• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Tindakan Kelas di TK Islam ‘Alam Nusantara Kelompok B3 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

Chodijatul Apipah

0805344

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013

(2)

Chodijatul Apipah, 2013

(3)

Chodijatul Apipah, 2013

(4)

Chodijatul Apipah, 2013

(5)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi

Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak

ChodijatulApipah

0805344

(6)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci : Metode Bermain Peran, Perilaku agresif

ABSTRACT

Application Role Play Method in Reducing Aggressiveness Kindergarten Children

Chodijatul Apipah

0805344

The problem in this research contents is about child aggressiveness ; push, strike, disturb, nip, hector and steal which is anticipating only by advicing and warning whereas through Role Play method is infrequently. Role Play methode give many benefits for child development . Focus of this research are how Role Play method reducing child aggressivenes in ‘AlamNusantara Kindergarten. The purpose of this research is to reduce child aggressiveness and enhance the student’s learning activity by applying the Implementation of Role Play method .

The kind of this research is classroom action research which was conducted in two cycles. The subject of this research is B3 group that attain age of 5th - 6th with total number of students 16.

Based on data colleted by interview, observation and documentation record study. The result show that Role Play methode reduce child aggrressiveness which is negative behavior children are decreased from 83 % being 46 %.

Recommended for teacher apply various method to enhance learning activities and classrom management . The next researcher hopely can rediscuss this research problem through other method, media and contain in reducing child aggressiveness and growing up child development.

(7)

Chodijatul Apipah, 2013

(8)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Konsep Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-kanak ... 9

1. Pengertian Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-kanak ... 9

2. Gejala-gejala Perilaku Agresif Anak ... 11

3. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Agresif Pada Anak ... 12

4. Upaya-upaya Mengatasi Perilaku Agresif Anak ... 16

B. Metode Bermain Peran untuk Anak Taman Kanak-kanak ... 21

(9)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

G. Prosedur Penelitian ... 49

H. Pengolahan Data ... 52

sI. Analisis Data ... 52

J. Validasi Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55

1. Gambaran perilaku agresif anak sebelum diberikan Metode Bermain Peran ... 55

2. Penerapan Metode Bermain Peran dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Islam ‘Alam Nusantara ... 58

3. Gambaran perilaku agresif anak sesudah diberikan Metode Bermain Peran ... 76

B. Pembahasan ... 77

1. Gambaran perilaku agresif anak sebelum diberikan Metode Bermain Peran ... 77

2. Penerapan Metode Bermain Peran dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Islam ‘Alam Nusantara... 79

3. Gambaran perilaku agresif anak sesudah diberikan Metode Bermain Peran ... 81

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... ... 84

B. Rekomendasi ... ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Anak Sebagai Subjek Penelitian ... 55

Tabel 4.2. Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Sebelum diberikan Metode Bermain Peran ... 57

Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ... 58

Tabel 4.4. Perilaku Agresif Anak kelompok B3 pada Siklus I ... 68

Tabel 4.5. Perilaku Agresif Anak kelompok B3 pada Siklus II ... 75

(11)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Hal

(12)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Hal

Bagan 4.1 Grafik Perilaku Agresif anak setelah

(13)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini berbagai upaya yang dilakukan oleh pendidik dalam

menumbuhkan dan mengembangkan perilaku anak sangat beragam sekali. Hal ini

dapat terlihat pada perubahan yang ada pada diri anak setelah mengikuti

pendidikan yang diselenggarakan yaitu pendidikan Taman Kanak-kanak.

Perubahan perilaku tersebut dapat menjadi dasar bagi perilaku anak selanjutnya,

dikarenakan perilaku anak berbeda dengan orang dewasa, ia lebih bersikap aktif,

dinamis, ceria, kreatif, tidak rasional, egosentris, antusias dan hampir selalu ingin

tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tidak pernah

berhenti belajar (Solehuddin, 2000).

Perilaku tersebut tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan

struktur badaniah serta perubahan usianya. Seorang anak yang berusia 2 tahun,

perilakunya akan berubah ketika menginjak usia 3 tahun. Begitu juga pada usia 4

tahun, 5 tahun dan seterusnya. Namun tidak semua anak yang setara usianya

memiliki perilaku yang sama. Hal ini dikarenakan tingkat emosionalitas yang

berbeda dan mempunyai karakteristik yang berbeda pula. Sejalan dengan perkembangan fisik dan usianya, “setiap anak memiliki temperamen yang berbeda. Selain itu, suasana hati serta perilakunya mudah sekali berubah.

Sebagian anak lebih banyak menuntut dan mudah tersinggung dibanding anak

yang lainnya” (Nugraha, 2003).

Adanya perubahan perilaku tersebut menjadi tanggung jawab bagi para

pendidik di Taman Kanak-kanak karena pada dasarnya tujuan pendidikan Taman

Kanak-kanak adalah membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi

baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional,

kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki

pendidikan dasar (standar pelayanan minimal penyelenggaraan pendidikan TK).

(14)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

sedang dalam pembentukan, selain karena faktor genetik, lingkungan sangat

berpengaruh dalam pembentukkan kepribadiannya. Anak usia dini bersifat imitatif

atau peniru, apa yang ia lihat, rasakan dan lihat dari lingkungannya akan

diikutinya karena ia belum mengetahui batasan benar dan salah, baik dan buruk,

serta pantas dan tidak pantas. Anak masih belajar coba-ralat berperilaku yang

dapat diterima oleh lingkungannya. Oleh karena itu, masa usia dini adalah masa

yang peka untuk menerima pengaruh dari lingkungannya. Hal ini merupakan

kesempatan bagi lingkungan, dalam hal ini orangtua-guru sekolah, untuk

memberikan pengaruh edukatif seluas-luasnya kepada anak, agar membantu

mengembangkan perilaku anak yang positif.

Adapun upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk membantu dalam

merubah perilaku anak yang positif maka dilakukan melalui proses pembelajaran.

Proses pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan antara anak,

sumber belajar dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Masitoh,2007).

