• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Coba Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Derajat Self-Efficacy Belief dalam Menghadapi Proses Belajar pada Siswa Kelas XI di SMA "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Coba Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Derajat Self-Efficacy Belief dalam Menghadapi Proses Belajar pada Siswa Kelas XI di SMA "X" Bandung."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Program Magister Psikologi v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The abstract of thesis, by Andriani, entitled The Try Out of Group

Counseling for Increasing the Degree of Self-efficacy To Overcome Learning

Process for Students of eleventh grade of Bandung “X” High School, under the guidance of Robert Oloan Rajagukguk, Ph.D as the main advisor, and Missiliana, M.Si, Psik as the Co-advisor.

The objective of the research is to obtain a description of the increasing the degree of self-efficacy to overcome learning process for student of eleventh grade of Bandung ‘X’ high school. This research is using the one group before -after (pre test - post test design). The variable of the research is self-efficacy in attending the subject of Research Proposal, and the treatment given to the group is group counseling.

The research’s background is the existence of various problems about the lack of self-efficacy on students to overcome learning process. Efforts made in order to increase the degree of student’s self-efficacy by means of Group Counseling, where the raised insight in Group Counseling is based on self-efficacy theory by Bandura(2002).

This measurement instrument’s validity is using Rank Spearman and the

result is 0,30 to 0,71 ranged correlation coefficient. The measurement instrument’s reliability is tested with Alpha Cronbach technique with 0,78 alpha

coefficient result. The data of self-efficacy degree on student to overcome learning process for student of eleventh grade of Bandung ‘X’ high school before and after the Group Counseling, are analyzed with the distinguishing analysis using nonparametric statistic, namely Wilcoxon Pair Test, and the result is 0,034. It means that after joining group counseling, the degree of self-efficacy belief to overcome learning process for students of eleventh grade of Bandung “X“ High School is increasing.

Conclusions of the research are: Group Counseling can be used as a

(2)

ABSTRAK

Abstrak tesis, oleh Andriani, berjudul Uji Coba Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Derajat Self-efficacy Belief Dalam Menghadapi Proses

Belajar Pada Siswa kelas XI Di SMA“X” Bandung, dibawah bimbingan Robert Oloan Rajagukguk, Ph.D selaku pembimbing utama dan Missiliana, M.Si, Psik selaku pembimbing pendamping.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran peningkatan derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI di SMA “X” Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan one group design pre and post test. Variabel yang diteliti adalah self-efficacy belief dalam menghadapi

proses belajar dan perlakuan yang diberikan pada kelompok berupa konseling kelompok.

Dasar pemikiran penelitian ini adalah hadirnya beragam masalah berkaitan dengan rendahnya keyakinan diri (self-efficacy belief) dalam menghadapi proses belajar. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat self-efficacy belief adalah melalui konseling kelompok, dimana insight yang dimunculkan dalam konseling kelompok didasari oleh teori self-efficacy dari Bandura (2002) .

Validitas alat ukur ini menggunakan rumus Rank Spearman dengan koefisien korelasi 0,30 - 0,71. Reliabilitas alat ukur diuji dengan teknik Alpha Cronbach dengan hasil koefisien alpha sebesar 0,78. Data derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI di SMA “X” Bandung sebelum dan sesudah konseling kelompok dianalisis dengan analisa daya pembeda menggunakan statistic non parametrik, Wilcoxon Pair Test, dan menghasilkan skor nilai P= 0,034 (α=0.05), yang artinya setelah mengikuti konseling kelompok, terdapat peningkatan derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI di SMA „X‟ Bandung.

