• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Mega Asrianty

0903901

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh Mega Asrianty

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mega Asrianty 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SUNTENJAYA KABUPATEN

BANDUNG BARAT Oleh

Mega Asrianty 0903901 ABSTRAK

(5)

IMPLEMENTATION OF GUIDED READING METHOD TO IMPROVE INTENSIVE READING SKILLS IV GRADE STUDENTS ELEMENTARY

SCHOOL 2 SUNTENJAYA WEST BANDUNG REGENCY By

Mega Asrianty 0903901 ABSTRACT

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

E. Hipotesis Tindakan... 7

F. Penjelasan Istilah ... 7

BAB II PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Metode Membaca Terbimbing ... 9

a. Pengertian Metode Membaca Terbimbing ... 9

b. Tujuan Metode Membaca Terbimbing ... 9

c. Karakteristik Metode Membaca Terbimbing ... 10

d. Kelebihan Metode Membaca Terbimbing ... 10

e. Langkah-langkah Metode Membaca Terbimbing ... 10

2. Keterampilan Membaca ... 11

a. Pengertian Keterampilan Membaca ... 11

b. Manfaat Membaca ... 12

(7)

3. Membaca Intensif ... 16

a. Pengertian Membaca Intensif ... 16

b. Karakteristik Membaca Intensif ... 17

c. Manfaat Membaca Intensif ... 17

d. Penilaian Membaca Intensif ... 18

4. Jenis Bacaan yang digunakan... 18

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 26

D. Desain Penelitian ... 27

E. Prosedur Penelitian... 29

F. Instrumen Penelitian... 33

G. Analisis dan Interpretasi Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Data Awal Penelitian... 39

B. Hasil Penelitian ... 40

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 40

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 52

3. Hasil Penelitian Siklus III ... 63

C. Pembahasan ... 73

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 80

A. Simpulan ... 80

B. Rekomendasi ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 85

Lampiran A ... 85

Lampiran B... 125

(8)
(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Awal Nilai Siswa ... 39

Tabel 4.2 Data Nilai LKS Siswa Siklus I ... 43

Tabel 4.3 Data Nilai Evaluasi Akhir Siswa Siklus I ... 46

Tabel 4.4 Resume Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 51

Tabel 4.5 Data Nilai LKS Siswa Siklus II ... 55

Tabel 4.6 Data Nilai Evaluasi Akhir Siswa Siklus II ... 58

Tabel 4.7 Resume Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 61

Tabel 4.8 Data Nilai LKS Siswa Siklus III ... 66

Tabel 4.9 Data Nilai Evaluasi Akhir Siswa Siklus III ... 68

Tabel 4.10 Resume Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 71

Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Kemampuan Membaca Intensif Siswa ... 78

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 23

Gambar 4.1 Presentase Nilai LKS Siswa Siklus I ... 45

Gambar 4.2 Presentase Nilai Evaluasi Akhir Siswa Siklus I ... 48

Gambar 4.3 Presentase Nilai LKS Siswa Siklus II ... 57

Gambar 4.4 Presentase Nilai Evaluasi Akhir Siswa Siklus II ... 59

Gambar 4.5 Presentase Nilai LKS Siswa Siklus III ... 67

(11)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Adaptasi Model Spiral Kemmis & Mc. Taggart ... 27

Bagan 4.1 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I (LKS) ... 46

Bagan 4.2 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I (Evaluasi Akhir) ... 48

Bagan 4.3 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II (LKS) ... 57

Bagan 4.4 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II (Evaluasi Akhir) ... 60

Bagan 4.5 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III (LKS) ... 68

Bagan 4.6 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus III (Evaluasi Akhir) ... 71

Bagan 4.7 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa ... 78

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian 1. RPP siklus I

2. LKS siklus I 3. Tes siklus I 4. RPP siklus II 5. LKS siklus II 6. Tes siklus II 7. RPP siklus III 8. LKS siklus III 9. Tes siklus III

10.Lembar observasi aktivitas guru 11.Lembar observasi aktivitas siswa 12.Lembar wawancara guru

13.Lembar wawancara siswa 14.Catatan lapangan

Lampiran B Hasil Penelitian 1. Hasil observasi siklus I 2. Hasil observasi siklus II 3. Hasil oservasi siklus III 4. Hasil wawancara guru 5. Hasil wawancara siswa 6. Hasil catatan lapangan Lampiran C Hasil Kerja Siswa Lampiran D Dokumentasi

Lampiran E Surat-surat Penelitian

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan, karena dengan bahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional atau bahasa negara. Pelajaran bahasa Indonesia sudah diberikan sejak di sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Melalui komunikasi siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide dan pendapatnya tentang sesuatu kepada orang lain. Oleh karena itu keterampilan berbahasa Indonesia itu sangat penting untuk dikuasai karena dapat mendukung kehidupan siswa di masa yang akan datang.

