• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum) Dengan Gentamisin Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Staphylococcus aureus Sebagai Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Luka Bakar Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Interaksi Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum) Dengan Gentamisin Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Staphylococcus aureus Sebagai Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Luka Bakar Secara In Vitro."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

INTERAKSI AIR PERASAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DENGAN GENTAMISIN DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN

KOLONI Staphylococcus aureus SEBAGAI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL PADA LUKA BAKAR SECARA in vitro

Michael Jonathan, 2012; Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja, M.Si Pembimbing II: dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc

Infeksi nosokomial termasuk infeksi yang sering terjadi pada pasien luka bakar akibat dari kulit yang tidak intak dengan Staphylococcus aureus sebagai bakteri penyebab tersering. Infeksi ini mengenai 1 dari 10 pasien yang masuk ke rumah sakit. Setiap tahun, terdapat 5.000 kematian dengan biaya hingga miliaran rupiah yang dikenakan pada National Health Service. Rata-rata pasien dengan infeksi nosokomial menghabiskan waktu 2,5 kali lebih lama dirawat di rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi air perasan bawang putih dan gentamisin dalam menghambat pertumbuhan koloni Staphylococcus aureus.

Desain penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan metode difusi cakram, yaitu dengan mengamati zona inhibisi yang dibentuk oleh air perasan bawang putih yang dikombinasikan dengan gentamisin dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus.

Hasil penelitian ini menunjukkan diameter zona inhibisi gabungan air perasan bawang putih dan gentamisin meluas, pada petri pertama sebesar 19,60 mm dan petri kedua sebesar 20,00 mm.

Simpulan dari penelitian ini adalah terjadi interaksi yang bersifat sinergisme antara air perasan bawang putih dan gentamisin dalam menghambat pertumbuhan koloni Staphylococcus aureus.

(2)

v ABSTRACT

INTERACTION OF GARLIC JUICE (Allium sativum L.) WITH GENTAMISIN IN INHIBITING THE GROWTH OF Staphylococcus aureus

COLONIES AS A CAUSE OF NOSOCOMIAL INFECTIONS ON BURN WOUNDS IN VITRO

Michael Jonathan, 2012; Tutor I : dr. Fanny Rahardja, M.Si

Tutor II : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc

Nosocomial infections are infections that frequently occurs in patients with burn wounds whom skin is not intact with Staphylococcus aureus as the most common cause bacteria. They affect 1 in 10 patients admitted to hospital. Annually, 5.000 deaths with a cost to the National Health Service of a billion rupiahs. On average, a patient with hospital acquired infection spent 2.5 times longer for treatment in hospital.

The aim of this study was to discover the interaction between garlic juice and gentamisin in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus colonies.

This study was an experimental laboratory research using disc diffusion method, to observe inhibition zone that form from combination of garlic juice and gentamisin.

This study result shows combination inhibition zone diameter between garlic juice and gentamicin expand, on first plate is 19.60 mm and second plate is 20.00 mm.

The conclusion of this study is the interaction between garlic juice and gentamisin has a synergic effect in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus colonies.

(3)
(4)
(5)

x BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan / Subjek Penelitian ... 33 Concentration (MIC) Bawang Putih dan Gentamisin ... 39

(6)

xi

4.1.2 Pengamatan Uji Sensitivitas Air Perasan Bawang Putih (Allium

sativum L.) dan Gentamisin ... 41

4.1.3 Hasil Interaksi Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum L.) Dengan Gentamisin ... 41

4.2 Pembahasan ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 47

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Mikroorganisme Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Luka Bakar ... 9 Tabel 2.2 Tingkat Histologis Biopsi Jaringan untuk Infeksi Luka Bakar ... 14

Tabel 2.3 Nilai Gizi Bawang Putih ... 26

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan MIC Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Gentamisin yang Dilakukan Secara Duplo ... 41 Tabel 4.2 Pengukuran Zona Inhibisi Menurut Kadar MIC ... 41

Tabel 4.3 Pengukuran Zona Inhibisi dari Hasil Interaksi Air Perasan Bawang Putih (Allium sativum L.) dan Gentamisin yang Dilakukan Secara