Proses pembelajaran dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem

yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan bagi

anak untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas yang bersifat konkrit

dan sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak. Untuk

itu pembelajaran yang paling efektif untuk anak adalah melalui suatu kegiatan

yang berorientasi bermain. Karena dunia anak adalah dunia bermain dan memiliki

fungsi yang sangat baik bagi anak. Menurut Piaget dalam Masitoh (2007) bermain

memberikan kesempatan pada anak untuk mengasimilasi kenyataan terhadap

dirinya dan dirinya terhadap kenyataan. Sehingga setiap anak akan merasa senang

dan kegiatan yang dilakukannya begitu bermakna. Melalui kegiatan bermain,

anak belajar berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam

tumbuh kembang anak untuk menjadi manusia seutuhnya. Karena itu, bermain

bagi anak adalah salah satu hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan

bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan

(15)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

maupun ide-ide yang cemerlang tentang berbagai hal sehingga anak mencapai

perkembangan fisik dan rohani yang optimal sesuai dengan tugas

perkembangannya khususnya perkembangan sosial dan emosi anak.

Bermain Peran sebagai salah satu cabang dari kegiatan bermain yang tak

bisa dilepaskan dari dunia anak-anak. Di Taman Kanak-Kanak bermain peran

merupakan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran yang

akan disampaikan pada anak dan merupakan metode yang sangat disukai anak.

Hasil penelitian Agustien (Tinny,2009) tentang penerapan metode belajar bermain

peran terhadap siswa PAUD di Denpasar Bali, menyimpulkan bahwa “sekitar

90% materi pembelajaran dapat diserap anak-anak dengan metode belajar bermain

peran, dan 65% materi pelajaran dapat diserap oleh anak dengan model belajar

konvensional”. Dengan begitu metode bermain peran mudah diterima dan sangat

disukai oleh anak. Karena metode bermain peran sangat memberikan pengaruh

yang baik bagi anak dan penyampaiannyapun melalui kegiatan yang

menyenangkan. Sehingga anak mudah menyerap materi yang disampaikan.

Metode bermain peranpun memiliki peranan yang sangat penting bagi

perkembangan anak. Masitoh dalam Tinny (2009) menjelaskan bahwa bermain

peran adalah salah satu metode pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong

anak berkomunikasi walaupun dengan bahasa yang terbatas menggunakan

komunikasi verbal, seperti gerakan tubuh dan ekspresi muka juga melibatkan anak

dari berbagai tingkatan melalui anggota tubuh mereka, pikiran, emosi, interaksi

sosial dan bahasa. Hamalik dalam Tinny (2009) menyatakan juga bahwa metode

bermain peran dapat mendorong anak untuk mempelajari masalah-masalah sosial

yang ditemuinya. Hal ini diperjelas lagi oleh Kumpul dalam Mila (2006) metode

bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan (educational

games) yang dipakai untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir

orang lain (mengembangkan diri sendiri dalam keadaan orang lain).

Rosmala Dewi (2005) menambahkan bahwa permainan peran mempunyai

tujuan untuk memberikan contoh perilaku asertif, sebagai perilaku yang pantas

(16)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

pantas tanpa memusuhi orang lain atau tanpa melakukan tindakan kekerasan.

Untuk itu metode permainan peran ini sangat baik sekali dalam mengubah

perilaku seseorang khususnya perilaku yang sangat emosional dan berbeda dari

yang lain begitu pula bagi perilaku anak yang memiliki temperamen yang

berbeda.

Emosionalitas merupakan daya penggerak suatu tingkah laku, dengan hal

tersebut usaha untuk mencari sebab dari tingkah laku anak dapat dilihat dari segi

emosional anak. Salah satu bentuk dari perilaku sebagai pelampiasan dari emosi

anak terlihat dalam penyaluran agresinya. Adapun agresi yang sering ditemui

pada anak adalah rasa marah, takut, kecewa, dan perasaan tidak berdaya. Agresif

masih dianggap normal selama masih dalam batas toleransi sosial, terlepas dari

mengganggu dirinya sendiri dan keluar dari toleransi sosial, maka hal ini

merupakan kelainan tingkahlaku yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, sikap

agresif akan terjadi tergantung pada situasi dan maksud agresinya tersebut. Anak

berperilaku agresif, tak lain merupakan suatu bentuk manifestasi dari masalah

hambatan-hambatan yang dirasakan anak tersebut. Hambatan-hambatan terhadap

keinginan bawah sadar anak ini membangkitkan ledakan atau gejolak emosional

anak yang tidak stabil. Anak begitu sensitif atau mudah tersinggung. Jika

tersinggung, emosi anak meledak-ledak dan berusaha melakukan penyerangan

sebagai bentuk pelampiasan. Gejolak emosional anak yang tidak stabil inilah yang

mudah menjadi tindakan agresif (Surya,2004).

Berbagai macam tingkahlaku yang dimiliki anak tersebut merupakan

karakter yang ada dalam dirinya khususnya pada usia TK, karakter tersebut sangat

terlihat dan memerlukan pengarahan agar karakter yang dimiliki anak dapat

terbentuk dengan baik. Ernawulan Syaodih (2005) mengatakan beberapa ahli

dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia TK merupakan

usia yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Usia TK

termasuk usia masa peka terhadap lingkungannya. Montessori dalam Ernawulan

Syaodih (2005) mengatakan hal yang sama bahwa usia 3-6 tahun sebagai periode

(17)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Masa-masa

sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan, sensitivitas untuk

mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitivitas untuk berjalan,

sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta sensitivitas terhadap

aspek-aspek sosial kehidupan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tgl 16 juli 2013 di TK Islam „Alam Nusantara Cileunyi khususnya kelas B3 (usia 5-6 tahun) pada tahun ajaran 2013/2014, ada anak yang mempunyai sikap berbeda dengan anak yang

lainnya. Anak tersebut selalu bersikap agresif terhadap temannya, seperti suka

mendorong, memukul, mengganggu, mencubit dan berkata kasar. Perilaku agresif

tersebut diatasi secara langsung dengan pemberian nasehat dan peringatan untuk

tidak mengulanginya lagi. Namun hasilnya perilaku agresif tersebut masih selalu

dilakukan oleh anak.

Mengatasi sikap agresif pada anak tidak dengan hukuman jasmani, karena

akan timbul pada diri anak rasa dendam. Perasaan dendam ini biasanya akan

tersalurkan dan keagresifannya akan terlampiaskan pada kesempatan yang lain.