Menurut Depdiknas (2006) secara umum mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain:

1. menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

2. memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, keperluan, dan keadaan.

3. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

4. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai denga etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

(14)

2

Keterampilan berbahasa yang diperoleh siswa sejak dini membuat siswa dapat berkomunikasi dengan sesamanya, mencari berbagai pengetahuan dan mengembangkan potensi dirinya. Apabila siswa menguasai keterampilan berbahasa, maka siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan dan gagasan yang akan membantunya kelak ketika terjun di kehidupan bermasyarakat.

Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut sangat berkaitan erat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat. Oleh karena itu, manusia harus terus menerus menambah pengetahuannya. Hal itu bisa dilakukan dengan membaca. Kemampuan membaca juga merupakan kunci agar anak bisa menguasasi mata pelajaran lain di sekolah. Pada mata pelajaran yang lain siswa harus bisa membaca untuk mempelajari materinya. Seperti kata pepatah, buku adalah gudang ilmu maka hanya dengan membaca siswa dapat menambah ilmu dan pengetahuannya.

Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang penting dan harus dimiliki oleh setiap siswa disamping tiga keterampilan yang lain. Menurut Tarigan (2008: 7) “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis”. Dalam kegiatan membaca siswa tidak hanya sekedar membunyikan bahasa tulis yang terdapat dalam bacaan yang dibacanya, tetapi siswa juga harus bisa mengerti maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Banyak hal yang terlibat didalam kegiatan membaca, tidak hanya melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan penglihatan dan proses berpikir. Mercer (1979) dalam Abdurrahman (2003: 200) menyatakan:

(15)

3

Dengan membaca siswa akan mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang belum pernah dialami oleh siswa. Oleh karena itu sangat penting bagi siswa untuk menguasai keterampilan membaca yang nantinya akan mendukung kehidupannya di masa depan.

Menurut Abidin (2012: 10) terdapat beberapa alasan mengapa siswa gagal dalam membaca. Beberapa alasan tersebut adalah:

1. Pandangan negatif guru. Seorang guru yang tidak memiliki keyakinan bahwa siswanya mampu akan berpengaruh negatif tergadap performa siswa.

2. Teks yang digunakan dalam pembelajaran terlalu mudah dan terlalu sukar.

3. Penerapan prosedur dan strategi baca yang salah selama pembelajaran. 4. Penekanan pada tes membaca dibanding pada pembelajaran membaca

sering dilakukan guru.

Jika guru sudah tidak yakin siswanya akan berhasil dalam pembelajaran membaca, maka hal itu akan membuat siswa menjadi tidak percaya diri dan berakibat buruk pada kemampuannya dalam membaca. Selain itu teks atau wacana yang dipakai juga disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak. Jangan sampai teks yang digunakan terlalu mudah sehingga siswa merasa bosan atau merasa tidak ada tantangan dalam membaca dan mempelajari teks bacaan tersebut. Pemilihan prosedur dan strategi baca diharapkan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran membacanya sendiri. Keberhasilan pembelajaran membaca di kelas tidak hanya bergantung kepada siswa saja, tetapi guru juga ikut berperan di dalamnya. Selain itu, teks atau wacana dan strategi yang digunakan juga menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran membaca.

Salah satu jenis membaca yang dipelajari di sekolah dasar adalah membaca intensif. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan seksama untuk memahami isi dari bacaan tersebut. Membaca intensif dilakukan agar anak lebih memahami secara mendalam tentang suatu bacaan.

(16)

4

membaca terbimbing merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif selama pembelajaran membaca. Agar proses membaca yang dilakukan bisa efektif, maka guru memberikan pedoman (guide) membaca. Pedoman tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab siswa berdasarkan isi bacaan (teks). Dengan menggunakan metode membaca terbimbing pembelajaran di kelas akan menjadi lebih menyenangkan dan berkesan. Selain itu, siswa akan lebih memahami isi dari bacaan karena diharuskan untuk memprediksi isi dari cerita tersebut.

