adapun yang menjadi tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai objek yang akan diteliti serta kajian teori mengenai pengembangan permainan flying fox di Kebun Binatang Bandung. b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian

c. Menentukan judul dan lokasi penelitian d. Menyusun proposal penelitian.

e. Seminar proposal penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan koreksi, tambahan dan masukan mengenai penelitian yang akan dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut :

a. Mengurusi perizinan untuk melakukan penelitian ke jurusan dan fakultas

b. Melakukan observasi mengenai pengembangan permainan flying fox di Kebun Binatang Bandung.

(21)

41

Kiki Abdurrouf, 2013

d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Hal tersebut dinyatakan oleh Nasution (1996:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Tahapan analisis data menurut Nasution (1996:129) adalah sebagai berikut:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi data

(22)

42

[image:22.595.115.516.180.714.2]

data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

b. Display data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

c. Kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2000:192-205), yaitu:

1. Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh dapat sedalam mungkin.

2. Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan. 3. Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi

dicek keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

4. Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

(23)

43

Kiki Abdurrouf, 2013

Demikian prosedur pengolahan data dan yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan penulis tentang peranan internet sebagai sumber pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.

D. Objek dan Lokasi Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Manajer, Instruktur permainan flying fox, serta pengunjung Kebun Binatang Bandung.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di objek wisata Kebun Binatang Bandung yang terletak di Jalan Taman Sari Bandung. Pemilihan Kebun Binatang Bandung sebagai lokasi penelitian karena objek wisata ini menawarkan permainan flying fox sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi Kebun Binatang Bandung.

E. Validitas Data

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Nasution (1996: 114-118) mengemukakan bergai cara yang dapat dilakukan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya. antara lain:

1. Memperpanjang masa observasi

(24)

44

2. Pengamatan yang terus menerus

Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci dan mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang terinci mengenai apa yang sedang diamatinya. 3. Triangulasi

Tujuan triangulasi ialah mengecek kebenaran data tertentu dengan membandingkannya dengan data-data yang diperoleh dari sumber lain. Sebagimana yang diungkapkan oleh Moleong (2008:330) bahwa:\

“Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Dalam penelitian ini triangulasi data dilakukan terhadap informasi yang diberikan oleh Manajer, pengelola flying fox, dan pengunjung Kebun Binatang Bandung. Dalam pengujian kredibilitas terdapat berbagai sumber, berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2009:372). Berikut adalah bagan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini.

dari

[image:24.595.119.515.236.652.2]

Sumber : Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono : 2009)

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Data

Manajer Instruktur

Flying Fox

(25)

45

Kiki Abdurrouf, 2013

[image:25.595.123.505.112.582.2]

Sumber : Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono : 2009)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data Sumber : Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono : 2009)

4. Menggunakan bahan referensi

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan objek penelitian atau bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang didapatkan memiliki validitas yang tinggi.

Observasi Wawancara

Studi Dokumentasi

Minggu I Minggu II

(26)

46

5. Mengadakan member check

(27)

70

Kiki Abdurrouf, 2013

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka pada bab ini penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan pengelola Kebun Binatang Bandung dalam mengembangkan permainan flying fox adalah dengan meningkatkan promosi dan pemasaran, baik melalui mulut ke mulut, media cetak (surat kabar, majalah, dan lain sebagainya), media elektronik (televisi & radio), dan jejaring sosial (facebook, twitter, uber social).

2. Pengunjung amat menyambut baik terhadap keberadaan wahana flying fox di Kebun Binatang Bandung karena pengunjung tidak hanya melihat berbagai satwa, tetapi juga dapat menjadi wahana edukasi dalam meningkatkan kreatifitas, memberikan pengalaman baru bagi anak, serta menguji dan meningkatkan keberanian pengguna.

3. Hambatan yang muncul dalam pengembangan permainan flying fox di Kebun Binatang Bandung antara lain: a) kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai adanya wahana flying fox di Kebun Binatang Bandung, b) pemasukan yang bersumber dari wahana permainan flying fox masih sangat minim, c) kurangnya sosialisasi mengenai pengembangan wahana flying fox, d) lokasi wahana permainan flying fox yang kurang strategis.