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pewarnaan Gram Staphylococcus aureus ... 17

Gambar 2.2 Koloni S. aureus pada LAD ... 18

Gambar 2.3 Model Produksi Faktor Virulensi pada Infeksi Staphylococcus ... 19

Gambar 2.4 Jalur Sintesis Allicin ... 27

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

47

LAMPIRAN 1

(11)

48

LAMPIRAN 2

FOTO PROSEDUR PENELITIAN

Gambar 2.1 Koloni Staphylococcus aureus pada Manitol Salt Agar (MSA)

(12)

49

LAMPIRAN 3

FOTO HASIL PENELITIAN

Gambar 3.1 Pengamatan hasil MIC gentamisin

(13)

50

Gambar 3.3 Zona inhibisi yang terbentuk dari konsentrasi bawang putih 25%

(14)

51

RIWAYAT HIDUP

Nama : Michael Jonathan

NRP : 0910103

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 5 Mei 1991

Agama : Katolik

Alamat : Jalan Orang Kayo Hitam No. 9, Jambi

Riwayat Pendidikan :

1995-1997 TK Xaverius I, Jambi

1997-2003 SD Xaverius I, Jambi

2003-2006 SMP Xaverius I, Jambi

2006-2009 SMA Xaverius I, Jambi

2009-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Infeksi merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai di Indonesia dan memerlukan perhatian serius dari para praktisi kesehatan. Infeksi yang disebabkan oleh virus biasanya hanya diberikan terapi suportif, sedangkan infeksi yang disebabkan oleh bakteri diobati menggunakan antibiotik. Semakin cepat infeksi ditangani, semakin baik pula angka kesembuhan dari pasien. Ada infeksi yang didapat dari luar rumah sakit dan dari dalam rumah sakit, infeksi yang didapat di rumah sakit disebut infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial termasuk infeksi yang sering terjadi pada pasien luka bakar akibat dari kulit yang tidak intak. Infeksi ini mengenai 1 dari 10 pasien yang masuk ke rumah sakit. Setiap tahun, terdapat 5.000 kematian yang disebabkan oleh infeksi nosokomial dengan biaya hingga miliaran rupiah yang dibebankan pada National Health Service. Rata-rata pasien dengan infeksi nosokomial menghabiskan waktu 2,5 kali lebih lama dirawat di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian The European Prevalence of Infection in Intensive Care Study (EPIC), yang melibatkan lebih dari 4.500 pasien didapatkan hasil infeksi nosokomial pada

ICU sebanyak 20,6%. Pasien ICU memiliki resiko lebih tinggi sebagai akibat dari pemakaian ventilasi mekanik, prosedur invasif, dan status immunokompromis (Inweregbu et al., 2005).

(16)

2

telah ditandai dengan kemajuan dalam resusitasi cairan, nutrisi, perawatan pernafasan, perawatan luka bakar, dan pengontrolan infeksi. Beberapa populasi mikroorganisme yang menyebabkan infeksi, yaitu: bakteri gram positif (Staphylococcus aureus, Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),

Staphylococcus koagulase negatif), bakteri gram negatif (Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Serratia marcescens, Enterobacter spp.), jamur (Candida spp., Aspergillus spp., Fusarium spp.), dan virus (Church et al., 2006).

Pengontrolan infeksi pada luka bakar dilakukan dengan memberikan profilaksis, contohnya gentamisin. Gentamisin merupakan golongan aminoglikosida yang diisolasi dari Micromonospora purpurea yang efektif terhadap organisme gram positif dan gram negatif (Katzung, 2006). Akan tetapi, terkadang terdapat kendala dalam pengobatan dengan obat sintetik, seperti: reaksi alergi, resistensi, dan efek samping. Hal-hal inilah yang mendorong para peneliti untuk mencari obat alternatif karena banyak masyarakat di dunia yang bergantung pada pengobatan ini (Kaur et al., 2006; Pirbalouti et al., 2011).

