Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK
(Penelitian Tindakan Kelas di TK Islam ‘Alam Nusantara Kelompok B3 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
Chodijatul Apipah
0805344
PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
Chodijatul Apipah, 2013
Chodijatul Apipah, 2013
Chodijatul Apipah, 2013
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi
Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak
ChodijatulApipah
0805344
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kata Kunci : Metode Bermain Peran, Perilaku agresif
ABSTRACT
Application Role Play Method in Reducing Aggressiveness Kindergarten Children
Chodijatul Apipah
0805344
The problem in this research contents is about child aggressiveness ; push, strike, disturb, nip, hector and steal which is anticipating only by advicing and warning whereas through Role Play method is infrequently. Role Play methode give many benefits for child development . Focus of this research are how Role Play method reducing child aggressivenes in ‘AlamNusantara Kindergarten. The purpose of this research is to reduce child aggressiveness and enhance the student’s learning activity by applying the Implementation of Role Play method .
The kind of this research is classroom action research which was conducted in two cycles. The subject of this research is B3 group that attain age of 5th - 6th with total number of students 16.
Based on data colleted by interview, observation and documentation record study. The result show that Role Play methode reduce child aggrressiveness which is negative behavior children are decreased from 83 % being 46 %.
Recommended for teacher apply various method to enhance learning activities and classrom management . The next researcher hopely can rediscuss this research problem through other method, media and contain in reducing child aggressiveness and growing up child development.
Chodijatul Apipah, 2013
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Konsep Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-kanak ... 9
1. Pengertian Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-kanak ... 9
2. Gejala-gejala Perilaku Agresif Anak ... 11
3. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Agresif Pada Anak ... 12
4. Upaya-upaya Mengatasi Perilaku Agresif Anak ... 16
B. Metode Bermain Peran untuk Anak Taman Kanak-kanak ... 21
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Prosedur Penelitian ... 49
H. Pengolahan Data ... 52
sI. Analisis Data ... 52
J. Validasi Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55
1. Gambaran perilaku agresif anak sebelum diberikan Metode Bermain Peran ... 55
2. Penerapan Metode Bermain Peran dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Islam ‘Alam Nusantara ... 58
3. Gambaran perilaku agresif anak sesudah diberikan Metode Bermain Peran ... 76
B. Pembahasan ... 77
1. Gambaran perilaku agresif anak sebelum diberikan Metode Bermain Peran ... 77
2. Penerapan Metode Bermain Peran dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Islam ‘Alam Nusantara... 79
3. Gambaran perilaku agresif anak sesudah diberikan Metode Bermain Peran ... 81
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... ... 84
B. Rekomendasi ... ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Anak Sebagai Subjek Penelitian ... 55
Tabel 4.2. Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Sebelum diberikan Metode Bermain Peran ... 57
Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 58
Tabel 4.4. Perilaku Agresif Anak kelompok B3 pada Siklus I ... 68
Tabel 4.5. Perilaku Agresif Anak kelompok B3 pada Siklus II ... 75
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Hal
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Hal
Bagan 4.1 Grafik Perilaku Agresif anak setelah
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini berbagai upaya yang dilakukan oleh pendidik dalam
menumbuhkan dan mengembangkan perilaku anak sangat beragam sekali. Hal ini
dapat terlihat pada perubahan yang ada pada diri anak setelah mengikuti
pendidikan yang diselenggarakan yaitu pendidikan Taman Kanak-kanak.
Perubahan perilaku tersebut dapat menjadi dasar bagi perilaku anak selanjutnya,
dikarenakan perilaku anak berbeda dengan orang dewasa, ia lebih bersikap aktif,
dinamis, ceria, kreatif, tidak rasional, egosentris, antusias dan hampir selalu ingin
tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tidak pernah
berhenti belajar (Solehuddin, 2000).
Perilaku tersebut tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan
struktur badaniah serta perubahan usianya. Seorang anak yang berusia 2 tahun,
perilakunya akan berubah ketika menginjak usia 3 tahun. Begitu juga pada usia 4
tahun, 5 tahun dan seterusnya. Namun tidak semua anak yang setara usianya
memiliki perilaku yang sama. Hal ini dikarenakan tingkat emosionalitas yang
berbeda dan mempunyai karakteristik yang berbeda pula. Sejalan dengan perkembangan fisik dan usianya, “setiap anak memiliki temperamen yang berbeda. Selain itu, suasana hati serta perilakunya mudah sekali berubah.
Sebagian anak lebih banyak menuntut dan mudah tersinggung dibanding anak
yang lainnya” (Nugraha, 2003).
Adanya perubahan perilaku tersebut menjadi tanggung jawab bagi para
pendidik di Taman Kanak-kanak karena pada dasarnya tujuan pendidikan Taman
Kanak-kanak adalah membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,
kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki
pendidikan dasar (standar pelayanan minimal penyelenggaraan pendidikan TK).
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
sedang dalam pembentukan, selain karena faktor genetik, lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukkan kepribadiannya. Anak usia dini bersifat imitatif
atau peniru, apa yang ia lihat, rasakan dan lihat dari lingkungannya akan
diikutinya karena ia belum mengetahui batasan benar dan salah, baik dan buruk,
serta pantas dan tidak pantas. Anak masih belajar coba-ralat berperilaku yang
dapat diterima oleh lingkungannya. Oleh karena itu, masa usia dini adalah masa
yang peka untuk menerima pengaruh dari lingkungannya. Hal ini merupakan
kesempatan bagi lingkungan, dalam hal ini orangtua-guru sekolah, untuk
memberikan pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu
mengembangkan perilaku anak yang positif.
Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk membantu dalam
merubah perilaku anak yang positif maka dilakukan melalui proses pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan antara anak,
sumber belajar dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Masitoh,2007).
Proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem
yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan bagi
anak untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas yang bersifat konkrit
dan sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak. Untuk
itu pembelajaran yang paling efektif untuk anak adalah melalui suatu kegiatan
yang berorientasi bermain. Karena dunia anak adalah dunia bermain dan memiliki
fungsi yang sangat baik bagi anak. Menurut Piaget dalam Masitoh (2007) bermain
memberikan kesempatan pada anak untuk mengasimilasi kenyataan terhadap
dirinya dan dirinya terhadap kenyataan. Sehingga setiap anak akan merasa senang
dan kegiatan yang dilakukannya begitu bermakna. Melalui kegiatan bermain,
anak belajar berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam
tumbuh kembang anak untuk menjadi manusia seutuhnya. Karena itu, bermain
bagi anak adalah salah satu hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan
bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
maupun ide-ide yang cemerlang tentang berbagai hal sehingga anak mencapai
perkembangan fisik dan rohani yang optimal sesuai dengan tugas
perkembangannya khususnya perkembangan sosial dan emosi anak.
Bermain Peran sebagai salah satu cabang dari kegiatan bermain yang tak
bisa dilepaskan dari dunia anak-anak. Di Taman Kanak-Kanak bermain peran
merupakan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran yang
akan disampaikan pada anak dan merupakan metode yang sangat disukai anak.
Hasil penelitian Agustien (Tinny,2009) tentang penerapan metode belajar bermain
peran terhadap siswa PAUD di Denpasar Bali, menyimpulkan bahwa “sekitar
90% materi pembelajaran dapat diserap anak-anak dengan metode belajar bermain
peran, dan 65% materi pelajaran dapat diserap oleh anak dengan model belajar
konvensional”. Dengan begitu metode bermain peran mudah diterima dan sangat
disukai oleh anak. Karena metode bermain peran sangat memberikan pengaruh
yang baik bagi anak dan penyampaiannyapun melalui kegiatan yang
menyenangkan. Sehingga anak mudah menyerap materi yang disampaikan.
Metode bermain peranpun memiliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan anak. Masitoh dalam Tinny (2009) menjelaskan bahwa bermain
peran adalah salah satu metode pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong
anak berkomunikasi walaupun dengan bahasa yang terbatas menggunakan
komunikasi verbal, seperti gerakan tubuh dan ekspresi muka juga melibatkan anak
dari berbagai tingkatan melalui anggota tubuh mereka, pikiran, emosi, interaksi
sosial dan bahasa. Hamalik dalam Tinny (2009) menyatakan juga bahwa metode
bermain peran dapat mendorong anak untuk mempelajari masalah-masalah sosial
yang ditemuinya. Hal ini diperjelas lagi oleh Kumpul dalam Mila (2006) metode
bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (educational
games) yang dipakai untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir
orang lain (mengembangkan diri sendiri dalam keadaan orang lain).
Rosmala Dewi (2005) menambahkan bahwa permainan peran mempunyai
tujuan untuk memberikan contoh perilaku asertif, sebagai perilaku yang pantas
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
pantas tanpa memusuhi orang lain atau tanpa melakukan tindakan kekerasan.
Untuk itu metode permainan peran ini sangat baik sekali dalam mengubah
perilaku seseorang khususnya perilaku yang sangat emosional dan berbeda dari
yang lain begitu pula bagi perilaku anak yang memiliki temperamen yang
berbeda.
Emosionalitas merupakan daya penggerak suatu tingkah laku, dengan hal
tersebut usaha untuk mencari sebab dari tingkah laku anak dapat dilihat dari segi
emosional anak. Salah satu bentuk dari perilaku sebagai pelampiasan dari emosi
anak terlihat dalam penyaluran agresinya. Adapun agresi yang sering ditemui
pada anak adalah rasa marah, takut, kecewa, dan perasaan tidak berdaya. Agresif
masih dianggap normal selama masih dalam batas toleransi sosial, terlepas dari
mengganggu dirinya sendiri dan keluar dari toleransi sosial, maka hal ini
merupakan kelainan tingkahlaku yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, sikap
agresif akan terjadi tergantung pada situasi dan maksud agresinya tersebut. Anak
berperilaku agresif, tak lain merupakan suatu bentuk manifestasi dari masalah
hambatan-hambatan yang dirasakan anak tersebut. Hambatan-hambatan terhadap
keinginan bawah sadar anak ini membangkitkan ledakan atau gejolak emosional
anak yang tidak stabil. Anak begitu sensitif atau mudah tersinggung. Jika
tersinggung, emosi anak meledak-ledak dan berusaha melakukan penyerangan
sebagai bentuk pelampiasan. Gejolak emosional anak yang tidak stabil inilah yang
mudah menjadi tindakan agresif (Surya,2004).
Berbagai macam tingkahlaku yang dimiliki anak tersebut merupakan
karakter yang ada dalam dirinya khususnya pada usia TK, karakter tersebut sangat
terlihat dan memerlukan pengarahan agar karakter yang dimiliki anak dapat
terbentuk dengan baik. Ernawulan Syaodih (2005) mengatakan beberapa ahli
dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia TK merupakan
usia yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Usia TK
termasuk usia masa peka terhadap lingkungannya. Montessori dalam Ernawulan
Syaodih (2005) mengatakan hal yang sama bahwa usia 3-6 tahun sebagai periode
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Masa-masa
sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan, sensitivitas untuk
mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitivitas untuk berjalan,
sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta sensitivitas terhadap
aspek-aspek sosial kehidupan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tgl 16 juli 2013 di TK Islam „Alam Nusantara Cileunyi khususnya kelas B3 (usia 5-6 tahun) pada tahun ajaran 2013/2014, ada anak yang mempunyai sikap berbeda dengan anak yang
lainnya. Anak tersebut selalu bersikap agresif terhadap temannya, seperti suka
mendorong, memukul, mengganggu, mencubit dan berkata kasar. Perilaku agresif
tersebut diatasi secara langsung dengan pemberian nasehat dan peringatan untuk
tidak mengulanginya lagi. Namun hasilnya perilaku agresif tersebut masih selalu
dilakukan oleh anak.