(3)

Program Magister Psikologi ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...i

Halaman Filosofi Hidup...ii

Halaman Persembahan...iii

Halaman Pernyataan...iv

Abstract...v

Abstrak...vi

Kata Pengantar...vii

Daftar Isi...ix

Daftar Tabel...xiv

Daftar Bagan...xv

Daftar Lampiran...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...8

(4)

1.3.1 Maksud Penelitian ...9

1.3.2 Tujuan Penelitian ...9

1.3.3 Kegunaan Penelitian ...9

1.3.3.1 Kegunaan Ilmiah ...9

1.3.3.2 Kegunaan Praktis ...10

1.4 Metodologi Penelitian ...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konseling Kelompok ...11

2.1.1. Proses Konseling Kelompok ...16

2.1.2. Karakteristik Personal Dari Seorang Pemimpin Konseling Kelompok ...18

2.1.3. Keterampilan Konseling Untuk Memahami ...23

2.2 Self-efficacy Belief ...33

2.2.1 Definisi Self-efficacy Belief ...33

2.2.2 Sumber-sumber Self-efficacy ...36

(5)

Program Magister Psikologi xi Universitas Kristen Maranatha

2.2.3.2 Pengaruh Terhadap Prestasi Akademis ...42

2.2.3.3 Pengaruh Terhadap Perkembangan Personal Dan Akademis ...42

2.3 Remaja ...43

2.3.1 Batasan Remaja ...43

2.3.2 Tugas Perkembangan Remaja Pertengahan...44

2.3.3 Perkembangan Fisik ...44

2.3.4 Perkembangan Kognitif ...44

2.3.5 Perkembangan Sosio-Emosional ...45

2.4 Kerangka Pemikiran ...45

2.5 Asumsi ...62

2.6 Hipotesis Penelitian ...63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ...65

3. 2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...67

3.2.1 Variabel Penelitian...67

3.2.2 Definisi Operasional ...67

(6)

3.2.2.2 Self-efficacy Belief...70

3.3 ALAT UKUR ...72

3.3.1 Kuesioner Self-Efficacy ...72

3.3.2 Prosedur Pengisian dan Sistem Penilaian ...74

3.3.3 Kuesioner Evaluasi Sesi ...74

3.3.4 Kuesioner Evaluasi Konseling Kelompok ...79

3.3.4 Data Pribadi ...79

3.3.5 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur ...79

3.3.5.1 Validitas Alat Ukur ...80

3.3.5.2 Reliabilitas Alat Ukur ...80

3.4 Subjek Penelitian ...81

3.4.1 Populasi Sasaran ...81

3.4.2 Karakteristik Populasi ...81

3.4.3. Teknik Penarikan Sampel ...82

3.5 Prosedur Penelitian ...82

(7)

Program Magister Psikologi xiii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian ...84

4.1.1. Gambaran Responden ...85

4.1.2. Gambaran Deskripsi Per Sesi Konseling Kelompok ...87

4.1.3 Hasil Evaluasi Per Sesi Konseling Kelompok ...90

4.1.4 Hasil Uji Statistik ...93

4.1.5. Gambaran Perubahan Derajat Self-efficacy ...94

4.2. Pembahasan Penelitian ...95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ...96

5.2. Saran Penelitian ...96

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian Item-item Dalam Alat Ukur Self-efficacy...73

Tabel 3.2 Pembagian Item-item Dalam Kuesioner Evaluasi Sesi...78

Tabel 4.1 Usia Responden...85

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden...85

Tabel 4.3 Nilai UTS Semester 1 Tahun 2010/2011...86

Tabel 4.4 Taraf Kecerdasan Responden...86

Tabel 4.5 Deskripsi Per Sesi Konseling Kelompok...87

Tabel 4.6 Evaluasi Per Sesi Konseling Kelompok...90

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik...93

(9)

Program Magister Psikologi xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hasil Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Self-efficacy ...L1

Lampiran II Alat Ukur...L2

Lampiran III Rencana Pelaksanaan Konseling Kelompok...L12

Lampiran IV Lembar Informed Consent ...L27

Lampiran V Lembar Evaluasi Tiap Sesi...L28

Lampiran VI Lembar Kerja Siswa...L32

(11)