Hukuman jasmani akan menimbulkan rasa permusuhan bahkan menjadi contoh

untuk ditiru. Sehingga rasa keagresifannya akan semakin meningkat.

Sebagaimana Hendra Surya (2004) mengatakan “Perlakuan kasar pada anak akan

mengakibatkan anak-anak mudah bertingkah laku kasar pada saat dewasa”. Dalam

hal ini tentunya anak harus dihadapi dengan tenang dan sabar serta berikan suri

teladan.

Rosmala Dewi (2005) memperjelas bahwa salah satu upaya praktek

pendidikan di Taman Kanak-kanak untuk mengurangi perilaku agresif anak

adalah melalui metode bermain peran. Metode bermain peran salah satu aktivitas

bermain untuk anak yang dapat memberikan pengaruh baik bagi perilaku anak dan

mempunyai makna yang bermanfaat. Anak dapat mengambil nasihat yang

terkandung dalam alur cerita yang diperankannya dan anak akan menyadari

perilaku baik dan perilaku buruk sehingga anak yang memiliki sikap agresif akan

(18)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

Penyadaran terhadap sikapnya tersebut di atas merupakan hasil proses

interaksi langsung dengan para tokoh yang sedang diperankannya dan adanya

evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dalam hal ini bermain peran

melibatkan anak memainkan perannya secara aktif, termasuk anak yang

berperilaku agresif, harus memainkan perannya secara langsung. Guru hanya

sebagai pendorong belajar. Dengan mengungkapkan suatu naskah cerita, anak

dirangsang dan dimotivasi untuk berperan aktif dalam memainkan perannya

sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan anak

baik perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, anak akan mulai

menyadari sikap-sikap yang di anggap sangat melukai dan merugikan dirinya

serta orang lain merupakan kesalahan yang harus dihilangkan.

Namun berdasarkan fakta dan hasil pengamatan yang dilakukan di TK Islam „Alam Nusantara, penulis melihat perilaku agresif anak seperti suka mendorong, memukul, mengganggu, mencubit, berkata kasar dan mengambil

barang teman masih sering dilakukan dan cara pengatasiannyapun dilakukan

secara langsung dengan pemberian nasehat dan peringatan, sedangkan melalui

metode pembelajaran jarang dilakukan seperti metode bermain peran masih jarang

diterapkan, padahal metode bermain peran mempunyai manfaat yang sangat besar

bagi perkembangan anak. Sehingga penulis mencoba untuk mengetahui lebih jauh

tentang pelaksanaan metode bermain peran khususnya untuk mengurangi perilaku

agresif anak di Taman Kanak-kanak Islam ‟Alam Nusantara. Hal ini yang

melatarbelakangi dan membuat penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi tema pembahasan skripsi dengan memfokuskan pada “Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan utama dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan “Bagaimana penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak Taman Kanak-Kanak Islam „Alam Nusantara?”. Permasalahan tersebut

(19)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

1. Bagaimana gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam

Nusantara sebelum diterapkan metode bermain peran?

2. Bagaimana penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku

agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara?

3. Bagaimana gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam

Nusantara sesudah diterapkan metode bermain peran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

smengenai penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif

anak Taman Kanak-Kanak Islam „Alam Nusantara. Adapun secara lebih khusus

penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara sebelum diterapkan metode bermain peran.

2. Untuk mengetahui penerapan metode bermain peran dalam mengurangi

perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara.

3. Untuk mengetahui gambaran perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara sesudah diterapkan metode bermain peran.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai

pihak, diantaranya:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian sangat memberikan manfaat yang baik sekali dan menambah

wawasan bagi saya selaku penulis khususnya dalam menghadapi perilaku anak.

Penulis lebih memahami cara mengurangi perilaku agresif anak melalui penerapan

metode bermain peran.

2. Bagi Guru dan pihak sekolah

Para guru dan pihak sekolah dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk

mengoptimalkan metode bermain peran dalam mengatasi perilaku agresif anak

dan menambah metode pembelajaran melalui bermain peran.

(20)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

Penelitian ini diharapkan sebagai referensi khusus sumbangan pemikiran

tentang penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak

Taman Kanak-kanak khususnya untuk prodi PG-PAUD pada mata kuliah belajar

dan pembelajaran anak usia dini.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Berikut di bawah ini adalah gambaran umum dari bab ke bab isi dari

penulisan skripsi ini :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan tentang : Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Struktur organisasi

Skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, Menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang

masalah yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini mengemukakan tentang : Metode

Penelitan, Lokasi dan Subjek Penelitian, Devisi Operasional, Instrumen Penelitian

dan Teknik Pengumpulan Data, Tahapan Pelaksanaan Penelitian, Validitas Hasil

Penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini mengemukakan

tentang : Pengolahan dan analisis Data, Pembahasan data dan Analisis Temuan.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini mengemukakan

tentang : Kesimpulan yang akan diambil dan Saran atau Rekomendasi yang

(21)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengurangan perilaku agresif

anak Taman Kanak-kanak melalui penerapan bermain peran. Permasalahan ini

diawali dari hasil observasi di lapangan yang pada umumnya perilaku agresif anak

masih sering dilakukan dan cara pengatasiannyapun dilakukan secara langsung

dengan pemberian nasehat dan peringatan. Untuk itu diperlukan suatu metode

yang bervariasi dengan media yang menarik, yang membuat anak agresif ikut

kedalam suasana tersebut sehingga pesan-pesan yang terdapat dalam metode akan

sampai dan mudah untuk dipahami anak. Salah satu metode tersebut yaitu Metode

Bermain Peran. Metode ini di TK Islam ‘Alam Nusantara jarang diterapkan, padahal metode ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangan anak.