Mengatasi sikap agresif pada anak tidak dengan hukuman jasmani, karena
akan timbul pada diri anak rasa dendam. Perasaan dendam ini biasanya akan
tersalurkan dan keagresifannya akan terlampiaskan pada kesempatan yang lain.
Hukuman jasmani akan menimbulkan rasa permusuhan bahkan menjadi contoh
untuk ditiru. Sehingga rasa keagresifannya akan semakin meningkat.
Sebagaimana Hendra Surya (2004) mengatakan “Perlakuan kasar pada anak akan
mengakibatkan anak-anak mudah bertingkah laku kasar pada saat dewasa”. Dalam
hal ini tentunya anak harus dihadapi dengan tenang dan sabar serta berikan suri
teladan.
Rosmala Dewi (2005) memperjelas bahwa salah satu upaya praktek
pendidikan di Taman Kanak-kanak untuk mengurangi perilaku agresif anak
adalah melalui metode bermain peran. Metode bermain peran salah satu aktivitas
bermain untuk anak yang dapat memberikan pengaruh baik bagi perilaku anak dan
mempunyai makna yang bermanfaat. Anak dapat mengambil nasihat yang
terkandung dalam alur cerita yang diperankannya dan anak akan menyadari
perilaku baik dan perilaku buruk sehingga anak yang memiliki sikap agresif akan
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
Penyadaran terhadap sikapnya tersebut di atas merupakan hasil proses
interaksi langsung dengan para tokoh yang sedang diperankannya dan adanya
evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dalam hal ini bermain peran
melibatkan anak memainkan perannya secara aktif, termasuk anak yang
berperilaku agresif, harus memainkan perannya secara langsung. Guru hanya
sebagai pendorong belajar. Dengan mengungkapkan suatu naskah cerita, anak
dirangsang dan dimotivasi untuk berperan aktif dalam memainkan perannya
sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan anak
baik perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, anak akan mulai
menyadari sikap-sikap yang di anggap sangat melukai dan merugikan dirinya
serta orang lain merupakan kesalahan yang harus dihilangkan.
Namun berdasarkan fakta dan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Islam „Alam Nusantara, penulis melihat perilaku agresif anak seperti suka mendorong, memukul, mengganggu, mencubit, berkata kasar dan mengambil
barang teman masih sering dilakukan dan cara pengatasiannyapun dilakukan
secara langsung dengan pemberian nasehat dan peringatan, sedangkan melalui
metode pembelajaran jarang dilakukan seperti metode bermain peran masih jarang
diterapkan, padahal metode bermain peran mempunyai manfaat yang sangat besar
bagi perkembangan anak. Sehingga penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh
tentang pelaksanaan metode bermain peran khususnya untuk mengurangi perilaku
agresif anak di Taman Kanak-kanak Islam ‟Alam Nusantara. Hal ini yang
melatarbelakangi dan membuat penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi tema pembahasan skripsi dengan memfokuskan pada “Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan utama dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan “Bagaimana penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak Taman Kanak-Kanak Islam „Alam Nusantara?”. Permasalahan tersebut
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
1. Bagaimana gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam
Nusantara sebelum diterapkan metode bermain peran?
2. Bagaimana penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku
agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara?
3. Bagaimana gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam
Nusantara sesudah diterapkan metode bermain peran?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
smengenai penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif
anak Taman Kanak-Kanak Islam „Alam Nusantara. Adapun secara lebih khusus
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara sebelum diterapkan metode bermain peran.
2. Untuk mengetahui penerapan metode bermain peran dalam mengurangi
perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara.
3. Untuk mengetahui gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara sesudah diterapkan metode bermain peran.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai
pihak, diantaranya:
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian sangat memberikan manfaat yang baik sekali dan menambah
wawasan bagi saya selaku penulis khususnya dalam menghadapi perilaku anak.
Penulis lebih memahami cara mengurangi perilaku agresif anak melalui penerapan
metode bermain peran.
2. Bagi Guru dan pihak sekolah
Para guru dan pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk
mengoptimalkan metode bermain peran dalam mengatasi perilaku agresif anak
dan menambah metode pembelajaran melalui bermain peran.
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
Penelitian ini diharapkan sebagai referensi khusus sumbangan pemikiran
tentang penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak
Taman Kanak-kanak khususnya untuk prodi PG-PAUD pada mata kuliah belajar
dan pembelajaran anak usia dini.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Berikut di bawah ini adalah gambaran umum dari bab ke bab isi dari
penulisan skripsi ini :
Bab I Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan tentang : Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Struktur organisasi
Skripsi.
Bab II Kajian Pustaka, Menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang
masalah yang diteliti.
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini mengemukakan tentang : Metode
Penelitan, Lokasi dan Subjek Penelitian, Devisi Operasional, Instrumen Penelitian
dan Teknik Pengumpulan Data, Tahapan Pelaksanaan Penelitian, Validitas Hasil
Penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini mengemukakan
tentang : Pengolahan dan analisis Data, Pembahasan data dan Analisis Temuan.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini mengemukakan
tentang : Kesimpulan yang akan diambil dan Saran atau Rekomendasi yang
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengurangan perilaku agresif
anak Taman Kanak-kanak melalui penerapan bermain peran. Permasalahan ini
diawali dari hasil observasi di lapangan yang pada umumnya perilaku agresif anak
masih sering dilakukan dan cara pengatasiannyapun dilakukan secara langsung
dengan pemberian nasehat dan peringatan. Untuk itu diperlukan suatu metode
yang bervariasi dengan media yang menarik, yang membuat anak agresif ikut
kedalam suasana tersebut sehingga pesan-pesan yang terdapat dalam metode akan
sampai dan mudah untuk dipahami anak. Salah satu metode tersebut yaitu Metode
Bermain Peran. Metode ini di TK Islam ‘Alam Nusantara jarang diterapkan, padahal metode ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangan anak.