1

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat meneruskan pembangunan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya remaja adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan, remaja dapat membekali dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan sumbangsih bagi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Untuk memajukan suatu bangsa, tentunya peran pendidikan sangat berpengaruh. (http://smkn1yogyakarta.org/)

Pendidikan formal ditempuh melalui sekolah. Sekolah sebagai sarana pendidikan terus berkembang di Indonesia. Hingga saat ini, jumlah sekolah di Indonesia adalah 243.144 sekolah. Di Indonesia terdapat dua jenis sekolah, yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri di Jawa Barat khususnya, berjumlah 999 sekolah, sedangkan sekolah swasta berjumlah 1.190 sekolah

(http://npsn.jardiknas.org).

(12)

2

A”. Proses belajar yang dilakukan siswa SMA”X” meliputi antara lain proses

belajar di kelas, proses mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, ulangan harian, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam satu tahun ajaran, siswa menempuh dua semester. Setelah siswa melaksanakan proses belajar selama satu semester, siswa akan mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Demikian pula pada semester berikutnya.

(13)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha kelas XI. Siswa yang menganggap kesulitan sebagai tantangan yang harus diatasi, akan menjalani proses belajar dengan semangat. Mereka tetap berusaha keras walaupun mendapat kesulitan (Bandura, dalam Pajares, 2006). Hal tersebut dapat terlihat dari usahanya dalam mengerjakan tugas sekolah dan latihan soal dengan sungguh-sungguh, mendengarkan apabila guru menerangkan di kelas, tidak mudah menyerah apabila mengalami kesulitan dalam belajar, merasa optimis menjelang ulangan, serta menetapkan target nilai yang tinggi. Bila mereka memperoleh nilai ulangan harian yang tidak memuaskan maka akan memperbaikinya pada ulangan yang berikutnya dengan belajar lebih giat lagi, sehingga pada akhirnya mencapai prestasi yang optimal.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 siswa kelas XI di SMA „X‟,

maka mereka mengeluhkan kesulitan yang berbeda-beda. Dalam hal pilihan yang dibuat, sebanyak 3 orang (30%) siswa mengeluhkan, untuk pelajaran PKN, siswa mengeluhkan tidak dapat mengatur waktu, terutama dalam menguasai hafalan tentang pasal. Apabila menghadapi ulangan harian, terkadang guru juga menyertakan Pekerjaan Rumah, sehingga siswa merasa tidak dapat mengatur waktunya untuk menghafal materi dengan maksimal. Sedangkan 7 orang (70%) lainnya tidak merasa kesulitan dalam mengatur waktu maupun menguasai materi tentang pasal.

(14)

4

bahwa saat ulangan berlangsung, soal-soal yang diberikan guru, dirasakan siswa lebih sulit daripada persoalan yang diterangkan oleh guru di kelas sehingga walaupun siswa sudah belajar dengan sungguh-sungguh di rumah, siswa tetap tidak bisa mengerjakan soal-soal ulangan. Dengan demikian, siswa menjadi tidak yakin ketika mengerjakan soal-soal ulangan, UTS dan UAS. Sedangkan 5 orang (50%) lainnya, tidak merasa kesulitan menghadapi pelajaran fisika dan biologi dan tidak perlu berusaha dengan keras untuk menghadapi pelajaran fisika dan biologi.

Berkaitan dengan aspek daya tahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, sebanyak 8 orang (80%) siswa kelas XI di SMA „X‟ Bandung,

mengeluhkan bahwa ketika menghadapi pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, siswa masih merasa kesulitan mengerjakan Pekerjaan Rumah, karena persoalan yang diberikan guru terlalu banyak. Selain itu, guru di kelas dihayati oleh siswa terlalu cepat menerangkan materi, serta soal-soal ulangan dirasakan terlalu sulit. Walaupun siswa sudah berusaha mengikuti les, tetapi siswa tetap mendapatkan nilai di bawah 6. Hal-hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak yakin ketika mengikuti ulangan berikutnya. Sementara 2 orang (20%) tidak merasa mengalami kesulitan. Setelah mengikuti les, siswa merasa lebih yakin akan mampu mengerjakan persoalan Matematika dan Bahasa Inggris.