Sebelum melakukan penelitian, penulis telah mengadakan observasi di SDN 2 Suntenjaya khususnya di kelas IV untuk mengamati masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran membaca. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa kemampuan membaca siswa masih rendah salah satunya masih banyak ditemukan siswa yang kurang dapat memahami isi bacaan yang dibacanya. Ketika siswa diberikan pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan yang telah dibaca, banyak siswa yang tidak dapat menjawabnya. Hal itu membuktikan bahwa siswa hanya bisa membaca cerita tanpa memahami isi dari bacaan tersebut dan tidak dapat meyampaikan kembali bacaan tersebut dengan kata-katanya sendiri. Selain itu, kemampuan siswa yang rendah untuk memahami bacaan juga dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa yang masih dibawah nilai KKM. Rata-rata nilai siswa pada pembelajaran membaca yaitu 61, sedangkan nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 65. Oleh karena itu peneliti merasa harus melakukan tindakan untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca siswa terutama dalam hal membaca intensif.

(17)

5

banyak siswa hanya mampu membaca tanpa memahami bacaan yang telah dibacanya. Hal itu disebabkan karena pembelajaran membaca tidak disertai dengan metode membaca yang tepat. Penggunaan metode yang tidak tepat saat pembelajaran membaca membuat pembelajaran membaca menjadi membosankan.

Berdasarkan alasan tadi, maka perlu diadakan metode pembelajaran baru yang bisa membuat siswa mengembangkan keterampilannya membaca intensif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan membaca intensif siswa adalah dengan metode membaca terbimbing.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas maka penelitian difokuskan kepada, “Penerapan Metode Membaca Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, secara umum rumusan masalah yang diteliti adalah, “Bagaimanakah keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya melalui penerapan metode membaca terbimbing?”

Sedangkan secara lebih khusus rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa rumusan di bawah ini.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode membaca terbimbing untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode membaca terbimbing untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya?

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya setelah menggunakan metode membaca terbimbing?

(18)

6

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya melalui penerapan metode membaca terbimbing.

Sedangkan secara lebih khusus tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang menggunakan metode membaca terbimbing untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode membaca terbimbing untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya.

3. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya setelah menggunakan metode membaca terbimbing.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dua kerangka berikut:

Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan khususnya tentang penggunaan metode membaca terbimbing untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa.

Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif, meningkatkan motivasi untuk membaca dan memberikan pengalaman baru siswa dalam pembelajaran membaca.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan variasi pengajaran bagi guru agar dapat mengoptimalkan keterampilan membaca intensif siswa dalam kegiatan pembelajaran melalui metode membaca terbimbing dan menambah wawasan mengenai metode-metode mengajar.

(19)

7

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan acuan bagi para guru dalam melakukan pembelajaran membaca intensif sehingga pembelajaran lebih bervariasi, meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar dan kinerja guru.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada peneliti tentang metode dan materi yang diteliti agar menjadi bekal untuk mengajar dimasa yang akan datang.

E. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan metode membaca terbimbing dapat meningkatkan hasil keterampilan membaca intensif siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya kabupaten Bandung Barat.

F. Penjelasan Istilah 1. Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) penerapan adalah perbuatan menerapkan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penerapan adalah perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, atau hal lain untuk mencapai tujuan tertentu yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

2. Metode Membaca Terbimbing

Menurut Madusari, dkk. (2009: 2) “metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan”. Jadi metode adalah prosedur atau langkah pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Menurut Abidin (2012: 90) “metode membaca terbimbing adalah metode pembelajaran terbimbing untuk membantu siswa dalam menggunakan strategi belajar membaca secara mandiri”. Jadi membaca terbimbing adalah metode membaca yang menggunakan bimbingan atau pedoman dari guru selama proses membaca.

(20)

8

oleh guru selama proses membaca untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.

3. Keterampilan Membaca

Keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan menggunakan pikiran dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.

Menurut Tarigan (2008: 7) “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis”. Sejalan dengan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk memahami pesan atau informasi dalam bentuk tulisan yang disampaikan oleh penulis.