Untuk itu Penulis menggunakan metode bermain peran dalam mengurangi
perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak sebagai penelitian Penulis.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
Penelitian Tindakan kelas (PTK). Dalam Bahasa Inggris PTK diartikan dengan
Classroom Action Research (CAR), yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
oleh guru bersama dengan orang lain (kolaborasi) dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu dalam upaya perbaikan terhadap kegiatan belajar mengajar di
kelas berdasarkan permasalahan yang ditemui di dalam kelas. Sebagaimana
Kunandar (2008) mengemukakan bahwa :
Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian
tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus
sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
37
David Hopkins dalam Arikunto (2008) mengemukakan bahwa :
PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para
pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki
rasionalitas dan keadilan tentang: (1) praktik-praktik kependidikan
mereka, (2) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (3)
situasi praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Arikunto (2008) mengemukakan pula bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Suhardjono dalam Dewi (2009) menambahkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas adalah Penelitian Tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Pernyataan ini sama dengan
pernyataan Supardi (2009) bahwa Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu bentuk
investigasi yang bersifat reflektif partisifatif, kolaboratif, dan spiral, yang
memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,
kompetensi dan situasi.
Dari pengertian PTK di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
suatu bentuk penelitian tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan program
pembelajaran yang selama ini dilakukan sehingga menjadi lebih optimal. Untuk
itu penulis menggunakan metode ini sebagai metode penelitian Penulis dengan
pertimbangan beberapa hal, antara lain: pertama, PTK merupakan suatu metode
dan proses untuk menjembatani antara teori dan praktek. Kedua, PTK dapat
mengkaji permasalahan secara praktis, bersifat situasional dan kontekstual, serta
bertujuan menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Dengan PTK, Penulis dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas
menjadi lebih efektif lagi dan untuk mengurangi perilaku agresif anak.
Berkaitan dengan hal tersebut, Supardi dalam Arikunto (2008)
mengemukakan tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan
dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajar
mengajar. Borg dalam Arikunto (2008) menambahkan secara eksplisit bahwa
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
38
pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk
pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Dengan begitu terlihat
bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki proses pembelajaran
sehingga berjalan secara optimal.
Selain mempunyai tujuan, PTK mempunyai manfaat yang begitu besar,
Supardi dalam Dewi (2009) mengemukakan manfaat PTK yang dapat dilihat dan
dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas,
antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum ditingkat
regional/Nasional dan peningkatan profersionalisme pendidikan. Dengan
memahami dan mencoba melaksanakan PTK, diharapkan kemampuan pendidik
dalam proses pembelajaran makin meningkatkan kualitasnya dan sekaligus akan
meningkatkan kualitas pendidikan serta profesi pendidik/tenaga kependidikan
yang sekarang dirasakan menjadi hambatan utama. Untuk itu dalam PTK terdapat
menfaat yang begitu besar dalam memperbaiki proses pembelajaran.
Metode Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik tersendiri dan
relatif agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lainnya.
Untuk itu PTK dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan
eksperimen. PTK dikategorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data
dianalisis digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik.
Dikatakan sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan
perencanaan, adanya perlakuan terhadap subjek penelitian dan adanya evaluasi
terhadap hasil yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Ditinjau dari
karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik yaitu didasarkan pada
masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, adanya kolaborasi dalam
pelaksanaannya, penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,
bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional,
dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Agustin,2009).
Dengan melihat karakteristik PTK, maka model penelitian tindakan kelas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas
kolaboratif. Penelitian ini melibatkan Guru TK Islam ‘Alam Nusantara kelompok
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
39
hubungan antara peneliti dan praktisi bersifat kemitraan. Peneliti dan praktisi
kolaborasi mendiskusikan rencana dan pelaksanaan tindakan pembelajaran, serta
merefleksikan tindakan yang akan dilakukan.
Berdasarkan fokus penelitian, yaitu mengenai penerapan metode bermain
peran dalam mengurangi perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak, maka
penelitian ini menggunakan beberapa siklus pada masing-masing teknik yang
digunakan dalam penerapan metode bermain peran. Permasalahan yang belum
dapat dipecahkan pada siklus pertama direfleksikan oleh peneliti bersama dengan
praktisi untuk meninjau kembali tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya
peneliti dan praktisi merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan
pada siklus kedua dan ketiga hingga masalah yang dihadapi dapat dipecahkan
secara tuntas.
Arikunto (2008) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, pada setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
Sebelum melakukan tahapan ini, Peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi
masalah yang ada di lapangan. Pernyataan ini sejalan dengan Agustin (2009)
bahwa tahapan ini diawali oleh suatu tahapan Pra PTK yang meliputi identifikasi
masalah, analisis masalah, rumusan masalah dan rumusan hipotesis tindakan. Hal
ini diperkuat oleh Tanggart dalam Abidin (2011) bahwa terdapat 5 tahapan dalam
pelaksanaan PTK yang diawali dengan penetapan fokus masalah penelitian,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan interpretasi dan refleksi.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah menjadi
dasar akan terlaksananya PTK. Identifikasi sangat esensial dilakukan, sebelum
suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan
kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah (Agustin,2009). Adapun
untuk siklus yang akan dilalui selama melakukan penelitian akan disajikan
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
40
Bagan 3. 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan McTaggart Identifikasi
Masalah
Perencanaan Siklus I Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan
Ulang Siklus II
Pengamatan
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
41
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Islam ‘Alam Nusantara yang berlokasi di Jl. Cijambe No.19 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Yang
menjadi Subjek dalam penelitian ini adalah murid TK Islam ‘Alam Nusantara kelompok B3 yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah anak seluruhnya 16 orang,
namun yang lebih diteliti 3 orang anak yang berperilaku agresif, dengan guru
kelas yang memiliki latar belakang pendidikan lulusan D2 PGTK.