Untuk itu Penulis menggunakan metode bermain peran dalam mengurangi

perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak sebagai penelitian Penulis.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

Penelitian Tindakan kelas (PTK). Dalam Bahasa Inggris PTK diartikan dengan

Classroom Action Research (CAR), yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

oleh guru bersama dengan orang lain (kolaborasi) dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu dalam upaya perbaikan terhadap kegiatan belajar mengajar di

kelas berdasarkan permasalahan yang ditemui di dalam kelas. Sebagaimana

Kunandar (2008) mengemukakan bahwa :

Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian

tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus

sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain

(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan

tindakan secara kolaboratif dan partisifatif yang bertujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di

(22)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

37

David Hopkins dalam Arikunto (2008) mengemukakan bahwa :

PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para

pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki

rasionalitas dan keadilan tentang: (1) praktik-praktik kependidikan

mereka, (2) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (3)

situasi praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Arikunto (2008) mengemukakan pula bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Suhardjono dalam Dewi (2009) menambahkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas adalah Penelitian Tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Pernyataan ini sama dengan

pernyataan Supardi (2009) bahwa Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu bentuk

investigasi yang bersifat reflektif partisifatif, kolaboratif, dan spiral, yang

memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi,

kompetensi dan situasi.

Dari pengertian PTK di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK adalah

suatu bentuk penelitian tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan program

pembelajaran yang selama ini dilakukan sehingga menjadi lebih optimal. Untuk

itu penulis menggunakan metode ini sebagai metode penelitian Penulis dengan

pertimbangan beberapa hal, antara lain: pertama, PTK merupakan suatu metode

dan proses untuk menjembatani antara teori dan praktek. Kedua, PTK dapat

mengkaji permasalahan secara praktis, bersifat situasional dan kontekstual, serta

bertujuan menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah yang

dihadapi. Dengan PTK, Penulis dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas

menjadi lebih efektif lagi dan untuk mengurangi perilaku agresif anak.

Berkaitan dengan hal tersebut, Supardi dalam Arikunto (2008)

mengemukakan tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan

dan peningkatan layanan professional pendidik dalam menangani proses belajar

mengajar. Borg dalam Arikunto (2008) menambahkan secara eksplisit bahwa

(23)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

38

pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk

pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Dengan begitu terlihat

bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah memperbaiki proses pembelajaran

sehingga berjalan secara optimal.

Selain mempunyai tujuan, PTK mempunyai manfaat yang begitu besar,

Supardi dalam Dewi (2009) mengemukakan manfaat PTK yang dapat dilihat dan

dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas,

antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum ditingkat

regional/Nasional dan peningkatan profersionalisme pendidikan. Dengan

memahami dan mencoba melaksanakan PTK, diharapkan kemampuan pendidik

dalam proses pembelajaran makin meningkatkan kualitasnya dan sekaligus akan

meningkatkan kualitas pendidikan serta profesi pendidik/tenaga kependidikan

yang sekarang dirasakan menjadi hambatan utama. Untuk itu dalam PTK terdapat

menfaat yang begitu besar dalam memperbaiki proses pembelajaran.

Metode Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik tersendiri dan

relatif agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lainnya.

Untuk itu PTK dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan

eksperimen. PTK dikategorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data

dianalisis digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik.

Dikatakan sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan

perencanaan, adanya perlakuan terhadap subjek penelitian dan adanya evaluasi

terhadap hasil yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Ditinjau dari

karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik yaitu didasarkan pada

masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, adanya kolaborasi dalam

pelaksanaannya, penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,

bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional,

dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Agustin,2009).

Dengan melihat karakteristik PTK, maka model penelitian tindakan kelas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas

kolaboratif. Penelitian ini melibatkan Guru TK Islam ‘Alam Nusantara kelompok

(24)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

39

hubungan antara peneliti dan praktisi bersifat kemitraan. Peneliti dan praktisi

kolaborasi mendiskusikan rencana dan pelaksanaan tindakan pembelajaran, serta

merefleksikan tindakan yang akan dilakukan.

Berdasarkan fokus penelitian, yaitu mengenai penerapan metode bermain

peran dalam mengurangi perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak, maka

penelitian ini menggunakan beberapa siklus pada masing-masing teknik yang

digunakan dalam penerapan metode bermain peran. Permasalahan yang belum

dapat dipecahkan pada siklus pertama direfleksikan oleh peneliti bersama dengan

praktisi untuk meninjau kembali tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya

peneliti dan praktisi merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan

pada siklus kedua dan ketiga hingga masalah yang dihadapi dapat dipecahkan

secara tuntas.

Arikunto (2008) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui, pada setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi.

Sebelum melakukan tahapan ini, Peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi

masalah yang ada di lapangan. Pernyataan ini sejalan dengan Agustin (2009)

bahwa tahapan ini diawali oleh suatu tahapan Pra PTK yang meliputi identifikasi

masalah, analisis masalah, rumusan masalah dan rumusan hipotesis tindakan. Hal

ini diperkuat oleh Tanggart dalam Abidin (2011) bahwa terdapat 5 tahapan dalam

pelaksanaan PTK yang diawali dengan penetapan fokus masalah penelitian,

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan interpretasi dan refleksi.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah menjadi

dasar akan terlaksananya PTK. Identifikasi sangat esensial dilakukan, sebelum

suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan

kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah (Agustin,2009). Adapun

untuk siklus yang akan dilalui selama melakukan penelitian akan disajikan

(25)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

40

Bagan 3. 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan McTaggart Identifikasi

Masalah

Perencanaan Siklus I Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan

Ulang Siklus II

Pengamatan

(26)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

41

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Islam ‘Alam Nusantara yang berlokasi di Jl. Cijambe No.19 Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Yang

menjadi Subjek dalam penelitian ini adalah murid TK Islam ‘Alam Nusantara kelompok B3 yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah anak seluruhnya 16 orang,

namun yang lebih diteliti 3 orang anak yang berperilaku agresif, dengan guru

kelas yang memiliki latar belakang pendidikan lulusan D2 PGTK.

C. Asumsi Dasar

1. Anak-anak berperan sebagai orang lain untuk memainkan peranannya

dalam menunjukan suatu situasi yang telah ditentukan sebelumnya

(Kenneth,1986).

