• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Infeksi, Staphylococcus aureus, Metode difusi, Temu giring (Curcuma heyneana val)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Infeksi, Staphylococcus aureus, Metode difusi, Temu giring (Curcuma heyneana val)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN

Staphylococcus Aureus

Subhan Syarif1, Erna Prihandiwati., S.F., Apt.2, Muhammad Arsyad, S.Pd., M.Pd.3

INTISARI

Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh. Penyakit infeksi menduduki peringkat kedua dengan angka kematian berjumlah 16.769 jiwa. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh Bakeri, Jamur dan Mikroorganisme. Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab dari penyakit infeksi. Staphylococcus aureus merupakan bakteri dari gram positif yang menyebabkan berbagai penyakit infeksi seperti ISPA, osteomielitis, meningitis, Mastritis dan pneumonia dan juga merupakan penyebab utama infeksi nosokimial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik. Temu giring (Curcuma heyneana) merupakan salah satu dari 19 jenis temu-temuan keluarga Zingiberaceae yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Temu giring diketahui memiliki kemampuan sebagai efek antibakteri seperti Staphylococcus aureus.

Temu giring yang diuji untuk penelitian ini adalah temu giring yang berasal dari Desa Pengaron, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai juni 2014 di Laboratorium Veteriner Banjarbaru. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental dengan menggunakan metode difusi yaitu dengan meletakkan kertas cakram atau disk diatas media agar yang telah bercampur bakteri dengan berbagai konsentrasi yaitu 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.12%, 1.56%, dan0.78%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temu giring (Curcuma heyneana) memiliki kemampuan efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus berupa diameter zona hambat disekitar disk dengan hasil yang berbeda dari setiap perlakuan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.12%, 3.56%, 1.56%, dan 0.78%, kemudian diukur diameter hambatan nya menggunakan jangka sorong. Diameter rata-rata yang didapat dari setiap perlakuan konsentrasi yaitu 100% (-), 50% (16.3mm), 25% (14.7mm), 12.5% (14.6mm), 6.25% (12.9mm), untuk

konsentrasi 3.12%, 1.56%, 0.78% tidak ada diameter zona hambat, karena konsentrasi hambat minimum terdapat di konsentrasi 6.25% dan konsentrasi hambat maksimum ada di konsentrasi 50%.

Kata kunci : Infeksi, Staphylococcus aureus, Metode difusi, Temu giring

(2)

ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST ETHANOL EXTRACT INTRSECTION DRIBBLES RHIZOMES (Curcuma Heyneana Val) ON THE

GROWTH Staphylococcus Aureus

Subhan Syarif1, Erna Prihandiwati., S.F., Apt.2, Muhammad Arsyad, S.Pd., M.Pd.3

ABSTRACT

Infection is the invasion and breeding of microorganisms in body tissues. Infectious diseases ranked second with a mortality rate amounted to 16 769 souls. Infectious diseases can be caused by bacteria, fungus and microorganisms. Staphylococcus aureus is one of the causes of infectious diseases. Staphylococcus aureus is a gram-positive bacterium that causes of various diseases such as respiratory infections, osteomyelitis, meningitis, pneumonia and mastitis and is also a major cause of infection nosokimial, food poisoning and toxic shock syndrome. Rhizome of curcuma heyneana is one of 19 species of Zingiberaceae family retrieval findings of the most widely used as a traditional medicine. Rhizome of curcuma heyneana known to have antibacterial effects such as the ability of Staphylococcus aureus.

Rhizome of curcuma heyneana were tested for this study is derived from the Rhizome of curcuma heyneana Pengaron Village, District Pengaron, Banjar District, South Kalimantan. This study was conducted in May and June 2014 in the Laboratory of Veterinary Banjarbaru. This type of research is carried out by using the experimental diffusion method is to put a paper disc or disk on the media so that the bacteria had been mixed with various concentrations of 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.12%, 1.56%, and 0.78%.

The results of this study indicate that Rhizome of curcuma heyneana has the ability antibacterial effect against Staphylococcus aureus in the form of inhibition zone diameter around the disk with different results from each treatment concentration of 100%, 50%, 25%, 12.5%, 6.12%, 3.56%, 1.56%, and 0.78%.

then measured its diameter using calipers barriers. Average diameter obtained from each treatment concentration of 100% (-), 50% (16.3mm), 25% (14.7mm), 12.5% (14.6mm), 6:25% (12.9mm), for the concentration of 3:12%, 1:56%, 0.78% no inhibition zone diameter, because the minimum inhibitory concentration found in concentrations of 6:25% and the maximum inhibitory concentration at 50% concentration.