Jadi keterampilan membaca adalah kemampuan menggunakan pikiran sebagai upaya untuk memahami pesan atau informasi dalam bentuk tulisan yang disampaikan oleh penulis. Keterampilan membaca siswa dapat diketahui dari tes tentang isi bacaan yang dilakukan setelah siswa membaca.

4. Membaca Intensif

(21)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan masalah yang akan diteliti maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas diharapkan guru akan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang terjadi di sekolah.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih

perofesional” (Taniredja, dkk, 2010: 16).

Sedangkan menurut Aqib (2009: 3) “penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru untuk meneliti serta menyelesaikan masalah yang muncul di kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kinerjanya sebagai guru.

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan oleh guru karena merasa kinerjanya kurang maksimal. Dengan diadakannya penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dengan penelitian tindakan kelas (PTK) juga dapat meningkatkan kinerja guru itu sendiri.

(22)

25

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan untuk meningkatkan proses pembelajaran di kelas dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Penelitian tidakan keals (PTK) juga diharapkan bisa membuat guru selalu melakukan perbaikan pada kegiatan yang dilakukannya dan segera menyelesaikan masalah yang ada di kelas. Penggunaan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian adalah agar peneliti dapat menyelesaikan permasalahan yang ditemukan di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode membaca terbimbing.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 2 Suntenjaya yang berlokasi di Kampung Gandok Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari efektif pembelajaran berlangsung, mulai pada bulan Mei 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN 2 Suntenjaya yang terdiri dari 35 siswa, diantaranya 20 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya tinggal di daerah pegunungan. Tempat tinggal siswa berada tidak jauh dari sekolah, sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Bahasa ibu yang digunakan siswa sehari-hari yaitu bahasa Sunda. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua yang didapat siswa di Sekolah. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa masih berbicara dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Latar belakang keluarga siswa mayoritas menengah kebawah, karena pekerjaan orang tua siswa sebagian besar petani. D. Desain Penelitian

(23)

26

Kemmis & McTaggart, 3) model Dave Ebbutt, 4) model John Elliott, dan 5) model Hopkins‟. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Model kemmis & McTaggart.

„Model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat

(24)

27

Model Kemmis dan McTaggart dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini:

Bagan 3.1

Adaptasi Model Spiral Kemmis dan McTaggart (Taniredja, dkk. 2012:24)

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan metode yang cocok dengan materi, menyiapkan media pembelajaran dan menyiapkan alat evaluasi.

(25)

28

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

3. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tindakan atau kegiatan yang sedang berlangsung dengan menggunakan panduan lembar observasi terhadap gusu dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh guru lain yang bertindak sebagai pengamat atau observer. Observasi diakukan untuk memperoleh data-data tentang pelaksanaan tindakan, kekurangan-kekurangan serta kendala-kendala yang dihadapi.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil pengamatan kemudian dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksi pelaksanaan tindakan pada siklus tersebut. Hasil refleksi kemudian digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya.

Banyaknya siklus dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, dan pada umumnya lebih dari satu siklus.

E. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian tindakan kelas ini digunakan berbentuk siklus, yang direncanakan terdiri tiga siklus. Setiap siklus terdiri perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu:

a. Meminta ijin ke Kepala SDN 2 Suntenjaya untuk melakukan penelitian.

b. Observasi dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang siswa kelas IV SDN 2 Suntenjaya.

c. Identifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pengajaran bahasa indonesia membaca intensif.

(26)

29

a. Siklus 1 1) Perencanaan

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) membaca cerita dengan metode membaca terbimbing.

b) Menyiapkan media cerita sebagai alat bantu pembelajaran. Cerita yang diberikan berjudul “Bahaya Merokok”

c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. d) Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan tindakan kepada siswa sesuai dengan tahap skenario pembelajaran pada RPP yang telah dibuat dengan menggunakan metode membaca terbimbing. Tetapi pada pelaksaannya bisa saja berubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi selama perubahan itu bisa menjadi perbaikan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas dan rekan sejawat sebagai observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran. Hasil dari observasi tersebut dijadikan masukan untuk peneliti atas kekurangan saat melakukan proses pembelajaran.

3) Pengamatan

Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan siswa yang telah disiapkan. Sehingga setelah proses pembelajaran dilakukan diperoleh data-data tentang pelaksanaan tindakan, kekurangan-kekurangan serta kendala-kendala yang dihadapi.