2. Bermain peran merupakan suatu metode mengajar yang dilakukan secara

sadar dan didiskusikan tentang peran dalam kelompok di dalam kelas, mengenai

suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga murid-murid bisa mengenali

tokohnya dan memahami makna yang ada dalam cerita tersebut (Kenneth,1986)

3. Metode bermain peran bertujuan untuk memberikan contoh perilaku

asertif sebagai perilaku yang pantas untuk ditiru seseorang dapat mengatur

perasaan dan keinginan dengan jalan yang pantas tanpa memusuhi orang lain atau

tanpa melakukan tindakan kekerasan (Rosmala,2005). Pernyataan tersebut

sependapat dengan penulis bahwa pemberian contoh perilaku yang baik melalui

metode bermain peran dapat memnbantu anak untuk mengatur emosi, perasaan,

dan keinginan yang ada pada dirinya khususnya anak agresif sehingga anak

tersebut dapat memahami dan menyadari perilaku yang baik.

4. Delphie dalam Brazelton (2005) memandang fungsi bermain sangat erat

hubungannya dengan faktor intrapersonal. Adapun fungsinya sebagai berikut:

a. Bermain dapat memenuhi gairah diri, yaitu perilaku manusia yang

membutuhkan sesuatu, walaupun sering tidak terkabulkan. Bermain bagi

seorang anak merupakan sesuatu yang harus ia lakukan, sehingga bermain

akan memudahkan seorang konselor untuk melakukan penerapan fungsi

(27)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

42

b. Bermain dapat memungkinkan seorang anak untuk memperoleh

kemampuan dalam menguasai situasi tertentu. Bermain memberikan

kesempatan anak untuk dapat menjelajahi lingkungannya.

c. Bermain menjadikan seorang anak mampu mengatasi konflik-konflik

dirinya. Fungsi berpura-pura melalui kegiatan secara simbolis merupakan

suatu bentuk permainan yang banyak dipakai dalam konteks terapi

permainan atau play therapy.

Melihat fungsi bermain yang ketiga di atas maka penulis merasa yakin bahwa

bermain dapat menjadi suatu terapi yang dapat memecahkan suatu masalah yang

ada dalam diri. Melalui bermain pura-pura, perilaku anak dapat diatur dan dibina

dengan baik melalui pemberian peran sehingga permasalahan dapat terselesaikan

dengan baik.

D. Penjelasan Istilah

Adapun definisi operasionalnya dalam penelitian ini adalah:

1. Metode bermain peran adalah suatu cara memainkan peran dalam suatu cerita

tertentu yang menuntut kerjasama secara utuh diantara para pemainnya. Sehingga

anak dapat berpura-pura memainkan peranan yang sudah ditentukan

(Masitoh,2007).

2. Perilaku agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun

verbal atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.

Tingkah laku agresif ini mengakibatkan kerugian dan melukai perasaan orang lain

dengan gejala yang bisa sering dilihat seringnya mendorong, memukul,

menyerang, mengganggu yang melanggar aturan seperti berkelahi

(Rosmala,2006).

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam pengumpulan data,

diperlukan adanya instrumen yang tepat sesuai dengan jenis penelitian yang

dilaksanakan sehingga masalah yang diteliti akan terefleksikan dengan baik.

(28)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

43

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESIF ANAK

TAMAN KANAK-KANAK ISLAM ‘ALAM NUSANTARA

Variabel Sub

Variabel Aspek Sub Aspek

Teknik

- Rencana Kegiatan Harian

- Rencana Kegiatan Harian

- Catatn Penilaian

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Aktifitas Guru - Mengungkapkan tema, metode

dan media yang akan

- Melibatkan semua anak dalam

kegiatan metode bermain

Aktifitas Anak - Mendengarkan penjelasan

guru berkaitan dengan tema, metode dan media dalam kegiatan bermain peran

- Mendengarkan aturan metode

(29)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

44

Variabel Sub

Variabel Aspek Sub Aspek

Teknik

- Anak merampas barang teman

- Anak merusak alat permainan

milik teman

- Anak merusak barang milik

sekolah

- Anak mencubit badan teman

- Anak memukul badan teman

hingga sakit

- Anak menjambak rambut

teman

- Anak meludahi badan teman

- Anak mentekas kaki teman

- Anak menonjok perut teman

- Anak mencakar pipi teman

- Anak menggunting rambut

teman

- Anak menggunting baju teman

- Anak melempar benda ke

badan teman

- Anak menyepak kaki teman

- Anak mencoret-coret buku

teman

- Anak mendorong kepala

teman

- Anak melototi teman

- Anak berkelahi dengan teman

- Anak mengganggu teman yang

sedang belajar

- Anak menendang badan teman

- Anak membalas sikap jelek

teman terhadapnya

- Anak membanting pintu

sekolah bila keinginannya

tidak terpenuhi

(30)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

45

Variabel Sub

Variabel Aspek Sub Aspek

Teknik

milikteman dengan kata-kata kasar

- Anak mengancam tindakan

teman

- Anak menjuluki teman dengan

kata-kata yang jelek

- Anak memarahi teman dengan

kata-kata kasar

- Anak mencela teman dengan

kata-kata kasar

- Anak menakut-nakuti teman

dengan menyebut nama-nama binatang buas

- Anak mempermalukan teman

dengan menertawakannya

- Anak membantah bila

mendapat perintah

- Anak mengejek barang

milikteman dengan kata-kata kasar

- Anak mengancam tindakan

teman

- Anak menjuluki teman dengan

kata-kata yang jelek

- Anak memarahi teman dengan

kata-kata kasar

- Anak mencela teman dengan

kata-kata kasar

(31)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

46

Variabel Sub

Variabel Aspek Sub Aspek

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

dengan menyebut nama-nama binatang buas

- Anak mempermalukan teman

dengan menertawakannya

- Anak membantah bila

mendapat perintah

- Anak mengejek barang milik

teman dengan kata-kata kasar

- Anak mengancam tindakan

teman

- Anak menjuluki teman dengan

kata-kata yang jelek

- Anak memarahi teman dengan

kata-kata kasar

- Anak mencela teman dengan

kata-kata kasar

- Anak menakut-nakuti teman

dengan menyebut nama-nama binatang buas

- Anak mempermalukan teman

(32)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

47

Variabel Sub

Variabel Aspek Sub Aspek

Teknik

- Anak mengambil tindakan

teman

- Anak menjuluki teman dengan

kata-kata yang jelek

- Anak memarahi teman dengan

kata-kata kasar

- Anak mencela teman dengan

kata-kata kasar

- Anak menakut-nakuti teman

dengan menyebut nama-nama binatang buas

- Anak mempermalukan teman

dengan menertawakannya

- Anak membantah bila

mendapat perintah

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Agustin dalam Dewi (2009) mengemukakan bahwa pengamatan atau

observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret

sejauhmana efek tindakan telah mencapai sasaran. Efek dari suatu intervensi

(tindakan terus dimonitor secara reflektif).