(15)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha tidak akan dapat diingat sewaktu pelaksanaan ulangan ataupun saat UTS dan UAS. Sebanyak 3 orang (30%) siswa mengeluhkan bahwa dalam menghadapi pelajaran Akuntansi, siswa juga mengeluhkan materi yang tidak dimengerti, serta guru yang terlalu galak, sehingga setiap ada persoalan yang kurang paham dan ingin ditanyakan, siswa menjadi takut untuk bertanya. Sementara untuk 5 orang (50%) siswa lainnya, tidak merasakan takut walaupun guru yang mengajar galak dan tetap optimis dapat mengerjakan persoalan-persoalan.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, nampak bahwa siswa kelas XI di SMA”X” mengeluhkan kesulitan belajar dalam mengerjakan tugas, mempelajari materi ulangan, serta merasa mengalami hambatan dalam menghadapi proses belajar di kelas XI sehingga menjadi kurang yakin akan kemampuannya dalam menghadapi proses belajar. Setelah peneliti melakukan Pre-Test oleh terhadap 122 siswa kelas XI di SMA”X” Bandung , diperoleh data bahwa sebanyak 104 orang (85.3%)

memiliki self-efficacy tinggi, sedangkan 18 orang (14,8%) memiliki self-efficacy rendah. Dari 18 orang siswa yang memiliki self-efficacy rendah, 10 orang di antaranya (55.5%) memiliki rata-rata nilai UTS di bawah 60.

Dari data-data ini, maka salah satu bentuk intervensi yang dapat diberikan untuk meningkatkan derajat self-efficacy siswa kelas XI di SMA „X‟ Bandung, adalah berupa Konseling Kelompok. Berdasarkan rujukan kepada penelitian Nina Permatasari dalam tesis yang berjudul “Kemanjuran Konseling Dengan Teknik

(16)

6

yang dimiliki siswa dapat diusahakan melalui suatu proses belajar (learning) atau belajar kembali (relearning), yang berlangsung selama proses konseling.. Dikatakan pula bahwa melalui teknik konseling, konselor dapat membantu konseli mengubah distorsi-distorsi kognitifnya dengan menguji ulang keyakinan siswa dengan teknik persuasi verbal dan aktivitas yang diberikan secara berulang-ulang sampai siswa mampu melakukannya untuk diri mereka sendiri.

Pada penelitian kali ini, peneliti, bermaksud mengujicobakan konseling kelompok dengan menggunakan teknik mengolah sumber-sumber self-efficacy untuk meningkatkan self-efficacy belief siswa kelas XI di SMA‟X‟ Bandung. Terdapat 4 sumber-sumber self-efficacy, yaitu pertama mastery experiences, yakni pengalaman keberhasilan dan kegagalan siswa dalam menguasai keterampilan tertentu. Kedua yakni vicarious experiences, yakni pengalaman yang diamati dari seorang model sosial dalam menguasai keterampilan tertentu. Ketiga yakni verbal persuasions, yakni pujian atau kritik yang diterima dari sosial. Keempat yakni physiological and affective states, yakni penghayatan siswa terhadap keadaan fisik dan keadaan emosional dalam menilai kemampuan diri. Ada beberapa metode intervensi, antara lain konseling, terapi dan pelatihan. Akan tetapi, dikarenakan pengolahaan sumber-sumber self-efficacy membutuhkan pengalaman-pengalaman dari sosial, kritik atau pujian dari sosial, maka metode intervensi yang dilakukan pada siswa kelas XI di SMA‟X‟ Bandung adalah berupa konseling kelompok.