Hasil dari observasi dapat dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki siklus berikutnya.

4) Refleksi

(27)

30

b. Siklus 2 1) Perencanaan

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) membaca cerita dengan metode membaca terbimbing.

b) Menyiapkan media cerita sebagai alat bantu pembelajaran. Cerita yang diberikan berjudul “Hewan Dua Alam”

c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. d) Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan tindakan kepada siswa sesuai dengan tahap skenario pembelajaran pada RPP yang telah dibuat dengan menggunakan metode membaca terbimbing. Tetapi pada pelaksaannya bisa saja berubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi selama perubahan itu bisa menjadi perbaikan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas dan rekan sejawat sebagai observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran. Hasil dari observasi tersebut dijadikan masukan untuk peneliti atas kekurangan saat melakukan proses pembelajaran.

3) Pengamatan

Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan siswa yang telah disiapkan. Sehingga setelah proses pembelajaran dilakukan diperoleh data-data tentang pelaksanaan tindakan, kekurangan-kekurangan serta kendala-kendala yang dihadapi.

Hasil dari observasi dapat dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki siklus berikutnya.

4) Refleksi

(28)

31

c. Siklus 3 1) Perencanaan

Pada siklus dua peneliti melakukan kegiatan perencanaan sesuai dengan hasil refleksi dari siklus kesatu. Kegiatan yang dilakukan yaitu:

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) membaca cerita dengan metode membaca terbimbing.

b) Menyiapkan media cerita sebagai alat bantu pembelajaran. Cerita yang

diberikan berjudul “ Kekayaan Indonesia”

c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. d) Membuat lembar observasi.

e) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan tindakan kepada siswa sesuai dengan tahap skenario pembelajaran pada RPP yang telah dibuat dengan menggunakan metode membaca terbimbing. Tetapi pada pelaksaannya bisa saja berubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi selama perubahan itu bisa menjadi perbaikan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas dan rekan sejawat sebagai observer yang bertugas mengamati proses pembelajaran. Hasil dari observasi tersebut dijadikan masukan untuk peneliti atas kekurangan saat melakukan proses pembelajaran.

5) Pengamatan

Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan siswa yang telah disiapkan. Sehingga setelah proses pembelajaran dilakukan diperoleh data-data tentang pelaksanaan tindakan, kekurangan-kekurangan serta kendala-kendala yang dihadapi.

Hasil dari observasi dapat dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki siklus berikutnya.

6) Refleksi

(29)

32

observasi dan penilaian hasil belajar setiap siklus dikumpulkan serta dianalisis. Jika tujuan penelitian sudah tercapai, maka penelitian dicukupkan sampai dengan siklus ketiga. Tetapi apabila tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus keempat.

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa: 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana yang dibuat oleh untuk melakukan tindakan di kelas dengan mengguakan metode membaca terbimbing.

2. Tes

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes berupa soal-soal yang harus dijawab siswa. Pada akhir setiap siklus dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami cerita yang telah dibacanya.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa digunakan sebagai evaluasi untuk menilai kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok setiap paragraf setelah membaca intensif dengan menggunakan metode membaca terbimbing.

4. Pedoman wawancara

(30)
[image:30.595.115.535.236.623.2]

33

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara untuk Guru

Nama Guru : ………..

Waktu Wawancara : ………..

Tempat Wawancara : ………..

No Pertanyaan Jawaban

1.

Menurut Ibu, bagaimana keterampilan membaca intensif siswa kelas IV untuk menentukan kalimat utama pada setiap paragraf?

2.

Apa saja yang menjadi kesalahan siswa dalam menentukan kalimat utama pada setiap paragraf?

3. Kendala apa yang ibu temui ketika pembelajaran membaca?

4. Metode pembelajaran seperti apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca intensif?

(31)

34

[image:31.595.113.534.194.575.2]

Sedangkan pedoman wawancara untuk siswa yaitu sebagai berikut: Tabel 3.2

Pedoman Wawancara untuk Siswa

Nama Siswa : ………..

No Pertanyaan Jawaban

1. Apakah kamu suka membaca? 2. Bacaan apa yang kamu sukai 3. Apakah kamu senang membaca

menggunakan metode membaca terbimbing?