Adapun teknik observasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

(33)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

48

observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,

tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi dalam

observasi peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel yang akan diamati dan

telah memahami kegiatan yang akan dilakukan.

Teknik observasi terstruktur yang digunakan peneliti yaitu untuk

mendapatkan data yang lebih tentang perilaku agresif melalui pedoman daftar

checklist berdasarkan indikator perilaku agresif anak yang sudah disiapkan,

mengamati proses aktivitas guru dalam kegiatan bermain peran mengenai

langkah-langkahnya. Pelaksanaan observasi ini oleh peneliti dilakukan sebelum,

pada saat dan sesudah diterapkannya metode bermain peran. (Pedoman observasi

terlampir)

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan untuk

mendapat kejelasan dari hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga dapat

membantu dalam melengkapi data yang masih bersifat mendasar. Menurut

Kunandar (2008) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi

atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan

permasalahan penelitian tindakan kelas.

Adapun teknik wawancara dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

wawancara terstruktur. Kunandar (2008) mengemukakan bahwa wawancara

terstruktur adalah apabila anda sebagai pewawancara sudah mempersiapkan bahan

wawancara terlebih dahulu, sehingga semua informasi dapat diperoleh secara

lengkap. Teknik wawancara ini dilakukan kepada guru dengan tujuan

mendapatkan data yang lebih jelas tentang pembelajaran yang selama ini

(34)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

49

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang

tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama

pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang

dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

(Suhardjono,2009).

Kunandar (2008) menambahkan bahwa catatan lapangan (Field Notes)

adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan

pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.

Dari kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan berisikan

tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung

dalam satu tindakan, dan catatan ini dibuat dari pertimbangan antara peneliti dan

observer sehingga hasilnya sebagai dasar dalam refleksi tindakan.

Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk mencatat semua

aktivitas anak dan aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan

metode bermain peran. (Catatan lapangan terlampir)

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari

penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK.

Studi dokumentasi dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian

data. Studi dokumentasi dilakukan terhadap data-data yang dimiliki oleh TK Islam

‘Alam Nusantara dan dokumen-dokumen lain yang menunjang penelitian berupa foto-foto kegiatan, RKH yang berisi kegiatan pembelajaran dan skenario kegiatan

bermain peran. (Studi dokumentasi terlampir)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tentang penerapan metode bermain peran dalam

mengurangi perilaku agresif anak TK terdiri dari tahap persiapan, tahap

(35)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

50

1. Tahap Persiapan

Tahap dalam persiapan penelitian tentang penerapan metode bermain

peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK yaitu sebagai berikut:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti berupa proposal penelitian

yang didalamnya memuat mengenai judul penelitian, latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan istilah, kajian teoretis,

asumsi dasar, metode penelitian, sistematika penulisan, dan jadwal penelitian.

Proposal diajukan kepada pembimbing akademik setelah di Acc

diserahkan kepada Dewan Skripsi dilanjutkan ke ketua program PGPAUD.

Berdasarkan SK No. 367/H.40.1/PL/2010 yang dikeluarkan pada tanggal 26 April

2010. maka ditetapkan Dosen Pembimbing Skripsi I dan Dosen Pembimbing

Skripsi II.

b. Mengurus Perijinan

Dalam mengurus perijinan yang dilakukan peneliti yaitu membuat surat

ijin penelitian dari Universitas. Surat ijin penelitian di TK Islam ‘Alam Nusantara ini dikeluarkan oleh Pembina Rektor bidang akademik pada tanggal 26 April 2010

dengan surat No. 367/H 40.1/PL/2010.

c. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Dalam tahap ini penelitian mempersiapkan pengaturan jadwal penelitian

agar sesuai dengan kondisi tempat penelitian, menyiapkan instrument penelitian

dan alat-alat lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan dalam pelaksanaan penelitian tentang penerapan metode bermain

peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK adalah sebagai berikut:

a. Penetapan fokus masalah penelitian

Untuk melaksanakan penetapan fokus masalah penelitian, maka peneliti

melaksanakan kegiatan mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dalam

mengurangi perilaku agresif anak di TK Islam ‘Alam Nusantara, yang terdiri dari

(36)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

51

1) Identifikasi masalah, yaitu melihat permasalahan dalam pembelajaran

metode bermain peran untuk mengurangi perilaku agresif anak yang

mencakup materi, media, cara guru mengajar, peran guru, dan respons

anak dalam kegiatan mengajar.

2) Penulusuran latar belakang, yaitu mengetahui kondisi awal

pembelajaran metode bermain peran dalam mengurangi perilaku

agresif anak TK yang mencakup kondisi objektif tempat penelitian,

latar belakang anak dan kondisi objektif pembelajaran.

b. Perencanaan tindakan

Berdasarkan penetapan fokus masalah yang telah diperoleh, maka

disusunlah rencana tindakan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku

agresif anak TK. Rincian kegiatan yang dilakukan yaitu:

1) Penyusunan program tindakan dalam penerapan metode bermain

peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK.

2) Penetapan jenis kegiatan, tema, materi, media, dan instrument yang

sesuai dengan indikator perilaku agresif anak yang akan

disampaikan.

c. Pelaksanaan tindakan

Setelah melaksanakan perencanaan tindakan, maka kegiatan selanjutnya

adalah:

1) Melaksanakn penerapan metode bermain peran dalam mengurangi

perilaku agresif anak TK

2) Peneliti melaksanakan observasi terhadap perilaku agresif anak,

aktivitas guru, dan aktvitas anak selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

d. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap tindakan sehingga mencapai

tujuan. Observasi ini dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus satu dan

siklus dua. Observasi ini dilakukan pada saat tindakan sedang dilakukan. Dengan

begitu antara tindakan dan observasi keduanya berlangsung secara yang

(37)

kekurangan-Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

52

kekurangan dalam pelaksanaan tindakan, sehingga guru dapat merancang

perencanaan tindakan selanjutnya.

e. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas kembali tentang perubahan yang

terjadi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang

nyata dalam tindakan strategis. Sehingga hasil refleksi digunakan oleh peneliti

untuk mengatasi kekurangan yang terjadi terhadap tindakan yang telah ditentukan.