Salah satu obat tradisional yang sering digunakan adalah bawang putih karena khasiatnya yang begitu banyak dan harganya yang terjangkau. Bawang putih telah digunakan sejak zaman dahulu di India dan China dengan efek yang menguntungkan untuk jantung dan sirkulasi, penyakit kardiovaskular, dan penggunaan bawang putih secara teratur dapat mencegah kanker, mengobati malaria, serta meningkatkan imunitas. Bawang putih juga dianjurkan untuk mengobati asthma, kandidiasis, demam, diabetes, dan efek antibakterial terhadap kuman patogen dalam makanan seperti Salmonella, Shigella, dan Staphylococcus aureus (Daka d., 2009).

Hal-hal tersebut di atas mendorong minat penulis untuk meneliti efek

(17)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana interaksi antara air perasan bawang putih (Allium sativum L.) dengan gentamisin dalam menghambat pertumbuhan koloni Staphylococcus aureus

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud : Mencari terapi integratif infeksi nosokomial pada luka bakar. Tujuan : Mengetahui interaksi antara air perasan bawang putih (Allium

sativum L.) dengan gentamisin dalam menghambat pertumbuhan koloni Staphylococcus aureus.

1.4 Manfaat Penelitian

Akademik : Memperluas pengetahuan kalangan medis tentang interaksi air perasan bawang putih dengan gentamisin pada penderita luka bakar.

Praktis : Memperluas pengetahuan masyarakat dalam mengkombinasikan tanaman obat khususnya bawang putih dengan antibiotik pada penderita luka bakar.

1.5 Landasan Teori

Staphylococcus aureus (54.83%) merupakan bakteri gram positif berbentuk kokus yang cenderung tersusun seperti anggur (Ryan JK, 2004) dan merupakan isolat bakteri tersering pada luka bakar setelah Pseudomonas aeruginosa

(74.19%) (Alsaimary IE, 2009). Ada pula sumber lain yang mengatakan

Staphyloccocus aureus (46%) merupakan isolat bakteri tersering pada luka bakar lokal di hari-hari pertama (Keen III EF, 2009).

Gentamisin merupakan antibiotik golongan aminoglikosida yang efektif melawan bakteri gram negatif dan gram positif (Enterococcus, Streptococcus, dan

(18)

4

menginhibisi sintesis protein dengan berikatan pada RNA ribosom 30S (Katzung, 2006).

Bawang putih (Allium sativum L.) memiliki aktivitas antibakteri yang secara umum diakibatkan oleh allicin. Allicin berbentuk cairan dengan bau yang khas bawang putih, bersifat mengiritasi kulit, dan bila direbus atau disuling akan mengalami dekomposisi (Sudarsono dkk., 1996; Harris JC et al., 2001). Efek aktivitas antimikrobial ini disebabkan karena aksi bahan aktif dari allicin yang dengan segera dan total menginhibisi sintesis RNA, meskipun DNA dan sintesis protein juga dihambat sebagian. Ini menunjukkan RNA adalah target utama dari aksi allicin (Daka D., 2009).

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : Desember 2011- Desember 2012

(19)

44

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut :

- Interaksi air perasan bawang putih (Allium sativum) dengan gentamisin terhadap Staphylococcus aureus bersifat sinergis.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut :

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah interaksi air perasan bawang putih (Allium sativum) dengan gentamisin menghasilkan efek bakterisidal atau bakteriostatik terhadap Staphylococcus aureus.

- Perlu dilakukan penelitian dengan membandingkan berbagai konsentrasi kombinasi air perasan bawang putih (Allium sativum) dengan gentamisin sehingga didapatkan hasil yang paling optimal dengan mengamati secara berkala kondisi keduanya dalam mempengaruhi laju pertumbuhan mikroba uji.

(20)

45

DAFTAR PUSTAKA

Alsaimary IE. 2009. Efficacy of some antibacterial agents on Staphylococcus aureus isolated from various burn cases. International Journal of Medicine and Medical Sciences, 1(4): 110-114

Bhagyalakshmi N, Thimmaraju R,Venkatachalam L, Chidambara Murthy KN, and Sreedhar RV. 2005. Nutraceutical Applications of Garlic And the Intervention of Biotechnology. Critical Reviews in Food Science and Nutrition 45: 607–21.

Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA. 2010. Jawetz, Melnick, & Adelberg's Medical Microbiology. 25th ed. New York : McGraw-Hill Companies.

Church D., Elsayed S., Reid O., Winston B., Lindsay R. 2006. Burn Wound Infections. Clin. Microbiol. Rev, 19(2): 403-34

Daka D. 2009. Antibacterial Effect of Garlic (Allium Sativum) on Staphylococcus aureus: An in vitro study. African Journal of Biotechnology, 10(4): 666-69

Harris JC, Cottrell SL, Plummer S., Lloyd D. 2001. Antimicrobial properties of

Allium sativum (garlic). Appl Microbiol Biotechnol, 57: 282–286

Harris LG, Foster SJ, Richards RG. 2002. An Introduction to Staphylococcous aureus, and Techniques for Identifying and Quantifying S. aureus

Adhesins in Relation to Adhesion to Biomaterials: Review. European Cell and Materials, 4: 39-60

Inweregbu K., Dave J., Pittard A. 2005. Nosocomial infections. British Journal of Anaesthesia, 5: 14-7

Kagan RJ, Peck MD, Ahrenholz DH, Hickerson WL, Holmes IV JH, Korentager RA, et al. 2009. Surgical Management of the Burn Wound and Use of Skin Subtitutes. American Burn Association.

Katzung BG. 2006. Basic & Clinical Pharmacology. 10th ed. New York : McGraw-Hill Companies.

Kaur H, Bhat J, Anvikar AR, Rao S, Gadge V. 2006. Bacterial Profile of Blood and Burn Wound Infections in Burn Patients. National Symposium on Tribal Health, 89-95

(21)

46

Pirbalouti A.G., Azizi S., Koohpayeh A., Golparvar A. 2011. Evaluation of the Burn Healing Properties of Arnebia Euchroma Rolye (Johnst) in Diabetic Rats. International Conference on Bioscience, Biochemistry and Bioinformatics. 5:144-6.

Ryan JK 2004. Sherris Medical Microbiology: An Introduction to Infectious Diseases. 4th ed. New York : McGraw-Hill Companies.

Sampath Kumar KP, Debjit Bhowmik, Chiranjib, Pankaj Tiwari, Rakesh Kharel. 2010. Allium sativum and its health benefits: An overview. J. Chem. Pharm. Res. 2(1): 135-46.

Sudarsono, Agus P, Didik G, dkk. 1996. Tumbuhan Obat. Yogyakarta : UGM.

Turnidge J, Rao N, Chang FY, Fowler Jr. VG , Kellie SM, Arnold,S., et al. 2008.

‘Staphylococcus aureus’. 6.

http://www.antimicrobe.org/sample_staphylococcus.asp [accessed June 2012]

Gambar

Gambar 2.1 Koloni Staphylococcus aureus pada Manitol Salt Agar (MSA)
Gambar 3.1 Pengamatan hasil MIC gentamisin
Gambar 3.3 Zona inhibisi yang terbentuk dari konsentrasi bawang putih 25%

Referensi

Dokumen terkait

menyiapkan bahan dan menyusun laporan kinerja pengembangan kapasitas peserta didik dan bimbingan serta fasilitasi pembangunan karakter Pendidikan Khusus;n.

Pada penelitian ini dilakukan penerapan metode usulan berupa pengembangan metode Neural Network menggunakan metode Exponential Smoothing untuk transformasi data yang kemudian

Encoding adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan

Telah tersedianya informasi mengenai iklan yang terbit dan berakhir pada hari tersebut sehingga tidak sulit bagi manajer dalam menghubungi pelanggan untuk

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan membandingkan laba

Menentukan aspek yang memiliki dampak signifikan terhadap

 Peran dan Tanggung Jawab Anak dalam Keluarga Kristen yang Menjadi Berkat dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan

Lampirkan Statuta dan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) untuk pengusulan program studi baru pada perguruan tinggi lama. 2.1.2 Berikan analisis mengenai kemampuan dan potensi