(17)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha memahami dan dapat mengolah sumber self-efficacy secara positif, sehingga siswa merasa yakin bahwa mereka dapat membuat pilihan yang menantang, yakin bahwa mereka akan dapat berusaha dengan keras dan bertahan bila menghadapi rintangan dan kegagalan, serta yakin bahwa mreka mampu mengolah penghayatan dan perasaannya terhadap coping stres sehingga pada akhirnya mencapai prestasi yang optimal.

Konseling kelompok merupakan suatu intervensi pada sebuah kelompok, di mana pemimpin kelompok melakukan observasi, menyediakan informasi, dan memberikan intervensi, serta mencari kesempatan-kesempatan yang bermanfaat bagi partisipan. (Capuzzi, 2002). Dengan mengikuti konseling kelompok, diharapkan siswa kelas XI di SMA‟X‟ Bandung, mampu menyadari dan

memahami aspek self-efficacy dalam diri yang perlu ditingkatkan ketika menghadapi kesulitan dalam menghadapi proses belajar di kelas XI, sehingga dengan demikian siswa mendapatkan insight saat menghadapi kesulitan belajar, tidak hanya di kelas XI, tetapi juga saat mengikuti proses belajar di kelas XII dan di masa yang akan datang.

(18)

8

Berdasarkan fenomena ini, maka peneliti bermaksud meneliti apakah konseling kelompok dapat meningkatkan derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI di SMA”X” Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah sesudah mengikuti konseling kelompok, terdapat peningkatan derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI di SMA‟X‟ Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan uji coba konseling kelompok guna meningkatkan derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI di SMA „X‟.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(19)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha tahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, serta keyakinan terhadap penghayatan dan perasaan sebelum dan sesudah diberikan konseling kelompok.

1.3.3 Kegunaan Penelitian

1.3.3.1Kegunaan Ilmiah

1. Sebagai masukan bagi ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan perkembangan, mengenai konseling kelompok dalam rangka meningkatkan self-efficacy belief pada remaja dalam menghadapi proses belajar.

2. Sebagai masukan bagi peneliti lain, yang hendak melakukan penelitian serupa dalam bidang self-efficacy.

1.3.3.2Kegunaan Praktis

1. Sebagai masukan bagi pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan psikolog sekolah agar di masa yang akan datang, dapat mengembangkan dan memanfaatkan konseling kelompok sebagai sarana untuk meningkatkan derajat self-efficacy belief siswa.

(20)

10

1.4 Metodologi Penelitian

(21)

112

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang uji coba konseling kelompok untuk meningkatkan derajat self-efficacy belief dalam menghadapi proses belajar pada responden kelas XI di SMA “X” Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Konseling kelompok dapat digunakan sebagai metode intervensi untuk meningkatan self-effiacy belief dalam menghadapi proses belajar pada siswa kelas XI.

2. Proses konseling kelompok yang difokuskan pada pengolahan sumber-sumber self-efficacy dapat meningkatkan derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Interaksi antara konselor dengan siswa, serta interaksi antara siswa dengan siswa, membuat siswa mendapatkan insight mengenai cara-cara mengolah sumber-sumber self-efficacy secara positif.

(22)

113

5.2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.

Saran Teoritis:

1. Pada penelitian ini, responden hanya berjumlah 4 orang, sehingga hasil yang didapat belum tentu dapat digeneralisasikan kepada cluster lain. Sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan menambahkan subjek penelitian dengan jumlah yang lebih banyak supaya memenuhi persyaratan yang ideal, yaitu 8 orang.

2. Dikarenakan desain penelitian pre-test –post-test one group design memiliki kontrol yang lemah, maka disarankan untuk melakukan penelitian time series. 3. Berdasarkan hasil evaluasi konseling kelompok, secara umum penilaian

berkisar antara 4 dan 5, artinya responden memberikan penilaian positif terhadap konseling kelompok. Untuk dapat menghasilkan penilaian yang lebih objektif, sebaiknya ketika mengisi kuesioner evaluasi tidak dicantumkan identitas, sehingga responden merasa aman ketika memberikan penilaian yang kurang positif.