4. Apakah membaca terbimbing

memudahkanmu untuk

menentukan kalimat utama pada paragraf?

5. Manakah yang kamu pilih, membaca dengan metode membaca terbimbing atau membaca tanpa menggunakan metode apapun?

5. Pedoman observasi

(32)
[image:32.595.114.540.147.630.2]

35

Tabel 3.3

Pedoman Observasi Guru Nama Observer :

Siklus :

No Kegiatan Terlaksana

Ya Tidak 1 Kegiatan Awal

2 Kegiatan Inti 3 Kegiatan Akhir

Kritik dan saran terhadap proses pembelajaran

Bandung, Mei 2013 Observer

(33)

36

[image:33.595.114.555.167.736.2]

Sedangkan pedoman observasi kegiatan siswa yaitu sebagai berikut: Tabel 3.4

Pedoman Observasi aktivitas Siswa Nama Observer :

Siklus :

No Aspek yang diamati

Hasil

Pengamatan Catatan

Y K T

1.

Keantusiasan dalam belajar a. Memperhatikan dengan

sungguh-sungguh. b. Menunjukkan sikap

tenang.

c. Mau mengikuti pelajaran.

2.

Keaktifan di kelas. a. Mengemukakan

pendapat.

b. Mengajukan pertanyaan.

c. Menjawab pertanyaan guru.

3.

Keseriusan dalam belajar a. Mendengarkan

penjelasan guru. b. Mengikuti pelajaran

sampai akhir.

(34)

37

4.

Penguasaan materi a. Mampu menjawab

pertanyaan guru dengan benar

b. Mampu mengerjakan tugas.

Keterangan: Y = ya K = Kurang T = Tidak

Kritik dan saran terhadap proses pembelajaran

Bandung, Mei 2013 Observer

………..

6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi tentang deskripsi aktivitas pembelajaran seperti interaksi belajar mengajar antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Catatan lapangan merupakan catatan temuan penelitian seperti perilaku siswa selama proses belajar mengajar.

(35)

38

Keberhasilan perencanaan tindakan yang telah dilaksanakan perlu dikaji. Maka dokumentasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengkaji keberhasilan pembelajaran. Data yang dapat di dokumentasikan yaitu:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Media atau alat peraga yang digunakan c. Hasil kegiatan membaca siswa

G. Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dilakukan dengan cara menganalisis data yang di dapat dari instrumen yang telah diberikan peneliti di setiap tahapan penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang di dapat selama penelitian berlangsung, mendeskripsikan perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah itu peneliti menganalis data hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan membaca intensif siswa.

Tes kemampuan membaca intensif pada penelitian ini menggunakan tes uraian yang mengharuskan siswa untuk mengungkapkan pikiran pokok setiap paragraf dan pertanyaan mengenai isi bacaan tersebut. Pemahaman terhadap bacaan diukur dengan presentase jawaban benar tentang isi bacaan yaitu sebagai berikut:

[image:35.595.110.516.222.734.2]

Adapun patokan presentase pemahaman isi bacaan yang dipakai sebagai pembanding hasil belajar menggunakan patokan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Patokan Nilai Pemahaman Isi Bacaan Presentase

Pemahaman Nilai Keterangan

90 % - 100 % A Baik Sekali

(36)

39

65 % - 79 % C Cukup

55 % - 64 % D Kurang

0 % - 54 % E Sangat Kurang

(37)

80

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui tiga siklus tentang “Penerapan Metode Membaca Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2

Suntenjaya Kabupaten bandung Barat”, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode membaca terbimbing pada setiap siklusnya meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, instrumen tes, lembar observasi siswa dan guru, pedoman wawancara siswa dan guru, serta mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan. Penyusunan RPP meliputi penentuan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan mengkaji Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terlebih dahulu, perumusan indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada tahap-tahap metode membaca terbimbing.

(38)

81

menentukan kalimat utama dari setiap paragraf dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks yang telah dibaca.