C. Asumsi Dasar
1. Anak-anak berperan sebagai orang lain untuk memainkan peranannya
dalam menunjukan suatu situasi yang telah ditentukan sebelumnya
(Kenneth,1986).
2. Bermain peran merupakan suatu metode mengajar yang dilakukan secara
sadar dan didiskusikan tentang peran dalam kelompok di dalam kelas, mengenai
suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga murid-murid bisa mengenali
tokohnya dan memahami makna yang ada dalam cerita tersebut (Kenneth,1986)
3. Metode bermain peran bertujuan untuk memberikan contoh perilaku
asertif sebagai perilaku yang pantas untuk ditiru seseorang dapat mengatur
perasaan dan keinginan dengan jalan yang pantas tanpa memusuhi orang lain atau
tanpa melakukan tindakan kekerasan (Rosmala,2005). Pernyataan tersebut
sependapat dengan penulis bahwa pemberian contoh perilaku yang baik melalui
metode bermain peran dapat memnbantu anak untuk mengatur emosi, perasaan,
dan keinginan yang ada pada dirinya khususnya anak agresif sehingga anak
tersebut dapat memahami dan menyadari perilaku yang baik.
4. Delphie dalam Brazelton (2005) memandang fungsi bermain sangat erat
hubungannya dengan faktor intrapersonal. Adapun fungsinya sebagai berikut:
a. Bermain dapat memenuhi gairah diri, yaitu perilaku manusia yang
membutuhkan sesuatu, walaupun sering tidak terkabulkan. Bermain bagi
seorang anak merupakan sesuatu yang harus ia lakukan, sehingga bermain
akan memudahkan seorang konselor untuk melakukan penerapan fungsi
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
42
b. Bermain dapat memungkinkan seorang anak untuk memperoleh
kemampuan dalam menguasai situasi tertentu. Bermain memberikan
kesempatan anak untuk dapat menjelajahi lingkungannya.
c. Bermain menjadikan seorang anak mampu mengatasi konflik-konflik
dirinya. Fungsi berpura-pura melalui kegiatan secara simbolis merupakan
suatu bentuk permainan yang banyak dipakai dalam konteks terapi
permainan atau play therapy.
Melihat fungsi bermain yang ketiga di atas maka penulis merasa yakin bahwa
bermain dapat menjadi suatu terapi yang dapat memecahkan suatu masalah yang
ada dalam diri. Melalui bermain pura-pura, perilaku anak dapat diatur dan dibina
dengan baik melalui pemberian peran sehingga permasalahan dapat terselesaikan
dengan baik.
D. Penjelasan Istilah
Adapun definisi operasionalnya dalam penelitian ini adalah:
1. Metode bermain peran adalah suatu cara memainkan peran dalam suatu cerita
tertentu yang menuntut kerjasama secara utuh diantara para pemainnya. Sehingga
anak dapat berpura-pura memainkan peranan yang sudah ditentukan
(Masitoh,2007).
2. Perilaku agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun
verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.
Tingkah laku agresif ini mengakibatkan kerugian dan melukai perasaan orang lain
dengan gejala yang bisa sering dilihat seringnya mendorong, memukul,
menyerang, mengganggu yang melanggar aturan seperti berkelahi
(Rosmala,2006).
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data,
diperlukan adanya instrumen yang tepat sesuai dengan jenis penelitian yang
dilaksanakan sehingga masalah yang diteliti akan terefleksikan dengan baik.
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
43
KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK
TAMAN KANAK-KANAK ISLAM ‘ALAM NUSANTARA
Variabel Sub
Variabel Aspek Sub Aspek
Teknik
- Rencana Kegiatan Harian
- Rencana Kegiatan Harian
- Catatn Penilaian
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Aktifitas Guru - Mengungkapkan tema, metode
dan media yang akan
- Melibatkan semua anak dalam
kegiatan metode bermain
Aktifitas Anak - Mendengarkan penjelasan
guru berkaitan dengan tema, metode dan media dalam kegiatan bermain peran
- Mendengarkan aturan metode
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
44
Variabel Sub
Variabel Aspek Sub Aspek
Teknik
- Anak merampas barang teman
- Anak merusak alat permainan
milik teman
- Anak merusak barang milik
sekolah
- Anak mencubit badan teman
- Anak memukul badan teman
hingga sakit
- Anak menjambak rambut
teman
- Anak meludahi badan teman
- Anak mentekas kaki teman
- Anak menonjok perut teman
- Anak mencakar pipi teman
- Anak menggunting rambut
teman
- Anak menggunting baju teman
- Anak melempar benda ke
badan teman
- Anak menyepak kaki teman
- Anak mencoret-coret buku
teman
- Anak mendorong kepala
teman
- Anak melototi teman
- Anak berkelahi dengan teman
- Anak mengganggu teman yang
sedang belajar
- Anak menendang badan teman
- Anak membalas sikap jelek
teman terhadapnya
- Anak membanting pintu
sekolah bila keinginannya
tidak terpenuhi
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
45
Variabel Sub
Variabel Aspek Sub Aspek
Teknik
milikteman dengan kata-kata kasar
- Anak mengancam tindakan
teman
- Anak menjuluki teman dengan
kata-kata yang jelek
- Anak memarahi teman dengan
kata-kata kasar
- Anak mencela teman dengan
kata-kata kasar
- Anak menakut-nakuti teman
dengan menyebut nama-nama binatang buas
- Anak mempermalukan teman
dengan menertawakannya
- Anak membantah bila
mendapat perintah
- Anak mengejek barang
milikteman dengan kata-kata kasar
- Anak mengancam tindakan
teman
- Anak menjuluki teman dengan
kata-kata yang jelek
- Anak memarahi teman dengan
kata-kata kasar
- Anak mencela teman dengan
kata-kata kasar
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
46
Variabel Sub
Variabel Aspek Sub Aspek
Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Data
dengan menyebut nama-nama binatang buas
- Anak mempermalukan teman
dengan menertawakannya
- Anak membantah bila
mendapat perintah
- Anak mengejek barang milik
teman dengan kata-kata kasar
- Anak mengancam tindakan
teman
- Anak menjuluki teman dengan
kata-kata yang jelek
- Anak memarahi teman dengan
kata-kata kasar
- Anak mencela teman dengan
kata-kata kasar
- Anak menakut-nakuti teman
dengan menyebut nama-nama binatang buas
- Anak mempermalukan teman
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
47
Variabel Sub
Variabel Aspek Sub Aspek
Teknik
- Anak mengambil tindakan
teman
- Anak menjuluki teman dengan
kata-kata yang jelek
- Anak memarahi teman dengan
kata-kata kasar
- Anak mencela teman dengan
kata-kata kasar
- Anak menakut-nakuti teman
dengan menyebut nama-nama binatang buas
- Anak mempermalukan teman
dengan menertawakannya
- Anak membantah bila
mendapat perintah
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Agustin dalam Dewi (2009) mengemukakan bahwa pengamatan atau
observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret
sejauhmana efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi
(tindakan terus dimonitor secara reflektif).