(28)

71

B. Saran

1. Bagi Pengelola Flying Fox di Kebun Binatang Bandung

a. Pengelola hendaknya lebih gencar dalam melakukan pemasaran terkait keberadaan wahana flying fox di Kebun Binatang Bandung.

b. Pengelola hendaknya membuat variasi dalam melaksanakan promosi terkait pengembangan flying fox di Kebun Binatang Bandung.

c. Pengelola dapat menggunakan konsep flying fox sebagaimana telah diusulkan oleh penulis, yakni dengan membentangkan lintasan di atas kandang-kandang satwa (bagi dewasa) dan danau buatan (bagi anak-anak) sehingga selain meluncur, pengguna wahana juga dapat melihat pemandangan yang menjadi kekhasan Kebun Binatang Bandung.

d. Terus berupaya meningkatkan kualitas dan kompetensi para instruktur melalui berbagai pelatihan.

2. Bagi Mahasiswa FPOK

a. Hendaknya para mahasiswa mulai melirik olahraga rekreasi (flying fox) sebagai salah satu olahraga yang harus dikembangkan.

b. Mempelajari lebih jauh, terutama dalam menyusun berbagai inovasi pengembangan olahraga rekreasi flying fox.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(29)

Kiki Abdurrouf, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pelaksanaan outbound berpengaruh signifikan terhadap tim kerja karyawan pada Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Medan. Tersedia dalam www.isaw.or.id diakses tanggal 14 September 2012

Guntur, M Effendi. 2010. Transformasi Manajemen Pemasaran. Jakarta: CV Sagung Seto.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta: Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional.

Moleong, J.X. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2012. Objek Wisata Kebun Binatang Bandung. Tersedia di www.jabarprov.go.id diakses tanggal 5 September 2012.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.31/Menhut-II/2012 tentang Lembaga Konservasi

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Pengantar Bisnis Modern Studi Kasus Indonesia dan Analisis Kuantitatif (Cetakan Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA

Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian-penelitian Ilmiah Dasar-dasar Metode Teknik. Bandung : Tarsito.

Surat Keputusan Dirjen Kehutanan No. 20/UPTS/DJ/1978 tentang Pedoman Umum Kebun Binatang.

Susanta, Agustinus. 2010. Outbond Profesional Pengertian, Prinsip Perancangan, dan Panduan Pelaksanaan. Yogyakarta: Andi

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi

Tersedia [online] di www.kebunbinatang.blogspot.com/2012/07 diakses tanggal 14 September 2012

Tersedia [online] di www.mproprovider.wordpress.com diakses tanggal 14 September 2012

Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung : Angkasa Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi pariwisata. Jakarta : Kompas

Gambar

gambaran lebih rinci.
Gambar 3.1
Gambar 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Azimuth Nautika ialah besarnya busur yang diukur di horizon mulai dari titik Utara mengi- kuti putaran Utara Barat Selatan Timur Utara (UBSTU) atau Utara Timur

SI e-KTP telah digunakan dari tahun 2013 sampai sekarang oleh Dispencapil Minahasa Utara dan belum pernah dilakukan pengukuran, sehingga pimpinan belum memiliki

Analisis Bolton menentukan rasio lebar mesiodistal gigi-geligi maksila dan mandibula (ada atau tidaknya diskrepansi ukuran gigi), dan selalu dilakukan sebelum

Relai adalah alat yang memproteksi sistem tenaga listrik dengan cara mendeteksi gangguan yang terjadi pada saluran dan akan memberikan komando (koordinasi) terhadap. switch

Penulis mencoba menganaiisa terhadap hadits tentang puasa as Syura pada kitab Sunan Abu Daw ud no indek 2446 dan Musnad Ahmad bin Hanbal no indeks 2140, dimana

Dengan adanya struktur, pengembangan, manajemen, dan beberapa konsep manajemen yang baru sangat membantu untuk lebih mengoptimalkan kinerja pelayanan publik yang diberikan

Hasil penelitiannya adalah Islamic Retail Store 212 Mart cabang Dumai dalam praktek pengelolaan dan etika bisnisnya sudah sesuai dengan prinsip atau nilai-nilai

Kami memiliki keahlian penelitian dalam evaluasi perkembangan yang akan membantu Anda mengidentifikasi bagaimana pola pergeseran dari inisiatif dapat digunakan