(23)

114

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha konseling kelompok untuk meningkatkan derajat self-efficacy dalam menghadapi proses belajar.

Saran Guna Laksana:

1. Saran untuk pihak sekolah, bahwa konseling kelompok dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan dalam menghadapi proses belajar siswa khususnya untuk meningkatkan self-efficacy belief siswa, karena dari penelitian ini diketahui bahwa konseling kelompok dapat meningkatkan derajat self-efficacy belief khususnya dalam menghadapi proses belajar di SMA.

(24)

115

Capuzzi, Dave. 1992. Introduction To Group Counseling. Colorado: Love Publishing Company.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing, Design, Analysis and Use. USA: Allyn & Bacon

Graziano, Anthony M. 1997. Research Methods – A Process of Inquiry. New York : A Pears Education Company

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.

Heppner, P. Paul., Kivlighan, Dennis M., & Wampold, Bruce.E. 1998. Research Design In Counseling. USA : Wadsworth Publishing Company

Pajares, F., & Urdan T. 2006. Self-efficacy Beliefs Of Adolescents. Greenwich, CT: Information Age.

Santrock, John W. 2002. Life Span Development--Perkembangan Masa Hidup jilid satu, terjemahan Juda Damanik, Akhmad Ghusairi. Indonesia: Erlangga.

______________. 2002. Life Span Development--Perkembangan Masa Hidup jilid dua, terjemahan Juda Damanik, Akhmad Ghusairi. Indonesia: Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistika Nonparametik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(25)

116

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Heriputri, Cassandra. 2009. Perancangan Dan Evaluasi Modul Pelatihan Self-efficacy Dalam Menghadapi Proses Belajar Di Sekolah Pada Siswa Kelas VII Unggulan Di SMP Negeri „X‟ Bandung. Usulan Penelitian. Bandung : Universitas Kristen Maranatha

Rafisukmawan, Sukmayanti. 2007. Dukungan Dalam Support Group Dan

Hubungannya Terhadap Peningkatan Self-Esteem. Tesis. Bandung:Unpad Supraptiningsih, Endang. 2009. Peran Teman Sebaya Terhadap Self-efficacy

Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNISBA Angkatan 2004-2007. Tesis. Bandung:Unpad

Vivekananda, Ni Luh Ayu. 2010. Penerapan Konseling Kelompok Dalam Meningkatkan Educational Resiliency Pada Mahasiswa Yang Mengikuti Mata Kuliah Usulan Penelitian Di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Tesis. Bandung : Universitas Kristen Maranatha

www.binabakti-bdg.sch.id/smak1/info.html, diakses 20 Agustus 2010

Referensi

Dokumen terkait

Terbit dua kali setahun, pada bulan April dan Oktober berisi tulisan yang diangkat dari basil kjian analisis kritis dan penelitian di bidang kcsehatan olahraga..

Pada masalah khusus membahas mengenai tata bangunan kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan untuk sebagai bangunan penunjang aksibilitas petugas Pemadam Kebakaran

[r]

Seperti yang tertera pada latar belakang diatas, maka penelitian ini akan diarahkan untuk mengkaji tentang kewengan lembaga DPR dalam proses seleksi hakim agung sehingga

Akan tetapi, Jika dilihat dari hasil estimasi yang tersajikan pada Tabel 12 terlihat bahwa variabel harga minyak kelapa sawit Indonesia hanya berpengaruh

Hasil analisis data menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami readmisi menggunakan beberapa cara defense mechanism untuk berusaha keluar dari kecemasannya.. Tekanan dari

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN DI SUMATERA BARAT. Faizah Fauzan EIMuhammady

Pada bangunan bawah jembatan, struktur abutment digunakan untuk menahan tanah dan meneruskan gaya ke pondasi serta harus mampu memberikan kestabilan terhadap