Adapun teknik observasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
48
observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi dalam
observasi peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel yang akan diamati dan
telah memahami kegiatan yang akan dilakukan.
Teknik observasi terstruktur yang digunakan peneliti yaitu untuk
mendapatkan data yang lebih tentang perilaku agresif melalui pedoman daftar
checklist berdasarkan indikator perilaku agresif anak yang sudah disiapkan,
mengamati proses aktivitas guru dalam kegiatan bermain peran mengenai
langkah-langkahnya. Pelaksanaan observasi ini oleh peneliti dilakukan sebelum,
pada saat dan sesudah diterapkannya metode bermain peran. (Pedoman observasi
terlampir)
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan untuk
mendapat kejelasan dari hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga dapat
membantu dalam melengkapi data yang masih bersifat mendasar. Menurut
Kunandar (2008) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi
atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan
permasalahan penelitian tindakan kelas.
Adapun teknik wawancara dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
wawancara terstruktur. Kunandar (2008) mengemukakan bahwa wawancara
terstruktur adalah apabila anda sebagai pewawancara sudah mempersiapkan bahan
wawancara terlebih dahulu, sehingga semua informasi dapat diperoleh secara
lengkap. Teknik wawancara ini dilakukan kepada guru dengan tujuan
mendapatkan data yang lebih jelas tentang pembelajaran yang selama ini
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
49
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang
tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama
pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang
dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
(Suhardjono,2009).
Kunandar (2008) menambahkan bahwa catatan lapangan (Field Notes)
adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan
pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.
Dari kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan berisikan
tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung
dalam satu tindakan, dan catatan ini dibuat dari pertimbangan antara peneliti dan
observer sehingga hasilnya sebagai dasar dalam refleksi tindakan.
Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua
aktivitas anak dan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan
metode bermain peran. (Catatan lapangan terlampir)
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari
penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK.
Studi dokumentasi dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian
data. Studi dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dimiliki oleh TK Islam
‘Alam Nusantara dan dokumen-dokumen lain yang menunjang penelitian berupa foto-foto kegiatan, RKH yang berisi kegiatan pembelajaran dan skenario kegiatan
bermain peran. (Studi dokumentasi terlampir)
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tentang penerapan metode bermain peran dalam
mengurangi perilaku agresif anak TK terdiri dari tahap persiapan, tahap
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
50
1. Tahap Persiapan
Tahap dalam persiapan penelitian tentang penerapan metode bermain
peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK yaitu sebagai berikut:
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti berupa proposal penelitian
yang didalamnya memuat mengenai judul penelitian, latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan istilah, kajian teoretis,
asumsi dasar, metode penelitian, sistematika penulisan, dan jadwal penelitian.
Proposal diajukan kepada pembimbing akademik setelah di Acc
diserahkan kepada Dewan Skripsi dilanjutkan ke ketua program PGPAUD.
Berdasarkan SK No. 367/H.40.1/PL/2010 yang dikeluarkan pada tanggal 26 April
2010. maka ditetapkan Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dosen Pembimbing
Skripsi II.
b. Mengurus Perijinan
Dalam mengurus perijinan yang dilakukan peneliti yaitu membuat surat
ijin penelitian dari Universitas. Surat ijin penelitian di TK Islam ‘Alam Nusantara ini dikeluarkan oleh Pembina Rektor bidang akademik pada tanggal 26 April 2010
dengan surat No. 367/H 40.1/PL/2010.
c. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Dalam tahap ini penelitian mempersiapkan pengaturan jadwal penelitian
agar sesuai dengan kondisi tempat penelitian, menyiapkan instrument penelitian
dan alat-alat lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan dalam pelaksanaan penelitian tentang penerapan metode bermain
peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK adalah sebagai berikut:
a. Penetapan fokus masalah penelitian
Untuk melaksanakan penetapan fokus masalah penelitian, maka peneliti
melaksanakan kegiatan mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dalam
mengurangi perilaku agresif anak di TK Islam ‘Alam Nusantara, yang terdiri dari
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
51
1) Identifikasi masalah, yaitu melihat permasalahan dalam pembelajaran
metode bermain peran untuk mengurangi perilaku agresif anak yang
mencakup materi, media, cara guru mengajar, peran guru, dan respons
anak dalam kegiatan mengajar.