Keyword : Infections, Staphylococcus aureus, Diffusion Method, Rhizome of

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intraseluler, atau respon antigen-antibodi host. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau mikroorganisme yang lainnya. Infeksi dapat terjadi dimana saja (Dorland, 2010)

Menurut Suseno (2009) dalam Baga et al (2011) terdapat berbagai macam jenis penyakit infeksi dan parasit, baik yang memiliki sifat self limiting sampai yang membahayakan nyawa. Berbagai rumah sakit di Indonesia, mencatat angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit infeksi dan parasit mencapai 16.769 jiwa dan menduduki peringkat kedua teratas di bawah penyakit sistemik sirkulasi darah pada tahun 2008. Kematian diakibatkan oleh berbagai sebab, infeksi bakteri termasuk di dalamnya.

Menurut Dewan Penasehat Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien, infeksi nosokomial menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Studi yang dilakukan World Health Organization (WHO) pada 55 rumah sakit di 14 negara di seluruh dunia juga menunjukkan bahwa 8,7 % pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan dirumah sakit. Sementara di negara berkembang, diperkirakan lebih dari 40 % pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial.

(4)

Berdasarkan data tahun 2004 dari Departemen Kesehatan, ternyata infeksi nosokomial merupakan salah satu penyumbang penyakit tertinggi (Dinkes Jawa Barat, 2009).

Staphylococcus aureus menyebabkan rentang sindrom infeksi yang luas. Infeksi kulit dapat terjadi pada kondisi hangat yang lembab atau saat kulit terbuka akibat penyakit seperti eksim, luka pembedahan, atau akibat alat intravena. Impetigo dapat muncul pada kulit yang sehat: infeksi ditransmisikan dari orang ke orang. Pneumonia akibat Staphylococcus aureus jarang terjadi, tetapi dapat terjadi setelah influenza. Pneumonia ini berkembang dengan cepat, membentuk kavitas dan memiliki mortalitas yang tinggi. Endokarditis akibat Staphylococcus aureus juga berkembang dengan cepat dan bersifat destruktif dan dapat terjadi setelah penyalahgunaan obat intravena atau kolonisasi pada alat intravena. Staphylococcus aureus merupakan agen yang paling sering menyebabkan osteomielitis dan artritis septik (Gillespie, 2009).

Bakteri Staphylococcus dapat menyebabkan penyakit tidak hanya secara langsung oleh infeksi (contohnya infeksi pada kulit seperti eksim yang dapat terjadi setelah operasi), namun juga secara tidak langsung dengan menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab untuk keracun-racunan makanan dan toxic shock syndrome. Selain itu, endokarditis, osteomyelitis dan arthritis septik juga dapat disebabkan oleh bakteri ini. Infeksi Staphylococci menjadi lebih sulit untuk diobati karena semakin meningkatnya kasus resistansi antibiotika (Sivaraman et al, 2009).

(5)

Untuk menanggulangi pasien yang terinfeksi galur yang multi resisten dicobalah berbagai macam bahan tradisional. Temulawak merupakan salah satu dari 19 jenis temu-temuan keluarga Zingiberaceace yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Tanaman ini tumbuh liar di hutan-hutan, ditanam di ladang dan pekarangan. (Susanto A, 2001)

Telah ada penelitian mengenai aktivitas anti bakteri ekstrak etanol rimpang temulawak yang dilakukan meilisa (2009). Hasil dari penelitian tersebut adalah ekstrak etanol rimpang temulawak mempunyai aktivitas terhadap bakteri salmonella thypi, Klebsiella pneumonia, Escheria coli, dan Bacillus aureus dengan konsentrasi daya hambat yang memuaskan yaitu 200 mg ml dengan diameter 14,6 mm, 14,53 mm dan 14,3 mm berdasarkan kandungan kimianya rimpang temulawak mempunyai kandungan yang sama dengan rimpang temu giring yaitu senyawa kimia minyak atsiri, flavonoid, dan kurkumin. (Ditjen POM,2000).

Berdasarkan latar belakang diatas dijelaskan bahwa kandungan kimia rimpang temu giring mempunyai senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme maka penenliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Cash Holdings, Profitability, dan Institutional Ownership secara parsial berpengaruh postif dan signifikan terhadap Firm Value,

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data penelitian yang berjudul “Analisis Budaya Sekolah Pada SMK Daarut Tauhiid Boarding School.. Bandung” diperoleh kesimpulan

manusia berusaha untuk menemukan keadilan yang mutlak atau yang seriung disebut dengan absolute justice meskipun dalam perkembangannya sering mengaami kegagalan. Manusia

Lampirkan Statuta dan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) untuk pengusulan program studi baru pada perguruan tinggi lama. 2.1.2 Berikan analisis mengenai kemampuan dan potensi

Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi apabila syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pengadaan penyedia barang beserta

 Peran dan Tanggung Jawab Anak dalam Keluarga Kristen yang Menjadi Berkat dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan

Dengan didasarkan pada debit terbesar yang dihasilkan, maka didapatkan bahwa tinggi genangan optimal bak SPL-P untuk mendapatkan air hasil saringan dengan

Pada penelitian ini dilakukan penerapan metode usulan berupa pengembangan metode Neural Network menggunakan metode Exponential Smoothing untuk transformasi data yang kemudian