Dalam refleksi ada beberapa kegiatan penting, seperti:

1) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari

tindakan yang telah dilakukan.

2) Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

3) Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul

4) Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi.

5) Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan.

3. Tahap Laporan

Tahap laporan yang dilakukan peneliti antara lain: penyusunan dan

penulisan laporan sampai yang terakhir yaitu pengesahan laporan.

H. Pengolahan Data

Proses pengolahan data diawali dengan menelaah seluruh data yang

diperoleh dari pedoman yang sudah dilakukan melalui observasi, wawancara,

catatan lapangan dan pedoman studi dokumentasi. Setelah data diperoleh dan

dikumpulkan, langkah selanjutnya data dikategorikan berdasarkan fokus lalu

dianalisis dan direfleksikan. Dari hasil pengolahan data observasi, wawancara,

catatan lapangan, dan studi dokumentasi, kemudian dituliskan kedalam bentuk

deskripsi.

I.Analisis Data

Analisis data adalah proses menafsirkan data. Tahapan analisis data ini

berlangsung dari awal sampai akhir penelitian. Pernyataan ini diperkuat oleh

Nasution (Dewi,2009) yaitu penelitian kualitatif, analisis data dimulai sejak

(38)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

53

berlangsungnya penelitian, terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis interaktif

yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984).

Kunandar (2008) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dari 3

komponen kegiatan yangt saling terkait satu sama lainnya. Komponen tersebut

yaitu:

1) Reduksi data

Reduki data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada

dalam catatan lapangan.

2) Beberan (display) data

Berbagai macam data PTK yang telah direduksi perlu dibeberkan dengan

tertata rapi, dan diungkapkan dalam bentuk narasi dilengkapi dengan

grafik.

3) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi

dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik

pada akhir siklus satu, kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan

seterusnya serta kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.

Untuk memperjelas tentang berkurangnya perilaku agresif anak sebelum

dan sesudah dilaksanakannnya PTK, maka pada penelitian ini diperkuat

oleh prosentase. Hasil prosentase tersebut lebih dipertegas oleh visualisasi

grafik.

J. Validasi Data

Untuk menguji derajat kebenaran penelitian, maka hasil dari analisis data

penelitian akan divalidasi sesuai dengan ketentuan menurut Hopkins dalam

Wiriaatmadja (2008) yang menyebutkan ada beberapa bentuk validasi yang dapat

dilakukan, diantaranya :

1). Melakukan Member Check, yaitu memeriksa kembali

keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau

(39)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

54

diperoleh dikonfirmasikan melalui diskusi kepada guru kelas B3 setiap

akhir pelaksanaan tindakan.

2). Triangulasi data, yaitu proses mengecek kebenaran data dengan

mengkonfirmasikan dengan data atau informasi sumber lain. Dalam

hal ini anak yang terlibat langsung dalam penelitian.

3). Expert Opinion, yaitu melakukan pengecekan data atau informasi

temuan penelitian kepada para ahli yang lebih profesional.

(40)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan pada deskripsi dan analisis yang telah peneliti uraikan pada bab

sebelumnya, maka uraian berikut merupakan kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan sebanyak dua siklus dan secara umum hasilnya menunjukkan

adanya pengurangan perilaku agresif anak melalui penerapan metode bermain

peran. Adapun kesimpulan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Perilaku agresif anak Taman Kanak-kanak Islam „Alam Nusantara

sebelum diberikan metode bermain peran masih sangat tinggi, hal ini

terlihat dari perilaku anak yang suka melakukan penyerangan ketika

keinginannya terhalangi, sehingga menyakiti temannya. Sikap

penyerangan ini dalam bentuk fisik maupun verbal, seperti berbicara

kasar, mengejek, memukul, mencubit, merebut mainan orang lain,

mendorong, menyuruh teman dengan semaunya, menggunting rambut dan

barang teman serta berperilaku kasar yang mencerminkan kurang baik

terhadap teman dan lingkungannya. Sedangkan cara pengatasian yang

sudah dilakukan dalam mengurangi perilaku agresif anak di kelompok B3

kurang bervariasi karena lebih menerapkan pemberian nasehat dan

menjalin komunukasi dengan orang tua. Pengatasian dalam bentuk metode

pembelajaran belum pernah diterapkan, apalagi penerapan metode bermain

peran jarang dilakukan.

2. Penerapan metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak

Taman Kanak-Kanak Islam „Alam Nusantara dalam penelitian ini

dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklus dilakukan dengan judul

cerita dan skenario yang berbeda-beda sehingga pemeranannya pun

berbeda serta menggunakan alat atau media yang menarik bagi anak.

(41)

85

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Bawang Merah dan Bawang Putih” kemudian judul yang ke dua “Berbagi

Mainan Puzzle”. Peneliti mempersiapkan alat atau media yang akan

digunakan dalam pemeranan. Selain itu, peneliti memberikan penjelasan

kepada guru mengenai tahapan bermain peran dalam pembelajaran dan

melakukan refleksi melalui diskusi mengenai pencapaian tujuan yang

diharapkan. Penerapan metode bermain peran telah berhasil dan

memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran, serta mampu

membantu mengurangi perilaku agresif anak.

3. Setelah menggunakan metode bermain peran, perilaku agresif anak TK

Islam „Alam Nusantara mengalami penurunan. Penurunan tersebut dapat

dilihat pada hasil siklus I, rata-rata perilaku agresif anak mencapai 83%,

menurun 16% dari hasil observasi pra tindakan. Kemudian rata-rata

perilaku agresif anak pada siklus II adalah 53%. Observasi akhir terhadap

perilaku agresif anak setelah diterapkannya metode bermain peran.

Hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata perilaku agresif anak mencapai

penurunan sebesar 7% menjadi 46%.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian mengenai penerapan

metode bermain peran dalam mengurangi perilaku agresif anak TK Islam „Alam

Nusantara, berikut rekomendasi ditujukan kepada pihak-pihak terkait.

1. Bagi Guru

a. Guru sebagai orang yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan

belajar mengajar hendaknya memahami berbagai metode pembelajaran

yang dapat dilaksanakan dan diterapkan di sekolah. Salah satunya adalah

metode bermain peran yang memiliki manfaat yang sangat baik bagi

perkembangan anak diantaranya untuk mengurangi perilaku agresif anak.

b. Guru hendaknya dapat meningkatkan wawasan tentang berbagai metode

dalam mengajar serta langkah-langkah penerapannya dalam pembelajaran

di TK khususnya tentang metode bermain peran yang dapat dilakukan

(42)

86

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan hendaknya selalu

mendukung dalam hal memberikan keleluasaan, motivasi, menyediakan

media pembelajaran serta penghargaan bagi guru yang mengembangkan ide

dan gagasan untuk membuat media, menggunakan metode dan pendekatan

yang variatif sehingga memungkinkan pembelajaran lebih bermakna dan

anak-anak merasa senang mengikuti pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih

mendalam terhadap penerapan metode bermain peran dalam

mengoptimalkan kegiatan untuk mengurangi perilaku agresif.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi metode lain yang

dapat digunakan sebagai metode untuk mengurangi perilaku agresif pada

(43)

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2011). Penelitian Pendidikan Dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan

PAUD. Bandung: Rizqi Press

Adzania. (2004). Merawat Balita Itu Mudah, Majalah Mangle (16 Januari 1998).

Ahman. (1998). Efektifitas Bermain Peran Sebagai Model Bimbingan Dalam

Mengembangkan Sosial anak Berkemampuan Unggul. (Hasil Penelitian).

Bandung: IKIP.

Alex Sobur. (2003). Anak Masa Depan. Bandung: Angkasa

Andang Ismail. (2006). Education Games. Yogyakarta: PT. Pilar Media.

Arikunto, S. dan Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Z. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Baihaqi, dkk. (2004). Memahami dan Membantu Anak ADHD. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Bisman. (1999). Bermain Peran untuk Anak. Tersedia http://www.tugasku.sch.id/Kegiatan PGTK.htm.

Brazelton Ala. (2005). Mengontrol Emosi Anak. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Dewi, Y. (2009). Penerapan Metode pembelajaran Kooperatif Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berempati Anak Taman Kanak-Kanak.

Skripsi pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Dwi S, P. (2008). Biarkan Anak mu Bermain, Yogyakarta: Diva Press.

Ernawulan Syaodih, (2005). Pengembangan Perilaku Sosial Anak Prasekolah, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dan Edu Kid.

Gunarti, W, dkk. (2008). Metode Pengembangan Perilaku Anak dan Kemampuan

(44)

88

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hamzah. (2009). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif . Jakarta: Bumi Aksara.

Kalliala. (2000). Pretend Play. Tersedia http://cyberwoman.cbn.net.id/

Kenneth O Gangel. (1986). Teaching Through role Playing, Illionis: Victor Books.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Krahe, B. (2005). Buku Panduan Psikologi Sosial, Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masitoh, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mila. (2006). Implementasi Pembelajaran Metode Bermain Peran Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dalam Pembelajaran Moral. Skripsi

pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: PT. Asli Mahasatya.

Muhibbin, S. (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nugraha, (2003), Kiat Merangsang Kecerdasan Anak. Jakarta: Puspa Swara

Pirma. (2001). Pengertian Perilaku Agresif. Tersedia

http://belajarpsikologi.com/tips-menangani- anak-agresif.

Praseno. (2005). Pembelajaran Sentra. Tersedia http://bpkbpnfi.kalselprov.go.id/index.php.

Ridha. (2010). Penggunaan Teknik Bermain Peran Untuk Mengembangkan

Konsep Diri Siswa, Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

(45)

89

Chodijatul Apipah, 2013

Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Anak Taman Kanak-Kanak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rosmala, D. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Ryolitta. (2009). Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Anak Melalui

Penerapan Metode Bermain Peran Mikro, Skripsi pada FIP UPI Bandung:

Tidak diterbitkankan.

Solehuddin M, (2000), Konsep Dasar Pendidikan Sekolah. Bandung.

Surya Hendra, (2004), Kiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak (Usia 3-12

Tahun), Jakarta: PT.Elexmedia Komputindo.

Saptiah, S. (2008). Penerapan Metode De Bono Dalam Pembelajaran Bahasa Di

Taman Kanak-Kanak, Skripsi pada FIP UPI Bandung:. Tidak diterbitkan.

Tim Redaksi Ayah Bunda. (2002). Seri Ayah Bunda Perkembangan Anak, Bandung: P.Gaya Favorit Press.

Tinny. (2009). Penerapan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Anak Di TK, Skripsi FIP : UPI. Tidak diterbitkan

Gambar

Tabel  4.1   Daftar Anak Sebagai Subjek Penelitian .......................................
3)grafik.  Penarikan kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel diatas Selasar Sunaryo memiliki Isu teknis yang cukup baik namun peran elemen interior ini kurang dimainkan dari pandangan wayfinding signage, elemen interior 4

Al ) Dan Na Pada Debu Erupsi Gunung Sinabung Dan Tanah Sebelum Erupsi Dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP).. Dampak Debu Vulkanik Letusan Gunung

Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

The coordination number distribution of the first and second shell of Hf 4+ in liquid ammonia obtained by the classic (top: 2-body), middle (2-body + 3-body) and QM/MM-MD

Untuk mengetahui alat dapat berfungsi dengan benar dan valid, dilakukan pengujian alat menggunakan berberapa gelas dengan ukuran yang berbeda sebagai variabelnya dengan

Skripsi dengan judul “Studi efektivitas biaya antibiotik pada pasien Community-Acquired Pneumonia di RSUD Dr.Soetomo Surabaya”.. ini disusun untuk memenuhi

[r]

Biaya waktu tergantung pada biaya kesempatan ( opportunity cost ) masing-masing. Pendekatan biaya perjalanan diterapkan untuk valuasi SDALH, terutama sekali untuk