2) Penulusuran latar belakang, yaitu mengetahui kondisi awal
pembelajaran metode bermain peran dalam mengurangi perilaku
agresif anak TK yang mencakup kondisi objektif tempat penelitian,
latar belakang anak dan kondisi objektif pembelajaran.
b. Perencanaan tindakan
Berdasarkan penetapan fokus masalah yang telah diperoleh, maka
disusunlah rencana tindakan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku
agresif anak TK. Rincian kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Penyusunan program tindakan dalam penerapan metode bermain
peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK.
2) Penetapan jenis kegiatan, tema, materi, media, dan instrument yang
sesuai dengan indikator perilaku agresif anak yang akan
disampaikan.
c. Pelaksanaan tindakan
Setelah melaksanakan perencanaan tindakan, maka kegiatan selanjutnya
adalah:
1) Melaksanakn penerapan metode bermain peran dalam mengurangi
perilaku agresif anak TK
2) Peneliti melaksanakan observasi terhadap perilaku agresif anak,
aktivitas guru, dan aktvitas anak selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
d. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap tindakan sehingga mencapai
tujuan. Observasi ini dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus satu dan
siklus dua. Observasi ini dilakukan pada saat tindakan sedang dilakukan. Dengan
begitu antara tindakan dan observasi keduanya berlangsung secara yang
kekurangan-Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
52
kekurangan dalam pelaksanaan tindakan, sehingga guru dapat merancang
perencanaan tindakan selanjutnya.
e. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas kembali tentang perubahan yang
terjadi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang
nyata dalam tindakan strategis. Sehingga hasil refleksi digunakan oleh peneliti
untuk mengatasi kekurangan yang terjadi terhadap tindakan yang telah ditentukan.
Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting, seperti:
1) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari
tindakan yang telah dilakukan.
2) Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
3) Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul
4) Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi.
5) Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan.
3. Tahap Laporan
Tahap laporan yang dilakukan peneliti antara lain: penyusunan dan
penulisan laporan sampai yang terakhir yaitu pengesahan laporan.
H. Pengolahan Data
Proses pengolahan data diawali dengan menelaah seluruh data yang
diperoleh dari pedoman yang sudah dilakukan melalui observasi, wawancara,
catatan lapangan dan pedoman studi dokumentasi. Setelah data diperoleh dan
dikumpulkan, langkah selanjutnya data dikategorikan berdasarkan fokus lalu
dianalisis dan direfleksikan. Dari hasil pengolahan data observasi, wawancara,
catatan lapangan, dan studi dokumentasi, kemudian dituliskan kedalam bentuk
deskripsi.
I.Analisis Data
Analisis data adalah proses menafsirkan data. Tahapan analisis data ini
berlangsung dari awal sampai akhir penelitian. Pernyataan ini diperkuat oleh
Nasution (Dewi,2009) yaitu penelitian kualitatif, analisis data dimulai sejak
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
53
berlangsungnya penelitian, terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis interaktif
yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984).
Kunandar (2008) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dari 3
komponen kegiatan yangt saling terkait satu sama lainnya. Komponen tersebut
yaitu:
1) Reduksi data
Reduki data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada
dalam catatan lapangan.
2) Beberan (display) data
Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan
tertata rapi, dan diungkapkan dalam bentuk narasi dilengkapi dengan
grafik.
3) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik
pada akhir siklus satu, kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan
seterusnya serta kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.
Untuk memperjelas tentang berkurangnya perilaku agresif anak sebelum
dan sesudah dilaksanakannnya PTK, maka pada penelitian ini diperkuat
oleh prosentase. Hasil prosentase tersebut lebih dipertegas oleh visualisasi
grafik.
J. Validasi Data
Untuk menguji derajat kebenaran penelitian, maka hasil dari analisis data
penelitian akan divalidasi sesuai dengan ketentuan menurut Hopkins dalam
Wiriaatmadja (2008) yang menyebutkan ada beberapa bentuk validasi yang dapat
dilakukan, diantaranya :
1). Melakukan Member Check, yaitu memeriksa kembali
keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
54
diperoleh dikonfirmasikan melalui diskusi kepada guru kelas B3 setiap
akhir pelaksanaan tindakan.
2). Triangulasi data, yaitu proses mengecek kebenaran data dengan
mengkonfirmasikan dengan data atau informasi sumber lain. Dalam
hal ini anak yang terlibat langsung dalam penelitian.
3). Expert Opinion, yaitu melakukan pengecekan data atau informasi
temuan penelitian kepada para ahli yang lebih profesional.
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan pada deskripsi dan analisis yang telah peneliti uraikan pada bab
sebelumnya, maka uraian berikut merupakan kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan sebanyak dua siklus dan secara umum hasilnya menunjukkan
adanya pengurangan perilaku agresif anak melalui penerapan metode bermain
peran. Adapun kesimpulan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara
sebelum diberikan metode bermain peran masih sangat tinggi, hal ini
terlihat dari perilaku anak yang suka melakukan penyerangan ketika
keinginannya terhalangi, sehingga menyakiti temannya. Sikap
penyerangan ini dalam bentuk fisik maupun verbal, seperti berbicara
kasar, mengejek, memukul, mencubit, merebut mainan orang lain,
mendorong, menyuruh teman dengan semaunya, menggunting rambut dan
barang teman serta berperilaku kasar yang mencerminkan kurang baik
terhadap teman dan lingkungannya. Sedangkan cara pengatasian yang
sudah dilakukan dalam mengurangi perilaku agresif anak di kelompok B3
kurang bervariasi karena lebih menerapkan pemberian nasehat dan
menjalin komunukasi dengan orang tua. Pengatasian dalam bentuk metode
pembelajaran belum pernah diterapkan, apalagi penerapan metode bermain
peran jarang dilakukan.
2. Penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak
Taman Kanak-Kanak Islam „Alam Nusantara dalam penelitian ini
dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklus dilakukan dengan judul
cerita dan skenario yang berbeda-beda sehingga pemeranannya pun
berbeda serta menggunakan alat atau media yang menarik bagi anak.