3. Penerapan metode membaca terbimbing dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat. Hal itu ditunjukan oleh adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari setiap siklus. Nilai rata-rata LKS siswa untuk menentukan kalimat utama dalam setiap paragraf yang diperoleh pada siklus I yaitu 76,77 dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 73%, siklus II yaitu 84,1 dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 83,33%, dan siklus III yaitu 91,1 dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 93%. Selain itu, kemampuan siswa memahami teks yang telah dibaca juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata evaluasi akhir siswa untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks yang diperoleh pada siklus I yaitu 71,33 dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 66,67%, siklus II yaitu 79,1 dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 80%, siklus III yaitu 87,93 dengan presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 90%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diajukan untuk pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Bagi guru

Guru dapat terus memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang bisa dijadikan referensi adalah metode membaca terbimbing. Selain pada mata pelajaran bahasa Indonesia, guru juga bisa menerapkan metode membaca terbimbing pada mata pelajaran yang lain. Bacaan yang diberikan kepada siswa tingkat kesulitannya harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan harus memuat informasi yang merangsang siswa untuk berpikir agar siswa merasa tertarik.

(39)

82

diharapkan guru selalu menampilkan siswa di depan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas kelompoknya agar siswa memiliki rasa percaya dirinya yang lebih tinggi.

2. Bagi sekolah

Sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan penuh pada penyelenggaraan perbaikan kualitas pembelajaran dengan cara menyediakan buku yang unik dan menarik di perpustakaan sehingga membaca mempunyai daya tarik sendiri bagi siswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(40)

83

Mega Asrianty , 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. 2009. Rineka Cipta.

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Anonim. (tanpa tahun). What is Guide reading?. [Online] Tersedia: http://teacher. scholastic.com/products/guidedreading/pdfs/whatis.pdf. [02 mei 2013]

Aqib, Z. dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya.

Madusari, E.A. dkk. (2009). Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Blackall, S. (2002). Guided Reading. [Online] Tersedia: http://www.myread.org/

guide_guided.htm. [02 Mei 2013]

El-Haq, A. (tanpa tahun). Memahami Hakikat dan Karakteristik Membaca Intensif. [Online] Tersedia: http://www.scribd.com/doc/57338265/ Karakteristik-Membaca-Intensif. [ 29 April 2013]

Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa bandung.

Kusmiati, R. (2008). Meningkatkan Pemahaman membaca Cerita Melalui Implementasi Prosedur membaca Terbimbing (Guided Reading Procedure) Di Kelas V Sekolah Dasar Tpenelitian Tindakan Kelas di SDN Sukarasa 4 Kecamatan Sukasari Kota Bandung). Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mabruroh, R. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Cerita Melalui Prosedur Membaca Terbimbing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Cijengkol Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012/2013). [Online] Tersedia: http://repository.upi.edu/kampus-daerah/purwakartaview. php?no_skripsi=221. [01 Mei 2013]

Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan rayon 110 UPI.(2012). Bahan ajar Bahasa Indonesia SD/MI. Bandung: UPI PRESS.

(41)

84

Mega Asrianty , 2013

Penerapan Metode Membaca Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Kecamatan Muntilan. Dalam Jurnal Universitas negeri Yogyakarta. [Online] Volume 2, 13 halaman. Tersedia: http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/ artikel/2147/10/289. [01 Mei 2013]

Resmini, N. dan Juanda, D. (2008). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.

Saddhono dan Slamet. (2012). Meningkatkan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: CV. Putra Karya Daryati.

Eksakta, R.S. (2012). [Online] Tersedia: http://rizalsuhardi eksakta.blogspot.com/2012/06/resume-ptk-iii-kerangka-berfikir.html [01 Mei 2013]

Sutopo, S.S. (2010). Membaca Intensif. [Online] Tersedia: http://ibuwarni.blogspot.com/2010/12/membaca-intensif.html [29 April 2013] Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan

Efisien. Bandung: Angkasa.

Taniredja, H.T. dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir  ............................................................................
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara untuk Guru
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Guru
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model Kemmis dan Mc.Taggart, yang terdiri siklus yang masing- masing siklus terdiri perencaaan,

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan beberapa

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kemmis dan McTaggart yang meliputi 4 tahap tindakan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)yang terdiri dari 4 Tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahapan siklus dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart (Arikunto, 1993:16), pelaksanaan setiap siklus terdiri

Bagan 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2010:132) Sesuai dengan rancangan PTK, maka pengumpulan data dilakukan melalui empat cara, yaitu

Pada pelaksanaan siklus I, guru harus terus mengingatkan agar siswa tidak membaca lembar kedua atau paragraf selanjutnya dari teks yang diberikan oleh guru.Hal itu