85
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
“Bawang Merah dan Bawang Putih” kemudian judul yang ke dua “Berbagi
Mainan Puzzle”. Peneliti mempersiapkan alat atau media yang akan
digunakan dalam pemeranan. Selain itu, peneliti memberikan penjelasan
kepada guru mengenai tahapan bermain peran dalam pembelajaran dan
melakukan refleksi melalui diskusi mengenai pencapaian tujuan yang
diharapkan. Penerapan metode bermain peran telah berhasil dan
memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran, serta mampu
membantu mengurangi perilaku agresif anak.
3. Setelah menggunakan metode bermain peran, perilaku agresif anak TK
Islam „Alam Nusantara mengalami penurunan. Penurunan tersebut dapat
dilihat pada hasil siklus I, rata-rata perilaku agresif anak mencapai 83%,
menurun 16% dari hasil observasi pra tindakan. Kemudian rata-rata
perilaku agresif anak pada siklus II adalah 53%. Observasi akhir terhadap
perilaku agresif anak setelah diterapkannya metode bermain peran.
Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata perilaku agresif anak mencapai
penurunan sebesar 7% menjadi 46%.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian mengenai penerapan
metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK Islam „Alam
Nusantara, berikut rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak terkait.
1. Bagi Guru
a. Guru sebagai orang yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar hendaknya memahami berbagai metode pembelajaran
yang dapat dilaksanakan dan diterapkan di sekolah. Salah satunya adalah
metode bermain peran yang memiliki manfaat yang sangat baik bagi
perkembangan anak diantaranya untuk mengurangi perilaku agresif anak.
b. Guru hendaknya dapat meningkatkan wawasan tentang berbagai metode
dalam mengajar serta langkah-langkah penerapannya dalam pembelajaran
di TK khususnya tentang metode bermain peran yang dapat dilakukan
86
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Sekolah
Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan hendaknya selalu
mendukung dalam hal memberikan keleluasaan, motivasi, menyediakan
media pembelajaran serta penghargaan bagi guru yang mengembangkan ide
dan gagasan untuk membuat media, menggunakan metode dan pendekatan
yang variatif sehingga memungkinkan pembelajaran lebih bermakna dan
anak-anak merasa senang mengikuti pembelajaran.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih
mendalam terhadap penerapan metode bermain peran dalam
mengoptimalkan kegiatan untuk mengurangi perilaku agresif.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi metode lain yang
dapat digunakan sebagai metode untuk mengurangi perilaku agresif pada
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. (2011). Penelitian Pendidikan Dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan
PAUD. Bandung: Rizqi Press
Adzania. (2004). Merawat Balita Itu Mudah, Majalah Mangle (16 Januari 1998).
Ahman. (1998). Efektifitas Bermain Peran Sebagai Model Bimbingan Dalam
Mengembangkan Sosial anak Berkemampuan Unggul. (Hasil Penelitian).
Bandung: IKIP.
Alex Sobur. (2003). Anak Masa Depan. Bandung: Angkasa
Andang Ismail. (2006). Education Games. Yogyakarta: PT. Pilar Media.
Arikunto, S. dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.
Baihaqi, dkk. (2004). Memahami dan Membantu Anak ADHD. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Bisman. (1999). Bermain Peran untuk Anak. Tersedia http://www.tugasku.sch.id/Kegiatan PGTK.htm.
Brazelton Ala. (2005). Mengontrol Emosi Anak. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Dewi, Y. (2009). Penerapan Metode pembelajaran Kooperatif Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berempati Anak Taman Kanak-Kanak.
Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Dwi S, P. (2008). Biarkan Anak mu Bermain, Yogyakarta: Diva Press.
Ernawulan Syaodih, (2005). Pengembangan Perilaku Sosial Anak Prasekolah, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dan Edu Kid.
Gunarti, W, dkk. (2008). Metode Pengembangan Perilaku Anak dan Kemampuan
88
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hamzah. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif . Jakarta: Bumi Aksara.
Kalliala. (2000). Pretend Play. Tersedia http://cyberwoman.cbn.net.id/
Kenneth O Gangel. (1986). Teaching Through role Playing, Illionis: Victor Books.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Krahe, B. (2005). Buku Panduan Psikologi Sosial, Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Masitoh, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mila. (2006). Implementasi Pembelajaran Metode Bermain Peran Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dalam Pembelajaran Moral. Skripsi
pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.
Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT. Asli Mahasatya.
Muhibbin, S. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugraha, (2003), Kiat Merangsang Kecerdasan Anak. Jakarta: Puspa Swara
Pirma. (2001). Pengertian Perilaku Agresif. Tersedia
http://belajarpsikologi.com/tips-menangani- anak-agresif.
Praseno. (2005). Pembelajaran Sentra. Tersedia http://bpkbpnfi.kalselprov.go.id/index.php.
Ridha. (2010). Penggunaan Teknik Bermain Peran Untuk Mengembangkan
Konsep Diri Siswa, Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
89
Chodijatul Apipah, 2013
Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Rosmala, D. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Ryolitta. (2009). Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Anak Melalui
Penerapan Metode Bermain Peran Mikro, Skripsi pada FIP UPI Bandung:
Tidak diterbitkankan.
Solehuddin M, (2000), Konsep Dasar Pendidikan Sekolah. Bandung.
Surya Hendra, (2004), Kiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak (Usia 3-12
Tahun), Jakarta: PT.Elexmedia Komputindo.
Saptiah, S. (2008). Penerapan Metode De Bono Dalam Pembelajaran Bahasa Di
Taman Kanak-Kanak, Skripsi pada FIP UPI Bandung:. Tidak diterbitkan.
Tim Redaksi Ayah Bunda. (2002). Seri Ayah Bunda Perkembangan Anak, Bandung: P.Gaya Favorit Press.
Tinny. (2009). Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Anak Di TK, Skripsi FIP : UPI. Tidak diterbitkan